0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan1 halaman
Cerpen ini menceritakan tentang Anjar yang menemukan rumahnya kosong setelah seminggu berada di Yogyakarta. Ia mengetahui bahwa ayahnya meninggal dunia akibat sakit. Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan surat untuk Anjar yang membuat Anjar menangis. Anjar kemudian pulang ke rumah untuk menjadi satu-satunya laki-laki di keluarganya.
Cerpen ini menceritakan tentang Anjar yang menemukan rumahnya kosong setelah seminggu berada di Yogyakarta. Ia mengetahui bahwa ayahnya meninggal dunia akibat sakit. Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan surat untuk Anjar yang membuat Anjar menangis. Anjar kemudian pulang ke rumah untuk menjadi satu-satunya laki-laki di keluarganya.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Cerpen ini menceritakan tentang Anjar yang menemukan rumahnya kosong setelah seminggu berada di Yogyakarta. Ia mengetahui bahwa ayahnya meninggal dunia akibat sakit. Sebelum meninggal, ayahnya meninggalkan surat untuk Anjar yang membuat Anjar menangis. Anjar kemudian pulang ke rumah untuk menjadi satu-satunya laki-laki di keluarganya.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Karya : Daniel Mahendra Dianalisis oleh: Dharmala Amanda Putra
A. Sinopsis Cerpen
Anjar mendapati rumahnya telah kosong. Telah seminggu ia hirup atmosphere
magis kota Yogyakarta. Bapaknya memberikan kebebasan pada jiwa muda Anjar yang tengah bergejolak. Ia punya impian yang mesti di raih. Anjar tetaplah anak Bapak, Anjar seperti sekarang ini, tentu karena Bapak. Tapi kalau Bapak melarang Anjar demo, Anjar tidak dapak memenuhinya. Bapak tercengang mendengar penuturan Anjar. Ia mengunci pintu kamar, karena pikirannya begitu kacau. Semenjak itu tidak pernah ada makan semeja lagi bersama keluarga. Ia lebih memilih diam di kamar dan menyalakan radio sekeras kerasnya. Ia pergi mengemas ransel tanpa pamit.Mama tiada tampak menangis. Ia tetap tegar walaupun asaknya pergi. Saat Mama bertanya pada Bapak, tak ada jawaban dari Bapak. Saat Mama memegangi tangan suaminya ia raba keningnya semua terasa dingin. Mama muli panik, mama tidak pernah mendapat pelajaran tentang kedokteran. Ketika Anjar duduk dikursi ruangan bapak, Anjar melihat sampul putih dalam jepitan agenda kerja milik bapak. Anjar tidak tau apa itu. Ia menarik sebuah kertas, yaitu sebuah surat yang di tujukan padanya. Setelah membaca surat itu, Anjar menangis. Meski surat itu belum lagi selesai di tulis bapak. Layaknya bapak menulis surat perpisahan. Saat Anjar mendatangi makam bapak yx masih harum, anjar pun tersipuh di makam bapaknya. Langit di makam itu tidak menentu. Anjar pun pulang ke rumah sebagai laki laki satu satunya.