Anda di halaman 1dari 5

Ahmad rudianto

1313033005

Kajian astronomi dan matematika


Kajian ilmiah tentang perbintangan dalam islam mulai dilakukan, seiring dengan
masuknya buku india, siddhanta yang dibawa ke baghdad.
Pada awal abad ke-9, sebuah observasi ( rasyd) rutin pertama dengan
menggunakan peralatan yang cukup akurat di1akukan di Jundaysabur (Persia
sebelah barat daya). Berdekatan dengan bayt al-Hikmah, di pintu masuk
Syammasiah, Baghdad, al-mamun membangun sebuah observatorium dengan
supervisor seorang yahudi yang baru masuk islam,sind ibn ali dan yahya ibn abi
manshur (w. 830 atau 831 ). Di observatorium itu para astronom kerajaan tidak
saja mengamati dengan saksama dan sistematis berbagai gerakan benda-benda
langit, tapi juga menguji semua Unsur penting dalam Almagest dan menghasilkan
amatan yang sangat akurat: sudut ekliptik bumi, ketepatan lintas matahari, tahun
panjan matahari, dan sebagainya. Al-mamun membangun lagi sebuah
observatorium di Bukit Kasiyun di luar damaskus. Perangkat observasi pada saat
itu terdiri atas busur 90, astrolob, jarum penunjuk dan bola dunia. ibrhim alFazri (w. 777) adalah orang Islam pertama yang membuat astrolob, yang
meniru bentuk astrolob yunani, seperti yang terlihat dari namanya dalam bahasa
arab (asthurlab). Salah satu risalah berbahasa arab tertua tentang perangkat ini
ditulis oleh Ali Ibn Isa al-asthurlabi (pembuat astrolob) , yang tinggal di baghdad
dan Damaskus sebelum 830.
Ahli-ahli astronomi al-Mamun melakukan salah satu perhitungan paling
rumit tentang luas permukaan bumi, dan tujuan perhitungan itu adalah untuk
menentukan ukuran bumi dan kelilingnya dengan asumsi bahwa bumi berbentuk

bulat. Pengukuran itu, yang dilakukan di Sinjar, sebelah utara Eufrat,Juga di dekat
Palmyra, menghasilkan bahwa panjang garis Iintang bumi di tem pat itu adalah
56 2/3 mil dari Arab sebuah hasil pengukuran yang sangat akurat, lebih panjang
sekitar 2.877 kaki dari derjat bumi sebenarnya di tempat itu. Dengan demikian,
mereka menyimpulkan bahwa panjang lingkar bumi dalah 20.400 mil dan
diameternya adalah 6.500 mil. Di antara mereka yang ikt andil dalam proyek
pengukuran itu adalah anak-anak Mtls ibn Sykir,dan mungkin juga
al_Khwrizmi, yang tabel astronominya (zij), setelah direvisi satu setengah abad
kemudian oleh seorag ahil astronomi dari Spanyol, Maslamah a1Majrithi. (w.
1007), menjadi dasar bagi karya-karya Iain di Timur dan Barat. Tabl astronomi
Arab semacam itu menggantikan semua tabel Yunani dan India yang dikenal
sebelumnya, dan bahkan telah digunakan di Cina.
Seorang ahli astronomi lainnya yang terkenal pada masa itu
adalah Abu al-Abbs Ahmad48

a1Farghni (A1fragus) dari Fargana

Transoxiana, yang pada 861 diserahi tugas oleh a1Mutawkki1untuk mengawasi


pembagunan sebuah Nilometer di Fushthat. Karya utma al-Fafghni, al-Mudkhil
ila ilm Hayah l-Aflak, diterjemahkan k bahasa Latin pada 1135 oleh John dan
Seville dan Gerard dan Cremoa dan ke bahasa Ibrani. Dalam versi bahasa Arab,
buku itu ditemukan dengan judul yang berbeda.
Selain observatorium yang didirikan oleh a1Mamun, ada satu lagi
observatorium yang dioperasikan oleh ketiga anak Mils ibh
Sykir (850870) di rumah thereka di Baghdad. Sultan Dinasti Buwayhi, Syaraf
al-Dawlah (982-989) membangun observatorium lain di istaanya di Baghdad,
yang mejadi tempat kerja Abd al-Rahman aI-Shufi (w. 986)- yang bukunya alKawakib l-Tsabitah (binta bintang yang berada pad tempatnya ) menjadi karya
besar tentang astroronomi, ahmad al-shaghani (w.990), dan abu al-wafa (w.997).
di istana khalifah buwayhi lainnya , Rukn al-Dawlah (932-976) , di Rayy ada abu

jafar al-khazin dari khurasan,52 yang memastikan sudut epkliptik bumi, dan
memecahkan persoalan Archimedes tentang ekuasi kubik. Ahli-ahli Astronomi
Iainnya melakukan kajian sisteinatis tentang fenomen luar an di Syiraz
Naisabur, dan Samarknd.
Antara 877 dan 918, Ab abdullah Muhammad ibn Jabir a1-Battni
(Albategnius), seorang penganut Sabiin dan Harran, dan seorang ahli astronomi
bangsa Saba. yang terbsar pada masanya, bahkan yang terbesar pada masa islam,
telah melakukan berbagai observasi dan

kajian Raqqah. Al-Battani adalah

seorang peneliti kawakan. Ia mengoreksi bebrapa kesimpulan Ptolemius


dalam karya-karyaya, dan mernperbaiki perhitung orbit bulan, juga beberapa
planet ia membuktikan kemungkinan terjadinya gerhana matahari cincin,
menentukan sudut ekliptik bumi dengan tingkat keakuratan yg lebih besar, dan
mengemukakan berbagai teori orisinal tentang kemungkinan munculnya bulan
baru.
Sedangkan dalm bidang ilmu pengetahuan alam, seorang ilmuwan muslim yang
bisa dikemukakan disini adalah Abu al-Rayhan . Muhammad ibn Ahmad alBiruni55 . (973-1050) yang tinggal di Baghdad. Al-Biruni dipandag sebagai
sarjana Islam paling orisinal dan terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan alam.
Di Baghdad, pada 1030,

penulis bidang arab yang berasal dari Persia dan

berbicara bahasa Turki serta memahami bahasa sanskerta, persia, ibrani, dan
suriah ini menulis sebuah catatan tentang ilmu astronomi berjudul al-Qanun alMasudi fi al-Hayah wa al-Nujum yang Ia persembahkan uhtk sahabatnya,
Masud, putra Mahmud. Pada tahun yang sama, ia menyusun sebuah buku tentang
rumus-rumus geometri, aritmatika, astronomi, dan astrologi berjudul al-Tafhim li
Awa'il Shina'ah al-Tanjim,56 yang terutama membahas berbagai perhitungan
tahun, dan masa hidup bangsa-bangsa masa silam. Dalam karya-karyanya itu, alBiruni mendiskusikan dengan cerdas teori perputaran bumi pada porosnya yang
mengundang perdebatan pada masa belakangan, dan menghitung dengan akurat

panjang garis lintang dan bujur bumi. Al-Biruni, seorang penganut Syiah yang
cenderung berpaham agnostik, melakukan perjalanan ke India, dan tertarik
dengan filsfat Hindu. Di antara kontribusi ilmiahnya adaiah penjelasan tentang
cara kerja mata air melalui prinsip hidrostatis, yang . menghasilkan teori bahwa
lembah Indus pada awalnya merupakan dsar laut kuno yang dipenuhi bebatuan
sedimen, disertai gambara tentang sejumlah makhluk yang menyeramkan,
termasuk apa yang kita sebut sebagai manusia kembar siam.
Diantara sultan Saljuk, Jall al-Din Maliksyah merupakan penyokong
berbagai kajian astronomi. Pada 467 H ./ 1074-1075 M. Ia membangun sebuah
observatorium di rayy atau di Nisabur. Dari sanalah diperkenalkan pembaharuan
penting dalam kalender sipil berdasarkan masa satu tahuh tropis.
Satu tahun setelah menghancurkan baghdad, hulagu mulai mendirikan (1259)
bangunan di dekat Danau Urmiyh, di sekitar observatorium Maraghah, yang
pertama kali dipimpinn oleh seorang direktur terkenal, nasr al-din al-thusi
(w.1274), ahli astronomi-filosof trakhir Dinasti Abbasiyah.
Adapun dalam bidang astrologi, ilmu pendukung astronomi Abu Ma'syar
(w.886), yang berasal dari balkh di khurasan dan tinggal di baghdad, layak
dikemukakan sebagai ahlinya yang paling terkenal. Ia merupakan seorang tokoh
otoratif yang sering dikutip pada Abad Pertengahan dan, dengan sebutan
Albumasar, ia dipandang sebagai nabi dalam ikonograpi.
Sarjan hindu yang memperkenalkan buku astronomi , sindhind ke istana
al-manshur diklaim juga telah memperkenalkan ilmu aritmetika hindu dengan
sistem angka (disebut dalam bahsa arab dengan istilah Hindi) dan nol.
Muhammad ibn Musa al-khwarizmi (780 sampai 850), adalh tokoh utama
dalam kajian matemtika Arab. Sebagai. Seorang pemikir islam terbesar ia telah
memengaruhi pmikiran orang dalam bidang matematika yang hingga batas
tertentu lebih besar dari pada penulis abad Pertengahan lainnya.

Perkembangan dalam Bidang Kimia

seteiah ilmu kedoketran, astronomi, dan matematika, orang Arab memberikan


kontribusi ilmiah terbesar dalam bidang kimia. Dalam bidang kimia dan ilmu
pengetahuan fisika lainnya, orang arab telah mamp[erkenalkan tradisi penelitian
objektif, sebuah perbaikan penting terhadp tradisi pemiki ran spekulatif orag
Yunni.
Bapak kimia bangsa arab adalah Jbir ibn Hayy (Geber), hidup di Kufah sekitar
776. Setelh a1-RzI (w. 925), Ia merupakan tokoh terbesar dalam bidang ilmu
kima pada abad pertengahan. Sebuah legenda Umayyah, Khlid ibn muawiyah
(w.704) dan imam Syiah ke-4, Jafar al-Shdiq dan Madinah (w.765) , pernah
menjadi gurunya. Para ahli kima muslim belakangan ini mengklaim bahwa ibn
Hayyan adalah guru mereka.
Dalam bidang sejarah alam,tingkat kesuksesan bangsa arab adalah zoologi,
sementara spanyol memberikan kontribusi besar terhadap ilmu botani.
Tokoh penting dalam zoologi dan antropologi adalah abu utsman amr ibn bahr
al-jahis (si mata besar, w.868-869) yang hidup di bashrah dan karyanya , kitab alhayyawan (buku tentang hewan), lebih bersifat teologis dan folklore, tidak
bernuansa biologis.
Dalam ilmu tentang mineral, yang terkait erat dengan ilmu kimia , orang arab
tidak pernah menciptkan prestasi besar.

Anda mungkin juga menyukai