Anda di halaman 1dari 22

Oleh:

Septiadi Wirawan, S.Psi., MM.


TRILEMA EPICURUS
1. Apakah Tuhan mau, tapi tidak mampu melenyapkan
kejahatan?
 Berarti Tuhan tidak Maha Kuasa
2. Apakah Tuhan mampu, tapi tidak mau melenyapkan
kejahatan?
 Berarti Tuhan tidak Maha Penyayang
3. Jika Tuhan mau dan mampu melenyapkan kejatahan,
mengapa masih ada kejahatan? Atau jika Tuhan tidak
mau dan tidak mampu melenyapkan kejahatan, mengapa
masih disebut Tuhan
PROBLEM KEJAHATAN
1. Tuhan digambarkan sebagai:
a. Maha Tahu
b. Maha Kuasa
c. Maha Penyayang
 Berarti Dia tahu kita menderita
 Berarti Dia bisa menghentikan penderitaan kita
 Berarti Dia ingin kita tidak menderita
2. TERNYATA KITA MENDERITA
Maka berarti Tuhan tidak memiliki sifat-sifat tersebut atau
memang Dia tidak ada.
EVIL
Malum Morale (Keburukan Moral)
o Pada orangnya (mau melakukan perbuatan jahat)
o Pada perbuatannya (kejam, malas, tidak adil)

Malum Physicum (Keburukan fisik, kerusakan,


bencana)
Problem kejahatan & Monotheisme
Problem kejahatan ini ada secara khusus untuk
agama-agama yang sifatnya monotheis, seperti Islam,
Kristen, Yahudi.
Agama yang lain, yang menerima Tuhan lebih dari
satu, salah satu Tuhan itu bisa dianggap bertanggung
jawab terhadap kejahatan tersebut.
LEIBNIZ
Tuhan itu pasti bijaksana, Maha Kuasa dan Maha Baik
Tuhan tidak akan menciptakan dunia yang sempurna
sebab hanya Dia-lah yang sempurna
Yang diciptakan Tuhan adalah “Dunia terbaik yang
mungkin ada”
Tidak ada sesuatu yang benar-benar jahat, segala hal ada
alasannya.
Kalau kita tahu alasan Tuhan, kita akan memahami apa
kebaikan dari munculnya kejahatan tersebut.
DAVID HUME
Hume menganggap problem kejahatan itu terlalu
besar untuk diabaikan
Kalau kita meyakini kejahatan itu ada, berarti kita
harus menerima kalau Tuha itu Tidak Maha Kuasa
atau Tidak Maha Penyayang
Hal ini membawa implikasi ‘matinya’ Tuhan theistic
Oleh karena itu Tuhan itu tidak ada.
ST. AGUSTINUS
Tuhan itu sempurna
Tuhan membuat dunia ini sempurna
Kejahatan itu penyimpangan dan perusakan
Penyimpangan dan perusakan itu tidak diciptakan
Karena itu Tuhan tidak dapat disalahkan karena
adanya kejahatan.
“Kemungkinan Kejahatan”
Kejahatan lahir dari malaikat dan manusia yang
memilih menyimpang dari jalan Tuhan
Kemungkinan adanya kejahatan adalah ‘niscaya’
karena
Hanya Tuhan yang sempurna, makhluk itu sifatnya
‘bisa berubah’ dan salah.
“Hukuman Untuk Kejahatan”
Manusialah yang menghancurkan tertib alam yang
menyebabkan “kejahatan natural” (bencana alam)
Bencana alam itu adalah satu hukuman yang layak
Oleh karena itu Tuhan tidak berhak mengintervensi
kejahatan/bencana tersebut.
Kelemahan Teori Augustinus
Ada Kesalahan Logis
Schleirmacher: Ada kontradiksi dalam anggapan bahwa
dunia ini sempurna lalu terjadi penyimpangan / perusakan.
Perusakan/penyimpangan berarti juga sesuatu yang ‘ada’
di dunia ini dan berarti juga Tuhan tahu serta kuasa untuk
membuat tidak ada penyimpangan/perusakan.
Orang yang sama sekali tentang ‘baik dan buruk’ kadang
memilih perbuatan buruk, tidak selalu perbuatan baik,
berarti pengetahuan tentang kejahatan itu tidak selalu dari
manusia, tetapi juga dari Tuhan.
IRENAEUS
Irenaeus menerima bahwa Tuhan juga memiliki andil
dalam adanya kejahatan, namun dia beralasan:
o Maksud awal Tuhan sebenarnya untuk membuat
manusia yang sempurna
o Namun kesempurnaan manusia itu tidak “sekali jadi”,
harus berkembang setahap demi setahap.
Free Will
Tuhan harus memberikan pilihan bebas, dan berarti
juga kebebasan untuk tidak patuh.
Hal inilah yang membawa kepada munculnya
kejahatan
Oleh karena itu, tertib alam semesta harus didesain
dengan desain yang memungkinkan terjadinya
kejahatan.
Kelemahan Teori Irenaeus
Perilaku Moral menjadi tidak berarti
Apa gunanya konsep hidup sesudah mati, surga,
neraka?
Tetap menunjukan bahwa kejahatan dan bencana juga
tetap merupakan ‘kehendak’ Tuhan.
PROCESS THEODICY
 Kekuatan Tuhan tidak terbatas, namun saat berinteraksi
dengan alam semesta, ia ‘dibatasi’ oleh struktur alam
semesta dan hukum alam (sunatullah).
 Tuhan selalu menawarkan kemungkinan paling baik
untuk setiap hal, namun manusia dan kondisi/struktur
alam semesta tidak selalu sesuai dengan ‘rencana Tuhan’

Mengapa ada kejahatan?

Order- complexity- evil- suffering


Or
Chaos
Tipe Jawaban 1: Perlunya
Penderitaan
Sebagai Hukuman atas orang-orang yang berdosa
Sebagai ujian untuk nantinya memperoleh pahala dan
kebahagiaan di Surga
Untuk memurnikan hati manusia (bernilai secara
moral untuk penyucian)
Kelemahan Tipe Jawaban I
Hukuman? Bagaimana dengan anak kecil yang tidak
mengerti apa-apa lalu terkena musibah? Bagaimana
dengan orang baik-baik yang dirundung penderitaan terus?
Kebahagiaan di surga? Apakah Tuhan yang Maha Baik
harus menuntut “pembayaran” yang begitu kejam dari
orang yang ingin masuk surga? Kalau Tuhan begitu
mencintai kita, apakah ia harus menyiksa kita sebelum kita
boleh masuk surga?
Untuk memurnikan/penyucian? Ada banyak orang yang
justru ‘remuk’, ‘putus asa’, ‘murtad’, dll karena
penderitaan dan musibah.
Tipe Jawaban 2: Skenario Besar
Musibah dan penderitaan harus dilihat secara keseluruhan
tidak parsial
Jumlah orang yang menderita dan jumlah bencana tidak
sebanding dengan jumlah orang yang nyaman dan
tenteram.
Secara umum alam semesta ini tertib
Dunia yang ada penderitaan ini lebih baik, karena dari
sana diketahui mana yang sabar/tidak, yang patuh/tidak,
yang adil/tidak, mengambil pelajaran/tidak.
Kelemahan Tipe Jawaban 2
Berarti harus ada orang yang menderita agar
keseluruhan lebih baik
Kebahagiaan orang banyak seakan mau ‘ditukar’
dengan penderitaan sedikit orang.
Tipe Jawaban 3
Berhadapan dengan Tuhan manusia itu tidak
seimbang, karena itu diamlah, jangan protes!
Kelemahan Tipe Jawaban 3
Apakah wajar melarang orang yang merasa
diperlakukan tidak adil untuk protes?
Kalau memang Tuhan tidak memiliki kualifikasi
Maha Kuasa, Maha Adil dan Maha Baik, mengapa
harus disebut begitu?

Anda mungkin juga menyukai