Anda di halaman 1dari 2

MENGGAPAI SINGGASANA TUHAN

Dimanakah Allah, apakah di dalam Kabah...? jutaan orang telah pergi Haji kesana tapi mereka tidak
menemukan keberadaan Tuhan, karena kebanyakan mereka menjadi Turis.
Sebagian orang mencari Tuhan di dalam Masjid, tetapi mereka tidak ketemu Allah, karena mereka
sholat hanya jengkang-jengking(olah raga) belum mengerti siapa yang disembah.
Ada juga yang mencari Allah di kuburan keramat, bukannya Tuhan yang ditemukan, melainkan
mereka ketemu Hantu. Karena ditempat yang dikeramatkan, banyak Jin yang bersileweran siap untuk
menyesatkan manusia.
Ada lagi pendapat yang aneh, mereka menyatakan bahwa Allah bersemayam di Arsy-Nya yaitu di
langit ketujuh. Jika memang demikian maka orang-orang yang mencapai makrifat adalah Rusia dan amerika,
karena mereka berulang kali sudah mencapi bulan.
Lalu dimanakah kita mencari Allah....? Allah sendiri sudah menjawabnya dalam al-Quran









Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)

Artinya : dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qoff : 16 )
Rasulullah Nabi SAW. bersabda



Artinya: Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa
yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.

Karena sedemikian pentingnya peran diri yang batin ini di dalam upaya untuk memperoleh pengenalan
kepada Allah, itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman
Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:

Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.


Hadits Qudsy: Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali Hati hamba-Ku yang mukmin,
lunak dan tenang(HR Abu Dawud ).

Pintu-Pintu Hati
Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di
dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah
menanamkan rahasia-Nya sebagaimana Firman Allah di dalam Hadis Qudsi :























.



Artinya : (Firman Allah), Aku jadikan pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di
dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fuadun (jujur
ingatannya), di dalamnya lagi ada syaghaf (kerinduan), juga di dalamnya ada lubbun (merasa
terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra) di dalamnya itulah ada Aku. (Hadis Qudsi)
[1]
1. Dada (shadr), merupakan hati terluar atau perbatasan antara hati dan dunia, tempat bertemunya hati dan
diri rendah (hawa nafsu), mengendalikan interaksi dengan dunia dan mencegah dorongan negatif dari
diri rendah, mewadahi cahaya amaliah. Dada sebagai wilayah pertempuran utama antara kekuatan
negatif dan positif dalam diri; jika kekuatan positif lebih kuat maka dada dipenuhi cahaya dan berada di
bawah pengaruh jiwa ke-Tuhan-an yang terletak di lubuk hati terdalam. Jika kekuatan negatif yang
menguasainya berlangsung dalam waktu lama, maka dada akan dilingkupi kegelapan, hati akan
mengeras dan cahaya statiun hati lainnya menjadi redup.
2. Hati (Qalb), berada di lapisan ke-dua, tempat kreativitas positif sebagai pusat pengetahuan yang benarbenar berharga, memiliki kemampuan merasakan yang tersembunyi di dalam dan hati ini sebagai
sumber cahaya iman dan rumah takwa;
pengetahuan batiniah tentang kebajikan-kebajikan spiritual dan kegigihan melawan kecenderungan
negatif. Sumber potensi kefasihan berbicara spiritual, penulisan-penulisan sastra atau tentang Tuhan
maupun jalan spiritual dan perenungan mendalam keunikan dan ke-esa-an Tuhan. Hati sebagai rumah
taqwa (menyadari kehadiran Tuhan atau kepekaan akan Tuhan) membimbing melawan keraguan,
penyembahan terhadap Tuhan palsu, ketidaksetiaan, ketidaktulusan dan kemunafikan.
3. Hati-Lebih-Dalam (Fuad), terletak dilapisan ke-tiga, merupakan tempat penglihatan batiniah dan inti
cahaya makrifat - pengetahuan hakikat spiritual - kearifan batiniah. Qalb memiliki kemampuan
mengetahui dan Fuad mampu melihat maka keduanya saling melengkapi, jika pengetahuan dan
penglihatan dipadukan maka yang gaib menjadi nyata. Pusat kesadaran menyadari kehadiran Tuhan ihsan - kamu menyembah Tuhan seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak mampu melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu (al_hadits). Penglihatan Fuad adalah penglihatan yang sejati.
4. Hati Penuh Cinta (Syaqaf), interior Syaqaf dipenuhi kemurnian cinta yang sangat mendalam dan
murni, inti cahaya cinta yang kemudian memancar luas ke semesta sebagai cahaya rahmatan lilalamin.
Tuhan mengalirinya dengan cahaya kemurnian kasih sayang yang tidak ada pembedaan, dualisme
maupun lateralisasi. Hakiki cinta hanyalah dapat dipahami melalui syaqaf, kecintaan syaqaf adalah cinta
yang sejati
5. Lubuk-Hati-Terdalam (Lubb), bermakna inti dan pemahaman batiniah, merupakan dasar hakiki agama.
Luas dan cahaya Lubb tidak terperikan, seluruh cahaya hati lainnya didasari oleh cahaya kesatuan dan
keunikan dari Lubb. Ia bagaikan sumbu raksasa yang tak bergeming sementara segala sesuatu berputar
mengelilinginya. Tuhan memupuk secara langsung, mengaliri dengan air kemurahan Tuhan dan dipadati
oleh cahaya-cahaya kepastian. Nafs dengan hasrat dan kelalaiannya bahkan tidak dapat mendekatinya.
Kebenaran hakiki hanyalah dapat dipahami melalui Lubb. Kearifan sejati dan pemahaman spiritual
adalah secercah cahaya yang Tuhan pancarkan pada Lubb, Ia memancar bagaikan lampu yang membuat
kita mampu melihat dengan jelas.
6. Hati Rahasia (Sirr), Ruh al-Quds diciptakan sebelum berwujud manusia jasad, diciptakan langsung
oleh Tuhan dalam wujud ruh (jiwa) yang sangat murni dan didalamnya terkandung disain dan programprogram, taqdir, rencana juga sifat-sifat Tuhan yang sangat misterius (Sirri). Ruh al-Quds kemudian juga
disebut Sirr bersumber cahaya yang sangat murni dan memiliki tingkat radiasi sangat tinggi. Sirr berisi
rahasia-rahasia Tuhan dan terhubung langsung dengan-Nya. Sirr adalah inti dari segala inti yang
mengandung rahasia dari segala rahasia (secret of the secrets).
7. AKU, Tuhan mengaku Sang AKU pada inti dimensi Hati manusia, AKU meniupkan kepadanya ruhKu, AKU yang tak cukup ditampung oleh langit dan bumi, melainkan tertampung di dalam hati
seorang beriman yang tulus. [2]

Anda mungkin juga menyukai