Anda di halaman 1dari 14

Tugas Instrumentasi

OLEH :

KELOMPOK VII

ADELINA I.M SINAGA 072244610049

DEWI FATMAWATI 072244610038

JUITA GULTOM 072244610013

SINTONG LUMBAN TOBING 072244610041

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2009
PENGUATAN

1. Penguat Operasional

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa
tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional
memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat
bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu
tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah
(ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:

 Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa


keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi,
impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op
Amp ideal:

♦ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ∞−

♦ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

♦ Hambatan masukan (input resistance) RI = ∞


♦ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0

♦ Lebar pita (band width) BW = ∞

♦ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik

♦ Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang
memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik
harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu tentang kondisi-kondisi.

a. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial
Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya
seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:

AVOL = Vo / Vid = − ∞

AVOL = = −∞
Vo/(V1-V2)

Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan
pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya
sangat kecil.

b. Tegangan Ofset Keluaran


Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari
Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga
VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.

Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan


dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai.

c. Hambatan Masukan

Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara
kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi
dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kΩ hingga 20 MΩ ,
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan
balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka
hambatan masukan Op Amp akan meningkat.

Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan.
Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar,
maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.

d. Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam
yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm
hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka
harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

e. Lebar Pita

Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat
amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak
terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.

Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang
khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga
harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat
bekerja dengan baik.

f. Waktu Tanggapan

Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran
untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0
detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.

Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro
detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

g. Terhadap Suhu

Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya
apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya
tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp
pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat
diabaikan.
 Op-amp ideal

Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan
loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering
digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar
104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya
menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik
negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan
yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga
mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp
LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

Pada tahun 1965, Fairchild Semiconductor memperkenalkan µA709 , IC pertama yang


menggunakan keadah monolithic op amp. Walaupun ianya boleh dikatakan berjaya, penguat op
amp ini mempunyai banyak kelemahan. Kemudian ianya barulah diperbaharui dengan nombor
siri µA741, dianatara kelebihanya ialah lebih murah dan lebih mudah digunakan. Kini banyak
pengeluar yang mengeluarkan IC tersebut dengan nombor siri 741. Sebagai contoh Motorola
mengeluarkan MC1741, National Semiconductor mengeluarkan LM741, Texas Instruments
mengeluarkan SN72741. Kesemua penguat ini adalah sama disebabkan oleh ia mempunyai
specifications yang sama.

 Sifat - sifat Op-Amp ( Op-Amp Chracteristics ).


• Input Offset Voltage.
Adalah perbezaan voltan yang perlu dibekalkan pada masukan inverting atau noninverting
supaya output offset voltage adalah kosong. Nilainya adalah sangat rendah sebagai contoh IC
LM741C mempunyai nilai 2mV ( Input Offset Voltage boleh jadi negative atau positive ).
• Input Bias Current.
Adalah arus purata yang mengalir pada punca masukan inverting dan noninverting nilainya
adalah sangat rendah sebagai contoh IC LM741C mempunyai nilai 80nA.

• Input Offset Current.


Adalah perbedaan arus pada puncak masukan sesuatu penguat Opamp. Nilainya juga adalah
kecil sebagai contoh LM741C mempunyai nilai 20nA.

• CMRR ( Commont Mode Rejection Ratio ).


Adalah salah satu sifat paling penting kelebihan opamp. CMRR boleh diibaratkan sebagai
nisbah kebolehan opamp itu menguatkan isyarat yang berbeza voltanya diantara noninverting dan
inverting berbanding isyarat sama voltan. Kebiasaanya ianya menpunyai nilai yang tinggi
contohnya LM741C menpunyai nilai 90dB pada frequency rendah.

• Ac Output Compliance.
Adalah nilai maksima voltan keluaran opamp tanpa herotan.

• Short-Circuit Output Current.


Adalah nilai maksima arus keluaran pada opamp semasa litar pintas. Sebagai contoh nilai
maksima IC 741C adalah 25mA, katakan anda melatakkan nilai perintang lebih kecil daripada
galangan keluaran opamp maka janganlah harap ia dapat mengeluakan voltan keluaran yang
besar walaupun penguat yang anda hasilkan mempunyai gandaan yang besar dan nilai voltan
masukan yang berpadanan kerana arus keluaran maksima pada IC 741C adalah 25mA.

• Frequency Response.
Adalah frequency penerimaan sesuatu penguat opamp.

• Slew Rate.
Adalah sejenis herotan yang berlaku pada penguat Opamp.

2. Inverting amplifier

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1,
dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya,
pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu
berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik negatif di bangun melalui resistor
R2.

Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan


mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- = v+ = 0. Karena
nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R1 adalah vin – v-
= vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v- = vout. Kemudian dengan menggunakan
aturan 2, di ketahui bahwa :

iin + iout = i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.

iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0

Selanjutnya

vout/R2 = - vin/R1 .... atau

vout/vin = - R2/R1

Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap


tegangan masukan, maka dapat ditulis

Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan
terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual
ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

3. Non-Inverting amplifier
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan
inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti
menganalisa rangkaian inverting.

Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada,
antara lain :

vin = v+

v+ = v- = vin .....

Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-vin)/R2.
Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.

Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :

iout + i(-) = iR1

i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh iout = iR1 dan Jika
ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh (vout – vin)/R2 = vin/R1 yang
kemudian dapat disederhanakan menjadi :

vout = vin (1 + R2/R1)

Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,


maka didapat penguatan op-amp non-inverting :

… (2)
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-
inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108
to 1012 Ohm.

4. Integrator

Opamp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons


frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu contohnya adalah rangkaian integrator
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-
amp inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor melainkan
menggunakan capasitor C.

Prinsipnya sama dengan menganalisa rangkaian op-amp inverting. Dengan menggunakan


2 aturan op-amp (golden rule) maka pada titik inverting akan didapat hubungan matematis :

iin = (vin – v-)/R = vin/R , dimana v- = 0 (aturan1)

iout = -C d(vout – v-)/dt = -C dvout/dt; v- = 0

iin = iout Disubtisusi, akan diperoleh persamaan :

iin = iout = vin/R = -C dvout/dt, atau dengan kata lain

...(3)

Dari sinilah nama rangkaian ini diambil, karena secara matematis tegangan keluaran
rangkaian ini merupakan fungsi integral dari tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya,
rangkaian yang demikian dinamakan juga rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling
populer menggunakan rangkaian integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari
inputnya yang berupa sinyal kotak.

Dengan analisa rangkaian integral serta notasi Fourier, dimana


f = 1/t dan

…(4)

Penguatan integrator tersebut dapat disederhanakan dengan rumus

…(5)

Sebenarnya rumus ini dapat diperoleh dengan cara lain, yaitu dengan mengingat rumus
dasar penguatan opamp inverting

G = - R2/R1. Pada rangkaian integrator (gambar 3) tersebut diketahui

Dengan demikian dapat diperoleh penguatan integrator tersebut seperti persamaan (5)
atau agar terlihat respons frekuensinya dapat juga ditulis dengan

…(6)

Karena respons frekuensinya yang demikian, rangkain integrator ini merupakan dasar dari
low pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara matematis, penguatan akan semakin kecil
(meredam) jika frekuensi sinyal input semakin besar.

Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator mesti diparalel dengan sebuah resistor
dengan nilai misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang diinginkan. Ketika inputnya
berupa sinyal dc (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa saklar terbuka. Jika tanpa resistor
feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian umpanbalik op-amp menjadi
open loop (penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Nilai resistor
feedback sebesar 10R akan selalu menjamin output offset voltage (offset tegangan keluaran)
sebesar 10x sampai pada suatu frekuensi cutoff tertentu.

5. Differensiator

Kalau komponen C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di depan, maka akan
diperoleh rangkaian differensiator seperti pada gambar 4. Dengan analisa yang sama seperti
rangkaian integrator, akan diperoleh persamaan penguatannya :
…(7)

Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran vout pada rangkaian
ini adalah differensiasi dari tegangan input vin. Contoh praktis dari hubungan matematis ini
adalah jika tegangan input berupa sinyal segitiga, maka outputnya akan mengahasilkan sinyal
kotak.

gambar 4 : differensiator

Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting. Sehingga jika
berangkat dari rumus penguat inverting

G = -R2/R1

dan pada rangkaian differensiator diketahui :

maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator

…(8)

Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter),
dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian, sistem seperti ini
akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat
dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor
yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai
frekuensi cutoff tertentu.
6. Penguat Penjumlah
Penguat penjumlah memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran merupakan hasil
penguatan dari penjumlahan sinyal masukannya. Pada bagian ini dicontohkan penguat
penjumlah berdasarkan rangkaian penguat inverting. Sehingga sinyal keluaran adalah berbeda
fasa sebesar 180o. Rangkaian ini ditunjukkan oleh Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian penguat penjumlah.

Penguatan dari rangkaian ini dihitung menggunakan persamaan berikut:

Vout = (-Vin1(R5/R1))+(-Vin2(R5/R2))+(-Vin3(R5/R3))

7. Penguat Selisih
Rangkaian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal selisih antara masukan satu dan dua.
Rangkaian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Rangkaian penguat selisih.

Nilai penguatan dari rangkaian di atas, dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Vout = (Vin2 - Vin1)(R2/R1)
dengan catatan, R1=R3, R2=R4

Anda mungkin juga menyukai