FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
LAPORAN KASUS
JANUARI 2016
Disusun oleh:
Wahyuni Syukriah Tatuhey
Heron RF. Titarsole
Pembimbing:
dr. Rahmat Saptono, Sp.OG
A. IDENTITAS PASIEN
Nomor Rekam Medik
: 03-18-61
Nama
: Ny. SN
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 12 Januari 1981
Umur
: 34 tahun
Pekerjaan
:-
Agama
: Islam
Alamat
: Galunggung
Tanggal masuk
: 31 Desember 2015
Tanggal pulang
: 02 Januari 2016
Ruang rawat
: Kirana/IIB
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit
:
G6P5A0, MRS dengan keluhan gerakan janin tidak lagi
dirasakan sejak 1 minggu sebelum MRS. Keluhan
ini juga disertai dengan leher terasa tegang dan
pusing. Mules-mules (-), keluar lendir darah (-), airair (-). Di lingkungan rumah pasien terdapat banyak
kucing. HPHT 15 Juli 2015. UK 24-25 minggu.
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
TD
: 180/100 MmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36,5C
Berat badan
: 48 kg
Pemeriksaan fisik
Kepala
: Normochepal
3
Mata
: Ca -/-, Si -/-
THT
Leher
KGB
Dada
Paru
Jantung
Hati
: Tidak teraba
Ginjal
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Kulit
b. Vaginal toucher
V/U tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio mencucu, dilatasi
serviks (-), STLD (-).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (31 Desember 2015) IUFD 24-25 minggu
Nilai rujukan
11,0 17,0 gr/dL
4,0 12,0 x 103/L
150 400 x 103/L
Hasil pasien
8,3 gr/dL
10,4 x 103/L
128 x 103/L
E. DIAGNOSIS KERJA
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) 24-25 minggu
F. TATALAKSANA
1.
2.
Infus RL 16 tpm
3.
Nifidipine 3 x 10 mg PO
4.
5.
Observasi 9
6.
G. FOLLOW UP
Tanggal
Perjalanan penyakit
31-12-2015
(21.00)
TD: 170/100
mmHg
Nadi: 90 x/m
RR: 20 x/m
S: 36,7 0C
(21.20)
(21.22)
(23.22)
Perintah dokter
dan pengobatan
- Pimpin persalinan
A: G6P5A0
Janin lahir spontan, jenis kelamin
laki-laki, berat badan 500 gram,
panjang badan 30 cm
Plasenta lahir spontan lengkap,
perineum utuh
A: Post partus spontan dengan R/ observasi VK 2
IUFD
jam
Obat oral:
- Cefadroxil
2x500 mg
- As.
mefenamat
3x500 mg
- Vit ever 2x1
S: Perut masih mules-mules
- Pindah
ruang
O:
nifas
- Obat
oral
- KU: Baik, CM
- Mata: CA-/dr.Sp.OG lanjut
- Abdomen:
Supel,
luka - Alganax 2x1
operasi baik, TFU teraba 2 - Jika TD 170
mmHg,
drip
jari dibawah umbilikus,
catapres 1 amp/8
kontraksi baik, BU (+)
6
01-01-2016
TD: 180/100
mmHg
N: 90 x/m
S: 36,5 0C
P: 18 x/m
02-01-2016
TD: 180/100
mmHg
N: 94 x/m
S: 36,5 0C
P: 18 x/m
normal.
Genitalia: Lokia (+)
jam
Terapi lanjutkan
Drip catapres 1
amp/8jam
Terapi lanjutkan
Drip catapres 1
amp/8jam
anak pertama. Untuk riwayat obstetrik, anak I (2009) dan II (2010) lahir
meninggal pada usia 6 bulan kehamilan, anak III (2011) lahir meninggal pada
usia 5-6 bulan kehamilan, anak IV (2012) dan V (2015) lahir meninggal pada
usia 6 bulan kehamilan. Anak I dan II tidak diketahui beratnya karena lahir
dirumah, sedangkan anak III, IV dan V lahir dengan berat badan 500 gram.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/100 mmHg, N 88 x/m, P 18
x/m, S 36,5oC. Pemeriksaan abdomen: Supel, NT (-), TFU teraba setinggi
umbilikus, massa (-), his (-), DJJ (-). Vaginal toucher: V/U tenang, dinding
vagina dalam batas normal, portio mencucu, dilatasi serviks (-), STLD (-).
Pada pemeriksaan penunjang dengan USG hasilnya adalah IUFD 24-25
minggu, janin tunggal, IU, DJJ (-). Pada pasien dilakukan tindakan induksi
dengan misoprostol direncanakan partus pervaginam dan pada tanggal 31
Desember 2015 pukul 21.20 bayi lahir meninggal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI1,2
Intrauterine fetal death (IUFD) menurut ICD 10 International Statistical
Classification of Disease and Related Health Problems adalah kematian fetal
atau janin pada usia gestasional 22 minggu. World Heatlh Organization dan
American College of Obstetricians and Gynecologist mendefinisikan IUFD
sebagai janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. The US
National Center for Health Statistics menyatakan bahwa IUFD adalah
kematian pada fetus dengan berat badan 350 gram atau lebih dengan usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Menurut United States National Center for Health Statistic, kematian janin
atau fetal death dibagi menjadi Early Fetal Death, kematian janin yang terjadi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, Intermediate Fetal Death,
kematian janin yang berlangsung antara usia kehamilan 20-28 minggu dan
Late Fetal Death, kematian janin yang berlangsung pada usia lebih dari 28
minggu.
B. EPIDEMIOLOGI
10
Gestation (weeks)
5-7
8-11
12-15
16-19
20-27
Total 5-27
11
Faktor maternal
a.
b.
c.
d.
Infeksi
e.
Hipertensi
f.
Pre-eklampsia
g.
Eklampsia
h.
Hemoglobinopati
i.
Penyakit rhesus
j.
Ruptura uteri
k.
Antiphospholipid sindrom
l.
m. Kematian ibu
n.
12
2.
3.
Faktor fetal
a.
Kehamilan ganda
b.
c.
Kelainan kongenital
d.
Anomali kromosom
e.
Faktor plasenta
a. Cord accident (kelainan tali pusat)
b. Solutio Plasenta (lepasnya plasenta)
c. Insufisiensi plasenta
d. Ketuban pecah dini
e. Vasa previa
f. Perdarahan Feto-maternal
Telah dilakukan beberapa studi pada untuk mengetahui etiologi spesifik dari
kasus IUFD, beberapa diantaranya yaitu:
1.
13
kasus IUFD adalah janin yang kecil untuk usia gestasional dan kelompok ini
juga sangat berisiko memicu terjadinya persalinan prematur. Pada
kehamilan postterm, atau usia gestasi lebih dari 41 minggu, risiko IUFD
juga semakin meningkat.
2.
14
4.
Plasenta6
Pada kehamilan, janin yang normal mendapatkan sirkulasi dari
pembuluh darah umbilikal dengan jumlah 350 400 ml/menit.
b.
Tali pusat6
15
Lilitan tali pusat juga pernah dilaporkan sebagai salah satu penyebab
kematian pada janin. Gambar di bawah ini menunjukkan perubahan
warna pada tubuh janin yang berhubungan dengan keadaan hipoksia
janin yaitu kekurangan oksigen akibat tertekannya arteri umbilikalis.8
16
5.
1,8
Infeki
17
B19 dan
18
6.
D. KLASIFIKASI
Menurut United States National Center for Health Statistic Kematian janin
dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: 2,4
1.
2.
3.
4.
19
Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan perubahan sebagai berikut: 2,4
1. Rigor mortis (tegang mati) Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian
lemas kembali.
2. Maserasi grade 0 (durasi < 8 jam) Kulit kemerahan setengah matang
3. Maserasi grade I (durasi > 8 jam) Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mulamula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah dan mulai
mengelupas.
4. Maserasi grade II (durasi 2-7 hari) Kulit mengelupas luas, efusi cairan
serosa di rongga toraks dan abdomen. Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air
ketuban menjadi merah coklat.
5. Maserasi grade III (durasi >8 hari) Hepar kuning kecoklatan, efusi cairan
keruh, mungkin terjadi mumifikasi. Badan janin sangat lemas, hubungan
antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.
E. MANIFESTASI KLINIS10
Gejala adanya IUFD dapat diketahui antara lain dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
F. DIAGNOSIS2,11,12
1. Anamnesis
a. Pasien mengaku tidak lagi merasakan gerakan janinnya.
b. Perut tidak bertambah besar, bahkan mungkin mengecil (kehamilan tidak
seperti biasanya )
20
c. Perut sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti ingin melahirkan
d. Penurunan berat badan
2. Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi
Tinggi fundus uteri berkurang atau lebih rendah dari usia
kehamilannya. Tidak terlihat gerakan-gerakan janin yang biasanya dapat
terlihat pada ibu yang kurus.
b.
Palpasi
Tonus uterus menurun, uterus teraba flaksid. Tidak teraba gerakangerakan janin.
c.
Auskultasi
Tidak terdengarnya denyut jantung janin setelah usia kehamilan 10-12
minggu pada pemeriksaan ultrasonic doppler merupakan bukti kematian
janin yang kuat.
21
b.
c.
d.
e.
G. PENATALAKSANAAN 4,13,14,15
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat
janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis
sebelumnya sehingga tidak diobati. Jika pemeriksaan Radiologik (USG)
tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa
overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung
udara didalam jantung dan edema scalp. USG merupakan sarana penunjang
diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya
menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin,
ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
22
b.
c.
Janin mati
2. Indikasi Ibu
a.
b.
23
1. Malposisi janin
2. Insufisisensi plasenta
3. Disporposi sefalopelvik
4. Cacat rahim, misalnya pernah megalami seksio sesarea, enukleasi miom.
5. Grande multipara
6. Gemelli
7. Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion
8. Plasenta previa
Untuk dapat melakukan induksi persalinan perlu dipenuhi beberapa kondisi,
diantaranya:
1. Hendaknya serviks uteri sudah matang, yaitu serviks sudah mendatar dan
menipis dan sudah dapat dilalui oleh sedikitnya 1 jari, sumbu serviks
menghadap ke depan.
2. Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD)
3. Tidak ada kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan
4. Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul.
Untuk menilai keadaan serviks dapat dipakai skor bishop. Jika skor Bishop
kurang atau sama dengan 3 maka angka kegagalan induksi mencapai lebih dari
20% dan berakhir pada seksio sesaria. Bila nilai lebih dari 8 induksi persalinan
kemungkinan akan berhasil. Angka yang tinggi menunjukkan kematangan
serviks.
Tabel 3. Skor Bishop untuk menilai kematangan serviks untk
induksi persalinan
24
Partus Spontan
dalam 2 minggu
diindikasikan
Psikologis
Infeksi
(80%)
25
Servik matang
Infus Oksitosin
Prostaglandin gel
Diulang setelah 6-8 jam
Gagal
gagal
Ditambah Prostaglandin/vaginam
Metode-Metode Terminasi :
1. Terminasi dengan induksi, yaitu :
a. Infus Oksitosin
Cara ini sering dilakukan dan efektif pada kasus-kasus dimana telah
terjadi pematangan serviks. Pemberian dimulai dengan 5-10 unit oksitosin
dalam 500 ml larutan Dextrose 5% melalui tetesan infus intravena. Dua
botol infus dapat diberikan dalam waktu yang bersamaan. Pada kasus yang
induksinya gagal, pemberian dilakukan dengan dosis oksitosin dinaikkan
pada hari berikutnya. Infus dimulai dengan 20 unit oksitosin dalam 500 ml
larutan Dextrose 5% dengan kecepatan 30 tetes per menit.
Bila tidak terjadi kontraksi setelah botol infus pertama, dosis dinaikkan
menjadi 40 unit. Resiko efek antidiuretik pada dosis oksitosin yang tinggi
harus dipikirkan, oleh karena itu tidak boleh diberikan lebih dari dua botol
pada waktu yang sama. Pemberian larutan ringer laktat dalam volume yang
kecil dapat menurunkan resiko tersebut. Apabila uterus masih refrakter,
26
27
melukai ibu. Embriotomi diindikasikan kepada janin mati dimana ibu dalam
keadaaan bahaya ataupun janin mati yang tak mungkin lahir pervaginam.
H. PENCEGAHAN2,4
Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati
aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak, atau
gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan USG. Perhatikan
adanya solusio plasenta. Pada gemelli dengan T+T (twin to twin transfusion)
percegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.
Resiko kematian janin dapat sepenuhnya dihindari dengan antenatal care
yang baik. Ibu perlu menjauhkan diri dari penyakit infeksi, merokok, minuman
beralkohol atau penggunaan obat-obatan. Tes-tes antepartum misalnya USG,
tes darah alfa-fetoprotein, dan non-stress test fetal elektronik dapat digunakan
untuk mengevaluasi kegawatan janin sebelum terjadi kematian dan terminasi
kehamilan dapat segera dilakukan bila terjadi gawat janin.
I. KOMPLIKASI
1. Disseminated intrvascular coagulation (DIC)16
Kematian janin akan mengakibatkan desidua plasenta menjadi rusak.
Plasenta yang rusak akan menghasilkan
tromboplastin. Tromboplastin
28
Akbat
29
BAB III
DISKUSI
G6P5A0, MRS dengan keluhan gerakan janin tidak lagi dirasakan sejak 1
minggu sebelum MRS. Keluhan ini juga disertai dengan leher terasa tegang dan
pusing. Tidak ada mules-mules, keluar lendir darah atau air-air. HPHT 15 Juli
2015. UK 24-25 minggu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak tahun 2009
yang diketahui saat kontrol kehamilan anak pertama. Anak I V pun lahir
meninggal pada rata-rata usia kehamilan 6 bulan dengan berat badan lahir ratarata 500 gram. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan janin tunggal, IU dan DJJ
(-). Pada pasien kemudian didiagnosis dengan IUFD 24-25 minggu dengan
hipertensi kronis.
IUFD menurut ICD 10 adalah kematian fetal atau janin pada usia gestasional
22 minggu. Sedangkan WHO dan ACOG mendefinisikan IUFD sebagai janin
yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian
janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Jika dilihat pada definisi
diatas, maka hal ini sesuai dengan yang terjadi pada kasus pasien dimana usia
kehamilan ibu > 20 minggu (24-25 minggu) dan berat badan bayi 500 gram.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ezechi OC dkk menunjukkan
bahwa dari sejumlah penyakit maternal yang dapat penyebabkan terjadinya IUFD
penyakit hipertensi pada kehamilan menduduki persentase tertinggi sebagai
penyebab IUFD (21,6%). Penyakit hipertensi pada kehamilan sendiri terbagi
30
terjadinya
IUFD.
Peningkatan
resistensi
vaskuler
dan
31
teori. Jika berdasarkan klasifikasinya, maka kasus ini masuk kedalam IUFD
golongan II atau intermediete fetal death dimana kematian janin terjadi pada usia
kehamilan 20-28 minggu (pada kasus 24-5 minggu).
Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif.
Pada kasus ini pilihan yang dipilh adalah induksi dengan misoprostol setengah
tablet (100 mcg). Pilihan induksi pun sesuai dengan teori karena pada kasus
pasien memenuhi indikasi janin yaitu janin mati dan indikasi ibu yaitu kehamilan
dengan hipertensi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Stockholm,
Sweden
2002.
Avaiable
from
URL:
https://openarchive.ki.se/xmlui/bitstream/handle/10616/39084/thesis.pdf?
sequence=1
2. Winknjosastro H. Ilmu Kebidanan Edisi IV,cetakan kedua. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2009. 732-35.
3. Ardy. G3P2A0, 38 years old, gravid 28 weeks, single fetal death, intrauterine,
breech presentation, breech, yet inpartu with intrauterine fetal death (iufd).
[upload : Oct 2013] ; [download : Sep 15, 2015] 8 sheet: pg 11-19. Avaiable
from : URL :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122485&val=5502
4. Cunningham FG et all. 2006. Obstetri Wiliams vol.2 edisi 21 Penyakit dan
cedera pada janin dan neonatus. EGC: Jakarta.
5. Lindsay,JL. Evaluation of Fetal Death. [Upload : 2010] : [Download : Sep 14,
2015]. Avaiable from: URL : http://emedicine.medscape.com/article/259165overview
6. Ezechi OC et all. Induction of Labour by Vaginal Misoprostol for Intrauterine
Fetal Death. [Upload Dec 2004] : [Upload Sep 14 2015]. J Obstet Gynecol
Ind. 54(6):561-3 Avaiable from : URL :
33
http://medind.nic.in/jaq/t04/i6/jaqt04i6p561g.pdf
7. Mattingly PJ, MD. Evaluation of Fetal Death.[Update May 02, 2014] :
[Download Sep 14, 2015]. Avaiable from : URL :
http://emedicine.medscape.com/article/259165-overview#a5
8. Nucleus Medical Art Inc. Kennesaw, Georgia 30144, 1999 2009
9. McDonald SD et all. Risk of Fetal Death Associated With Maternal Drug
Dependence and Placental Abruption A Population-Based Study. [ Upload Jan
15, 2007] ; [Download Sept 15, 2015]. Department of Obstetrics and
Gynecology, McMaster University, Hamilton ON. Avaiable from : From :
http://www.jogc.com/abstracts/full/200707_Obstetrics_5.pdf
10. Hendaryono,H. Patologi kebidanan. 2007
11. Agudelo AC, Beliza JM, Rossello LD. Epidemiology of Fetal Death in Latin
America. [Upload May, 2009] ; [download Sep 14, 2015] Acta Obstet Gynecol
Scand; 79: 3718. Avaiable from: URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10830764
12. Mu J, Kanzaki T, Si X, Tomimatsu T, Fukuda H, Shioji M. Apoptosis and
Related Proteins in Placenta of Intrauterine Fetal Death in Prostaglandin F
Receptor Deficient Mice. [Upload Jan 8, 2003] : [Download Sep 15, 2015]
Biology or Reproduction ;68:1968-74. Avaibale from: URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12606450
13. Weeks A. Misoprostol in obstetrics and gynecology. International Journal of
Gynecology and Obstetrics. [Upload Oct 4, 2007] : [Download Sep 14, 2015]:
S156S159. Avaiable from: URL:
http://www.ijgo.org/article/S0020-7292(07)00506-1/pdf
34
14. Tang J et all. WHO recommendations for misoprostol use for obstetric an
gynecologic indications. International journal gynecology & obstetrics.
[Upload Feb 21, 2013] : [Download Sep 14, 2015] : pg 186 189. Avaiable
from: URL:
http://www.ijgo.org/article/S0020-7292(13)00039-8/abstract
15. Norwitz,E. Schorge,J. 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi edisi kedua
Kematian Janin Intra Uterin. EMS : Jakarta
16. Flenady V et all. Major risk factors for stillbirth in high-income countries:
asystematic review and metaanalysis. [upload Apr 16, 2011] : [Download Sep
14, 2015]. Avaiable from : URL :
https://www.adelaide.edu.au/arch/stillbirth/Stillbirth_review.pdf
17. Norwitz,E. Schorge,J. 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi edisi kedua
Kematian Janin Intra Uterin. EMS : Jakarta.
18. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. 2010.
19. Prasetyo R, Anggraeni W. Prostasiklin dan preeklampsia. FK UNDIP. 2013.
20. ACOG Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in pregnancy.
Obstetrics & Gynecology. Vol. 122, No. 5, 2013.
35