Anda di halaman 1dari 9

1

TUGAS SEJARAH
KELOMPOK VI
SUPRIADI
SITI NUR AZIZAH
ASHABUL QAHFFI
MITHA EVALISTHA
YOGI PRATAMA

PERKEMBANGAN ILMU SOSIAL


Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dan
lingkungannya, terutama lingkungan sosial dasar manusia. Pada abad ke-19 lahir dua ilmu
pengetahuan baru, yaitu psikologiyang mempelajari perilaku dan kejiwaan manusia dan
sosiologi yang mempelajari sistem sosial masyarakat.
PERKEMBANGAN ILMU POLITIK
Perkembangan Ilmu Politik berkaitan dengan paham politik di negara-negara Eropa
setelah terjadinya Revolusi Prancis. Setelah terjadinya Revolusi Prancis perhatian para filsuf
banyak ditujukan pada masa kenegaraan. Pada saat itu Eropa sedang berkembang paham
liberalisme sebagai hasil gerakan rasionalisme sehingga pertumbuhan ilmu poltik pada abad
ke-19 juga dipengaruhi oleh paham tersebut. Pada saat itu paham politik yang sangat
berpengaruh dan berkembang dari paham liberalisme adalah paham kerjaan yang berundangundang dasar dan paham kerakyatan atau demokrasi. John Locke seorang filsuf
ketatanegaraan Kerajaan Inggris sebagai salah satu penganjur paham ini dan hingga tahun
1689 terjadi revolusi yang gemilang Glourius Revolution yang terjadi tanpa pertumpahan
darah. Selanjutnya, kekuasaan Raja Inggris dibatasi oleh undang-undang Bill of Rights.
Konsep kerajaan konstitusional kemudian disempurnakan oleh Montesquieu dari Prancis
menjadi paham trias politika yaitu pembagian kekuasaan politik menjadi tiga yakni eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
Di Amerika Serikat terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk
membebaskan diri dari tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data
empiris. Amerika Serikat yang telah menempatkan pangajaran politik di universitas
semenjak tahun 1858, mula-mula studinya lebih bersifat yuridis, akan tetapi semenjak abad
ini telah melepaskan diri dari kajian yang bersifat yuridis dengan lebih memfokuskan diri atas
pengumpulan data empiris. Baru memasuki awal abad kedua puluh kajian ilmu politik telah
menjauhi studi yang semata-mata legalistis normatif maupun yang murni normatif dan
Students Paper

deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teori ilmu pengetahuan sosial lainnya,
terutama konsepsi yang berubah tentang hakekat manusia, pragmatisme dan pluralisme.
Ilmu politik Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya School of Political
Science di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges, dan ia sendiri yang
memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut menerbitkan the Political Science Quarterly
yang menjadi saluran pertama menulis karyanya. Pada saat itu lah berdiri berbagai macam
institut-institut atau pun sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu politik dan mengenai politik
lebih mendalam, para ahlipun menganalisa menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengn
Negara. semenjak itulah mendorong para sarjana politik untuk lebih meneliti dan menemukan
fungsi-fungsi dari politik.
Pada akhir abad ke-19 Ilmu Politik mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dengan berbagai sumbangan besar yang diberikan oleh para
sarjana politik untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan memberikan informasi serta
fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian tentang sejarah politik. Pada saat itulah
ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya yang menjadi landasan untuk mempelajari imu
politik karena seperti sosiologi dan sejarah adalah sumber informasi dan bukti untuk
mempelajari ilmu politik lebih dalam lagi. Stelah terbukanya penyelidikan yang terarah
secara fungsional dan menggunakan metode-metode yang telah disempurnakan ilmu politik
mulai memantapkan diri dengan penyelidikannya.
Pada permulaan abad ke-20 Gettell menunjukkan ilmu politik mulai dipengarui oleh
kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahap penelitian dikalangan kaum
intelektual secara khusus pun juga menunjukkan keterkaitan ilmu lainnya dengan ilmu politik
setelah adanya penyempurnaan metode pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Dimana
metode-metode modern menunjukkan sesuatu kecenderungan berbeda dalam observasi,
survey, dan pengukuran yang berbeda. Partisipasi yang diberikan oleh para ilmuan antara lain
Hans Speier, Goodwin Watson, Nathan Leites, dan Edward Shils menganalisis mengenai
divisi yng menganalisi komunikasi dengan nazi dan menyampaikan kepada pihak pemerintah
untuk informasi yang lebih baik dan untuk mengatur siasat ketika perang.
Perkembangan ilmu politik juga disebabkan oleh dorongan kuat beberapa badan
internasional, seperti UNESCO. Karena adanya perbedaan dalam metodologi dan terminologi
dalam ilmu politik, maka UNESCO pada tahun1948 melakukan survei mengenai ilmu politik
di kira-kira 30 negara. Kemudian, proyek ini dibahas beberapa ahli di Prancis, dan
menghasilkan buku Contemporary Political Science pada tahun 1948. Selanjutnya UNESCO
bersama International Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira
ssepuluh negara, diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia. Pada
tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan hasilnya
disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political Science dalam
buku The University Teaching of Political Science. Buku ini diterbitkan oleh UNESCO untuk
pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi, antropologi budaya, dan kriminologi) di
perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan untuk membina perkembangan ilmu politik dan
mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.
Students Paper

PERKEMBANGAN ILMU SEJARAH


Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari Ilmu
Budaya atau Humaniora. Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering dikategorikan
sebagai Ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis.
Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan
di masa lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti
kronologi, historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang mengkhususkan
diri mempelajari sejarah disebut sejarawan.
Ilmu sejarah juga disebut sebagai Ilmu Tarikh atau Ilmu Babad. Karena lingkup
sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa
penulis, seperti H. G. Wells, Will dan Ariel Durant, menulis sejarah dalam lingkup umum,
kebanyakan ahli sejarah memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.
Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah mempersulit penelitian.
Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa
mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti
pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam
sumber. Di samping itu, ahli pra-sejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi
untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya
termasuk dalam lingkup sejarah dan bukan pra-sejarah murni. Pemisahan seperti ini juga
dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika
Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus.
Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah
antara lain Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M.
Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi
sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang
lebih realistik.
Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini
menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang
dalam sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak
asasi dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras,
serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya.
Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras
mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka,
sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah
yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History, Richard J. Evans, seorang
profesor bidang sejarah moderen dari Univeritas Cambridge di Inggris, membela pentingnya
pengkajian sejarah untuk masyarakat.
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah
juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai keberhasilan dan
Students Paper

kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk
pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari
sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah
negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan
politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang
bermacam-macam, sepanjang zaman.
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar
mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana Mereka yang
tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya. Filsuf dari Jerman, Georg
Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah Inilah yang
diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah
belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya. Kalimat ini diulang
kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: Satu-satunya hal
yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.

Students Paper

PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI


Adam Smith sering disebut orang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad
ke-18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth
of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa.
Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang
dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian
berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl
Marx, hingga peraih hadiah Nobel Bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh
apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini
menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh
karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini.
Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga
sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930 yang
menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai
penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu
menciptakan keseimbangan, oleh karenanya, intervensi pemerintah harus dilakukan agar
distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling bertarung
dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti new
classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti
teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang
pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C.
North.
Smith adalah salah satu tokoh dalam era Classical Economics dengan kontributor
utama John Stuart Mill and David Ricardo. John Stuart Mill, pada awal hingga pertengahan
abad ke-19 berfokus pada kekayaan yang didefinisikannya secara khusus dalam kaitannya
dengan nilai tukar obyek atau yang sekarang disebut dengan harga.
Pertengahan abad ke-18 menunjukkan peningkatan pada industrial capitalism yang
memberi kemungkinan bagi akumulasi modal yang luas di bawah fase perdagangan dan
investasi pada mesin-mesin produksi. Industrial capitalism, yang dicatat oleh Marx mulai dari
pertigaan akhir abad ke-18, menandai perkembangan dari the factory system of
manufacturing, dengan ciri utama complex division of labor dan routinization of work tasks;
dan akhirnya memantapkan dominasi global dari capitalist mode of production.
Pada abad ke-19, Karl Marx menggabungkan berbagai aliran pemikiran meliputi
distribusi sosial dari sumber daya, mencakup karya Adam Smith, juga pemikiran socialism
Students Paper

dan egalitarianism, dengan menggunakan pendekatan sistematis pada logika yang diambil
dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak
dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama abad ke-19 dan ke-20. Ekonomi
Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical
economists dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa
kapitalis berlandaskan pada eksploitasi kelas pekerja pendapatan yang diterima mereka
selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh
kapitalis dalam bentuk keuntungan.
Makroekonomi mulai dipisahkan dari mikroekonomi oleh John Maynard Keynes pada
1920 dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930 oleh Keynes dan lainnya, terutama John
Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression.
Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan
campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya General Theory of
Employment, Interest and Money menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga
mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global
depression pada 1930, negara memainkan peranan yang penting pada sistem kapitalis di
hampir sebagian besar kawasan dunia.

Students Paper

PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI


Perkembangan ilmu sosial dan humaniora di Eropa juga didorong oleh diadakannya
berbagai penyelidikan ilmiah dan ekspedisi penjelahan alam yang dilakukan oleh orang-orang
Eropa di seluruh dunia pada abad ke-19. Salah satu disiplin ilmu sosial yang berkembang
sebagai dampak penjajahan bangsa Eropa yang memiliki ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya
yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa
Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi
sangat besar. Oleh karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan
bahan etnografi. Pada tahun 1800-an, antropologi bertujuan mempelajari masyarakan dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat
sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Pada awal abad ke-20, para antropolog mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi berupa kebudayaan dan kebiasaan suku-suku bangsa di
luar Eropa. Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu
tahapan yang panjang. Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-lembaga antropologi
etnologi merupakan awal lahirnya antropologi. Jika disimak tentang perkembangan ilmuilmu bagian antropologi, boleh jadi etnografi merupakan bagian yang paling sukses dalam
antropologi sosial dan budaya. Akan tetapi apa sebenarnya manfaat yang dapat di petik dari
studi-studi etnografi yang umumnya menangani komunitas-komunitas kecil terasing itu?
Menurut Kuper ada 4 jawaban, yaitu:
1. Menurut pemikiran evolusionistis, orang-orang yang di anggap primitif itu secara
kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang
manusia.
2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial, banyak ahli antropologi berpendirian bahwa
penelitian dan perbandingan etnografi akan memudahkan perkambangan ilmu sosial
yang benar-benar universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada
studi-studi tentang masyarakay modern barat.
3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosio
biologi, meyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur- unsur
kemanusiaan yang universal.
4. Para humanis yang acap kali skeptis terhadap generalisasi-generalisasi mengenai
prilaku manusia, berpendapat bahwa pemahaman terhadap kehidupan yang asing itu
sendiri akan banyak gunanya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pada umumnya terdapat sedikitnya tujuh kelompok pengertiaan kebudayaan, yaitu :


Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia
Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai, kelakuan.
Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.
Kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola kebudayan
Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
Kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol.

Students Paper

PERKEMBANGAN IMU SOSIOLOGI


Sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri, sosiologi masih berumur relatif muda
yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste
Comte dan oleh karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia
tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy,
yang diterbitkan dalam tahun 1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat
terhadap metode ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan
klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan
pandangan baru pada saat itu.
Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun
1876. Ia menerapkan teeori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan
teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun
kemudian.
Seorang berkebangsaan Amerika Lester F. Ward yang menerbitkan bukunya Dynamic
Sociology pada tahun 1883, menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial
yang cerdik yang harus diarahkan oleh para sosiolog. Seorang berkebangsaan Perancis, Emile
Durkheim menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi. Dalam bukunya
Rules of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895, menggambarkan metodologi yang
kemudian ia teruskan penelaahannya dalam bukunya berjudul Suicide yang diterbitkan pada
tahun 1897. Buku itu memuat tentang sebab-sebab bunuh diri, pertama-tama ia
merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan sejumlah besar data tentang ciriciri orang yang melakukan bunuh diri dan dari data tersebut ia menarik suatu teori tentang
bunuh diri.
Kuliah-kuliah sosiologi muncul di berbagai universitas sekitar tahun 1890-an. The
American Journal of Sociology memulai publikasinya pada thun 1895 dan The American
Sociological Society sekarang berganti nama American Sociological Association
diorganisasikan dalam tahun 1905.
Sosiolog Amerika kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka kebanyakan pula
berasal dari para pekerja sosial; sosiolog Eropa sebagian besar berasal dari bidang-bidang
sejarah, ekonomi politik atau filsafat. Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun
1900-an telah menciptakan masalah sosial. Hal ini mendorong para sosiolog Amerika untuk
mencari solusinya. Mereka melihat sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial.
Sehingga kemudian ketika terbitnya edisi awal American Journal of Sociology isinya hanya
sedikit yang mengandung artikel atau riset ilmiah, tetapi banyak berisi tentang peringatan dan
nasihat akibat urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai contoh suatu artikel yang terbit di tahun
1903 berjudul The Social Effect of The Eight Hour Day tidak mengandung data faktual atau
eksperimental. Tetapi lebih berisi pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih pendek.

Students Paper

Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel
riset dan deskripsi ilmiah. Sosilogi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan
teorinya yang didasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi.
Para sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial. Mereka mengajak
agar para sosiolog yang lain mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data yang
nyata, dan dari kenyataan itu disusun teori sosial yang baik.
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di Prancis, Jerman,
dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga negara tersebut berbeda
beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris, walaupun dipopulerkan oleh John Stuart
Mill dan Herbert Spencer, ternyata sosiologi kurang berkembang pesat di sana, dan hal ini
berbeda dengan di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).
Nama nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim dari Prancis, Herbert
Spencer dari Inggris, Karl Marx, Manheim, Max Weber, George Simmel, Ralf Dahrendorf
dari Jerman, Vilfredo Pareto dari Italia, Pitirim Sorokin dari Rusia, Charles Horton Cooley,
Talcot Parsons, George Herbert Mead, Lester F.Ward, Erving Goffman, Lewis Coser, Randall
Collins dari Amerika Serikat, beserta tokoh sosiolog lainnya yang terkemuka dalam
perkembangan sosiologi di Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum berkembang
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo Soemardjan banyak diantara para
pujangga dan pemimpin pemimpin kita yang telah memasukkan unsur unsur sosiologi
dalam ajaran ajarannya pada 1965. Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang
berkedudukan di Jakarta merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali
memberikan kuliah kuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang Dunia II. Begitu pun yang
mengajar bukan sarjana sarjana sosiologi, tetapi lebih bersifat filsafat sosial dan teoretis
berdasarkan buku buku karya Alfred Vierkandt, Lepold von Wise Steinmezt, dan Bierens de
Haan oleh Soemardjan, 1965 dan Soekanto,1986: 43.

Students Paper

Anda mungkin juga menyukai