Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................1

B. Ekonomi Politik Kelembagaan...............................................2

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik

Kelembagaan..........................................................................2

D. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan........................................3

BAB II EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

A. Hakikat Barang dan asa.........................................................5

B. Hierarki Kebijakan Publik.............................................................5

C. Upaya "Menjinakkan" Lingkungan..............................................6

D. Peran Masyarakat Madani.............................................................9

BAB III. KESIMPULAN............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya paham ekonomi politik kelembagaan disebabkan oleh
berbagai permasalahan ekonomi yang tidak dapat dijelaskan menurut
pemahaman ekonomi politik klasik maupun ekonomi politik neoklasik.
Ekonomi politik klasik, sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith
(1776) memandang bahwa masalah ekonomi hanya dapat diselesaikan
dengan mekanisme pasar, dimana keseimbangan penawaran (supply)
dan permintaan (demand) akan terwujud melalui pasar persaingan
sempurna, informasi sempurna dan hal ini digerakkan oleh tangan tidak
kentara (invisible hand). Peran pemerintah tidak diperlukan sama sekali
karena akan menyebabkan perekonomian mengalami distorsi dan
inefesiensi. Sedangkan paham ekonomi politik neoklasik (Alfred Marshall
Dkk) mempunyai pandangan berbeda dengan ekonomi politik klasik, yakni
mengasumsikan terjadinya persaingan yang tidak sempurna dalam pasar,
sehingga terjadi kompetensi, monopoli dan oligopoli. Peran Pemerintah
sangat diperlukan untuk menyelesaikan faktor eksternalitas dan barang
publik, cara yang ditempuh pemerintah adalah menetapkan pajak, subsidi
dan penggunaan hak kepemilikan.
Ekonomi politik Klasik maupun Neoklasik dibangun oleh ilmu
ekonomi murni tanpa berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain (ilmu sosial,
politik, keagamaan dan lainnya ) sehingga tidak mempertimbangkan
unsur“
motivasi”dar
iakt
or-aktor ekonomi. Pada kenyataannya dalam
masyarakat ada lembaga-lembaga dan sistem politik yang dianut dan
menentukan hubungan antara yang memiliki kekuatan politik dengan yang
kurang atau tidak memiliki kekuatan serta menentukan hubungan antara
penguasa dan masyarakat. Di sinilah kelembagaan sebagai aransmen
berdasarkan konsensus atau pola tingkah laku dan norma yang disepakati
bersama berperan memberi naungan/sangsi terhadap individu-individu atau
kelompok-kelompok dalam menentukan pilihannya.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 1


B. Ekonomi Politik Kelembagaan
Ekonomi politik kelembagaan adalah suatu pandangan yang
menghendaki adanya tatanan atau aturan main (rule of the game) dalam
ekonomi. Institusi atau tatanan diartikan sebagai aturan main dan bisa
diartikan lebih luas sebagai organisasi.
Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu
bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi maupun politik. Pandangan
ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar persoalan ekonomi
maupun politik justru berada di luar domain ekonomi dan politik itu sendiri,
yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu
perekonomian maupun proses-proses politik.
Studi tentang kelembagaan menempati posisi penting dalam ilmu
ekonomi politik karena fungsinya sebagai mesin sosial sangat mendasar.
Kelemahan dan kekuatan ekonomi dan politik suatu masyarakat dapat
dilihat langsung dari kelemahan institusi ekonomi dan politik yang
mendasarinya. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan ekonomi politik
kelembagaan, sebab baik buruknya sistem ekonomi dan politik sangat
tergantung pada kelembagaan yang membingkainya. Studi kasus
terjadinya krisis intistusi di Amerika Latin dan Indonesia yang berdampak
pada krisis ekonomi menjadi bukti pentingnya kelembagaan yang kuat
dalam sistem perekonomian.

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik Kelembagaan


No. Ekonomi Murni Ekpol Kelembagaan
1. sebagai cabang ilmu tersendiri memanfaatkan hampir semua
dan tidak perlu ilmu sosial lain ilmu sosial dalam menganalisis
dalam membahas ekonomi masalah-masalah ekonomi
2. hanya membahas perekonomian Menj el as kan ”apa”," mengapa"
dengan pendekatan empirikal dan "bagaimana" peristiwa-
tentang "apa" yang terjadi pasar peristiwa ekonomi "seharusnya"
(what is?). terjadi
3. sebagai sains kebijakan aransemen kelembagaan dapat
pengambilan keputusan terbaik, mengubah keputusan pilihan
hanya dipengaruhi oleh peru- individu dalam kebijakan
bahan harga dan pendapatan

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 2


No. Ekonomi Murni Ekpol Kelembagaan
4. bersifat materialistik bersifat idealistis
5. mengobservasi komoditas dan terfokus pada biaya transaksi
harga-harga dan kebijakan publik
6. mengasumsikan tujuan individu selain kepentingan pribadi juga
sebagai kepentingan pribadi kepentingan masyarakat

D. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan


1. Thorstein Veblen (Peran Nilai-nilai dan Norma-norma)
Menurut Veblen, aspek nonekonomi seperti kelembagaan dan
lingkungan, berpengaruh sangat besar terhadap perilaku ekonomi
masyarakat. Adapun perilaku masyarakat bisa berubah, disesuaikan
dengan lingkungan dan keadaan, hal inilah yang disebut "institusi”
.
Institusi yang dimaksudkan telah tersangkut pada nilai, norma,
kebiasaan, budaya, yang sudah melekat dan mendarah daging dalam
masyarakat.
2. Weber, Schumpeter, dan Myrdal (peran Wirausahawan)
Max Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar Myrdal membahas
peran wirausahawan (entrepreneurs) dalam proses industrialisasi dan
merupakan aktor utama.
Tindakan manusia bukan semata-mata hasil proses kalkulasi
individu-individu yang otonom dan terjadi ruang hampa, melainkan
berlangsung dalam jaringan-jaringan relasi sosial dan institusional. Lebih
jauh, mereka juga mempelajari hal-hal sehubungan deng peran negara
dalam proses pembangunan ekonomi jangka panjang; sistem-sistem
ekonomi yang melibatkan ideologi; serta masalah keterbelakangan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang.

3. Commons, Coase, dan North (Peran Hukum)


Sistem ekonomi politik tidak hanya ditentukan oleh nilai -nilai dan
norma-norma serta wirausaha, tetapi juga oleh hukum yang membingkai
sistem ekonomi politik itu sendiri.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 3


Commons (1961) adalah orang pertama yang memperkenalkan
istilah "working rules' yang mengaitkan kelembagaan dengan aspek
legalistik. Dengan menjelaskan bahwa “
indi
vi
du har
usatau tidak harus
melakukan apa yang mereka lakukan tanpa dipengaruhi individu-individu
lain, apa yang dikerjakan merupakan dorongan dari kekuatan bersama
(kewajiban) dan mereka tidak dapat mengharapkan kekuatan bersama
untuk mengerjakan kepentingannya
Ronald Coase (1991) mengembangkan metodologi biaya transaksi
dan hak kepemilikan dalam struktur kelembagaan dan proses kerja
sebuah perekonomian. Coase juga cukup intens membahas peran hukum,
terutama yang terkait dengan hak-hak kepemilikan.
North (1973) berpendapat kelembagaan adalah aturan-aturan dan
norma-norma yang tercipta dalam masyarakat yang menentukan apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana tugas dan kewajiban yang
harus dilakukan atau tidak dilakukan. Munurut North institusi adalah
peraturan perundang-undangan berikut sifat-sifat memaksa (enforcement)
dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma perilaku yang
membentuk interaksi antara manusia secara berulang -ulang. Institusi
sebagai aturan permainan, sedangkan organisasi adalah sebagai tempat
bermain bagi sekumpulan orang. Dalam sebuah permainan, setiap pemain
mempunyai tujuan yang sama, yaitu bagaimana memenangkan
permainan. Akan tetapi, dalam upaya memenangkan permainan
tersebut ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar dan ada aturan -
aturan yang harus diikuti. Pasar hanya dapat bekerja dengan efektif bila
ditopang oleh institusi yang tepat, dan adanya institusi pada gilirannya
akan mengurangi unsur ketidakpastian.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 4


BAB II
EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN
DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Perekonomian tidak bisa hanya diserahkan pada mekanisme pasar,


tapi diperlukan adanya campur tangan pemerintah. Campur tangan
pemerintah diperlukan jika mekanisme pasar tidak bekerja dengan
sempurna, dan mengatasi eskternalitas serta untuk pengadaan barang-
barang publik. Adapun berbagai keputusan yang menyangkut kebijakan
publik dilaksanakan oleh pemerintah sesuai institusi ekonomi dan politik
yang ada.
Kelembagaan didekati dengan format dan pola hubungan antara
swasta, masyarakat, organisasi buruh, partai politik, pemerintah, lembaga
konsumen, dan sebagainya. Kelembagaan terkait erat dengan kebijakan
publik, mulai dari proses perancangan, perumusan, sistem organisasi,
dan implementasi kebijakan publik.
Kebijakan publik sendiri terkait dengan transaksi institusional yang
mendefinisikan kembali domain pilihan keputusan. Dalam hal ini, ada
empat jenis transaksi institusional yang menentukan domain pilihan
keputusan pelaku-pelaku ekonomi. Yang pertama, terkait dengan hal-hal
institusi akan meningkatkan efisiensi produktif ekonomi. Kedua, terkait
dengan distribusi pendapatan secara sengaja dit ingkatkan, apa pun
alasannya. Ketiga, terkait dengan relokasi kesempatan ekonomi, dan
keempat, terkait dengan redistribusi keuntungan ekonomi. Dua transaksi
institusional terakhir merupakan hal-hal baru, yang mencerminkan aspek
dominan kebijakan publik.

E. Hakikat Barang dan Jasa


Hakikat barang dan jasa yang hendak dianalisis, apakah bersifat
privat atau publik, perlu diketahui karakteristik barang dan jasa yang
dilihat dari sifat ekskludibilitas dan rivalitas. Ekskludibilitas bisa dilih at dari
kemampuan penyedia barang dan jasa untuk mengeluarkan mereka yang

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 5


tidak membayar dalam mengkonsumsi barang jasa tersebut. Jika
ekskludibilitas tinggi, maka mekanisme pasar dapat beke rja dengan baik,
tetapi jika ekskludibilitas rendah, maka mekanisme tidak akan berfungsi
sehingga diperlukan campur tangan pemerintah. Di sisi lain, rivalitas
dilihat dari kondisi apakah jika ada seseorang meng konsumsi suatu
barang maka ketersediaan barang jasa tersebut untuk dikonsumsi orang
lain menjadi berkurang. Rivalitas tinggi untuk kon sumsi individual, dan
rivalitas rendah untuk konsumsi bersama menjadi mungkin.
Mekanisme koordinasi dan penyediaan barang dan jasa harus
disesuaikan dengan tingkat ekskludibilitas dan rivalitas barang dan jasa
itu sendiri. Jika ekskludibilitas tinggi maka koordinasi dan penyediaan
barang dan jasa tersebut cukup diatur oleh pasar, tidak per lu campur
tangan pemerintah. Sebaliknya jika tingkat ekskludibilit as rendah, perlu
diatur melalui kegiatan kolektif atau diatur oleh pemerintah. Dengan
kegiatan kolektif koordinasi dan penyediaan dilakukan oleh sekelompok
orang dengan kesamaan kepentingan ya ng bersifat many on many;
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

Tabel 2.1 Taksomoni Barang dan Jasa


Ekskludibiltas
Tinggi Rendah
Revalitas
Tinggi Barang Privat Barang Milik Bersama
Rendah Barang Tol Barang Publik

F. Hierarki Kebijakan Publik


Dalam model hierarki kebijakan publik, digunakan preposisi bahwa
perubahan aransemen kelembagaan sangat berhubungan dengan hakikat,
model, dan analisis kebijakan publik. Dalam model hierarki kebijakan
publik ini ada tiga lapisan kelembagaan, yaitu (1) pada level konstitusi, (2)
level pemerintah, dan (3) level operasional. Selain itu ada tiga tingkatan
kebijakan publik, yaitu (1) tingkatan kebijakan, (2) tingkatan organisasi

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 6


(institusi, aturan main), dan (3) tingkatan implementasi (untuk evaluasi,
umpan balik).

Tingkat Politis

Aransemen Kelembagaan

Tingkat Organisasi

Aransemen Kelembagaan

Bentuk dan Pola Hierarki

Hasil Akhir (Outcome)

Evaluasi (Aransement)

Gambar 1. Model Hierarki Kebijakan Publik

Dalam suatu perekonomian, banyak orang dan organisasi yang


terlibat dengan motivasi yang beragam. Jenis dan klasifikasinya sebagai
berikut: (1) sektor swasta, umumnya bergerak dalam kegiatan komersial
dan beroperasi dengan tujuan mencari keuntungan. (2) sektor pemerintah
(publik), biasanya bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya
memberikan pelayanan dan menjalankan aturan main (3) organisasi
masyarakat, umumnya bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya
bukan untuk mengejar keuntungan, tetapi memperjuangkan ideologi atau
nilai.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 7


Sektor Swasta Organisasi
masyarakat
Perusahaan Asosiasi LSM
Perseroan Kadin Ormas
CV Serikat Kelompok Tani
Pers. Koperasi Himp.Profesi
keluarga

BUMN
BUMD
Unversitas
Perjan
Yayasan
Perum

Lembaga negara
Departemen
Dinas-dinas

Sektor Publik

Gambar 2. Jenis Klasifikasi Organisasi

G. Upaya "Menjinakkan" Lingkungan


Dalam analisis ekonomi politik kelembagaan sering dikaji apa saja
keputusan atau kebijakan yang dapat memperbaiki suatu hasil dan apa
pula aturan main yang mampu memberi naungan dan sanksi terhadap
tingkah laku masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu aktivitas
ekonomi. Ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk memperbaiki
kinerja dan hasil suatu sistem (perekonomian), antara lain: (1) mengubah
kodrat/ tingkah laku manusia sehingga tindakannya lebih terkontrol, (2)
mengubah hakikat barang/jasa, dan (3) mengubah aturan main.
Menurut Weber (1978), negara memiliki hak monopoli untuk
menggunakan legitimasi kekuasaan dalam suatu wilayah tertentu. Monopoli
untuk menggunakan legitimasi kekuasaan penting karena perannya dalam
mengorganisasi semua hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 8


Negara adalah simbol pemegang kekuasaan. Otoritas terjelma dalam
bentuk kekuasaan. Dengan kekuasaan yang ada di tangan, orang bisa
melakukan apa saja, termasuk menggunakan kekuasan untuk
kepentingan diri sendiri dan kelompok. Yang diharapkan ialah bahwa
kekuasan digunakan untuk menegakkan keadilan (seperti dalam model
invisible hand) atau penegak kontrak (model helping hand).

H. Peran Masyarakat Madani


Kehadiran masyarakat madani (civil society) yang menghendaki
harmoni dan keberadaban sangat diharapkan guna memperbaiki
kelembagaan yang tidak efisien dan biaya transaksi yang tinggi.
Masyarakat madani seyogyanya didukung oleh individu-individu LSM,
dan orang-orang pemikir dari kalangan perguruan tinggi. Agar
memperoleh kekuatan yang efektif, sebaiknya masyarakat madani
tergabung dalam suatu partai politik; pressure group; kelompok kepentingan;
dai minimal berperan dalam pendidikan politik.
Melihat perilaku pengusaha dan penguasa yang ada di tanah air
akhir-akhir ini, tampaknya harapan pada masyarakat madani untuk dapat
memperbaiki pasar ekonomi dan pasar politik jad lebih tinggi. Perannya
yang paling diharapkan adalah sebagai kekuatan penyeimbang yang
dapat menuntun pada keputusan dan kebijakan yang dampaknya dirasakan
secara berkeadilan oleh selurul lapisan masyarakat, bukan oleh segelintir
pengusaha dan elit politik saja.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 9


BAB III
KESIMPULAN

1. Paham ekonomi politik kelembagaan muncul disebabkan oleh


berbagai berbagai permasalahan ekonomi yang semakin kompleks.
2. Ekonomi politik kelembagaan adalah suatu pandangan yang
menghendaki adanya tatanan atau aturan main (rule of the game)
dalam ekonomi.
3. Ekonomi politik kelembagaan memanfaatkan hampir semua ilmu sosial
dalam menganalisis masalah-masalah ekonomi.
4. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan, diantaranya Thorstein Veblen
membahas tentang peran nilai-nilai dan norma-norma, Weber, Schumpeter,
dan Myrdal membahas peran wirausahawan sebagai aktor industrilisasi,
Commons, Coase, dan North membahas peran hukum dalam kelembagaan
5. Kelembagaan terkait erat dengan kebijakan publik, mulai dari proses
perancangan, perumusan, sistem organisasi, dan implementasi
kebijakan publik.
6. Mekanisme koordinasi dan penyediaan barang dan jasa harus
disesuaikan dengan tingkat ekskludibilitas dan rivalitas barang dan
jasa itu sendiri.
7. Model hierarki kebijakan publik terdiri atas tiga lapisan kelembagaan,
yaitu (1) pada level konstitusi, (2) level pemerintah, dan (3) level
operasional.
8. Upaya-upaya mengubah lingkungan ;(1) mengubah tingkah laku
manusia sehingga tindakannya lebih terkontrol; (2) mengubah hakikat
barang/jasa ;(3) mengubah aturan main.
9. Kehadiran masyarakat madani (civil society) yang menghendaki
harmoni dan keberadaban sangat diharapkan guna memperbaiki
kelembagaan yang tidak efisien dan biaya transaksi yang tinggi.

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 10


DAFTAR PUSTAKA

1. Del
i
arnof
,MSc,Dr
s,2006,“
EkonomiPol
i
ti
k”,Er
langgaPr
ess
2. Didik J.Rachbini, Prof, , Dr, 2006,”
EkonomiPol
i
ti
k dan Kebi
j
akan
Publ
i
k”,Ghal
i
aIndones
ia

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik

Anda mungkin juga menyukai