Anda di halaman 1dari 10

MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

BAB XIV
AKUNTANSI AKTIVA TETAP

A. KLASIFIKASI
Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam
operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan.

B. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TETAP


Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
(1) Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
(2) Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

C. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TETAP


Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
1. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan);
2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
3. Pembelian dengan cara leasing;
4. Perolehan dengan trade-in
5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
6. Perolehan dari donasi; dan
7. Dibangun sendiri.

D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA GABUNGAN/LUMPSUMP


Harga gabungan/lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai
contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp 160.000.
Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan
perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta
yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah Rp 28.000, bangunan Rp 60.000,
equipment Rp 12.000, alokasi harga Rp 160.000 tersebut adalah sebagai berikut:

64
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

Jenis harta Nilai Taksiran (Rp) Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi (Rp)
Tanah 28.000 28/100 x 160.000 44.800
Bangunan 60.000 60/100 x 160.000 96.000
Peralatan 12.000 12/100 x 160.000 19.200
Jumlah 100.000 160.000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:


Tgl. Akun Debet Kredit
2006
Jan 1 Tanah 44.800
Bangunan 96.000
Peralatan 19.200
Kas 160.000

E. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA


Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran secara angsuran, maka aktiva
tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran
angsuran dan downpaymentnya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:
a. Harga tunai diketahui;
b. Harga tunai tidak diketahui.

Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga
tunainya adalah Rp 100.000. Pada waktu itu dibayar uang muka Rp 35.000 sisanya
akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar Rp 5.000 ditambah bunga
10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah
sebagai berikut:

Tgl. Akun Debet Kredit


2006
Jan 2 Tanah 100.000
Kas 35.000
Hutang 65.000

65
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

Tgl. Akun Debet Kredit


2006
Jun 30 Hutang 5.000
Biaya Bunga 3.250
Kas 8.250

F. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP


Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut
bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan
biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya tersebut dicatat dan
dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut
depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional
atas biaya dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.

Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet
akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan
untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka jurnal
yang dibuat adalah:

Tgl. Akun Debet Kredit


2005
Des 31 Beban Penyusutan 5.000
Akumulasi Penyusutan 5.000

Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan
akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.

Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan
depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva
tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
a. cost dari aktiva tetap,
b. umur ekonomis aktiva tetap,
c. nilai residu, dan
d. pola penggunaan aktiva tetap.

66
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

G. METODE DEPRESIASI
Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
Metode Jumlah Angka Tahun
Metode Unit Input
Metode Unit Output
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara,
yaitu:
1) (cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp
16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp
1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai
berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
2) Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh
dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai
berikut:
(a) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =
20%.
(b) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp
3.000.000,00.
2. Metode Saldo Menurun
Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase
penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun,
maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening
aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun
pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya
adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan %
penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari
2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.
Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:

67
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%


Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku
= 40% x Rp 16.000.000
= Rp 6.400.000
Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002
= 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
= Rp 3.840.000
Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003
= 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
= Rp 2.304.000
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai
Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarip)n
= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3
= Rp 16.000.000 x 0,216
= Rp 3.456.000,00.
Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.
3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika
umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke
1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara
itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada
awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya
adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya
adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk
tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.

Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp
16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.
Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai
berikut:

Tahun ke Perhitungan Jumlah


1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000
2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000
3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000
4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000

68
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000

4. Metode Unit Input


Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input
yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan
taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut
diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga
Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai
residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka
penyusutan tahun 2001 adalah:
(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

5. Metode Unit Output (Hasil)


Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk
yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah
produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah
mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan
ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan
nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka
penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

H. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP


Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin
yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan
sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24
Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
1. Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl. Akun Debet Kredit
2001
Mar 24 Beban Penyusutan Mesin 150.000
Akumulasi Penyusutan Mesin 150.000

69
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

2. Membuang aktiva tetap


Tgl. Akun Debet Kredit
2001
Mar 24 Akumulasi Penyusutan Mesin 4.900.000
Kerugian Penghentian Mesin 1.100.000
Aktiva Tetap 6.000.000

I. PENJUALAN AKTIVA TETAP


Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember
2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat
jurnal jika harga jualnya adalah:
a. Rp 2.250.000,00
b. Rp 1.000.000,00
c. Rp 3.000.000,00
Dijual dengan harga
No. Keterangan 2.250.000 1.000.000 3.000.000
1 Cost aktiva tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000
2 Akumulasi penyusutan 7.750.000 7.750.000 7.750.000
s.d saat penjualan
3 Nilai buku saat penjualan 2.250.000 2.250.000 2.250.000
4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000
5 Laba (rugi) (4 – 3) 0 (1.250.000) 750.000

Jurnal:
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Tgl. Akun Debet Kredit


2000
Jan 2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Aktiva Tetap 10.000.000

70
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000


Tgl. Akun Debet Kredit
2000
Jan 2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap 1.250.000
Aktiva Tetap 10.000.000

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000


Tgl. Akun Debet Kredit
2000
Jan 2 Kas 3.000.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Laba Penjualan Aktiva Tetap 750.000
Aktiva Tetap 10.000.000

J. PERTUKARAN AKTIVA TETAP


Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau
aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan
atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva
yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan
adanya laba atau rugi.

Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam
bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti
kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos
yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46
PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya
aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak
ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

71
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis


Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp
3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah
Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl. Akun Debet Kredit
Mesin (baru) 5.000.000
Akumulasi Penyusutan 3.200.000
Mesin (lama) 4.000.000
Kas 3.900.000
Laba Penukaran Aktiva Tetap 300.000

2. Pertukaran Aktiva Sejenis


Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000
ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl. Akun Debet Kredit
Mesin (baru) 2.400.000
Akumulasi Penyusutan 4.600.000
Mesin (lama) 7.000.000

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru


merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00
dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

72
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL LATIHAN

SOAL 1
Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp
32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa
Rp 2.000.000,00.
Diminta:
a. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
b. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
c. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.
Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2)
metode saldo menurun ganda.

SOAL 2
Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp
3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah
Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:
a. Rp 200.000,00
b. Rp 700.000,00
c. Rp 1.000.000,00

73
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH

Anda mungkin juga menyukai