Anda di halaman 1dari 5

Tata Tertib Observasi Kegiatan Open Lesson

Sebelum pengamatan
1. Pengamat & undangan hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi
belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tidak ribut,
berbicara tidak menimbulkan kebisingan di sekolah.
3. Siapkan buku catatan khusus observasi dan pena. Jika memungkinkan setiap
pengamat memperoleh RPP, LKS, dan denah tempat duduk siswa.
4. HP di-silent-kan. Hindari mengirim atau menerima telpon kecuali untuk halhal yang mendesak. Juga hindari kesibukan mengirim atau membaca SMS.
5. Usahakan tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan.
6. Pastikan agar pada waktu observasi tidak diganggu perasaan ingin buang
hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum pembelajran.
7. Usahakan kelas yang akan digunakan open lesson memiliki sirkulasi udara
yang baik.

Selama pengamatan
1. Semua pengamat segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang
ditentukan, sebelum pembelajaran dimulai.
2. Setelah memasuki kelas, pengamat hendaknya tidak lagi berkeinginan keluar
masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa
belajar.
3. Segera menempati tempat (berdiri) yang memungkinkan dapat
memperhatikan perubahan raut wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar.
Posisi yang ideal adalah di sisi kiri atau kanan ruangan kelas, apabila tidak
kebagian terpaksa di belakang ruang kelas tapi masih lebih baik dari pada di
luar ruangan kelas. Namun bila siswa sedang berdiskusi, pengamat dapat
berdiri disamping kelompok untuk mendengarkan diskusi diantara siswa.
4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika
sudah lebih dari 5 kali observasi, pengamat dapat mengamati beberapa
kelompok sehingga dapat mengatahui atmosfir kelas secara keseluruhan.

5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun,


kecuali memang tim teaching yang diinformasikan saat briefing. Biarlah guru
melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun.
6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan
pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada pengamat, katakan agar siswa
bertanya langsung kepada guru.
7. Tidak mengganggu pandangan guru-siswa selama pembelajaran. Jika
pengamat sedang mendekati kelompok atau berada ditengah-tengah kelas,
kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka
segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8. Tidak menganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara
dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar, lampu
kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu
atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10.Tidak makan, minum, dan merokok di dalam kelas.
11.Ingat fokuskan pengamatan pada siswa belajar.
a. APAKAH SISWA BELAJAR, BAGAIMANA PROSESNYA?
b. ADAKAH SISWA YANG TIDAK BELAJAR, MENGAPA?
c. BAGAIMANA USAHA SISWA MENGHADAPI KESULITAN BELAJAR?
12.Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir
pembelajaran.

Tata tertib refleksi


Tempat duduk di ruangan hendaknya ditata membentuk huruf U. Dengan
demikian memungkinkan semua dapat berinteraksi secara mudah. Moderator
dan guru pengajar (guru model) duduk didepan. Semua mencatat isu-isu yang
dibahas.
Rambu-rambu untuk moderator
1. Moderator hendaknya orang yang mengikuti proses pembelajaran yang
direfleksi.
2. Moderator memperkenalkan diri & membuka diskusi refleksi.

3. Moderator membacakan tata tertib refleksi:


a. Refleksi hendaknya terfokus pada proses belajar siswa (APAKAH SISWA
BELAJAR, BAGAIMANA PROSESNYA? ADAKAH SISWA YANG TIDAK
BELAJAR, MENGAPA? BAGAIMANA USAHA SISWA MENGHADAPI
KESULITAN BELAJAR? APA LESSON LEARNT DARI PEMBELAJARAN
TERSEBUT)
b. Refleksi pertama kali dilakukan oleh guru model dilanjutkan komentar
oleh observer
c. Masalah yang didiskusikan hendaknya masalah nyata berdasar hasil
pengamatan selama proses pembelajran.
d. Masalah yang sudah disampaikan oleh pengamat sebelumnya tidak
perlu diulang-ulang.
e. Masalah yang disampaikan oleh pengamat sebelumnya boleh dibahas
untuk memperdalam refleksi.
f.

Pada akhir refleksi akan disampaikan refleksi akhir oleh dosen


pendamping.

3. Setelah membacakan tata tertib, moderator memulai diskusi refleksi dengan


mengucapkan terima kasih kepada guru yang melaksanakan open lesson dan
miminta applause dari peserta.
4. Mempersilahkan guru pengajar melakukan refleksi diri terlebih dahulu.
Refleksi diri dapat berupa perasaan sebelum, saat, dan setelah mengajar,
ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi
khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat pembelajaran, dll.
5. Mempersilahkan para pengamat menyampaikan komentar berdasarkan fakta
hasil temuan, analisis penyebab, dan alternatif solusi.
6. Setelah satu orang menyampaikan komentar, moderator mempersilahkan
pengamat lain menanggapi komentar tersebut. Satu masalah didiskusikan
bersama sampai tuntas. Dengan demikian diskusi berlangsung menarik dan
mendalam,
7. Moderator memberi kesempatan memberikan semua pengamat
menyampaikan komentar. Moderator tidak perlu menyimpulkan karena
berbagai alternatif solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari.
8. Akhirnya moderator memberi kesempatan kepada dosen pendamping untuk
melakukan refleksi akhir dan penguatan.

9. Sebelum moderator menutup acara refleksi, moderator mengingatkan


tindaklanjut di masing-masing kelas/sekolah dan membawa temuannya untuk
berbagi pengalaman pada pertemuan berikutnya.

Rambu-rambu pengamat menyampaikan komentar


1. Komentar yang disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses belajar
siswa, bukan pada aktivitas guru mengajar.
2. Komentar yang disampaikan harus berdasarkan data pengamatan terlebih
dahulu, bukan berdasarkan teori dan opini pengamat.
3.

gunakan kata pembelajaran kita untuk mengomentari proses


pembelajaran bukan pembelajran guru A atau guru B.

4. Gunakan kata yang halus dan bijak


5. Komentar yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat menggurui atau
menurut pandangannya sendiri.
6. Jika menyampaikan data tentang siswa belajar, kemukakan MENGAPA hal itu
terjadi (ini merupakan interpretasi) dan bagaimana jalan keluarnya (ini
merupakan saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya).
7. Kemukakan juga pelajaran apa yang dapat dipetik dari pembelajaran
tersebut.

Peran Fasilitator LSMGMP


1. Pada pertemuan pertama, berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk
mendata anggota MGMP di wilayah/gugus/komisariat masing dan
mengundang anggota mengikuti pertemuan LSMGMP di sekolah center.
2. Pada pertemuan pertama setiap semester, pastikan semua anggota memiliki
jadwal kegiatan LSMGMP untuk satu semester.
3. Mengingatkan dan mengadministrasikan kehadiran anggota, mengetahui
alasan ketidak hadiran pada kegiatan LSMGMP.
4. Menyebarkan informasi hasil pelatihan fasilitator kepada anggotanya.
5. Memandu kegiatan PLAN, DO, dan SEE serta mendokumentasikan hasil hasil
kegiatan LSMGMP (RPP, LKS, Foto, Video, dll.). Pastikan minimal kepala
sekolah tuan rumah mengikuti kegiatan open lesson dan refleksi.

6. Mengimbaskan pengalaman LSMGMP kepada guru mapel lain di sekolah


masing-masing fasilitator. Sehingga memungkinkan kedepannya terlaksa
LSBS sebagai jamianan sustainability.
7. Setelah satu semester berjalan mulailah mengimbaskan ke SD di sekitar
dengan cara mengundang pengawas/ketua KKG/guru SD di sekitar sekolah
yang menjadi tuan rumah open lesson.
8. Melaporkan setiap kegiatan LSMGMP ke dinas pendidikan dan ICLS (Indonesia
Center for Lesson Study) melalui e-mail: icls@upi.edu. Laporan berisi
identitas, aktivitas, jumlah peserta, resume kegiatan, isu yang dibahas, dan
solusi.

Peran Fasilitator LSBS


1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah, mensosialisasikan program LSBS
kepada guru-guru dan merancang jadwal open lesson per semester.
2. Mengingatkan dan mengadministrasikan kehadiran anggota, mengetahui
alasan ketidak hadiran pada kegiatan LSBS.
3. Memandu kegiatan DO dan SEE serta mendokumentasikan hasil hasil
kegiatan LSBS (RPP, LKS, Foto, Video, dll.).
4. Mengimbaskan pengalaman LSBS ke sekolah lain di sekitar dengan cara
mengundang kepala/guru SMA/MA/SMK disekitar menghadiri open lesson.
Sehingga memungkinkan kedepannya SMA/MA/SMK di sekitar melaksanakan
LSBS.
5. Melaporkan setiap kegiatan LSMGMP ke dinas pendidikan dan ICLS (Indonesia
Center for Lesson Study) melalui e-mail: icls@upi.edu. Laporan berisi
identitas sekolah, aktivitas, jumlah peserta, resume kegiatan, isu yang
dibahas, dan solusi.

Anda mungkin juga menyukai