Perkembangan Ilmu Sosial
Perkembangan Ilmu Sosial
TUGAS SEJARAH
KELOMPOK VI
SUPRIADI
SITI NUR AZIZAH
ASHABUL QAHFFI
MITHA EVALISTHA
YOGI PRATAMA
deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teori ilmu pengetahuan sosial lainnya,
terutama konsepsi yang berubah tentang hakekat manusia, pragmatisme dan pluralisme.
Ilmu politik Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya School of Political
Science di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges, dan ia sendiri yang
memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut menerbitkan the Political Science Quarterly
yang menjadi saluran pertama menulis karyanya. Pada saat itu lah berdiri berbagai macam
institut-institut atau pun sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu politik dan mengenai politik
lebih mendalam, para ahlipun menganalisa menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengn
Negara. semenjak itulah mendorong para sarjana politik untuk lebih meneliti dan menemukan
fungsi-fungsi dari politik.
Pada akhir abad ke-19 Ilmu Politik mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dengan berbagai sumbangan besar yang diberikan oleh para
sarjana politik untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan memberikan informasi serta
fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian tentang sejarah politik. Pada saat itulah
ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya yang menjadi landasan untuk mempelajari imu
politik karena seperti sosiologi dan sejarah adalah sumber informasi dan bukti untuk
mempelajari ilmu politik lebih dalam lagi. Stelah terbukanya penyelidikan yang terarah
secara fungsional dan menggunakan metode-metode yang telah disempurnakan ilmu politik
mulai memantapkan diri dengan penyelidikannya.
Pada permulaan abad ke-20 Gettell menunjukkan ilmu politik mulai dipengarui oleh
kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahap penelitian dikalangan kaum
intelektual secara khusus pun juga menunjukkan keterkaitan ilmu lainnya dengan ilmu politik
setelah adanya penyempurnaan metode pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Dimana
metode-metode modern menunjukkan sesuatu kecenderungan berbeda dalam observasi,
survey, dan pengukuran yang berbeda. Partisipasi yang diberikan oleh para ilmuan antara lain
Hans Speier, Goodwin Watson, Nathan Leites, dan Edward Shils menganalisis mengenai
divisi yng menganalisi komunikasi dengan nazi dan menyampaikan kepada pihak pemerintah
untuk informasi yang lebih baik dan untuk mengatur siasat ketika perang.
Perkembangan ilmu politik juga disebabkan oleh dorongan kuat beberapa badan
internasional, seperti UNESCO. Karena adanya perbedaan dalam metodologi dan terminologi
dalam ilmu politik, maka UNESCO pada tahun1948 melakukan survei mengenai ilmu politik
di kira-kira 30 negara. Kemudian, proyek ini dibahas beberapa ahli di Prancis, dan
menghasilkan buku Contemporary Political Science pada tahun 1948. Selanjutnya UNESCO
bersama International Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira
ssepuluh negara, diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia. Pada
tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan hasilnya
disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political Science dalam
buku The University Teaching of Political Science. Buku ini diterbitkan oleh UNESCO untuk
pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi, antropologi budaya, dan kriminologi) di
perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan untuk membina perkembangan ilmu politik dan
mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.
Students Paper
kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk
pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari
sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah
negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan
politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang
bermacam-macam, sepanjang zaman.
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar
mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana Mereka yang
tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya. Filsuf dari Jerman, Georg
Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah Inilah yang
diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah
belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya. Kalimat ini diulang
kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: Satu-satunya hal
yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.
Students Paper
dan egalitarianism, dengan menggunakan pendekatan sistematis pada logika yang diambil
dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak
dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama abad ke-19 dan ke-20. Ekonomi
Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical
economists dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa
kapitalis berlandaskan pada eksploitasi kelas pekerja pendapatan yang diterima mereka
selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh
kapitalis dalam bentuk keuntungan.
Makroekonomi mulai dipisahkan dari mikroekonomi oleh John Maynard Keynes pada
1920 dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930 oleh Keynes dan lainnya, terutama John
Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression.
Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan
campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya General Theory of
Employment, Interest and Money menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga
mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global
depression pada 1930, negara memainkan peranan yang penting pada sistem kapitalis di
hampir sebagian besar kawasan dunia.
Students Paper
Students Paper
Students Paper
Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel
riset dan deskripsi ilmiah. Sosilogi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan
teorinya yang didasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi.
Para sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial. Mereka mengajak
agar para sosiolog yang lain mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data yang
nyata, dan dari kenyataan itu disusun teori sosial yang baik.
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di Prancis, Jerman,
dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga negara tersebut berbeda
beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris, walaupun dipopulerkan oleh John Stuart
Mill dan Herbert Spencer, ternyata sosiologi kurang berkembang pesat di sana, dan hal ini
berbeda dengan di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).
Nama nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim dari Prancis, Herbert
Spencer dari Inggris, Karl Marx, Manheim, Max Weber, George Simmel, Ralf Dahrendorf
dari Jerman, Vilfredo Pareto dari Italia, Pitirim Sorokin dari Rusia, Charles Horton Cooley,
Talcot Parsons, George Herbert Mead, Lester F.Ward, Erving Goffman, Lewis Coser, Randall
Collins dari Amerika Serikat, beserta tokoh sosiolog lainnya yang terkemuka dalam
perkembangan sosiologi di Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum berkembang
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo Soemardjan banyak diantara para
pujangga dan pemimpin pemimpin kita yang telah memasukkan unsur unsur sosiologi
dalam ajaran ajarannya pada 1965. Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang
berkedudukan di Jakarta merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali
memberikan kuliah kuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang Dunia II. Begitu pun yang
mengajar bukan sarjana sarjana sosiologi, tetapi lebih bersifat filsafat sosial dan teoretis
berdasarkan buku buku karya Alfred Vierkandt, Lepold von Wise Steinmezt, dan Bierens de
Haan oleh Soemardjan, 1965 dan Soekanto,1986: 43.
Students Paper