PENANGGUNG JAWAB
Rektor Universitas Hasanuddin
PEMBINA
Ketua
Wakil
DEWAN PENYUNTING
REDAKTUR PELAKSANA
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Toram~
.~"-~/,. .~;'';:::Y/~~/,.;:<;/I,.5...,~~-:I;I,(#~#;:''''->#/'.w/.
ISSN: 0853-4489
ABSTRACT
Coastal waters receive a lot of organic and inorganic substances which lead to variability of
light intensity and nutrient influence the dynamics of phytoplankton community in the waters. The
objectives of this research are to analyze and determine the variable most having an effect on
between light intensity and nutrient in its relation to the abundances of phytoplankton community by
spatial and temporal. The results of this research are expected to give the solution, input and
ecological consideration in utilization of coastal waters. Level of light intensity is not significant
(p>0.05) pursuant to spatial and temporal, on the contrary with distribution of orthophosphate, nitrate
and silicate is exactly very significant (p<O.O I). Then ammonia, nitrite and the abundances of
phytoplankton community is very significant (p<0.0 I) only at distribution to temporal. The result
analyses of the relation between the abundances of phytoplankton community by various variable of
pursuant to spatial and temporal, in the reality to dynamics of phytoplankton own relation with the
light intensity only at zone A in observation period of dry season. The dynamics of phytoplankton at
zone A in observation period of rains season and other zone (zone B and C) in observation period of
dry and the rains season are influenced by nutrient.
Key words: coastal water, light intensity, nutrient, phytoplankton, spatial, temporal
PENDAHULUAN
Perairan pesisir merupakan wilayah perairan yang banyak menerima beban masukan
bahan organik maupun inorganik Oassby and Ooem, 2000). Bahan ini berasal dari berbagai sumber
seperti kegiatan pertambakan dan pertanian yang selanjutnya memasuki perairan melalui aliran
sungai dan runoff dari daratan. Selain menambah konsentrasi nutrien jenis nitrogen, fosfor dan
silikat (Cloem, 2001 dan Lagus, et al., 2003), beban itu juga mempengaruhi intensitas cahaya dalam
perairan (Hood, et al., 1991).
Salah satu perairan yang menerima beban masukan terus menerus adalah perairan pesisir
Kabupaten Maros. Perairan ini banyak menerima beban nutrien akibat aktivitas masyarakat yang
berlangsung cukup tinggi di daratan (Bapedalda Kab. Maros, 2003). Hal ini terjadi sebab
Kabupaten Maros diketahui merupakan salah satu kabupaten sentra perikanan dan pertanian di
Sulawesi Selatan.
1)
72
Toram~
ISSN: 0853-4489
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di perairan Pesisir Maros yang dipengaruhi oleh Sungai Maros.
Pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi perairan secara
ekologi. Kegiatan dilakukan dari bulan Juni 2005 sampai April 2006 (periode pengamatan bulan
Juni, Agustus, Oktober mewakili musirn kemarau, dan Desember 2005, serta Februari dan April
2006 mewakili musirn hujan) pada tiga zona A, B, dan C. Tiap zona ditempatkan 3 stasiun
penelitian (Gambar 1). Untuk mendapatkan data penunjang maka dilakukan penelitian di mulut
Sungai Maros (53). Variabel yang diukur adalah ketersediaan nutrien N, P dan Si, intensitas cahaya
matahari serta kelimpahan komunitas fitoplankton. Dalam pengukuran variabel, dilakukan
pengambilan sampel air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Khusus intensitas cahaya,
pengukuran dilakukan langsung di lapangan (in situ).
i
11 \) .n
I ~ .;~
C3-;
I t o "0
,83
I'
",-.;,~ \I,o."'''~~'''
:
'
' ~ '~,{
,t
011
A2 'S
' :3
B2
.;.,,:'?
'"o
..
e ' ",
'
~" "'JoY\11f
C1
...
.
' B1
__
=-~~ '
'
~.~-:;~
A1
.t~r~'
'\
v; ~: '
~:
.1
'.
..
"*'
,
A3
s"C2
. .".'..-t'
-:-9
mA.
LOtCASI PeH~
P1!AAIRAN P!:SlSlR MAROS
r, _
Ii
500 1000
/\/
' z. ,
,
C l
CJ
,/.i- '
SfI~~",alAn
(ioJ"" P ~
l(.onturl(edatli_
.......
J.. ...
D....,
1_
1_
","" ,
ft etm..:ll T -.blf...;c'01 0~ 1
______________________ilt~~=_,
.~
;~
'
I I <}.I~.
~'
119 ,7"
_.
"\.',", I I ')"V
73
ISSN: 0853-4489
.. ,. . ~
Ii! ::-~-=i
i!
i~
I'. !
60000
Hl'--onf'~'ttl
50000
40000
'I
I'
I
.I!
30000 .1
f1J1LLOu,,ULlJI.u....l-.Jl..IA.LA.L,J:aJLAJ,.uu..aubJLL......a..uILl,.UII.llIu,ul.J.lU!
A 1
A 2
t~-J~~~---;.
05 -A-9S--0-~
-
A 3
0
B1
~I~:
C1
C2
C3
S3
Ok!-----Des-05- 05 0
'; '~~----~;:-06J
06 0
Gambar 2. Nilai intensitas cahaya pada masing-masing zona dan stasiun serta periode pengamatan
g 1.5
E"
1.0
.E
~ 0.5
Gambar 4. Konsentrasi ortofosfat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan
74
Rahmadi Tambaru
ISSN: 0853-4489
=====================~
~~,~=---- - - - - - -----j
0.07
_ 0.06 - ! - - - n - - -----f\,k-
E" 0.015 I
~0. 05
...gO.04
-2
g 0.010
0.03
!~ :::
,< OO~ jiilllljltnJlltWl~lltWl~
A 1 A2 A 3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
8 3 .
I~ _
~.Iu_n _ ____ _____ -J
i ~ 0.02
Is
co
,;'mi-05
Ags-05
0 Okt-D5
I']
Des:~_
Fe!>-06
III A~~
Iz
' . ..
A 1
A 2
Ags-OS
'
A 3
B1
82
B3
C1
C2
C3
I']
Old-OS
I']
Des-05
83
ZonalStaslun
III Junl-OS
!,OO-r=
1 ~0.80 ~
1_ 0.80
ralll;ltIlOlI.I.BlJ
Feb--06
..J~
I']
Apr-OS
"
.1
0.40
0.20
O. OO~
iI-.---.----.--
A1
III Jl.flt-(i5
A2
A3
Ags--05
Bl
82
83
Cl
C2
C3
S3
Okt--05
I']
Des-OS
FeI>-06
I']
Apr--06 ,
Gambar S. Konsentrasi amoniak (kiri atas) dan nitrit (kanan atas) serta nitrat (bawah) pada setiap
zona dan stasiun serta periode pengamatan
Distribusi ketiga nutrien jenis N juga sangat berbeda nyata antar periode pengamatan
(p<0.01). Dari uji Tukey, konsentrasi ketiga jenis nutrien dalam periode pengamatan musim
kemarau menunjukkan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan periode pengamatan musim
hujan, Konsentrasi amoniak dan nitrat terendah tercatat pada periode bulan Agustus 2005 dan
nitrit di bulan Oktober 2005. Sebaliknya, amoniak memiliki konsentrasi tertinggi dalam periode
bulan Desember 2005, kemudian nitrit dan nitrat pada periode bulan Februari 2006.
Silikat
Pada Gambar 6 memperlihatkan distribusi silikat secara spasial dan temporal. Berdasarkan
hasil analisis varians, distribusi nutrien ini adalah sangat berbeda nyata antar zona dan periode
pengamatan (p<0.01). Konsentrasi silikat dalam zona sungai (53) sangat berbeda dengan zona laut,
sementara itu dalam zona laut dianggap sarna. Dari uji Tukey, zona sungai (53) memiliki
konsentrasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan zona laut. Konsentrasi silikat di zona sungai (53)
berkisar 0,00655-0.01669 mg/l dan rata-rata tahunan sebesar 0.00968 mg/l. Kemudian, konsentrasi
silikat dalam periode pengamatan musim kemarau menunjukan nilai yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan periode pengamatan musim hujan. Silikat memiliki konsentrasi terendah
pada bulan
Juni
2005 dalam periode pengamatan musim kemarau dan tertinggi pada bulan
7'/1/1/6/41/:.7/1/,/,1/1/1'1/1,(1/1/1/1:/1/"",,#/171/1'/4'/,,/#/1/'/1/1/1/1'/1/1/,I;'I/I'/'/I/I/I/I/I/'/I/"'1/'/I7~/""/Ar/I/6T~/I//""/"I'/,I/1;'1/,/I);J;"/A'A'/K/..4I'/"""/I/'/'X,l/"r,:..
75
ISSN: 0853-4489
YGXJ!Y/I,/I:16!(JI'X'~W/~_
-;~/I/"6/J/4T/~~4Jt7,,".Ij?/4J'/_""/'Ii;Z'f/
S,l.w."G/.4"./.::?~.:r.~.t!I7t1;':~l,,
_
/~/~,"d'/'/.#;~;"/~/#ljjp;iI7';:2Y-~:'{iif;",afrl/A::I':.-.;.:r~6/~
1_
~ jJni-05
A1
Ai
Ags-05
A3
B1
62 '
B3
C1
C2C3 , S3
Zo=n=~
==~I=un~ _ _ _~_
004<\-05
0 Des-05
Feb-06
I!l Apr-06
Gambar 6. Konsentrasi silikat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan
IJ Bacillariophplae
o Cyanophpl~e
Gambar 7. Rata-rata kelimpahan fitoplankton setiap zona dan stasiun (kiri) dan rata-rata kelimpahan
fitoplankton setiap periode pengamatan (kanan)
76
Rahmadi Tambaru
Toram~
ISSN: 0853-4489
1-/'!y4:?;~fi/4.~;'/4r.JT.-I#;:"~/~Y..l?4'/.#.'I/~I::l/M,il!;;JI!'/4:';;#,Ui"/I.'If,-;~/.fi1';:'~"'~':;;~""JIlIIi,:y'/:";'~~Il""j/"'J?;;r/~ #:"''''/.-~~~~.4!1"/:.r;;'''7-~/J?~.tT.~_..../;/a,,~:~2!:;/K/''',,~w,~~:tIf{#;~:IT."'I/~:I~
Tabel 1. Hasil regresi hubungan kelimpahan komunitas fitoplankton dengan konsentrasi nutrien jenis N, P, Si
dan intesitas cahaya
Musim/Zona
Model Regresi
Sig. Mod
r2
0.013
86.4
0.002
57.2
0.032
31.3
0.000
84.8
0.005
50.6
Varia bel
Sig.
Dominan Varia bel
Musim Kemarau
A
B
C
MusimHujan
A
B
-
Y = -21880.6 + 0.438 Xl
+ 138066.8 X2
Y = 1431.024 + 3857.532 Xl
+ 51043.160 X2
Y = 4526.446 + 6448.386 X
Y = -2147.222 + 1459115 X
Y = 13927.463 - 8978.439 Xl
+ 14%8.795 X2
Y = 7007.423 + 9856.128 X
0.001
-----
53.8
-------
1. Cahaya
Amoniak
Ortofosfat
Amoniak
Ortofosfat
0.008
0.024
0.030
0.032
0.030
Nitrit
Ortofosfat
Nitrat
Nitrat
0.000
0.008
0.044
0.023
-- -- -- - - - - - -- - -
- - -
Pada zona A dalam periode pengamatan musim kemarau, masing-masing jenis nutrien
cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Hal ini terjadi sebab tidak ada penambahan
konsentrasi yang cukup berarti akibat beban nutrien dari sungai mengalami penurunan (curah
hujan yang rendah, Tabel 2) . Dalam kasus yang lain, konsentrasi nutrien mungkin saja mengalami
perubahan namun fluktuasi perubahan itu dianggap sama dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu,
pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap perubahan kelimpahan komunitas fitoplankton
cenderung konstan.
Intensitas cahaya tentunya akan banyak tersedia dalam kolom perairan pada zona A di
periode pengamatan musim kemarau. Hal ini terjadi karena partikel tersuspensi maupun terlarut
yang dapat menghalangi cahaya berpenetrasi ke kolom perairan diduga kuat mengalami
penurunan. Ketersediaan intensitas cahaya dengan kondisi seperti itu sudah tentu sangat
menunjang aktivitas fitoplankton. Intensitas cahaya menjadi lebih berpengaruh dan mempunyai
hubungan yang lebih kuat dengan kelimpahan fitoplankton serta menjadi variabel paling dominan
jika dibandingkan dengan nutrien.
Tabel 2. Data Curah Hujan Selama Penelitian
Periode Pengamatan
(bIn/thn)
Juni 2005
Juli 2005
Agustus 2005
September 2005
Oktober 2005
November 2005
Desember 2005
Januari 2006
Februari2006
Maret 2006
April 2006
Curah Hujan
(mm)
18
32
1
0
269
195
551
686
588
452
320
Musim
Kemarau
Kemarau
Kemarau
Kemarau
Kemarau-Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Dalam kasus amoniak yang juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi
kelimpahan komunitas fitoplankton di zona A dalam periode pengamatan musim kemarau
menjadikan variabel ini menarik untuk dicermati.
Jika
nutrien yang mengalami penurunan di musim ini maka konsentrasi amoniak juga akan mengalami
pengurangan. Kondisi seperti ini menyebabkan pengaruh variabel itu terhadap kelimpahan
"/I/I/I7.J!1#?I/I'~/1/6/1.'I/"/"':W/4'/I/I/#/I/I/I/'/#.1IT/#/JI:/I/"/.I4f''/;hl'r/",,/I;~;;:'/K/IAv./I/r,;;,:,,/,,..v;:8. I'.v,:lI'JT.~/JJ/f};r.W.~I'K.''.I.I'I/'/I.I'.A'/,d'/I.~/I/:I/'/r/.I/.J!II/'.I/I/I:I'.I/'/I#/. .
ISSN: 0853-4489
:.'z/ .-.:..,::.:o,N"'j4'?~~&~~'/.#/)/I;~/.:!V74'/1/'4II'/I/I/I.~A
komunitas fitoplankton dapat menjadi lemah sarna dengan jenis nutrien lainnya. Kenyataannya
justru berkebalikan dengan yang diduga (Tabel 1). Alasan yang dapat diterangkan sehubungan
dengan pengaruh amoniak dapat ditelaah dari sumber nutrien itu sendiri.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan adanya pengurangan beban
nutrien dari sungai menyebabkan semua jenis nutrien mengalarni penurunan konsentrasi di zona A
dalam periode musim kemarau. Kondisi ini dapat menciptakan situasi yang kurang
menguntungkan bagi fitoplankton dalam beraktivitas. Namun, aktivitas fitoplankton dapat tetap
berlanjut lebih disebabkan pemanfaatan nutrien yang diperoleh dari dalam perairan itu sendiri
(autoktonus). Jenis-jenis nutrien :ini dihasilkan melalui proses dekomposisi organisme yang
mengalami kematian (Valiela, 1984; Savenkoff, et al., 1996 dan Cebrian, 2002).
Amoniak merupakan nutrien pertama yang dihasilkan melalui proses dekomposisi di atas
yang selanjutnya berubah manjadi nitrit kemudian nitrat. Namun, saat terjadi perubahan menjadi
amoniak, jenis ini segera diserap oleh fitoplankton tanpa banyak kesempatan berubah menjadi
nitrit dan nitrat. Penyerapan amoniak dengan segera ini sangat beralasan untuk memenuhi
kebutuhan nutrien. Berdasarkan alasan itu, amoniak menjadi variabel dominan mempengaruhi
kelimpahan fitoplanton setelah intensitas cahaya.
Variabel yang paling berpengaruh di zona C dalam periode pengamatan musim kemarau
adalah ortofosfat. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi variabel ini mengalami fluktuasi yang
cukup besar sehingga memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap dinamika kelimpahan
komunitas fitoplankton. Perubahan konsentrasi variabel ini disebabkan adanya suplai nutrien jenis
:ini yang berasal dari bagian perairan laut lainnya.
Konsentrasi ortofosfat lebih berfluktuasi dapat dijelaskan dengan mencermati kondisi
lapangan di mana penelitian:ini dilaksanakan. Dari arah laut di mana zona C ditempatkan terdapat
gugusan pulau yang aktivitas masyarakatnya dapat . memberikan suplai ortofosfat ke dalam
perairan. Di sarnping itu, di bagian selatan terdapat kota Makassar yang berpenduduk padat dan
secara pasti memberikan suplai ortofosfat ke dalam perairan. Akibat adanya pengaruh arus pasang,
konsentrasi ortofosfat yang ada di kedua kawasan perairan:ini dapat terbawa masuk ke dalam zona
C.
Salah satu bukti lainnya terjadi pengaliran dari bagian perairan laut lainnya dapat dilihat
dari ortofosfat yang menjadi variabel dominan di zona B. Menjadi pertanyaan, mengapa tidak
menjadi variabel dominan di zona A sekiranya benar terjadi pengafuan beban dari bagian perairan
lainnya. Hal ini tidak terjadi sebab pengaliran nutrien oleh arus pasang tidak terlalu berpengaruh
di zona A karena tertolak oleh arus berlawanan dari sungai. Adanya arus tolak dari sungai
menjadikan amoniak menjadi variabel dominan kedua di zona B sebab terbawa dari zona A.
Dalarn musim hujan terdapat kondisi yang sangat berbeda dengan musim kemarau. Di
samping pengafuan beban dari sungai yang mengalami peningkatan di musim hujan, turbulensi
juga sangat kuat terjadi menyebabkan nutrien-nutrien yang ada di dasar terangkat ke permukaan
perairan. Berdasarkan berbagai kejadian itu, konsentrasi nutrien hampir bahkan dipastikan
mencukupi kebutuhan fitoplankton dalarn musim ini.
Seperti diketahui jika konsentrasi nutrien mencukupi maka komunitas fitoplankton akan
berlimpah, sebaliknya dalam kondisi nutrien yang rendah akan berakibat pada rendahnya
kelimpahan komunitas fitoplankton dalam perairan (contoh kasus). Dalam peristiwa terjadinya
78
Rahmadi Tambaru
ISSN: 0853-4489
;;:'/""~::"'''''!"~~...4,~/,?~/s;.;r/;r.>'I.7.1t'"~~/I7.-;w/S'/#/.-/.t!if7I/l,tI/#..~f#'Y~/AY''';;;/~/I'/JY/IhiI!f?/I/I/.IiI':~#:J1'/~~/,N;7/,;-:P/~fIIF'.aY/I/~/;:''''''':J:r.!!lIY.I/.A~i'(l:/~.#/:3...:174'dl'rwa
perubahan konsentrasi nutrien secara gradual sebagai contoh kasus lainnya, dapat pula
menyebabkan kelimpahan komunitas fitoplankton mengalami perubahan secara gradual pula.
Perubahan secara gradual ini sangat mungkin terjadi pada nitrit yang menjadi variabel
paling berpengaruh di zona A dalam periode pengamatan musim hujan. Nitrit sebagaimana
diketahui adalah hasil antara dari proses perubahan amoniak menjadi nitrat, demikian pula
sebaliknya (proses nitrifikasi dan denitrifikasi). Didukung oleh konsentrasi oksigen yang
mencukupi (ciri perairan laut), proses perubahan ini akan terus berlangsung sebab kebutuhan
bakteri akan oksigen mencukupi dalam mengeksekusi nitrit menjadi nitrat. Perubahan ini
menyebabkan konsentrasi nitrit cenderung bervariasi menuju ke konsentrasi yang rendah. Dalam
penelitian ini, konsentrasi nitrit berkisar 0.00312 - 0.01456 mg/l yang pada kenyataannya memang
lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis nutrien lainnya.
Berdasarkan konsentrasi nitrit yang mengalami perubahan secara gradual dan cenderung
memiliki konsentrasi yang rendah maka variabel ini lebih berpengaruh terhadap dinamika
kelimpahan komunitas fitoplankton jika dibandingkan dengan jenis nutrien lairmya. Aktivitas
fitoplankton menjadi tidak optimal dengan konsentrasi nitrit seperti itu dalam zona A di musim
hujan. Untuk jenis lairmya seperti arnoniak dan nitrat juga mengalami perubahan seperti nitrit,
namun konsentrasinya dalam zona A tidak lebih rendah jika dibandingkan dengan nitrit.
Keduanya dianggap masih tetap tersedia dan mencukupi sehingga pengaruhnya tidak sekuat
dengan nitrit. Kondisi ini juga terjadi pada ortofosfat dan silikat.
Selanjutnya di zona C dalam musim hujan, variabel dominan mempengaruhi kelimpahan
komunitas fitoplankton adalah nitrat (fabel 3). Variabel ini memberikan pengan,ili culmp kuat
sekitar 53,8 % (R2). Untuk membahasnya dapat dihubungkan dengan pengaruh jenis ini terhadap
kelimpahan fitoplankton berdasarkan musim. Dalam musim kemarau, nitrat tidak berpengaruh
kuat sebab perubahan konsentrasinya kurang bervariasi dibandingkan dengan ortofosfat. Narnun
pada saat terjadi suplai yang sangat tinggi dalarn musim hujan, variabel ini menjadi berfluktuasi
dan berubah ke konsentrasi tinggi. Hal ini menjadikannya sangat berpengaruh pada kelimpahan
fitoplankton (La gus, et al., 2003).
Fitoplankton tentunya sangat merespon dengan adanya penambahan konsentrasi nitrat
dalam zona C di musim hujan. Hal ini terjadi sebab sebelumnya dalam musim kemarau jenis ini
dianggap kurang berdinamika bahkan konstan pengaruhnya terhadap pertumbuhannya. Di
sarnping itu, jenis ini dikenal sebagai variabel yang menjadi faktor pembatas perkembangan
fitoplankton dalam perairan laut. Berdasarkan suplai seperti yang telah dijelaskan menyebabkan
jenis ini menjadi lebih memenuhi perkembangan fitopiankton.
Salah satu bukti bahwa nib-at menjadi faktor pembatas dapat dilihat dari kelimpahan
fitoplankton dalarn zona C berdasarkan musim. Oleh karena nitrat tidak tersedia cukup banyak
dalam periode pengamatan musim kemarau maka dalam musim ini dihasilkan kelimpahan yang
rendah. Sebaliknya dalam periode pengamatan musim hujan di mana terjadi suplai yang besar
terhadap nitrat maka kelimpahan fitoplankton didapatkan tinggi (Gambar 7).
Amonik dan nitrit serta silikat juga mengalami hal yang sarna dengan nitrat. Konsentrasi
ketiganya dalarn perairan dianggap mencukupi. Namun karena konsentrasinya yang lebih rendah
dari nitrat menyebabkan pengaruhnya tidak sekuat dengan nitrat di zona C dalam musim hujan.
Kemudian, ortofosfat sebagai jenis yang juga sangat diperlukan oleh fitoplankton memiliki
r;'K/.:JI'/K/J!!JY/,,,,~'l.IY.1I'/.er/.6/":H/;JT/'/I/A;:H/I/I/6/1/4"X""1I//I'/I/.#'/"'"/1'/AI'/I/,4'/l7r/l'/,,-/I/,8/1/7//I'/,I/:l.1Jr/A'/AYAf'/A'/,JIT/I/I/A;:I/I/I/I/,I/'-/I;(I/I/'I/.J/T/I/,IIV/I/I/#:'/I/-JlI!;I/'/i
79
ISSN: 0853-4489
'JY1/4/I/I/I/,4'I7.1/#/'#hIT/i'h#YI.~;__ ~/4'/A';:.:t'YI/.4J!Ij:l/I/.#,,~~".'6I7.171.~/J!J''(I/l/7/1/Af;-;iT.~/Ir'''"'7''''::~'''~L41/:I./.Ir:!!'/..
-:~/-t'/'':''JlT/I:4-;.;-~~,#w~/;g;~/4'/''/.JF/J;';Z:l/~'#/"'~(,;i;";~
pengaruh yang konstan dalam zona dan musim ini. Di samping itu, pengaruhnya tidak sekuat
dengan nitrat sebab fitoplankton mendekati bahkan jenuh dalam menyerap ortofosfat dalam
musim ini. Kejenuhan fitoplankton dalam menyerap ortofosfat terjadi sebab konsentrasinya yang
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kisaran konsentrasinya (0.422-2.150 mg/l) yang melebihi
dari kisaran optimal pertumbuhan fitoplankton. Kondisi sebaliknya terjadi di zona B. Konsentrasi
ortofosfat di zona B (0.538-1.747 mg/l) justru dalam batas pertumbuhan optimal fitoplankton (0.09
1.80 mg/l). Hal ini menyebabkan ortofosfat dalam zona ini menjadi lebih berpengaruh jika
dibandingkan dengan nitrat.
KESIMPULAN
Secara umum, semua jenis nutrien memberikan pengaruh terhadap dinamika kelimpahan
komunitas fitoplankton. Hal ini berarti bukan hanya nitrat dan ortofosfat yang menjadi penentu
utama berlangsungannya aktivitas fitoplankton dalam perairan laut. lntensitas cahaya hanya
memberikan pengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton pada zona A dalam periode pengamatan
musim kemarau, sebaliknya pada zona A dalam periode pengamatan musim hujan dan zona
lainnya (zona B dan C) dalam periode pengamatan musim kemarau dan hujan didominasi oleh
pengaruh nutrien. Dari perbandingan pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap dinamika
kelimpahan komunitas fitoplankton menunjukkan bahwa ortofosfat Iebih berpengaruh dalam
musim kemarau sebaIiknya nutrien jenis N di musim hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Bapedalda Kab. Maros. 2003. Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Buku I. PT. Multi Area Conindo,
Maros.
Cebrian, J. 2002 . Variability and control of carbon consumption, export, and accumulation in marine communities.
Limnol.Oceanogr. 47(1):11-22.
Cloern, J.E. 2001. Our Evolving Conceptual Model of the Coastal Eutrophication Problem. Review. Mar. Ecol. Prog
.Ser. VoI.210:223-253.
Jassby, AD., and J.E. CIoem. 2000. Organic matter sources and rehabilitation of the Sacramento - San Joaquin
Delta (California, USA). Aquat. Conserv. Mar. Freshw. Ecosyst. 10: 323-352.
Hood, R.R., M.R. Abbott, and A. Huyer. 1991. Phytoplankton and Photosynthetic Light Response in the Coastal
Transition Zone off Nothern California in June 1987. Journal o/Geophysical Research. Vol. 96, No. C8 :
14.769-14.780.
Lagus, A., Suomela, J., Wethoff, G., Heikkila, K., Helminen, H., and Sipura, J. 2003 . Species-Specific Differences in
Phytoplankton Responses to Nand P Enrichment and the N:P ratio in the Archipelago Sea, Northern
Baltic Sea. Journal 0/ Plankton Research., 26 (7), 779-798.
Savenkoff, e., A.F. Vezina, T.T. Packard, N. Silverberg, J.e. Therriault, W. Chen, e. Berube, A. Mucci, B. Klein, F.
Mesple, J.E. Tremblay, L. Legendre, J. Wesson, and R.G. Ingram. 1996. Distributions of oxygen, carbon, and
espiratory activity in the deep layer of the Gulf of St Lawrence and their implications for the carbon
cycle. Can. J. Fish. AqU!lt. Sci. 53: 2451-2465 .
Valiela, I. 1984. Marine ecologycal processes. Springer-Verlag. New York.
80
Rahmadi Tambaru