Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR SKRIPSI

ANALISIS PERFORMA TAKE OFF PESAWAT


B737-200 STUDI KASUS KECELAKAAN
PESAWAT MDL-091 DI MEDAN

Oleh: Ricco tresnanto Gustiadi


06050086
Latar Belakang Masalah
 Pesawat udara adalah salah satu jenis moda transportasi
yang mengalami perkembangan teknologi sangat pesat
dan sangat tepat untuk menghubungkan pulau pulau
yang tersebar di Indonesia.
 Beberapa fase operasi pesawat adalah take off, climb,
cruise, dan landing. Fase take off dibagi menjadi dua
yaitu: Ground phase dan air phase.
 Studi kasus yang diambil adalah kecelakaan pesawat
MDL-091 di Medan, dimana sebuah pesawat Mandala
Airline mengalami kecelakaan pada saat take off.
Tujuan Penelitian
 Mengetahui performa actual take off pesawat B737-
200 dengan beban sebesar MTOW. Hal ini meliputi
take off distance serta waktu untuk take off.
 Mengetahui jarak tempuh take off yang dibutuhkan
dengan kondisi flap up dan beban sebesar Actual Take
Off Weight.
 Mengetahui derajat flap yang dibutuhkan agar dapat
take off dengan panjang runway yang tersedia.
Rumusan Masalah
 Bagaimana performa actual take off pesawat B737-
200 dengan kondisi MTOW.
 Berapa jarak tempuh yang dibutuhkan untuk take
off dengan kondisi flap up dan beban Actual Take
Off Weight.
 Berapa derajat flap yang dibutuhkan agar dapat
take off dengan panjang runway yang tersedia.
Batasan Masalah
 Analisis yang dilakukan hanya pada pesawat ketika
melakukan take off.
 Jenis pesawat yang dianalisis adalah B737-200
Advance
 Analisis juga dilakukan pada pengaruh defleksi
flap.
 Satuan yang digunakan standar british yang lalu
hasil akhirnya dikonversi ke standar internasional.
Langkah-langkah penelitian
Studi
Pendahuluan

Rumusan masalah, penetapan tujuan, dan


batasan

Landasan Teori

Pengumpulan data

Perhitungan Data

Analisis hasil perhitungan

Saran dan kesimpulan


Data Pesawat B737-200
Crew 2

Passengers 110

Propulsion 2 turbo fan engines


Engine Model JT8d-15
Engine Power 15.500 lbf each
Speed 420 kt

Cl max Take Off 2,07


Mmo (Max. Mach) 0.84
Service ceiling 11.278 m 37.000 ft
Range 4.899 km 2.645 nm

Empty Weight 27.120 kg 59.879 lb


MTOW 52.390 kg 115.500 lb
MLW 46.720 kg 103.000 lb

Wing span 28.35 m 93 ft


Data yang digunakan untuk perhitungan performa take
off actual sesuai dengan kondisi pesawat pada saat
kecelakaan
 W = 114.634 lb
 T = 15.500 lbf

 Wing area (gross)= 1098 ft²

 Flap area/ wing area = 0,29

 Wing area = 1098 – (0,29x1098)= 799,5224 ft²

 e = 0,75

  0 , 05
 AR = 8,83
 Cl max = 1,5 ada flap 0º (retracted)
Rumus yang digunakan
b 
1  aV22  bV2  c  a 1 2aV2  b 1 2aV1  b 
sg  ln    tanh  tanh 
2a  aV1  bV1  c 
2  
b  4ac 
2
b  4ac
2
b  4ac 
2

sr  3VT
W Va2  Vt 2
st 
2g T  D
sTO  s g  sr  st

V2
tg 
g  T0 W   
W Va  Vt
tt 
g T D
tTO  t g  t r  tt  t c
Hasil perhitungan data actual
s g  8382,139 ft
sr  1033,950 ft
st  165,319 ft
sTO  9581,408 ft  2920,413meter
t g  48,558 sec
tt  2,153 sec
tTO  50,711 sec
Tabel perhitungan data
Kondisi Vt Vs Cl Cd Sgroll Sr
pesawat (Gr) (Gr)
sampel 115,500 lb flap 248,134 206,778 0,52 0,0268 4383,119 744,402
extended
115,500 lb flap 345,949 288,291 0,52 0,0268 8524,006 1037,848
retracted
Actual 114,634 lb flap 247,202 206,001 0,52 0,0268 4310,155 741,606
extended
114,634 lb flap 344,65 287,208 0,52 0,0268 8382,139 1033,95
retracted
Tabel perhitungan data
Kondisi Cl Cd St Sto(ft) Sto(m) Tto(sec)
pesawat (trans) (trans)
sampel 115,500 lb flap 1,325 0,103 177,466 5304,986 1616,96 36,943
extended
115,500 lb flap 0,96 0,063 167,027 9728,881 2965,363 51,376
retracted
Actual 114,634 lb flap 1,325 0,103 175,552 5227,312 1593,285 36,464
extended
114,634 lb flap 0,96 0,063 165,319 9581,407 2920,413 50,711
retracted
Hasil Analisis
 Dari data yang didapat, diketahui bahwa pesawat tidak take off dalam
kondisi over weight dan engine failure sebagaimana yang digosipkan
dan pesawat take off dengan kondisi flap retracted.
 Dari hasil flight test simulation yg dilakukan NTSB diketahui bahwa
pesawat take off dengan attitude nose up lebih dari 15 derajat sehingga
mengalami stall.
 Untuk RESA, bandara Polonia Medan tidak memenuhi prosedur
sesuai dengan KM47 dan ICAO Annex 14 chapter 3.5.1 yaitu
sepanjang 90 meter.
 Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pesawat dengan kondisi
beban 51.997 kg dan dengan flap retracted membutuhkan take off
field length sepanjang 2920,413 meter .
 Panjang runway memenuhi persyaratan Take Off Distance available
yang dibutuhkan yaitu sepanjang 2309,664 meter.
Kesimpulan
 Jarak take off yang dibutuhkan dengan kondisi beban dan defleksi flap
sesuai dengan kondisi pesawat pada waktu kecelakaan di Medan adalah
2920,413meter dan waktu yang dibutuhkan untuk take off adalah 50,711
detik.
 Jarak take off yang dibutuhkan dengan konfigurasi take off flap 15°
dengan koefisien lift maksimum adalah 1593,285meter dengan waktu
take off yang dibutuhkan adalah 36,464 sec dengan sudut serang 11,275°
 Derajat flap yang dibutuhkan agar dapat take off dengan panjang runway
yang tersedia adalah 15°.
 Kecelakaan pesawat MDL-091 yang terjadi di Medan, adalah benar
benar merupakan akibat dari kesalahan teknis (flap retracted) dan tidak
dilakukannya take off sesuai dengan konfigurasi take off prosedur. Dan
gossip atau berita mengenai durian dan overweight yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan dapat dibantah.
Saran
 Sebelum melaksanakan take off, diperlukan pengecekan
take off prosedur list dan mengkonfigur flap pesawat dalam
posisi take off dengan defleksi flap 15° agar mendapatkan
nilai koefisien lift maksimum pada saat take off sehingga
dapat lepas landas dengan panjang runway yang tersedia.
 Melakukan perekrutan dan pelatihan awak pesawat dan pilot
sesuai prosedur agar menghasilkan awak pesawat dan pilot
yang professional dalam melaksanakan tugasnya.
 Diperlukan perpanjangan Runway End Safety Area
sepanjang 30 meter sehubungan dengan KM 47 dan ICAO
Annex 14 chapter 3.5.1.
Terima kasih

atas
perhatian dan dukungannya

Special thanks to mr. Moh. Ardi Cahyono, ST, MT.

Anda mungkin juga menyukai