Anda di halaman 1dari 3

Widyanisa Dwianasti

1102011291
Kepaniteraan Klinik THT RS Moh
Ridwan Meuraksa

MEKANISME MENDENGAR
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energi
getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membrane
basilaris dan membrane tektoria (Guyton, 2007).
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan
proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke
dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,
lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis. (Soetirto Indro, dkk. 2012)

Anatomi Telinga

GANGGUAN FISIOLOGI TELINGA


Gangguan telinga luar dan telinga tengah data menyebabkan tuli konduktif,
sedangkan gangguan telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural, yang
terbagi atas tuli koklea dan tuli retrokoklea. Sumbatan tuba Eustachius
menyebabkan gangguan telinga tengah dan akan terdapat tuli konduktif.
Gangguan pada Vea jugularis berupa aneurisma akan menyebabkan telinga
berbunyi sesuai dengan denyut jantung.
Antara Incus dan Maleus berjalan cabang N. Fasialis yang disebut korda
timpani. Bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma mungkin korda
timpani terjepit, sehigga timbul gangguan pegecap. Di dalam telinga dalam
terdapat alat keseimbangan dan alat pendengar. Obat-obat dapat merusak

stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak, dan terjadi tuli


sensorineural. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisin, akan
terdapat gejala gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural dan
gangguan keseimbangan
Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural serta tuli campur. Pada tuli
konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau
penyakit di teliga luar atau di telinga tengah. Pada tuli sensorineural
(perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus VIII atau di
pusat pendengaran, sedangkan tuli campur, disebabkan oleh kombinasi tuli
konduktif dan tui sensorineural. Tuli campur dapat merupakan suatu
oenyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga
dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus
VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).
Jadi, jenis ketulian sesuai dengan letak kelainan. (Soetirto Indro, dkk. 2012)

Anda mungkin juga menyukai