Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Tanda Persetujuan Penelitian

Judul Penelitian: PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
DASAR SURVEY BAGI SISWA KELAS X SURVEY PEMETAAN SMK
NEGERI 3 BEKASI

Nama : Ade Setiawan

NIM : 5215077547

Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika

Tanggal : 02 Juni 2010

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Dr. Bambang Dharmaputra, M.Pd)


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik.
Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah
MKPE. Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari akan keterbatasankemampuan,
pengetahuan maupun pengalaman, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Dengan rasa tulus dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Orang Tua tercinta, terima kasih atas dukungan dan doa-doanya.
2. Bpk. Dr. Bambang Dharmaputra, M.Pd yang saya hormati, terima kasih atas bimbingannya.
3. Teman-teman yang saya sayangi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
4. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari bentuk sempurna, tetapi penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi serta bagi para pembaca yang budiman.
Segala kritik serta saran akan penulis jadikan masukan yang sangat berarti dan bermanfaat.

Jakarta, Juni 2010

Penyusun
PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
DASAR SURVEY BAGI SISWA KELAS X SURVEY PEMETAAN SMK
NEGERI 3 BEKASI

Abstrak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan laporan akademik Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 3 Bekasi pada awal
tahun ajaran semester genap tahun 2006, terungkap bahwa prestasi belajar siswa secara umum
belum ada peningkatan secara signifikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, dan
hal ini cukup menantang para guru di jurusan Teknik Bangunan untuk meningkatan prestasi
belajar siswanya, dengan tidak mengabaikan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Salah satu
mata pelajaran yang dianggap momok dan prestasi belajar siswa selalu rendah adalah mata diklat
Pendidikan Dasar Survey (PDS). Padahal mata diklat tersebut merupakan mata diklat inti
dalam jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Survey dan Pemetaan.

Pendidikan Dasar Survey (PDS) merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi
tumpuan bagi kemajuan teknologi teknik sipil. Dalam rangka transformasi teknologi pada bidang
teknik sipil menuju masyarakat maju dan modern hendaknya disadari bahwa pembelajaran
Pendidikan Dasar Survey (PDS) tidak semata-mata hanya berupa alih pengetahuan saja, tetapi
diharapkan siswa mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya sehingga dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Dalam belajar Pendidikan Dasar Survey (PDS), siswat tidak hanya belajar
konsep-konsep, hukum-hukum atau rumus-rumus, tetapi juga belajar bagaimana menggunakan
konsep-konsep untuk membahas masalah-masalah Ilmu Ukur Tanah, yang dapat berupa
soal-soal latihan harian maupun soal ujian. Hal ini sangat penting karena salah satu metode yang
efektif dalam belajar bidang keteknikan adalah melalui pengerjaan soal-soal, baik soal latihan
maupun soal ujian (Bhattacharya & Mandke. l997)

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil pembelajaran Pendidikan Dasar Survey (PDS) siswa
kelas sepuluh Survey dan Pemetaan (X SP) Jurusan Teknik Bangunan SMK N 3 Bekasi Kota
Bekasi selama ini, diperoleh informasi ternyata bahwa hanya kurang dari 5 siswa dari 21 siswa
yang mampu memperoleh nilai di atas 9, terdapat sekitar 12 siswa dengan nilai antara 6 s.d 8
dan lebih tragis lagi terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai dibawah 6. Kondisi ini menjukkan
bahwa kegiatan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Dasar Survey (PDS)
mengalami permasalahan yang serius. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti disimpulkan
bahwa (l) sebagian besar siswa tidak mampu menerapkan rumus-rumus yang diajarkan, untuk
memecahkan soal-soal yang diberikan, (2) tidak ada usaha dari siswa untuk memecahkan soal-
soal yang diberikan, (3) tidak ada usaha dari siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan
pemecahan soal-soal, dan (4) kadang-kadang siswa tidak mengerti maksud dari soal yang
diberikan.

Demikian pula, berdasarkan pengamatan awal peneliti terhadap faktor guru, disimpulkan
bahwa guru juga mengalami beberapa permasalahan seperti (l) mengalami kesulitan metodologi
dalam pembelajaran Pendidikan Dasar Survey (PDS), (2) praktik pembelajaran dikelas
cenderung didominasi guru, (3) guru tidak mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar,
dan (4) tidak ada usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Jika permasalah-permasalah tersebut di atas dibiarkan terus, maka pencapain tujuan


pendidikan di SMK tidak dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, harus ada usaha dari pihak
guru untuk menemukan cara untuk mengatasi pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan
Dasar Survey (PDS) tersebut.

Berdasarakan atas kajian beberapa pustaka dan beberapa hasil penelitian, bahwa metode
yang tepat untuk memecahkan masalah tesrebut adalah dengan penerapan metode pemecahan
masalah. Beberapa kajian teoritik dan empiris menunjukkan bahwa penerapan metode
pemecahan masalah dalam pembelajaran keteknikan, telah terbukti mampu mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah tingkat tinggi siswa (Bhattacharya & Mandke, l997; Wankat,
& Oreovic, 1995). Hal ini disebabkan karena prosedur metode pemecahan masalah secara
hirarkis dan sistematis akan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
melakukan analisis soal, transformasi soal, operasi perhitungan, pengecekan jawaban dan
interpretasi hasil (Mettes, et al. 1980). Oleh karena itu penggunaan prosedur metode pemecahan
masalah dianggap tepat untuk meningkatkan hasil siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Dasar
Survey (PDS).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penggunaan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar


pada siswa Kelas X SP Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 3 Bekasi?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasihasil belajar siswa setelah penerapan metode


pemecahan masalah dalam mata pelajaran Pendidikan Dasar Survey?

C. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil refleksi peneliti terhadap permasalahan dalam pembelajaran


Pendidikan Dasar Survey (PDS) siswa Kelas X SP Jurusan Teknik Bangunan SMK Neger 3
Bekasi , disimpulkan bahwa terdapat permasalahan yaitu berupa tidak sinkronnya kegiatan
proses belajar mengajar yang dilakukan guru, dengan karakteristik bidang studi Survey dan
Pemetaan serta karakteristik siswa.

Berpijak pada permasalahan yang terjadi tersebut maka usaha yang tepat untuk
memecahkan masalah tersebut adalah dengan penerapan metode pemecahan masalah dalam
kegiatan proses belajar mengajar, melalui penelitian tindakan kelas. Metode pemecahan masalah
dipilih untuk memecahkan masalah tersebut, karena metode tersebut telah terbukti
keungulannya dalam meningkatkan proses dan hasil pembelajaran dalam mbidang keteknikan
(Bhattacharya & Mandke, l997; Wankat, & Oreovic, 1995).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan metode pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan hasil


belajar pada siswa kelas X SP Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 3 Bekasi.

2. Mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa setelah penerapan metode pemecahan
masalah pada siswa kelas X SP.

E. Konstribusi Hasil Penelitian

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa, dapat membantu siswa dalam
pemecahan masalah Pendidikan Dasar Survey (PDS) berupa soal-soal, baik soal latihan maupun
soal ujian, dan memperbaiki cara belajar Pendidikan Dasar Survey (PDS) sehingga dapat
meningkatkan produktifitas belajar.

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan
sistem pengajaran secara umum, dan pengajaran Pendidikan Dasar Survey (PDS) pada
khususnya. Di samping itu guru juga akan semakin diberdayakan (empowered) untuk
mengambil prakarsa profesional secara mandiri.

3. Bagi jurusan/SMK: dengan tersedianya rancangan pengajaran metode pemecahan


masalah, pada mata pelajaran Pendidikan Dasar Survey (PDS), maka setiap Guru yang akan
memakainya dengan mudah dapat memanfaatkan. Demikian pula bagi mata diklat lain yang
sejenis, dapat dengan mudah mengadaptasi rancangan pengajaran ini untuk kegiatan proses
belajar mengajar.
F. Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dijelaskan definisi operasional sebagai berikut.

1. Metode Pemecahan Masalah merupakan metode mengajar yang lebih tinggi tingkatnya
dari cara belajar lainnya. Untuk memecahkan masalah diperlukan aturan-aturan tingkat tinggi,
aturan-aturan dan konsep terdefinisi. Untuk memperoleh aturan-aturan ini sudah harus belajar
konsep konkrit, dan untuk belajar konkret harus menguasai diskriminasi-diskriminasi (Dahar,
1989:135). Dalam bidang Pendidikan Dasar Survey (PDS), pemecahan masalah dapat berupa
penyelesaian soal-soal, yang biasanya lebih banyak pada soal-soal yang memerlukan
kemampuan pemahaman konsep dan aplikasinya.

2. Metode pemecahan masalah merupakan petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang
dapat membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Prosedur biasa dilakukan
oleh guru saat siswa menyelesaikan soal-soal, yaitu terdiri langkah-langkah (1) memahami
masalahnya atau analisis soal, (2) membuat rencana penyelesaian, (3) melaksanakan rencana
penyelesaian atau melakukan operasi perhitungan, (4) memeriksa kembali, mengecek jawaban
dan (5) membuat interpretasi hasil.

3. Hasil Belajar Pendidikan Dasar Survey (PDS) merupakan prestasi siswa setelah
memperoleh pembelajaran di kelas dan melakukan persiapan secara sistematis sebelum
menyelesaikan permasalahan berupa soal-soal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan skor hasil post
test.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara sebelum dan setelah
diterapkan metode pembelajaran dengan metode pemecahan masalah
2. Terdapat perbedaan karakteristik siswa dalam melaksanakan tugas antara sebelum dan
sesudah diterapkan metode pemecahan masalah

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Sejarah Pendidikan Survey dan Pemetaan

Sejak terbentuknya Badan Koordinasi Survey Pemetaan Nasional (BAKSOTURNAL) pada


tanggal 17 Oktober 1969 melalui Keppres No. 83 Tahun 1969, bidang survei dan pemetaan
berikut otput yang yang produksinya, telah memegang peranan strategis dalam perjuangan
pembangunan nasional, berkelanjutan di segala sektor/bidang. Berbagai pihak terkait dan
berkepentingan di dalamnya mulai dari dinas atau lembaga atau insatansi Pemerintah, Perguruan
Tinggi, Swasta (investor) maupun Masyarakat (pertanahan)

Pada era otonomi daerah kebutuhan dalam bidang survei dan pemetaan akan semakin meningkat.
Bidang survei dan pemetaan. Bidang survei dan pemetaan mencakup berbagai sektor yang terkait
dengan pemberdayaan potensi sumber daya alam (SDA). Pembangunan dalam arti fisik, serta
sebagai bahan kebijakan dan pedoman dalam proses perperencanaan pengelolaan sumber daya
alam (SDA) , pelaku pembangunan membutuhkan informasi yang merujuk kepada PETA (
dalam arti lokasi, batas, luas, isi dan distribusinya) serta SDM yang menguasai ilmu dan
teknologi bidang survei atau pengukuran dan Pemetaan www.smkadisanggoro.co.id).

2.1.1 Sejarah SMK 3 Bekasi

Mengingat bahwa ketersediaan SDM tingkat menengah bidang survei dan pemetaan, baik
kualitas maupun kuantitasny dirasakan masih sangat terbatas. YAYASAN ADISANGGORO
pada tahun 1996 mulai mendirikan SMK 3 Bekasi program studi Survei dan Pemetaan
(Sumberdaya Alam dan Lingkungan). SMK 3 Bekasi, tahun 1997 berrdasarkan Surat Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Departement Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat No.
678/I02.1/Kep/OT/97. Pada tahun 2000, telah terakreditasi dengan jenjang Diakui berdasarkan
Surat Keputusan DirekturJenderal Pendidikan Dasar dan menengah Nomor
79/C.C7/Kep./PP/2000.

Melihat prospek dan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih akhir- akhir ini,
maka mulai tahun Ajaran 2003/2004 SMK N 3 Bekasi Mulai membuka program studi baru
yaitu program studi Tehnik informatika yang mendapatkan izin prinsip melalui Surat Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Nomor 421.3/3142/Kpts Tanggal 25 Maret 2004.
Dengan demikian terdapat dua program studi yang di selenggarakan oleh SMK Adi Sanggoro
yaitu Program studi survei dan Pemetaan (sekarang memasuki angkatan ke -9) dan Program
Studi Tehnik informatika (sekarang memasuki angkatan ke-3).

BAB III

3.1 Metodologi Penelitian

a. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survai, yang dipakai untuk tujuan eksplorasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang pemanfaatan internet sebagai sumber
belajar oleh siswa SMK N 3 BEKASI.

b. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa SMK N 3 BEKASI Sampel
penelitian diambil secara proporsional random sampling.

c. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

d. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi dan persentase.
BAB IV

Daftar Pustaka

http://www.google.com/paradigma pendidikan masa depan/

karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TS/article/view/6060

winalifeon.wordpress.com/tag/makalah/

Anda mungkin juga menyukai