Anda di halaman 1dari 23

KOMPOR BRIKET BATUBARA Batubara dan Briket Batubara

Batu bara di IndonesiaDi Indonesia, endapan batu bara yang


bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier,yang terletak di
bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera
danKalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis
tersebut dapatdikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau
sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen
atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 jutatahun yang lalu menurut
Skala waktu geologi.

Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada


iklim purba sekitar khatulistiwayang mirip dengan
kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah
gambut yangterbentuk di atas muka air tanah rata-
rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengankata
lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana
mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat
masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu
barayang berkadar abu dan sulfur rendah dan
menebal secara lokal. Hal ini sangat umumdijumpai
pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu
bara Eosen umumnyalebih tipis, berkadar abu dan
sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara
initerbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran
pantai atau delta, mirip dengan daerahpembentukan
gambut yang terjadi saat ini di daerah timur
Sumatera dan sebagianbesar Kalimantan.
Pada masa mendatang, produksi batubara Indonesia
diperkirakan akan terusmeningkat; tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestik),
tetapijuga untuk memenuhi permintaan luar negeri
(ekspor). Hal ini mengingat sumber daya batubara
Indonesia yang masih melimpah, di lain pihak harga
BBM yang tetaptinggi, menuntut industri yang selama
ini berbahan bakar minyak untuk
beralihmenggunakan batubara

Adanya rencana pembangunan PLTU baru di dalam


dan luar Pulau Jawa dengan totalkapasitas 10.000
MW, meningkatnya produksi semen setiap tahun, dan
semakinberkembangnya industriindustri lain seperti
industri kertas (pulp) dan industri tekstilmerupakan
indikasi permintaan dalam negeri akan semakin
meningkat. Demikianpula halnya dengan permintaan
batubara dari negara-negara
pengimpor mengakibatkan produksi akan semakin
meningkat pula.

Briket BatubaraBriket

Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti


Minyak TanahAkhir ± akhir ini harga bahan bakar
minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada
meningkatnya harga jual bahan bakar minyak
termasuk minyak tanah. Minyak tanah di Indonesia
yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat
berat bagipemerintah Indonesia karena nilai
subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari
49trilun rupiah per ± tahun dengan penggunaan lebih
kurang 10 juta kilo liter per tahun.Untuk mengurangi
beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha
mengurangisubsidi yang ada dialihkan menjadi
subsidi langsung kepada masyarakat miskin.Namun
untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal
ini Minyak Tanahdiperlukan bahan bakar alternatif
yang murah dan mudah didapat.

Briket batubara adalah bahan bakar padat yang


terbuat dari batubara dengan sedikitcampuran
seperti tanah liat dan tapioka. Briket batubara
mampu menggantikansebagian dari kegunaan
Minyak tanah sepeti untuk : Pengolahan
makanan,pengeringan, pembakaran dan pemanasan.
Bahan baku utama Briket batubara adalahbatubara
yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150
tahun

Teknologi pembuatan briket tidaklah terlalu rumit dan


dapat dikembangkan olehmasyarakat maupun pihak
swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia
telahmengembangkan briket batubara sejak tahun
1994 namun tidak dapat berkembangdengan baik
mengingat Minyak tanah masih disubsidi sehingga
harganya masihsangat murah, sehingga masyarakat
lebih memilih Minyak tanah untuk bahan
bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga
BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak maumasyasrakat
harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang
lebih murah sepertiBriket Batubara.

Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat


ini adalah PT. Tambang BatubaraBukit Asam
(Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik yaitu
di Tanjung Enim

Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa


Timur dengan kapasitasterpasang 115.000 ton
pertahun. Disamping PT. BA terdapat beberpa
perusahaanswasta lain yang meproduksi Briket
Batubara namun jumlahnya jauh lebih kecildibanding
PT. BA dan belum berproduksi secara
kontinyu.Dengan adanya kenaikan BBM khususnya
Minyak Tanah dan Solar, tentunyapenggunaan Briket
Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun
industrikecil/menengah akan lebih ekonomis dan
menguntungkan, namun demikiankemampuan
produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk
mengatasi kekurangantersebut diharapkan partisipasi
serta keikutsertaan pihak swasta untuk
memproduksidan mensosialisasikan penggunaan
Briket Batubara disetiap daerah.
Jenis Briket Batubara1.

1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih


dahulu proseskarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan
proses karbonisasi zat ± zat yangterkandung dalam Briket
Batubara tersebut diturunkan serendah mungkinsehingga
produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya
produksimenjadi meningkat karena pada Batubara tersebut
terjadi rendemen sebesar 50%.Briket ini cocok untuk
digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih
amandalam penggunaannya.2.

2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak


mengalamai dikarbonisasisebelum diproses menjadi Briket
dan harganyapun lebih murah. Karena zatterbangnya masih
terkandung dalam Briket Batubara maka pada
penggunaannyalebih baik menggunakan tungku (bukan
kompor) sehingga akan menghasilkanpembakaran yang
sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari
Briketakan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan
tungku. Briket ini umumnyadigunakan untuk industri kecil

Bahan Baku Briket Batu Bara .


1.Briket Batubara Tanpa KarbonisasiBahan baku utama briket
batubara tanpa karbonisasi adalah batubara yang tidak melalui
proses karbonisasi. Komposisi campurannya adalah batubara 80% -
95%,bahan pengikat 5% - 20%, bahan imbuh 0% -5 %.

2.Briket Batubara TerkarbonisasiBahan baku utama briket batubara


terkarbonisasi adalah batubara denganpersentase antara 80 -
90%, sisanya 5 - 15% merupakan bahan pengikat danbahan imbuh.
Bahan imbuh yang biasa digunakan adalah kapur dengan
kadar maksimum 5% yang berfungsi sebagai adsorban untuk
menangkap SO2

3.Briket Bio-BatubaraBahan baku briket bio-batubara terdiri dari :


batubara, biomas, bahan pengikatdan kapur. Komposisi
campurannya adalah batubara 50% - 80%, biomas 10% -40%,
bahan pengikat 5% - l0%, bahan imbuh (kapur) 0% - 5%.

4.Light CoalLight coal tidak digolongkan pada jenis dan tipe briket
batubara karena tidak melalui proses pembriketan sehingga tidak
punya komposisi campuran. Namunkarena dalam prosesnya melalui
pemanasan, maka spesifikasinya disamakandengan bahan baku
briket batubara terkarbonisasi

Prosedur Pembuatan Briket Batu Bara1.

Briket Batubara Tanpa KarbonisasiDalam proses pembuatan briket


batubara tanpa karbonisasi, bahan baku utamanyaadalah batubara
mentah dan menggunakan bahan pengikat organik atau pengikat
anorganik
2.

Briket Batubara TerkarbonisasiPada proses pembuatan briket


batubara terkarbonisasi, bahan baku utarnanyaadalah batubara yang
telah dikurangi kadar zat terbangnya menjadi maksimum15%.

3.
Briket Bio-BatubaraMengingat biomas bersifat mudah meregang
(plastisitas tinggi), maka pada prosespembriketannya tidak eukup
hanya dengan menambahkan bahan pengikat, namunjuga
memerlukan tekanan yang tinggi, sekitar 2 ton/cm2. Pemakaian
biomasbertujuan selain untuk menurunkan temperatur penyalaan
briket, juga untuk mempercepat proses pembakaran yang sempurna
dari briket sehingga dapatmengurangi emisi gas buang

ContohMesin Briket BatubaraMesin briket batubara


dengan konveyor
Keunggulan Briket Batubara1. Lebih murah,2. Panas
yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama,3. Tidak beresiko
meledak/terbakar,4. Tidak mengeluarkan suara bising
serta tidak berjelaga,5. Sumber Batubara berlimpah.

Tipe briket batubara dan bahan bakar padat berbasis batubara


adalah:1.
Briket Batubara Tipe TelurIBantallKenari2.

Briket Batubara Tipe Sarang Tawon (Kubus dan Silinder)3.

Bahan Bakar Berbentuk ButiranJenis dan Ukuran Briket Batubara1.

Bentuk telur : sebesar telur ayam2.

Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm3.

Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengahAdapun standar


ukuran briket batubara tipe sarang tawon (Kubus dan Silinder)
Kompor/Tungku Briket Batubara
Penggunaan Briket Batubara harus dibarengi serta disiapkan
Kompor atau Tungku,jenis dan ukuran Kompor harus disesuaikan
dengan kebutuhan. Pada prinsipnyaKompor/Tungku terdidri atas 2
jenis :
1.Tungku/Kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket
antara 1 s/d 8kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini
digunakan untuk keperluan rumahtangga atau rumah makan.
2.Tungku/Kompor Permanen, biasanya memuat lebih dari 8 kg
briket dibuat secarapermanen.
Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah.Persyaratan
kompor/tungku harus memiliki :1.Ada ruang bakar untuk briket

2.Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang


atas denganmelewati raung bakar briket yang terdiri dari aliran
udara primer dan sekunder

3.Ada ruang untuk menampung abu briket yang terleak di bawah


ruang bakar briket

Pengembangan produksi Briket batubara dan


kompor/tungku sampai saat ini pihak BPP Teknologi
melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah
lamamengembangkan dan men-disain mesin untuk
memproduksi Briket Batubara skalakecil/menengah
dengan kapasitas produksi sebesar 2 s/d 8 ton/hari.
Dengan demikianindustri briket skala kecil/menengah
ini diharapkan bisa tersebar di sentra-
sentrapengguna Briket Batubara sehingga mudah
dalam penyediaan briket secara kontinu.Disamping
itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-
jenisKompor/Tungku Briket untuk keperluan rumah
tangga, rumah makan serta
industrikecil/menengah.Hasil uji Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT)
menunjukkan,pembakaran 1 kg briket selama 2-3 jam
hanya menghasilkan emisi karbonmonoksida(CO)
rata-rata 106 ppm (minyak tanah 250-390 ppm).
Briket batu bara juga menghasilkan emisi nitrogen
monoksida (NO) dengankonsentrasi amat kecil,
lantaran tidak dibakar dalam temperatur sangat
tinggi.Sementara tingkat emisi sulfur dioksida (SO2)
rata-rata dibawah 1%, sangat amanuntuk
kesehatan.Makanan yang dimasak menggunakan
kompor briket batu bara tidak memiliki resikobesar
terhadap kanker. BPPT melakukan uji daging yang
dibakar dengan briket sertaarang, dan membawanya
ke Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan
danKosmetika (LPPOM). Hasilnya, tren ke arah kanker
sama saja dengan menggunakanbahan bakar bukan
briket. Jadi tidak ada bedanya dan sangat tergantung
dari caramemasaknya
Kesimpulan
keunggulan briket batubara sebagai bahan bakar alternatif
pengganti bahan bakar minyak diantaranya; harganya lebih murah
dibandingkan dengan bahan bakar minyak khususnya minyak
tanah, panas yang dihasilkan lebih tinggi dan kontinyu
sehinggalebih baik untuk pembakaran yang lama, tidak beresiko
meledak atau terbakar, tidak mengeluarkan suara bising serta tidak
berjelaga dan yang terakhir adalah cadanganbatubara yang masih
banyak khususnya batubara low rank.Tentunya masih banyak
kekurangan briket batubara, sehingga masyarakat masih raguuntuk
menggunakan energi alternatif tersebut. Oleh karena itu diharapkan
daripemerintah dan lembaga ± lembaga terkait untuk melakukan
penelitian lanjutan gunamereduksi kekurangan dari briket batubara
ini serta sosialisasi briket batubaraditingkatkan, sehingga
masyarakat lebih mengetahui tentang briket batubara
tersebut.Artinya dengan penelitian yang berkala dan akhirnya dapat
mereduksi kekurangandari briket batubara maka energi alternatif
pengganti minyak tanah akan semakin baik, sehingga kedepan
masyarakat tidak lagi ragu untuk memilih batubara
sebagai energialternatif pengganti minyak tanah

Daftar Rujukan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/files/Batubara
%20Indonesia.pdf

(http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?
mod=basisdata&kat=3&sub=8&file=83

DINAS PERINDAGKOP KABUPATEN BANTUL Jalan Prof.


DR. Soepomo SH.Telp. 0274-367407)

pedoman pembuatan dan pemanfaatan briket batubara dan bahan


bakar padatberbasis batubara
http://www.scribd.com/doc/45302297/KOMPOR-
BRIKET-BATUBARA

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=102
4&bih=410&q=penggunaan+teknologi+briket+gamb
ut&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=53ae062ccc0227ab

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN

PENELITIAN

1. Pendahuluan

Kebijaksanaan pembangunan di bidang Ilmu


Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian dalam Repelita V
didasarkan pada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1988 yang menekankan pentingnya peningkatan pem-
bangunan dan kemampuan nasional di segala bidang serta
mempercepat proses pembaharuan menuju terciptanya
masyarakat yang maju dan sejahtera dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk itu
ditingkatkan kegiatan penelitian, pengkajian, penguasaan,
pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa
depan. Peningkatan kegiatan tersebut disesuaikan pula
dengan prioritas dan penahapan pembangunan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan dilaksanakan secara
terpadu dengan semua sektor lainnya.

Strategi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam


Repelita V dilaksanakan melalui 4 tahapan transformasi teknologi yang
meliputi (a) Tahap penggunaan teknologi yang telah ada; (b) Tahap integrasi
teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang-barang baru; (c) Tahap pengembangan
teknologi baru; dan (d) Tahap penelitian dasar. Sedangkan usaha-usaha transformasi teknologi tersebut
dilaksanakan melalui sembilan wahana industri, yaitu: (1) Industri penerbangan; (2) Industri maritim dan
perkapalan; (3) Industri alat-alat transportasi darat; (4) Industri elektronika dan telekomunikasi; (5) Industri
energi; (6) Industri rekayasa; (7) Industri alat-alat dan mesin pertanian; (8) Industri pertahanan dan
keamanan; (9) Industri penunjang lainnya.

Usaha-usaha transformasi teknologi melalui berbagai wahana di atas diwujudkan dalam program ilmu
pengetahuan, teknologi dan penelitian yang sejak Repelita III dikelompokkan dalam matriks Program Utama
Nasional (PUNAS) Riset dan Teknologi sebagai berikut: (1) Kebutuhan Dasar Manusia; (2) Sumber Alam dan
Energi; (3) Industrialisasi; (4) Pertahanan dan Keamanan; (5) Sosial, Ekonomi, Budaya, Falsafah, Hukum dan
Perundang-undangan.

XVII/4

Anda mungkin juga menyukai