Malrotasi Dan Volvulus
Malrotasi Dan Volvulus
A.
Definisi
Malrotasi merupakan gagalnya suatu rotasi/perputaran dan fiksasi normal
pada organ, dalam hal ini yaitu usus tengah, selama perkembangan embriologik.
Malrotasi mengakibatkan kelainan kongenital berupa posisi usus yang abnormal
di dalam rongga peritoneum, dan biasanya meliputi baik usus halus maupun usus
besar. Malrotasi diikuti fiksasi usus yang abnormal oleh pita mesentrika atau tidak
adanya fiksasi usus, sehingga meningkatkan resiko obstruksi usus, volvulus akut
atau kronik, dan nekrosis usus. Volvulus adalah obstruksi usus yang disebabkan
oleh melilitnya usus atau terbentuknya simpul.
Volvulus merupakan keadaan yang disebabkan adanya rotasi gelung usus
di sekeliling cabang arteri mesenterika superior. Normalnya gelung usus primer
berotasi 270 berlawanan dengan arah jarum jam. Akan tetapi kadang-kadang
putaran hanya 90 saja. Apabila hal ini terjadi, kolon dan sekum adalah bagian
usus pertama yang kembali dari tali pusat, dan menempati sisi kiri rongga perut.
Gelung usus yang kembali belakangan makin terletak di kanan, sehingga
mengakibatkan kolon letak kiri.
seperti penyakit
Asal Embriologik
Lengkung usus tengah yang terletak pada ujung umbilikus berotasi sebesar
90 derajat berlawanan arah jarum jam (dilihat dari anterior) dengan arteri
mesenterika superior sebagai aksisnya (lengkung kranial mengarah ke kanan
bawah sedangkan lengkung kaudal naik ke kiri atas). Proses tersebut lengkap
setelah minggu ke-8. Selama rotasi, lengkung kranial usus tengah memanjang dan
membentuk
lengkung
jejunum-ileum,
sedangkan
perluasan
dari
sekum
Epidemiologi
Malrotasi terjadi pada sekitar 1 dari 500 kelahiran, dan biasanya
didiagnosis pada masa neonatal. Sekitar 75% kasus yang bergejala terjadi pada
bayi baru lahir dan 90% kasus yang bergejala terjadi dalam 1 tahun pertama
kehidupan.
Keterlambatan dalam diagnosis dan penatalaksanaan dapat berakibat pada
nekrosis usus halus, sindrom short-gut, dan ketergantungan pada nutrisi parenteral
total. Mortalitas pada bayi yang mengalami malrotasi adalah sekitar 30% pada
tahun 1950-an dan 1960-an, tetapi kemudian menurun hingga 3%5%.
Malrotasi usus dikaitkan dengansejumlah gejala dan kelainan lainnya.
Penyakit ini cukup sering terjadi dalam kaitannya dengan abnormalitas
Manifestasi Klinik
Penampilan klinis malrotasi berupa gangguan pasase setinggi duodenum,
dapat timbul segera, beberapa hari, beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah
kelahiran. Tujuh puluh lima persen dari penderita tampil dengan gejala dan tanda
obstruksi total saluran cerna dalam masa neonatal karena disertai volvulus.
Setiap neonatus dengan muntah hijau dan tanda-tanda obstruksi saluran
cerna letak tinggi harus dicari kemungkinan malrotasi dan volvulus, karena
kelainan ini dapat menyebabkan iskemi dan nekrosis seluruh usus halus dan
sebagian kolon.
Manifestasi klinik klasik malrotasi pada bayi ialah muntah hijau dengan
atau tanpa distensi abdomen, baik dihubungkan dengan obstruksi duodenum
maupun volvulus midgut. Manifestasi klinik malrotasi berupa obstruksi setinggi
duodenum berupa:
1)
Pita peritonem (Ladds band) menyilang duodenum, yg memfiksasi sekum pada
2)
3)
E.
Diagnosis
Penegakan diagnosis malrotasi dilakukan dengan memperhatikan temuan
tanda dan gejala dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan dapat disertai
pemeriksaan penunjang.
Gejala dan tanda obstruksi parsial atau total setinggi duodenum, berupa
Gejala dan tanda dapat hanya berupa obstruksi parsial setinggi duodenum bila
malrotasi tanpa disertai volvulus sempurna. Penderitaan seperti ini dapat datang
ke dokter setelah berumur beberapa hari, beberapa bulan, atau beberapa tahun
dengan keluhan gangguan masukan disertai hambatan pertumbuhan dan
perkembangan.
Pada pemeriksaan radiologik dengan foto polos abdomen tegak, terlihat
bayangan double bubble seperti pada atresia duodenal, tetapi disertai gambaran
gelembung-gelembung udara kecil-kecil yang minim di bagian distal. Pada
pemeriksaan barium enema terlihat sekum terletak di kuadran kanan atas di bawah
hepar. Sebaiknya tidak dilakukan pemeriksaan foto barium meal karena tidak
memberikan banyak informasi dan terdapat bahaya aspirasi.
F.
Penatalaksanaan
Untuk persiapan
pra-bedah
harus
cepat,
karena
harus
segera