Anda di halaman 1dari 11

torani

Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin


(Surat Keputusan Akreditasi "B" No. 26/DIKTI/Kep/2005 Tgl. 30 Mei 2005)

PENANGGUNG JAWAB
Rektor Universitas Hasanuddin

PEMBINA
Ketua
Wakil

Prof. Dr. Ir. H. M. Natsir Nessa, MS.


Prof. Dr. Ir. H . Achmar Mallawa, DBA

DEWAN PENYUNTING

Dr. Ir. Aisyah Farhum, .5i.


Prof. Dr. Ir. A :'(iartinin gsih, ' f5 :.
Prof. Dr. Ir. Syams~ A:a:n Ali, ~ I .5.
Dr. Ir. Yusran :\'UY Indar, \LSr
Dr. :V'leta :\1ahendrata, ~1. 5c
Dr. l\.fahatma, ST, \15;:
Dr.Ir. Amir Hamzah, '\!.Si
Dr.Ir. Rohani, .\1.Si
Dr.Ir. Yusri Karim, .\I.Si
Prof. Dr.Ir. :\'ajamuddin,.\tSci

' apal Perikanan)


(Budidaya L.a .. )
(pernanfaatan \ ita 'ah P~ <:i ir)
(pengeiolaan '. ':layah P _-isir)
T eknologi Ha5iJ Peri~'a.T)an
(Fisika Osea 0c. ah)
(pen .:; deraan Jauh 'an SIG)
(l3iologi PeTikanan)
(Ereologi Laut)
(Perikanan Tangkap)

REDAKTUR PELAKSANA
Ketua
Wakil Ketua
Anggota

Prof. Dr. Ir. Sudirman, M.Pi.


Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.5i.
Dr. Ir. M. Farid Samawi, M.5i.
Ahmad FaizaI, ST. M.Si.
Dr. Ir. Rohani. AR , M.5i.
Asriani Ahmad

ALAMAT REDAKSI & PENERBIT


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, ni \,er~.E:-..;.o
Kampus Tamalanrea, JI. Perintis Kemerdekaar . '.....,
Telp/Fax: (0411) 586 025 : e-mail: eri[ : '~ _':"

Toram~

Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

.~"-~/,. .~;'';:::Y/~~/,.;:<;/I,.5...,~~-:I;I,(#~#;:''''->#/'.w/.

ISSN: 0853-4489

~1IJ2!T,'.2iF/:4':-:JI;;I;4?";:;!4!-:'-~.~~JIjI;"'/'p/4.r';';;;~/'..F/..w.:'~~Z~.; ~'I(II;~'I.'.#/:41/~~/;'P-4.':;--~'4."'4I1.~.z:l/. :--:'-i';-:~" -#':""-:'r ..


~}:.fT',6:~

DINAMIKA KELIMPAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM

HUBUNGANNYA DENGAN VARIABILITAS INTENSITAS CAHAYA

DAN NUTRIEN DI PERAIRAN PESISIR MAROS

The Dynamic of Phytoplankton Community Abundances in relation to


Variability of Light Intensity and Nutrient in Coastal Waters of Maros
Rahmadi Tambaru lJ, Enan M. AdiwilagrlJ, lsmudi Muchsin 3J, dan Aria Dama/J
I)

Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, UNHAS Makassar


2,3,4) Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, IPB Bogor
Diterima: 20 Januari 2008; Disetujui: 21 Februari 2008

ABSTRACT
Coastal waters receive a lot of organic and inorganic substances which lead to variability of
light intensity and nutrient influence the dynamics of phytoplankton community in the waters. The
objectives of this research are to analyze and determine the variable most having an effect on
between light intensity and nutrient in its relation to the abundances of phytoplankton community by
spatial and temporal. The results of this research are expected to give the solution, input and
ecological consideration in utilization of coastal waters. Level of light intensity is not significant
(p>0.05) pursuant to spatial and temporal, on the contrary with distribution of orthophosphate, nitrate
and silicate is exactly very significant (p<O.O I). Then ammonia, nitrite and the abundances of
phytoplankton community is very significant (p<0.0 I) only at distribution to temporal. The result
analyses of the relation between the abundances of phytoplankton community by various variable of
pursuant to spatial and temporal, in the reality to dynamics of phytoplankton own relation with the
light intensity only at zone A in observation period of dry season. The dynamics of phytoplankton at
zone A in observation period of rains season and other zone (zone B and C) in observation period of
dry and the rains season are influenced by nutrient.
Key words: coastal water, light intensity, nutrient, phytoplankton, spatial, temporal

PENDAHULUAN
Perairan pesisir merupakan wilayah perairan yang banyak menerima beban masukan
bahan organik maupun inorganik Oassby and Ooem, 2000). Bahan ini berasal dari berbagai sumber
seperti kegiatan pertambakan dan pertanian yang selanjutnya memasuki perairan melalui aliran
sungai dan runoff dari daratan. Selain menambah konsentrasi nutrien jenis nitrogen, fosfor dan
silikat (Cloem, 2001 dan Lagus, et al., 2003), beban itu juga mempengaruhi intensitas cahaya dalam
perairan (Hood, et al., 1991).
Salah satu perairan yang menerima beban masukan terus menerus adalah perairan pesisir
Kabupaten Maros. Perairan ini banyak menerima beban nutrien akibat aktivitas masyarakat yang
berlangsung cukup tinggi di daratan (Bapedalda Kab. Maros, 2003). Hal ini terjadi sebab
Kabupaten Maros diketahui merupakan salah satu kabupaten sentra perikanan dan pertanian di
Sulawesi Selatan.
1)

Contact Person: Ir. Rahmadi Tambaru, M.Si


Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
J1. P. Kemerdekaan Krn 10 Kampus Unhas TamaJanrea, Makassar
Telp. (0411) 587000

72

Jurnal Ilmu Kelautan dan Perlkanan Universitas Hasanuddin

Toram~

Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

~~~;,,;r/"'~/"":JI""~"""""'a>'/~;ii1:."/II"X""~"7'..:-~""-;'/7.#'~,i#;:'iJ:':.~W;..t;/~&:"''''''ii.'''':.~~''K.:'''''"'':.1~~:.r.'&;:I'I-I.:6'/ttr~,w.'~/."';'C,:Jl"':i!'/L:I'':' ~/3 /.;;;v.rI7.#'Y.I?.4',/~~.:r/G/.6/'''?G/8J;'/I/I.~fII!'..w-/II:Al

Fitoplankton akan memberikan respon sehubungan dengan beban masukan ke dalam


perairan pesisir. Dinamika perturnbuhan organisme ini akan terjadi bergantung pada disbibusi
intensitas cahaya dan nutrien secara spasial dan temporal. Untuk maksud tersebut maka
dilaksanakan penelitian rnenyangkut dinamika kelimpahan komunitas fitoplankton dalam
hubungannya dengan variabilitas intensitas cahaya dan nubien. Hasil penelitian ini
memberikan kejelasan tentang variabel paling dominan antara intensitas cahaya dan nutrien
mempengaruhi aktivitas fitoplankton. Peranan paling dominan di antara keduanya sampai saat ini
belum terjawab secara tuntas untuk perairan tropis, khususnya perairan Indonesia.
Tujuan penelitian adalah menentukan variabel paling berpengaruh antara intensitas cahaya
dan nutrien dalam hubungannya dengan kelimpahan komunitas fitoplankton secara spasial
maupun temporal. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan solusi dan bahan masukan serta
pertimbangan ekologis dalam pemanfaatan wilayah pesisir.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di perairan Pesisir Maros yang dipengaruhi oleh Sungai Maros.
Pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi perairan secara
ekologi. Kegiatan dilakukan dari bulan Juni 2005 sampai April 2006 (periode pengamatan bulan
Juni, Agustus, Oktober mewakili musirn kemarau, dan Desember 2005, serta Februari dan April
2006 mewakili musirn hujan) pada tiga zona A, B, dan C. Tiap zona ditempatkan 3 stasiun
penelitian (Gambar 1). Untuk mendapatkan data penunjang maka dilakukan penelitian di mulut
Sungai Maros (53). Variabel yang diukur adalah ketersediaan nutrien N, P dan Si, intensitas cahaya
matahari serta kelimpahan komunitas fitoplankton. Dalam pengukuran variabel, dilakukan
pengambilan sampel air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Khusus intensitas cahaya,
pengukuran dilakukan langsung di lapangan (in situ).
i

11 \) .n

I ~ .;~

C3-;

I t o "0

,83

I'

",-.;,~ \I,o."'''~~'''

:
'

' ~ '~,{

,t

011

A2 'S
' :3

B2

.;.,,:'?

'"o

..

e ' ",

'

~" "'JoY\11f

C1

...
.

' B1

__

=-~~ '

'

~.~-:;~

A1

.t~r~'

'\

v; ~: '

~:

.1

'.

..

"*'
,

A3

s"C2
. .".'..-t'

-:-9

mA.

LOtCASI PeH~
P1!AAIRAN P!:SlSlR MAROS

r, _

Ii

500 1000

' ' ' ' ' 11


c.._.

/\/
' z. ,
,

C l

CJ

,/.i- '

SfI~~",alAn

(ioJ"" P ~
l(.onturl(edatli_

.......
J.. ...

D....,

1_

1_
","" ,

ft etm..:ll T -.blf...;c'01 0~ 1

______________________ilt~~=_,
.~

;~

'

I I <}.I~.

~'

119 ,7"

_.

"\.',", I I ')"V

Gambar 1. Peta lokasi penelitian perairan Pesisir Maros


Analisis data meliputi anova dua arah untuk mengetahui distribusi intensitas cahaya dan
nutrien Genis N dan P serta Si) serta kelimpahan komunitas fitoplankton berdasarkan zona (spasial)
dan periode pengamatan (temporal). Uji lanjut dengan Tukey dilakukan jika distribusi berbeda
nyata. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengkaji hubungan kelimpahan
komunitas fitoplankton dengan ketersediaan intensitas cahaya dan nubien jenis N dan P serta Si
pada setiap zona dan periode pengamatan.
T. ~/"'/.K"'#I'K,.:I/""'/H/:.::r/.v/"'/I.-'.."/I'/''b''/.I/'''',:..-r:(;?J'#/:.:T/K/JI!'/'';%'#/I,'A%I!!'."/.;.", ~ ,;:/.tI'i:.ort.~/Jr~~/_
"'Y;:-;-:.Y./;;"-' ':8'"'...-/"",;.:r/'/I/;'~~/'':!I''".r..7.~r; w.'1/"/I/A";~A: 'I?'4'/.I, w.-I.:/I"/":I7,JT/'/JfY'/.M

Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton

73

Toran!: Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

J::~:z."-;-;9/~c~h'::-'''/_'''4'''%.~iqJttF~'''''~;''-';'",9;:':+/.:&''/.1!''/4"'J-'~'''~'97~/.~::'''!>/";:-~ /.t:".;"~'.7"&p""":..!I':~~_~.l:1l1fl#'7",,,-,'/,.!!i'; ~/!"Xiil1;i4I!"'Ii;.:r.-:'-:~'~~;#/..-:;$I7,IJT/""hP?~/~~';';"I;:,.';Z.';;g;;C'x~~

HASIL DAN PEMBAHASAN


Variabilitas Intensitas Cahaya Berdasarkan Spasial dan Temporal
Secara spasial, zona sungai (S3) memiliki nilai intensitas cahaya berkisar 42000-54000 lux
dengan nilai rata-rata tahunan sekitar 49000 lux. Dalam zona laut, nilai yang tercatat di zona A
berkisar 48000-70000 lux dengan rata-rata tahunan sekitar 59522 lux, sementara itu pada zona B dan
C adalah 2700-83000 lux dan 7200-85000 lux dengan rata-rata tahunan sekitar 65322 dan 68822 lux
berturut-turut. Secara temporal, intensitas cahaya dalam periode pengamatan musim kemarau
secara umum lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode pengamatan musim hujan (Gambar 2).
Distribusi intensitas cahaya cenderung seragam pada setiap zona dan periode pengamatan. ltu
dibuktikan dari analisis varians yang adak berbeda nyata (p>0.05) berdasarkan spasial dan
temporal. Dari pengamatan lapangan, cahaya matahari masih dapat berpenetrasi cukup kuat ke
kolom perairan pada berbagai zona baik dalam periode pengamatan musim kemarau maupun
musim hujan.

.. ,. . ~

Ii! ::-~-=i

i!
i~

I'. !

60000

Hl'--onf'~'ttl

50000
40000

'I
I'
I
.I!

30000 .1
f1J1LLOu,,ULlJI.u....l-.Jl..IA.LA.L,J:aJLAJ,.uu..aubJLL......a..uILl,.UII.llIu,ul.J.lU!

A 1

A 2

t~-J~~~---;.
05 -A-9S--0-~
-

A 3
0

B1

~I~:

C1

C2

C3

S3

Ok!-----Des-05- 05 0
'; '~~----~;:-06J
06 0

Gambar 2. Nilai intensitas cahaya pada masing-masing zona dan stasiun serta periode pengamatan

Variabilitas Nutrien Berdasarkan Spasial dan Temporal


Ortofosfat
Distribusi ortofosfat menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<O.Ol) berdasarkan zona
dan periode pengamatan. Pada zona sungai (S3), ortofosfat memiliki distribusi yang sangat berbeda
dengan zona laut, namun antar zona laut memiliki distribusi yang seragam. Dari uji Tukey,
ortofosfat memiliki konsentrasi tertinggi pada zona sungai (S3) berkisar 0.682-1.786 mg/l dengan
nilai rata-rata tahunan sebesar 1.311 mg/I. Periode bulan Juni 2005 di musim kemarau memiliki
konsentrasi ortofosfat terendah, sementara itu periode bulan Desember 2005 di musim hujan
adalah tertinggi (Gambar 4).
2.0

g 1.5

E"

1.0

.E

~ 0.5

Gambar 4. Konsentrasi ortofosfat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan

74

Rahmadi Tambaru

Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

:;;'!:'IJI/.;:::*:rI" /.Jr:.W/"H/.l/I/I. ,~-;l.W4l'/d/I.tIF-I/.N'/I'/A;~4II'~__44'/I.(I/.fr.:'r'h41'/I.W'h"/iP/'!W"'K/I/;:1'/.I/.t6-I7,./r.W4l'/I.'/.II;-~~~.#/IY'/I7I"':;'flYl/'hV/#~/'/,JIf1;~f#r/*~~/~

Amoniak, Nitrit dan Nitrat


Hasil analisis varians berdasarkan zona menunjukkan bahwa distribusi amoniak dan nitrit
tidak berbeda nyata (p>O.OS), untuk nitrat justru sebaliknya (p<O.Ol). Distribusi nitrat sangat
berbeda antara zona sungai (53) dan zona laut tetapi antara zona laut cenderung homogen.
Konsentrasi nitrat tertinggi tercatat dalam zona sungai (53) berkisar 0.361-0.856 mg/l dengan rata
rata tahunan sekitar 0.601 mg/l berdasarkan uji Tukey (Gambar 5).

=====================~
~~,~=---- - - - - - -----j

0.07
_ 0.06 - ! - - - n - - -----f\,k-

E" 0.015 I

~0. 05

...gO.04
-2

g 0.010

0.03

!~ :::
,< OO~ jiilllljltnJlltWl~lltWl~
A 1 A2 A 3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
8 3 .

I~ _
~.Iu_n _ ____ _____ -J
i ~ 0.02

Is

co

,;'mi-05

Ags-05

0 Okt-D5

I']

Des:~_

Fe!>-06

III A~~

Iz

' . ..

A 1

A 2

Ags-OS

'

A 3

B1

82

B3

C1

C2

C3

I']

Old-OS

I']

Des-05

83

ZonalStaslun

III Junl-OS

!,OO-r=
1 ~0.80 ~
1_ 0.80

ralll;ltIlOlI.I.BlJ
Feb--06

..J~

I']

Apr-OS

"

.1

0.40
0.20

O. OO~

iI-.---.----.--
A1

III Jl.flt-(i5

A2

A3

Ags--05

Bl

82

83

Cl

C2

C3

S3

ZonaJSta8i~_ __ ___.. ___~.


I']

Okt--05

I']

Des-OS

FeI>-06

I']

Apr--06 ,

Gambar S. Konsentrasi amoniak (kiri atas) dan nitrit (kanan atas) serta nitrat (bawah) pada setiap
zona dan stasiun serta periode pengamatan
Distribusi ketiga nutrien jenis N juga sangat berbeda nyata antar periode pengamatan
(p<0.01). Dari uji Tukey, konsentrasi ketiga jenis nutrien dalam periode pengamatan musim
kemarau menunjukkan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan periode pengamatan musim
hujan, Konsentrasi amoniak dan nitrat terendah tercatat pada periode bulan Agustus 2005 dan
nitrit di bulan Oktober 2005. Sebaliknya, amoniak memiliki konsentrasi tertinggi dalam periode
bulan Desember 2005, kemudian nitrit dan nitrat pada periode bulan Februari 2006.

Silikat
Pada Gambar 6 memperlihatkan distribusi silikat secara spasial dan temporal. Berdasarkan
hasil analisis varians, distribusi nutrien ini adalah sangat berbeda nyata antar zona dan periode
pengamatan (p<0.01). Konsentrasi silikat dalam zona sungai (53) sangat berbeda dengan zona laut,
sementara itu dalam zona laut dianggap sarna. Dari uji Tukey, zona sungai (53) memiliki
konsentrasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan zona laut. Konsentrasi silikat di zona sungai (53)
berkisar 0,00655-0.01669 mg/l dan rata-rata tahunan sebesar 0.00968 mg/l. Kemudian, konsentrasi
silikat dalam periode pengamatan musim kemarau menunjukan nilai yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan periode pengamatan musim hujan. Silikat memiliki konsentrasi terendah
pada bulan

Juni

2005 dalam periode pengamatan musim kemarau dan tertinggi pada bulan

Desember 2005 dalam periode pengamatan musim hujan.

7'/1/1/6/41/:.7/1/,/,1/1/1'1/1,(1/1/1/1:/1/"",,#/171/1'/4'/,,/#/1/'/1/1/1/1'/1/1/,I;'I/I'/'/I/I/I/I/I/'/I/"'1/'/I7~/""/Ar/I/6T~/I//""/"I'/,I/1;'1/,/I);J;"/A'A'/K/..4I'/"""/I/'/'X,l/"r,:..

Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton

75

Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80


r/iII'/I.,I.1iY/I..w/~I'/I/I#/.$'~/-'"

ISSN: 0853-4489

YGXJ!Y/I,/I:16!(JI'X'~W/~_
-;~/I/"6/J/4T/~~4Jt7,,".Ij?/4J'/_""/'Ii;Z'f/

S,l.w."G/.4"./.::?~.:r.~.t!I7t1;':~l,,
_
/~/~,"d'/'/.#;~;"/~/#ljjp;iI7';:2Y-~:'{iif;",afrl/A::I':.-.;.:r~6/~

~ 0.020 . -~' . ..,.,~-_--'-' - - ---.,..,., -..,.---'---~----


. ~'

1_

~ jJni-05

A1

Ai

Ags-05

A3

B1

62 '

B3

C1

C2C3 , S3

Zo=n=~
==~I=un~ _ _ _~_

004<\-05

0 Des-05

Feb-06

I!l Apr-06

Gambar 6. Konsentrasi silikat setiap zona dan stasiun serta periode pengamatan

Kelimpahan Komunitas Fitoplankton


Kelimpahan komunitas fitoplankton tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (p>0.05)
berdasarkan zona_ Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan komunitas fitoplankton dianggap
sarna di semua zona penelitian_Dari analisis varians berdasarkan periode pengamatan, kelimpahan
komunitas fitoplankton justru berbeda sangat nyata (p<O.Ol). Kelimpahan terendah didapatkan
pada bulan Juni 2005 dalam periode pengamatan musim kemarau dan tertinggi pada bulan
Februari 2006 dalam periode pengamatan musim hujan (Gam bar 7).

IJ Bacillariophplae

o Cyanophpl~e
Gambar 7. Rata-rata kelimpahan fitoplankton setiap zona dan stasiun (kiri) dan rata-rata kelimpahan
fitoplankton setiap periode pengamatan (kanan)

Hubungan Kelimpahan Komunitas Fitoplankton Dengan Konsentrasi


Nutrien Jenis N, P, Si Dan Intensitas Cahaya
Hasil uji regresi berganda pada zona A dan C menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi
nutrien jenis N, P, Si serta intensitas cahaya terhadap kelimpahan komunitas fitoplankton adalah
nyata (p<0.05) dan sangat nyata (p<O.Ol) dalam periode pangamatan musim kemarau dan hujan
berturut-turut, sementara itu di zona B adalah sangat nyata (p<O.Ol) dalam kedua periode ini. Dari
hasil verifika,si variabel di zona A temyata hanya intensitas cahaya (p == 0.008) dan amoniak (p ==
0.024) memberikan pengaruh terhadap kelimpahan organisme ini dalam periode pengamatan
musim kemarau dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 86.4 % serta nitrit (p = 0.000) dalam
periode pengamatan musim hujan (r2 == 84.8 %). Kemudian di zona C hanya ortofosfat (p = 0.030)
dan nitrat (p = 0.023) dengan r2 masing-masing adalah 31.3 % dan 53.8 % pada periode pengamatan
musim kemarau dan musim hujan, sementara itu di zona B hanya ortofosfat p = 0.030) dan
amoniak (p = 0.032) pada periode pengamatan musim kemarau dan ortofosfat (p = 0.008) serta
nitrat (p = 0.044) dalam periode pengamatan musim hujan (Tabel1).

76

Rahmadi Tambaru

Toram~

Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

1-/'!y4:?;~fi/4.~;'/4r.JT.-I#;:"~/~Y..l?4'/.#.'I/~I::l/M,il!;;JI!'/4:';;#,Ui"/I.'If,-;~/.fi1';:'~"'~':;;~""JIlIIi,:y'/:";'~~Il""j/"'J?;;r/~ #:"''''/.-~~~~.4!1"/:.r;;'''7-~/J?~.tT.~_..../;/a,,~:~2!:;/K/''',,~w,~~:tIf{#;~:IT."'I/~:I~

Tabel 1. Hasil regresi hubungan kelimpahan komunitas fitoplankton dengan konsentrasi nutrien jenis N, P, Si
dan intesitas cahaya
Musim/Zona

Model Regresi

Sig. Mod

r2

0.013

86.4

0.002

57.2

0.032

31.3

0.000

84.8

0.005

50.6

Varia bel
Sig.
Dominan Varia bel

Musim Kemarau
A
B

C
MusimHujan
A
B
-

Y = -21880.6 + 0.438 Xl
+ 138066.8 X2
Y = 1431.024 + 3857.532 Xl
+ 51043.160 X2
Y = 4526.446 + 6448.386 X
Y = -2147.222 + 1459115 X
Y = 13927.463 - 8978.439 Xl
+ 14%8.795 X2
Y = 7007.423 + 9856.128 X

0.001

-----

53.8

-------

1. Cahaya
Amoniak
Ortofosfat
Amoniak
Ortofosfat

0.008
0.024
0.030
0.032
0.030

Nitrit
Ortofosfat
Nitrat
Nitrat

0.000
0.008
0.044
0.023

-- -- -- - - - - - -- - -

- - -

Pada zona A dalam periode pengamatan musim kemarau, masing-masing jenis nutrien
cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Hal ini terjadi sebab tidak ada penambahan
konsentrasi yang cukup berarti akibat beban nutrien dari sungai mengalami penurunan (curah
hujan yang rendah, Tabel 2) . Dalam kasus yang lain, konsentrasi nutrien mungkin saja mengalami
perubahan namun fluktuasi perubahan itu dianggap sama dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu,
pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap perubahan kelimpahan komunitas fitoplankton
cenderung konstan.
Intensitas cahaya tentunya akan banyak tersedia dalam kolom perairan pada zona A di
periode pengamatan musim kemarau. Hal ini terjadi karena partikel tersuspensi maupun terlarut
yang dapat menghalangi cahaya berpenetrasi ke kolom perairan diduga kuat mengalami
penurunan. Ketersediaan intensitas cahaya dengan kondisi seperti itu sudah tentu sangat
menunjang aktivitas fitoplankton. Intensitas cahaya menjadi lebih berpengaruh dan mempunyai
hubungan yang lebih kuat dengan kelimpahan fitoplankton serta menjadi variabel paling dominan
jika dibandingkan dengan nutrien.
Tabel 2. Data Curah Hujan Selama Penelitian
Periode Pengamatan
(bIn/thn)
Juni 2005
Juli 2005
Agustus 2005
September 2005
Oktober 2005
November 2005
Desember 2005
Januari 2006
Februari2006
Maret 2006
April 2006

Curah Hujan
(mm)
18
32
1
0
269
195
551
686
588
452
320

Musim
Kemarau
Kemarau
Kemarau
Kemarau
Kemarau-Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan

Sumber : Stasiun Klimatologi Kelas 1 Panakkukang Maras (2006)

Dalam kasus amoniak yang juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi
kelimpahan komunitas fitoplankton di zona A dalam periode pengamatan musim kemarau
menjadikan variabel ini menarik untuk dicermati.

Jika

dihubungkan dengan pengaliran beban

nutrien yang mengalami penurunan di musim ini maka konsentrasi amoniak juga akan mengalami
pengurangan. Kondisi seperti ini menyebabkan pengaruh variabel itu terhadap kelimpahan
"/I/I/I7.J!1#?I/I'~/1/6/1.'I/"/"':W/4'/I/I/#/I/I/I/'/#.1IT/#/JI:/I/"/.I4f''/;hl'r/",,/I;~;;:'/K/IAv./I/r,;;,:,,/,,..v;:8. I'.v,:lI'JT.~/JJ/f};r.W.~I'K.''.I.I'I/'/I.I'.A'/,d'/I.~/I/:I/'/r/.I/.J!II/'.I/I/I:I'.I/'/I#/. .

Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton

Toram; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80


rY.I/iI.;;';.~:I/I;-:;/...
/.e/"'-#/JfY..ur.~..r'/.~./!JIY.,oZ;*;';I/I/";;,.#/.4#"",,, :.:~;'~/o?;-:''F/~,.,.,.;,/tiiV~/';':>:7
_
h:W
1/.N;""'I~/"';-: "~-..:y~;-;.,-

ISSN: 0853-4489
:.'z/ .-.:..,::.:o,N"'j4'?~~&~~'/.#/)/I;~/.:!V74'/1/'4II'/I/I/I.~A

komunitas fitoplankton dapat menjadi lemah sarna dengan jenis nutrien lainnya. Kenyataannya
justru berkebalikan dengan yang diduga (Tabel 1). Alasan yang dapat diterangkan sehubungan
dengan pengaruh amoniak dapat ditelaah dari sumber nutrien itu sendiri.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan adanya pengurangan beban
nutrien dari sungai menyebabkan semua jenis nutrien mengalarni penurunan konsentrasi di zona A
dalam periode musim kemarau. Kondisi ini dapat menciptakan situasi yang kurang
menguntungkan bagi fitoplankton dalam beraktivitas. Namun, aktivitas fitoplankton dapat tetap
berlanjut lebih disebabkan pemanfaatan nutrien yang diperoleh dari dalam perairan itu sendiri
(autoktonus). Jenis-jenis nutrien :ini dihasilkan melalui proses dekomposisi organisme yang
mengalami kematian (Valiela, 1984; Savenkoff, et al., 1996 dan Cebrian, 2002).
Amoniak merupakan nutrien pertama yang dihasilkan melalui proses dekomposisi di atas
yang selanjutnya berubah manjadi nitrit kemudian nitrat. Namun, saat terjadi perubahan menjadi
amoniak, jenis ini segera diserap oleh fitoplankton tanpa banyak kesempatan berubah menjadi
nitrit dan nitrat. Penyerapan amoniak dengan segera ini sangat beralasan untuk memenuhi
kebutuhan nutrien. Berdasarkan alasan itu, amoniak menjadi variabel dominan mempengaruhi
kelimpahan fitoplanton setelah intensitas cahaya.
Variabel yang paling berpengaruh di zona C dalam periode pengamatan musim kemarau
adalah ortofosfat. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi variabel ini mengalami fluktuasi yang
cukup besar sehingga memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap dinamika kelimpahan
komunitas fitoplankton. Perubahan konsentrasi variabel ini disebabkan adanya suplai nutrien jenis
:ini yang berasal dari bagian perairan laut lainnya.
Konsentrasi ortofosfat lebih berfluktuasi dapat dijelaskan dengan mencermati kondisi
lapangan di mana penelitian:ini dilaksanakan. Dari arah laut di mana zona C ditempatkan terdapat
gugusan pulau yang aktivitas masyarakatnya dapat . memberikan suplai ortofosfat ke dalam
perairan. Di sarnping itu, di bagian selatan terdapat kota Makassar yang berpenduduk padat dan
secara pasti memberikan suplai ortofosfat ke dalam perairan. Akibat adanya pengaruh arus pasang,
konsentrasi ortofosfat yang ada di kedua kawasan perairan:ini dapat terbawa masuk ke dalam zona
C.
Salah satu bukti lainnya terjadi pengaliran dari bagian perairan laut lainnya dapat dilihat
dari ortofosfat yang menjadi variabel dominan di zona B. Menjadi pertanyaan, mengapa tidak
menjadi variabel dominan di zona A sekiranya benar terjadi pengafuan beban dari bagian perairan
lainnya. Hal ini tidak terjadi sebab pengaliran nutrien oleh arus pasang tidak terlalu berpengaruh
di zona A karena tertolak oleh arus berlawanan dari sungai. Adanya arus tolak dari sungai
menjadikan amoniak menjadi variabel dominan kedua di zona B sebab terbawa dari zona A.
Dalarn musim hujan terdapat kondisi yang sangat berbeda dengan musim kemarau. Di
samping pengafuan beban dari sungai yang mengalami peningkatan di musim hujan, turbulensi
juga sangat kuat terjadi menyebabkan nutrien-nutrien yang ada di dasar terangkat ke permukaan
perairan. Berdasarkan berbagai kejadian itu, konsentrasi nutrien hampir bahkan dipastikan
mencukupi kebutuhan fitoplankton dalarn musim ini.
Seperti diketahui jika konsentrasi nutrien mencukupi maka komunitas fitoplankton akan
berlimpah, sebaliknya dalam kondisi nutrien yang rendah akan berakibat pada rendahnya
kelimpahan komunitas fitoplankton dalam perairan (contoh kasus). Dalam peristiwa terjadinya

78

Rahmadi Tambaru

Torant; Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

;;:'/""~::"'''''!"~~...4,~/,?~/s;.;r/;r.>'I.7.1t'"~~/I7.-;w/S'/#/.-/.t!if7I/l,tI/#..~f#'Y~/AY''';;;/~/I'/JY/IhiI!f?/I/I/.IiI':~#:J1'/~~/,N;7/,;-:P/~fIIF'.aY/I/~/;:''''''':J:r.!!lIY.I/.A~i'(l:/~.#/:3...:174'dl'rwa

perubahan konsentrasi nutrien secara gradual sebagai contoh kasus lainnya, dapat pula
menyebabkan kelimpahan komunitas fitoplankton mengalami perubahan secara gradual pula.
Perubahan secara gradual ini sangat mungkin terjadi pada nitrit yang menjadi variabel
paling berpengaruh di zona A dalam periode pengamatan musim hujan. Nitrit sebagaimana
diketahui adalah hasil antara dari proses perubahan amoniak menjadi nitrat, demikian pula
sebaliknya (proses nitrifikasi dan denitrifikasi). Didukung oleh konsentrasi oksigen yang
mencukupi (ciri perairan laut), proses perubahan ini akan terus berlangsung sebab kebutuhan
bakteri akan oksigen mencukupi dalam mengeksekusi nitrit menjadi nitrat. Perubahan ini
menyebabkan konsentrasi nitrit cenderung bervariasi menuju ke konsentrasi yang rendah. Dalam
penelitian ini, konsentrasi nitrit berkisar 0.00312 - 0.01456 mg/l yang pada kenyataannya memang
lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis nutrien lainnya.
Berdasarkan konsentrasi nitrit yang mengalami perubahan secara gradual dan cenderung
memiliki konsentrasi yang rendah maka variabel ini lebih berpengaruh terhadap dinamika
kelimpahan komunitas fitoplankton jika dibandingkan dengan jenis nutrien lairmya. Aktivitas
fitoplankton menjadi tidak optimal dengan konsentrasi nitrit seperti itu dalam zona A di musim
hujan. Untuk jenis lairmya seperti arnoniak dan nitrat juga mengalami perubahan seperti nitrit,
namun konsentrasinya dalam zona A tidak lebih rendah jika dibandingkan dengan nitrit.
Keduanya dianggap masih tetap tersedia dan mencukupi sehingga pengaruhnya tidak sekuat
dengan nitrit. Kondisi ini juga terjadi pada ortofosfat dan silikat.
Selanjutnya di zona C dalam musim hujan, variabel dominan mempengaruhi kelimpahan
komunitas fitoplankton adalah nitrat (fabel 3). Variabel ini memberikan pengan,ili culmp kuat
sekitar 53,8 % (R2). Untuk membahasnya dapat dihubungkan dengan pengaruh jenis ini terhadap
kelimpahan fitoplankton berdasarkan musim. Dalam musim kemarau, nitrat tidak berpengaruh
kuat sebab perubahan konsentrasinya kurang bervariasi dibandingkan dengan ortofosfat. Narnun
pada saat terjadi suplai yang sangat tinggi dalarn musim hujan, variabel ini menjadi berfluktuasi
dan berubah ke konsentrasi tinggi. Hal ini menjadikannya sangat berpengaruh pada kelimpahan
fitoplankton (La gus, et al., 2003).
Fitoplankton tentunya sangat merespon dengan adanya penambahan konsentrasi nitrat
dalam zona C di musim hujan. Hal ini terjadi sebab sebelumnya dalam musim kemarau jenis ini
dianggap kurang berdinamika bahkan konstan pengaruhnya terhadap pertumbuhannya. Di
sarnping itu, jenis ini dikenal sebagai variabel yang menjadi faktor pembatas perkembangan
fitoplankton dalam perairan laut. Berdasarkan suplai seperti yang telah dijelaskan menyebabkan
jenis ini menjadi lebih memenuhi perkembangan fitopiankton.
Salah satu bukti bahwa nib-at menjadi faktor pembatas dapat dilihat dari kelimpahan
fitoplankton dalarn zona C berdasarkan musim. Oleh karena nitrat tidak tersedia cukup banyak
dalam periode pengamatan musim kemarau maka dalam musim ini dihasilkan kelimpahan yang
rendah. Sebaliknya dalam periode pengamatan musim hujan di mana terjadi suplai yang besar
terhadap nitrat maka kelimpahan fitoplankton didapatkan tinggi (Gambar 7).
Amonik dan nitrit serta silikat juga mengalami hal yang sarna dengan nitrat. Konsentrasi
ketiganya dalarn perairan dianggap mencukupi. Namun karena konsentrasinya yang lebih rendah
dari nitrat menyebabkan pengaruhnya tidak sekuat dengan nitrat di zona C dalam musim hujan.
Kemudian, ortofosfat sebagai jenis yang juga sangat diperlukan oleh fitoplankton memiliki
r;'K/.:JI'/K/J!!JY/,,,,~'l.IY.1I'/.er/.6/":H/;JT/'/I/A;:H/I/I/6/1/4"X""1I//I'/I/.#'/"'"/1'/AI'/I/,4'/l7r/l'/,,-/I/,8/1/7//I'/,I/:l.1Jr/A'/AYAf'/A'/,JIT/I/I/A;:I/I/I/I/,I/'-/I;(I/I/'I/.J/T/I/,IIV/I/I/#:'/I/-JlI!;I/'/i

Dinamika Kelimpahan Komunitas Fitoplankton

79

Torani, Vol. 18(1) Maret 2008: 72 - 80

ISSN: 0853-4489

'JY1/4/I/I/I/,4'I7.1/#/'#hIT/i'h#YI.~;__ ~/4'/A';:.:t'YI/.4J!Ij:l/I/.#,,~~".'6I7.171.~/J!J''(I/l/7/1/Af;-;iT.~/Ir'''"'7''''::~'''~L41/:I./.Ir:!!'/..
-:~/-t'/'':''JlT/I:4-;.;-~~,#w~/;g;~/4'/''/.JF/J;';Z:l/~'#/"'~(,;i;";~

pengaruh yang konstan dalam zona dan musim ini. Di samping itu, pengaruhnya tidak sekuat
dengan nitrat sebab fitoplankton mendekati bahkan jenuh dalam menyerap ortofosfat dalam
musim ini. Kejenuhan fitoplankton dalam menyerap ortofosfat terjadi sebab konsentrasinya yang
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kisaran konsentrasinya (0.422-2.150 mg/l) yang melebihi
dari kisaran optimal pertumbuhan fitoplankton. Kondisi sebaliknya terjadi di zona B. Konsentrasi
ortofosfat di zona B (0.538-1.747 mg/l) justru dalam batas pertumbuhan optimal fitoplankton (0.09
1.80 mg/l). Hal ini menyebabkan ortofosfat dalam zona ini menjadi lebih berpengaruh jika
dibandingkan dengan nitrat.

KESIMPULAN
Secara umum, semua jenis nutrien memberikan pengaruh terhadap dinamika kelimpahan
komunitas fitoplankton. Hal ini berarti bukan hanya nitrat dan ortofosfat yang menjadi penentu
utama berlangsungannya aktivitas fitoplankton dalam perairan laut. lntensitas cahaya hanya
memberikan pengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton pada zona A dalam periode pengamatan
musim kemarau, sebaliknya pada zona A dalam periode pengamatan musim hujan dan zona
lainnya (zona B dan C) dalam periode pengamatan musim kemarau dan hujan didominasi oleh
pengaruh nutrien. Dari perbandingan pengaruh masing-masing jenis nutrien terhadap dinamika
kelimpahan komunitas fitoplankton menunjukkan bahwa ortofosfat Iebih berpengaruh dalam
musim kemarau sebaIiknya nutrien jenis N di musim hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Bapedalda Kab. Maros. 2003. Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Buku I. PT. Multi Area Conindo,
Maros.
Cebrian, J. 2002 . Variability and control of carbon consumption, export, and accumulation in marine communities.
Limnol.Oceanogr. 47(1):11-22.
Cloern, J.E. 2001. Our Evolving Conceptual Model of the Coastal Eutrophication Problem. Review. Mar. Ecol. Prog
.Ser. VoI.210:223-253.
Jassby, AD., and J.E. CIoem. 2000. Organic matter sources and rehabilitation of the Sacramento - San Joaquin
Delta (California, USA). Aquat. Conserv. Mar. Freshw. Ecosyst. 10: 323-352.
Hood, R.R., M.R. Abbott, and A. Huyer. 1991. Phytoplankton and Photosynthetic Light Response in the Coastal
Transition Zone off Nothern California in June 1987. Journal o/Geophysical Research. Vol. 96, No. C8 :
14.769-14.780.
Lagus, A., Suomela, J., Wethoff, G., Heikkila, K., Helminen, H., and Sipura, J. 2003 . Species-Specific Differences in
Phytoplankton Responses to Nand P Enrichment and the N:P ratio in the Archipelago Sea, Northern
Baltic Sea. Journal 0/ Plankton Research., 26 (7), 779-798.
Savenkoff, e., A.F. Vezina, T.T. Packard, N. Silverberg, J.e. Therriault, W. Chen, e. Berube, A. Mucci, B. Klein, F.
Mesple, J.E. Tremblay, L. Legendre, J. Wesson, and R.G. Ingram. 1996. Distributions of oxygen, carbon, and
espiratory activity in the deep layer of the Gulf of St Lawrence and their implications for the carbon
cycle. Can. J. Fish. AqU!lt. Sci. 53: 2451-2465 .
Valiela, I. 1984. Marine ecologycal processes. Springer-Verlag. New York.

80

Rahmadi Tambaru

Anda mungkin juga menyukai