Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERFORMA TAKEOFF PADA PESAWAT ATR 72

DALAM PENGARUH TAILWIND

Dwiki Fahreza Andreanto*, Mufti Arifin, Freddy Franciscus


Prodi Teknik Penerbangan, Fakultas Teknik Kedirgantaraan,
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Komplek Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta 13610, Indonesia
*Corresponding Author : dwiki.fahrezaa@gmail.com

Abstrak ̶ Informasi kondisi cuaca sangat dibutuhkan untuk mendukung keselamatan


penerbangan, khususnya dalam proses take-off. Informasi cuaca yang diperlukan salah satunya
adalah data angin, arah angin maupun kecepatan angin. Komponen angin tersebut salah satunya
adalah tailwind (angin dari arah belakang). Di bandara terpencil hanya dapat di kunjungi oleh
pesawat seperti ATR72 dan sejenisnya, dikarenakan ketersediaan landasan pacu yang terbatas
dan saat ini bandara – bandara tersebut masih banyak yang menggunakan landing dan take-off
searah dengan arah angin. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya gaya angkat pesawat saat
take-off pada saat kondisi tailwind. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut dilakukan adanya
pengurangan kapasitas pada pesawat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis performa
pesawat ATR72 pada saat take-off dengan kondisi tailwind. Dengan perhitungan takeoff dengan
kondisi normal pada pesawat ATR72 kemudian memvariasikan kecepatan tailwind. Hasil yang
diperoleh adalah nilai jarak ground roll (𝑆𝑔 ) dan pengurangan berat pesawat (𝑤) pada saat
tailwind. Kecepatan tailwind sebesar 0 atau normal diperoleh jarak ground roll 849 m, berat take-
off 20948 kg, pengurangan berat pesawat sebesar 0. Pada kecepatan tailwind sebesar 5 kts
diperoleh jarak ground roll 773 m, berat take-off 20333 kg, pengurangan berat pesawat sebesar
615 kg, sedangkan kecepatan tailwind 10 kts diperoleh jarak ground roll 697 m, berat saat take-
off 19308 kg, pengurangan berat pesawat sebesar 1640 kg, dan kecepatan tailwind sebesar 15
kts diperoleh jarak ground roll 621 m, berat take-off 18225 kg, pengurangan berat pesawat
sebesar 2723 kg.
Kata kunci: ATR72, ground roll, pengurangan berat, tailwind, take-off.

Abstract ̶ Information on weather conditions is needed to support flight safety, especially in the
process take-off. One of the required weather information is wind data, wind direction and wind
speed. One of the wind components is the tailwind (wind from behind). In the small airports it can
only be visited by aircraft such as ATR72 and its kind, due to the limited availability of runways
and currently many of these airports are still using landing and take-off in the direction of the wind.
This can result in a lack of lift during take-off during the tailwind conditions. To prevent this from
happening, there is a reduction in the capacity of the aircraft. The purpose of this study was to
analyze the performance of the ATR72 aircraft during take-off with tailwind conditions. By
calculating the takeoff under normal conditions on the ATR72 aircraft then varying the tailwind
speed. The results obtained are the value of the ground roll distance (𝑆𝑔 ) and the reduction in
aircraft weight (𝑤) at the time of tailwind. a speed tailwind of 0 or normal, obtained a distance of
ground roll 849 m, take-off weight of 20948 kg, reduction in aircraft weight of 0. Speed tailwind
of 5 kts, distance of ground roll 773 m, take-off weight of 20333 kg, reduction in aircraft weight of
615 kg, while speed of tailwind 10 kts obtained distance of ground roll 697 m, take-off weight of
19308 kg, reduction in aircraft weight of 1640 kg, and speed tailwind of 15 kts, distance of ground
roll 621 m, take-off weight of 18225 kg, was obtained. reduction in aircraft weight by 2723 kg.

Keywords: ATR72, ground roll, reduction aircraft weight, tailwind, take-off.


I. Pendahuluan karena adanya angin buritan pada
Pesawat terbang adalah salah pesawat yang mungkin dapat
satu moda transportasi yang paling mengganggu pesawat saat take-off dan
banyak digunakan saat ini. landing, maka perlu dilakukan
Perkembangan teknologi (high end perhitungan berat saat take-off dan lift
technology), faktor keselamatan dan pada pesawat dengan kondisi take-off
waktu tempuh yang relatif singkat yang dipengaruhi oleh angin buritan
menjadi faktor banyaknya pengguna tersebut. Akibat dari kondisi tersebut
pesawat. Sesuai dengan perkembangan terjadi adanya pengurangan kapasitas di
zaman yang semakin modern pesawat untuk bisa take-off di landasan
menjadikan penambahan penumpang pacu yang terbatas dan dipengaruhi
transportasi udara yang terus meningkat. angin buritan (tailwind). Pengurangan
Persaingan pesawat pada masing – kapasitas juga berpengaruh terhadap
masing kelasnya pun semakin ketat. Hal take-off performance.
tersebut juga mempengaruhi kenaikan Oleh sebab itu untuk mempelajari dan
kebutuhan pesawat regional. Seperti memahami bagaimana performa saat
halnya pada pesawat ATR, pesawat take-off pesawat ATR 72 dengan
yang ditenagai engine turboprop dengan pengaruh angin buritan (tailwind).
kapasitas 68 – 78 penumpang harus
bersaing dengan pesawat bermesin II. METODOLOGI PENELITIAN
turboprop lainnya seperti Dash 8 series Dalam alur penelitian ini dimulai
400, Fokker 50 dan pembanding dengan pengumpulan data spesifikasi
pesawat jet regional lainnya seperti pesawat ATR72-600 dan data bandara
Embraer 195, CRJ 1000, Sukhoi D.C Saudale. Kemudian dilakukan
Superjet 100 dan lainnya. perhitungan performa takeoff dalam
kondisi normal dan kondisi tailwind
Jika melihat keadaan geografis
dengan rumus, lalu dilihat apakah
negara Indonesia yang berupa
panjang runway yang dibutuhkan lebih
kepulauan, pesawat dengan tipe engine
pendek dari pada runway yang tersedia.
turboprop sangatlah tepat, dikarenakan
Langkah terakhir mendapatkan hasil
lebih hemat bahan bakar dan tidak
dalam bentuk grafik yang kemudian
memerlukan landasan pacu yang
panjang. Umumnya pesawat take-off dan dianalisis.
landing berlawanan dengan arah angin
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena menguntungkan bagi pesawat.
Perhitungan performa take-off
Namun melihat Indonesia adalah negara
pesawat ATR72-600 dilakukan
kepulauan di bandara – bandara perintis
berdasarkan variasi kecepatan tailwind
masih banyak pesawat yang take-off dan
landing searah dengan arah angin. yang berada di bandara D.C Saudale
pulau Rote. Kecepatan tailwind adalah
Dengan pengoperasian take-off dan
landing searah dengan arah angin kecepatan angin yang berhembus dari
belakang ketika pesawat hendak take-
terdapat angin buritan yang bekerja,
off, dengan limitasi yang tertera sesuai
sehingga saat pesawat take-off dapat
peraturan yang ada. Perhitungan ini
menyebabkan kurangnya gaya angkat
dan terjadi gagal take-off, begitu juga dilakukan pada ketinggian elevasi
dengan landing dapat menyebabkan landasan nol atau sejajar dengan
overshoot landing. Dari hal tersebut

1
ketinggian air laut (sealevel runway 2 ×205.429
elevation). = √1,225 × 61 ×1,9
3.1 Data Variasi Kecepatan
Tailwind = 53,7 𝑚⁄𝑠
Berikut data variasi kecepatan
c. Nilai η𝑝 didapat dari tabel 2.1 di
tailwind:
Tabel 3.1 Data variasi kecepatan Tailwind subbab 2.1.1 sebesar 0,64545 dan
Kecepatan Tailwind dibulatkan menjadi 0,65. Untuk mencari
Thrust (T) dibutuhkan persamaan (2.2)
Knot m/s sehingga:
𝑃
𝑇 = η𝑝 𝑣 𝑠
5 2,572 𝑠𝑡𝑎𝑙𝑙

1.846.000 ×2
10 5,144 = 0,65
53,7

15 7,716 = 44.689 𝑁
Ket: pada penelitian tugas akhir ini
3.2 Perhitungan Performa Take-off menggunakan 2 engine
Dengan Kondisi Normal
Berikut ini perhitungan d. Sehingga di dapat thrust loading:
𝑇 44.689
menggunakan data-data sesuai = 205.429 = 0,21
𝑊
ketinggian elevasi landasan nol:
dan wing loading dapat ditentukan:
Tabel 3.2 Data perhitungan peforma takeoff 𝑊 205.429
dengan kondisi normal = = 3.367,6 𝑁⁄𝑚2
𝑆 61
Density Sea 𝑘𝑔⁄
1,225 𝑚3 e. Sehingga jarak ground roll saat take-off
Level – (𝜌)
dalam kondisi normal:
Wing Area – 61 𝑚2 1,21 ×
𝑊
𝑆
(𝑠) 𝑆𝑔 = 𝑇
𝑔 × 𝜌 × 𝐶𝐿𝑀𝐴𝑋 ×
𝑊
𝑊𝑇𝑂 20.948 𝑘𝑔 → 205.429 𝑁 1,21 × 3.367,6
= 9,81 × 1,225 × 1,9×0,21
Max. power 1.846 𝑘𝑊 → 1.846.000 𝑊 = 849 𝑚
– (𝑃𝑠 ) f. Berdasarkan persamaan (2.7)
dengan menganggap bahwa v_LOF
a. Menentukan harga maximum adalah kecepatan terakhir pada saat
coefficient lift pada saat takeoff dengan ground roll atau juga bisa disebut
persamaan (2.11) sebagai vt sehingga didapat:
𝐶𝐿𝑀𝐴𝑋,𝑇𝑂 = 0,8 × 𝐶𝐿𝑀𝐴𝑋,𝐿 𝑣𝑡 = 1,1 × 𝑣𝑆𝑡𝑎𝑙𝑙
= 0,8 × 2,44 = 1,1 × 53,7
= 1,9 = 59 𝑚/𝑠
b. Berdasarkan data-data diatas g. Karena s adalah jarak tempuh
dapat diketahui kecepatan stall atau bisa kita sebut sebagai 𝑆𝑔 dan untuk
menggunakan persamaan (2.13) maka: mencari percepatan dapat
2𝑊 menggunakan persamaan 2.21 sehingga
𝑣𝑆𝑡𝑎𝑙𝑙 = √𝜌 𝑠 𝐶𝐿
𝑀𝐴𝑋 didapat:

2
𝑣𝑡 2 − 𝑣02 a. Karena 𝑆𝑔0 adalah jarak dari v = 0
𝑎 = 2×𝑠
ke v = 𝑣𝑤 maka nilai 𝑆𝑔0 adalah nol
𝑣𝑡 2 −𝑣02 karena diasumsikan ketika takeoff sudah
= 2 × 𝑆𝑔 mengetahui adanya tailwind. Sehingga
592 −0 didapat jarak ground roll yang
= dipengaruhi oleh angin dengan
2 × 849

= 2 𝑚/𝑠 2 menggunakan persamaan:


(𝑆𝑔 )w = 𝑆𝑔 + 𝑆𝑔0 + (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤 )
h. Untuk mendapatkan berapa lama
waktu dari kecepatan nol atau diam = 849 + 0 + (2,572 × 29,5)
hingga mencapai 𝑣𝐿𝑂𝐹 , maka dibutuhkan = 849 + 75,8
persamaan (2.18) sehingga:
𝑣𝑡
𝑡 =𝑎 = 924,8 𝑚

59 b. Karena nilai (𝑆𝑔 )w lebih besar


= daripada 𝑆𝑔 , maka diperlukan
2

= 29,5 𝑠 pengurangan terhadap 𝑆𝑔 dengan


3.3 Perhitungan Performa Take-off persamaan 𝑆𝑔 ` maka:
Dengan Kondisi Tailwind 𝑆𝑔 ` = 𝑆𝑔 − (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤 )
3.3.1 Kecepatan Tailwind 5 knot
Berikut ini adalah tahapan dalam 𝑆𝑔 ` = 849 − (2,572 × 29,5)
perhitungan take-off dengan kondisi = 773 𝑚
tailwind dengan kecepatan angin
sebesar 5 knot (2,572 𝑚/𝑠) pada c. Untuk mencari 𝑤 dapat
ketinggian elevasi landasan nol (sea menggunakan persamaan 2.15 dengan
level), sebagai berikut: cara mensubtitusikan 𝑆𝑔 , berikut adalah
berat pesawat jika terpengaruh oleh
Tabel 3.3 data perhitungan performa takeoff tailwind sebesar 5 kts:
dengan kondisi tailwind 5 knot
𝑇 ×𝑆 ×𝑔 × 𝜌 × 𝐶𝐿 𝑀𝐴𝑋 × 𝑆𝑔 `
𝑆𝑔 849 𝑚 𝑤 =√ 1,21

𝑣𝑆𝑡𝑎𝑙𝑙 53,7 𝑚⁄𝑠 =√


44.689 ×61 ×9,81 ×1,225 ×1,9 ×773
1,21
𝑇ℎ𝑟𝑢𝑠𝑡 − (T) 44.689 𝑁
= 199.407 𝑁 atau 20.333 𝑘𝑔
Takeoff Weight – 20.948 𝑘𝑔 Sehingga adanya pengurangan sebesar:
(w)
Kecepatan Akhir 59 𝑚/𝑠 20.948 − 20.333 = 615 𝑘𝑔
− (𝑣𝑡) 3.3.2 Kecepatan Tailwind 10 Knot
Percepatan − (𝑎) 2 𝑚/𝑠 2 Berikut ini adalah tahapan dalam
perhitungan take-off dengan kondisi
Waktu mencapai 29,5 𝑠 tailwind dengan kecepatan angin
𝑣𝐿𝑂𝐹 − (𝑡) sebesar 10 knot (5,144 𝑚/𝑠) pada
ketinggian elevasi landasan nol (sea
Jika terjadi tailwind sepanjang proses level), sebagai berikut:
take-off maka: (𝑡𝑔 )w = 𝑡 a. Karena 𝑆𝑔0 adalah jarak dari v = 0
ke v = 𝑣𝑤 maka nilai 𝑆𝑔0 adalah nol

3
karena diasumsikan ketika takeoff sudah mengetahui adanya tailwind. Sehingga
mengetahui adanya tailwind. Sehingga didapat jarak ground roll yang
didapat jarak ground roll yang dipengaruhi oleh angin ((𝑆𝑔 )w) dengan
dipengaruhi oleh angin ((𝑆𝑔 )w) dengan menggunakan persamaan:
menggunakan persamaan: (𝑆𝑔 )w = 𝑆𝑔 + 𝑆𝑔0 + (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤 )
(𝑆𝑔 )w = 𝑆𝑔 + 𝑆𝑔0 + (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤 ) = 849 + 0 + 7,716 × 29,5
= 849 + 0 + 5,144 × 29,5 = 849 + 227,6
= 849 + 151,7 = 1.076,6 𝑚
b. Karena nilai (𝑆𝑔 )w lebih besar
= 1.000,7 𝑚
daripada 𝑆𝑔 , maka diperlukan
b. Karena nilai (𝑆𝑔 )w lebih besar
pengurangan terhadap 𝑆𝑔 dengan
daripada 𝑆𝑔 , maka diperlukan
persamaan 𝑆𝑔 ` maka:
pengurangan terhadap 𝑆𝑔 dengan
𝑆𝑔 ` = 𝑆𝑔 − (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤
persamaan 𝑆𝑔 ` maka:
𝑆𝑔 ` = 849 – (7,716 × 29,5)
𝑆𝑔 ` = 𝑆𝑔 − (𝑣𝑤 × (𝑡𝑔 )𝑤
= 1.076,6 𝑚
𝑆𝑔 ` = 849 – (5,144 × 29,5) c. Untuk mencari 𝑤 dapat
menggunakan persamaan 2.15 dengan
= 697 𝑚 cara mensubtitusikan 𝑆𝑔 , berikut adalah
c. Untuk mencari 𝑤 dapat beban pesawat jika terpengaruh oleh
menggunakan persamaan (2.15) dengan tailwind sebesar 15 kts
cara mensubtitusikan 𝑆𝑔 , berikut adalah 𝑇 ×𝑆 ×𝑔 × 𝜌 × 𝐶𝐿 𝑀𝐴𝑋 × 𝑆𝑔 `
𝑤 =√
berat pesawat jika terpengaruh oleh 1,21

tailwind sebesar 10 kts 44689 ×61 ×9,81 ×1,225 ×1,9 ×621


=√
𝑇 ×𝑆 ×𝑔 × 𝜌 × 𝐶𝐿 𝑀𝐴𝑋 × 𝑆𝑔 ` 1,21
𝑤 =√ = 178.730 𝑁 atau 18.225 𝑘𝑔
1,21
Sehingga adanya pengurangan dari
44689 ×61 ×9,81 ×1,225 ×1,9×697 berat normal sebesar:
=√ 1,21
20.948 − 18.225 = 2.723 𝑘𝑔
= 189.351 𝑁 atau 19.308 𝑘𝑔
Tabel 3.4 performa takeoff dalam kondisi normal
Sehingga adanya pengurangan sebesar: dan tailwind

20948 − 19.308 = 1.640 𝑘𝑔 No Knot 0 5 10 15


3.3.3 Kecepatan Tailwind 15 Knot 1 (𝑆𝑔 )w 849 𝑚 773 𝑚 697 𝑚 621 𝑚

Berikut ini adalah tahapan dalam 2 𝑤 20.948 20.333 19.308 18.225


perhitungan take-off dengan kondisi 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
tailwind dengan kecepatan angin 3 Peng 0 615 1.640 2.723
sebesar 15 knot (7,716 𝑚/𝑠) pada urang 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
ketinggian elevasi landasan nol (sea an
Berat
level), sebagai berikut:
a) Kecepatan tailwind sebesar 0
a. Karena 𝑆𝑔0 adalah jarak dari v = 0
diperoleh jarak ground roll 849 m, berat
ke v = 𝑣𝑤 maka nilai 𝑆𝑔0 adalah nol take-off 20.948 kg, pengurangan berat
karena diasumsikan ketika takeoff sudah pesawat sebesar 0 (karena kondisi

4
normal tidak terpengaruh angin), pada berbanding lurus antara tailwind dan
kecepatan tailwind sebesar 5 kts jarak ground roll.
diperoleh jarak ground roll 773 m, berat
Berdasarkan data yang menjadi
take-off 20.333 kg, pengurangan berat
hasil akhir penelitian diperoleh beberapa
pesawat sebesar 615 kg, sedangkan
point analisis sebagai berikut:
kecepatan tailwind 10 kts diperoleh jarak
a) Dari data perhitungan performa
ground roll 697 m, berat saat take-off
takeoff dalam kondisi normal didapat
19.308 kg, pengurangan berat pesawat
nilai 𝑆𝑔 sebesar 849 m.
sebesar 1.640 kg, dan kecepatan
tailwind sebesar 15 kts diperoleh jarak b) Kemudian untuk thrust dari pesawat
ground roll 621 m, berat take-off 18.225 ATR72-600 di ketinggian nol atau
kg, pengurangan berat pesawat sebesar sealevel dan maximum power dari 2x
2.723 kg. engine (PW 127) adalah 44.689 N.
b) Yang mengalami perubahan c) Pertambahan tailwind 1 knot akan
berbeda-beda saat take-off antara mengurangi berat 152kg dan setiap
pertambahan tailwind 1 knot akan
lain:(𝑆𝑔 )w , 𝑤, dan pengurangan berat
mengurangi panjang runway 18 m.
pesawat. d) Pada pesawat ATR72-600
3.4 Perbandingan dan Analisis membutuhkan pengurangan berat
Berdasarkan hasil perhitungan jika takeoff dengan kondisi tailwind
performa takeoff terhadap variasi dan kebutuhan jarak ground roll yang
kecepatan tailwind pada anak sub bab tersedia pun terjadi pengurangan
sebelum nya, maka diperoleh data yang nantinya pesawat akan dapat
perbandingan berbentuk grafik seperti takeoff dengan aman.
dibawah ini.

Gambar 3.2 Runway analysis manual

Gambar 3.1 Grafik takeoff performance terhadap e) Dari data runway analysis manual
kecepatan tailwind diatas dapat digunakan sebagai
perbandingan terhadap hasil
Dari grafik diatas pada Gambar perhitungan di atas. Perhitungan dan
3.1 dapat dilihat bahwa, jika tailwind manual terdapat perbedaan weight
semakin besar maka jarak ground roll sebesar 79 kg di 5 knot tailwind. hal
nya lebih pendek dan terdapat ini bisa disebabkan oleh perkiraan
pengurangan berat pada pesawat. Hal ini besaran pada perhitungan yang
dapat dilihat pada grafik diatas yang kurang tepat dibandingkan kondisi
menunjukan penurunan grafik yang sebenarnya.
5
IV. KESIMPULAN [7] Kristanto, Philip, 2020, Fisika Dasar –
Berdasarkan pembahasan Teori, Soal, dan Penyelesaian,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Yogyakarta: ANDI
[8] ATR CM Marketing, 2015
1. Pada kondisi tailwind dengan https://skybrary.aero/bookshelf/b
kecepatan angin 5, 10, dan 15 knot pada ooks/3696.pdf diakses pada
pesawat ATR72-600 jarak ground roll tanggal 16 Desember 2020
yang didapat sepanjang 773 m, 697 m, [9] Departemen Perhubungan, 2019,
dan 621 m. http://hubud.dephub.go.id/website/Band
2. Jika pesawat takeoff dengan araDetail.php?id=109 diakses pada
kondisi tailwind dan harus mengurangi tanggal 16 Desember 2020
berat pada pesawat maka, setiap
penambahan 1 knot tailwind berat
pesawat yang harus dikurangi sebesar
152 kg dan pengaruh pada take off
performance yaitu panjang jarak ground
roll (𝑆𝑔 ) berkurang sebesar 18 meter.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ruijgrok, G.J.J., 1994, Elements of
Airplane Performance, Faculty of
Aerospace Engineering, Netherlands:
Delft University of Technology
[2] Nita, Florentina Mihaela. 2008.
Aircraft Design Studies Based on the
ATR 72, Department of Automotive and
Aeronautical Engineering, Germany:
Hamburg University
[3] Federal Aviation Administration,
2016, Weight and Balance Handbook
US: Department of Trasportation
[4] Fadholi, Akhmad, 2013, Analisis
Komponen Angin Landas Pacu
(Runway) Bandara Depati Amir
Pangkalpinang, Jurnal Stasiun
Meteorologi Pangkalpinang, No. 2, Vol.
13, 45 - 53
[5] Anderson, J.D. 1998, Aircraft
Performance and Design, Mcgraw-Hill
Education
[6] Roskam, Jan, 1985, Airplane Design
Part 1: Preliminary Sizing of Airplanes,
Ackers Distinguished Professor of
Aerospace Engineering,
rteterte USA: The
University of Kansas

Anda mungkin juga menyukai