KEPRIBADIAN NARSISTIK
Disusun Oleh :
Agatha Marcelline I.W
Pembimbing :
dr. Ashwin Kandouw, SpKJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT SANATORIUM DHARMAWANGSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PERIODE DESEMBER 2015
Daftar Isi
BAB I................................................................................ 3
PENDAHULUAN..................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................3
BAB II............................................................................... 5
PEMBAHASAN...................................................................5
A. Gangguan Kepribadian......................................................5
B. Etiologi Gangguan Kepribadian..........................................8
1) Faktor Genetik................................................................................ 8
2) Faktor Biologis...............................................................................9
3) Faktor Psikoanalitik......................................................................10
4) Teori Character Armoring..........................................................14
C. Gangguan Kepribadian Narsistik.......................................17
1) Definisi......................................................................................... 17
2) Epidemiologi................................................................................17
3) Diagnosis..................................................................................... 17
4) Gejala Klinis.................................................................................19
6) Perjalanan Penyakit dan prognosis..............................................24
7) Terapi........................................................................................... 24
Daftar Pustaka................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang
merupakan karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan seharihari, dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat
diramalkan.
Perkembangan kepribadian merupakan hasil interaksi dari
faktor-faktor: konstitusi (genetik, temperamen), perkembangan, dan
pengalaman hidup (lingkungan keluarga, budaya).
Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat
tidak fleksibel dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang
bermakna dan penderitaan subjektif. Orang dengan gangguan
kepribadian memiliki respons yang benar-benar kaku terhadap
situasi pribadi, hubungan dengan orang lain ataupun lingkungan
sekitarnya.
Gangguan kepribadian adalah kelainan yang umum dan
kronis. Gangguan kepribadian pada umumnya muncul nyata pada
usia dewasa muda dan sudah berlangsung sejak usia anak-anak.
Prevalensinya diperkirakan antara 10 sampai 20% dari seluruh
populasi, dan durasinya dapat berlangsung selama beberapa
dekade. Diperkirakan 50% dari seluruh pasien psikiatrik memiliki
gangguan kepribadian, yang seringkali komorbid dengan kondisi
Aksis I. Gangguan kepribadian juga merupakan faktor predisposisi
dari gangguan psikiatrik lainnya seperti penyalahgunaan obatobatan, bunuh diri, gangguan afektif, gangguan makan, dan
gangguan anxietas sehingga dapat memperberat prognosis dari
pasien-pasien tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Kepribadian
Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk menyelesaikan
masalah dengan pola tertentu dalam menjalani kehidupan sejak
kecil hingga dewasa yang dapat digunakan sebagai ciri atau tanda
untuk mengenal orang tersebut . Ciri khas tersebut adalah karakter
atau kepribadian,
Kepribadian adalah ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari, dalam
kondisi yang biasa. Kepribadian bersifatnya stabil dan dapat
diramalkan. Karakter adalah ciri kepribadian yang dibentuk oleh
proses perkembangan dan pengalaman hidup. Sedangkan
temperamen dipengaruhi oleh faktor genetik atau konstitusional
yang terbawa sejak lahir, bersifat sederhana, tanpa motivasi, baru
stabil sesudah anak berusia beberapa tahun.
Gangguan kepribadian adalah kelainan yang umum dan
kronis. Prevalensinya diperkirakan antara 10 sampai 20% dari
seluruh populasi, dan durasinya dapat berlangsung selama
beberapa dekade. Orang dengan gangguan kepribadian umumnya
dicap menjengkelkan, menganggu, dan bersifat parasit dan secara
umum dianggap memiliki prognosis yang buruk. Diperkirakan
setengah dari seluruh pasien psikiatrik memiliki gangguan
kepribadian, yang seringkali komorbid dengan kondisi Aksis I.
Gangguan kepribadian merupakan faktor predisposisi untuk
gangguan psikiatrik lain ( contoh penyalahgunaan zat, bunuh diri,
gangguan afektif, dan gangguan cemas) di mana hal ini
mengganggu hasil pengobatan sindrom Axis I dan meningkatkan
menderita ketidakmampuan (cacat) personal, morbiditas, dan
mortalitas pasien.
Kelompok A
2) Faktor Biologis
Hormon
Orang yang menunjukkan sifat impulsif cenderung memiliki
tingkat testosteron, 17-estradiol, dan estron yang tinggi. Pada
primata, androgen meningkatkan kemungkinan agresi dan perilaku
seksual, tetapi peran testosteron dalam agresi manusia masih tidak
jelas. Kadar hormon DST pada gangguan kepribadian borderline
yang juga termasuk didalamnya terdapat gejala depresi ditemukan
abnormal.
Neurotransmitter
Elektrofisiologi
Perubahan gelombang elektrik pada EEG muncul pada pasien
dengan
kepribadian antisosial
3) Faktor Psikoanalitik
Teori psikoanalitik adalah suatu metode untuk mengobati
gangguan mental dan menjelaskan tentang pola perilaku manusia.
Sigmeund Freud, penemu dari teori ini, menyatakan bahwa perilaku
dari seseorang merupakan hasil interaksi dari tiga bagian penting
dari mental dan pikiran kita yaitu id, ego, dan superego. Teori ini
disebut sebagai structural theory . Konflik diantara ketiga bagian
dari alam bawah sadar kita ini yang membentuk karakter dan
kepribadian kita.
Id bekerja di alam bawah sadar yang menggunakan prinsip
kesenangan dan mencari pemuasan segera dari impuls biologis. Id
terdiri atas dua insting (atau dorongan) biologis yang disebut Eros
dan Thanatos. Eros , atau insting kehidupan, membantu manusia
untuk bertahan hidup dengan memunculkan dorongan untuk
respirasi, makan, dan seksual. Energi yang dihasilkan oleh insting
hidup ini disebut libido.
Berkebalikan dengan eros, Thanatos adalah insting kematian.
Ia adalah dorongan untuk menghancurkan yang ada disetiap
individu. Jika energi dari dorongan ini diproyeksikan keluar maka
akan diekspresikan sebagai agresivitas dan kejahatan. Freud
Deskripsi
Mekanisme alam bawah
Contoh
menolak untuk
mengakui kepada
tidak menyadarinya.
untuk kesehatan
mengalami/mengetahuinya
Individu menganggap
seseorang, namun
superego kita
menyatakan bahwa
merupakan pikiran,
kebencian tersebut
individu lain
Kita akan
menyelesaikan
masalah tersebut
dengan
mempercayai bahwa
orang tersebut yang
Displacement
membenci kita.
Seseorang yang
atasannya akan
objek pengganti
Regression
anjingnya
Seorang anak mulai
ke tahap psikologikal
kembali menghisap
jempolnya atau
kepada tekanan
mengompol saat
akan dibawa ke
Sublimation
rumah sakit
Berolahraga untuk
Dengan
Fantasi
Pasien skizoid yang dilabeli eksentrik, penyendiri, dan
Disosiasi
Disosiasi atau penolakan adalah menggantikan afek yang
Isolation
Isolasi biasa ditemukan pada pasien dengan obsesif-kompulsif.
Projection
Projeksi adalah tindakan individu yang menaruh kesalahan
pada orang lain atas perasaan, tindakan, dan motivasi yang salah
dari dirinya. Umumnya terdapat pada gangguan kepribadian
paranoid. Pasien paranoid yang sebenernya suka mencari kesalahan
orang lain dan sangat sensitif terhadap kritikan akan tampak penuh
curiga dan tidak dapat menaruh kepercayaan pada orang lain.
Splitting
Individu melihat segala sesuatunya dengan hitam dan putih.
Passive Aggression
Pasien melampiaskan kemarahannya kepada dirinya sendiri.
Acting Out
Dorongan, atau keinginan alam bawah sadar yang langsung
Projective Identification
Umum ditemukan pada gangguan kepribadian borderline.
1) Definisi
Narsistik adalah gangguan kepribadian dimana terdapat pola
rasa kebesaran diri (dalam fantasi atau perilaku) , merasa dirinya sangat penting,
kebutuhan untuk dikagumi atau disanjung, kurang mampu berempati. Namun
demikian sebenarnya individu tersebut memiliki kepercayaan diri yang lemah dan
sangat rentan terhadap kritikan.
Berdasarkan DSM-V, narsisistik adalah pola kebesaran yang terjadi terus
menerus, merasa dirinya sangat penting, memiliki keyakinan dan fantasi akan
kesuksesan besar, memiliki respon yang berlebihan terhadap kritikan, sangat
mempentingkan kepercayaan dirinya dan image tentang dirinya, serta memiliki
gangguan hubungan interpersonal dengan orang lain.
2) Epidemiologi
Prevelensi gangguan kepribadian narsistik berdasarkan DSM-V
adalah kurang dari 1% pada populasi umum, 2%-16% pada populasi
klinis.
Gangguan ini umumnya lebih banyak ditemukan di pria
dibandingkan wanita. Gangguan ini juga memiliki kemungkinan
untuk diturunkan didalam keluarga karena individu dengan narsistik
akan membagikan pikiran tentang kebesaran, kecantikan, dan bakat
yang tidak realistik tersebut kepada anak-anaknya.
3) Diagnosis
Kriteria diagnostik gangguan kepribadian narsistik berdasarkan DSM-IV :
Sebuah pola tentang kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan
kekaguman, kurangnya empati, dimulai pada masa awal dewasa dan hadir dalam
berbagai konteks, seperti yang indikasikan oleh lima (atau lebih) hal sebagai berikut :
1. Secara berlebih merasa dirinya sangat penting (misalnya, melebih-lebihkan
prestasi dan bakat, mengharapkan untuk diakui sebagai yang unggul tanpa
prestasi nyata yang sepadan)
9. Menunjukan
perilaku
sombong
dan
arogan
4) Gejala Klinis
disekitarnya.
o Pasien cenderung memiliki kebanggaan yang
berlebihan pada pencapaian-pencapaiannya
o Pasien narsis relatif kurang menunjukan
emosinya
o Pasien narsis cenderung menganggap
kepentingan orang lain tidak sepenting
kepentingan dirinya
o Pasien narsis tidak membutuhkan validasi dari
orang-orang disekitarnya karena ia
menganggap ia sudah sepantasnya diterima
karena kehebatannya dan sudah sepantasnya
menjadi pusat perhatian.
Antisosial
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
narsis
narsis
narsis
narsis
tidak
tidak
tidak
tidak
impulsif
agresif
mencurangi orang lain
memiliki riwayat kriminal
7) Terapi
a) Psikoterapi
Terapi pada pasien narsistik tergolong sulit
karena untuk menjalaninya, pasien harus menolak sifat
kenarsisannya.
Terdapat dua teori psikoterapi yang
diperuntukan untuk pasien dengan kepribadian narsistik
yaitu teori yang dikemukakan oleh Otto Kernberg dan teori
yang dikemukakan oleh Heinz Kohut.
Teori Kernberg adalah teori pendekatan objectrelations yang bertujuan untuk menghilangkan pola
pikiran kebesaran pasien dengan mengkonfrontasi nya
secara langsung dengan pasien.
Teori Kohut lebih menggunakan pendekatan
empati dimana terapis akan mendukung pola pikir
kebesaran pasien namun membentuknya sehingga dapat
menjadi lebih ideal. Tujuan dari teori Kohut adalah untuk
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Psikologiabnormal.wikispaces.com.PsikologiAbnormalNarcistikPersonalityDisorder
[Internet].2015[cited20December2015].Availablefrom:
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Narcistik+Personality+Disorder
Mdguidelines.com.NarcissisticPersonalityDisorderMedicalDisabilityGuidelines
[Internet].2015[cited20December2015].Availablefrom:
http://www.mdguidelines.com/narcissisticpersonalitydisorder
Emedicine.medscape.com.NarcissisticPersonalityDisorderTreatment&Management:
ApproachConsiderations,Psychotherapy,PharmacologicTherapy[Internet].2015[cited20
December2015].Availablefrom:http://emedicine.medscape.com/article/1519417
treatment#d9
BurgemeesterA,V.TheDifferencebetweenBorderlineandNarcissisticPersonalitiesThe
NarcissisticLife[Internet].TheNarcissisticLife.2014[cited20December2015].Available
from:http://thenarcissisticlife.com/thedifferencebetweenborderlineandnarcissistic
personalities/
2015[cited20December2015].Availablefrom:http://www.hgp
piee.org/SummerSeminar/2010/pages/goldsmith_eng.pdf
2015[cited20December2015].Availablefrom:https://www.mentalhelp.net/articles/coping
strategiesanddefensemechanismsbasicandintermediatedefenses/disorder
2015[cited20December2015].Availablefrom:https://www.mentalhelp.net/articles/coping
strategiesanddefensemechanismsbasicandintermediatedefenses/disorder
2015[cited20December2015].Availablefrom:https://www.mentalhelp.net/articles/coping
strategiesanddefensemechanismsbasicandintermediatedefenses/disorder