Anda di halaman 1dari 12

DUGDERAN

Daftar Isi
1. Pengertian Dugderan
2. Tradisi Dugderan
3. Sejarah Dugderan
4. Prosedur Dugderan
5. Dugderan Sekarang
6. Gambar
Pengertian
Dugderan adalah sebuah upacara yang
menandai bahwa bulan puasa telah datang,
dugderan dilaksanakan tepat 1 hari
sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil
dari perpaduan bunyi dugdug,dan bunyi
meriam yang mengikuti kemudian
diasumsikan dengan derr.
Tradisi
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan
sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan
merahputih, drumband, pasukan pakaian adat, meriam ,
warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada
di Kota Semarang. Ciri Khas acara ini adalah warak
Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing
berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok
dibuat dari kertas warna – warni. Acara ini dimulai dari
jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga
diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan .
Sejarah
Sejak lama umat Islam berbeda pendapat dalam
menentukan hari dimulainya Ramadhan, setiap pihak
biasanya ingin mempertahankan pendapatnya sendiri, hal
tersebut sering menimbulkan beberapa penentuan
dimulainya puasa ini mendapat perhatian yang berwajib. Hal
ini terjadi pada tahun 1881 dibawah Pemerintah Kanjeng
Bupari RMTA Purbaningrat.Beliaulah yang pertama kali
memberanikan diri menentukan mulainya hari puasa,
yaitu setelah Bedug Masjid Agung dan Meriam di halaman
Kabupaten dibunyikan masing-masing tiga kali. Sebelum
membunyikan bedug dan meriam tersebut, diadakan upacara
dihalaman Kabupaten
Adanya upacara Dug Der tersebut makin lama
makin menarik perhatian masyarakat Semarang
dan sekitarnya, menyebabkan datangnya para
pedagang dari berbagai daerah yang menjual
bermacam-macam makanan, minuman dan
mainan anak-anak seperti yang terbuat dari tanah
liat (Celengan, Gerabah), mainan dari bambu
(Seruling, Gangsingan), mainan dari kertas (Warak
Ngendog)
Prosedur
Sebelum pelaksanaan dibunyikan bedug dan
meriam di Kabupaten, telah dipersiapkan
berbagai perlengkapan berupa :
1. Bendera
2. Karangan bunga untuk dikalungkan pada 2 dua
pucuk meriam yang akan dibunyikan.
3. Mesiu dan kertas koran yang merupakan
perlengkapan meriam
4. Gamelan disiapkan di pendopo Kabupaten.
Selain alat dan bahan, ada petugas yang
harus siap di tempat, yaitu :
1. Pembawa bendera
2. Petugas yang membunyikan meriam dan
bedug
3.  Niaga ( Pengrawit)
4. Pemimpin Upacara, biasanya Lurah/Kepala
Desa setempat.
Upacara Dug Der
dilaksanakan sehari sebelum
bulan puasa tepat pukul
15.30 WIB.Ki Lurah sebagai
Pimpinan Upacara berpidato
menetapkan hari dimulainya
puasa dilanjutkan berdoa
untuk mohon keselamatan.
Kemudian Bedug di Masjid
dibunyikan 3 (tiga) kali.
Setelah itu gamelan
Kabupaten dibunyikan
dengan irama MOGANG.
Dugderan Sekarang
Walaupun pelaksanaan Upacara Tradisi ini sudah banyak
mengalami perubahan, namun tidak mengurangi makna
Dugder itu sendiri. Penyebab perubahan pelaksanaan antara
lain adalah pindahnya Pusat Pemerintahan ke Balaikota dan
menyempitnya lahan Pasar Malam, karena berkembangnya
bangunan-bangunan di seputar Pasar Johar. Upacara Tradisi
Dug Der sekarang dilaksanakan di halaman Balaikota.
Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Walikota Semarang
yang berperan sebagai Adipati Semarang. Setalah upacara
selesai dilaksnakan, dilanjutkan dengan karnaval yang
diikuti oleh Pasukan Merah Putih, Drum band, Pasukan
Pakaian Adat “ Bhinneka Tunggal Ika “, Meriam, Warak
Ngendog dan berbagai kesenian yang ada di kota Semarang.
Gambar

Anda mungkin juga menyukai