Anda di halaman 1dari 12

, Jurnal Ilmu Hukum

Edisi: Januari - Juni 2014, Hal. 49 - 59 ISSN: 0853-8964

Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga


Perwakilan Rakyat Di Indonesia
(Studi Terhadap Usulan Perubahan Kelima UUD NRI Tahun 1945)

Oleh

Syofyan Hadi
Dosen Fakultas Hukum
Untag Surabaya
e-mail : sofianlaw@yahoo.com

Abstrak

Dalam sistem pemerintah demokratis yang dilaksanakan dengan sistem


perwakilan, maka keberadaan lembaga perwakilan rakyat dipandang sebagai
suatu keniscayaan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan ini. Lembaga
negara ini merupakan badan yang berwenang sebagai pelaksana kekuasaan negara
dalam hal menentukan kebijakan umum yang mengikat seluruh rakyat. Sebagai
perwujudan kedaulatan rakyat, maka lembaga perwakilan rakyat juga merupakan
lembaga yang berfungsi sebagai checks and balances terhadap lembaga negara
lainnya.
Kata kunci : prinsip checks and balances, lembaga perwakilan rakyat

PENDAHULUAN Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa ca-


bang kekuasaan legislatif cabang kekuasaan
Dalam diskursus mengenai kelembagaan
yang pertama-tama mencerminkan kedaulatan
negara, lembaga perwakilan rakyat selalu
rakyat. Kegiatan bernegara, pertama-tama
menjadi permasalahan yang dianggap penting
adalah untuk mengatur kehidupan bersama.
untuk ditata sedemikian rupa, baik dari segi
Oleh karena itu, kewenangan untuk mene-
kelembagaan maupun dari segi kewenangan
tapkan peraturan itu pertama-tama harus
yang dimiliki lembaga perwakilan tersebut.
diberikan kepada lembaga perwakilan rakyat
Dalam teori trias politica yang dikemukakan
atau parlemen atau lembaga legislatif.2
oleh Montesqieau terlihat sangat jelas bahwa
Sebagai perwujudan kedaulatan rakyat,
lembaga perwakilan rakyat atau lembaga
maka lembaga perwakilan rakyat juga meru-
legislatif merupakan salah satu lembaga
negara yang berdiri sendiri yang terpisah kekuasaan yudisiil atau kekuasaan mengadili atas
dengan lembaga negara yang lainnya. 1 pelanggaran undang-undang (rule adjudication
function). Trias politica adalah suatu prinsip normatif
1
Teori Montesqieau ini kemudian oleh Imanual Kant bahwa kekuasaan-kekuasaan ini sebaiknya tidak
disebut sebagai Trias Politica (Tri artinya tiga, As diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah
artinya poros, dan politica artinya kekuasaan). Trias penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang
politica adalah anggapan bahwa kekuasaan negara berkuasa. Baca Romi Librayanto, Trias Politica
terdiri dari tiga macam kekuasaan, pertama, Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia,
kekuasaan legislatif atau kekuasaan membentuk (Makasar: PuKAP, 2008), hlm. 18
undang-undang (rule making function), kedua, 2
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata
kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan
Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 298
undang-undang (rule application function), ketiga,

49
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

pakan lembaga yang berfungsi sebagai checks dapat disalurkan dengan baik. Karena itu
and balances terhadap lembaga negara diciptakan pula adanya mekanisme perwa-
lainnya. Untuk menjalankan fungsinya terse- kilan daerah (regional representation) atau
but, maka lembaga perwakilan rakyat biasa- perwakilan teritorial (territorial represen-
nya diberikan beberapa fungsi misalkan tation). Untuk negara-negara yang kom-
fungsi legislasi, fungsi pengawasan, dan fung- pleks, apalagi negara-negara yang ber-
si anggaran. Checks and balances tersebut bentuk federal, sistem double check ini
bertujuan supaya antar pelaksana kekuasaan dianggap lebih ideal. Karena itu, banyak
negara saling mengawasi dan mengimbangi diantaranya mengadopsi keduanya dengan
satu dengan yang lainnya. Dalam artian membentuk struktur parlemen bicameral
bahwa kewenangan lembaga negara yang satu atau dua kamar.
akan selalu dibatasi dengan kewenangan Namun dalam pertimbangan dibentuknya
lembaga negara yang lain. Dengan konsep dua kamar atau dua institusi parlemen itu,
tersebut, maka sesungguhnya checks and sesuai dengan pengalaman sejarah di masing-
balances bertitik tolak pada adanya power masing negara, terkadang tidak didasarkan
limit power. pada pertimbangan teritorial, melainkan di-
Prinsip checks and balances tersebut tidak dasarkan atas pertimbangan fungsional.
hanya berlaku ke luar, dalam artian bahwa Misalkan di Inggris Majelis tinggi yang
hanya ditujukan kepada lembaga negara yang disebut sebagai House of Lord dibedakan dari
menjalankan fungsi selain fungsi yang di- majelis rendah yang disebut House of
jalankan oleh lembaga perwakilan rakyat. Commons bukan berdasarkan prinsip repre-
Namun dalam ketatanegaraan modern, prinsip sentasi politik dan representasi teritorial.
tersebut juga harus diterapkan di dalam House of Lord meencerminkan keterwakilan
lembaga parlemen itu sendiri. Artinya dalam fungsional, yaitu kelompok-kelompok tuan
lembaga perwakilan rakyat itu sendiri, prinsip tanah dan para bangsawan Inggris yang
checks and balances diterapkan dengan cara dulunya berkuasa mutlak, yang selanjutnya
mendesain lembaga perwakilan rakyat itu ditampung kepentingannya dalam wadah
sendiri baik dari segi kelembagaan maupun House of Lord. Sedangkan House of Com-
dari segi kewenangan. mons mencerminkan keterwakilan rakyat
Apabila dilihat dari struktur kelembagaan, secara politik melalui peranan partai politik
Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa secara sebagai pilar demokrasi.5
umum ada tiga prinsip perwakilan yang Menurut Jhon A. Jacobson,6 bawa secara
dikenal di dunia yaitu i) representasi politik umum struktur organisasi lembaga perwakilan
(political representation), ii) representasi rakyat terdiri dari dari dua bentuk yaitu
teritorial (territorial representation), dan iii) lembaga perwakilan satu kamar (unicameral)
representasi fungsional (functional represen- dan lembaga perwakilan rakyat dua kamar
tation).3 Lebih lanjut Jimly Asshiddiqie (bicameral). Namun ada juga negara yang
menyatakan bahwa:4 telah mengembangkan struktur lembaga
yang pertama adalah perwakilan melalui perwakilan rakyat yang disebut dengan
prosedur partai politik sebagai salah satu tricameral. Pengadopsian struktur lembaga
pilar demokrasi modern. Namun pilar perwakilan rakyat semacam ini sangat
partai politik ini dipandang tidak sempurna tergantung pada adanya latar belakang historis
jika tidak dilengkapi dengan sistem berdirinya dan eksistensinya sebuah negara.
double check sehingga aspirasi dan
kepentingan seluruh rakyat benar-benar 5
Ibid, hlm. 155
6
3 Saldi Isra, Penataan Lembaga Perwakilan Rakyat
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara
Sistem Trikameral di Tengah Supremasi Dewan
Indonesia, (Jakarta: PT. BIP, 2007), hlm. 154
Perwakilan Rakyat, Jurnal Konstitusi, Vol 1 No. 1,
4
Ibid Juli 2004, hlm. 116

50
Syofyan Hadi

Seperti yang telah dinyatakan oleh Bagir Dengan melihat teori-teori di atas, maka
Manan,7 bahwa praktek unicameral dan tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis
bicameral tidak terkait dengan landasan ber- apakah prinsip checks and balances sudah
negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, diwujudkan dalam lembaga perwakilan rakyat
atau sistem pemerintahan tertentu. Tetapi di Indonesia. Analisis terhadap pertanyaan
kedua bentuk itu merupakan hasil proses tersebut akan dijawab dengan menggunakan
panjang praktek ketatanegaraan di berbagai UUD NRI Tahun 1945 dan usulan perubahan
belahan dunia. kelima terhadap UUD NRI Tahun 1945.
Unicameral atau monocameral adalah Untuk mengetahui apakah prinsip cheks and
parlemen yang terdiri atas satu lembaga balances sudah diwujudkan atau tidak, dapat
perwakilan. Dalam sistem ini tidak dikenal dilihat dari dua hal yakni sebagai berikut i)
dengan adanya kamar (chamber) yang ter- struktur lembaga parlemen itu sendiri, dan ii)
pisah berupa majelis rendah (lower house) kewenangan yang dimiliki oleh pelaksana
dan majelis tinggi (upper house). Dalam lembaga parlemen tersebut.
model ini, hanya ada satu kamar di lembaga
legislatif. Bicameral adalah parlemen yang PEMBAHASAN
terdiri dari dua lembaga. Model ini pada
hakikatnya mengidealkan dua kamar di dalam Struktur dan Kewenangan Lembaga
lembaga perwakilan. Model ini terdiri dari Perwakilan Rakyat Berdasarkan UUD NRI
dua kamar yang satu dengan yang lainnya Tahun 1945
terpisah. Kedua kamar tersebut biasa disebut Perubahan UUD 1945 membawa peru-
sebagai majelis rendah (lower house) dan bahan yang cukup mendasar mengenai lemba-
majelis tinggi (upper house). Sedangkan ga perwakilan rakyat dalam ketatanegaraan
tricameral adalah parlemen yang terdiri dari Indonesia. Paling tidak ada dua aspek menda-
tiga lembaga.8 sar mengenai lembaga perwakilan rakyat
Prinsip checks and balaces dalam lembaga setelah perubahan UUD 1945, yaitu mengenai
perwakilan hanya dimungkinkan dalam struk- struktur kelembagaan dalam sistem ketata-
tur lembaga perwakilan yang menganut bica- negaraan Indonesia dan fungsi serta kewe-
meral system atau tricameral sytem. Karena nangannya.
dengan struktur lembaga perwakilan seperti Dari aspek struktur kelembagaan, ada tiga
itu, maka kebijakan-kebijakan tidak hanya lembaga perwakilan dalam sistem ketatane-
diputuskan oleh satu lembaga, namun harus garaan Indonesia yaitu Majelis Permusya-
melalui dua lembaga tersebut, baik di majelis waratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
tinggi maupun di majelis rendah. Namun dan Dewan Perwakilan Daerah. MPR memi-
kualitas checks and balances sangat ditentu- liki fungsi yang sama sekali berbeda dengan
kan oleh kuat tidaknya kewenangan yang DPR dan DPD, sedangkan DPR dan DPD
dimiliki oleh masing-masing lembaga dalam sendiri memiliki fungsi yang hampir sama,
parlemen itu sendiri. Sehingga dalam par- hanya saja DPD memiliki fungsi dan peran
lemen dua kamar dikenal istilah soft bica- yang sangat terbatas. Jika dilihat dari jumlah
meral dan strong bicameral.9 lembaga perwakilan rakyat maka sistem
7
perwakilan yang dianut bukanlah sistem bika-
Ibid. meral karena ada tiga lembaga perwakilan
8
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi, (Jakarta: rakyat (tricameralism). Sedangkan jika meli-
RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 233 hat hanya DPR dan DPD maka kedua lemba-
9
Soft bicameral yakni apabila salah satu kamar jauh ga perwakilan ini merupakan bentuk sistem
lebih dominan atas kamar lainnya, sedangkan strong bikameral (bicameralism).
bicameral yakni apabila kekuatan antar dua
kamarnya nyaris sama kuat. Baca: Deny Indrayana,
Tahun Masa Sidang Intsiawati Ayus Anggota DPD
DPD Antara (ti) Ada dan Ada, dalam Menapak
RI Riau, hlm. 15
Tahun Pertama Laporan Pertanggungjawaban Satu

51
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

Untuk mendapatkan pemahaman yang prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat sehi-
lebih jelas maka, ketiga lembaga tersebut ngga sistem ketatanegaraan dapat berjalan
akan dibahas satu persatu baik dari segi optimal.
kelembagaan, keanggotaan serta kewenangn- Pasal 1 ayat (2) yang semula berbunyi:
kewenangan masing-masing. Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permu-
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
syawaratan Rakyat, setelah perubahan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (dising- Undang-Undang Dasar diubah menjadi
kat MPR) adalah lembaga perwakilan rakyat Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
merupakan salah satu lembaga tinggi negara dilaksanakan menurut Undang-Undang
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Dasar. Dengan demikian pelaksanaan kedau-
Kelembagaan MPR merupakan salah satu latan rakyat tidak lagi dijalankan sepenuhnya
lembaga yang khas dalam sistem ketatane- oleh sebuah lembaga negara, yaitu MPR,
garaan Indonesia. tetapi melalui cara-cara dan oleh berbagai
Sebelum Reformasi, MPR merupakan lembaga negara yang ditentukan oleh UUD
lembaga yang menjalankan kedaulatan rakyat, 1945.
sehingga MPR merupakan lembaga tertinggi Terkait dengan hal tersebut, Titik
negara. Sebagai perwujudan lembaga tertinggi Triwulan Tutik11 menyatakan bahwa setelah
negara, maka sebelum reformasi, MPR dilakukan amandemen terhadap UUD NRI
memiliki peranan, fungsi, dan kewenangan Tahun 1945 MPR tidak lagi berkedudukan
yang sangat luar biasa. Presiden adalah sebagai lembaga tertinggi negara dan peme-
mandataris MPR, sehingga seluruh kegiatan gang kedaultan rakyat tertinggi. Penghapusan
politik pada waktu itu terpusat di dalam sistem lembaga tertinggi negara adalah upaya
lembaga MPR. Selain Presiden, lembaga- logis untuk keluar dari perangkap desain
lembaga negara yang lain pada waktu itu ketatanegaraan yang rancu dan menciptakan
berada di bawah MPR. Sehingga Philipus M. mekanisme checks and balances di antara
Hadjon10 menyatakan bahwa MPR adalah lembaga-lembaga negara. Perubahan ini dapat
lembaga yang unik dalam sistem ketata- dilihat dari adanya keberanian untuk memu-
negaraan Indonesia. Hal ini disebabkan oleh lihkan kedaulatan rakyat dengan mengaman-
sulitnya mencari padanan atau pembanding demen Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun
dalam sistem ketatanegaraan negara lain. 1945.
Bergulirnya reformasi yang menghasilkan Selain itu, komposisi keanggotaan MPR
perubahan konstitusi telah mendorong para juga mengalami perubahan yang semula ter-
pengambil keputusan untuk tidak menempat- diri dari anggota DPR, utusan golongan dan
kan MPR dalam posisi sebagai lembaga utusan daerah, tetapi setelah perubahan Pasal
tertinggi. Setelah reformasi, MPR menjadi 2 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, menen-
lembaga negara yang sejajar kedudukannya tukan bahwa MPR terdiri dari anggota DPR
dengan lembaga-lembaga negara lainnya, dan anggota DPD. Dengan ketentuan sema-
bukan lagi penjelmaan seluruh rakyat Indo- cam itu, maka sesungguhnya secara kelemba-
nesia yang melaksanakan kedaulatan rakyat. gaan MPR itu adalah lembaga perwakilan
Perubahan Undang-Undang Dasar telah rakyat/ lembaga negara yang berdiri sendiri
mendorong penataan ulang posisi lembaga- disamping DPR dan DPD. Secara teoritis
lembaga negara terutama mengubah kedu- lembaga perwakilan rakyat di Indonesia
dukan, fungsi dan kewenangan MPR yang menganut tricameral yang merupakan satu-
dianggap tidak selaras dengan pelaksanaan satunya di dunia. Kelembagaan MPR seperti

10 11
Philipus M. Hadjon, Lembaga Tertinggi dan Titik Triwulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata
Lembaga Tinggi Negara, (Surabaya: Bina Ilmu, Negara Indonesia Pascaamandemen UUD 1945,
1987), hlm. ix (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008), hlm. 219

52
Syofyan Hadi

itu sangat berbeda misalkan dengan konsep b. Dewan Perwakilan Rakyat


Congres di Amerika Serikat yang merupakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah
joint session antara Senate dan House of salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
Representative, atau konsep parlemen di ketatanegaraan Indonesia yang merupakan
Inggris yang merupakan joint session antara lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas
House of Lord dan House of Common.
anggota partai politik peserta pemilihan
Sedangkan MPR dengan posisi seperti itu, umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
tidak dapat dikatakan sebagai joint session, Dalam konsep trias politica, DPR berperan
karena dalam sidang MPR bukan lembaga sebagai lembaga legislatif yang berfungsi
yang disatukan, namun anggota DPR dan untuk membuat undang-undang dan menga-
anggota DPD merupakan anggota MPR. wasi jalannya pelaksanaan undang-undang
Menurut Penulis hal semacam ini akan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
memiliki kekuarangan, baik dari segi finan- lembaga eksekutif. Fungsi pengawasan dapat
sial, politik, maupun dari segi efektifitas dikatakan telah berjalan dengan baik apabila
dalam kehidupan berbangsa dan negara. DPR dapat melakukan tindakan kritis atas
Misalkan dari segi finansial akan sangat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
memberatkan keuangan negara, karena de- yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
ngan kedudukan sebagai lembaga perwakilan Sementara itu, fungsi legislasi dapat dikata-
sendiri maka MPR juga memiliki ketua dan kan berjalan dengan baik apabila produk
wakil ketua yang melekat padanya aturan hukum yang dikeluarkan oleh DPR dapat
protokoler. Di sisi efektifitas, dengan menem- memenuhi aspirasi dan kepentingan seluruh
patkan MPR sebagai lembaga tersendiri maka rakyat.
akan terjadi pemborosan di sana sini mengi- DPR merupakan salah satu lembaga per-
ngat MPR tidak bersidang setiap saat. wakilan rakyat, yang anggotanya dipilih
Memperhatikan tugas dan kewenangan melalui pemilihan umum yang dilaksanakan
MPR dalam UUD 1945, sebagai lembaga secara Luber dan Jurdil. Anggota DPR
perwakilan, MPR hanya memiliki tiga fungsi dicalonkan oleh partai politik yang merupa-
yang pokok yaitu i) fungsi legislasi yaitu kan salah satu pilar demokrasi. Oleh karena
melakukan perubahan dan atau menetapkan itu, DPR memiliki peranan sebagai pelaksana
undang-undang dasar, ii) fungsi administratif kedaulatan rakyat. Dengan konsep tersebut,
yaitu melantik Presiden dan Wakil Presiden maka DPR memiliki fungsi diantaranya ada-
serta memilih/mengangkat Presiden atau lah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan
Wakil Presiden dalam hal-hal tertentu, dan iii) fungsi pengawasan.
fungsi judisiil yaitu memutuskan untuk Sebagaimana diatur dalam pasal 20 ayat
memberhentikan atau tidak memberhentikan (1) UUD 1945 DPR memiliki kekuasaan
Presiden atau Wakil Presiden dalam masa membentuk undang-undang (legislation func-
jabatannya yang diusulkan oleh DPR. Dengan tion) menunjukkan adanya semangat untuk
demikian, dibanding dengan sebelum peru- memperkuat posisi DPR sebagai lembaga
bahan UUD 1945, kewenangan MPR menjadi legislatif. Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun
sangat terbatas dan limitatif. Walaupun 1945 memindahkan titik berat kekuasaan
demikian, kewenangan MPR merubah dan legislasi nasional yang semula berada di
menetapkan undang-undang dasar serta mem- tangan Presiden. Namun dalam kenyataannya,
berhentikan serta mengangkat dan memilih kewenangan DPR dalam pembentukan
presiden atau wakil presiden dalam hal-hal undang-undang sama kuatnya dengan kewe-
tertentu menunjukkan adanya kwenangan nangan yang dimiliki oleh pemerintah
besar yang dimiliki MPR. Hal ini adalah (Presiden) yaitu masing-masing memiliki
wajar karena MPR adalah gabungan dari
lima puluh persen hak suara, karena setiap
seluruh anggota DPR dan DPD. undang-undang harus memperoleh persetuju-
an bersama antara pemerintah dan DPR.

53
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

Disamping itu, DPR memiliki fungsi Dari berbagai fungsi DPR tersebut di atas
anggaran dan fungsi pengawasan. Fungsi tercermin adanya fungsi-administratif dari
anggaran terkait dengan kewenangan yang DPR sebagai lembaga perwakilan disamping
dimiliki oleh DPR untuk menyetujui atau fungsi legislasi.
tidak menyetujui anggaran yang diajukan oleh Dari fungsi, kewenangan, dan hak yang
pemerintah. Di sinilah keterlibatan DPR dimiliki oleh DPR seperti yang telah diurai-
dalam administrasi pemerintahan, yaitu me- kan di atas, terlihat sangat jelas bahwa kewe-
ngontrol agenda kerja dan program pemerin- nangan yang miliki oleh DPR begitu besar
tahan yang terkait dengan perencanaan dan dan strategis, sehingga tidak jarang disebut
penggunaan anggaran negara. Dalam melaku- bahwa setelah terjadi perubahan UUD NRI
kan fungsi pengawasan, DPR diberikan hak Tahun 1945 telah terjadi legislative heavy
interpelasi, hak angket dan hak menyatakan sebagai lawanan dari executive heavy. Bagai-
pendapat. Di samping hak secara kelembaga- mana tidak, DPR memiliki kewenangan
an, terhadapt hak yang dimiliki oleh setiap hampir dalam seluruh aspek kehidupan ber-
anggota DPR secara perorangan yaitu hak bangsa dan bernegara. Dari aspek demokrasi
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul memang sangat baik, supaya rakyat benar-
dan perndapat, hak untuk memilih dan dipilih, benar dilibatkan dalam setiap kebijakan
hak membela diri, hak imunitas, hak proto- penyelenggaran negara. Namun akan sangat
koler, dan hak keuangan dan administratif. merepotkan bagi pihak eksekutif, mengingat
Dewan Perwakilan Rakyat juga memeliki DPR adalah lembaga politik yang diisi oleh
kewenangan-kewenangan lainnya yang terse- berbagai partai politik yang mempunyai
bar dalam UUD 1945 yaitu :12 kepentingan dan agenda politik masing-
a. Mengusulkan pemberhentian Presiden dan/ masing.
atau Wakil Presiden sebagai tindak lanjut
c. Dewan Perwakilan Daerah
hasil pengawasan; (Pasal 7A)
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden Disamping DPR terdapat DPD sebagai
dalam hal MPR tidak dapat melaksanakan lembaga perwakilan yang dimaksudkan untuk
sidang untuk itu; (Pasal 9) memberikan tempat bagi daerah-daerah me-
c. Memberikan pertimbangan atas pengang- nempatkan wakilnya dalam lembaga perwa-
katan duta dan dalam hal menerima duta kilan tingkat nasional untuk mengakomodir
negara lain (Pasal 13) dan memperjuangkan kepentingan-kepen-
d. Memberikan pertimbangan kepada Presi- tingan daerahnya sehingga memperkuat kesa-
den atas pemberian Amnesti dan Abolisi; tuan nasional (national integration dan
(Pasala 14 ayat 2) national identity). Dengan demikian sistem
e. Memberikan persetujuan atas pernyataan perwakilan DPD adalah bersifat regional
perang, membuat perdamaian dan perjanji- representative.
an dengan negara lain; (Pasal 11) Disamping adanya alasan untuk memper-
f. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keua- kuat kesatuan nasional, DPD juga dibentuk
ngan; Pasal 23F) untuk memperkuat fungsi cheks and balances
g. Memberikan persetujuan atas pengang- dalam lembaga perwakilan rakyat itu sendiri.
katan anggota Komisi Yudisial; (Pasal 24B Dengan pembentukan DPD diharapkan agar
ayat 3). mekanisme cheks and balances dapat berjalan
h. Memberikan persetujuan atas pengang- secara efektif dan relatif seimbang. Menurut
katan Hakim Agung (Pasal 24A ayat 3); Ramlan Surbakti, bererapa pertimbangan
i. Mengajukan 3 dari 9 orang anggota hakim Indonesia membentuk DPD, diantaranya
konstitusi; (Pasal 24C ayat 3) adalah sebagai berikut:13

12 13
Ibid, hlm. 228 Saldi Isra, Menata Op.Cit, hlm. 118

54
Syofyan Hadi

1. Distribusi penduduk Indonesia menurut perimbangan keuangan antara pusat dan


wilayah sangat timpang dan terlampau daerah (Pasal 22D ayat 2 dan 2). Walaupun
besar berkonsentrasi di pulau Jawa. disebutkan secara limitatif kewenangan DPD
2. Sejarah Indonesia menunjukkan aspirasi untuk mengajukan RUU-RUU tersebut, na-
kedaerahan sangat nyata dan mempunyai mun kewenangan itu tidak terbatas pada lima
basis materiil yang sangat kuat yaitu macam RUU itu saja, tetapi lebih luas dari itu
adanya pluralisme daerah otonomi seperti yaitu segala RUU yang ada kaitannya dengan
daerah istimewa dan daerah khusus. kelima jenis substansi RUU yang telah
disebutkan itu.
Dengan diadopsi DPD dalam sistem keta-
Disamping itu, DPD juga berwenang mem-
tanegaraan Indonesia menyebabkan sistem
berikan pertimbangan kepada DPR atas RUU
lembaga parlemen Indonesia menjadi trica-
APBN dan RUU yang berkaitan dengan
meral. Namun apabila dilihat dari lembaga
pajak, pendidikan dan agama (Pasal 22D ayat
yang mana yang menjalankan fungsi yang
2). Keterlibatan DPD untuk memberikan
sama, maka Indonesia mengnut bicameral
pertimbangan dalam pembahasan RUU terse-
yakni terdiri dari DPR dan DPD. Anggota
but dimaksudkan untuk memberikan kesem-
DPD berasal dari calon-calon perorangan dari
patan kepada DPD untuk memberikan pan-
setiap daerah provinsi yang dipilih secara
dangan-pandangan dan pendapatnya atas
langsung oleh rakyat di daerah tersebut. Hal
RUU-RUU tersebut karena pasti berkaitan
ini dimkasudkan agar para anggota DPD
dengan kepentingan daerah-daerah.
fokus untuk menyuarakan kepentingan-kepen-
Kewenangan bidang pengawasan yang
tingan daerahnya, yaitu seluruh aspek yang
diberikan kepada DPD hanya terbatas pada
terkait dengan daerah yang diwakilinya.
pengawasan atas undang-undang yang terkait
Secara konseptual keterwakilan dari anggota
dengan jenis undang-undang yang ikut di-
DPD adalah merupakan agen dan penyam-
bahas dan/atau diberikan pertimbangan oleh
bung lidah konstituennsya yang ada di daerah
DPD dalam pembahasannya. Hal ini dimak-
dalam tingkat nasional. Dengan melihat tata
sudkan sebagai kesinambungan kewenangan
cara pemilihannya, maka DPD secara politik
DPD untuk mengawasi pelaksanaan berbagai
merupakan lembaga demokratis yang mung-
RUU yang berkaitan dengan kepentingan
kin lebih demokratis dari tata cara pemilihan
daerah. Selain itu, DPD juga diberikan kewe-
anggota DPR. Bagaiamana tidak, untuk men-
nangan untuk memberikan pertimbangan atas
jadi anggota DPD membutuhkan suara ter-
pengangkatan anggota Badan Pemeriksa Keu-
banyak dalam setiap provinsi, sehingga lebih
angan. Latar belakang pemberian kewenangan
sulit ketimbang untuk menjadi anggota DPR.
ini disebabkan karena BPK itu adalah
Namun dari sisi kewenangan, DPD me-
mengawasi penggunaan uang dari UU APBN
miliki kewenangan terbatas dibandingkan
yang ikut diberikan pertimbangan oleh DPD
dengan DPR. Bahkan kewenangan tersebut
dalam pembahasannya.
tidak sebanding dengan sulitnya untuk menja-
Dengan kewenangan yang sangat terbatas
di anggota DPD. UUD 1945 memberikan
tersebut, keberadaan DPD tidak memberikan
kewenangan yang terbatas kepada DPD dalam
pengaruh yang besar dalam sistem lembaga
bidang legislasi, anggaran, pengawasan dan
perwakilan di Indonesia. Banyak orang yang
pertimbangan.
menyebut DPD hanya sebagai co-legislator
Dalam bidang legislasi DPD hanya ber-
DPR atau dewan pembantu DPR. Hal ini sah-
wenang untuk mengajukan dan ikut memba-
sah saja karena memang tidak ada yang bisa
has Rancangan Undang-Undang (RUU) yang
diperbuat banyak oleh DPD dengan kewe-
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
nangan yang sangat terbatas tersebut. Sehi-
pusat dan daerah, pembentukan dan peme-
ngga untuk mewujudkan prinsip cheks and
karan serta penggabungan daerah, pengelola-
balances dalam lembaga perwakilan rakyat di
an sumber daya alam dan sumber daya
Indonesia untuk saat ini adalah sesuatu yang
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

55
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

mustahil. Hal ini disebabkan oleh kuatnya DPR memiliki kewenangan yang sangat besar
kedudukan DPR, dan di satu sisi, DPD (powefull), namun di sisi yang lain, DPD
memiliki kedudukan yang sangat lemah. Oleh diberikan kewenangan hanya sebagai co-
karena itu, Indonesia menganut soft bica- legislation terhadap kewenangan DPR.
meral. Sehingga tidak ayal DPD sering dipelesetkan
Untuk mewujudkan prinsip cheks and menjadi Dewan Pembantu DPR atau Dewan
balances dalam lembaga perwakilan, salah Pertimbangan DPR. Hal tersebut disebabkan
satu cara adalah dengan memberdayakan oleh kewenangan DPD hanya memberikan
DPD melalui perubahan UUD NRI Tahun pertimbangan-pertimbangan ke DPR, yang
1945. Pemberdayaan tersebut setidak-tidak- menandakan DPD memiliki wewenang yang
nya dengan menyetarakan kewenangan DPD sangat lemah. Dengan kewenangan tersebut
dengan DPR, misalkan dalam pembentukan maka mustahil cheks and balances dapat
undang-undang tentang otonomi daerah, diwujudkan. Kewenangan DPD yang seperti
sumber daya alam, keuangan negara, dan itu tidak sebanding dengan proses pemilihan
undang-undang lainnya yang berkaitan lang- yang sangat sulit, bahkan lebih sulit dari
sung dengan tupoksi DPD itu sendiri yakni pemilihan anggota DPR.
sebagai perwakilan daerah. DPD tidak hanya Untuk itu, fokus usulan perubahan UUD
berhak untuk mengajukan RUU namun juga NRI Tahun 1945 yang kelima adalah adanya
membahas sampai memberikan persetujuan reposisi dan pengaturan kembali kewenangan
terhadap suatu UU. DPD. Reposisi tersebut bertujuan supaya
Pemberdayaan DPD dengan memberikan DPD dapat menjadi penyeimbang DPR baik
kewenangan yang setara dengan DPR adalah dalam bidang legislasi, anggaran maupun
upaya untuk mewujudkan checks and balan- pengawasan. Penguatan fungsi dan peran
ces, sehingga kebijakan negara tidak hanya DPD dalam usulan perubahan tersebut, ber-
digodok di satu kamar parlemen, namun di kaitan erat dengan kedudukan DPD sebagai
dua kamar. Dengan sistem seperti itu, maka lembaga negara utama (main organ). Dalam
akan menyebabkan legitimasi kebijakan UUD NRI Tahun 1945, DPD tidak cocok
tersebut semakin kuat. Namun di sisi yang disebut sebagai lembaga negara utama, karena
lain akan menyebabkan proses yang lama, kewenangannya benar-benar sangat lemah.
karena harus persetujuan dua kamar. Menurut Secara garis besar, dalam usulan peru-
Penulis hal tersebut tidak menjadi masalah bahan UUD NRI Tahun 1945 yang kelima
asalkan sistem ketatanegaraan diatur atau telah menunjukkan arah atau politik hukum
didesain sedemikian rupa. Amerika Serikat yang bertujuan untuk memperkuat posisi
bisa menjadi contoh untuk itu. Walaupun DPD dalam rangka mewujudkan adanya
menganut strong bicameralism, namun jarang checks and balances dalam lembaga perwa-
terjadi deadlock karena konstitusi Amerika kilan. Oleh karena itu, ada beberapa peru-
Serikat telah menetapkan desain yang pasti. bahan mendasar dalam usulan perubahan
tersebut, yakni sebagai berikut:
Struktur dan Kewenangan Lembaga a. Adanya reposisi terhadap keanggotan
Perwakilan Rakyat dalam Usulan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pasal 2
Perubahan Kelima UUD NRI Tahun 1945 ayat (1) usulan perubahan menentukan
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri
Sebagai sebuah lembaga yang memiliki
atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
peranan yang sangat strategis, lembaga per-
Perwakilan Daerah. Hal ini sangat
wakilan rakyat perlu dilakukan reposisi baik
berbeda dengan ketentuan Pasal 2 (1) UUD
dari segi kelembagaan. Reposisi tersebut
NRI Tahun 1945 yang menentukan bahwa
perlu dan urgen untuk dilakukan, karena UUD
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri
NRI Tahun 1945 selama ini memberikan
atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
kewenangan yang masih berat sebelah
dan anggota Dewan Perwakilan Daerah.
terhadap kedua kamar yang ada. Di satu sisi

56
Syofyan Hadi

Kata anggota dihapus, namun diganti seca- Kesetaraan kewenangan dalam fungsi
ra kelembagaan. Kata anggota dalam UUD legislasi dalam usulan perubahan menjadi
NRI Tahun 1945 menyebabkan MPR kewenangan DPR dan DPD diwjudkan
menjadi lembaga ketiga dalam struktur diantaranya dalam hal:
lembaga perwakilan rakyat di Indonesia. 1) Dalam pengajuan RUU harus melalui
Hal ini akan menyulitkan terutama dalam kedua lembaga dan mendapatkan pese-
pengambilan keputusan. Kalau konsepnya tujuan dari kedua lembaga tersebut,
adalah anggota bukan lembaga, maka apabila tidak mendapatkan persetujuan
dalam prakteknya setiap angggota mempu- maka tidak bisa menjadi UU. Hal ini
nyai hak yang sama dalam pengambilan sangat menarik, karena suatu RUU
keputusan. Maka usulan perubahan terse- hanya akan dibahas oleh kedua lembaga
but menurut Penulis perlu untuk diper- tersebut. Sedangkan Presiden tidak
timbangkan, dengan menghilangkan kata terlibat sama sekali dalam pembahasan
anggota, akan menyebabkan MPR tidak dan pemberian persetujuan, kecuali
lagi menjadi lembaga tersendiri. Namun dalam mengesahkan suatu RUU menja-
merupakan joint session antara DPR dan di UU (Pasal 19B, Pasal 20 usulan peru-
DPD. Dari segi efektifitas, ketentuan pasal bahan).
usulan perubahan tersebut akan memper- 2) Akibat dari tidak adanya keterlibatan
mudah pengambilan keputusan di MPR, Presiden dalam pembahasan suatu
karena masing-masing lembaga akan ber- RUU, maka dalam mengesahkan suatu
bicara sesuai dengan apa yang telah di- UU, Presiden memiliki hak untuk
sepakati di masing-masing kamar. melakukan veto sebagai tanda peno-
b. Berdasarkan Pasal 18F usulan perubahan lakan pengesahan suatu UU. Namun
ditentukan bahwa Dewan Perwakilan veto yang ada dalam usulan perubahan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah sama veto yang ada di UUD NRI Tahun
memegang kekuasaan legislatif. Pasal ini 1945 sangat berbeda. UUD NRI Tahun
merupakan perubahan terhadap ketentuan 1945 menganut soft veto artinya veto
Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 tersebut tidak ada manfaatnya karena
yang menentukan bahwa Dewan Perwa- setelah 30 hari maka RUU tersebut akan
kilan Rakyat memegang kekuasaan mem- menjadi sah demi hukum menjadi UU.
bentuk undang-undang. Jadi dalam usulan Hal ini juga dapat dimengerti karena,
perubahan tersebut, DPD memegang keku- UUD NRI Tahun 1945 memberikan
asaan membentuk UU bersama-sama de- kewenangan yang besar kepada Presi-
ngan DPR. Dengan kewenangan tersebut, den untuk ikut membahas suatu RUU
antara DPD dan DPR memiliki kedudukan dengan DPR, bahkan suatu RUU tidak
yang setara. Kedudukan yang setara antara bisa menjadi UU kalau tidak ada perse-
DPD dan DPR dalam bidang legislasi akan tujuan bersama antara Presiden dan
memunculkan checks and balances karena DPR. Namun dalam usulan perubahan,
memiliki wewenang yang sama-sama kuat. hak veto Presiden semakin diperkuat.
Hal inilah yang mungkin agak berbeda Hal ini ditandai bahwa hak veto
ketika kita membaca UUD NRI Tahun Presiden tersebut dapat gugur (override)
1945 yang hanya memberikan DPD we- apabila diantara DPD dan DPR terdapat
wenang legislasi yang hanya terbatas pada 2/3 dari masing-masing kamar untuk
mengajukan RUU dan dalam beberapa mengesahkan RUU tersebut menjadi
jenis UU hanya memberikan pertim- UU (Pasal 20A usulan perubahan).
bangan. Sehingga pada waktu itu, posisi Dengan ketentuan adanya 2/3 dari
DPD tidak dapat berfungsi sebagai penye- masing-masing lembaga membuktikan
imbang terhadap kewenangan DPR. bahwa checks and balances ada.

57
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

c. Di samping dalam fungsi legislasi, cheks dan fungsi pengawasan. Untuk menjalankan
and balances juga terlihat dalam pelak- fungsi tersebut, DPR memiliki wewenang
sanaan fungsi anggaran (budgeting func- yang sangat luas dan besar. Kewenangan DPR
tion). Hal ini dapat dilihat dalam ketentuan tersebut meliputi segala aspek kehidupan
Pasal 21A usulan perubahan yang menen- berbangsa dan bernegara. Sedangkan DPD
tukan bahwa Presiden mengajukan ranca- memiliki fungsi legislasi, fungsi pengawasan,
ngan undang-undang tentang anggaran dan fungsi anggaran. Namun dalam menja-
pendapatan dan belanja negara kepada lankan fungsi legislasi, DPD hanya dalam
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan posisi untuk mengajukan RUU yang berkaitan
Perwakilan Dearah untuk dibahas pada dengan otonomi daerah, dan RUU yang
waktu bersamaan. Ketentuan pasal ini berkaitan dengan kepentingan daerah. Dalam
memberikan kedudukan yang sama kuat bidang anggaran, DPD hanya memberikan
terhadap DPR dan DPR terkait dengan pertimbangan ke DPR dalam pengesahan
pengesahan RAPBN. RUU APBN yang RUU APBN dan DPD tidak ikut memba-
diajukan oleh Presiden dapat menjadi UU hasannya. Dengan struktur lembaga parlemen
APBN apabila mendapat persetujuan dari dan kewenangan dari lembaga tersebut, maka
DPR dan DPD. Apabila diabandingkan Indonesia menurut UUD NRI Tahun 1945
dengan ketentuan yang ada dalam UUD menganut soft bicameral, sehingga prinsip
NRI Tahun 1945 dimana RUU APBN checks and balances belum dapat diwujudkan
hanya diajukan ke DPR untuk mendapat- dalam lembaga parlemen di Indonesia.
kan persetujuan, sedangkan DPD hanya Dengan struktur lembaga perwakilan
akan memberikan pertimbangan dan itu rakyat dalam UUD NRI Tahun 1945 yang
tidak mengikat. Sehingga sangat terlihat, belum dapat mewujudkan checks and balan-
checks and balances dalam bidang angga- ces, maka telah diusulkan perubahan kelima
ran berdasarkan usulan perubahan dapat terhadap UUD NRI Tahun 1945. Politik
diwujudkan. hukum yang dianut adalah untuk mewujudkan
checks and balances dalam lembaga parlemen
Dari adanya usulan perubahan kelima
itu sendiri. Hal tersebut diwujudkan dengan
terhadap UUD NRI Tahun 1945 sebagaimana
mereposisi kedudukan dan kewenangan DPD,
dijelaskan di atas, maka terlihat sangat jelas
sehingga menjadi setara atau setingkat dengan
bahwa politik hukum yang dianut adalah
DPR. Dalam usulan perubahan tersebut, DPD
untuk mewujudkan checks and balances
memiliki fungsi dan kewenangan yang setara
dalam lembaga perwakilan rakyat. Hal ter-
dengan DPR. Sehingga terlihat bahwa dalam
sebut diwujudkan dengan melakukan reposisi
usulan perubahan tersebut komposisi lembaga
baik secara kelembagaan maupun wewenang
perwakilan rakyat Indonesia terdiri dari dua
lembaga perwakilan rakyat. Sehingga
kamar yakni DPD dan DPR yang memiliki
hasilnya, terciptanya komposisi parlemen dua
fungsi dan kewenangan yang sama (strong
kamar (bicameral) dengan kedudukan dan
bicameralism). Dengan kondisi seperti itu,
kewenangan yang bertipe strong bicameral.
maka checks and balances dalam usulan
perubahan itu sudah dapat diwujudkan.
PENUTUP
Lembaga perwakilan rakyat di Indonesia DAFTAR BACAAN
berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 terdiri
dari tiga lembaga yakni MPR, DPR, dan DPD
(tricameral). Namun apabila dilihat dari Peraturan Perundang-Undangan
fungsi yang setara maka lembaga perwakilan Undang-Undang Dasar Negara Republik
rakyat Indonesia terdiri dari dua kamar saja Indonesia Tahun 1945
(bicameral) yakni DPR dan DPD. DPR
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran,

58
Syofyan Hadi

Asshiddiqie, Jimly. 2007. Pokok-Pokok Isra, Saldi. Penataan Lembaga Perwakilan


Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rakyat Sistem Trikameral di Tengah
PT. BIP. Supremasi Dewan Perwakilan Rakyat,
Jurnal Konstitusi, Vol 1 No. 1, Juli 2004.
----. 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara. Jakarta: Rajawali Pers. Deny Indrayana, DPD Antara (ti) Ada dan
Ada, dalam Menapak Tahun Pertama
Hadjon, Philipus M. 1987. Lembaga Tertinggi
Laporan Pertanggungjawaban Satu Tahun
dan Lembaga Tinggi Negara. Surabaya:
Masa Sidang Intsiawati Ayus Anggota
Bina Ilmu.
DPD RI Riau.
Isra, Saldi. 2010. Pergeseran Fungsi Legis-
lasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Tentang Penulis :
Sofyan Hadi, Lahir di Pepao Timur Nusa
Librayanto, Romi. 2008. Trias Politica
Tenggara Barat, 07 Desember 1988. Memulai
Dalam Struktur Ketatanegaraan Indone-
pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
sia. Makasar: PuKAP.
Mataram, dan Magister Hukum Universitas
Tutik, Titik Triwulan. 2008. Pokok-Pokok Airlangga Surabaya. Saat ini menjadi
Hukum Tata Negara Indonesia Pasca pengajar tetap di Fakultas Hukum Untag
amandemen UUD 1945. Jakarta: Cerdas Surabaya bidang Hukum Tata Negara. Selama
Pustaka Publisher. ini penulis telah menghasilkan berbagai buku
dan artikel yang diterbitkan secara umum.
Penulis dapat dihubungi di email :
sofianlaw@yahoo.com

59
Prinsip Checks And Balances Dalam Struktur Lembaga Perwakilan Rakyat Di Indonesia

60

Anda mungkin juga menyukai