Makalah Psikologi
Makalah Psikologi
MAKALAH
oleh
Kelompok 4
GANGGUAN KEPRIBADIAN
MAKALAH
oleh :
Ditta Anggraini
NIM 122310101062
Agustian Dian R
NIM 122310101063
M Tutus Prasetyo
NIM 122310101071
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap dan secara khas dapat
dikenali pada setiap individu. Gangguan kepribadian adalah pola perilaku yang
bersifat menetap dalam persepsi dan pikiran yang berhubungan dengan lingkungan
atau dirinya sendiri yang diperhatikan dengan berbagai macam konteks sosial ataupun
pribadi yang tidak fleksibel,maladaptive, dan menyebabkan adanya hendaknya
fungsional dan distress subjuektif yang signifikan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental
di manacara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak
berfungsi.Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah
suatu varian darisifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada
sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan
dapat menyebabkan gangguanfungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif
maka dimasukkan sebagai kelasgangguan kepribadian.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu
varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian
besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat
menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka
dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.
Tujuan Umum
b.
c.
d.
G. Gangguan Naristik
Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental di mana orang memiliki
rasa bahwa diri mereka orang yang sangat penting dan kebutuhan yang mendalam
untuk dikagumi. Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik percaya
bahwa mereka lebih unggul dari orang lain dan kurang memperhatikan perasaan
orang lain. Gangguan kepribadian narsistik merupakan salah satu dari beberapa
jenis gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian adalah kondisi dimana
seseorang memiliki sifat tertentu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan
cara yang menyedihkan, hingga membatasi kemampuan mereka untuk
berinteraksi dalam hubungan serta aspek lain dari kehidupan mereka seperti
pekerjaan atau sekolah. Pengobatan gangguan kepribadian narsistik lebih
ditekankan pada psikoterapi.
genetik atau psikobiologis yakni hubungan antara otak dengan perilaku serta
kemampuan berpikir memainkan peran dalam perkembangan gangguan
kepribadian narsistik.
Faktor resiko
Gangguan kepribadian narsistik jarang terjadi. Gangguan ini lebih banyak
dialami pria daripada wanita. Gangguan kepribadian narsistik seringkali
dimuali pada masa awal usia dewasa. Beberapa remaja mungkin akan tampak
memiliki sifat narsisme, Hal ini biasanya hanya berlangsung pada masa
tersebut dan tidak berarti bahwa individu tersebut akan mengembangkan
kepribadian narsistik.
Komplilasi yang akan terjadi pada gangguan naristik meliputi:
a. Penyalahgunaan zat/obat
b. Penyalahgunaan alkohol
c. Depresi
yang
signifikan.
Serta
sebagai
hasil
I.
Definisi:
Gambaran utama dari gangguan ini adalah kesulitan dengan perpisahan, dimana
gangguan ini beresiko menjadi gangguan depresi dan gangguan cemas sehingga
berkecenderungan berpikiran untuk bunuh diri. Diperkirakan lebih dari 2% dari
populasi dewasa mengalami gangguan ini dengan perbandingan antara pria dan
wanita sama.
Tanda-tanda gangguan kepribadian dependen antara lain:
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar
keputusan penting bagi dirinya.
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada kebutuhan orang lain
pada siapa dia bergantung, dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap
keinginan mereka.
c. Keengganan untuk mengajukan tuntutan yang layak pada siapa dia
bergantung.
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan
yang dibesar besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
e. Terpaku akan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat
dengannya dan ditinggal agar mengurus diri sendiri.
f. Keterbatasan kemampuan untuk membuat keputusan sehari hari tanpa
mendapat nasihat yang berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain.
sesuatu hal. Kunci utama dari gangguan ini adalah kecenderungan perfeksionis dan
tidak fleksibel yang sudah menetap pada diri individu. Sebagai contoh: individu
dengan gangguan ini terus menerus mengecek seluruh kunci pintu di rumah karena
mereka merasa takut pada pencuri, mencuci tangan terus-menerus kadangkala hingga
kulit tangan menjadi luka. Individu dengan obsessive-compulsive personality bersifat
perfeksionis, sangat memperhatikan detail, aturan, jadwal, dan sebagainya. Individu
yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif sangat memperhatikan detail sehingga
kadang ia tidak dapat menyelesaikan hal yang dikerjakannya. Ia lebih berorientasi
pada pekerjaan daripada bersantai-santai dan sangat sulit mengambil keputusan
karena takut membuat kesalahan. Selain itu, ia juga sangat sulit mengalokasikan
waktu karena terlalu memfokuskan diri pada hal-hal yang tidak seharusnya. Biasanya
ia memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik karena keras kepala dan
meminta segala sesuatu dilakukan sesuai dengan keinginannya. Istilah yang umum
digunakan sebagai julukan bagi individu seperti itu adalah control freak. Individu
dengan gangguan kepribadian ini pada umumnya bersifat serius, kaku, formal dan
tidak fleksibel, terutama berkaitan dengan isu-isu moral. Ia tidak mampu membuang
objek yang tidak berguna, walaupun objek tersebut tidak bernilai. Di samping itu, ia
juga pelit atau kikir.
2.3
Kepribadian ganda
Gangguan identitas disosiatif (dissociative identity disorder) atau istilah
merupakan nilai-nilai, norma, dan aturan yang berlaku dan dipahami. Sedangkan ego
adalah kontrol diri seseorang dalam menghadapi masalah. Dari ketiga sistem tersebut,
kepribadian ganda dapat muncul jika ego yang dimiliki seseorang telah rusak.
Apabila seseorang memiliki ego yang telah rusak, seseorang tersebut tidak sadar akan
posisinya pada waktu tertentu.
1. Ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan seseorang mempunyai
kepribadian ganda, berikut ini adalah beberapa Ciri-ciri seseorang punya
kepribadianganda:
Penderita memiliki dua kesadaran yang berbeda-beda
2. Kemampuannya dapat berubah-ubah sesuai kepribadiannya. Misalnya saat dia
pandai sekali bermain musik, beberapa jam lagi tiba-tiba dia tidak bisa
memainkannya
3. Penderita merasa tidak mendiami tubuh sendiri atau merasa terpisah dengan
tubuh sendiri.
4. Kebanyakan dari mereka mengidap amnesia (hilang ingatan jangka pendek)
5. Seringkali mengalami distorsi waktu (kehilangan waktu)
6. Pola pikir, cara berbicara, dan wataknya berubah-ubah seiring kepribadian
yang sedang mengambil alih tubuhnya
7. Kadang merasa tidak sadar dimana ia berada sekarang dan tidak sadar kapan
dan mengapa dia bisa berada disana
8. Tidak mampu mengingat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya
9. Sering menemukan suatu benda yang tidak ia ketahui kenapa ia memilikinya
(misalnya dia memiliki sebuah gitar padahal ia merasa tidak pernah bisa
bermain gitar)
10. Memiliki masa lalu yang menyedihkan
11. Sering merasa sakit kepala dan skizofrenia (mendengar banyak suara-suara di
kepalanya)
12. Tidak peminum minuman beralkohol maupun pengguna narkoba
13. Beberapa bahkan ingin sekali bunuh diri karena depresi terhadap ciri-ciri
tersebut
ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan
terapi kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.
10. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Psikoterapi. Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari
pengobatan atas kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu
mengarahkan sangat dihargai oleh pasien gangguan ini. Terapi kelompok dan terapi
perilaku biasanya memberikan manfaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk
memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptif mereka.
Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien
dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.
1. Pengkajian
1.1. Faktor Predisposisi
Tumbuh kembang : Gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan
hubungan dengan orang lain persepsi, berpikir dan hubungan dengan orang lain.
Hubungan Dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang
tidak mendukung proses tumbang.
1.2 Faktor presipitasi
Skizoid : Isolasi
Histerionik : Disosiasi,mserang,mingkari
Narsistik : Manipulasi, intelektualisasi
Boderline : Marah, krisis
Menarik diri : Isolasi Isolasi
Dependen : Ketergantungan
3. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain b/d perilaku
kekerasan
4. Rencana Iintervesi dan Rasional
I.
Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain b/d perilaku
kekerasan
Tujuan :
1. klien melaporkan ketiadaan perilaku atau pikiran merusak diri
2. klien menyatakan keinginannya melukai diri sendiri atau orang lain
tetapi
tidak melukainya.
5. Intervensi
NO
DIAGNOSA
I
INTERVENSI
Intervensi janka panjang:
Harga
diri
rendah
b/d -dorong
menarik diri
RASIONAL
klien
membicarakan
situasi
menimbulkan
perasaan
nyaman.
-dorong
klien
untuk daya
tilik
terhadap
area
dan
spesifik
mengubah
mungkin
untuk keterbatasan
kemampuan
perilaku menyusun
disfungsional
atau perilaku
menyelesaikan masalah.
mempunyai
strategi
untuk
mengubah
disfungsional
atau
perencanaan
situasional
menangani
spesifik
yang
situasi dapat
melihat
menimbulkan tindakan
dapat
bahwa
beberapa
diambil
konsekuensi
untuk
yang
positif.
realistis
sehingga
mencegah
klien
mempunyai
sebuah
yang
berhubingan
yang
bagi
mungkin
klien
dan
lingkungannya.
-sebuah lingkungan yang tenang
-buat lingkungan klien menjadi dan tidak merangsang mengurangi
tenang
dan
tidak
merangsang.
-verbalisasi
II
perasaan
membantu
klien
marah
bersentuhan
Resiko
perilaku
perasaan agresifnya.
kekerasan
terhadap
diri
sendiri
situasi
yang
tidak
orang lain b/d asal mula rasa marah dan rasa berhubungan daripada merasakan
perilaku
kekerasan
sakit.
yang
sebenarnya
sudah
terjadi.
-sebuah kontrak membantu klien
sehingga
menghilangkankecendrungan
perawat untuk
terlibat
dalam
perilaku
diberitahu
-bantu
klien tindakan
sebuah
meknisme
untuk
mencegah
klien
,sehingga
intervensi
biasanya
disertai
rasa
lain
klien dapat mengekspresikan perasaan dan ketakutannya.
Hubungan saling percaya terbina
Harga diri meningkat
Klien mampu membatasi perilaku agresif
BAB 4 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gangguan kepribadian digambarkan sebagai gangguan berat kepribadian dan
perilaku yang dinilai sebagai suatu bentuk penyimpangan dari pola budaya yang
normal. Pedoman diagnostik gangguan kepribadian termasuk gangguan dengan durasi
yang lama pada beberapa fungsi, bersifat pervasif dan maladaptif, onset pada masa
kecil atau remaja; kelanjutan menjadi dewasa; kepribadian distres yang cukup besar
(meskipun kadang-kadang hanya terlihat pada akhir kursus gangguan itu); dan
biasanya , tetapi tidak selalu, masalah yang signifikan dalam pekerjaan dan dalam
perilaku sosial. Pada seorang individu dengan gangguan kepribadian, terjadi disfungsi
dalam hubungan keluarga, pekerjaan, fungsi sosial. Dapat pula berkaitan dengan
tindak kriminal, penyalahgunaan zat, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan,
perceraian, dan lain-lain. Tatalaksana biasanya sulit karena gangguan ini bersifat
pervasif, egosintonik, awitannya sejak dewasa muda (di atas 17 tahun) dan seringkali
individu bangga dengan ciri kepribadiannya. Tatalaksana terdiri dari 2 jenis, yaitu
psikoterapi (terapi dengan prinsip menyadarkan pasien mengenai dampak gangguan
kepribadian yang ia derita) dan psikofarmaka (penggunaan psikotropika yang bersifat
pengobatan simptomatis).
Kasus
Tn. S berusia 25 tahun sejak 15 hari yang lalu sering menyendiri dikamar. Tn.
S menyendiri dan tidak mau berkomunikasi dengan siapapun . sejak 15 hari yang lalu
Tn. S tidak melakukan kegiatan apapun seperti bekerja maupun dlam memenuhu
kebutuhannya sendiri Tn. S harus dibantu dengan orang tuanya. Tingkah laku Tn. S
semakin lama semakin aneh dan tidak wajar . Tn s sering berbicara sendiri tentang
kemampuannya yang dimiliki seperti dapat memepengaruhi orang lain dengan katakatanya, dan juga Tn.s mempercayai Koran adalah pesan yang tersembunyi. Sejak
mengalami gangguan tn. S tidak suka berhubungan dengan orang lain sekalipun
dengan orang tuanya karena Tn. S tidak mempercayai orang lain dan memiliki
kecurigaan yang terus menerus kepada setiap orang yang ada disekitarnya dan juga
Tn. S menggap orang lain akan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Baihaki Mif dkk. 2007.Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan.Bandung: PT Refika
Aditama
Doengoues. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Psikatri. Jakarta: EGC
Linda carman Copel.2007. kesehatan jiwa dan psikiatri. Jakarta:EGC
Nanda,
Nursing. Diagnosa
definisien
and
clasivikasi. 2005-2006
Nanda
internasional, Philadelphia
Fauziyah, Fitria. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta. UI Press
Hasanat.2004.Personality Disorder. Jakarta:EGC
Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,
Yogyakarta
Wiramiharja & Sutarjo. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung:Refika
Aditama