Strategi Penangan Krisis Perusahaan - Surati Redjosuwito
Strategi Penangan Krisis Perusahaan - Surati Redjosuwito
yang
bersangkutan.
Sehubungan
dengan
hal
tersebut
strategi
membutuhkan keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tepat dan terarah untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dengan strategi, rancangan dibuat untuk menjamin agar
tujuan dan sasaran dapat dicapai melalui langkah langkah yang tepat. Dalam
konteks ini, strategi yang tidak lain juga merupakan perencanaan strategis merupakan
upaya manajemen dalam rangka mencari penghasilan dan laba yang lebih besar,
tepatnya dengan menerapkan strategi alternatif, untuk selanjutnya memilih strategi
alternatif, untuk selanjutnya memilih yang tepat untuk dilaksanakan. Implementasi
strategi tersebut antara lain ahrus disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang
dihadapi, strategi semacam ini seringkali disebut dengan strategi original.
Satu hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan perumusan strategi, adalah
merupakan proses memilih pola tindakan utama untuk mewujudkan visi organisasi.
Untuk lebih jelasnya, prosedur yang dapat dilakukan dalam prumusan strategi adalah
menentukan misi, visi, tujuan jangka panjang, SWOT (Strengths, Weakness,
Opportunities, Threaths) dan akhirnya adalah merumuskan strategi. Namun demikian,
dalam prakteknya perumusan strategi dapat dimulai dari mana saja, bisa dari SWOT
atau boleh dari strategi itu sendiri, yang terpenting adalah bahwa pilihan strategi harus
saling sesuai dengan peluang ancaman yang ada, kekuatan kelemahan yang
dimiliki dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan ditentukan tanpa batas waktu, kecuali diadakan perubahan. Tujuan
bisnis adalah profitability yang memuaskan, merupakan tujuan yang paling penting.
Namun demikian setiap perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan hamper selalu
dihadapkan dengan kondisi kritis. Kondisi tersebut hampir dapat dikatakan sulit untuk
dihindari.
Krisis adalah suatu kondisi yang tentunya tidak diharapkan terjadi dalam suatu
perusahaan. Namun demikian ternyata krisis dapat melanda berbagai perusahaan
tanpa pandang bulu jika manajemen perusahaan yang bersangkutan berjalan kurang
efektif. Dalam konteks ini, perusahaan yang bonafid, bidang usahanya besar dan
terkenal belum merupakan jaminan dapat terhindar dari krisis.
Spesifik dalam unit bisnis, yang populer dengan istilah strategi bisnis Abdul Halim,
dkk (2000 : 30) mengemukakan permusan strategi merupakan proses memutuskan
atas tujuan organisasi dan langkah langkah yang diambil untuk mencapai tujuan
tersebut. Perumus strategi adalah Top Management dengan pendekatan sistem
melibatkan semua unsur.
Karyawan yang tidak puas atas kompensasi yang diterima dari perusahaan
tempatnya bekerja, dapat berdampak sebagai pemicu konflik yang berakibat
kepada krisis. Namun demikian, tidak semua konflik dapat menyebabkan
krisis. Hanya konflik negatiflah yang dapat mengakibatkan krisis seperti
konflik yang ditandai dengan unjuk rasa, mogok kerja, antar karyawan dan
pimpinan tidak serasi, informasi terhambat dan sejenisnya.
Pelanggan yang tidak terpuaskan, sebagai contoh tidak puas akan kualitas
produk yang pada akhirnya dapat meninggalkannya dan beralih kepada produk
sejenis lainnya. Jika hal ini terjadi, muncullah krisis kepuasan mutu yang
terkait dengan promosi yang diluncurkan oleh perusahaan dengan informasi
yang tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya. Berkaitan dengan
pelanggan, kebutuhan dan kemauannya berubah, dapat berdampak krisis juga.
Pemasok (supplier) yang tidak terpuaskan oleh perusahaan dapat terjadi jika
terjadi krisis pembayaran yang melanggar komitmen dan jenis pelanggaran
lain yang terkait dengan pemasok seperti pelanggaran kesepakatan kerusakan
barang, sewa gudang.
Pemegang saham, krisis yang mungkin timbul dari pemegang saham antara
lain adalah akibat ketidak puasannya dalam pembagian deviden yang dianggap
tidak fair dan tidak adil atau sebab lainnya.
2. Kekuatan teknologi
Berbagai perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner seperti
superkonduktivitas, rekaya komputer, robotic, komunikasi ruang angkasa,
laser, cloning, jaringan satelit, transfer dana elektronik secara dramatis
memberi dampak pada organisasi. Organisasi yang secara tradisional
membatasi pengeluaran teknologi sampai dana yang dapat mereka sediakan
setelah memenuhi persyaratan pemerataan dan keuangan amat perlu merubah
pemikirannya. Kecepatan perubahan teknologi semakin tinggi dan benar
benar menyapu bersih bisnis setiap hari. Oleh karena itu, jika tidak dicermati,
teknologi dapat berdampak krisis dan dapat berakibat fatal.
3. Kekuatan Persaingan Lokal dan Global
Eksistensi perusahaan akan terancam jika tidak siap dan gagal antisipasi
persaingannya. Dalam konteks ini informasi tentang perusahaan pesaing tidak
mudah diperoleh. Sebagian besar perusahaan mulitidivisi pada umumnya tidak
menyediakan informasi penjualan dan laba atas dasar diisi dengan alasan
persaingan. Nuansa persaingan dalam perdagangan interns tempatnya tak
terbatas (321). Disamping itu perusahaan swasta tidak menerbitkan informasi
keuangan, padahal intinya adalah gagal pemasaran berakhirlah bisnis atau
perusahaan.
Pada umumnya perusahaan saat ini perang dalam persaingan di banyak
industri. Tantangan internasional yang dihadapi bisnis saat ini antara lain
adalah : bagaimana mengekspor ke negara lain dan mempertahankannya, dan
bagaimana mempertahankan pasar domestik terhadap barang barang impor.
Tentunya terbilang sedikit perusahaan yang mampu mengabaikan kehadiran
pesaing internasional. Perusahaan yang tampaknya terisolasi dan nyaman hari
ini kemungkinan besar esok lusa mudah diserang. Dalam konteks ini pasar
bergeser dengan cepat dan pada umumnya berupa penyempitan dalam hal
selera, kecengerungan dan harga. Semakin banyak negara di seluruh dunia
yang menyambut investasi dan modal asing, akibatnya adalah pasar tenaga
kerja secara mantap menjadi semakin internasional.
Sub sub krisis di atas yang berasal dari sub sistem internal dan
eksternal perusahaan yang berkondisi lemah dapat menjadi embrio krisis
muncul perusahaan. Tentu saja penyebab krisis yang dihadapi oleh perusahaan
tersebut kepada tingkat/ strata skala perusahaannya. Sebagai contoh untuk
skala perusahaan, setingkat UKM (Usaha Kecil dan Menengah) krisis yang
umum dihadapi menyangkut faktor modal, sumber daya menusia dan
pemasaran. Perusahaan skala manapun pemasaran manapun ujung tombak
keberhasilan perusahaan. Sebenarnya berbicara tentang perusahaan pada
dasarnya adalah pemasarana yang salah satu faktor yang memungkinkan
sebagai penyebab krisis adalah persaingan yang tajam.
Istilah krisis semula digunakan di lingkungan kedokteran yang
menggambarkan tentang kondisi penderita sakit yang gawat. Kemungkinan
yang akan terjadi adalah penderita akan tetap bisa hidup setelah masa kritisnya
atau tidak berakhir kematian. Dalam kondisi kritis, dokter akan menjaga
penderita secara intensif dengan penanganan yang serius, memonitor secara
efektif dengan pengobatan yang tepat.
Berkaitan dengan kegiatan bisnis, istilah kritis digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang gawat dan tidak menentu dalam perusahaan.
2.
Mengatasi konflik.
3.
4.
Memenangkan kompetisi.
5.
berikut :
1.
2.
Penentuan target atau kriteria pencapaian yang harus dikejar oleh setiap unit
unit bisnis strategis pada akhir periode perencanaan.
3.
4.
Analisis arah atau menentukan misi visi tujuan yang ingin dicapai organisasi
dengan tajam.
2.
3.
Tabel 1
Stakeholder dan harapannya
Stakeholder
1. Pemilik perusahaan
2. Karyawan
3. Konsumen
4. Pemberi pinjaman
5. Lingkungan/komunitas
6. Supplier
7. Pemerintah
perencanaan
strategis
antara
lain
www.selfnet.org.
,sekaligus
Dalam
perumusan
strategi
yang
diharapkan
efektif
untuk
Penutup
1. Strategi dapat dikatakan sebagai suatu resep bersaing dalam memenangkan
kompetisi bisnis khususnya. Dengan strategi, perusahaan diharapkan dapat
menemukan potensi yang dimilikinya baik kelebihan maupun kekurangannya,
menemukan dan mengolah informasi mengenai peluang maupun ancaman dari
lingkungannya.
2. Krisis, kondisi gawat di perusahaan, membutuhkan strategi penanganan sebagai
terapi yang harus dilakukan secara profesional manajerial. Krisis dapat berakibat
fatal jika dibiarkan, berkembang dan berlarut-larut.
3. Faktor penyebab timbulnya krisis sangat beraneka ragam tergantung situasi dan
kondisi masing-masing perusahaan baik internal maupun eksternal. Apapun faktor
penyebab krisis yang sangat penting adalah strategi penanganannya. Perusahaan
harus mempunyai strategi yang baik, matang dan efektif untuk menangani krisis,
terutama krisis dari faktor pesaing.
4. Dalam perumusan strategi, perusahaan dapat melibatkan jasa pihak-pihak terkait
yang professional seperti: SPSI, Public Relations Officer atau Corporate Public
Relations, Public Relations Officer Consultant, Akademisi dan Praktisi lainnya,
maupun lembaga pemerintah.
5. Strategi penanganan krisis yang matang, didukung oleh manajemen yang memiliki
kompetensi (managerial qualities), perusahaan akan survive dengan sehat dan
mampu memuaskan stakeholder.
DAFTAR PUSTAKA