Anda di halaman 1dari 2

AMORTISASI AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek


dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada
setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebet akun beban
amortisasi terhadap akun aktiva.
Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya),
yang pada aktiva tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan
maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun
pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.
Sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, aktiva tidak berwujud yang
memiliki umur ekonomis terbatas, harus dilakukan amortisasi terhadap aktiva
tidak berwujud yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan umur
ekonomis aktiva tidak berwujud adalah sebagai berikut:
1. Peraturan dan perjanjian-perjanjian lain yang membatasi umur ekonomis aktiva
tidak berwujud
2. Besarnya biaya untuk memperbarui atau memperpanjang berlakunya aktiva
tidak berwujud
3. Faktor-faktor ketinggalan zaman, permintaan pelanggan, persaingan, kemajuan
teknologi dan faktor-faktor ekonomi yang lain
4. Umur ekonomis aktiva tidak berwujud yang dikaitkan dengan sekelompok
karyawan tertentu
5. Tindakan pesaing yang dapat diperkirakan
6. Aktiva tidak berwujud yang tidak dapat ditentukan umur ekonomisnya dan
manfaat ekonomis yang sulit ditentukan
Taksiran umur ekonomis aktiva tidak berwujud ditentukan berdasarkan
faktor-faktor diatas. Selanjutnya amortisasi aktiva tidak berwujud akan dilakukan
dengan cara yang sama seperti penyusutan aktiva tetap. Oleh karena umur
ekonomis aktiva tidak berwjud sangat dipengaruhi oleh berlalunya waktu, maka
amortisasi aktiva tidak berwujud menggunakan metode garis lurus. Sebagaimana

penyusutan aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud ini dibebankan pada
harga pokok produksi (paten untuk proses produksi) melalui biaya overhead
pabrik tetap atau pada biaya operasi (merek dagang). Sedangkan pencatatan pada
sebelah kredit adalah pada rekening akumulasi amortisasi atau pada rekening
aktiva tidak berwujud yang besangkutan.
Contoh: PT FARIDA membeli paten untuk proses produksi dengan harga
Rp 25.000.000,-. Umur ekonomisnya ditaksir 10 tahun. Dari transaksi tersebut,
jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembelian paten dan amortisasi setiap
tahun adalah sebagai berikut:
Paten
Kas
(mencatat pembelian paten)
Biaya amortisasi (biaya overhead pabrik)
Akumulasi amortisasi (paten)
(mencatat amortisasi paten)

Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Rp 2.500.000
Rp 2.500.000

Perusahaan setiap periode harus mengevaluasi umur ekonomis aktiva tidak


berwujud. Apabila terjadi perubahan umur ekonomis aktiva tidak berwujud, maka
amortisasi akan disesuaikan berdasarkan pada sisa umur ekonomis aktiva tidak
berwujud yang baru dan nilai buku aktiva tidak berwujud pada periode yang
sedang berjalan (current book value). (Kumalahadi, 1983:280).

Anda mungkin juga menyukai