Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN KEPRIBADIAN

MAKALAH

oleh
Kelompok 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

GANGGUAN KEPRIBADIAN

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Dalam Keperawatan


Fasilitator : Erti I. Dewi, Ners.,M.Kep.Sp.Kep.J

oleh :

Ditta Anggraini

NIM 122310101062

Agustian Dian R

NIM 122310101063

M Tutus Prasetyo

NIM 122310101071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap dan secara khas dapat
dikenali pada setiap individu. Gangguan kepribadian adalah pola perilaku yang
bersifat menetap dalam persepsi dan pikiran yang berhubungan dengan lingkungan
atau dirinya sendiri yang diperhatikan dengan berbagai macam konteks sosial ataupun
pribadi yang tidak fleksibel,maladaptive, dan menyebabkan adanya hendaknya
fungsional dan distress subjuektif yang signifikan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental
di manacara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak
berfungsi.Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah
suatu varian darisifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada
sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan
dapat menyebabkan gangguanfungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif
maka dimasukkan sebagai kelasgangguan kepribadian.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu
varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian
besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat
menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka
dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.

1.2 Rumusan Masalah


1
Bagaimana definisi gangguan kepribadian?
2
Bagaimana jenis- jenis gangguan kepribadian?
3
Bagaimana Mengetahui kepribadian ganda ?
4
Bagaimana Mengetahui psikoterapi untuk gangguan kepribadian ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1

Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang gangguan kepribadian.


1.3.2 Tujuan Khusus
a.

Untuk mengetahui definisi dari gangguan kepribadian

b.

Mengetahui jenis- jenis gangguan kepribadian

c.

Mengetahui kepribadian ganda

d.

Mengetahui psikoterapi untuk gangguan kepribadian

1.4 Implikasi keperawatan


Bidang keperawatan merupakan suatu bidang ilmu yang sangat berpengaruh
terhadap kondisi sehat dan sakit dari seorang individu. Dalam keilmuan keperawatan
terdapat proses keperawatan yang digunakan untuk melakukan penatalaksanaan
terhadap suatu permasalahan kesehatan, termasuk penatalaksanaan terhadap
gangguan kepribadian. Melalui makalah ini, mahasiswa keperawatan maupun tenaga
kesehatan dapat lebih mendalami mengenai gangguan kepribadian , akan tetapi tetap
dengan diimbangi dari referensi lainnya. Proses yang diulas dalam makalah ini juga
dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan maupun tenaga profesional
keperawatan dalam menghadapi klien dengan gangguan kepribadian.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Gangguan Kepribadian


2.1.1 Definisi Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel
dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna dan penderitaan
subjektif. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki respons yang benar-benar
kaku terhadap situasi pribadi, hubungan dengan orang lain ataupun lingkungan
sekitarnya. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri
terhadap tuntutan eksternal, sehingga akhirnya pola tersebut bersifat self-defeating.
Sikap kepribadian yang terganggu itu akan semakin nyata pada saat remaja awal
masa dewasa dan terus berlanjut di sepanjang kehidupan dewasa, semakin lama
semakin mendalam dan mengakar sehingga semakin sulit diubah. Dapat disimpulkan
bahwa seseorang dengan gangguan kepribadian akan menunjukkan pola relasi dan
persepsi terhadap lingkungan dan dirinya sendiri yang bersifat tidak fleksibel,
maladaptif, serta berakar mendalam.
Gangguan kepribadian berbeda dari perubahan kepribadian dalam waktu dan
cara terjadinya: gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan, yang
muncul ketika masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut sampai dewasa.
Gangguan kepribadian bukan keadaan sekunder dari gangguan jiwa lain atau penyakit
otak, meskipun dapat didahului dan timbul bersamaan dengan gangguan lain.
Sebaliknya, perubahan kepribadian adalah suatu proses yang didapat, biasanya pada
usia dewasa, setelah stress berat atau berkepanjangan, deprivasi lingkungan yang
ekstrem, gangguan jiwa yang parah atau penyakit/cedera otak.

2.2 Jenis- Jenis Gangguan Kpribadian

Kurang punyae elsi deg

G. Gangguan Naristik
Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental di mana orang memiliki
rasa bahwa diri mereka orang yang sangat penting dan kebutuhan yang mendalam
untuk dikagumi. Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik percaya
bahwa mereka lebih unggul dari orang lain dan kurang memperhatikan perasaan
orang lain. Gangguan kepribadian narsistik merupakan salah satu dari beberapa
jenis gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian adalah kondisi dimana
seseorang memiliki sifat tertentu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan
cara yang menyedihkan, hingga membatasi kemampuan mereka untuk
berinteraksi dalam hubungan serta aspek lain dari kehidupan mereka seperti
pekerjaan atau sekolah. Pengobatan gangguan kepribadian narsistik lebih
ditekankan pada psikoterapi.

Gejala pada gangguan naristik:


a.
b.
c.
d.
e.

Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain


Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik
Melebih-lebihkan prestasi atau bakat
Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman
Percaya bahwa anda istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang

istimewa Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain


f. Mengharapkan orang lain untuk menyetujui ide dan rencana anda
g. Mengambil keuntungan dari orang lain

h. Mengekspresikan sebuah bentuk penghinaan terhadap orang-orang yang


anda anggap inferior (rendah)
i. Menjadi iri terhadap orang lain
j. Percaya bahwa orang lain iri terhadap anda
k. Kesulitan menjaga hubungan yang sehat Menetapkan tujuan yang tidak
realistis Mudah terluka dan mengalami penolakan
l. Memiliki harga diri yang rapuh
m. Menampilkan diri sebagai orang yang keras kepala dan tidak emosional
Penyebab dan faktor resiko
Penyebab dari gangguan kepribadian narsistik tidak diketahui secara pasti.
Seperti gangguan mental lainnya, penyebabnya dapat sangat kompleks.
Gangguan kepribadian naristik berkaitan dengan masa kanak-kanak
disfungsional seperti pemanjaan yang berlebihan, harapan yang sangat tinggi,
perlakuan kejam atau penelantaran. Kemungkinan

terjadi karena faktor

genetik atau psikobiologis yakni hubungan antara otak dengan perilaku serta
kemampuan berpikir memainkan peran dalam perkembangan gangguan
kepribadian narsistik.
Faktor resiko
Gangguan kepribadian narsistik jarang terjadi. Gangguan ini lebih banyak
dialami pria daripada wanita. Gangguan kepribadian narsistik seringkali
dimuali pada masa awal usia dewasa. Beberapa remaja mungkin akan tampak
memiliki sifat narsisme, Hal ini biasanya hanya berlangsung pada masa
tersebut dan tidak berarti bahwa individu tersebut akan mengembangkan
kepribadian narsistik.
Komplilasi yang akan terjadi pada gangguan naristik meliputi:
a. Penyalahgunaan zat/obat
b. Penyalahgunaan alkohol
c. Depresi

d. Pikiran atau perilaku bunuh diri


e. Kesulitan dalam hubungan
f. Masalah di tempat kerja atau sekolah
Gangguan kepribadian naristik menurut berbagai presfektif meliputi:
a. Psikososial dibagi dalam dua tahapan yaitu psikodinamik dan
behavoristik.
a) Psikodinamik. Menurut para psikoanalis, termasuk Freud,
menggunakan istilah narcissistik untuk mendeskripsikan
orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting
secara berlebih-lebihan dan yang terokupasi dengan keinginan
mendapatkan perhatian (Cooper dan Ronningstam, 1992).
Dimana fase yang dilalui semua anak sebelum menyalurkan
cinta mereka dari diri mereka sendiri kepada significant
person, sehingga anak terfiksasi pada fase narsistik. Akibat
memiliki orangtua yang selalu menuruti anak dan menanamkan
rasa bangga atas kemampuan diri dan harga diri mereka, atau
anak tidak percaya terhadap pengasuh dan memutuskan bahwa
mereka hanya dapat bersandar pada diri sendiri.
b) Behaviorisik. Narsistik merupakan reaksi asumsi untuk
menghadapi masalah-masalah self-worth yang tidak realistik
sebagai hasil dari penurutan dan evaluai yang berlebihan dari
orang-orang

yang

signifikan.

Serta

sebagai

hasil

dari unrealistic-overevaluation orangtua terhadap anak.


b. Sosiokultural
Faktor-faktor kultur sosial yang berkontribusi terhadap kelainan
kepribadian tidak dimengerti dengan baik. Sebagaimana bentukbentuk lain dari ilmu psikologi, timbulnya dan sebagian fitur dari
kelainan kepribadian merubah sedikit banyak dengan waktu dan
tempat, walaupun sebanyak yang seseorang mungkin pikirkan (Allik,
2005). Ada sedikit perbedaan dalam lintas budaya daripada di dalam

budaya. Ini mungkin berhubungan dalam penemuan yang semua


kebudayaan (keduanya Barat dan non-Barat, termasuk Afrika dan
Asia) berbagi 5 ciri-ciri dasar kepribadian yang sama, dan pola variasi
mereka juga terlihat mendunia.

H. Gangguan kepribadian avoidant


Definisi
Gangguan kepribadian avoidant adalah suatu kondisi psikiatris yang ditandai dengan
rasa malu, perasaan tidak mampu, dan sensitif terhadap penolakan yang ekstrem
seumur hidup. Gangguan ini menimbulkan masalah dalam pekerjaan dan hubungan
sosial dengan lingkungan. Penyebab gangguan ini belum diketahui secara pasti.
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar (avoidant) menunjukkan
hambatan sosial yang ekstrim dan introversi, yang mengarah pada pola hubungan
sosial yang terbatas seumur hidup dan keengganan untuk masuk ke dalam interaksi
sosial.
Ciri-ciri gangguan kepribadian avoidant meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Sensitif terhadap kritikan dan penolakan


Mengisolasi dirinya sendiri
Malu berlebihan ketika menjalin hubungan dengan orang lain
Menghindari hubungan dengan orang lain
Minder
Rendah self esteem
Tidak percaya pada orang lain
Menjaga jarak hubungan emosional dengan orang lain, tidak ingin akrab.
Waspada berlebihan
Bermasalah dalam dunia kerja
Merasa dirinya sendirian
Perasaan inferioritas
Suka menyalahkan dirinya sendiri
Mempunyai fantasi tinggi

I.

Gangguan kepribadian dependen

Definisi:
Gambaran utama dari gangguan ini adalah kesulitan dengan perpisahan, dimana
gangguan ini beresiko menjadi gangguan depresi dan gangguan cemas sehingga
berkecenderungan berpikiran untuk bunuh diri. Diperkirakan lebih dari 2% dari
populasi dewasa mengalami gangguan ini dengan perbandingan antara pria dan
wanita sama.
Tanda-tanda gangguan kepribadian dependen antara lain:
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar
keputusan penting bagi dirinya.
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada kebutuhan orang lain
pada siapa dia bergantung, dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap
keinginan mereka.
c. Keengganan untuk mengajukan tuntutan yang layak pada siapa dia
bergantung.
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan
yang dibesar besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
e. Terpaku akan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat
dengannya dan ditinggal agar mengurus diri sendiri.
f. Keterbatasan kemampuan untuk membuat keputusan sehari hari tanpa
mendapat nasihat yang berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain.

g. Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya, tidak


kompeten, dan kehilangan stamina

Pandangan psikodinamika terhadap gangguan kepribadian dependen yaitu:


Teori Freudian mengatakan bahwa konflik perkembangan fase oral yang tidak
terselesaikan menyebabkan pasien membutuhkan pengasuhan sepanjang hidupnya.
Teori tentang hubungan objektif mengatakan bahwa kehilangan orang tua yang dini
atau penolakan membatasi seseorang untuk mendapatkan pengalaman normal dari
attachment dan separation, sehingga anak tetap dalam keadaan takut. Teori lain
mengatakan bahwa overproteksi dari orang tua menyebabkan anak menjadi
tergantung/dependen. Para pakar perilaku mengatakan bahwa orang tua individu
dengan gangguan ini secara tidak sengaja memberi reward bagi anak yang penurut
dan punishment bagi anak yang bebas. Ahli kognitif mendapatkan 2 perilaku
maladaptif yang menyebabkan anak menjadi dependen, saya tidak cukup
mendapatkan bantuan untuk berhubungan dengan dunia dan saya harus mencari
seseorang yang bisa memberikan perlindungan sehingga saya bisa menghadapi
dunia. Dimana pola pikir tersebut membatasi seseorang untuk membuat keputusan
yang bebas dan merdeka.
J. Gangguan kepribadian obsessive compulsive
Definisi
Obsessive-compulsive personality disorder, yaitu gangguan pada individu yang
mempunyai gaya hidup yang perfeksionis.Gangguan ini ditandai dengan tingkah laku
yang keras kepala, kebimbangan, sangat teratur, dan cenderung mengulang-ulang

sesuatu hal. Kunci utama dari gangguan ini adalah kecenderungan perfeksionis dan
tidak fleksibel yang sudah menetap pada diri individu. Sebagai contoh: individu
dengan gangguan ini terus menerus mengecek seluruh kunci pintu di rumah karena
mereka merasa takut pada pencuri, mencuci tangan terus-menerus kadangkala hingga
kulit tangan menjadi luka. Individu dengan obsessive-compulsive personality bersifat
perfeksionis, sangat memperhatikan detail, aturan, jadwal, dan sebagainya. Individu
yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif sangat memperhatikan detail sehingga
kadang ia tidak dapat menyelesaikan hal yang dikerjakannya. Ia lebih berorientasi
pada pekerjaan daripada bersantai-santai dan sangat sulit mengambil keputusan
karena takut membuat kesalahan. Selain itu, ia juga sangat sulit mengalokasikan
waktu karena terlalu memfokuskan diri pada hal-hal yang tidak seharusnya. Biasanya
ia memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik karena keras kepala dan
meminta segala sesuatu dilakukan sesuai dengan keinginannya. Istilah yang umum
digunakan sebagai julukan bagi individu seperti itu adalah control freak. Individu
dengan gangguan kepribadian ini pada umumnya bersifat serius, kaku, formal dan
tidak fleksibel, terutama berkaitan dengan isu-isu moral. Ia tidak mampu membuang
objek yang tidak berguna, walaupun objek tersebut tidak bernilai. Di samping itu, ia
juga pelit atau kikir.

Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif memiliki 9 ciri, meliputi:


1. Preokupasi dengan yang rinci, peraturan, prosedur, daftar, skedul tetapi hl
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

yang penting terlewati


Perfeksionis,
Sangat hati-hati dan tidak fleksibel tentang etik, moral, dan nilai-nilai
Taat berlebihan terhadap pekerjaan atau produktivitas,
Sangat kaku,
Tidak mau mendelegasikan tugas pd orang lain
Sulit mengambil keputusan,
Hubungan sehari-hari sangat formal,

9. Ekspresi emosi terbatas dan terkontrol


Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah;
1. Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home,
kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap
lemah namun masih dapat diperhitungkan
2. Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia
3.
4.
5.
6.

2.3

basalis dan singulum.


Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi
Riwayat gangguan kecemasan
Depresi
Individu yang mengalami gangguan seksual

Kepribadian ganda
Gangguan identitas disosiatif (dissociative identity disorder) atau istilah

populernya kepribadian ganda adalah kelainan mental yang mengakibatkan


penderitanya menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian yang masing-masing
memiliki nama dan karakter yang berbeda. Layaknya seperti ada dua orang yang
masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda dalam satu badan. Kebanyakan
dari mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki kepribadian ganda. Ada juga
yang merasa memiliki kepribadian ganda karena dia menyadari pola pikirnya
seringkali berubah-ubah, padahal sebenarnya dia hanya memiliki satu kepribadian.
Manusia memiliki tiga system psikologis, diantaranya adalah ID, EGO, dan
SUPEREGO. ID merupakan dorongan-dorongan, hasrat, dan semacamnya. Superego

merupakan nilai-nilai, norma, dan aturan yang berlaku dan dipahami. Sedangkan ego
adalah kontrol diri seseorang dalam menghadapi masalah. Dari ketiga sistem tersebut,
kepribadian ganda dapat muncul jika ego yang dimiliki seseorang telah rusak.
Apabila seseorang memiliki ego yang telah rusak, seseorang tersebut tidak sadar akan
posisinya pada waktu tertentu.
1. Ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan seseorang mempunyai
kepribadian ganda, berikut ini adalah beberapa Ciri-ciri seseorang punya
kepribadianganda:
Penderita memiliki dua kesadaran yang berbeda-beda
2. Kemampuannya dapat berubah-ubah sesuai kepribadiannya. Misalnya saat dia
pandai sekali bermain musik, beberapa jam lagi tiba-tiba dia tidak bisa
memainkannya
3. Penderita merasa tidak mendiami tubuh sendiri atau merasa terpisah dengan
tubuh sendiri.
4. Kebanyakan dari mereka mengidap amnesia (hilang ingatan jangka pendek)
5. Seringkali mengalami distorsi waktu (kehilangan waktu)
6. Pola pikir, cara berbicara, dan wataknya berubah-ubah seiring kepribadian
yang sedang mengambil alih tubuhnya
7. Kadang merasa tidak sadar dimana ia berada sekarang dan tidak sadar kapan
dan mengapa dia bisa berada disana
8. Tidak mampu mengingat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya
9. Sering menemukan suatu benda yang tidak ia ketahui kenapa ia memilikinya
(misalnya dia memiliki sebuah gitar padahal ia merasa tidak pernah bisa
bermain gitar)
10. Memiliki masa lalu yang menyedihkan
11. Sering merasa sakit kepala dan skizofrenia (mendengar banyak suara-suara di
kepalanya)
12. Tidak peminum minuman beralkohol maupun pengguna narkoba
13. Beberapa bahkan ingin sekali bunuh diri karena depresi terhadap ciri-ciri
tersebut

2.3.1 Penyebab Kepribadian Ganda


1. Pengidapnya memiliki dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda.
2. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang
tersebut atau disebut dengan switching.
3. Pengidapnya memiliki ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting
yang berhubungan dengan dirinya.
4. Gangguan-gangguan yang terjadi pada pengidapnya tidak disebabkan karena
efek psikologis dari substansi, seperti alkohol, obat-obatan, atau karena
kondisi media seperti demam.

2.4 Psikoterapi Untuk Gangguan Kepribadian


1. Gangguan kepribadian paranoid
Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena
itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus
diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi
yang terlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan
yang dalam style masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat
meningkatkan ketidakpercayaan pasien
2. Gangguan kepribadian skizoid
Psikoterapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian
skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka
akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok

lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya waktu,


anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak
sosia
3. Gangguan kepribadian skizotipal
Psikoterapi. Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian
skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam
pemujaan, praktek religius yang aneh dan okultis. Ahli terapi tidak boleh
menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka.

4. Gangguan kepribadian antisosial


Psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman
sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang,
kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group)
akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi,
ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada
pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus
menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
4. Gangguan kepribadian borderline
Psikoterapi. Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi
bawah sadar secara mendalam. Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan
kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk
menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan sosial,
khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan
mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan perilaku
interpersonal mereka.

6. Gangguan kepribadian histrionik


Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak
menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam
(inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi
psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk
gangguan kepribadian histrionik.

7. Gangguan kepribadian narsistik


Psikoterapi. Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien harus
meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatrik
seperti Otto Kernberg dan Heiz Kohut menganjurkan pemakaian pendekatan
psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan.
8. gangguan kepribadian avoidant
Psikoterapi. Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan
apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan
kegagalan. Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih
keterampilan sosial yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat
harga diri pasien yang telah buruk. Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti
efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain.
Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien
untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan
harga diri mereka.
9. Gangguan kepribadian dependen
sikoterapi. Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan
proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih

ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan
terapi kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.
10. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Psikoterapi. Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari
pengobatan atas kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu
mengarahkan sangat dihargai oleh pasien gangguan ini. Terapi kelompok dan terapi
perilaku biasanya memberikan manfaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk
memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptif mereka.
Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien
dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


KEPRIBADIAN

1. Pengkajian
1.1. Faktor Predisposisi
Tumbuh kembang : Gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan
hubungan dengan orang lain persepsi, berpikir dan hubungan dengan orang lain.
Hubungan Dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang
tidak mendukung proses tumbang.
1.2 Faktor presipitasi

Perpisahan/ kehilangan : orang berarti dalam waktu Perpisahan/ kehilangan


(perceraian, kematian atau di sementara/ lama atau dirawat di RS)
Penyakit kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri sehingga gangguan pola
hubungan isolasi.
Sosial budaya : perubahan status ( perusahaan bangkrut atau tinggal di tempat
baru )
3. Perilaku dan mekanisme koping Perilaku dan mekanisme koping
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Skizoid : Isolasi
Histerionik : Disosiasi,mserang,mingkari
Narsistik : Manipulasi, intelektualisasi
Boderline : Marah, krisis
Menarik diri : Isolasi Isolasi
Dependen : Ketergantungan

3. Diagnosa Keperawatan
1.

Harga diri rendah berhubungan dengan menarik diri

2.

Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain b/d perilaku

kekerasan
4. Rencana Iintervesi dan Rasional
I.

Harga diri rendah b/d menarik diri

Tujuan jangka panjang: klien mengekspresikan perasaan dan ketakutannya


Tujuan jangka pendek : klien mengidentifikasikan dan mendiskusikan aspek diri yang
positif.
2.

Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain b/d perilaku

kekerasan

Tujuan :
1. klien melaporkan ketiadaan perilaku atau pikiran merusak diri
2. klien menyatakan keinginannya melukai diri sendiri atau orang lain

tetapi

tidak melukainya.

5. Intervensi
NO
DIAGNOSA
I

INTERVENSI
Intervensi janka panjang:

Harga

diri

rendah

b/d -dorong

menarik diri

RASIONAL

klien

untuk -mengakui perasaan negatif atau

membicarakan

situasi

yang masalah yang tidak terpecahkan

menimbulkan

perasaan

tidak dapat membantu klien mengatasi

nyaman.

isu-isu yang menjadi perhatiannya.


-eksplorasi diri dapat menyediakan

-dorong

klien

untuk daya

tilik

terhadap

mendiskusikan ketakutan gagal permasalahan

area
dan

dan aspek-aspek diri sendiri mengidentifikasikan isu-isu yang


yang dipikir tidak diinginkan.

tidak terpecahkan di masa lalu.

-dorong klien untuk membuat -klien


rencana

spesifik

mengubah

mungkin

untuk keterbatasan

kemampuan

perilaku menyusun

disfungsional

atau perilaku

menyelesaikan masalah.

mempunyai

strategi

untuk

mengubah

disfungsional

atau

mungkin tidak mampu melihat caracara alternatif untuk menyelesaikan


masalah tanpa bantuan.
-dengan

perencanaan

situasional

-bantu klien menyusun rencana untuk melakukan tugas baru, klien


untuk

menangani

spesifik

yang

situasi dapat

melihat

menimbulkan tindakan

dapat

perasaan-perasaan negatif atau menghasilkan


takut gagal.

bahwa

beberapa

diambil

konsekuensi

untuk
yang

positif.

Intervens jangka pendek:


-dorong klien untuk melihat -identifikasi aspek positf dalam diri
kekuatan, pencapaian di masa memulai membangun harga diri.
lalu dan potensi masa depan.
-pencapaian tujuan meningkatkan
-minta klien membuat tujuan kepercayaan diri.dorong klien untuk
yang realistis dan berupaya mengungkapkan tujuan mana yang
untuk mencapainya.

realistis

sehingga

mencegah

kehilangan harga diri yang dapat


terjadi jika tujuan-tujuan ini tidak
dipenuhi.
-membuat sebuah jornal membantu

klien melihat pola-pola berulang


-sarankan

klien

untuk yang dapat diubah dan juga

mempunyai

sebuah

jumlah membantu mengatasi situasi stres

mengenai pengalaman harian yang bermasalah.


dan mengidentifikasi perasaaan
perasaan

yang

berhubingan

dengan pengalaman tersebut.


-bangun lingkungan yang aman -keamanan adalah prioritas utama
dengan menyingkirkan semua bagi klien yang cendrung merusak.
benda-benda
berbahaya

yang
bagi

mungkin
klien

dan

lingkungannya.
-sebuah lingkungan yang tenang
-buat lingkungan klien menjadi dan tidak merangsang mengurangi
tenang

dan

tidak

bersifat perilaku agresif klien.

merangsang.
-verbalisasi
II

perasaan

membantu

klien

marah

bersentuhan

Resiko

-dorong klien untuk menyatakan dengan situasi yang menyakitkan.

perilaku

perasaan agresifnya.

kekerasan

-sering kali orang yang agresif salah

terhadap

diri

menempatkan perasaan negatif nya

sendiri

atau -bantu klien mengungkapkan kedalam

situasi

yang

tidak

orang lain b/d asal mula rasa marah dan rasa berhubungan daripada merasakan
perilaku
kekerasan

sakit.

rasa marahnya secara sadar pada


cedera

yang

sebenarnya

sudah

terjadi.
-sebuah kontrak membantu klien

mengatasi perasaan tidak terkendali


-minta klien membuat sebiah dan
perjanjian

sehingga

menghilangkankecendrungan

perawat untuk

terlibat

dalam

perilaku

atau profesional kesehatan jira kekerasan terhadap diri sendiri atau


lainnya

diberitahu

tentang orang lain.

hasrat klien untuk melakukan


tindakan kekerasan.

-identifikasi isyarat distres dapat


menjadi
peringatan

-bantu

klien tindakan

mengidentifikasikan kebiasaan memfasilitasi

sebuah

meknisme

untuk

mencegah

klien

,sehingga
intervensi

dan perilaku berbicara sendiri keperawatan yang tepat dan segera.


yang

biasanya

disertai

rasa

marah dan peningkatan ansietas.


6. Evaluasi
a) klien tidak menunjukkan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang
b)
c)
d)
e)

lain
klien dapat mengekspresikan perasaan dan ketakutannya.
Hubungan saling percaya terbina
Harga diri meningkat
Klien mampu membatasi perilaku agresif

BAB 4 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gangguan kepribadian digambarkan sebagai gangguan berat kepribadian dan
perilaku yang dinilai sebagai suatu bentuk penyimpangan dari pola budaya yang
normal. Pedoman diagnostik gangguan kepribadian termasuk gangguan dengan durasi
yang lama pada beberapa fungsi, bersifat pervasif dan maladaptif, onset pada masa
kecil atau remaja; kelanjutan menjadi dewasa; kepribadian distres yang cukup besar
(meskipun kadang-kadang hanya terlihat pada akhir kursus gangguan itu); dan
biasanya , tetapi tidak selalu, masalah yang signifikan dalam pekerjaan dan dalam
perilaku sosial. Pada seorang individu dengan gangguan kepribadian, terjadi disfungsi
dalam hubungan keluarga, pekerjaan, fungsi sosial. Dapat pula berkaitan dengan
tindak kriminal, penyalahgunaan zat, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan,
perceraian, dan lain-lain. Tatalaksana biasanya sulit karena gangguan ini bersifat
pervasif, egosintonik, awitannya sejak dewasa muda (di atas 17 tahun) dan seringkali
individu bangga dengan ciri kepribadiannya. Tatalaksana terdiri dari 2 jenis, yaitu
psikoterapi (terapi dengan prinsip menyadarkan pasien mengenai dampak gangguan
kepribadian yang ia derita) dan psikofarmaka (penggunaan psikotropika yang bersifat
pengobatan simptomatis).

Kasus
Tn. S berusia 25 tahun sejak 15 hari yang lalu sering menyendiri dikamar. Tn.
S menyendiri dan tidak mau berkomunikasi dengan siapapun . sejak 15 hari yang lalu
Tn. S tidak melakukan kegiatan apapun seperti bekerja maupun dlam memenuhu
kebutuhannya sendiri Tn. S harus dibantu dengan orang tuanya. Tingkah laku Tn. S
semakin lama semakin aneh dan tidak wajar . Tn s sering berbicara sendiri tentang
kemampuannya yang dimiliki seperti dapat memepengaruhi orang lain dengan katakatanya, dan juga Tn.s mempercayai Koran adalah pesan yang tersembunyi. Sejak
mengalami gangguan tn. S tidak suka berhubungan dengan orang lain sekalipun
dengan orang tuanya karena Tn. S tidak mempercayai orang lain dan memiliki
kecurigaan yang terus menerus kepada setiap orang yang ada disekitarnya dan juga
Tn. S menggap orang lain akan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA
Baihaki Mif dkk. 2007.Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan.Bandung: PT Refika
Aditama
Doengoues. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Psikatri. Jakarta: EGC
Linda carman Copel.2007. kesehatan jiwa dan psikiatri. Jakarta:EGC
Nanda,

Nursing. Diagnosa

definisien

and

clasivikasi. 2005-2006

Nanda

internasional, Philadelphia
Fauziyah, Fitria. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta. UI Press
Hasanat.2004.Personality Disorder. Jakarta:EGC
Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,
Yogyakarta
Wiramiharja & Sutarjo. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung:Refika
Aditama

Anda mungkin juga menyukai