Usaha dan Energi
Edisi Kedua
Untuk SMA kelas XI
(Telah disesuaikan dengan KTSP)
Lisensi Dokumen :
Copyright © 2008‐2009 GuruMuda.Com
Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara
bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus
atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam
setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali
mendapatkan ijin terlebih dahulu dari GuruMuda.Com.
Penulis
Alexander san lohat
(san)
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 1
SERI EBOOK GURUMUDA
Contact Person
Anda bisa menghubungi saya melalui beberapa jalur di bawah :
Blog : http://www.gurumuda.com
Email : info@gurumuda.com
Testimonial dan Saran
Apapun pendapat anda mengenai tulisan saya, silahkan memberikan testimonial atau saran konstruktif
demi pengembangan ebook ini menjadi lebih baik. Testimonial atau saran yang bersifat membangun
dari anda bisa dikirim ke email berikut :
saran@gurumuda.com
Terima kasih atas partisipasi anda
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 2
SERI EBOOK GURUMUDA
Materi Pembelajaran :
Usaha dan Energi
Tujuan Pembelajaran :
Kompetensi Dasar :
Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik
Indikator :
a. Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan
b. Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan pegas) dan energi kinetik
c. Menganalisis hubungan antara usaha dan energi kinetik
d. Menganalisis hubungan antara usaha dengan energi potensial
e. Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik
Tujuan pembelajaran di atas merupakan tuntutan dari Depdiknas RI dalam KTSP. Jadi dirimu harus
mencapai Kompetensi dasar dan Indikator tersebut. Kalau tidak bisa, ntar dapat nilai merah :) alias tidak
lulus. Nah, kali ini Gurumuda membimbing dirimu untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran di atas.
Selamat Belajar ☺
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 3
SERI EBOOK GURUMUDA
Usaha dan Energi
Dalam kehidupan sehari‐hari dirimu pasti sering mendengar atau menggunakan kata ”usaha” dan
”energi”. Kata ”usaha” yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari‐hari memiliki makna yang
berbeda dengan pengertian usaha dalam fisika. Pada kesempitan ini kita akan belajar pokok bahasan
usaha dan energi. Pokok bahasan Usaha dan Energi yang telah anda pelajari di SMP masih bersifat
kualitatif dan mungkin sekarang dirimu sudah melupakan semuanya ;) . Oleh karena itu gurumuda
mencoba membantu dirimu memahami kembali (syukur kalo masih diingat) konsep Usaha dan Energi
secara lebih mendalam dan tentu saja disertai juga dengan penjelasan kuantitatif (ada rumusnya).
Akhirnya, semoga dirimu tidak berkecil hati, apalagi sampai kecewa dan putus asa karena ada rumus.
Pahamilah dengan baik dan benar konsep Usaha dan Energi yang dijelaskan, maka dirimu tidak akan
meringis ketika menatap rumus... selamat belajar ya, semoga sukses sampai di tujuan :)
Pada pokok bahasan fisika sebelumnya, kita telah belajar tentang gerak benda dan hubungannya dengan
Gaya yang mempengaruhi gerak benda (Hukum Newton tentang Gerak). Kali ini kita menganalisis gerak
benda dalam kaitannya dengan Usaha dan Energi. Usaha dan Energi merupakan besaran skalar sehingga
analisis kita menjadi lebih mudah dibandingkan dengan ketika kita mempelajari gaya. Konsep usaha dan
energi sangat penting, sehingga sangat dianjurkan supaya dipelajari dengan penuh semangat.
Usaha
Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work‐bahasa inggris), digambarkan sebagai
sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam
jarak tertentu. Hal yang paling sederhana adalah apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun
arahnya) dan benda yang dikenai Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah Gaya
tersebut.
Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai hasil kali
perpindahan dengan gaya yang sejajar dengan perpindahan.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 4
SERI EBOOK GURUMUDA
Persamaan matematisnya adalah :
W = F s
W adalah usaha alias kerja, F adalah gaya yang sejajar dengan perpindahan dan s adalah perpindahan.
Apabila gaya konstan tidak searah dengan perpindahan, sebagaimana tampak pada gambar di bawah,
maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda didefinisikan sebagai perkalian antara perpindahan
dengan komponen gaya yang searah dengan perpindahan. Komponen gaya yang searah dengan
perpindahan adalah F cos θ .
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
W = (F cos θ ) . s = F.s cos θ
Usaha hanya memiliki besar dan tidak mempunyai arah, karenanya termasuk besaran skalar. Walaupun
gaya dan perpindahan termasuk besaran vektor tetapi usaha merupakan besaran skalar karena
diperoleh dari perkalian skalar. Satuan Usaha dalam Sistem Internasional (SI) adalah newton‐meter.
Satuan newton‐meter juga biasa disebut Joule ( 1 Joule = 1 N.m). menggunakan sistem CGS (Centimeter
Gram Sekon), satuan usaha disebut erg. 1 erg = 1 dyne.cm. Dalam sistem British, usaha diukur dalam
foot‐pound (kaki‐pon). 1 Joule = 107 erg = 0,7376 ft.lb.
Perlu anda pahami dengan baik bahwa sebuah gaya melakukan usaha apabila benda yang dikenai gaya
mengalami perpindahan. Jika benda tidak berpindah tempat maka gaya tidak melakukan usaha. Agar
memudahkan pemahaman anda, bayangkanlah anda sedang menenteng buku sambil diam di tempat.
Walaupun anda memberikan gaya pada buku tersebut, sebenarnya anda tidak melakukan usaha karena
buku tidak melakukan perpindahan. Ketika anda menenteng atau menjinjing buku sambil berjalan lurus
ke depan, ke belakang atau ke samping, anda juga tidak melakukan usaha pada buku. Pada saat
menenteng buku atau menjinjing tas, arah gaya yang diberikan ke atas, tegak lurus dengan arah
perpindahan. Karena tegak lurus maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Cos 90o = 0, karenanya
berdasarkan persamaan di atas, nilai usaha sama dengan nol. Contoh lain adalah ketika dirimu
mendorong tembok sampai puyeng... jika tembok tidak berpindah tempat maka walaupun anda
mendorong sampai banjir keringat, anda tidak melakukan usaha. Kita dapat menyimpulkan bahwa
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 5
SERI EBOOK GURUMUDA
sebuah gaya tidak melakukan usaha apabila gaya tidak menghasilkan perpindahan dan arah gaya tegak
lurus dengan arah perpindahan.
Contoh Soal 1 :
Sebuah peti kemas bermassa 50 kg yang terletak pada lantai ditarik horisontal sejauh 2 meter dengan
gaya 100 N oleh seorang buruh pelabuhan. Lantai tersebut agak kasar sehingga gaya gesekan yang
diberikan pada karung beras sebesar 50 N. Hitunglah usaha total yang dilakukan terhadap peti kemas
tersebut...
Panduan jawaban :
Sebelum menghitung usaha total, terlebih dahulu kita hitung usaha yang dilakukan oleh buruh dan
usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan. Kita tetapkan arah kanan bertanda positif sedangkan arah kiri
negatif. (b = buruh, g = gesekan, N = gaya normal, w = mg = gaya berat). Gaya gesekan berlawanan arah
dengan arah gerakan benda sehingga bertanda negatif.
Pada soal di atas, terdapat empat gaya yang bekerja pada peti kemas, yakni gaya tarik buruh (sejajar
dengan perpindahan peti kemas), gaya gesekan (berlawanan arah dengan perpindahan peti), gaya berat
dan gaya normal (tegak lurus arah perpindahan, sudut yang terbentuk adalah 90o).
Untuk mengetahui usaha total, terlebih dahulu kita hitung besar usaha yang dilakukan masing‐masing
gaya tersebut.
Usaha yang dilakukan oleh buruh pelabuhan :
Wb = Fb.s = (100 N) (2 m) = 200 N.m
Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :
Wg = Fg.s = (‐50 N) (2 m) = ‐100 N.m
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :
Ww = Fw.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 6
SERI EBOOK GURUMUDA
WN = FN.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Usaha total = Wb + Wg + Ww + WN = (200 N.m) + (‐100 N.m) + 0 + 0 = 100 N.m = 100 Joule
Contoh Soal 2 :
Seorang anak menarik mobil mainan menggunakan tali dengan gaya sebesar 20 N. Tali tersebut
membentuk sudut 30o terhadap permukaan tanah dan besar gaya gesekan tanah dengan roda mobil
mainan adalah 2 N. Jika mobil mainan berpindah sejauh 10 meter, berapakah usaha yang dilakukan anak
tersebut ?
Panduan jawaban :
Pada dasarnya soal ini sama dengan contoh soal 1. Pada soal ini terdapat sudut yang dibentuk antara
gaya dengan arah horisontal, sehingga komponen gaya tarik yang dipakai adalah F cos teta (sejajar
dengan arah perpindahan)
Untuk mengetahui usaha total, terlebih dahulu kita hitung besar usaha yang dilakukan masing‐masing
gaya : (A = anak, g = gesekan, w = berat dan N = normal)
WA = FA.s = (20 N cos 30o) (10 m) = 100 3 N.m
Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :
Wg = Fg.s = (‐2 N) (10 m) = ‐20 N.m
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :
Ww = Fw.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :
WN = FN.s = (mg) (2 m) cos 90o = 0
Usaha total :
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 7
SERI EBOOK GURUMUDA
W = WA + Wg + Ww + WN
W = (100 3 N.m) + (‐20 N.m) + 0 + 0
W = 153 N.m = 153 Joule
Energi
Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari‐hari membutuhkan energi. Untuk bertahan
hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan membutuhkan energi
untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar. Hewan juga membutuhkan energi untuk
hidup, sebagaimana manusia dan tumbuhan.
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep yang sangat erat
kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi merupakan kemampuan
melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk
beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak dapat melakukan kerja). Definisi
tersebut hanya bersifat umum. Secara umum, tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai
contoh, jika kita mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan
menggerakan sepeda motor tersebut. Pada saat yang sama, energi kimia dalam tubuh kita menjadi
berkurang, karena sebagian energi kimia dalam tubuh berubah menjadi energi kinetik sepeda motor.
Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga menjelaskan
salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi. Jumlah total energi pada sistem dan
lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari
satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Mengenai Hukum Kekekalan Energi akan kita kupas
tuntas dalam pokok bahasan tersendiri. (tuh ada linknya di bawah).....
Dalam kehidupan sehari‐hari terdapat banyak jenis energi. Energi kimia pada bahan bakar membantu
kita menggerakan kendaraan, demikian juga energi kimia pada makanan membantu makhluk hidup
bertahan hidup dan melakukan kerja. Dengan adanya energi listrik, kita bisa menonton TV atau
menyalakan komputer sehingga bisa bermain game sepuasnya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian
banyak jenis energi dalam kehidupan kita. Misalnya ketika kita menyalakan lampu neon, energi listrik
berubah menjadi energi cahaya. Energi listrik juga bisa berubah menjadi energi panas (setrika listrik),
energi gerak (kipas angin) dan sebagainya. Banyak sekali contoh dalam kehidupan kita, dirimu bisa
memikirkan contoh lainnya. Secara umum, energi bermanfaat bagi kita ketika energi mengalami
perubahan bentuk, misalnya energi listrik berubah menjadi energi gerak (kipas angin), atau energi kimia
berubah menjadi energi gerak (mesin kendaraan).
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 8
SERI EBOOK GURUMUDA
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari dua jenis energi yang sebenarnya selalu kita jumpai dalam
kehidupan sehari‐hari, yakni energi potensial dan energi kinetik translasi. Energi potensial dapat
berubah bentuk menjadi energi kinetik dan sebaliknya energi kinetik juga bisa berubah bentuk menjadi
energi potensial. Total kedua energi ini disebut energi mekanik, yang besarnya tetap alias kekal. Mari
kita pelajari kedua jenis energi ini secara lebih mendalam...
Energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya‐gaya yang bergantung pada posisi
atau struktur benda dan lingkungannya. Banyak sekali contoh energi potensial dalam kehidupan kita.
Karet ketapel yang kita regangkan memiliki energi potensial. Karet ketapel dapat melontarkan batu
karena adanya energi potensial pada karet yang diregangkan. Demikian juga busur yang ditarik oleh
pemanah dapat menggerakan anak panah, karena terdapat energi potensial pada busur yang
diregangkan. Contoh lain adalah pegas yang ditekan atau diregangkan. Energi potensial pada tiga contoh
ini disebut energi potensial elastik. Energi kimia pada makanan yang kita makan atau energi kimia pada
bahan bakar juga termasuk energi potensial. Ketika makanan di makan atau bahan bakar mengalami
pembakaran, baru energi kimia yang terdapat pada makanan atau bahan bakar tersebut dapat
dimanfaatkan. Energi magnet juga termasuk energi potensial. Ketika kita memegang sesuatu yang
terbuat dari besi di dekat magnet, pada benda tersebut sebenarnya bekerja energi potensial magnet.
Ketika kita melepaskan benda yang kita pegang (paku, misalnya), dalam waktu singkat paku tersebut
bergerak menuju magnet dan menempel pada magnet. Perlu dipahami bahwa paku memiliki energi
potensial magnet ketika berada pada jarak tertentu dari magnet; ketika menempel pada magnet, energi
potensial bernilai nol.
Energi Potensial Gravitasi
Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Buah mangga yang
lezat dan ranum memiliki energi potensial gravitasi ketika sedang menggelayut pada tangkainya.
Demikian juga ketika anda berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah (misalnya di atap
rumah ;) atau di dalam pesawat). Energi potensial gravitasi dimiliki benda karena posisi relatifnya
terhadap bumi. Setiap benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat melakukan kerja apabila
benda tersebut bergerak menuju permukaan bumi (misalnya buah mangga jatuh dari pohon). Untuk
memudahkan pemahamanmu, lakukan percobaan sederhana berikut ini. Pancangkan sebuah paku di
tanah. Angkatlah sebuah batu yang ukurannya agak besar dan jatuhkan batu tegak lurus pada paku
tersebut. Amati bahwa paku tersebut terpancang semakin dalam akibat usaha alias kerja yang dilakukan
oleh batu yang anda jatuhkan.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 9
SERI EBOOK GURUMUDA
Sekarang mari kita tentukan besar energi potensial gravitasi sebuah benda di dekat permukaan bumi.
Misalnya kita mengangkat sebuah batu bermassa m. gaya angkat yang kita berikan pada batu paling
tidak sama dengan gaya berat yang bekerja pada batu tersebut, yakni mg (massa kali percepatan
gravitasi). Untuk mengangkat batu dari permukaan tanah hingga mencapai ketinggian h, maka kita
harus melakukan usaha yang besarnya sama dengan hasil kali gaya berat batu (W = mg) dengan
ketinggian h. Ingat ya, arah gaya angkat kita sejajar dengan arah perpindahan batu, yakni ke atas... FA =
gaya angkat
W = FA . s = (m)(‐g) (s) = ‐ mg(h2‐h1) ‐‐‐‐‐ persamaan 1
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi menuju ke bawah…
Dengan demikian, energi potensial gravitasi sebuah benda merupakan hasil kali gaya berat benda (mg)
dan ketinggiannya (h). h = h2 – h1
EP = mgh ‐‐‐‐‐‐ persamaan 2
Berdasarkan persamaan EP di atas, tampak bahwa makin tinggi (h) benda di atas permukaan tanah,
makin besar EP yang dimiliki benda tersebut. Ingat ya, EP gravitasi bergantung pada jarak vertikal alias
ketinggian benda di atas titik acuan tertentu. Biasanya kita tetapkan tanah sebagai titik acuan jika benda
mulai bergerak dari permukaan tanah atau gerakan benda menuju permukaan tanah. Apabila kita
memegang sebuah buku pada ketinggian tertentu di atas meja, kita bisa memilih meja sebagai titik
acuan atau kita juga bisa menentukan permukaan lantai sebagai titik acuan. Jika kita tetapkan
permukaan meja sebagai titik acuan maka h alias ketinggian buku kita ukur dari permukaan meja.
Apabila kita tetapkan tanah sebagai titik acuan maka ketinggian buku (h) kita ukur dari permukaan
lantai.
Jika kita gabungkan persamaan 1 dengan persamaan 2 :
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 10
SERI EBOOK GURUMUDA
W = ‐ mg (h2‐h1)
W = ‐ (EP2 – EP1)
W = ‐ Δ EP
Persamaan ini menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya yang menggerakan benda dari h1 ke
h2 (tanpa percepatan) sama dengan perubahan energi potensial benda antara h1 dan h2. Setiap bentuk
energi potensial memiliki hubungan dengan suatu gaya tertentu dan dapat dinyatakan sama dengan EP
gravitasi. Secara umum, perubahan EP yang memiliki hubungan dengan suatu gaya tertentu, sama
dengan usaha yang dilakukan gaya jika benda dipindahkan dari kedudukan pertama ke kedudukan
kedua. Dalam makna yang lebih sempit, bisa dinyatakan bahwa perubahan EP merupakan usaha yang
diperlukan oleh suatu gaya luar untuk memindahkan benda antara dua titik, tanpa percepatan.
Contoh soal 1 :
Buah mangga yang ranum dan mengundang selera menggelayut pada tangkai pohon mangga yang
berjarak 10 meter dari permukaan tanah. Jika massa buah mangga tersebut 0,2 kg, berapakah energi
potensialnya ? anggap saja percepatan gravitasi 10 m/s2.
Panduan jawaban :
EP = mgh
EP = (0,2 kg) (10 m/s2) (10 m)
EP = 20 Kg m2/s2 = 20 N.m = 20 Joule
Contoh soal 2 :
Seekor monyet bermassa 5 kg berayun dari satu dahan ke dahan lain yang lebih tinggi 2 meter.
Berapakah perubahan energi potensial monyet tersebut ? g = 10 m/s2
Panduan jawaban :
Soal ini sangat gampang... kita tetapkan dahan pertama sebagai titik acuan, di mana h = 0. Kita hanya
perlu menghitung EP monyet ketika berada pada dahan kedua...
EP = mgh = (5 kg) (10 m/s2) (2 m)
EP = 100 Joule
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 11
SERI EBOOK GURUMUDA
Dengan demikian, perubahan energi potensial monyet = 100 Joule.
Contoh soal 3 :
Seorang buruh pelabuhan yang tingginya 1,50 meter mengangkat sekarung beras yang bermassa 50 kg
dari permukaan tanah dan memberikan kepada seorang temannya yang berdiri di atas kapal. Jika orang
tersebut tersebut berada 0,5 meter tepat di atas kepala buruh pelabuhan, hitunglah energi potensial
karung berisi beras relatif terhadap :
a) permukaan tanah
b) kepala buruh pelabuhan
Panduan jawaban :
a). EP karung berisi beras relatif terhadap permukaan tanah
Ketinggian total karung beras dari permukaan tanah = 1,5 m + 0,5 m = 2 meter
Dengan demikian,
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (2 m)
EP = 1000 Joule
b). EP karung berisi beras relatif terhadap kepala buruh pelabuhan
Kedudukan karung beras diukur dari kepala buruh pelabuhan adalah 0,5 meter.
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (0,5 m)
EP = 250 Joule
Energi Potensial Elastis
Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, selain energi potensial gravitasi terdapat juga
energi potensial elastis. EP elestis berhubungan dengan benda‐benda yang elastis, misalnya pegas. Mari
kita bayangkan sebuah pegas yang ditekan dengan tangan. Apabila kita melepaskan tekanan pada pegas,
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 12
SERI EBOOK GURUMUDA
maka pegas tersebut melakukan usaha pada tangan kita. Efek yang dirasakan adalah tangan kita terasa
seperti di dorong. Apabila kita menempelkan sebuah benda pada ujung pegas, kemudian pegas tersebut
kita tekan, maka setelah dilepaskan benda yang berada di ujung pegas pasti terlempar.... perhatikan
gambar di bawah. Jika dirimu mempunyai koleksi pegas, baik di rumah maupun di sekolah, silahkan
melakukan percobaan ini untuk membuktikannya....
Ketika berada dalam keadaan diam, setiap pegas memiliki panjang alami, seperti ditunjukkan gambar a
(lihat gambar di bawah). Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami, diperlukan gaya sebesar FT
(gaya tekan) yang nilainya berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx
k adalah konstanta pegas (ukuran kelenturan/elastisitas pegas) dan besarnya tetap. Ketika ditekan,
pegas memberikan gaya reaksi, yang besarnya sama dengan gaya tekan tetapi arahnya berlawanan.
gaya reaksi pegas tersebut dikenal sebagai gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih adalah :
FP = ‐kx
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya tekan. Ini adalah
persamaan hukum Hooke. Persamaan ini berlaku apabila pegas tidak ditekan sampai melewati batas
elastisitasnya (x tidak sangat besar).
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 13
SERI EBOOK GURUMUDA
Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan, terlebih dahulu kita hitung
usaha yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Kita tidak bisa menggunakan
persamaan W = F s = F x, karena gaya tekan atau gaya regang yang kita berikan pada pegas selalu
berubah‐ubah selama pegas ditekan. Ketika menekan pegas misalnya, semakin besar x, gaya tekan kita
juga semakin besar. Beda dengan gaya angkat yang besarnya tetap ketika kita mengangkat batu. Lalu
bagaimana cara mengakalinya ?
Kita menggunakan gaya rata‐rata. Gaya tekan atau gaya regang selalu berubah, dari F = 0 ketika x = 0
sampai F = kx (ketika pegas tertekan atau teregang sejauh x). Besar gaya rata‐rata adalah :
F = 12 (0 + kx)
F = 12 kx
x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan (bandingkan dengan gambar di
atas).
Usaha yang dilakukan adalah :
W = FT x
W = ( 12 kx)( x)
W = 12 kx 2
Nah, akhirnya kita menemukan persamaan Energi Potensial elastis (EP Pegas) :
EPElastis = 12 kx 2
Catatan :
Tidak ada rumus umum untuk Energi Potensial. Berbeda dengan energi kinetik yang memiliki satu rumus
umum, EK = ½ mv2, bentuk persamaan EP bergantung gaya yang melakukan usaha... kalo bingung
berlanjut, silahkan pelajari kembali ya.... sampai teler :)
Sekarang, mari kita pelajari pokok bahasan Energi Kinetik....
Istirahat dulu, masa ga teller dari tadi pelototin terus ne tulisan :D pisss......
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 14
SERI EBOOK GURUMUDA
Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik lalu dilepaskan sehingga batu yang
berada di dalam ketapel meluncur dengan kecepatan tertentu. Batu yang bergerak tersebut memiliki
energi. Jika diarahkan pada ayam tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut lemas tak berdaya
akibat dihajar batu. Pada contoh ini batu melakukan kerja pada ayam ;) Kendaraan beroda yang
bergerak dengan laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika dua buah kendaraan yang
sedang bergerak saling bertabrakan, maka bisa dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk
diperbaiki. Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena kedua mobil yang pada mulanya bergerak
melakukan usaha / kerja satu terhadap lainnya. Ketika tukang bangunan memukul paku menggunakan
martil, martil yang digerakan tukang bangunan melakukan kerja pada paku.
Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan memindahkannya sejauh jarak
tertentu. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat dikatakan
memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya ”gerak”. ketika benda bergerak, benda pasti memiliki kecepatan.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda
karena gerakannya atau kecepatannya.
Sekarang mari kita turunkan persamaan Energi Kinetik.
Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah sebuah benda bermassa m sedang
bergerak pada lintasan lurus dengan laju awal vo.
Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda tersebut harus
diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk itu dilakukan
usaha alias kerja pada benda tersebut sebesar W = F s. Besar gaya F = m a.
Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka untuk menghitung nilai
percepatan a, kita menggunakan persamaan vt2 = vo2 + 2as.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 15
SERI EBOOK GURUMUDA
Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F = m a, untuk menentukan besar usaha :
Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada benda. Karena W = EK maka kita dapat
menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada benda tersebut adalah :
W = EK = ½ mv2 ‐‐‐‐‐ persamaan 2
Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :
Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan
energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip usaha‐energi. Prinsip usaha‐energi berlaku jika W
adalah usaha total yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif (W)
bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai dengan besar usaha positif
tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan pada benda bernilai negatif, maka energi kinetik benda
tersebut berkurang sebesar W. Dapat dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda di mana
arahnya berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total tersebut mengurangi laju dan energi
kinetik benda. Jika besar usaha total yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi kinetik
benda tetap (laju benda konstan).
Contoh soal 1 :
Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo dan bola tersebut bergerak lurus
menuju gawang dengan laju 30 m/s. Hitunglah :
a) energi kinetik bola tersebut
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 16
SERI EBOOK GURUMUDA
b) berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk mencapai laju ini, jika bola mulai
bergerak dari keadaan diam ?
Panduan jawaban :
a) Energi Kinetik bola
EK= ½ mv2 = ½ (0,15 kg) (30 m/s2)2 = 67,5 Joule
b) Usaha total
W = EK2 – EK1
EK2 = 67,5 Joule
EK1 = ½ mv2 = ½ m (0) = 0 ‐‐‐ laju awal bola (vo) = 0
Dengan demikian, usaha total :
W = 67,5 Joule – 0 = 67,5 Joule
Contoh soal 2 :
Berapa usaha yang diperlukan untuk mempercepat gerak sepeda motor bermassa 200 kg dari 5 m/s
sampai 20 m/s ?
Panduan jawaban :
Pertanyaan soal di atas adalah berapa usaha total yang diperlukan untuk mempercepat gerak motor.
W = EK2 – EK1
Sekarang kita hitung terlebih dahulu EK1 dan EK2
EK1 = ½ mv12 = ½ (200 kg) (5 m/s)2 = 2500 J
EK2 = ½ mv22 = ½ (200 kg) (20 m/s)2 = 40.000 J
Energi total :
W = 40.000 J – 2.500 J
W = 37.500 J
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 17
SERI EBOOK GURUMUDA
Hukum Kekekalan Energi
Dirimu pasti sering mendengar istilah ini, Hukum Kekekalan Energi (HKE). Tetapi apakah dirimu
memahami dengan baik dan benar apa yang dimaksudkan dengan HKE ? apa kaitannya dengan Hukum
Kekekalan Energi Mekanik ? jika kebingungan berlanjut, silahkan pelajari materi ini sampai dirimu
memahaminya.
Dalam kehidupan kita sehari‐hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi potensial dan energi kinetik
pada benda‐benda biasa (skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik, energi
panas, energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir, dan kawan‐kawan….
Pokoknya banyak banget :) setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut
(energi listrik, energi kimia, dkk) merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat atom
(pada skala mikroskopis – disebut mikro karena atom tu kecil banget...). cukup sampai di sini ya
penjelasannya mengenai energi potensial atau energi kinetik pada tingkat atom... intinya bentuk energi
lain tersebut merupakan energi potensial atau energi kinetik pada skala atomik.... nanti baru dijelaskan
pada episode2 berikutnya...
Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Masa sich ? misalnya
ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas (setrika), energi listrik
menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh
adanya perubahan antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom.
Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan energi. Buah
mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki energi potensial. Pada saat buah mangga jatuh ke
tanah, energi potensialnya berkurang sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai jatuh,
energi potensial berkurang karena jarak vertikal buah mangga dari tanah makin kecil. EP tersebut
berubah bentuk menjadi Energi kinetik karena kecepatan buah mangga bertambah akibat gravitasi yang
bernilai konstan. Pada saat hendak mencapai tanah, energi kinetik menjadi sangat besar, sedangkan EP
sangat kecil. Mengapa demikian ? semakin dekat dengan permukaan tanah, jarak buah mangga semakin
kecil sehingga EP‐nya menjadi kecil. Sebaliknya, semakin mendekati tanah, Energi Kinetik semakin besar
karena gerakan mangga makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang konstan. Ketika tiba di
permukaan tanah, energi potensial bernilai nol karena h = 0 sedangkan energi kinetik buah mangga
menjadi bernilai maksimum. Energi potensial bernilai nol h (tinggi) = 0 dan EK bernilai maksimum karena
v (kecepatan) = maksimum. ini salah satu contoh...
Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda lainnya. Air pada
bendungan memiliki energi potensial dan berubah menjadi energi kinetik ketika air jatuh. Energi kinetik
ini dipindahkan ke turbin... selanjutnya energi gerak turbin diubah menjadi energi listrik... luar biasa
khan si energi :) ? Energi potensial yang tersimpan pada ketapel yang diregangkan dapat berubah
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 18
SERI EBOOK GURUMUDA
menjadi energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas... busur yang melengkung juga memiliki energi
potensial. Energi potensial pada busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi kinetik anak
panah.
Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada perpindahan energi selalu disertai dengan
adanya usaha. Air melakukan usaha pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada batu, busur
melakukan usaha pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika energi
dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya...
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari‐hari adalah ketika energi dipindahkan atau
diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap dalam
setiap proses tersebut... ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang penting dalam ilmu
fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut :
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain
tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak berkecambah... eh
bertambah, sorry...
Hukum kekekalan energi mekanik
Penjelasan di atas bersifat kualitatif. Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi secara kuantitaif
alias ada rumusnya... jangan meringis dunk ... he8....
Oya, perlu anda ketahui bahwa pada contoh perubahan energi, misalnya energi listrik berubah menjadi
energi panas atau energi nuklir menjadi energi panas, perubahan bentuk energi tersebut terjadi akibat
adanya perubahan antara energi potensial dan energi kinetik pada skala mikroskopis. Perubahan energi
ini terjadi pada level atom...
Pada Skala makroskopis, kita juga dapat menjumpai perubahan energi antara Energi Kinetik dan Energi
Potensial, misalnya batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, anak panah dan busur, batu dan
ketapel, pegas dan beban yang diikatkan pada pegas, bandul sederhana, dll.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika terjadi perubahan energi
dari EP menjadi EK atau EK menjadi EP, walaupun salah satunya berkurang, bentuk energi lainnya
bertambah. Misalnya ketika EP berkurang, besar EK bertambah. Demikian juga ketika EK berkurang,
pada saat yang sama besar EP bertambah. Total energinya tetap sama, yakni Energi Mekanik. Jadi Energi
Mekanik selalu tetap alias kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Karenanya kita
menyebutnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 19
SERI EBOOK GURUMUDA
Sebelum kita tinjau HKE secara kuantitatif (penurunan persamaan matematis alias rumus Hukum
Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita berkenalan dengan gaya‐gaya konservatif dan gaya tak
konservatif. Walaupun ini adalah pelajaran tingkat lanjut, tetapi sebenarnya menjadi dasar yang perlu
diketahui agar dirimu bisa lebih memahami apa dan bagaimana Hukum Kekekalan Energi Mekanik
dengan baik.....
Gaya–gaya konservatif dan Gaya‐gaya Tak Konservatif
Mari kita berkenalan dengan gaya konservatif dan gaya tak‐konservatif. Setelah mempelajari
pembahasan ini, mudah‐mudahan dirimu dapat membedakan gaya konservatif dan gaya tak konservatif.
Pemahaman akan gaya konservatif dan tak konservatif sangat diperlukan karena konsep ini sangat
berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Langsung aja ya ? tetap semangat......
Misalnya kita melemparkan sebuah benda tegak lurus ke atas. Setelah bergerak ke atas mencapai
ketinggian maksimum, benda akan jatuh tegak lurus ke tanah (tangan kita). Ketika dilemparkan ke atas,
benda tersebut bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ia memiliki energi kinetik (EK = ½ mv2).
Selama bergerak di udara, terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi potensial. Semakin ke atas,
kecepatan bola makin kecil, sedangkan jarak benda dari tanah makin besar sehingga EK benda menjadi
kecil dan EP‐nya bertambah besar. Ketika mencapai titik tertinggi, kecepatan benda = 0, sehingga EK
juga bernilai nol. EK benda seluruhnya berubah menjadi EP, karena ketika benda mencapai ketinggian
maksimum, jarak vertikal benda bernilai maksimum (EP = mgh). Karena pengaruh gravitasi, benda
tersebut bergerak kembali ke bawah. Sepanjang lintasan terjadi perubahan EP menjadi EK. Semakin ke
bawah, EP semakin berkurang, sedangkan EK semakin bertambah. EP berkurang karena ketika jatuh,
ketinggian alias jarak vertikal makin kecil. EK bertambah karena ketika bergerak ke bawah, kecepatan
benda makin besar akibat adanya percepatan gravitasi yang bernilai tetap. Kecepatan benda bertambah
secara teratur akibat adanya percepatan gravitasi. Benda kehilangan EK selama bergerak ke atas, tetapi
EK diperoleh kembali ketika bergerak ke bawah. Energi kinetik diartikan sebagai kemampuan melakukan
usaha. Karena Energi kinetik benda tetap maka kita dapat mengatakan bahwa kemampuan benda untuk
melakukan usaha juga bernilai tetap. Gaya gravitasi yang mempengaruhi gerakan benda, baik ketika
benda bergerak ke atas maupun ketika benda bergerak ke bawah dikatakan bersifat konservatif karena
pengaruh gaya tersebut tidak bergantung pada lintasan yang dilalui benda, tetapi hanya bergantung
pada posisi awal dan akhir benda.
Contoh gaya konservatif lain adalah gaya elastik. Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan
meja percobaan. Salah satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika
digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal
sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 20
SERI EBOOK GURUMUDA
Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya pemulih
pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP
benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi
setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi
setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda kembali
ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda
maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai
maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang, kecepatan benda
maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang,
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 21
SERI EBOOK GURUMUDA
sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh –x dan bergerak kembali menuju posisi
setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh –x, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0.
pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak
balik.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri sejauh x = ‐
A (A = amplitudo / simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika
benda tepat berada pada x = ‐A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan
bernilai nol ketika benda berada pada x = ‐A. Karena adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda
kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi.
EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi
tersebut bernilai maksimum. Benda kehilangan EK pada salah satu bagian geraknya, tetapi memperoleh
Energi Kinetiknya kembali pada bagian geraknya lain. Energi kinetik merupakan kemampuan melakukan
usaha karena adanya gerak. setelah bergerak bolak balik, kemampuan melakukan usahanya tetap sama
dan besarnya tetap alias kekal. Gaya elastis yang dilakukan pegas ini disebut bersifat konservatif.
Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan ketika benda bergerak kembali ke posisi
semula, Energi Kinetik‐nya berubah (bertambah atau berkurang), maka kemampuan melakukan
usahanya juga berubah. Dalam hal ini, kemampuan melakukan usahanya tidak kekal. Dapat dipastikan,
salah satu gaya yang bekerja pada benda bersifat tak‐konservatif. Untuk menambah pemahaman anda
berkaitan dengan gaya tak konservatif, kita umpamakan permukaan meja tidak licin / kasar, sehingga
selain gaya pegas, pada benda bekerja juga gaya gesekan. Ketika benda bergerak akibat adanya gaya
pemulih pegas, gaya gesekan menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda (gaya gesek
berlawanan arah dengan gaya pemulih pegas). Akibat adanya gaya gesek, ketika kembali ke posisi
semula kecepatan benda menjadi berkurang. Karena kecepatan benda berkurang maka Energi
Kinetiknya juga berkurang. Karena Energi Kinetik benda berkurang maka kemampuan melakukan usaha
juga berkurang. Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa gaya pegas bersifat konservatif sehingga
berkurangnya EK pasti disebabkan oleh gaya gesekan. Kita dapat menyatakan bahwa gaya yang berlaku
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 22
SERI EBOOK GURUMUDA
demikian bersifat tak‐konservatif. Perlu anda ketahui juga bahwa selain gaya pemulih pegas dan gaya
gesekan, pada benda bekerja juga gaya berat dan gaya normal. Arah gaya berat dan gaya normal tegak
lurus arah gerakan benda, sehingga bernilai nol (ingat kembali pembahasan mengenai usaha yang telah
dimuat pada blog ini).
Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya pada sebuah
benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama
dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak‐konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada
sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi semula
tidak sama dengan nol.
Penjelasan panjang lebar mengenai gaya konservatif dan gaya tak konservatif di atas bertujuan untuk
membantu anda lebih memahami Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Mengenai gaya konservatif dan
gaya tak konservatif, selengkapnya dapat anda pelajari pada jenjang yang lebih tinggi (universitas dan
kawan‐kawan).
Sekarang, mari kita kembali ke Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Istirahat aja dulu ah, cape... :)
Apabila hanya gaya‐gaya konservatif yang bekerja pada sebuah sistem, maka kita akan tiba pada
kesimpulan yang sangat sederhana dan menarik yang melibatkan energi.... Apabila tidak ada gaya tak‐
konservatif, maka berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Sekarang mari kita turunkan persamaan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik.....
Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan awal sejauh h1 dari permukaan tanah
(amati gambar di bawah). Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat benda berada pada
kedudukan akhir (h2). Benda jatuh karena pada benda bekerja gaya berat (gaya berat = gaya gravitasi
yang bekerja pada benda, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan bumi).
Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP1 (EP1 = mgh1). Ketika
berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP2 (EP2 = mgh2). Usaha yang
dilakukan oleh gaya berat (w = weight = berat ‐‐‐ huruf w kecil. Kalo huruf W besar = usaha = work) dari
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 23
SERI EBOOK GURUMUDA
kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir (h2) sama dengan selisih EP1 dan EP2. Secara matematis
ditulis :
W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2
Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan kecepatan benda pada kedudukan akhir = v2..
Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK1 (EK1 = ½ mv12). Pada kedudukan akhir,
benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv22). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk
menggerakan benda sama dengan perubahan energi kinetik (sesuai dengan prinsip usaha dan energi
yang telah dibahas pada pokok bahasan usaha dan energi‐materinya ada di blog ini). Secara matematis
ditulis :
W = EK2 – EK1 = ½ mv22 ‐ ½ mv12
Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :
W = W
EP1 – EP2 = EK2 – EK1
mgh1 – mgh2 = ½ mv22 ‐ ½ mv12
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
Jumlah total Energi Potensial (EP) dan Energi Kinetik (EK) = Energi Mekanik (EM). Secara matematis kita
tulis :
EM = EP + EK
Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1), Energi Mekanik benda adalah :
EM1 = EP1 + EK1
Ketika benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda adalah :
EM2 = EP2 + EK2
Apabila tidak ada gaya tak‐konservatif yang bekerja pada benda, maka Energi Mekanik benda pada
posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda pada posisi akhir. Secara matematis kita tulis :
EM1 = EM2
Jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal = jumlah Energi Mekanik benda
ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan kata lain, apabila Energi Kinetik benda bertambah maka
Energi Potensial harus berkurang dengan besar yang sama untuk mengimbanginya. Sebaliknya, jika
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 24
SERI EBOOK GURUMUDA
Energi Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial harus bertambah dengan besar yang sama.
Dengan demikian, jumlah total EP + EK (= Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin konstan ;) Ini
adalah Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk gaya‐gaya konservatif.
Apabila hanya gaya‐gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total Energi Mekanik pada sebuah
sistem tidak berkurang atau bertambah. Energi Mekanik bernilai tetap atau kekal.
Wah.... akhirnya pembahasan mengenai Hukum Kekekalan Energi Mekanik berakhir.... :) mohon maaf
lahir dan batin jika penjelasan panjang lebar di atas membuat dahimu berkerut. Baca perlahan‐lahan
sambil dipahami ya.... jika kebingungan berlanjut, silahkan pelajari kembali. Jangan lupa bertanya
melalui kolom komentar di bawah apabila dirimu tersesat......
Sekarang, mari kita lanjutkan ke pelajaran berikutnya : penerapan hukum kekekalan energi mekanik
pada berbagai jenis gerakan.....
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 25
SERI EBOOK GURUMUDA
Penerapan Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada berbagai jenis
gerakan
Pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Energi Mekanik, telah dijelaskan apa dan bagaimana hukum
kekekalan energi mekanik. Sekarang, mari kita pelajari aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada
berbagai jenis gerakan benda. Semoga setelah mempelajari materi ini, dirimu dapat memahami secara
lebih mendalam konsep dan penerapan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Apabila dirimu belum
memahami dengan baik dan benar konsep Hukum Kekekalan Energi Mekanik, sebaiknya segera
meluncur ke TKP dan pelajari kembali pembahasannya yang telah GuruMuda publish pada blog ini.
Sekarang, tarik napas pendek 1000 kali, karena perang gerilya segera kita mulai….. :D
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas
Suatu contoh sederhana dari Hukum Kekekalan Energi Mekanik adalah ketika sebuah benda melakukan
Gerak Jatuh Bangun, eh... Gerak Jatuh Bebas (GJB).
Misalnya kita tinjau sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Pada analisis mengenai Gerak
Jatuh Bebas, hambatan udara diabaikan, sehingga pada batu hanya bekerja gaya berat (gaya berat
merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak lurus menuju
permukaan bumi).
Ketika batu berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah dan batu masih dalam keadaan
diam, batu tersebut memiliki Energi Potensial sebesar EP = mgh. m adalah massa batu, g adalah
percepatan gravitasi dan h adalah kedudukan batu dari permukaan tanah (kita gunakan tanah sebagai
titik acuan). ketika berada di atas permukaan tanah sejauh h (h = high = tinggi), Energi Kinetik (EK) batu
= 0. mengapa nol ? batu masih dalam keadaan diam, sehingga kecepatannya 0. EK = ½ mv2, karena v = 0
maka EK juga bernilai nol alias tidak ada Energi Kinetik. Total Energi Mekanik = Energi Potensial.
EM = EP + EK
EM = EP + 0
EM = EP
Sambil lihat gambar di bawah ya....
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 26
SERI EBOOK GURUMUDA
Apabila batu kita lepaskan, batu akan jatuh ke bawah akibat gaya tarik gravitasi yang bekerja pada batu
tersebut. Semakin ke bawah, EP batu semakin berkurang karena kedudukan batu semakin dekat dengan
permukaan tanah (h makin kecil). Ketika batu bergerak ke bawah, Energi Kinetik batu bertambah. Ketika
bergerak, batu mempunyai kecepatan. Karena besar percepatan gravitasi tetap (g = 9,8 m/s2), kecepatan
batu bertambah secara teratur. Makin lama makin cepat. Akibatnya Energi Kinetik batu juga semakin
besar. Nah, Energi Potensial batu malah semakin kecil karena semakin ke bawah ketinggian batu makin
berkurang. Jadi sejak batu dijatuhkan, EP batu berkurang dan EK batu bertambah. Jumlah total Energi
Mekanik (Energi Kinetik + Energi Potensial = Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin tidak berubah.
Yang terjadi hanya perubahan Energi Potensial menjadi Energi Kinetik.
Ketika batu mencapai setengah dari jarak tempuh total, besar EP = EK. Jadi pada posisi ini, setengah dari
Energi Mekanik = EP dan setengah dari Energi Mekanik = EK. Ketika batu mencium tanah, batu, pasir dan
debu dengan kecepatan tertentu, EP batu lenyap tak berbekas karena h = 0, sedangkan EK bernilai
maksimum. Pada posisi ini, total Energi Mekanik = Energi Kinetik. Gampang aja.... dirimu bisa
menjelaskan dengan mudah apabila telah memahami konsep Gerak Jatuh Bebas, Energi Kinetik, Energi
potensial dan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Semua materi itu sudah ada di blog ini.... jika belum
memahami konsep‐konsep tersebut dengan baik dan benar, sangat disarankan agar dipelajari kembali
hingga benar‐benar ngerti....
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan parabola.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 27
SERI EBOOK GURUMUDA
Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki benda sama dengan
nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda melakukan gerakan parabola, EK bernilai
maksimum (kecepatan benda besar) sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil).
Semakin ke atas, kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar
karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai titik tertinggi, EP bernilai
maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah
vertikal). Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK
bernilai maksimum ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak
bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi potensial (ketika
benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi
potensial menjadi energi kinetik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana
Terdapat dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana, yakni ayunan sederhana dan
getaran pegas. Jika dirimu belum paham apa itu Gerak Harmonik Sederhana, silahkan pelajari materi
Gerak Harmonik Sederhana yang telah dimuat pada blog ini. Silahkan meluncur ke TKP.....
Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada ayunan sederhana.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 28
SERI EBOOK GURUMUDA
Untuk menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita tarik ke kanan hingga
mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda masih diam), Energi Potensial benda bernilai
maksimum, sedangkan EK = 0 (EK = 0 karena benda diam ). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada
benda bekerja gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada tali, maka ketika benda dilepaskan, gaya
berat sebesar w = mg cos teta menggerakan benda menuju posisi setimbang (titik B). Ketika benda
bergerak dari titik A, EP menjadi berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda bertambah
karena benda telah bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai maksimum,
sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum sedangkan EP bernilai minimum. Karena
pada titik B kecepatan benda maksimum, maka benda bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik
C, kecepatan benda makin berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang akibat adanya
gaya berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik benda kembali ke posisi setimbangnya di titik B.
Ketika tepat berada di titik C, benda berhenti sesaat sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0. pada
posisi ini, EP bernilai maksimum karena h bernilai maksimum. EM pada titik C = EP. Akibat tarikan gaya
berat sebesar w = mg cos teta, maka benda bergerak kembali menuju titik B. Semakin mendekati titik B,
kecepatan gerak benda makin besar, karenanya EK semakin bertambah dan bernilai maksimum pada
saat benda tepat berada pada titik B. Demikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP.
Total Energi Mekanik bernilai tetap (EM = EP + EK).
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Getaran Pegas
Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara horisontal dan getaran
pegas yang digantungkan secara vertikal. Sebelum kita membahas satu persatu, perlu anda ketahui
bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan,
seperti EK. Persamaan EK tersebut bersifat umum untuk semua jenis gerakan, sedangkan Energi
potensial tidak. Persamaan EP = mgh merupakan persamaan EP gravitasi, sedangkan EP elastis (untuk
pegas dkk), persamaan EP‐nya adalah :
EP elastis = 12 kx 2
Silahkan pelajari materi Energi Potensial dan Energi Kinetik yang telah dimuat di blog ini agar dirimu
semakin paham.
Pegas yang diletakan horisontal
Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu ujung pegas telah
diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja
sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke.
Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 29
SERI EBOOK GURUMUDA
Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya pemulih
pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP
benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi
setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi
setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda kembali
ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda
maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai
maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang, kecepatan benda
maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang,
sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh –A dan bergerak kembali menuju posisi
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 30
SERI EBOOK GURUMUDA
setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh –A, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0.
pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri sejauh x = ‐
A (A = amplitudo / simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika
benda tepat berada pada x = ‐A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan
bernilai nol ketika benda berada pada x = ‐A. Karena adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda
kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi.
EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi
tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus
selama benda bergerak bolak balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal
bin konstan.
Pegas yang diletakan vertikal
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan getaran
pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena
pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada
arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal...
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 31
SERI EBOOK GURUMUDA
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang pegas
alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada
pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung
pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada
keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang
bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = ‐kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w
= mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara
matematis...
∑ F = mg − kxo
2
∑ F = 0 → Fo = mg
Gurumuda tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang diletakan
horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan
= 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya
pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan
setimbang (perhatikan gambar c di bawah).
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 32
SERI EBOOK GURUMUDA
Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya
pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP
benda bernilai maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada simpangan
sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.
Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas
menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar c di bawah ya).
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks). Pada
posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0,
karena benda berada pada titik setimbang (x = 0).
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 33
SERI EBOOK GURUMUDA
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda bergerak terus ke atas
sejauh ‐x. Laju gerak benda perlahan‐lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan
mencapai nilai maksimum pada jarak –x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh –x, EP bernilai
maksimum sedangkan EK = 0. lagi‐lagi alasannya klasik ;) Setelah mencapai jarak ‐x, gaya pemulih pegas
menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya.
Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi
perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik
kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh –x atau +x, EM = EP.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Miring
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 34
SERI EBOOK GURUMUDA
Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak pada gambar di atas. pada
analisis ini kita menganggap permukaan bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang
menghambat gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model ideal.
Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika benda belum dilepaskan, benda
tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu EK‐nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi
Mekanik benda = Energi Potensial (EM = EP).
Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya adalah mg cos teta. Ketika
benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah akibat tarikan gravitasi.. Ketika benda mulai
bergerak meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK
mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi
yang nilainya tetap yakni g cos teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah
berkurang menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi Mekanik = ½ EP + ½ EK.
Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK semakin meningkat. Ketika tiba
pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain,
pada posisi akhir lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik = Energi
Kinetik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lengkung
Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan diam, Energi Potensial benda
maksimum, karena benda berada pada ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya
berat yang menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah. Ketika mulai
bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 35
SERI EBOOK GURUMUDA
benda semakin makin besar sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda
mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum. Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0.
Karena kecepatan benda maksimum pada posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C.
Semakin ke atas, EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika berada
pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum) dan benda berhenti bergerak
sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik tetap sama sepanjang lintasan...
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lingkaran
Salah satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak melingkar adalah gerakan Roller
Coaster pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap
bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada
lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model
ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan.
Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK‐nya nol, karena roller
coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada
posisi ini EK‐nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus
bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu,
sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah
menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, Energi Kinetik Roller coaster
kembali bernilai maksimum, sedangkan EP‐nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang
lintasan.... Karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya...
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 36
SERI EBOOK GURUMUDA
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Gerak Satelit
Sebagaimana GuruMuda jelaskan sebelumnya, Energi Potensial tidak mempunyai persamaan umum
untuk semua jenis gerakan. Persamaan EK dapat digunakan untuk semua jenis gerakan, sedangkan EP
tidak. Pada pembahasan di atas, dirimu dapat melihat perbedaan antara persamaan EP Gravitasi dan EP
elastis. nah, Energi Potensial sebuah benda yang berada pada jarak yang jauh dari permukaan bumi
(tidak di dekat permukaan bumi) juga memiliki persamaan yang berbeda. EP suatu benda yang berada
pada jarak yang jauh dari permukaan bumi dinyatakan dengan persamaan :
RE
EP = mgh
r
RE = jari‐jari bumi dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi. untuk gerakan satelit, r adalah jari‐jari
orbit satelit. Ketika berada di dekat permukaan bumi, r sangat kecil sehingga nilainya hampir sama
dengan R. Karenanya Energi Potensial hampir sama dengan mgh. Ketika benda berada jauh dari bumi,
seperti satelit misalnya, maka EP‐nya adalah mgh kali RE/r.
Kita tahu bahwa jari‐jari orbit satelit selalu tetap jika diukur dari permukaan bumi. Satelit memiliki EP
karena ia berada pada pada jarak r dari permukaan bumi. EP bernilai tetap selama satelit mengorbit
bumi, karena jari‐jari orbitnya tetap. Bagaimana dengan EK satelit ? kita tahu bahwa satelit biasanya
mengorbit bumi secara periodik. Jadi laju tangensialnya selalu sama sepanjang lintasan. Dengan
demikian, Energi Kinetik satelit juga besarnya tetap sepanjang lintasan. Jadi selama mengorbit bumi, EP
dan EK satelit selalu tetap alias tidak berubah sepanjang lintasan. Energi total satelit yang mengorbit
bumi adalah jumlah energi potensial dan energi kinetiknya. Sepanjang orbitnya, besar Energi Mekanik
satelit selalu tetap.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 37
SERI EBOOK GURUMUDA
Daya
Pada pokok bahasan mengenai usaha dan energi, energi potensial dan energi kinetik serta pembahasan
Hukum Kekekalan Energi, kita telah mempelajari konsep usaha tanpa memperhitungkan besaran waktu.
Misalnya ketika mengangkat sebuah batu hingga ketinggian tertentu, kita membutuhkan sejumlah
usaha. Batu yang kita angkat dengan sejumlah usaha tentu saja memerlukan selang waktu tertentu
untuk berpindah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir. Batu yang diangkat secara perlahan‐lahan
pasti memiliki waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan batu yang diangkat dengan cepat.
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari pokok bahasan Daya, sebuah besaran fisika yang
menyatakan hubungan antara usaha dan waktu. Selamat belajar, semoga sukses.....
Dalam ilmu fisika, daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau perbandingan antara usaha
dengan selang waktu dilakukannya usaha. Dalam kaitan dengan energi, daya diartikan sebagai laju
perubahan energi. Sedangkan Daya rata‐rata didefinisikan sebagai perbandingan usaha total yang
dilakukan dengan selang waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Secara matematis,
hubungan antara daya, usaha dan waktu dirumuskan sebagai berikut :
UsahaTotal PerubahanEnergi
DayaRata − Rata = =
WaktuTotal WaktuTotal
W
P=
t
berdasarkan persamaan ini, dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju usaha, semakin besar Daya.
Sebaliknya, semakin kecil laju Usaha maka semakin kecil laju Daya. Yang dimaksudkan dengan laju usaha
adalah seberapa cepat sebuah usaha dilakukan. Misalnya mobil A dan B memiliki massa yang sama
menempuh suatu lintasan berjarak 1 km. Apabila mobil A menempuh lintasan tersebut dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan dengan mobil B, maka ketika menempuh lintasan itu, daya mobil A
lebih besar dari mobil B. Dengan kata lain, Mobil A memiliki laju perubahan energi kimia menjadi energi
mekanik yang lebih besar dari pada mobil B.
Daya merupakan besaran skalar, besaran yang hanya mempunyai nilai alias besar, tidak mempunyai
arah. Satuan Daya dalam Sistem Internasional adalah Joule/detik. Joule/detik juga biasa disebut Watt
(disingkat W), untuk menghargai James Watt. Dalam sistem British, satuan daya adalah 1 pon‐kaki/detik.
Satuan ini terlalu kecil untuk kebutuhan praktis sehingga digunakan satuan lain yang lebih besar, yakni
dayakuda atau horse power (disingkat hp). 1 dayakuda = 550 pon‐kaki/detik = 764 watt = ¾ kilowatt.
Besaran Usaha juga bisa dinyatakan dalam satuan daya x waktu, misalnya kilowatt‐jam alias KWH. Satu
KWH adalah usaha yang dilakukan dengan laju tetap sebesar 1 Kilo Watt selama satu jam.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 38
SERI EBOOK GURUMUDA
Daya seekor kuda menyatakan seberapa besar usaha yang dilakukan kuda per satuan waktu. Daya
sebuah mesin menyatakan seberapa besar energi kimia atau listrik dapat diubah menjadi energi
mekanik per satuan waktu.
Contoh soal 1 :
Seseorang yang bermassa 60 kg menaiki tangga selama 4 sekon. Apabila ketinggian vertikal tangga
tersebut adalah 4 meter, hitunglah daya orang itu dalam satuan watt dan besarnya energi yang
dibutuhkan untuk menaiki tangga. Anggap saja percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2.
Panduan jawaban :
Besar Daya :
W F .s (mg )(h)
P= = =
t t t
Besar Energi :
Hasil perhitungan kita menunjukkan bahwa ketika menaiki tangga, orang tersebut mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik sebesar 2400 Joule. Ini belum termasuk energi panas yang dihasilkan
ketika orang tersebut bergerak. Jadi ketika menaiki tangga, energi yang diubah orang tersebut lebih
besar dari 2400 Joule.
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 39
SERI EBOOK GURUMUDA
Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Alexander San Lohat | http://www.gurumuda.com © 2008 ‐ 2009 40