Anda di halaman 1dari 14

6.

Berat Molekul Polimer


Polimer pada umumnya terdiri dari sejumlah besar rantai, di mana rantai-rantai ini
tidak perlu harus sama panjangnya. Panjang rantai ini biasanya disebut sebagai
berat molekul. Karena panjang rantai tersebut berbeda, maka tidak diperoleh berat
molekul yang seragam, melainkan berat molekul rata-rata.
Semua molekul yg terdispersi dalam polimer dianggap mempunyai berat yg sama
Diukur dengan metode
1. Analisis gugus ujung/sifat koligatif
2. Osmometri membran
3. Krioskopi dan ebulliometri
4. Osmometri tekanan uap
5. Pengukuran indeks refraksi

Dimana,
Mn = Berat molekul rata-rata jumlah (g/mol)
Mi = BM polimer i (g/mol)
Ni = mol polimer I (mol)

Dihitung berdasarkan massa sesungguhnya. Polimer massa yang besar


berkontribusi besar dalam pengukuran

Metode pengukuran :
hamburan cahaya
Ultrasentrifugasi
Spektrometri massa desorpsi medan

Mw selalu lebih besar dari pada Mn karena dalam


gugus ujung dan sifat koligatif), sifat-sifat koligatif
kontribusi yg sama berapapun beratnya. Namun
(hamburan cahaya) molekul-molekul yg besar akan
lebih karena menghamburkan cahaya lebih efektif.

pengukuran Mn (analisa
setiap molekul memiliki
pada pengukuraan Mw
memiliki kontribusi yang

Soal :
Suatu sampel polimer terdiri dari 3 gram dg berat molekul 20.000 dan 2 gram
dg berat molekul 70.000. Hitunglah:
a. Berat molekul rata-rata jumlah (Mn)
b. Berat molekul rata-rata berat (Mw)
Dari contoh nilai Mw selalu lebih besar dari Mn karena perbedaan metode yg
digunakan untuk mengukur bobot molekul.
Jika Mw = Mn, semua molekul mempunyai ukuran molekul yg sama, disebut
monodispersi (Suatu sistem makromolekul yang terdiri dari molekul-molekul
dengan berat molekul yang sama)
Jika Mw> Mn maka sistemnya disebut polidispersi (Sistem makromolekul
yang tidak terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama)

Indeks polidispersi : rasio Mw/Mn

7. BM Rata Rata Berat ( Mw )


Hamburan Cahaya :
Merupakan metode yg paling banyak dipakai untuk mendapat berat
molekul mutlak.
o Dasar metode: cahaya, ketika melewati pelarut atau larutan, maka
akan melepaskan energi yang diakibatkan oleh absorbsi shg sebagian
menghambur
o Sering dipakai untuk mengukur polimer dg BM 10.000-1.000.000
Jika cairan pelarut dibuat tak homogen oleh penambahan molekul hamburan
tambahan
Peningkatan hamburan dapat dihubungkan dengan konsentrasi larutan dan
massa molekul zat terlarut dg persamaan:
o

Ultrasentrifugasi :
o Dengan melibatkan pemutaran larutan polimer pada kecepatan
tertentu
o dipakai untuk menentukan berat molekul polimer alam seperti protein.
o Prinsip kerja:
molekul molekul di bawah pengaruh medan sentrifugal yang
kuat, mendistribusi diri menurut besarnya secara tegak lurus
terhadap sumbu putar (proses ini disebut sedimentasi).
o Berat molekul rata-rata berat dihitung dengan:

o
o

Spektrometri Massa Desorpsi Medan (FDMS) :


Prinsip: memisahkan ion-ion molekul secara langsung dari zat padat ke
keadaan gas tanpa dekomposisi
Mekanisme:

Sampel polimer dilapiskan ke atas filamen-filamen karbon. Karbonkarbon tersebut diikatkan ke ujung anoda pada spektrometer massa
Medan listrik
anoda menjadi panas ion-ion keluar dari
sampel
muncul spektrum massa pada spektrofotometer

massa molekul bisa diketahui

8. Penentuan Berat Molekul Rata-rata Jumlah (Mn)


Ada beberapa metode:
1. Analisis gugus ujung
2. Osmometri membran
3. Osmometri tekanan uap
4. Krioskopi & ebulliometri
Analisa Gugus Ujung :
o

Prinsip: memanfaatkan gugus-gugus ujung dari polimer yang berupa gugusgugus fungsi untuk dihitung jumlah rantainya

Metode:

Titrasi

Spektrometri UV, IR, NMR

Kelemahan:

Tdk dapat dipakai untuk polimer yg bercabang


Efektif untuk mengukur polimer dg BM< 10.000

Prinsip analisa gugus ujung


1. Jumlah gugus ujung harus diketahui dg pasti
2. Gugus fungsi lain yg mengganggu harus ditiadakan
Contoh analisis dg titrasi:

Bobot molekul polimer dihitung dg rumus:


Berat molekul = 1/mol polimer per gram
Osmometri membrane :
o

Penentuan BM polimer dg prinsip osmosis

Prinsip:

Pelarut dipisahkan dr larutan polimer dg menggunakan suatu


penghalang (membran semipermeabel) sehingga hanya pelarut saja
yg dapat lewat.

o
Tekanan osmotik dihubungkan ke berat molekul oleh persamaan vant Hoff:

Untuk mendapatkan nilai Mn, dilakukan dg memplotkan /C (tekanan osmosis


reduksi) vs konsentrasi

Kelemahan Osomometri Membran


o

Ada beberapa polimer yg berbobot molekul rendah tidak teukur karena


terdifusi melewati membran.

Efektif untuk mengukur polimer dg berat molekul dari 50.000 sampai 2 juta

Sebagian besar polimer komersil mempunyai BM dalam daerah ini,


osmometri membran merupakan metode yg paling banyak digunakan

Osmometri Tekanan Uap :


o

Untuk menetapkan polimer dg BM < 25.000

Tidak melibatkan membran

Prinsip: Setetes pelarut dan setetes larutan diteteskan di atas suatu


wadah (termistor). Termistor dipanaskan sehingga tekanan uapnya naik
mencapai tekanan uap pelarut murni.

Perubahan suhu sebanding dg molalitas larutan

T = (RT2/100) m
= panas penguapan per gram pelarut
m = molalitas (mol)

Krioskopi dan Ebulliometri :

Digunakan untukpolimer dengan BM < 20.000

Prinsip :

Saat BM bertambah , penurunan titik beku (Tf) dan kenaikan titik


didih (Tb) semakin mengecil.

(Tf/C)c=0 = (RT2/HfMn) +
A2C
(Tb/C)c=0 = (RT2/HvMn) +
A2C

9 . Struktur dan Sifat Polimer


Metode fabrikasi
1. Pencetakan
2. Ekstruksi
3. Pemintalan
Ketiganya dalam proses pembuatannya butuh suhu yang rendah
dibandingkan dalam pembuatan baja, aluminium, dan kaca. Efisiensi energi
pemrosesan polimer inilah merupakan salah satu ciri yang menarik dari
pemrosesan polimer
1. Pencetakan :
Terdiri dari 2 proses pencetakan dasar
Cetak kompresi
a. Menggunakan panas dan tekanan untuk menekan polimer cair
sehingga terbentuk sesuai yang diinginkan.
b. Digunakan untuk polimer jenis termoset.

Cetak injeksi
a. Polimer butiran dilebur kemudian dikompresi ke dalam suatu ruang
cetakan tertutup.
b. Digunakan untuk polimer jenis termoplastik

2. Ekstruksi :

o
o

o
o

Polimer cair ditekan melalui suatu cetakan berongga untuk memperoleh


objek yang diinginkan.
Prinsip kerja : mirip cetak injeksi tetapi dalam cetakannya terdapat rongga
lagi atau biasa disebut die (cetakan berongga) lihat buku kimia polimer hal 83
gambar 3.2.
Digunakan untuk membuat objek-objek panjang seperti pipa

Tape ekstruksi lain yang digunakan untuk botol-botol manufaktur:


Proses: Tabung polimer ditiup dengan udara bertekanan menjadi bentuk
cetakannya

3. Pemintalan :
o

Polimer dilewatkan ke pelat berlubang (spineret) kemudian dipintal agar


terbentuk filamen-filamen polimer

Digunakan untuk membuat serat (fiber)

Sifat Mekanik :
Kekuatan tarik : ketahanan terhadap tarikan
o

Kekuatan tarik diaplikasikan dalam tegangan tarik yg dirumuskan


dengan:

= F/A

Kekuatan kompresif
sebelum rusak

: ukuran sampai dimana sampel bisa ditekan

Kekuatan fleksur
sampel ditekuk

: ukuran ketahanan terhadap patahan ketika

Kekuatan impak : kekuatan sampel untuk menahan pukulan/stres yang


tiba-tiba
Kelelahan (fatigue)
berulang
Stabilitas Panas :

: bagaimana sampel bisa menahan aplikasi

Fakta: zat-zat organik dipanaskan pada T tinggi, mereka mempunyai


kecenderungan untuk membentuk senyawa-senyawa aromatik
Senyawa aromatik ini tahan terhadap suhu tinggi
Polimer yang dianggap tahan panas tahan
tidak terurai di bawah suhu 400C

panas atau stabil panas harus

Pengembangannya:
Dikembangkan polimer-polimer yang mempunyai unit ulang aromatik
sehingga tahan terhadap T tinggi, terutama dipakai di industri pesawat
dan kapal laut
Stabilitas panas merupakan fungsi dari energi ikatan. Ketika T naik, energi
getaran menyebabkan putusnya ikatan
polimer terurai
Kelebihan monomer aromatik & siklik:
Putusnya satu ikatan dlm cincin, tidak berefek pada penurunuan berat
molekul
Kemungkinan putusnya dua ikatan dlm satu cincin rendah
Mempunyai stabilitas termo oksidatif
Kehadiran O2 mempunyai dampak yg kecil terhadap pembakaran.
Putusnya ikatan merupakan proses termal, bukan oksidatif.
Contoh polimer stabil panas: Buku Kimia Polimer hal. 137
Polibenzimidazola (137): dipakai sebagai pakaian astronot
o

Dampak nyala dan ketahanan nyala


o

Polimer sintetik semakin banyak dipakai dalam transportasi & konstruksi


dikembangkan polimer tdk nyala

PVC (Poli Vinyl Chlorida) merupakan polimer yg tidak nyala

Mempunyai kandungan halogen tinggi

Langkah-langkah dlm memperbaiki ketahanan nyala polimer:


1.

Menahan proses pembakaran dalam fase uap

Dlm fase uap, terjadi reaksi pembentukan radikal bebas. Radikal bebas
akan meninisiasi reaksi pembakaran.
Dalam proses ini, dilakukan dengan memasukkan gugus-gugus ujung
reaktif sehingga dapat mengurangi konsentrasi radikal dalam uap
2. Membuat polimer mudah membentuk arang saat kebakaran terjadi.

Pembentukan arang pada permukaan polimer mengurangi daya nyala


karena arang berfungsi sbg penghalang untuk menghalangi produkproduk gas yang berdifusi ke nyala api.
Pembentukan arang dapat melindungi permukaaan polimer dari aliran
panas.
Polimer aromatik mempunyai kecenderungan
pembentukan arang daya nyalanya rendah

alami

terhadap

3. Menambahkan bahan-bahan yg mudah teruarai untuk mendinginkan zona


pembakaran
Contoh: penggunaan alumina terhidrasi (Al 2O3. 3H2O) yang dapat
melepaskan air untuk mendinginkan zona pembakaran & pirolisis
Knapa pembakaran harus dicegah?
Terdapat produk pembakaran beracun, HCN, yang keluar dari pembakaran
polimer yg mengandung nitrogen. Contoh : poliamida, poliuretan (banyak
dipakai dalam pembuatan karet & furnitur)

Ketahanan Kimia
o

Latar Belakang:

Masalah yg dihadapi oleh perusahaan minyak:


Tangki-tangki penyimpanan minyak raksasa,
berkarat.

bagian

bawahnya

Solusi: memasang dalam tangki-tangki tersebut dengan poliester tak jenuh.


Poliester tsb dapat memperpanjang masa pakai tangki dan menghindari
biaya penggantian tangki dengan baja.

Masalah lain timbul: beberapa ester dapat terhidrolisis

Untuk menaikkan ketahanan kimia:


1. Menaikkan rintangan sterik di sekitar gugus-gugus ester.
2. Mengurangi jumlah gugus-gugu ester
3. Mengurangi sifat hidrofilik gugus-gugus ujung (hal 143)

Sinar matahari bisa mendegradasi polimer.

Solusi: Memasukkan monomer-monomer yg mengandung kromofor


penyerap UV untuk memperbaiki stabilitas cahaya.
Contoh: 2,4-dihidroksi-4-vinilbenzofenon

Degradabilitas
o

Polimer bisa terurai secara fotokimia dengan memutus gugus-gugus karbonil


yg menyerap UV untuk membentuk keadaan tereksitasi untuk melakukan
pembelahan ikatan.

Semakin rendah berat molekul, polimer terdegradasi semakin cepat.

Contoh aplikasi:
Pada kapsul obat
Poliester tertentu dipakai sebagai jahitan bedah yang bisa hilang

Konduktifitas Listrik
o

Sifat asli polimer: isolator

Polimer bisa dibuat menjadi konduktor listrik untuk keperluan pembuatan


baterai

Contoh: poliasetilena yg mempunyai konduktivitas tinggi

Aditif ( Bahan Tambahan ) :


Tujuan:
Untuk
o
Untuk
o

mengubah sifat-sifat polimer menjadi lebih baik


Digunakan: pigmen
memperbaiki kemampuan prosesnya
Digunakan pelumas untuk mencegah lengket
pemroses polimer

ke

mesin-mesin

Anda mungkin juga menyukai