Anda di halaman 1dari 22

TEORI-TEORI ETIKA

KELOMPOK 3
KELOMPOK 3

 Kharis Khusein (110810004)


 Karimah Zahrotul J. (110810008)
 Eliza Kusuma W. (110810023)
 Gatra Prima Rizqita (110810025)
 Halimatus Sa’diyah (110810028)
 Duratun Nasikhah (110810029)
 Uthia Estiane (110810035)
TEORI ETIKA

 Dalam sejarah filsafat banyak terdapat


uraian tentang sistem etika
 Uraian tersebut sudah ada sejak
zaman kuno, zaman filsuf Yunani
 Uraian tersebut ada yang berpengaruh
hingga kini
TEORI ETIKA

 Teori Hedonisme
 Teori Eudemonisme
 Teori Utilitarianisme
 Teori Deontologi
Teori Hedonisme
 Berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata hêdonê
yang berarti kesenangan atau kenikmatan
 Hedonisme adalah pandangan tentang
kesenangan sebagai tujuan utama dalam hidup
manusia
 Teori ini dikemukakan oleh dua filsuf besar, yaitu
Aristippos (sekitar tahun 433-355 sebelum
masehi) dan Epikuros (sekitar 341-270 tahun
sebelum masehi)
Hedonisme Aristippos
 Latar belakang ditemukannya teori ini adalah
karena pertanyaan Socrates kepada Aristippos
tentang tujuan akhir hidup manusia
 Inti dari teori ini adalah sejak kecil manusia tertarik
pada suatu hal yang bernama kesenangan dan
selalu menghindari hal yang bernama
ketidaksenangan dengan mengupayakan
kesenangan yang bisa didapat semaksimal
mungkin.
 Sifat kesenangan: aktual, individual dan lahiriah
Hedonisme Epikuros
 Kesenangan sebagai tujuan utama manusia
 Kesenangan yang paling hakiki adalah
kesenangan rohaniah dan tidak membatasi pada
kesenangan aktual dengan mengikuti pola hidup
yang sederhana
 Macam keinginan:
• Keinginan alamiah yang perlu
• Keinginan alamiah yang tidak perlu
• Keinginan yang sia-sia
 Tujuan akhirnya: Ataraxia
Teori Hedonisme
 Tinjauan kritis:
• Kodrat manusia adalah mencari kesenangan
dan menghindari ketidaksenangan
• Kesenangan disetarakan dengan moral yang
baik
• Konsepsi yang salah tentang kesenangan
• Hedonisme mengandung egoisme
 Kritik yang dialamatkan pada teori ini adalah teori
ini bersifat egois dan tidak mencukupi sebagai
pertanggung jawaban moral suatu tindakan
Teori Eudemonisme
 Berasal dari kata eudaimonia yang berarti
kebahagiaan.
 Eudemonisme adalah pandangan etika normatif
yang menganggap bahwa kebahagiaan sebagai
satu-satunya yang baik demi dirinya sendiri
 Didapat dari thorea dan praksis
 Dicetuskan oleh filsuf besar, Aristoteles (384-322
SM)
 Inti ajarannya adalah apa yang baik bagi manusia
adalah apa yang bisa membuatnya senang dengan
mengembangkan segala potensi yang dimiliki
TEORI EUDEMONISME
 Tindakan dalam mencapai kebahagiaan merupakan
bentuk-bentuk hidup yang oleh Aristoteles dibagi
menjadi:
• Hidup mencari nikmat
• Hidup berpolitik
• Hidup berfilsafat
 Dalam Ethika Nikomekhia, Aristoteles mulai dengan
menegaskan bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan, yaitu:
• Tujuan demi tujuan selanjutnya
• Tujuan demi dirinya sendiri
TEORI EUDEMONISME
 Tinjauan kritis:
• Pemikiran Aristoteles diwarnai suasana eliter
• Etika dalam ajaran Aristoteles dinilai tidak
begitu berguna untuk menyelesaikan dilema
moral saat ini
 Kritik:
• Teori ini bersifat egois dan tidak mencukupi sebagai
pertanggung jawaban moral suatu tindakan
• Perspektif eudemonisme masih berkutat di seputar
kebahagiaan diri sendiri (egois)
Teori Utilitarianisme
 Berasal dari bahasa Latin, utilitas yang berarti kegunaan
 Paham ini menilai baik atau tidaknya sesuatu ditinjau dari
segi kegunaan yang didatangkannya.
 Dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill
pada abad ke 19 sebagai kritik atas dominasi hukum alam
 Teori ini juga disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar
(the greatest happines theory) dan teori teleologis
 Konsep dasar teori ini adalah suatu perbuatan yang secara
moral adalah benar, jika:
• Membuat hal yang terbaik untuk banyak orang
• Mampu memberi manfaat bagi setiap orang
• Mendapatkan manfaat terbaik dari manfaat-manfaat dari
kemungkinan yang dipertimbangkan
UTILITARIANISME KLASIK
 Berasal dari tradisi pemikiran moral Inggris. Diawali dari
pemikiran David Hume (1711-1776) yang kemudian
dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832)
 Dimaksudkan sebagai dasar etis untuk memperbaharui
hukum di Inggris khususnya hukum pidana
 Bentham juga mengadopsi prinsip hedonisme karena
menurutnya perbuatan dinilai baik jika dapat
meningkatkan kesenangan dan sebaliknya
 Prinsip utilitarianisme (the greatest happines theory)
menuai banyak kritik dan kesalahpahaman, namun
diluruskan oleh John Stuart Mill
UTILITARIANISME KLASIK
 Kelebihan: menggunakan prinsip yang jelas dan
rasional serta mempertimbangkan hasil perbuatan
 Kritik:
• Sama seperti hedonisme, hanya saja tidak
memuat egoisme etis
• Prinsip yang digunakan tidak selamanya benar
dan tidak memberi jaminan bahwa kebahagiaan
dibagi secara adil
• Tidak memberi tempat pada “hak”
• Utilitarianisme sebagai sistem moral tidak
menerapkan keadilan
UTILITARIANISME ATURAN
 Dikemukakan oleh filsuf Inggris-Amerika, Stephen Toulmin
 Prinsip dasarnya: kegunaan tidak harus diterapkan atas
salah satu perbuatan yang kita lakukan, melainkan atas
aturan moral yang mengatur perbuatan yang kita terima
bersama
 Filsuf Richard B. Brandt mengusulkan agar bukan aturan
moral satu demi satu, melainkan sistem aturan moral
sebagai keseluruhan diuji dengan prinsip kegunaan
 Bisa dikatakan kelebihan utilitarianisme aturan ini adalah
dapat terbebas dari kesulitan utilitarisme perbuatan.
 Kritiknya adalah ketika dihadapkan pada dua aturan moral,
sehingga akan terjerumus pada utilitarianisme perbuatan
Teori Deontologi

 Berasal dari kata deon yaitu kewajiban


 Deontologi adalah suatu sistem etika
yang tidak mengukur baik tidaknya suatu
perbuatan berdasarkan hasilnya,
melainkan semata-mata berdasarkan
maksud si pelaku dalam melakukan
perbuatan tersebut
 Secara garis besar, dibedakan menjadi
teori deontologi menurut Kant dan Ross
DEONTOLOGI KANT
 Sesuai namanya, teori ini dicetuskan oleh filsuf
Jerman, Imanuel Kant (1724-1804)
 Bagi Kant, yang bisa disebut baik dalam arti
sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik dan
wajib dilakukan
 Hukum moral dipahami sebagai imperatif
kategoris, yaitu perintah yang diwajibkan begitu
saja, tanpa syarat, bukan imperatif hipotetis.
Sehingga dalam bertindak secara moral,
kehendak harus otonom.
DEONTOLOGI KANT

 Kritik:
• Sistem moral Kant merupakan suatu etika
yang suram dan kaku
• Sulit juga untuk diterima bahwa
konsekuensi bisa diabaikan saja dalam
menilai moralitas perbuatan kita
DEONTOLOGI ROSS
 Diciptakan oleh William David Ross (1877-1971)
 Latar Belakang dari teori ini adalah adanya
pengabaian konsekuensi dalam menilai
perbuatan moral
 Kewajiban selalu merupakan kewajiban prima
facie (pada pandangan pertama)
 Menentukan kewajiban mana yang lebih penting
yang dapat mengalahkan kewajiban yang lain,
kita harus menggunakan akal budi yang telah
diberikan kepada kita oleh Tuhan
RANGKUMAN 1/2
No. Teori Pengertian Kritik

1. Hedonisme Pandangan tentang bersifat egois dan tidak


kesenangan sebagai tujuan mencukupi sebagai
utama dalam hidup manusia pertanggung jawaban moral
suatu tindakan

2. Eudemonisme Pandangan etika normatif 1. Teori ini bersifat egois


yang menganggap bahwa dan tidak mencukupi
kebahagiaan sebagai satu- sebagai pertanggung
satunya yang baik demi jawaban moral suatu
dirinya sendiri tindakan
2. Masih berkutat di
kebahagiaan diri sendiri
(egois)
RANGKUMAN 2/2
No. Teori Pengertian Kritik
3. Utilitarianisme Paham ini menilai baik atau 1. Klasik:
tidaknya sesuatu ditinjau Tidak menerapkan
dari segi kegunaan yang keadilan dan hak
didatangkannya. 2. Aturan:
Utilitarianisme: Akan terjerumus ke
1.Klasik dalam utilitarianisme
2.Aturan perbuatan jika
dihadapkan pada dua
aturan moral
4. Deontologi Tidak mengukur baik 1. Sistem etika yang suram
tidaknya suatu perbuatan dan kaku
berdasarkan hasilnya, 2. Sulit juga untuk diterima
melainkan semata-mata bahwa konsekuensi bisa
berdasarkan maksud si diabaikan saja dalam
pelaku dalam melakukan menilai moralitas
perbuatan tersebut perbuatan kita
Matur Su
wun
SANGET

Anda mungkin juga menyukai