Anda di halaman 1dari 8

Bab 1.

Kerusakan total

Kerusakan Total berarti seluruh kemanusiaan kita telah jatuh kedalam dosa, tidak ada satu

bagianpun yang tidak terkena pengaruh kejatuhan itu. Dosa mempengaruhi hati, jiwa, akal

budi, bahkan kekuatan kita.

Untuk lebih jelasnya maka kita harus memahami 4 poin sub judul yaitu dari poin A sd D

dengan Catatan: Kita set pikiran kita, bahwa yang dibicarakan mengenai poin A+B adalah

berkaitan dengan orang berdosa/tidak mengenal Allah, secara umum.

A. Kerusakan Total tidak berarti kerusakan mutlak

Manusia yang jatuh kedalam dosa melakukan kejahatan dengan segala bentuknya,

Contoh:

1. Anak-anak pun bisa berbohong, sama sekali tidak ada kebaikan dalam kebohongannya

karena itu mereka disebut jahat.

2. Anak-anak bisa saling menyakiti,

3. Hitler dikenal sebagai orang yang jahat dan brutal, karena banyak membunuh orang

banyak termasuk orang Yahudi.

Semua itu contoh orang yang rusak total,

namun tidak berarti rusak Mutlak.

Sekalipun anak-anak mampu melakukan kejahatan, namun mereka tidak mengambil

gunting dan mencongkel mata temannya, atau mengambil besi yang tajam lalu menusukannya

kedalam lubang hidung atau kuping temannya.

1
Sejahat-jahatnya Hitler ia tidak melakukan kejahatan, sejahat yang bisa ia lakukan ia pun

ternyata melepaskan sekelompok penduduk Perancis. Walaupun ketika itu ia berkuasa untuk

membunuh mereka semua.

Sebab itu yang dimaksud kerusakan mutlak, berarti seseorang yang menyatakan

kebejatannya sampai tingkat paling bejat yang dapat dilakukan manusia.

Maka kerusakan total tidak berarti kerusakan mutlak.

B. Kerusakan Total tidak berarti hilangnya kebajikan (Perbuatan baik) relative

Orang yang rusak total mampu, menipu orang lain atau melakukan korupsi uang dalam

jumlah yang cukup besar, misalnya 100 milyar rupiah, tetapi sejalan dengan itu ia menyumbang

pembangunan tempat ibadah, menyumbang yayasan yatim piatu, panti jompo, korban HIV,

korban bencana alam, menjadi donatur bagi anak-anak miskin yang tidak mempunyai biaya

untuk kuliah, dan sebagainya.

Orang rusak total juga mampu menjadi pemimpin bangsa, memikirkan bentuk

ideologi negara atau sistem politik yang dipandang baik bagi negaranya, agar bangsanya

mendapatkan damai sejahtera, berkeadilan dan makmur

Tetangga saudara mungkin, hidup secara terhormat, ia mencintai istrinya, anak-anaknya,

saudaranya, bahkan tidak suka bertengkar dengan orang lain dan tidak pernah mengucapkan

sumpah serapah. Tetapi ia tidak percaya Tuhan.

Albert Schweitzer (1875-1965) seorang filsuf dan teolog ahli P.B dan pemain organ yang

handal pemenang hadiah nobel perdamaian dunia di tahun 1952, pergi ke Afrika untuk melayani

orang-orang sakit jantung, bekerja dan menderita bersama orang kulit hitam, ia menjadi teladan

yang dipenuhi kebajikan relatif. Ia melakukan separuh Hukum kasih, tapi sekaligus ia tidak

percaya Allah Tritunggal.

2
Semua contoh diatas adalah perbuatan-perbuatan baik yang relative, sebab tidak

berdasarkan Iman, motivasi dan ketaatan kepada Allah yang Benar. Orang yang rusak total

masih bisa melakukan perbuatan-perbuatan baik relative.

Namun tidak ada seorangpun yang melakukan kebaikan dan

kebenaran sejati.

Catatan:

Kita set pikiran kita, bahwa yang dibicarakan mengenai poin C+D adalah berkaitan dengan

orang berdosa dan tidak mengenal Allah, melalui Alkitab.

A. Kerusakan Total adalah semata-mata berbuat dosa

Didalam Alkitab pada kitab kejadian 6:5, kita menemukan bahwa dimata Allah, bahwa

segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata.

Penjelasannya : Didalam hidup/jiwa manusia ada hati, didalam hati ada akal budi,

semuanya merupakan kekuatan manusia, direfleksikan atau di manifestasikan didalam prilaku

dan prilakunya membuahkan atau menghasilkan kejahatan semata-mata.

Kata semata-mata adalah terjemahan dari bahasa ibrani Kol-Hayyom

Kol artinya semua, keseluruhan (totality), segala hal, apapun, setiap, tiap-tiap.

Yom artinya waktu, hari, tahun, kemarin, hari ini, besok, periode hidup, seumur hidup.

Sebab itu kejahatan semata-mata maksudnya adalah, manusia secara total, setiap waktu,

setiap hari, baik hari kemarin, hari ini, bulan kemarin, bulan ini, tahun kemarin, tahun ini

bahkan selama periode hidupnya, dalam segala hal apapun selalu dan selalu berbuat jahat. Itulah

sebabnya Allah menenggelamkan manusia dalam air bah.

Hati manusia sangat licik (Yer 17:9) , manusia jahat sejak dalam kandungan (Mzm 51:7)

,manusia jahat sejak kecilnya (Kej 8:21).

3
Jadi Kerusakan total seperti penyakit generatif, dalam dosanya manusia melakukan tindak

kejahatan tetapi tidak mutlak jahat, bahkan mampu melakukan kebaikan relative.

Manusia tidak melakukan kejahatan sejahat-jahatnya atau seburuk yang dapat ia lakukan,

disebabkan Roh Allah Masih menahan kejahatan mereka. (II Tes 2:7 ; II Petrus 2:6).

Orang tidak mengenal Allah, bisa dipakai Allah, demi kemuliaan-Nya.(Yes 45:4,5).

B. Kerusakan Total adalah ketidakmampuan total

Sisi lain untuk menyatakan kerusakan total adalah ketidakmampuan total.

Penjelasannya:

Kerusakan total adalah pengaruh dosa yang mempengaruhi seluruh bagian manusia,

sehingga dengan demikian, kemampuan manusia untuk taat kepada Allah menjadi lumpuh atau

secara total tidak ada kemampuan lagi. Tidak dapat memahami, menginginkan dan melakukan

perbuatan baik yang sejati.

1. Tidak dapat memahami perbuatan baik yang sejati

Ketika seseorang berbicara didepan orang banyak, disebut berpidato atau berkhotbah

diharapkan para pendengarnya untuk memperhatikan (menyiapkan hati), mengerti apa yang

disampaikan pembicara, setelah mengerti diharapkan memahami, setelah memahami, diharapkan

percaya setelah percaya diharapkan bisa menerima, setelah menerima diharapkan melakukan apa

yang disampaikan pembicara.

Tuhan Yesus berkata : Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu

tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu (Yoh 8:43-44A)

Perhatikan kata menangkap bhs aslinya akoein artinya memperhatikan.

4
Pertanyaannya:

Mengapa tidak mengerti ? karena tidak memperhatikan.

Mengapa tidak memperhatikan ? Sebab pengaruh iblislah / dosa yang ada pada orang itu.

Selanjutnya perhatikan juga Injil Matius 13:14A

Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,

namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat

mendengar, dan matanya melekat tertutup.

Maknanya: Mereka tidak ada kemampuan untuk memperhatikan Firman Tuhan. Karena

dosanya/kejahatannya.

Efesus 2:1,2A

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,

Lihat I Korintus 2:14

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu

baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat

dinilai secara rohani.

Karena orang yang rusak total /berdosa itu pengertiannya gelap (Efesus 4:18), mengapa

gelap? karena ada selubung yang menutupi hatinya ( II Kor 3:15,16). Dengan kata lain mereka

sudah mati/tertutup untuk mengerti Firman Allah, karena dosa yang mempengaruhi setiap

bagian dirinya.

5
2. Manusia tidak menginginkan kebaikan yang sejati.

Benarlah pribahasa yang mengatakan tak kenal maka tak sayang.

Karena manusia tidak mengenal Allah yang benar (Yohanes 17:25), maka manusia tidak

memahami (mati/tertutup) kebaikan yang sejati, akibatnya manusia tidak menginginkan

kebaikan sejati.

Jika seseorang tidak mengenal atau mengetahui apa itu buah Kiwi, maka ia otomatis ia tidak

menginginkan buah Kiwi. Karena tidak ada konsep kiwi didalam memori /pikirannya atau tidak

ada didalam perbendaharaan hatinya.

Firman Tuhan mengatakan dalam kitab Timotius :

II Tim 3: 1-9

Manusia tidak suka yang baik (3:3); mereka beribadah (3:5); mereka ingin diajar namun

tidak pernah dapat mengenal kebenaran (3:7);

Akal mereka bobrok, Iman mereka tidak tahan uji, menentang kebenaran/Tuhan Sama

seperti Yanes dan Yambres menentang Musa (3:8), tidak akan lebih maju (3:9).

Perhatikan 1Kor 1:18 +21

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,

tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya (hikmat mereka),

maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.

Maknanya adalah bahwa manusia hanya tahu yang jahat, kalau ia bisa melakukan kebaikan

toh hanya kebaikan relative, bukan kebaikan sejati.

6
Kebaikan yang relative adalah kebaikan yang tanpa iman yang benar, tanpa ketaatan kepada

kebenaran yang sejati dan tanpa motivasi untuk memuliakan Allah yang benar.

3. Manusia tidak dapat melakukan perbuatan baik yang sejati

Karena manusia tidak memahami (mati/tertutup terhadap) kebaikan yang sejati, maka

manusia tidak menginginkan kebaikan sejati, apalagi melakukan perbuatan baik yang sejati,

sebab pada intinya yaitu rohaninya manusia sudah mati (Efesus2:1).

”Mati” artinya tidak ada keinginan lagi akan ”baik yang sejati” atau melakukan kegiatan apapun

untuk ”kebenaran yang sejati”, manusia tidak menyukai ”terang yang sejati”

Lihat Yohanes 3:19

Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai

kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Rasul Paulus menulis dalam Roma 3:10- 12: Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar,

seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang

mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang

berbuat baik, seorang pun tidak.

Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada

pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan

Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

(Yoh 15:4-5).

Perhatikan kata “tidak dapat berbuat apa-apa” artinya lumpuh/tidak mampu bahkan mati

terhadap kebaikan sejati, tidak dapat melakukan kegiatan apapun.

7
Kemanusiaan kita tidak ada yang tidak rusak, kita hidup dalam kegelapan, perbuatan-

perbuatan kita jahat (Yoh 3:19), kita mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita

(Ef 2:1). Sebab itu semua orang jika tidak ”diselamatkan” adalah calon penghuni neraka.

Kesimpulan

1. Kerusakan Total manusia merupakan sumber dari masalah-masalah yang terjadi di dunia.

2. Pengetahuan mengenai kerusakan total manusia, menyadarkan kita bahwa diri kita benar-

benar buruk dan berada dalam situasi mengerikan, kecuali bila Allah menolong kita.

3. Pengetahuan tentang kerusakan total manusia akan menunjukan pada kita bahwa Allah

ingin menolong kita, sebab Allah yang mengerjakan didalam kita, baik kemauan maupun

pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Flp 2: 12,13)

Anda mungkin juga menyukai