Anda di halaman 1dari 12

Historiografi Aliran Annals dari Perancis

Aldi Saputra
NIM: 23201022010

Pendahuluan
Sejarah sebagai studi tentang masa lalu telah mengalami perkembangan
yang panjang sejak zaman klasik ketika Herodotus, bapak sejarah, melakukan
upaya serius untuk membebaskan penulisan sejarah dari dominasi unsur mitos.
Upaya ini dilanjutkan oleh Thucydides yang mengembangkan metode kritis untuk
mencapai penulisan sejarah yang lebih akurat. Thucydides, yang sering disebut
sebagai bapak sejarah politik, terkenal terkenal dengan upayanya untuk menguji
secara kritis sumber-sumber sejarah yang dikumpulkan dari para saksi mata.
Kedua sejarawan perintis tersebut meletakkan dasar bagi studi sejarah secara
ilmiah. Pada periode modern, sejumlah orang juga telah memberikan kontribusi
yang signifikan dalam studi sejarah. Berkenaan dengan metode sejarah, penting
untuk menyebutkan tokoh-tokoh seperti Lorenzo Valla dan Jean Mabillon yang
menekankan sikap kritis dalam memperlakukan sumber-sumber sejarah.
Pentingnya kritik tekstual, Mabillon mengembalikan metode sejarah dengan
memperkenalkan diplomatik, sebuah ilmu untuk menentukan keaslian dokumen.
Menurut Mabillon, penulisan sejarah harus didasarkan pada sumber-sumber asli
yang telah melewati serangkaian uji kritis.
Dengan adanya revolusi sejarah, dengan mudah muncul anggapan bahwa
tidak perlu ada pembaharuan sejarah. Asumsi ini kurang tepat, seperti yang
ditunjukkan, misalnya, dengan berkembangnya mazhab sejarah Annales yang
pada awalnya dikembangkan sebagai respons kritis terhadap historiografi yang
sudah mapan. Penyebutan mazhab Annales sebagai sebuah 'mazhab' sebenarnya
juga bermasalah karena mengandaikan adanya keseragaman suara di dalam
kelompok ini. Pada kenyataannya, di antara para anggota Annales Kenyataannya,
di antara para anggota mazhab Annales terdapat penekanan dan minat yang
heterogen dan juga beberapa generasi beberapa generasi yang terlibat dalam
kelompok ini. Dengan kata lain, sekolah Annales bukanlah kelompok homogen,
tetapi secara internal lebih beragam. 1 Hanya dengan cara ini pemahaman yang
lebih baik dari aliran Annales dapat diperoleh sebagai antitesis terhadap
pandangan dan bentuk historiografi yang sudah mapan. Selanjutnya, juga penting
untuk membahas masalah-masalah teoretis yang diangkat oleh mazhab Annales.
Sebuah penilaian umum tentang sejauh mana sekolah Annales berhasil dalam
menangani masalah-masalah teoritis juga diberikan.

1
Nawiyanto & dkk, “Annales School of History: Its Origins, Develovment and
Contribution”, Journal Of Humanities And Social Science, Vol. 27, No.8, (May 2022), h.39
Metode
Penelitian ini menggunakan (library research) dalam kategori studi
kepustakaan atau riset perpustakaan. Riset kepustakaan, juga dikenal sebagai
teknik kepustakaan, merupakan metode penelitian yang melibatkan kegiatan
membaca, menganalisis, dan mencatat berbagai literatur atau materi bacaan yang
relevan dengan topik penelitian. Setelah itu, informasi tersebut disaring dan
disusun dalam kerangka pemikiran secara teoritis. 2 Langkah-langkah yang
ditempuh oleh peneliti mencakup tahap awal, yaitu pengumpulan bahan penelitian
dengan mencari kata kunci yang sesuai dalam jurnal ilmiah atau sumber lain
seperti buku atau karya ilmiah lain yang mendukung topik penelitian. Langkah
kedua melibatkan pembacaan bahan-bahan yang ditemukan dariHasil dan
perpustakaan. Selanjutnya, langkah ketiga adalah pembuatan catatan penelitian,
yang dianggap sebagai elemen krusial karena pada akhirnya, penulis akan
menyusun kesimpulan dari temuan tersebut dalam laporan. Langkah terakhir,
yaitu langkah keempat, melibatkan proses pengolahan catatan penelitian.
Hasil & Pembahasan
A. Sejarah munculnya Aliran Annales dari Perancis
Sebagai suatu mazhab yang berpengaruh besar dalam historiografi,
mazhab Annales tentu memiliki proses dari awal hingga terbentuknya
mazhab ini. Sebuah hal yang menarik untuk dibahas dalam essay kali ini
bagaimana sebab yang membuat mazhab Annales bisa terbentuk dan
berkembang hingga berpengaruh dalam penulisan sejarah hingga dewasa
ini.
Peristiwa-peristiwa seperti perang, diplomasi, dan kegiatan politik
lainya menarik perhatian sebagai peristiwa penting yang sangat
mempengaruhi jalannya sejarah. Tidak mengherankan apabila sejarah
politik dan sejarah perang sangat menonjol dalam historiografi. 3 Dan
diabad ke-19 timbul tipe penulisan sejarah nasional, dominasi sejarah
politik tetap bertahan dan sejarah nasional terutama merupakan sejarah
politik. Sebenarnya perkembangan politik abad ke-19 sangat memperkuat
kecenderungan itu, antara lain karena munculnya negara nasional sebagai
reaksi terhadap penjajahan Perancis dan perang-perang Napoleon. Jadi,
fakta atau proses politik sangat dominan.
Lalu, muncul juga penulisan biografi yang semakin menguatkan
gambaran betapa besarnya peranan tokoh politik dalam sejarah, bahkan
sering menjurus kepada pendapat seolah-olah sejarah dibuat oleh tokoh
atau orang besar dalam sejarah. Di sini kita menjumpai semacam teori

2
Faizal hamzah & dkk, “The History of Muhammadiyah” Journal of Indonesian History,
11 (1) pg 23-32.
3
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 44.
seorang besar. Anggapannya ialah bahwa jalannya sejarah ditentukan oleh
orang besar. Proses penulisan sejarah masih bersifat makro, tidak ada
kebutuhan untuk melacak proses pada tingkat yang lebih detail yaitu
mikro.4
Maka dari itulah, timbul reaksi-reaksi sejarah politik sebagai
sejarah yang dominan timbul dalam abad ke-20, antara lain karena
dirasakan bahwa dalam sejarah politik banyak aspek-aspek kehidupan
masyarakat kurang mendapat perhatian, di antaranya bidang ekonomi,
sosial, dan kultural. Sesungguhnya dengan terbitnya karya Voltaire dalam
abad ke-18 tentang adat istiadat dan jiwa bangsa-bangsa telah muncul
sejarah kebudayaan yang memusatkan perhatian pada kehidupan bangsa-
bangsa.5
Oleh karenanya, buku-buku teks sejarah berisi rentetan kejadian-
kejadian mengenai raja, negara, bangsa, pemerintahan, parlemen,
pemberontakan, kelompok-kelompok kepentingan (militer, partai, ulama,
bangsawan, dan petani) dan interaksi antara kekuatan kekuatan itu dalam
memperebutkan kekuasaan. Ini membuktikan pada mulanya politik adalah
tulang punggung sejarah.6
Namun, menjelang Perang Dunia ke-2 sejarawan Perancis yang
tergabung dalam aliran Annales, sejarawan di sekitar majalah Annales,
terbit sejak 1929 meragukan keterkaitan antara sejarah dan politik
semacam itu. Kalau sejarah hanyalah sejarah politik, sejarah akan menjadi
sempit. Mereka ingin memperluasnya dengan memajukan sejarah sosial,
sejarah struktural, atau sejarah total.7
Setelah Napoleon III menyerah kepada Jerman (1871), banyak
sejarawan Prancis belajar di Jerman: Ch. Seignobos, M. Monod, E.
Levisse, Ch. Victor Langlois. Mereka belajar dari metode dan objek
penelitian yang dipelopori oleh Leopold von Ranke. Kebetulan Leopold
von Ranke meneliti sejarah pada abad ke-19, ketika tempat-tempat
penyimpanan arsip negara-negara Eropa baru dibuka untuk umum.
Tidaklah mengherankan bahwa metode Ranke menuntut kesetiaan total
kepada dokumen arsip sebagai sumber. Baginya, sejarah hanyalah
bertujuan menunjukkan masa lalu “sebagaimana adanya dahulu” (wie es
eigentlich gewessen). “Sebagaimana adanya dahulu” dalam paradigma
Ranke berarti sebagaimana yang tertulis dalam dokumen arsip saja.
Karena terbuka kesempatan membuka arsip negara, nasionalisme XIX,
melimpahnya arsip negara, historiografi yang dihasilkan: perjanjian,
pertempuran, histoires de grands hommes; sejarawan Prancis terobsesi
untuk menulis historiografi yang sama (Histoire de grands hommes et des
4
Ibid, hlm. 45.
5
Ibid, hlm. 46.
6
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 174.
7
Ibid, hlm. 175.
hauts faits, histoire evenementielle, yang kelak menjadi sumber kritikan
bagi pengikut Les Annales. Ide utama Les Annales diantaranya sebagai
berikut. Perubahan orientasi analisis historis dari sejarah peristiwa yang
naratif menuju histoire-probleme. Perubahan dari sejarah politik (sejarah
orang-orang ternama, perjanjian, perang) menuju ke sejarah semua
aktivitas manusia. Untuk melakukan kedua analisis itu, diperlukan
kerjasama dengan disiplin ilmu lain, seperti: geografi, sosiologi, psikologi,
ekonomi, linguistik, antropologi sosial, dan lain-lain.
Aliran Annales umumnya menaruh perhatian besar pada aspek-
aspek ekonomi dari masa silam. Hanya berbeda dengan mazhab Sejarah
Ekonomi Baru, para pengikut Annales dalam melakukan pendekatan
kuantitatif terhaap masa silam itu, mereka tidak ketat menggunakan data-
data kuantitatif dengan bantuan teori dan model-model ekonomis. Sesuai
dengan nama jurnalnya, aliran Annales tidak hanya mengkaji sejarah
ekonomi, tetapi juga sejarah sosial. Bahkan dalam perkembangan
kemudian tema sejarah menjadi semakin luas karena menggunakan
berbagai metode seperti antropologi, sosiologi, demografi, geografi,
psikologi, dan linguistik.8
Dalam abad ke-20 aliran Annales di bawah pimpinan Marc Bloch
menulis sejarah soal feodalisme yang mengungkapkan sistem agraris
sebagai landasan sistem politik feodal serta susunan masyarakatnya.
Berkembanglah sejarah agraris dan sejarah sosial-ekonom karena
pengaruh aliran ini. Burckhardt menulis karya soal kultur Renaissance
yang menggambarkan kait-mengaitnya proses politik dengan proses
ekonomi, sosial, dan militer. Sejarah kesenian pun mulai mendapat tempat.
Sebagai pengaruh perkembangan ilmu-ilmu sosial perhatian kepada
pelbagai aspek kehidupan sosial-budaya mulai bergairah. Dan sehabis
Perang Dunia II muncullah pelbagai jenis sejarah yang bertemakan sejarah
politik, sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah intelektual, sejarah
kultural, dan lain sebagainya.9
Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales yang dipelopori oleh
Lucien Febvre dan March Bloch menjadi modal bagi generasi baru penulis
sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia penulisan
sejarah.10 Historiografi Perancis pada tahun 1920-an memunculkan minat
terhadap “new kind of history” dengan berdirinya Annales d’historie
ѐconomique et sociale (1929) yang dirintis oleh Marc Bloch dan Lucien
Febvre.10
Mereka menerbitkan majalah Annales (1929) yang kemudian
dijadikan sebagai nama “mazhab” penulisan sejarah yang mereka pelopori.
8
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 314-315.
9
Sartono Kartodirdjo, op.cit., hlm. 46.
10
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2008), hlm.9.
Dengan majalah Annales, mereka ingin membongkar dinding-dinding
yang membatasi sejarah dari kajian sosial dan ekonomi, buka dengan teori
yang serba meninggi, tetapi dengan fakta dan contoh.11
Penulisan sejarah tidak lagi dilakukan secara konvensional
menurut mazhab L. Von Ranke pada akhir abad ke-19 yaitu sejarah yang
empiris positif dalam bentuk deskriptif-naratif. Seperti diutarakan di atas
perlu lebih banyak diterapkan penulisan sejarah deskriptif analitis dengan
pendekatan ilmu-ilmu sosial atau multidimensional.
Sejarah konvensional seperti yang dominan dalam penulisan
sejarah dalam abad ke-19 dan awal abad ke-20 terutama berupa sejarah
yang deskriptif-naratif dan pada umumnya termasuk sepenuhnya dalam
humaniora dengan segala ciri-cirinya. Tambahan pula sejarah itu lazimnya
memikirkan mazhab Ranke yang perlu ditonjolkan adalah fakta-fakta
sejarah, yang tersusun dalam kerangka yang menjawab pernyataan wie est
eigentlich gewesen ist (bagaimana sesuatu sesungguhnya terjadi).12
Struktur dipakai sejarawan dari mazhab Annales di Perancis untuk
menjelaskan perubahan sosial dan sejarah. Adapun mazhab Annales
dipengaruhi oleh konsep struktur dari strukturalisme tidak dari Marxisme.
Dengan sengaja mereka membuat jarak dengan Marxisme. Menurut
Chistopher Lloyd dalam Explanation in Social History, penjelasan sejarah
dengan konsep struktur mempunyai tiga aliran. Pertama, aliran budaya,
aliran ini melihat pada struktur budaya dengan meniliti produk-produk
mental manusia dalam semua bentuknya. Penelitian-penilitian antropologi,
sejarah pemikiran, sejarah mentalitas, psikologi, analisis sastra sering
termasuk dalam aliran ini. Kedua, aliran geografi, ekonomi, dan sosial.
Aliran ini melihat pada proses dan kontinuitas yang ada dibawah
permukaan gejala-gejala sejarah. Ketiga, aliran yang memfokuskan diri
pada epistemologi dan metodologi dalam hubungan antara strukturalisme
dan cara penjelasan lainnya. Sebagai sejarawan, aliran pertama dan
kedualah yang menjadi perhatian kita.13
Bagi mazhab Annales yang dipengaruhi oleh Strukturalisme,
struktur itu jangka panjang, berkelanjutan, dan berskala luas. Struktur itu
bersifat geografis, ekonomis, sosial, dan budaya yang terletak di bawah
gejala permukaan, seperti institusi politik, perang, dan perilaku
perorangan. Fernand Braudel dari mazhab Annales adalah eksponen utama
penganjur struktur
setelah Febvre dan Bloch, mereka adalah pendiri mazhab Annales.
Menurut Braudel, waktu dalam sejarah dapat dibagi menjadi tiga tingkat

11
Cambert-Loir, Henri & Hasan Muarif Ambary (ed)., Panggung Sejarah: Persembahan
Kepada Prof. Dr. Dennys Lombard, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 56.
12
Sartono Kartodirdjo, op.cit., hlm. 117.
13
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2008), hlm.9.
kecepatan, yaitu longue durѐe (jangka panjang, struktur), konjunktur
(conjungture, conjungture siklus), dan peristiwa (l’histoire
14
ѐvѐnementielle).

B. Perkembangan dan Kontribusi


Beberapa perubahan historiografi yang paling inovatif dan
berpengaruh pada abad kedua puluh datang dari sekelompok sejarawan
Perancis yang dikenal sebagai Annales School. Metode yang mereka
perkenalkan menantang fokus sejarah tradisional dari tokoh-tokoh
terkemuka dan berkuasa, serta menyoroti populasi dan budaya yang sering
diabaikan atau diabaikan. Untuk mencapai hal ini, mereka
mengembangkan metodologi yang menguji bukti keyakinan, gagasan, dan
sikap yang lebih luas dari masyarakat umum. Mereka juga memperluas
batas-batas bidang Sejarah dengan berinteraksi dan berkolaborasi dengan
bidang lain seperti Ilmu Sosial. Fokus baru pada hubungan budaya dan
ekonomi dan bukan sekedar narasi politik yang steril merupakan sebuah
langkah yang mereka harapkan akan membawa kita lebih dekat pada apa
yang mereka sebut sebagai Total History . Selama bertahun-tahun Sekolah
Annales terus berkembang dan berinovasi, dan era khas para sarjana
Annales pun bermunculan.15
Pendirian Sekolah Annales dapat ditelusuri kembali ke sejarawan
Prancis Lucien Febvre dan Marc Bloch yang memulai jurnal Annales pada
tahun 1929 sebagai tanggapan terhadap doktrin narasi sejarah Prancis yang
memonopoli narasi sejarah resmi.(Green dan Troup 1999) Mereka percaya
bahwa sistem ini memiliki kelemahan dan bias yang bertujuan untuk
menampilkan elit politik dalam pandangan yang menguntungkan dan
mengabaikan atau mengabaikan sejarah individu yang kurang menonjol
atau memiliki hak istimewa. Mereka juga berpendapat bahwa fokus pada
narasi politik secara eksplisit masih kurang dari apa yang diharapkan dari
cara ekonomi dan budaya berinteraksi dengan dinamika tersebut. Mereka
ingin memberikan gambaran umum tentang bagaimana semua elemen
politik, sosial, dan ekonomi membentuk satu sama lain dan berdampak
pada hubungan dalam sistem tersebut. Karya Febvre mencakup bagaimana
materi yang tersedia di suatu wilayah geografis mempengaruhi
perkembangan sosial, budaya, dan politiknya. Premis studi Bloch berpusat
pada struktur material yang ditemukan dalam masyarakat. Yang menarik
bagi Bloch adalah pembentukan hierarki dan bagaimana hubungan antara
elit dan rakyat jelata berkembang seiring waktu; ia mengkaji bagaimana
gagasan legitimasi kekuasaan terjadi dalam masyarakat dan bahkan
dijadikan ritual untuk memperkuatnya. Penggabungan kedua teori ini dan
14
Ibid., hlm. 61.
15
Kelompok Green, Anna, dan Kathleen. 1999. Rumah Sejarah: Pembaca Kritis
dalam Sejarah dan Teori Abad Kedua Puluh . New York: Pers Universitas New York, 1999.
menciptakan sebuah sistem di mana berbagai teori dan gagasan berfungsi
untuk saling melengkapi dan memperluas satu sama lain akan menjadi
dasar Sekolah Annales dan misinya untuk menciptakan
Sejarah Total . Seperti yang dikatakan HL Wesseling, “pencapaian
revolusi Annales adalah mereka mengungkap anakronisme ini dan
memperkenalkan sejarah manusia dan bukan sejarah negara.”16
Pada tahun 1940-an seorang murid Febvre bernama Fernand
Braudel memimpin gelombang era baru Annales Scholars dengan terbitnya
bukunya The Mediterranean . Dalam karya ini Braudel mengembangkan
model penelitian empiris objektif Rankean dan mengembangkan konsep
'waktu historis' yang sepenuhnya baru. (Green dan Troup 1999) Braudel
berteori bahwa ada tiga lapisan waktu historis berbeda yang menjelaskan
'manusia dalam hubungannya terhadap lingkungan' yang Braudel sebut
sebagai duree s. Setiap duree dikaitkan dengan sejarahnya masing-masing
dan semuanya bergerak dengan kecepatan yang berbeda satu sama lain. Ia
menganalogikan lautan untuk membantu menjelaskan proses
ini. Pergerakan paling lambat dari ketiga dure ini berkaitan dengan waktu
geografis, yang dipahami 'hampir tidak terlihat' karena berubah selama
ratusan tahun. Jenis perubahan ini berkaitan dengan hal-hal seperti iklim
dan geologi. Lapisan tengah dari durees historis ini merupakan metafora
dari 'arus yang membengkak dengan ritme yang lambat namun dapat
dirasakan.' Lapisan ini berubah lebih cepat dibandingkan lapisan
sebelumnya dan terjadi dalam siklus sekitar sepuluh hingga lima puluh
tahun. Jenis struktur yang diwakili oleh duree tengah ini mencakup siklus
ekonomi, perdagangan, pertumbuhan dan penurunan populasi, serta harga
barang dan jasa. Duree ketiga disebut sebagai 'ephemera of history' dan
disamakan dengan puncak busa lautan yang terbawa oleh pasang surut
arus sejarah. (Green dan Troup 1999) Duree ketiga ini terutama berkaitan
dengan sejarah politik tradisional dan diplomasi. narasi yang mendominasi
bidang ini hingga terciptanya Sekolah Annales. Braudel menyoroti
perubahan cepat seperti ini dalam bukunya The Mediterranean dengan
mencontohkan pertempuran Lepanto pada tahun 1571 yang mengakhiri
dominasi Turki di Mediterania. Braudel menyamakan peristiwa ini dengan
“asap khayalan yang tidak akan bertahan lama” dan bahwa hal ini tidak
boleh menyibukkan para sejarawan lebih dari sekedar gambaran besar dari
jangka waktu yang lama. (Popkin 2016) Dari model ini Braudel membuat
pernyataan tegas bahwa dengan hanya berfokus pada permukaan samudra
sejarah ini, kita kehilangan pengetahuan dan realitas yang luas dari ruang
lingkup sejarah yang sebenarnya. Meskipun Braudel telah menggunakan
ketiga durees ini untuk membantu mengilustrasikan gagasannya tentang
waktu historis, ia kemudian menegaskan bahwa ini bukan satu-satunya
16
Ousselin, Edward. 2016. “La France En Chiffres: De 1870 à Nos Jours.” Studi
Perancis 70 (2): 298.1-298. https://doi.org/10.1093/fs/knw039 .
durees, melainkan masih banyak lainnya. Ia menekankan konsep
menggabungkan sebanyak mungkin durees ini dalam upaya untuk lebih
dekat dengan tujuan Total History .17
Pengikut Braudel dan gelombang kedua Sekolah Annales muncul
pada tahun 1960-an dan memperluas ide-idenya. Para sarjana ini akan
memfokuskan sekolah ke arah yang baru dan memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk penelitian lebih lanjut di bidang sejarah kuantitatif. Para
sejarawan ini mengakui komputer sebagai alat yang berharga untuk
melanjutkan studi statistik pada tingkat yang belum pernah seefisien ini
sebelumnya. Mereka juga mengambil pendekatan inovatif dengan
menggunakan catatan publik, seperti pencatatan keuangan dan
kependudukan, sebagai sumber sejarah yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pola. Salah satu sejarawan Annales terkemuka yang
menerapkan metode ini adalah Ernest Labrousse, yang membuat model
sejarah yang berpusat pada tiga titik—ekonomi, sosial, dan budaya—
menciptakan sejarah kuantitatif yang kadang-kadang disebut
“kliometrik”. Melalui simpul-simpul ini ia menambahkan bukti statistik ke
model sejarah yang lebih tradisional dengan menggunakan tema yang
sama seperti kisah naratif dan saksi individu. Yang terkenal di antara
karyanya adalah bukunya Esquisse du mouvement des prix et des revenus
en France au XVIIIe siècle (“Sketsa pergerakan harga dan pendapatan di
Prancis selama abad ke-18”, 1932). Dari analisis data statistik tersebut,
para sejarawan Annales berharap dapat mengidentifikasi apa yang mereka
sebut sebagai permasalahan sejarah. (Green dan Troup 1999) Ini
merupakan perubahan mendasar dari penekanan sejarah total pada era
sekolah Annales sebelumnya. Melalui metode dan teknologi baru yang
tersedia ini, para sejarawan Annales berharap dapat mengkolaborasikan
penelitian mereka dalam pendekatan pemecahan masalah terhadap
sejarah. Dengan menggunakan data yang terkomputerisasi, para sejarawan
Annales mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan dan
peristiwa sejarah serta berkolaborasi dengan kelompok besar cendekiawan
untuk mengatasi masalah tersebut. Ini adalah perubahan besar dalam misi
Sekolah Annales dan sejarah secara keseluruhan, menciptakan konsep
yang sepenuhnya baru tentang misi seorang sejarawan.18
Pada tahun 1970-an, Sekolah Annales kembali menyaksikan
perubahan paradigma besar dan dimulainya era khusus ketiga. Dalam
upaya untuk memanusiakan kembali orang-orang yang diteliti,
penekanannya hanya pada nilai kuantitatif penelitian dan lebih banyak
perhatian diberikan pada pentingnya peran individu. Beberapa orang mulai
17
Wesseling, HL 1978. “Sekolah Annales dan Penulisan Sejarah Kontemporer.” Ulasan
(Fernand Braudel Center) 1 (3/4): 185–94.
18
Harsgor, Michael. 1978. “Sejarah Total: Sekolah Annales.” Jurnal Sejarah
Kontemporer 13 (1): 1–13.
menyamakan penggunaan penelitian kuantitatif secara berlebihan dan
menyamakannya dengan sempitnya pemikiran sejarah positivis yang telah
dengan susah payah dihilangkan oleh Annales. Pergeseran baru ini
ditandai sebagai studi tentang mentalitas. (Green dan Troup 1999) Dasar
dari konsep ini adalah untuk mengkaji pandangan dan sikap masyarakat
sehari-hari mengenai berbagai topik seperti seks, cinta, agama, pekerjaan,
uang, gender, dan pendidikan. Dari informasi yang diperoleh, para
sejarawan Annales berharap dapat memperoleh konteks dan wawasan yang
lebih baik tentang cara kerja dan dinamika masyarakat di mana orang-
orang awam ini tinggal. Georges Duby mempelajari sumber-sumber
primer seperti seni dan arsitektur untuk menyoroti bagaimana perubahan
di dalamnya pada periode abad pertengahan berkorelasi langsung dengan
dampak urbanisasi dan ekspansi budaya yang terjadi pada periode
tersebut. Ia berpendapat bahwa ketika sikap masyarakat terhadap dinamika
perubahan ini berubah, ekspresi seni dan arsitektur pada masa itu pun ikut
berubah. (Green dan Troup 1999) Meskipun metode dan gagasan Sekolah
Annales telah berkembang pesat sejak awal berdirinya pada tahun 1970an,
masih mempertahankan unsur-unsur era sebelumnya dan masih ada
sarjana Annales yang merevitalisasi dan memperluas gagasan Bloch,
Febvre, dan Braudel.19
Meskipun pengaruh dan inovasi Sekolah Annales tidak dapat
disangkal, mereka bukannya tanpa kritik selama bertahun-tahun. Salah
satu kritik yang paling umum adalah kurangnya meta-narasi untuk
perubahan sejarah. (Green dan Troup 1999) Dasar dari kritik ini adalah
bahwa meskipun Annales telah diadaptasi dengan baik untuk menjelaskan
dan mempelajari masyarakat pra-industri, Annales kurang cocok untuk
perubahan yang lebih cepat seperti yang kita lihat dalam masyarakat
modern. Masih ada ketegangan di dalam sekolah itu sendiri mengenai arah
dan fokus, mentalitas atau kuantifikasi. Keadaan Sekolah Annales saat ini
tidak didefinisikan sejelas aliran-aliran sebelumnya, namun selama tahun
1990-an dan seterusnya nampaknya ada pergeseran yang sedang
berlangsung yang dapat menghasilkan perubahan paradigma lagi dan era
keempat yang berbeda. Namun satu hal yang jelas adalah bahwa warisan
Sekolah Annales dan kontribusi yang mereka berikan terhadap studi
sejarah selama abad ke-20 hingga saat ini sangatlah inovatif dan
revolusioner. Mereka telah meletakkan dasar bagi generasi baru untuk
melanjutkan pekerjaan mereka menuju Sejarah Total dan menggunakan
alat dan metode yang mereka petakan untuk mengidentifikasi penyebab
masalah sejarah dan mengambil peran aktif dalam membantu
menyelesaikannya. Di luar semua kontribusi langsung ini, warisan Sekolah
Annales mungkin bahkan lebih terlihat dalam pengaruh tidak langsung
19
Revolusi Sejarah Perancis: Sekolah Annales, 1929–2014. Oleh PETER
BURKE. Cambridge: Politik, 2015. xvi + 198 hal.
pemikiran Historiografis pada abad ke-20 dan seterusnya. Pengaruh
mereka dapat dilihat dengan munculnya teori-teori Pasca-Kolonialis,
Sejarah Feminis, dan Pasca-Modernisme yang lazim dalam banyak diskusi
saat ini.20

Kesimpulan
Kemunculan mazhab Annales merupakan reaksi terhadap ortodoksi
historiografi Prancis yang berfokus pada peristiwa-peristiwa besar dan bentuk
naratif dari penjelasan sejarah. Tidak diragukan lagi bahwa mazhab sejarah
Annales mencapai kesuksesannya dalam memperluas bidang sejarah. Sebagai
sebuah gerakan kolektif, mazhab ini tidak hanya membuka berbagai studi sejarah
yang sebelumnya diabaikan oleh sejarawan tradisional, tetapi juga menunjukkan
cara-cara baru untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan baru tentang masa lalu.
Tumbuhnya minat terhadap sejarah pedesaan, sejarah sosial, sejarah ekonomi,
sejarah komparatif, sejarah mentalitas, sejarah total, dan sejarah kuantitatif.
Perkembangan ini sejalan dengan promosi Annales untuk menjalin hubungan
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya yang akan melengkapi sejarawan dengan alat dan
kerangka teori yang lebih baik untuk menganalisa masalah-masalah mereka.
Sayangnya, belum ada upaya serius di antara para ilmuwan Annales untuk
menerapkan teori sosial secara sistematis dalam pekerjaan mereka.
Di samping itu Annales juga sangat berhasil dalam membongkar isu-isu
politik dari fokus sejarah. Hal ini disertai dengan pencapaian substitusi bentuk
narasi deskriptif historis dengan bentuk yang lebih analitis. Historiografi Annales
sangat berhasil dalam menjelaskan perubahan jangka panjang dan menengah yang
terjadi di lingkungan fisik dan ekonomi. Namun, keberhasilan ini tidak dicapai
tanpa biaya. Reaksi berlebihan terhadap dimensi politik menyebabkan kurangnya
wawasan politik dalam historiografi sejarah Annales. Biaya ini cukup mahal
karena pada kenyataannya, memisahkan aspek politik dari kompleksitas aktivitas
manusia hampir tidak mungkin dilakukan. Pada titik ini, dapat dinilai bahwa
Annales belum sepenuhnya berhasil mewujudkan sejarah yang lebih manusiawi.
Dalam mencapai tujuannya untuk mewujudkan sejarah yang lebih manusiawi,
Annales telah jatuh ke dalam kelemahan lain. Beberapa karya kelompok Annales
bahkan menunjukkan kecenderungan tren sejarah tanpa manusia.
Meskipun pengaruh dan inovasi Sekolah Annales tidak dapat disangkal,
mereka bukannya tanpa kritik selama bertahun-tahun. Salah satu kritik yang
paling umum adalah kurangnya meta-narasi untuk perubahan sejarah. Dasar dari
kritik ini adalah bahwa meskipun Annales telah diadaptasi dengan baik untuk

20
Popkin, Jeremy D. 2016. Dari Herodotus hingga H-Net: Kisah Historiografi . New
York; Pers Universitas Oxford.
menjelaskan dan mempelajari masyarakat pra-industri, Annales kurang cocok
untuk perubahan yang lebih cepat seperti yang kita lihat dalam masyarakat
modern.

DAFTAR PUSTAKA
Cambert-Loir, Henri & Hasan Muarif Ambary (ed)., Panggung Sejarah:
Persembahan Kepada Prof. Dr.Dennys Lombard, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1999).
Faizal hamzah & dkk, “The History of Muhammadiyah” Journal of Indonesian
History, 11.
Harsgor, Michael. 1978. “Sejarah Total: Sekolah Annales.” Jurnal Sejarah
Kontemporer 13.
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007)., diakses
pada 10 Desember 2014.
Kelompok Green, Anna, dan Kathleen. 1999. Rumah Sejarah: Pembaca Kritis
dalam Sejarah dan Teori Abad Kedua Puluh . New York: Pers Universitas
New York, 1999.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003).
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2008).
Nawiyanto & dkk, “Annales School of History: Its Origins, Develovment and
Contribution”, Journal Of Humanities And Social Science, Vol. 27, No.8,
(May 2022).
Ousselin, Edward. 2016. “La France En Chiffres: De 1870 à Nos Jours.” Studi
Perancis 70.
Popkin, Jeremy D. 2016. Dari Herodotus hingga H-Net: Kisah
Historiografi . New York; Pers Universitas Oxford.
Revolusi Sejarah Perancis: Sekolah Annales, 1929–2014. Oleh PETER
BURKE. Cambridge: Politik, 2015.
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,1993).
Wesseling, HL 1978. “Sekolah Annales dan Penulisan Sejarah
Kontemporer.” Ulasan (Fernand Braudel Center).

Anda mungkin juga menyukai