Anda di halaman 1dari 54

KONSEP

PENGEMBANGAN
EKONOMI LOKAL

1
PENENTU DAYA SAING NASIONAL

STRATEGI
PERUSAHAAN,
STRUKTUR, DAN
PERSAINGAN

KONDISI
KONDISI FAKTOR PERMINTAAN

INDUSTRI TERKAIT
DAN INDUSTRI
PENDUKUNG

MICHAEL PORTER, 1990


PENENTU DAYA SAING INTERNASIONAL
POLITISI DAN PEKERJA
BIROKRAT

LINGKUNGAN Dong-Sung Cho, 1994


BISNIS

SUMBERDAYA YG DAYA SAING PERMINTAAN


DIANUGERAHKAN INTERNASIONAL DOMESTIK

INDUSTRI TERKAIT
DAN INDUSTRI
PENDUKUNG

MANAGER
PARA
DAN
WIRAUSAHA
INSINYUR
WAN
PROFESIONA
PERISTIWA L
PELUANG
JANGAN HAMBURKAN

SUMBERDAYA ALAM KITA,

SEBELUM RAKYATNYA

MENGERTI

4
PEMBANGUNAN WILAYAH
TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
Masyara Masyarak Masyara
kat at kat Maju
Tradisio Berkemba
SDM nal ng

Kapabilitas (Daya
Saing, Daya Tarik
Peningkatan
Teknologi

Prasarana

Tanah
SDA Sumatera, KalimantanJawa-Bali dan
Papua, Mauku, NTT
dan LH Sulawesi
Kalimantan dan NTB dan Jawa Sumatera
Berburu Berpinda Pertanian Manufaktu Sintesis
dan h dan dan r dan Jasa dan
Pengump Bertani Pertamban Daur
ul gan
MANAJEMEN SUMBERDAYA Ulang
Arah Pengembangan
Revitalisasi Pengembangan Ekonomi
Lokal
 Partisipatif  pelibatan stakeholders kunci
 Bottom-up
 Memiliki Logframe yg jelas (Heksagonal PEL)

KELOMPOK
SASARAN
PROSES
MANAJEMEN

FAKTOR
LOKASI
Mengintegrasikan sistem PENGEMBANGAN
nilai yg disepakati bersama TATA
EKONOMI WILAYAH
BERKELANJUTAN
seluruh stakeholders PEMERINTAHAN

Terukur KESINERGIAN
DAN FOKUS
Terintegrasi ke dlm SPPN PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN
BERKELANJUTA
Berkelanjutan N

6
6
Definisi PEL
World Bank
 PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah,
usahawan, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi
yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja di tingkat lokal.
Blakely and Bradshaw
 PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat
terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha
untuk menciptakan lapangan pekerjaan
International Labour Organization (ILO)
 PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia
usaha dan pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang
memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi
pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local
dan keuntungan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir
menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan
ekonomi.
A. H. J. Helming
 PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara
pemerintah daerah, kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha
mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan
pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah
tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi
sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik.
7
No Pembuat Definisi Fokus Kelebihan Kelemahan

1. The World Bank Meningkatkan daya saing Berorientasi bukanTidak dijelaskan:


Pertumbuhan ekonomi yang hanya kepada tujuanaspek kelokalannya
berkelanjutan yaitu pertumbuhanKelayakan lapangan kerja
Meningkatkan kualitas ekonomi danbagaimana proses
pertumbuhan ekonomi kesempatan kerja akanpelibatan stakeholder
Berorientasi kepada tetapi juga kepadatersebut apakah harus
pemerataan proses partisipatif atau tidak.
aspek lokasi dimana PEL
tersebut dilaksanakan atau
terjadi.

2. Blakely danMenciptakan lapangan Berorientasi bukanTidak dijelaskan:


Bradshaw pekerjaan hanya kepada tujuanKelayakan lapangan kerja
akan tetapi juga kepadakeberlanjutan dari
proses penciptaan lapangan
pekerjaan tersebut.
Aspek pemerataan aspek
kelokalannya
bagaimana proses
pelibatan stakeholder
tersebut apakah harus
partisipatif atau tidak
Tidak menjelaskan aspek
lokasi

8
No Pembuat Definisi Fokus Kelebihan Kelemahan

3. ILO Proses harusBerorientasi kepada Tidak menjelaskan


partisipatif output dan proses. keberlanjutan
Lokasi PEL padaPelibatan stakeholder pembangunan
wilayah tertentu harus partisipastif aspek pemerataan
Menciptakan Sifat kelokalan aspek lokasi dimana PEL
lapangan pekerjaanditunjukkan dari tersebut dilaksanakan atau
yang layak penggunaan sumber terjadi.
Merangsang kegiatandaya local
ekonomi Aspek lokasi
ditunjukkan bahwa PEL
dilakukan pada wilayah
tertentu.

4. A. H. J. Helming Kemitraan antarBerorientasi kepada Tidak mencantumkan


stakeholder output dan proses. keberlanjutan
Kontrol lokal Aspek lokasi pembangunan
Merangsang ditunjukkan bahwa PEL Tidak menjelaskan aspek
pertumbuhan ekonomidilakukan pada wilayah pemerataan
dan lapangantertentu. bagaimana proses
pekerjaan Sifat kelokalan pelibatan stakeholder
ditunjukkan dari tersebut apakah harus
penggunaan sumber partisipatif atau tidak
daya lokal Kelayakan lapangan kerja
tersebut

9
Definisi PEL
 Berdasarkan analisis thd kelebihan dan
kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL
(a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll)
dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL
didefinisikan sbb.
PEL adalah usaha mengoptimalkan
sumber daya lokal yang melibatkan
pemerintah, dunia usaha, masyarakat
lokal dan organisasi masyarakat
madani untuk mengembangkan
ekonomi pada suatu wilayah.

10
Fokus PEL
Definisi PEL tersebut memfokuskan kepada:
1. Peningkatan kandungan lokal;
2. Pelibatan stakeholders secara substansial dalam
suatu kemitraan strategis;
3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi;
4. Pembangunan bekeberlanjutan;
5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian
besar masyarakat lokal;
6. Pengembangan usaha kecil dan menengah;
7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif;
8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia;
9. Pengurangan kesenjangan antar golongan
masyarakat, antar sektor dan antar daerah;
10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi
terhadap lingkungan.
11
Dimensi PEL
Dimensi atau batasan PEL adalah sebagai berikut:

(1) Pengertian lokal yang terdapat dalam definisi PEL tidak


merujuk
pada batasan wilayah administratif tetapi lebih pada
peningkatan
kandungan komponen lokal maupun optimalisasi
pemanfaatan
sumberdaya lokal.

(2) PEL sebagai inisiatif daerah yang dilakukan secara


partisipatif.

(3) PEL menekankan pada pendekatan pengembangan bisnis,


bukan
pada pendekatan bantuan sosial yang bersifat karikatif.

(4) PEL bukan merupakan upaya penanggulangan kemiskinan


12
secara langsung.
Tujuan dan Sasaran PEL
1. Terlaksananya upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui
pelibatan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi
masyarakat madani dalam suatu proses yang partisipatif.
2. Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam
upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder
secara sinergis.
3. Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya
percepatan pengembangan ekonomi lokal.
4. Terwujudnya pengembangan dan pertumbuhan UKM secara ekonomis
dan berkelanjutan.
5. Terwujudnya peningkatan PAD dan PDRB.
6. Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya
pengangguran, menurunnya tingkat kemiskinan.
7. Terwujudnya peningkatan pemerataan antar kelompok masyarakat, antar
sektor dan antar wilayah.
8. Terciptanya ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

13
Heksagonal PEL
Kelompok
Sasaran

Proses
Manajemen

Faktor
Lokasi
Pengembangan
Ekonomi
Wilayah
Berkelanjutan
Tata
Kepemerintahan

Kesinergian dan
Fokus Kebijakan
Pembangunan
Berkelanjutan

14
Faktor 3

Faktor 1
Faktor 1

Indikator 1
Indikator …
Indikator n
Faktor 2

15
Kelompok Sasaran

Pelaku usaha lokal

Investor Luar Pelaku usaha baru

16
Kelompok Sasaran
• Investor luar:
– Peraturan ttg kemudahan investasi, informasi
prospek bisnis, kapasitas berusaha dan hukum,
keamanan, kampanye, pusat pelayanan investasi
• Pelaku Usaha Lokal :
– Modal, promosi, peningkatan teknologi,
manajemen & kelembagaan
• Pelaku Usaha Baru:
– Pelatihan kewirausahaan, pendampingan &
monitoring, insentif, kecepatan ijin

17
Faktor Lokasi

Faktor Lokasi
Terukur

Faktor Lokasi Tidak Faktor Lokasi Tidak


Terukur Individual Terukur Pelaku
Usaha

18
FAKTOR LOKASI
• Faktor lokasi terukur:
– Akses ke dan dari lokasi, akses ke pelabuhan laut dan
udara, sarana transportasi, infrastruktur komunikasi,
infrastruktur energi, ketersediaan air bersih, tenaga kerja
trampil,Jml Lembaga Keuangan lokal,
• Faktor lokasi tdk terukur untuk dunia usaha:
– Peluang kerjasama, Lembaga Penelitian
• Faktor lokasi tidak terukur individual:
– Kualitas: pemukiman, lingkungan, fasilitas pendidikan
dan pelatihan, pelayanan kesehatan, fasos & fasum,
etos kerja SDM
19
KETERKAITAN DAN FOKUS
KEBIJAKAN
Perluasan Ekonomi

Pembangunan Pemberdayaan
Wilayah Masyarakat
Pengembangan
Komunitas

20
Keterkaitan dan
Fokus Kebijakan
• Perluasan Ekonomi:
– Kebijakan: investasi, promosi, persaingan usaha, peran
Perusahaan Daerah, jaringan usaha, informasi tenaga
kerja, pengembangan keahlian
• Pemberdayaan Masy. & Pengembangan
Komunitas
– Kebijakan: Pemberdayaan Masyarakat berbasis
kemitraan swasta, pengurangan kemiskinan
• Pembangunan Wilayah
– Kebijakan: kwsn ind, pusat pertumbuhan, pengemb.
Komunitas, kerjasama antar daerah, tata ruang PEL,
jaringan usaha antar sentra, sistem industri
berkelanjutan
21
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Ekonomi

Sosial Lingkungan

22
Pembangunan Berkelanjutaan
• Ekonomi:
– Pengembangan Industri pendukung,
perusahaan dgn Business Plan, perusahaan
dgn inovasi
• Sosial
– Kontribusi thd kesejahteraan, PEL &
adat/kelembagaan lokal
• Lingkungan
– Penerapan amdal, daur ulang, kebijakan
Konservasi Sumber Daya Alam
23
TATA KEPEMERINTAHAN

Kemitraan Pemerintah
dan Dunia Usaha

Reformasi Pengembangan
Sektor Publik Organisasi

24
Tata Kepemerintahaan
• Kemitraan Pemerintah & dunia usaha:
– Kemitraan: infrastruktur,promosi &
perdagangan, pembiayaan
• Reformasi Sektor Publik
– Reformasi: sistem insentif, restrukturisasi
organisasi pemerintahan, prosedur pelayanan
publik
• Pengembangan Organisasi
– asosiasi industri: status, peran, manfaat
25
PROSES MANAJEMEN

Diagnosis Partisipatif

Monitoring dan Perencanaan


Evaluasi dan
Partisipatif Implementasi
Partisipatif

26
Proses Manajemen
• Diagnosa secara partisipatif
– Analisis & Pemetaan: potensi ekonomi, daya saing,
kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder
• Perencanaan dan Implementasi secara partisipatif
– Diagnosis vs perencanaan, jumlah stakeholder,
sinkronisasi (sektoral&spasial), implementasi vs
perencanaan
• Monev secara partisipatif
– Keterlibatan stakeholder: indikator & monev, frekuensi:
monev & diskusi pemecahan masalah, hasil monev vs
perencanaan yg akan datang 27
Identifikasi Pengembangan
TAHAP
Stakeholder dan Penguatan
I
Kemitraan

Penetapan Pemetaan
Faktor Analisis Pengumpulan TAHAP
Status
Pengungkit Data Data II
PEL
PEL

Penyusunan
Rencana
Tindak dan Adopsi dalam
Pembiayaan Dokumen
Rencana Daerah

Penyusunan
Rencana Bisnis RPJMD TAHAP
III

RKPD

APBD

Pelaksanaan TAHAP
PEL IV

Monitoring dan TAHAP


Evaluasi 28
V
Tahapan Revitalisasi PEL

1. Pengembangan dan Penguatan


Kemitraan Strategis PEL.
2. Kajian Cepat Status PEL.
3. Penyusunan Rencana dan Anggaran.
4. Pelaksanaan.
5. Monitoring dan Evaluasi.

29
Langkah 1 Identifikasi Stakeholder
• Tujuan:Mengindentifikasi stakeholder kunci
yang berperan dalam mempengaruhi dan yang
terkena dampak suatu kebijakan dalam
pengembangan ekonomi lokal
• Output:Diketahuinya stakeholder kunci dalam
pengembangan ekonomi lokal
• Caranya: melalui forum KPEL (bila ada) atau
Bappeda dan asosiasi/forum bisnis

30
Langkah 2
Pembentukan dan Pengembangan Forum
Kemitraan PEL
• Tujuan:Membangun kemitraan strategis antara pemerintah-dunia usaha pada
daerah yang belum membentuk forum kemitraan PEL, dan memperluas
keanggotaan forum kemitraan PEL pada daerah yang sudah memiliki forum
kemitraan PEL
• Output:Dibentuk dan diperluasnya forum kemitraan PEL
• Peran forum adalah;
– Membantu pemerintah dalam menyusun rencana dan anggaran yg berkaitan
dgn PEL
– Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan ekonomi
lokal
– Memberi masukan dan saran kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan
PEL

31
Tahap II Kajian Cepat Status PEL
Langkah 3 Pengumpulan Data
• Tujuan:Mengumpulkan data dasar
PEL maupun data yang sesuai
dengan kuesioner
• Output:Terkumpulnya data dan
informasi tentang PEL
• Caranya : melalui FGD mengisi
instrumen tersedia

32
Langkah 4 Analisis Data
• Tujuan:Menganalisis data dengan
menggunakan Rapid Assessment
Techniques for Local Economic
Development (RALED)
• Output:Hasil Analisis PEL

33
Langkah 5 Pemetaan Status PEL
• Tujuan:Memetakan status PEL pada suatu wilayah ataupun
status PEL suatu komoditi pada suatu wilayah
• Output:Status PEL suatu wilayah ataupun status PEL suatu
komoditi pada suatu wilayah
• Hasilnya:
– Peta aspek PEL : < 50% buruk, 50-75% baik, > 75% sangat
baik.
– Peta status PEL komoditas/wilayah

34
Langkah 6
Identifikasi Faktor Pengungkit PEL
• Tujuan: Mengidentifikasi faktor pengungkit
dari setiap aspek/komponen dari
Heksagonal PEL
• Output: Faktor pengungkit dari setiap
aspek/komponen Heksagonal PEL

35
Tahap III Penyusunan Rencana dan
Anggaran
Langkah 7 Penyusunan Rencana Tindak
dan Pembiayaan PEL
Tujuan: Menyusun rencana tindak PEL dan anggarannya
berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah dan melibatkan pemangku
kepentingan lainnya secara partisipatif.
Output: Rencana tindak PEL dan anggaran partisipatif
terutama faktor pengungkit menjadi prioritas.
Rencana tindak dimaksud: di sektor pemerintah setiap SKPD
menyusun rencana tindak secara terpadu dgn SKPD lain
dgn dikoordinasikan oleh Bappeda.

36
Langkah 8 Penyusunan Rencana Bisnis
• Tujuan: Menyusun rencana bisnis
berdasarkan faktor pengungkit PEL yang
dilaksanakan oleh dunia usaha dan
organisasi masyarakat madani
• Output: Rencana bisnis PEL

37
Langkah 9 Integrasi ke dalam Dokumen
Perencanaan Daerah

• Tujuan: Memasukkan rencana tindak


dan rencana bisnis ke dalam dokumen
perencanaan daerah baik dalam
jangka pendek maupun jangka
menengah
• Output: Dokumen perencanaan daerah
yang telah memuat rencana tindak dan
rencana bisnis PEL
38
Langkah 10 Pelaksanaan PEL

• Tujuan: Melaksanakan rencana tindak


dan rencana bisnis PEL yang telah
disusun oleh seluruh pemangku
kepentingan kunci sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi mereka
• Output: Kebijakan yang mendukung
PEL

39
Tahap V Monitoring dan Evaluasi PEL
Langkah 11 Monitoring dan Evaluasi PEL
• Tujuan: Melaksanakan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan PEL secara
partisipatif oleh seluruh pemangku
kepentingan kunci
• Output: Pembangunan ekonomi wilayah
yang berkelanjutan

40
Contoh Analisis
Kab. Serang

41
KASUS SERANG : Tahap II Contoh Instrumen
Kajian Cepat
1. KELOMPOK SASARAN

No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

1. Peraturan (Perda/Perkada/SK Ka. 0 =0 - 1 itemperaturan


SKPD) tentang kemudahan investasi 1 =2 - 3 itemperaturan
dalambentuk (item); 2 =? 4 itemperaturan 0 2
a. Insentif fiskal
b. Penyederhanaan perijinan
c. Penyediaan lokasi/lahan
d. Ketenagakerjaan

2. Informasi prospek bisnis 0 =tidak tersedia


(buku/booklet/leaflet peluang 1 =tersedia tetapi kurang
investasi, official web site) informatif/lengkap/tidak
mutakhir 0 2
2 =tersedia dan
informatif, lengkap dan
mutakhir
3. Kepastian berusaha dan hukum(a.l. 0 =tidak ada (sering
ijin lokasi usaha, tata ruang, terjadi perubahan
arbitrase, persaingan usaha, kebijakan, lemahnya
peradilan niaga) penegakan hukum)
1 =ada (tidak terjadi 0 1
perubahan kebijakan,
ada penegakan hukum)

4. Keamanan (penjarahan, konflik 0 =Tidak ada


sosial, premanisme dan buruh 1 =ada intesitas 2x/thn
mogok) 2 =ada intensitas >2x/th 2 0
42
Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan
Promosi Produk UKM dari Pemda

Upaya Pemda untuk Peningkatan


Upaya Fasilitasi Permodalan dari
Kepastian Berusaha dan Hukum

Kecepatan pengurusan ijin bagi


Pendampingan dan monitoring
Peraturan tentang Kemudahan

pemberian dana stimulan, dan


Kampanye Peluang Berusaha

Insentif pemda dalam bentuk


Teknologi, Manajemen dan

keringanan biaya perijinan


Informasi Prospek Bisnis

bisnis pelaku usaha baru


Pusat Layanan Investasi

bagi Pelaku Usaha Baru


KELOMPOK SASARAN
>

Kelembagaan Lokal
Attributes
PEL V

investasi baru
Abbreviation

Keamanan
Investasi

Pemda
KELOMPOK SASARAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Reference PEL
GOOD - best attribute values 2 2 1 0 2 2 1 1 1 2 2 1 2
BAD - worst attribute values 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
UP - half good, half bad 2 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0
DOWN - opposite to UP 0 0 0 2 0 0 0 1 1 2 2 1 2

Anchor PEL 2 2 1 0 2 2 1 1 1 2 2 1 0
2 2 1 0 2 2 1 1 1 2 2 0 0
2 2 1 0 2 2 1 1 1 2 0 0 0
2 2 1 0 2 2 1 1 1 0 0 0 0
2 2 1 0 2 2 1 1 0 0 0 0 0
2 2 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 2
0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 1 2
0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2
0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 2 1 2
0 0 0 2 0 0 1 1 1 2 2 1 2
0 0 0 2 0 2 1 1 1 2 2 1 2
0 0 0 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2
0 0 0 0 2 2 1 1 1 2 2 1 2
0 0 1 0 2 2 1 1 1 2 2 1 2
0 2 1 0 2 2 1 1 1 2 2 1 2
2 2 1 0 2 2 1 1 1 2 2 1 2

User-entered scoring error limits per attribute:


(score is expected to be in interval score-Emin to score+Emax)
Emin
Emax

DEFAULT 95% probability scoring error limits:


set at 20% of full attribute scale
Error limit above or below score 0.2476 0.2649 0.2394 0.209 0.2598 0.2435 0.2615 0.2136 0.28095 0.2811
(assumes 0 mean Normal error distribution)

43
RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot

RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot

60

40
Other Distingishing Features

20

0
0 20 40 60 80 100 120

-20

-40

-60
Fisheries Sustainability

44
Diagram Layang Layang Hasil
Analisis PEL

No Dimensi/Aspek Nilai
PEL Indeks
1 Kelompok Sasaran
2 Faktor Lokasi
3 Kesinergian dan Fokus Kebijakan
4 Pembangunan Berkelanjutan
5 Tata Pemerintahan
6 Proses Manajemen

Status Pengembangan Ekonomi Lokal


Kab/Kota

Kelompok Sasaran
100

80

60
Proses Manajemen Faktor Lokasi
40

20

Tata Pemerintahan Kesinergian dan Fokus Kebijakan

Pembangunan Berkelanjutan

45
Diagram Layang Layang
Hasil Analisis PEL
KASUS KABUPATEN SERANG

Status Pengembangan Ekonomi Lokal


Kabupaten Serang
Kelompok Sasaran
100

80
62.78
60
Proses Manajemen Faktor Lokasi
40

51.13 57.43
20

48.21

57.99
Tata Pemerintahan Kesinergian dan Fokus Kebijakan

65.16

Pembangunan Berkelanjutan

Dari gambar diatas dpt disimpulkan bahwa perlu meningkatkan faktor kesinergian
dan fokus kebijakan + Proses manajemen (titik terlemah dari gambar di atas)
46
47
48
Leverage of Attributes
(Faktor Pengungkit Kelompok Sasaran Pengembangan
Ekonomi Lokal)

Leverage of Attributes

Kecepatan pengurusan ijin bagi investasi baru

Insentif pemda dalam bentuk pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya perijinan

Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru

Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan bagi Pelaku Usaha Baru

Upaya Pemda untuk Peningkatan Teknologi, Manajemen dan Kelembagaan Lokal

Promosi Produk UKM dari Pemda


Attribute

Upaya Fasilitasi Permodalan dari Pemda

Pusat Layanan Investasi

Kampanye Peluang Berusaha

Keamanan

Kepastian Berusaha dan Hukum

Informasi Prospek Bisnis

Peraturan tentang Kemudahan Investasi

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5


Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

49
1. Aspek Kelompok Sasaran

No Faktor Pengungkit Strategi Rencana Tindak Thn Pelaksanaan


08 09 10 11 12

1 Promosi produk 1. Menyusun rencana • Menyusun rencana kerja komunikasi √ √


UKM dari Pemda komunikasi pemasaran pemasaran dan implementasi pemda
produk unggulan daerah dan dunia usaha
2. Kampanye produk • Kampanye melalui media elektronik, √ √ √ √
unggulan daerah secara cetak dan pameran dagang tunggal
terpadu • Temu usaha secara periodik antara √ √ √ √
stakeholder dunia usaha dan
pemerintah
• Labeling dan standarisasi produk UKM √ √

2 Upaya Pemda untuk 1. Fasilitasi pengembangan • Pelatihan teknis dan pendampingan √ √ √


peningkatan teknologi dan bagi peningkatan teknologi UKM
teknologi, manajemen UKM • Pendampingan dan konsultasi √ √ √
manajemen dan 2. Peningkatan kapasitas manajemen usaha UKM
kelembagaan kelembagaan daerah • Program Pemberdayaan Masyarakat √ √ √
dan pemberdayaan • Pelibatan tokoh masyarakat untuk √ √ √ √ √
organisasi bisnis merubah pola pikir masyarakat dan
masyarakat pemberdayaan masyarakat

3 Upaya fasilitasi Pengembangan sentra-sentra • Memberikan bantuan modal kepada √ √


permodalan dari UKM dan IKM para pelaku usaha
Pemda • Memperluas jaringan sentra-sentra √ √ √ √
produksi
50
No Faktor Pengungkit Strategi Rencana Tindak Thn Pelaksanaan
08 09 10 11 12

4 Pusat pelayanan 1. Memberikan pelayanan • Membuat Investor Outreach Office √ √


investasi yang prima bagi investor (IOO)
2. Penguatan Investor • Perbaikan sistem lembaga dan √ √
Outreach Office (IOO) pelayanan keuangan
3. Meningkatkan dukungan • Pembuatan sistem informasi √ √
pemerintah setempat pelayanan investasi dengan komputer
dalam menarik investor • Meningkatkan kemampuan SDM pada
4. Menciptakan sistem instansi pemerintah dan Kadin/ √ √
lembaga keuangan dan Asosiasi tentang regulasi dan potensi
pasar yang sehat, dengan usaha
fokus pada potensi produk
lokal

5 Kampanye peluang 1. Menciptakan perubahan • Mengadakan kampanye ekonomi √ √ √ √


berusaha paradigma berpikir produktif kepada masyarakat
masyarakat untuk • Kerjasama Pemda dan LSM dalam √ √ √ √
meningkatkan taraf hidup pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui peningkatan • Mengadakan kampanye potensi usaha
ekonomi produktif di tingkat lokal/regionl/nasional dan
2. Mengembangkan publikasi internasional
potensi usaha unggulan • Pembentukan klaster-sentra industri √ √ √ √ √
berbasis kerajinan tangan kecil
3. Menciptakan pekerjaan
baru dan merangsang
kegiatan ekonomi daerah
√ √

51
No Faktor Strategi Rencana Tindak Thn Pelaksanaan
Pengungkit
08 09 10 11 12

6 Keamanan 1. Menciptakan lingkungan • Pembangunan posko keamanan di √


yang aman bagi berbagai kawasan pusat usaha
pengembangan bisnis • Terbentuknya petugas keamanan √ √ √ √ √
2. Pengawasan lingkungan ramah-tanggap lingkungan
yang terpadu

7 Kepastian berusaha 1. Menciptakan stabilitas yang • Adanya peraturan yang jelas bagi √
dan hukum kondusif investor
2. Menjamin kepastian • Pengadaan sarana dan prasarana √
berusaha bagi para keamanan
investor • Melakukan penyuluhan-penyuluhan √ √ √ √ √
hukum bagi masyarakat lokal

8 Fasilitasi pelatihan 1. Meningkatkan kemampuan • Menyiapkan tenaga pendamping √


kewirausahaan bagi masyarakat bagi (fasilitator) bagi pelaku usaha baru
pelaku usaha baru pemberdayaan ekonomi • Fasilitasi pelatihan kewirausahaan
2. Menyelenggarakan bagi pelaku usaha baru √
pelatihan kewirausahaan • Pelatihan pemberdayaan kelompok
bagi pelaku usaha baru UKM melalui pembentukan sentra
3. Meningkatkan partisipasi UKM √ √ √
masyarakat dalam
kewirausahaan

9 Insentif Pemda dalam 1. Menciptakan kesempatan • Fasilitasi dana stimulan kepada √ √


bentuk pemberian kerja bagi dunia usaha UKM/IKM
dana stimulan, dan baru • Regulasi insentif untuk produk
keringanan biaya 2. Mendukung unggulan √ √
pengengembangan 52
kewirausahaan oleh
masyarakat
No Faktor Pengungkit Strategi Rencana Tindak Thn Pelaksanaan
08 09 10 11 12

10 Informasi prospek 1. Membuat gambaran • Temu bisnis √ √ √ √ √


bisnis rencana bisnis untuk • Membuat gambaran peluang investasi √ √
kegiatan pengembangan • Mengikuti dan menyelenggarakan
UKM dan industri kecil dan Pameran √ √ √ √ √
jasa serta pariwisata • Membuat booklet dan leaflet
2. Meningkatkan efektivitas • Pembuatan video prospek peluang √ √
pelaksanaan kegiatan investasi √ √
promosi bisnis melalui • Membuat dan up dating website
berbagai jenis layanan √ √ √ √ √
informasi dan kerjasama
promosi

11 Pendampingan dan 1. Mendorong partisipasi • Sosialisai antar pelaku bisnis lama dan √ √ √ √ √
monitoring bisnis masyarakat untuk baru
pelaku usaha baru membuka usaha sesuai • Kemitraan dan pendampingan oleh √ √ √
dengan potensi perusahaan besar dengan usaha baru
2. Menerapkan sistem • Publikasi perkembangan usaha secara
monitoring dan evaluasi periodik √ √ √ √ √
bagi pelaku usaha baru • Pertemuan secara berkala membahas
dengan pendampingan perkembangan lingkungan usaha √ √ √ √ √

12 Peraturan tentang Menciptakan peraturan yang • Kaji ulang & Penyusunan peraturan √
kemudahan investasi jelas dan mudah dipahami tentang investasi
• Publikasi buku-buku peraturan tentang √ √
investasi
• Sosialisasi peraturan tentang investasi √ √

53
No Faktor Strategi Rencana Tindak Thn Pelaksanaan
Pengungkit
08 09 10 11 12

13 Kecepatan 1. Menciptakan sistem • Pengembangan pusat pelayanan √


pengurusan ijin bagi perizinan terpusat perizinan (KPT).
investasi baru 2. Memberikan kemudahan • Pengadaan sarana dan prasarana √
bagi investor dalam pendukung
pengurusan perizinan • Penyusunan SOP √
3. Memberikan pelayanan • Sosialisasi SOP
perizinan yang tidak • Pelatihan bagi staf pelayanan
berbelit-belit, transparan, pengurusan izin investasi
mudah dan cepat √ √
4. Meningkatkan
kemampuan SDM yang
terlibat dalam bidang
perizinan
√ √ √

54

Anda mungkin juga menyukai