Anda di halaman 1dari 24

Bab IV.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Keterangan
Bab IV Dokumen Seleksi mengenai Kerangka Acuan Kerja (KAK)
dimaksudkan untuk:

(1) menjelaskan tujuan dan lingkup jasa konsultansi serta keahlian yang diperlukan;

(2) sebagai acuan dan informasi bagi para peserta seleksi untuk mengikuti pengadaan
dalam rangka menyiapkan kelengkapan administrasi, usulan teknis, dan usulan
biaya;

(3) sebagai acuan dalam evaluasi usulan, klarifikasi dan negosiasi, dasar pembuatan
Kontrak, dan acuan evaluasi hasil kerja Penyedia Jasa Konsultansi.

KAK yang telah diisi lengkap akan disediakan Panitia/Pejabat Pengadaan/Unit


Layanan Pengadaan.
PEKERJAAN PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN
DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED> TERMINAL
REGIONAL TYPE A DI KABUPATEN BANJAR
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR


DINAS PERHUBUNGAN
TAHUN ANGGARAN 2008
PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KERANGKA ACUAN KERJA <ToR = TERM of REFERENCES>

PEKERJAAN PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN


DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED> TERMINAL
REGIONAL TYPE A DI KABUPATEN BANJAR
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor transportasi merupakan sektor yang memegang peranan penting
dalam upaya pengembangan wilayah, khususnya sektor transportasi darat yang
pada umumnya merupakan kegiatan transportasi yang paling banyak dan sering
digunakan oleh masyarakat. Pemilihan terhadap penggunaan transportasi darat
pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (i) jangkauan yang relatif
lebih luas; (ii) operational cost yang lebih murah; dan (iii) relatif banyak digunakan.
Oleh sebab itu dengan semakin majunya suatu wilayah maka akan semakin
meningkat pula mobilitas yang terjadi di dalam maupun ke luar wilayah yang akan
menyebabkan semakin meningkat pula kebutuhan akan transportasi (khususnya
transportasi darat). Dari kondisi tersebut apabila tidak diantisipasi sedini mungkin
akan dikhawatirkan terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Salah satu prasarana transportasi
yang memiliki peranan penting dalam suatu sistem transportasi di suatu wilayah
adalah terminal. Dimana terminal merupakan tempat terjadinya interaksi antara
penumpang dan barang dengan moda (kendaraan).
Dinamika pembangunan di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan
khususnya di wilayah Kabupaten Banjar akan selalu terkait dengan perkembangan
wilayah yang ada di sekitarnya. Hal ini adalah sesuatu yang logis, karena pada
dasarnya suatu pembangunan dan implikasi yang terjadi tidak mengenal batasan
wilayah yang pasti. Dalam kerangka untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara luas, tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang sesuai
dengan tingkatan hirarkinya (lokal atau regional). Salah satu prasarana yang
dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat di bidang transportasi adalah
terminal yang merupakan simpul distribusi penduduk yang dapat melayani
perpindahan moda angkutan regional (bus atau non bus) ataupun angkutan lokal.
Adanya kecendrungan peningkatan tuntutan kualitas pelayanan terminal yang
nyaman aman dan tertib sesuai dengan trayek angkutan umum kota guna
pelayanan terhadap pemakai jasa angkutan. Tuntutan kehidupan masyarakat
terhadap pelayanan terminal merupakan hal utama perlu dikaji dan sesuai dengan
keinginan masyarakat pengguna terminal,yang tertib, aman dan nyaman.
Salah satu komponen dari perencanaan sistem transportasi adalah
perencanaan terhadap fasilitas penunjang sektor transportasi tersebut, yakni berupa
fasilitas terminal. Kebutuhan terhadap fasilitas terminal cukup penting sebagai
wujud pelayanan terhadap kegiatan ekonomi dan kemudahan masyarakat dalam
pelayanan moda angkutan umum, serta menghindari adanya terminal-teminal ilegal
yang dapat menimbulkan kemacetan lalu-lintas dan kesemrawutan tata ruang di
masa yang akan datang.
Dalam perencanaan terminal, khususnya perencanaan terminal regional type
A perlu dipertimbangkan aspek lokasi penempatannya, dengan pertimbangan
bahwa terminal regional type A memiliki skala pelayanan yang lebih kompleks dan
terdapat aktivitas-aktivitas yang terdapat didalamnya, serta untuk menekan dampak
negatif yang akan timbul dengan adanya terminal tersebut.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 1


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Terminal penumpang tipe A merupakan terminal yang berfungsi melayani


kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) dan/atau
angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan
kota dan angkutan perdesaan. Sampai sejauh ini, di Provinsi Kalimantan Selatan
belum ada satupun terminal yang memenuhi fungsi-fungsi itu secara sempurna.
Menyusul penetapan Bupati Banjar dengan Surat Keputusan Bupati Banjar Nomor
550.22/894/DISHUB tanggal 1 November 2007 perihal Penetapan Lokasi
Pembangunan Terminal Regional Tipe A. Lokasi Terminal Regional Tipe A ini juga
telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2373/AJ.101/DRJD/2007 Tanggal 22
Juni 2007 Perihal Penetapan Lokasi Terminal Penumpang Tipe A Di Km. 17
Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Dengan segala konsekuensinya, Pemerintah Kabupaten Banjar telah
memprogramkan serangkaian kegiatan, serta mengalokasikan sejumlah dana untuk
terwujudnya Terminal Regional Tipe A di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai satu-
satunya terminal Regional Tipe A di Kalimantan Selatan, maka terminal ini harus
direncanakan sebaik-baiknya, agar menjadi terminal yang representatif dan
memadai untuk menampung aktivitas transportasi darat, khususnya transportasi
massal. Terminal yang akan dibangun ini merupakan kelengkapan prasarana
transportasi menggantikan Terminal Pal 6 Banjarmasin yang pada saat ini daya
tampungnya sudah terlampaui. Disamping itu, kelengkapan dan kondisi
prasarananya tidak dapat lagi menunjang berfungsinya terminal secara optimal.
Pembangunan terminal regional type A di Kabupaten Banjar diarahkan
berada di wilayah hinterland (pinggiran) Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan
Kota Martapura, yakni di Jalan A. Yani Km. 17 Kelurahan Gambut Kecamatan
Gambut.
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar penentuan lokasi
terminal tersebut adalah :
1. Fungsi Pemanfaatan Lahan
Fungsi pemanfaatan lahan pada kawasan perkotaan cenderung diarahkan
kepada fungsi perumahan/permukiman, pusat pelayanan fasilitas dan
aglomerasi kegiatan ekonomi. Sehingga untuk perencanaan fasilitas terminal,
khususnya untuk terminal dengan skala regional (type A) diarahkan pada
kawasan hinterland (pinggiran) yang memiliki posisi strategis.
2. Keterbatasan Lahan
Dengan semakin cepatnya akselerasi pertumbuhan penduduk diperkotaan,
tingginya kepadatan penduduk akan menimbulkan berbagai aktivitas penduduk
dan diversifikasi penggunaan lahan yang berdampak pada semakin terbatasnya
ketersediaan lahan di kawasan perkotaan.
3. Tingkat Kebutuhan Lahan
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di kawasan perkotaan sering kali akan
menimbulkan permasalahan baru dalam penataan ruang, khususnya untuk
penyediaan sarana dan prasarana kota. Peningkatan kebutuhan lahan tersebut
merupakan dampak dari semakin beragamnya aktifitas/kegiatan penduduk.
4. Posisi Strategis
Lokasi rencana pembangunan terminal regional type A ini merupakan kawasan
yang cukup strategis dan memiliki nilai aksesibilitas yang cukup baik,
disebabkan oleh posisi rencana terminal tersebut langsung memiliki akses ke
Jalan A. Yani dan Jalan Lingkar (Jalan Gubernur Soebardjo) yang merupakan
jalur utama trans kalimantan. Selain itu juga kawasan ini berada diantara 3
(tiga) pusat pertumbuhan yakni Kota Banjarmasin (pusat utama), Kota
Banjarbaru, dan Kota Martapura.

Dalam pelaksanaannya pembangunan terminal regional type A harus melalui


beberapa tahap, antara lain :

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 2


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ƒ Pra-Perencanaan.
ƒ Perencanaan.
ƒ Pelaksanaan Konstruksi Bangunan.
ƒ Pengoperasian dan Pemeliharaan (OM).
Pada pra perencanaan terminal regional ini perlu dilaksanakan beberapa
kegiatan, yakni :
ƒ Penyusunan Studi Kelayakan/Feasibility Study <FS>.
ƒ Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan <AMDAL>.
ƒ Penyusunan Analisa Dampak Lalu-Lintas <ANDALALIN>.
Sedangkan dalam tahap perencanaan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan, yakni :
ƒ Penyusunan Rancang Bangun <Masterplan>.
ƒ Penyusunan Detail Engineering Design <DED>.
Mengingat keberadaan terminal tersebut sangat vital dan penting bagi
masyarakat dan pembangunan di wilayah Kabupaten Banjar, maka perlu segera
dilaksanakan penyusunan studi tersebut diatas dalam upaya mempercepat
pembangunan terminal regional type A tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan untuk menjelaskan pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh konsultan, dengan tujuan agar pekerjaan dimaksud dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, efektif, efisien, serta
tepat sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat.

1.3 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan kegiatan ini meliputi :
1. Terlaksananya study kelayakan pembangunan terminal regional tipe A yang
komprehensif di Kabupaten Banjar yang meliputi :
ƒ Sasaran Penetapan Lokasi
a. Teridentifikasinya alternatif lokasi yang terbaik, optimal dan mempunyai
prospek yang baik.
b. Teridentifikasinya alternatif lokasi yang memberikan tingkat pelayanan
yang optimal bagi masyarakat yang menjadi sasarannya.
c. Teridentifikasinya alternatif lokasi yang dapat menekan biaya
pembangunan (investasi).
ƒ Sasaran Penetapan Fungsi Terminal
Dari hasil identifikasi lokasi diatas perlu pula dilakukan penetapan fungsi
terminal yang akan dibangun serta perkiraan wilayah yang akan dilayani.
Untuk melakukan penetapan fungsi terminal, maka sasaran yang akan
dicapai adalah :
a. Teridentifikasinya wilayah pelayanan.
b. Teridentifikasinya jumlah angkutan.
c. Teridentifikasinya pola dan karakteristik terminal yang di inginkan
masyarakat.
ƒ Sasaran Arsitektural dan Teknis Teknologis
a. Teridentifikasinya penyelesaian arsitektural yang dapat memberikan
kemudahan, kenyamanan dan keamanan masyarakat.
b. Terwujudnya rasa kebanggaan dari perwujudan terminal yang
dikembangkan (aspek tampilan).
c. Terpilihnya penyelesaian teknis teknologis yang murah, kuat dan awet
(optimal), namun tetap memberikan penyelesaian arsitektural dan
penyelesaian lingkungan (utilitas) yang baik, sehingga dapat
terpeliharanya tatanan kawasan terminal yang bersih, serasi dan
harmonis.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 3


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ƒ Sasaran Perhitungan Investasi Dan Pengembaliannya


a. Teridentifikasinya kemampuan finansial jasa angkutan dalam pelayanan
masyarakat.
b. Tersusunnya perkiraan investasi yang dibutuhkan dalam pengembangan
kawasan terminal.
c. Tersusunnya perkiraan pengembalian investasi dengan berbagai
asumsi.
2. Tersedianya dokumen perencanaan teknik (DED) pembangunan terminal
regional type A.
3. Tersedianya dokumen pengadaan jasa pemborongan pembangunan terminal
regional type A.

1.4 Dasar Hukum Perencanaan


Dasar hukum dalam kegiatan penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis
(DED) terminal regional tipe A ini meliputi :
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3480).
2. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (LNRI Tahun
1999 Nomor 54, TLN No.3833).
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (LNRI
Tahun 2004 Nomor 125, TLN Nomor 4437).
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 33, TLN Nomor 4438).
5. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3529).
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum.
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen
Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan.
9. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, TLN Nomor
3955).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi (LNRI Tahun 2000 Nomor 64, TLN Nomor 3956).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 dan
TLN Nomor 3957).
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (LNRI Tahun 2005 Nomor 140 TLN Nomor 4578).
13. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketujuh Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
15. Standard dan kaidah perencanaan yang sesuai dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

1.5 Dasar Pemikiran


Dasar pemikiran yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi terminal
regional type A Jalan A. Yani Km. 17 Kelurahan Gambut Kecamatan Gambut adalah
sebagai berikut ini :

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 4


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ƒ Memiliki akses langsung/terkait dengan jaringan jalan arteri primer.


ƒ Terkait dengan sistem fungsi utama kota.
ƒ Lokasi di wilayah hinterland dan sentris dengan orientasi geografis pergerakan
regional.
ƒ Terpadu dengan sistem angkutan primer kota <integral>.
ƒ Mudah dicapai oleh angkutan regional <aksesibilitas>.
ƒ Tidak mengganggu kegiatan kota baik dalam kegiatan pergerakan lokal maupun
kegiatan disekitarnya.

II. KAJIAN TEORITIS

Kajian teoritis ini akan membahas mengenai pengertian, jenis, dan fungsi terminal;
persyaratan lokasi terminal; filosofi suatu terminal; aspek-aspek yang mempengaruhi
suatu terminal; kecenderungan perkembangan kawasan terminal; dan yang lainnya.

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Jenis Terminal


ƒ Pengertian Terminal
Terminal transportasi merupakan :
a. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai
pelayanan umum.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu-
lintas.
c. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang dan barang.
d. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan kota.
ƒ Fungsi Terminal
Fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur, yakni :
a. Fungsi terminal bagi penumpang.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha.
ƒ Jenis Terminal
Berdasarkan jenis angkutan terminal dibedakan menjadi :
a. Terminal penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda trnasportasi serta pengaturan kedatangan dan
keberangkatan kendaraan umum.
b. Terminal barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar
moda transportasi.

2.2 Filosofi Suatu Terminal


Terminal adalah merupakan suatu titik simpul dari berbagai moda angkutan,
sebagai titik alihan penumpang yang berganti moda satu ke moda yang lain atau
berjalan ke suatu moda. Terminal juga merupakan suatu titik tujuan atau titik akhir
dari orang setelah turun melanjutkan berjalan kaki ke tempat kerja, rumah atau
lainnya yang merupakan titik henti.
Karena jenis moda angkutan sering merupakan fungsi dari tingkat jalan, maka
secara organis terminal biasanya berada di suatu titik kritis, misalnya pada simpang
dua atau lebih pada kelas jalan yang berbeda pula tingkatannya. Hal ini memang
kecenderungan dasar yang organis, dimana pada titik singgung, persimpangan ini
pada mulanya tempat berkumpulnya orang yang ingin berganti moda angkutan, lalu
karena eksistensinya berdiri halte, dan selanjutnya membesar membentuk suatu
kebutuhan akan terminal.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 5


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Dengan demikian fungsi dan peran dari teminal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
ƒ Sebagai titik konsentrasi penumpang dari segala arah berkumpul atau menuju,
dan sebagian karena tujuannya memang di sekitar terminal, dan sebagian lagi
kemudian berganti kendaraan.
ƒ Sebagai titik dispersi, tempat menyebarnya penumpang ke segala penjuru kota,
atau keluar kota, atau ke beberapa tujuan khusus lainnya.
ƒ Sebagai titik tempat penumpang berganti moda angkutan dari, ke dan antar
bus.
ƒ Sebagai pusat pelayanan penumpang untuk naik-turun kendaraan, menunggu
membeli karcis, dan beberapa keperluan lain yang berkaitan dengan proses
berpergian.
ƒ Alat untuk memproses kendaraan dan muatan (Edward K. Morlok, 1985),
dalam hal ini berarti terminal sebagai wadah untuk mempersiapkan
dokumentasi perjalanan.

2.3 Aspek-Aspek Yang Berpengaruh Tehadap Suatu Terminal


Dari filosofi diatas dapat pula ditelaah bahwa aspek-aspek yang berpengaruh
terhadap keberadaan terminal dapat diarahkan 2 <dua> aspek, yaitu :
1. Aspek eksternal
Aspek eksternal ini secara garis besar akan menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan :
ƒ Karakteristik Kota.
ƒ Pola Struktur Fisik Kota.
ƒ Pola dan Sistem Transportasi Kota.
2. Aspek internal
Secara internal aspek yang berpengaruh untuk mendapatkan solusi terminal
yang baik akan menyangkut dengan sisten dan mekanisme yang terjadi dalam
terminal tersebut.
ƒ Sistem Dalam Terminal
ƒ Mekanisme yang terjadi dalam terminal
ƒ Pola Umum sistem terminal

2.4 Kecenderungan Perkembangan Kawasan Terminal


Secara internal keberadaan suatu terminal sebagai titik simpul dari sejumlah
pertemuan moda angkutan, meletakkan posisi terminal sebagai sarana
berkumpulnya manusia. Hal ini ternyata menjadi suatu magnet yang besar, yang
menarik berbagai aktifitas ikutan, misalnya tumbuhnya sarana perdagangan retail,
kaki lima yang semakin membanyak, yang kesemuanya ini memberikan aktivitas
ikutan pula.

SARANA AKTIVITAS AKTIVITAS


TERMINAL + IKUTAN IKUTAN
AKTIVITASNYA (perdagangan, dsb) (parkir, dsb)

Kecenderungan tumbuh dan berkembangnya aktivitas ikutan ini akan menambah


padatnya sirkulasi aktivitas yang terjadi, dan kondisi ini jika terus tumbuh dan tidak
diantisipasi akan menjadi sumber permasalan merosotnya kualitas pelayanan
terminal tersebut sebagai titik simpul.
Kecenderungan ini tidaklah bisa dihindari, namun seyogyalah menjadi salah satu
dari kondisi yang diantisipasi sejak awal. Dan ini tidak hanya berarti sekedar
memberikan wadah, tetapi juga menjadi suatu pemikiran yang terkait dengan
proses dan mekanisme yang terjadi dalam terminal tersebut.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 6


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2.5 Karakteristik Proses Aktivitas Terminal


Dilihat dari aspek pelaku pada kawasan terminal, maka ada beberapa karakteristik
aktivitas dan prosesnya yang spesifik, yaitu :
1. Penumpang -- Kendaraan
2. Pedagang Kaki Lima <PKL> dan Pedagang Asongan
3. Pengelola
4. Kendaraan

III. KRITERIA DAN AZAS

3.1 Kriteria Umum


Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada ToR harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
A. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
1. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
2. Menjamin bengunan gedung dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
3. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
B. Persyaratan arsitektur dan lingkungan.
1. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya).
2. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
3. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
C. Persyaratan struktur bangunan.
1. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
D. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran.
1. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran :
• Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
• Cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
• Dapat menghindarkan kerusakan pada properti lainnya.
E. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar.
1. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan
didalamnya.
2. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat.
3. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 7


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

F. Persyaratan transportasi dalam gedung.


1. Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman
didalam bangunan gedung.
2. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
G. Persyaratan pencahayaan darurat, tanda arah keluar dan sistem peringatan
bahaya :
1. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informative didalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat.
2. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman apabila
terjadi keadaan darurat.
H. Persyaratan instalasi listrik, penangkal listrik dan komunikasi.
1. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
2. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya petir.
3. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
I. Persyaratan instalasi gas.
1. Menjamin terpasangnya instalasi gas secara aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2. Menjamin terpenuhi pemakaian gas yang aman dan cukup.
3. Menjamin beroperasinya peralatan dan perlengkapan gas secara baik.
J. Persyaratan sanitasi dalam bangunan.
1. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
3. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
K. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik.
L. Persyaratan pencahayaan.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik.
M. Persyaratan kebisingan dan getaran.
1. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan.
2. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

3.2 Kriteria Khusus


A. Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 8


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :


a. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
b. Kesatuan perencanaan bangunan dan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
c. Solusi dan batasan-batasan konstektual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
B. Fasilitas terminal yang harus disediakan sekurang-kurangnya:
a. Fasilitas Utama
Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam terminal
penumpang yaitu:
• Jalur pemberangkatan kendaraan umum
• Jalur kedatangan kendaraan umum
• Jalur tungggu kendaraan umum
• Tempat tunggu penumpang
• Jalur lintasan
• Bangunan kantor terminal
• Tempat istirahat sementara kendaraan umum
• Menara pengawas
• Loket penjualan karcis
• Rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan,
tariff, dan jadwal perjalanan.
• Pelataran parker kendaraan pengantar dan taksi.
b. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dalam
pengoperasian terminal, berupa antara lain :
• Kamar kecil/toilet
• Musholla
• Kios/kantin
• Ruang pengobatan
• Ruang informasi dan pengaduan
• Telepon umum
• Taman.

3.2 Azas-Azas
Selain dari criteria diatas dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Bangunan gedung pemerintah hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak
berlebihan.
b. Kreatifitas desain hendaknya ditekankan pada kemampuan mengadakan
sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan.
c. Dengan batasan tidak mengggangu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan gedung pemerintah hendaknya ikut meningkatkan kualitas
lingkungan lokasinya.

IV. LINGKUP PENUGASAN PEKERJAAN

4.1 Lingkup Pelayanan <scope of service>


Lingkup pelayanan <scope of service> untuk pelaksanaan pekerjaan konsultan
adalah sebagai berikut :

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 9


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

1. Studi Kelayakan <Feasibility Study>


ƒ Bidang Sipil <12000>
ƒ Sub Bidang Jasa Nasehat/Pra-Disain Dan Disain Enjiniring
Bangunan <12001>
2. Detail Engineering Design <DED>
ƒ Bidang Arsitektur <11000>
ƒ Sub Bidang Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain Dan Administrasi
Kontrak Arsitektural <11001>

4.2 Lingkup Perencanaan


Lingkup wilayah perencanaan adalah Kawasan Terminal Regional Type A, Jalan A.
Yani Km. 17 Kelurahan Gambut Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.

4.3 Lingkup Tugas


Lingkup kegiatan konsultansi terdiri dari :
A. Studi Kelayakan/Feasibility Study <FS>
Lingkup kegiatan dalam pelaksanaan studi kelayakan meliputi :
1. Pengumpulan Dan Kompilasi Data
Pada prinsipnya kegiatan pada tahap pengumpulan dan kompilasi data
adalah sebagai berikut :
ƒ Persiapan Survey
a. Pembuatan checklist pengumpulan data dan instrument pengumpul
data <kuisioner, lembar wawancara, dll> yang memuat kebutuhan
data yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
b. Pembuatan program kerja yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan survey.
c. Penyiapan personil <surveyor>.
ƒ Pelaksanaan Survey
Dalam pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi 2 <dua> kegiatan
utama, yakni :
a. Survey instansional, merupakan pengumpulan data sekunder yang
biasanya data-data sudah diolah dalam bentuk deskripsi, table, peta
dan diagram.
b. Survey lapangan, merupakan pengumpulan data langsung di
lapangan <kawasan studi> dalam rangka menemukenali dan
mengidentifikasi karakteristik kawasan perencanaan. Kegiatan ini
dapat berupa observasi lapangan, wawancara langsung dengan
masyarakat atau tokoh masyarakat, penyebaran lembar kuisioner,
dan lain sebagainya.
c. Data-data yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan studi
kelayakan ini secara garis besar meliputi :
1. Data kondisi fisik dasar.
2. Data kondisi sosial-budaya.
3. Data kondisi ekonomi.
4. Data Kondisi transportasi <jaringan transportasi, moda
transportasi, dan lain sebagainya.
2. Analisis
Pada dasarnya suatu analisa dilakukan dalam upaya melakukan pendekatan
terhadap potensi-potensi yang dapat dikembangkan dan menemukenali
permasalahan dalam suatu kegiatan. Dalam penyusunan studi
kelayakan/feasibility study <FS> ini analisa yang dilakukan meliputi :
ƒ Analisa kecenderungan perkembangan wilayah
a. Analisa perkembangan penduduk.
b. Analisa kebutuhan fasilitas.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 10


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ƒ Analisa transportasi
a. Analisa atau perhitungan jumlah penumpang.
b. Analisa atau perhitungan jumlah moda angkungan.
c. Analisa kebutuhan fasilitas terminal.
ƒ Analisa kelayakan ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi merupakan suatu pendekatan yang dapat
menjustifikasi kelayakan suatu kegiatan, meliputi :
a. Analisa IRR.
b. Analisa BCR.
c. Analisa NVP.
3. Penyusunan Dokumen Hasil Studi
Sebagai hasil akhir dari studi ini adalah tersusunnya suatu laporan yang
sekurang-kurangnnya memuat :
ƒ Konsep pengembangan terminal.
ƒ Kesimpulan dan rekomendasi terhadap kelayakan pembagunan terminal
yang meliputi :
a. Kelayakan Lokasi.
b. Kelayakan Ekonomi.
c. Kelayakan Lingkungan.
d. Kelayakan Sosial Budaya.
e. Kelayakan Arsitektural dan Teknis Teknologi.
4. Pengesahan Dokumen
ƒ Melakukan ekspose atau penyampaian tentang hasil akhir pekerjaan
dengan tim teknis yang telah ditunjuk.
ƒ Melakukan perbaikan atas koreksi, masukan dan saran dari tim teknis.
ƒ Pengesahan dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Detail Engineering Design <DED>


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara, dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 yang dapat meliputi tugas-tugas
perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari :
1. Penyusunan pengembangan rencana antara lain :
ƒ Rencana arsitektur beserta uraian konsep dan visualisasi yang mudah
dimengerti oleh pemberi tugas (perhitungan struktur harus
ditandatangani oleh tenaga ahli yang mempunyai ijin / sertifikat
keahlian).
ƒ Rencana struktur atas, beserta uraian konsep dan perhitungan
visualisasi.
ƒ Rencana utilitas (mekanikal/elektrikal), beserta uraian konsep dan
perhitung-annya.
ƒ Perkiraan biaya.
2. Penyusunan rencana detail antara lain dengan membuat :
ƒ Gambar-gambar arsitektur, detail struktur sebagian berupa detail
sparing-sparing dan utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang
disetujui (semua gambar arsitektur, struktur dan utilitas) harus
ditandatangani oleh penanggungjawab perusahaan dan tenaga ahli
yang mempunyai ijin / sertifikat keahlian.
ƒ Rencana kerja dan syarat-syarat.
ƒ Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya
pekerjaan konstruksi (EE).
ƒ Laporan akhir perencanaan.
3. Mengadakan persiapan penunjukan langsung pelaksanaan pekerjaan,
seperti membantu pengguna barang/jasa dalam menyusun dokumen dan

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 11


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

membantu panitia pengadaan barang/jasa menyusun program dan


pelaksanaan umum pelaksanaan pekerjaan.
4. Membantu panitia pada saat memberikan penjelasan pelelangan umum
pelaksanaan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan
pekerjaan dan evaluasi terhadap penawaran.
5. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan
perawatannya termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan
perlengkapan mekanikal/ elektrikal bangunan.

C. Data dan fasilitas penunjang


a. Penyediaan data dan fasilitas penunjang oleh pengguna jasa :
1. Data dokumen administrasi kepemilikan lahan dan data administrasi
lain yang diperlukan dalam penyusunan perijinan dengan pemerintah
daerah setempat / instansi teknis lainnya.
2. Fasilitas lain dari pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia
jasa pada prinsipnya tidak tersedia atau lebih lanjut jika memungkinkan
dapat diusulkan oleh penyedia jasa.
b. Penyediaan fasilitas penunjang oleh penyedia jasa :
1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaannya. Segala fasilitas dan peralatan yang dipergunakan harus
ditetapkan tentang prosedur pengadaannya.
2. Alih pengetahuan.
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

V. METODE STUDI DAN SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Metodologi Pelaksanaan Kegiatan


Penetapan proses kerja <metodologi> dalam ToR ini dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan dan kelancaran penyelanggara kegiatan secara efektif,
efeisien, ekonomis dan tertib serta sesuai dengan tanggung jawab.
a. Sebelum memulai pekerjaan, konsultan berkewajiban untuk :
ƒ Membuat dan menyusun program kerja studi.
ƒ Memeriksa dan menghimpun data di lapangan dan melakukan penyelidikan
yang terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini.
b. Konsultan wajib menyampaikan dan menyajikan laporan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Penyajian materi harus lengkap dan direkam dalam
bentuk rekaman digital <CD>.
c. Hasil studi berupa dokumen sesuai dengan studi yang dilakukan.

5.2 Metode Pendekatan


A. Metode Pendekatan Penyusunan Studi Kelayakan/Feasibility Study
<FS>
Pada dasarnya metode pendekatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah :
1. Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan dan analisa data baik primer maupun sekunder
yang sahih dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam tahap analisa data.
ƒ Tahap Persiapan

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 12


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pada tahap pendahuluan ini dilakukan persiapan pelaksanaan yang


menyangkut program kerja <alur pekerjaan dan jadwal>, penyusunan
instrumen pendataan <kuisioner, peralatan, bahan, dan tenaga>.
ƒ Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data primer dilakukan survey lapangan
terhadap kawasan perencanaan.
Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait seperti
pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga masyarakat, maupun
pihak swasta.
ƒ Tahap kompilasi dan pemrosesan data
ƒ Tahap analisa dan justifikasi potensi dan permasalahan.
ƒ Tahap penyusunan skenario <alternatif konsep>.
ƒ Tahap penyusunan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan
pembangunan terminal <lokasi, ekonomi, sosial-budaya, lingkungan,
arsitektural, teknis teknologi>.
2. Metode Analisa
Metode analisa adalah menguraian secara persial dan terinci atas berbagai
masalahan yang ada, baik permasalahan fisik maupun non fisik, untuk
kemudian mencari alternatif solusinya secara parsial dan terinci pula.
3. Metode Sintesa
Metode sintesa adalah mengaitkan (mensintesakan) problem dan solusi
hasil analisa yang ada untuk mendapatkan alternatif rancangan yang
optimal, terpadu dan komprehensif.

B. Metode Pendekatan Penyusunan Detail Engineering Design <DED>


Penyusunan Detail Engineering Design <DED> Terminal Regional Type A Km.
17 dilakukan dengan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu :
1. Tahapan Persiapan
ƒ Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan
lingkup tugas sesuai Kerangka Acuan Kerja/ToR.
ƒ Melakukan telaah/kajian materi dan membuat interpretasi secara garis
besar terhadap Kerangka Acuan Kerja/ToR.
ƒ Menghimpun berbagai data informasi mengenai daerah perencanaan,
sesuai dengan ketentuan teknis yang memadai untuk digunakan.
2. Tahapan Survey dan Pra Rencana
ƒ Penyusunan pra-rencana pekerjaan termasuk program dan konsep
ruang sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
ƒ Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan seperti :
a. Lokasi Pekerjaan.
b. Luas Lahan.
c. Batas-Batas Fisik.
d. Topografi.
e. Informasi Daya Dukung Lahan.
f. Keadaan Air Tanah.
g. Peruntukan Tanah
h. Koefisien Dasar Bangunan <KDB>.
i. Koefisien Lantai Bangunan <KLB>.
j. Perincian penggunaan lahan, kekerasan, penghijauan bangunan
dan lain-lain.
k. Harga bahan dan upah.
3. Tahapan Pengembangan dan Rencana Detail
Pada tahapan ini melakukan pengembangan terhadap tahapan
sebelumnya, dalam hal ini mulai dilakukannya penyusunan Detail
Engineering Design <DED> yang meliputi :

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 13


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ƒ Penyusunan Rencana Anggaran Biaya<RAB>/Bill of Quantity <BQ>.


ƒ Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan <Time Schedule>.
ƒ Penyusunan Spesifikasi Teknis <Rencana Kerja dan Syarat-syarat>.
ƒ Penyusunan Rencana Detail/Gambar Kerja.
ƒ Penyusunan Perhitungan Struktur.

5.3 Sistem Pelaksanaan Pekerjaan


A. Tahap Awal Dan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung lokasi dan lahan untuk
mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan.
2. Konsultan bertanggung jawab atas kebenaran hasil penelitian yang
disajikan.
3. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan
pemberi tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi yang
dilaksanakan.
4. Segala saran dan usul yang diajukan hendaknya dapat
dilakukan/dikemukaan dalam forum rapat dan surat tertulis.
5. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat
dan diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas.
6. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki.
7. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi
tugas bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh
pihak konsultan.
B. Tahap Konsultasi Dan Legalisasi
Secara periodic <sesuai dengan time schedule>, konsultan wajib melakukan
konsultasi dengan pemberi tugas <owner> atau kepada tim teknis yang telah
ditunjuk mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tuga :
ƒ Tahap konsultansi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah
dijelaskan dalam program kerja yang disusun oleh pihak konsultan.
ƒ Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan
peralatan dan lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.
ƒ Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan
yang berlaku.

VI. KELUARAN

Sesuai dengan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan sasaran dalam kerangka acuan
ini, maka keluaran yang diharapkan dari Penyusunan Study Kelayakan Dan DED Terminal
Regional Type A ini adalah :
1. Tersusunnya dokumen study kelayakan <feasibility study> pembangunan terminal
regional type A di Jalan A. Yani Km. 17 Kelurahan Gambut Kecamatan Gambut
Kabupaten Banjar yang memuat :
a. Kelayakan Lokasi.
b. Kelayakan Ekonomi.
c. Kelayakan Lingkungan.
d. Kelayakan Sosial Budaya.
e. Kelayakan Arsitektural dan Teknis Teknologi.
2. Tersusunnya Detail Engineering Design <DED> Pembangunan Terminal Regional
Type A Km. 17 yang terdiri dari :
a. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya<RAB>/Bill of Quantity <BQ>.
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan <Time Schedule>.
c. Penyusunan Spesifikasi Teknis <Rencana Kerja dan Syarat-syarat>.
d. Penyusunan Rencana Detail/Gambar Kerja.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 14


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

e. Penyusunan Perhitungan Struktur.


Keluaran tersebut diatas disajikan dalam bentuk format laporan naskah akademis dan
format pengaturan dilengkapi dengan peta-peta kawasan serta peta digital dalam bentuk
laporan cetak <print out warna> disertai dengan file digital dalam bentuk media compact
disc <CD>.

VII. MASUKAN

7.1 Informasi
ƒ Dalam melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain informasi yang telah disampaikan dalam KAK. Informasi
dimiliki harus termasuk informasi dari pemerintah, swasta, dan masyakarat
sebagai objek dan subjek kawasan yang dilakukan studi.
ƒ Keabsahan data dan informasi dari berbagai sumber yang digunakan dalam
proses deskripsi, analisa, dan penuangan konsep serta penyusunan berbagai
program pada kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan DED kawasan ini
menjadi bagian tugas koreksi dari konsultan yang bersangkutan. Dan setiap
kesalahan dan kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi juga
menjadi tanggung jawab dari pihak Konsultan.
ƒ Dalam hal ini informasi tambahan yang diperlukan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan bangunan
ƒ Program ruang
ƒ Keinginan tentang organisasi
2. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut
dituangkan dalam perencanaan.
ƒ Keinginan tentang kemungkinan perubahan dan fungsi dituangkan dalam ruang
perencanaan.
ƒ Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan :
1. Air bersih :
ƒ Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang) – Sanitasi
ƒ AC
ƒ Pemadam kebakaran
ƒ Sumber yang ada dan debitnya.
2. Air hujan dan air buangan :
ƒ Letak saluran kota
ƒ Cara pembuangan keluar tapak
3. Air kotor dan sampah – Cara pengolahan :
ƒ Pembuangan sampah
ƒ Septic tank
4. Tata udara (AC) kalau ada :
ƒ Beban (ton ref)
ƒ Pembagian beban
ƒ Sistem yang diinginkan
5. Transportasi dalam bangunan :
ƒ Type dan kapasitas yang akan dipilih-interval dan waktu tunggu
(waiting time)
ƒ Penggunaan eskalator dan conveyor-transportasi/mobilitas penyandang
cacat
6. Penggunaan bahaya api.
ƒ Detector (jenis/type)
ƒ Alarm (jenis)
ƒ Peralatan pemadam (jenis dan kemampuan)

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 15


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

7. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan – alarm (jenis)


ƒ Sistem yang dipilih
8. Jaringan listrik
ƒ Kebutuhan daya
ƒ Sumber daya dan spesifikasinya
ƒ Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)
9. Jaringan komunikasi (telpon, fax, telex, radio, intercom) – kebutuhan
(jumlah titik pembicaraan)
ƒ Sistem yang dipilih

7.2 Tenaga
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga professional
dalam jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan yang ditinjau dari lingkup
proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut ialah
personel berlatar belakang pendidikan Sarjana <S1> berpengalaman menangani
pekerjaan sejenis dan Strata 2 <S2> untuk ketua tim diprioritaskan.
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
ƒ Tenaga Ahli
ƒ Asisten Tenaga Ahli
ƒ Tenaga Pendukung.
Penyedia jasa konsultansi perencanaan diharuskan menyediakan tenaga ahli
menurut kualifikasi, klasifikasi dan senioritasnya, pengalaman sesuai bidangnya dan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
mempunyai akreditasi disamakan dan mempunyai pengalaman cukup sesuai
yang disyaratkan.
b. Membuat Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) Tenaga Ahli yang harus
ditulis/diketik dan diteliti dengan benar, ditanda-tangani oleh yang
bersangkutan, diketahui oleh Pimpinan Perusahaan dan dilampiri foto copy
ijazah (S1) yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman
kerja.
c. Membuat Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan oleh perusahaan, yang
bermaterai cukup dan dilampirkan dalam Dokumen Usulan Teknis.
d. Mobilisasi Personil Konsultan Perencana dapat disesuaikan dengan kebutuhan
fisik selama kegiatan pelaksanaan pembangunan.

Penyedia jasa konsultansi perencana diharuskan mampu merinci penggunaan


tenaga, baik Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung serta
membuat Struktur Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi Perencana.
Adapun susunan tenaga yang dibutuhkan meliputi :

KUALIFIKASI/
No. KLASIFIKASI JUMLAH
PENGALAMAN
1. Ketua Tim 1 Ahli Utama
(S1, min. 9 tahun pengalaman)
2. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
3. Tenaga Ahli Arsitektur 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
4. Tenaga Ahli Struktur 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 16


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KUALIFIKASI/
No. KLASIFIKASI JUMLAH
PENGALAMAN
5. Tenaga Ahli Lingkungan 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
6. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
7. Tenaga Ahli Teknik Sipil 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
8. Tenaga Ahli Teknik Planologi 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
9. Tenaga Ahli Mekanika Tanah 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
10. Tenaga Ahli Geodesi 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
11. Tenaga Ahli Mekanikal 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
12. Tenaga Ahli Elektrikal 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)
13. Tenaga Ahli Estimator 1 Ahli
(S1, min. 5 tahun pengalaman)

Susunan tenaga pendukung yang diperlukan:

KUALIFIKASI/
No. KLASIFIKASI JUMLAH
PENGALAMAN
1. Asisten Arsitektur 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
2. Asisten Struktur 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
3. Asisten Ekonomi Pembangunan 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
4. Asisten Lingkungan 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
5. Asisten Sosial Ekonomi 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
6. Asisten Sipil 2 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
7. Asisten Planologi 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
8. Asisten Mekanika Tanah 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 17


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KUALIFIKASI/
No. KLASIFIKASI JUMLAH
PENGALAMAN
9. Asisten Geodesi 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
10. Asisten Mekanikal 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
11. Asisten Elektrikal 1 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
12. Asisten Estimator 2 Ahli Muda
(S1, min. 1 tahun pengalaman)
14. Administrasi/Operator Komputer 2 Min. D3, 5 Tahun pengalaman
15. Draftman (CAD Operator) 4 Min. D3, 5 Tahun pengalaman
16. Surveyor 6 Min. D3, 5 Tahun pengalaman
17. Office Boy 1 Min. SMA/ Sederajat

VIII. WAKTU PELAKSANAAN

Secara umum dalam rangka efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya pada pekerjaan ini,
maka pengalaman lebih tinggi yang lebih tinggi dari yang diisyaratkan diatas akan lebih
diutamakan.
a. Kegiatan Penyusunan Study Kelayakan Dan DED Terminal Regional Type A ini
diselesaikan dalam waktu 4 (empat) bulan sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
b. Biaya Konsultan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui
tahapan pengadaan jasa konsultansi.

IX. PEMBIAYAAN

a. Biaya Perencanaan
A. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPT SMK/2002
tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Negara, yaitu :
1. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum yang tercantum dalam
table a s/d d dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Bila terdapat pekerjaan non standar maka dihitung secara bulan dan biaya
langsung yang dapat diganti dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
3 Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah
dipisahkan antara Bangunan Standar dan Non Standar serta harus terbaca
dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebutkan angka dan huruf.
4. Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti
5. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Departemen Perdagangan dan Konsultan
Perencana.
B. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana
sesuai peraturan yang berlaku yang terdiri dari :
1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 18


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2. Material dan pengadaan.


3. Pembelian bahan dan ATK.
4. Biaya penyelidikan tanah.
5. Pembelian atau sewa peralatan.
6. Sewa kendaraan.
7. Biaya rapat-rapat.
8. Biaya perjalanan (lokal atau luar kota).
9. Jasa dan overhead perencana.
10. Pajak dan iuran daerah lainnya.
C. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencana.

b. Sumber Pembiayaan
Pagu Biaya Penyusunan Study Kelayakan Dan DED ini sebesar Rp.800.000.000,00
(Delapan ratus juta rupiah) dibebankan pada APBD Kabupaten Banjar Tahun
Anggaran 2008 yang telah disediakan dalam DPA-SKPD pada Dinas Perhubungan
Kabupaten Banjar melalui Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan Kegiatan Perencanaan Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan.

X. PROSES PERENCANAAN

1. Tanggungjawab Perencanaan
ƒ Konsultan Perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang No. 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi.
ƒ Secara umum tanggungjawab konsultan perencana adalah minimal sebagai
berikut ini :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang ditetapkan termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dari mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi standar dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung
pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung Negara.

2. Proses Perencanaan
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi
tugas dan tim teknis.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk antara pokok yang harus
dihasilkan konsultan perencana sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan
tim teknis berdasarkan standar hasil perencanaan.
c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan perencana harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.
d. Hasil karya perencanaan dalam bentuk dokumen yang akan dilelangkan harus
diserahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 19


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

XI. PRODUK PERENCANAAN DAN PELAPORAN

A. Sistem Pelaporan
Laporan yang harus disajikan oleh Konsultan meliputi materi dan sajian sebagai
berikut ini :
1. Laporan Pendahuluan, merupakan suatu apresiasi terhadap pekerjaan yang
memuat :
ƒ Kajian awal terhadap kondisi dan lingkup studi;
ƒ Tahapan pelaksanaan dan metodologi analisis yang akan diterapkan;
ƒ Jadwal dan Rencana kerja serta Rencana pengumpulan data lapangan yang
akan dilakukan;
ƒ Diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu setelah penandatanganan kontrak
ƒ Dibuat dalam 5 (lima) rangkap.
2. Laporan Antara, adalah merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap kedua
yang memuat :
ƒ Rincian data yang diperoleh;
ƒ Hasil evaluasi, analisis awal terhadap kondisi eksisting;
ƒ Draft desain bangunan.
ƒ Diserahkan selambat-lambatnya 1,5 (satu setengah) bulan setelah
penandatanganan kontrak;
ƒ Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
3. Laporan Draft Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap ke-3 yang
memuat :
ƒ Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekanikal dan elektrikal.
ƒ Memuat tentang hasil analisa <mengidentifikasi potensi dan permasalahan>
dan perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan.
ƒ Diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah penandatanganan
kontrak.
ƒ Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
4. Laporan Akhir, merupakan laporan kemajuan pekerjaan tahap terakhir yang
merupakan penyempurnaan draft akhir setelah dilaksanakan proses ekspose
dengan tim teknis. Laporan Akhir mencakup :
ƒ Perencanaan pekerjaan arsitektur, sipil, struktur, mekanikal dan elektrikal.
ƒ Perhitungan Kelayakan kegiatan pembangunan terminal.
ƒ Diserahkan selambat-lambatnya 3 hari sebelum berakhirnya kontrak
ƒ Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
5. Laporan Study Kelayakan, laporan ini merupakan laporan studi kelayakan
pembangunan terminal regional tipe A yang sekurang-kurangnya berisikan
mengenai analisa dan perhitungan kelayakan kegiatan pembangunan yang
meliputi hal-hal :
ƒ Kelayakan Lokasi.
ƒ Kelayakan Ekonomi.
ƒ Kelayakan Lingkungan.
ƒ Kelayakan Sosial Budaya.
ƒ Kelayakan Arsitektural dan Teknis Teknologi.
6. Laporan Ringkasan Eksekutif, sebanyak 5 (lima) rangkap yang berisikan:
ƒ Maksud dan tujuan pekerjaan
ƒ Kriteria perencanaan
ƒ Ringkasan hasil perencanaan
ƒ Estimasi biaya konstruksi
7. Dokumen Pengadaan Jasa Pemborongan, sebanyak 5 (lima) rangkap.
8. Album Gambar Ukuran A1, sebanyak 5 (lima) rangkap.
9. Album Gambar Ukuran A3, sebanyak 5 (lima) rangkap.

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 20


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B. Format Pelaporan
Laporan harus menggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Format Laporan adalah sebagai berikut :


a. Kertas
Ukuran Kertas : A4, 80 gram.
Jenis Kertas : HVS warna putih polos.
Format : Atas = 4; Kiri = 4; Kanan = 3; Bawah = 3.
Kertas Pembatas : Kertas tipis berwarna sebagai pembatas antar bab.
b. Tulisan
Jenis Huruf : Standar.
Bentuk Huruf : Jelas, huruf tegak, miring (sesuai kebutuhan).
Spasi : 1,5 spasi.
c. Sampul/ Cover
Bahan : Kertas tebal, jenis buffalo, dilaminasi, hard cover.
Warnas sampul : Disepakati kemudian
Penjilidan : Dijilid rapi.
Format sampul : Desain dan tata letak tulisan pada sampul di desain
oleh pelaksana/konsultan dan disetujui oleh pihak
pengguna jasa.
d. Tabel dan Grafik
Format tabel/grafik : Kreatifitas konsultan, mudah dibaca dan dimengerti
dengan teknik presentasi yang komunikatif.
e. Peta
Ukuran Kertas : A3, 80 gram.
Jenis Kertas : HVS warna putih polos.
Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang
komunikatif.
f. Album Gambar (Gambar Kerja/Detail Perencanaan Teknis (DED))
Ukuran Kertas : A1, 80 gram dan A3, 80 gram.
Jenis Kertas : HVS warna putih polos.
Print out : berwarna, jelas, dengan teknik presentasi yang
komunikatif.

XII. PEMAPARAN, ASSISTENSI DAN DISKUSI

Pada setiap selesainya produk Penyusunan Study Kelayakan Dan DED Terminal Regional
Type A akan diadakan suatu pertemuan antara Konsultan, Pemberi Tugas dan unsur
lainnya (Tim Teknis) untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai dan
penambahan data yang diperlukan bagi tahapan berikutnya. Tahapan perubahan ini
sudah termasuk dalam waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan.

XIII. IKATAN HUBUNGAN KERJA, CARA PEMBAYARAN DAN SANKSI-SANKSINYA

Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus mematuhi petunjuk-


petunjuk yang diberkan oleh pihak Penguna Jasa atau Pemberi Tugas baik secara lisan
maupun tertulis, dan berpedoman kepada Keppres No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006.
Pembayaran pada Rekanan Penyedia Jasa Konsultasi dilakukan sesuai dengan
pelaksanan pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan. Bagi Penyedia Jasa Konsultasi Perencanaan yang melaksanakan pekerjaan

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 21


PENYUSUNAN STUDY KELAYAKAN DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN <DED>
TERMINAL REGIONAL TIPE A DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

tidak sesuai dengan peraturan maupun ketentuan-ketentuan tersebut, akan dikenakan


sanksi-sanksi berupa teguran, peringatan, denda dan pembatalan/pencabutan SPK atau
Surat Perjanjian/Kontrak.

XIV. PENUTUP

a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan yang telah diterima dan mencari bahan masukan <input>
yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan ini.
b. Berdasarkan bahan tersebut konsultan segera menyusun Program Kerja dan dibahas
bersama dengan pemberi tugas atau tim yang telah dibentuk.

Banjarbaru, April 2008

Disusun oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Perencanaan Pembangunan Prasarana Dan
Fasilitas Perhubungan,

Moh. Riza Dauly, ST


Penata Muda Tk. I
NIP. 540014893
Mengetahui/menyetujui :
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar
Selaku Pengguna Anggaran,

H. G. Syakhrin, S.Sos, M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 010086907

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANJAR TA. 2008 22

Anda mungkin juga menyukai