Anda di halaman 1dari 129

RISTI

Peramalan Kebutuhan
Telepon
RISTI

Pendekatan Makro (1)


• Metoda Tingkat Perkembangan Linier
Pada metoda tingkat perkembangan perhitungan kebutuhan
telepon didasarkan atas tingkat perkembangan kebutuhan
telepon pada tahun sebelumnya.
Perhitungan menurut perbandingan linier adalah apabila
perkembangan kebutuhan telepon pada tahun yang akan
datang diperkirakan akan sama dengan tingkat perkembangan
kebutuhan telepon telepon pada tahun-tahun sebelumnya.
Bentuk umum dari persamaan linier adalah :
Y = a + bX
Y = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan telepon per 100
orang penduduk)
X = variabel bebas berupa periode waktu
a, b = konstanta
RISTI

Pendekatan Makro (2)


• Metode Tingkat Perkembangan Non-Linier
Metode ini biasanya digunakan bila perkembangan kebutuhan telepon
pada tahun yang akan datang meningkat dengan cepat. Metoda ini
dapat diandalkan untuk melakukan peramalan kebutuhan telepon
untuk jangka waktu yang pendek, selama data informasi dari tahun
sebelumnya dikerjakan secara baik.
Bentuk umum dari persamaan linier non kuadratik adalah :
Y = a + bX + cX2
Y = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan telepon per 100
orang penduduk)
X = variabel bebas berupa periode waktu
a, b, c = konstanta
RISTI

Pendekatan Makro (3)


• Metode Regresi Linier
Pada teknik peramalan dengan metode regresi ini diasumsikan
bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan adanya suatu
hubungan sebab akibat antara 2 variabel. Tujuannya adalah
mendapatkan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak
bebas yang akan diramalkan.
Bentuk umum dari persamaan regresi linier adalah
Y = a + bX
Y = variabel tak bebas hasil ramalan (kepadatan telepon per
100 orang penduduk)
X = variabel bebas berupa periode waktu
a, b = konstanta
RISTI

Pendekatan Makro (4)

• Metode Regresi Non-Linier


Bentuk umum dari persamaan regresi nonlinier adalah
Y = a = bX + cX2
Y = variabel tak bebas hasil ramalan ( kepadatan telepon per 100
orang penduduk)
X = variabel bebas berupa periode waktu
a, b, c = konstanta
RISTI

Pendekatan Makro (5)

• Metode Ekonomi Makro


Dalam peramalan demand telpon dengan menggunakan metode
ekonomi ini faktor-faktor yang diperhitungkan adalah kecenderungan
kepadatan telpon, PDRB, dan jumlah penduduk. Ketepatan hasil
peramalan dengan menggunakan metode ekonomi makro akan
sangat bergantung pada data tersebut.
Rumus dasar metode ekonomi makro
Log Y = a + b log X
Y = kepadatan telepon per 100 orang penduduk
X = PDRB
a, b = konstanta
RISTI

Pendekatan Mikro (1)

• Dalam peramalan kebutuhan telpon dengan pendekatan secara mikro perlu


adanya pola kebutuhan telpon dari wilayah yang dimaksud, yang disusun
menurut jenis daerahnya. Penyusunan jenis daerah yang dirumuskan dari
hasil survei dan analisa dikelompokkan menjadi :
– Daerah perkotaan
– Daerah perkantoran
– Daerah perumahan
– Daerah industri

• Kemudian dilakukan tinjauan lapangan mengetahui sambungan induk


terpasang per klasifikasi pelanggan (SID), suppressed demand (SD), dan
daftar tunggu (DT). Dengan diketahui hal di atas maka dapat ditentukan
faktor penetrasi (FP) untuk masing-masing klasifikasi bangunan yang ada.
RISTI

Pendekatan Mikro (2)


• Faktor penetrasi menunjukkan besarnya satuan sambungan telepon
yang dibutuhkan masing-masing klasifikasi bangunan. Perhitungan FP
adalah sebagai berikut :
FPo = (SIT+DT+SD)/∑B
∑B = jumlah bangunan

• Dalam perhitungan FP masing-masing klasifikasi bangunan misalnya di


Bandung Centrum dilakukan per RK.

• Dengan didapatkannya harga FP dan jumlah bangunan yang baru


diketahui untuk masing-masing klasifikasi bangunan, maka besarnya
kebutuhan pelanggan dapat dihitung sebagai berikut :
Kebutuhan telepon = FP x jumlah bangunan
Untuk pertumbuhan PDRB linier
FPt = FPo (1 + tR); R = pertumbuhan PDRB
Untuk pertumbuhan bangunan didasarkan pada pertumbuhan penduduk
Bt = Bo (1 + tP); P = pertumbuhan penduduk
RISTI

Konsep Integrasi xDSL


RISTI

Definisi Sistem (1)


• xDSL; x-Digital Subscriber Line. Teknologi modem yang terdiri atas
sepasang modem COT (Central of Terminal) dan ROT(Remote of
Terminal) untuk aplikasi data kecepatan tinggi atau transmisi sinyal
digital dengan media transmisi Jarlokat. x, berarti variant/jenis teknologi
DSL, misal : ADSL, SDSL, HDSL, ADSL Lite dan lainnya.
• ADSL; Asymmetric DSL. Teknologi modem xDSL dengan mode
transmisi asimetrik untuk menyalurkan layanan data digital dan POTS
secara bersamaan dengan menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga.
ADSL mempunyai kemampuan pengiriman data digital s/d 8 Mbps ke
pelanggan (downstream) dan 1 Mbps (upstream). ADSL mempunyai
kemampuan rate adaptive. Antarmuka ADSL adalah Ethernet 10 Base-T
dan ATMF-25. Antarmuka untuk POTS adalah RJ-11.
• ADSL Lite/G.Lite; Teknologi modem xDSL dengan mode transmisi
asimetrik untuk menyalurkan layanan data digital dan POTS secara
bersamaan dengan menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga. ADSL
Lite mempunyai kemampuan pengiriman data digital s/d 1,5 Mbps ke
pelanggan (downstream) dan 512 Mbps (upstream). ADSL Lite
mempunyai kemampuan rate adaptive. Antarmuka ADSL adalah
Ethernet 10 Base-T. Antarmuka untuk POTS adalah RJ-11.
RISTI

Definisi Sistem (2)


• SDSL; Single-line DSL; Symmetric DSL. Teknologi modem
xDSL dengan mode transmisi simetrik 2 Mbps dan menggunakan
1 (satu) pair kabel tembaga. SDSL mempunyai kemampuan rate
adaptive. Antarmuka SDSL adalah Ethernet 10 Base-T. SDSL
tidak mempunyai antarmuka POTS seperti halnya ADSL.
• Rate adaptive; kemampuan modem xDSL untuk mengatur
kecepatan aksesnya terhadap perubahan performansi jaringan
kabel. Saat kondisi kabel jelek kecepatan modem akan turun,
saat kondisi kabel bagus kecepatan modem akan naik secara
otomatis.
• DSLAM; DSL Access Multiplexer. Modem xDSL disisi sentral
(COT) dengan kapasitas besar dan dapat memuat berbagai
variant sistem xDSL dalam satu sistemnya (ADSL, SDSL, G.Lite,
G.SHDSL, dll). Antarmuka DSLAM ke arah jaringan
transport/backbone umumnya berupa STM-1, E3, nxE1 IMA, dan
10/100 Base-T.
RISTI

Persyaratan Teknis Sistem (1)


• Persyaratan jenis line coding sistem xDSL.
ADSL : DMT 1,1 MHz 256 subchannel (ITU-T G.992.1)
ADSL Lite/G.Lite : DMT (ITU-T G.992.2)
SDSL : 2B1Q (ETSI DTR/TM 3002)
HDSL 2P : 2B1Q
G.SHDSL : 2B1Q atau TC-PAM (ITU-T G.992.1)
IDSL : 2B1Q
• Perangkat xDSL mempunyai kemampuan fungsi bridge, routing dan
VPN.
• Perangkat xDSL harus dapat memberikan nilai BER data digital
minimum 10-7.
• Perangkat ADSL dan ADSL Lite/G.Lite dilengkapi dengan POTS
Splitter pada sisi DSLAM (modem COT) dan modem ROT. Perangkat
SDSL, S.HDSL, G.SHDSL standar tidak mempunyai interface POTS.
• POTS Splitter dapat menyatu dalam modem ROT atau terpisah
dalam perangkat yang berbeda. POTS splitter harus berupa
perangkat pasif, tidak memakai sistem catu daya. Apabila catu daya
DSLAM dan modem ROT putus/mati, sistem POTS harus dapat tetap
bekerja.
RISTI

Persyaratan Teknis Sistem (2)


• Persyaratan kecepatan akses data
ADSL; Downtream= 8 Mbps atau 8,192 Mbps, Upstream= 1 Mbps atau
1,024 Mbps.
G.Lite; Downtream= 1,5 Mbps atau 1,536 Mbps, Upstream= 512 Kbps.
SDSL; Downtream= 2,3 Mbps atau 2,048 Mbps, Upstream= 2,3 Mbps
atau 2,048 Mbps.
G.SHDSL (1 pair); Downtream= 2 Mbps atau 2,048 Mbps, Upstream= 2
Mbps atau 2,048 Mbps.
G.SHDSL (2 pair); Downtream= 4 Mbps atau 4,624 Mbps, Upstream= 4
Mbps atau 4,624 Mbps.
IDSL; Downtream= 144 Kbps, Upstream= 144 Kbps.
VDSL (asimetrik); Downtream= 13 Mbps dan 53 Mbps, Upstream= 1,5
Mbps dan 2 Mbps.
VDSL (simetrik); Downtream= 26 Mbps, Upstream= 26 Mbps.
RISTI

Persyaratan Interface (1)


• Interface antara modem COT dan ROT
Jenis konektor : RJ11 atau RJ45.
• Interface DSLAM
POTS : propitery atau LSA PLUS.
Data digital :
IP/Ethernet : 10/100 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
ATM : STM-1 mengacu kepada standar TELKOM dan ITU-T G.707,
G.708 dan G.709 yang beroperasi pada kabel serat optik
SMF.
E3.
• Interface modem COT (stand alone/back-to-back)
POTS : RJ-11.
Data digital : Ethernet 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
RISTI

Persyaratan Interface (2)


• Interface modem ROT
POTS : RJ-11.
Data digital :
ADSL/ADSL Lite :
IP/Ethernet : 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
USB : USB 1.0 atau USB 2.0 minimum 4 Mbps.
ATM : ATMF 25 dengan bit rate 25,6 Mbps dengan konektor
RJ45.
SDSL :
IP/Ethernet : 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
HDSL/S.HDSL :
E1/G.703, V.35, X.21.
RISTI

Persyaratan Instalasi dan Jarlokat (1)


• Persyaratan Instalasi
Jika terdapat perangkat G.SHDSL versi outdoor (DSLAM yang tidak
dipasang di ruang STO tetapi di RK) harus dilengkapi dengan cabinet
versi outdoor dan dilengkapi dengan sistem pendingin dan backup
batteray untuk perangkat aktif pada DSLAM.
DSLAM yang dipasang pada ruang MDF harus dilengkapi dengan sistem
pendingin perangkat yang memadai.
Penempatan DSLAM diupayakan sedekat mungkin dengan perangkat
transport (router, ATM Switch) untuk kemudahan kepentingan OMAP.
Jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan modem ROT dengan
terminal pelanggan adalah UTP/STP CAT5 atau kategori yang lebih
tinggi. Kabel mengacu kepada standar TELKOM dan ISO 8877.
Panjang kabel maksimum adalah 100 meter.
RISTI

Persyaratan Instalasi dan Jarlokat (2)


• Persyaratan Jarlokat (1)
Sistem xDSL harus dapat bekerja normal meski terjadi pembalikan urat
kabel jarlokat (a ke b atau b ke a).
Pada satu sistem xDSL tidak diperbolehkan menempatkan perangkat
aktif dan pasif diantara COT dengan ROT, seperti perangkat penguat
sinyal (repeater), pengganda saluran, loading coil, dll.
Tidak ada loading coil pada jarlokat.
Tidak ada bridge tap pada jarlokat.
Sistem xDSL dengan xDSL lainnya tidak boleh dipasang pada jarlokat
dalam 1 quad kabel, penggunaan kabel harus berbeda quad.
Sistem xDSL tidak boleh dipasang dalam quad yang sama dengan
sistem non-POTS (ISDN, pairgain).
RISTI

Persyaratan Instalasi dan Jarlokat (3)


• Persyaratan Jarlokat (2)
Modem xDSL harus masih dapat bekerja optimal pada kecepatan akses
yang dipersyaratkan untuk kondisi redaman kabel jarlokat tertentu.
Persyaratan ADSL
Kec.downstream(Mbps)Redaman kabelPada frek.300
KHz235430625
Persyaratan ADSL Lite / G.Lite
Kec.downstream(Mbps)Redaman kabelPada frek.300
KHz1,560
Persyaratan SDSL
Disamakan dengan HDSL 1Kec.
Downstream/upstream(Mbps)Redaman kabelPada frek.150
KHz222
Persyaratan HDSL
Kec. Downstream/upstream(Mbps)Redaman kabelPada
frek.150 KHz227
Persyaratan G.SHDSL
Kec. Downstream/upstream(Mbps)Redaman kabelPada
frek.150 KHz238
RISTI

Perencanaan dan Desain


Dasar xDSL
RISTI

Komponen Sistem DSL (1)


• Transport System
Komponen ini menyediakan interface transmisi backbone untuk sistem
DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer). Divais ini
menyediakan interface, seperti T1/E1, T3/E3, OC-1, OC-3, STS-1, dan
STS-3.

• Local Access Network


Local Access Network menggunakan local carrier inter-CO network
sebagai fondasi. Switch ATM, Frame Relay, dan/atau router dapat
digunakan untuk mengakses jaringan. Saat ini, ATM adalah sistem yang
paling efisien.

• Multiservice Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM)


DSLAM yang berada dalam lingkungan CO (central office) digunakan
sebagai dasar untuk solusi DSL. DSLAM berfungsi untuk
mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop DSL yang kemudian
akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan
lainnya. DSLAM dapatt mengirimkan layanan untuk aplikasi berbasis
paket, cell, dan circuit, seperti DSL ke 10Base-T, 100Base-T, T1/E1,
T3/E3, atau ATM.
RISTI

Komponen Sistem DSL (2)

• DSL Transceiver Unit (ATU-R)


Unit ini digunakan pada sisi pemakai. Koneksi ATU-R biasanya 10base-
T, V.35, ATM-25, atau T1/E1. Alat multiport lain yang mendukung suara,
data, dan video juga memungkinkan. ATU-R tersedia dalam berbagai
konfigurasi. Selain sebagai modem DSL, ATU-R dapat juga digunakan
untuk bridging, routing, TDM multiplexing, dan ATM multiplexing.

• POTS splitter
Divais ini ada pada CO dan pemakai yang memungkinkan loop
digunakan untuk transmisi data kecepatan tinggi dan digunakan juga
untuk komunikasi telepon. POTS splitter biasanya mempunyai 2
konfigurasi, yaitu splitter tunggal untuk pengguna rumah dan mass
splitter untuk CO.
RISTI

Konfigurasi Dasar
Modem xDSL

Trafik data

ATM/IP backbone

data + suara ISP / server

PSTN
jarlokat

POTS (analog telepon)


DSLAM
RISTI

Komponen dalam Konfigurasi xDSL


• DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)
Perangkat xDSL di sisi sentral dengan kapasitas yang besar.

• ANT (Access Network Termination)


Perangkat xDSL di sisi pelanggan seperti ATU-R, HTU-R & STU-R.

• NMS (Network Management System)


Digunakan untuk memonitor performansi jaringan, gangguan,
provisioning dan keamanan.

• BBRAS (Broadband Remote Access Server)


Sering disebut dengan Service Selection Gateway (SSG)

• AAA (Authentication, Authorization & Accounting)


Biasanya dilakukan oleh Radius Server.
RISTI

Model Jaringan (1)


• Data dalam Jaringan Voice
Target Data Access
Network Network

ier Office
carr
T/E

56/64K circuit
Service Access
CO CO Office
Provider Network Network

An
alo
g/
ISD Office or
N Home

DACS or other network transmission


equipment

High Speed
Data
Transport
to Inter-CO network
System Telephone
Switch
to homes
MDF
or offices

Analog or
ISDN
modem data
RISTI

Model Jaringan (2)


• Digram Referensi Jaringan DSL
Target Data Access
Network Network
PC

ATU-R Hub Workstation


L
DS

Access Network PC
Service ATM, Frame Relay, or
CO CO
Provider Network Router-based inter-CO
Office
network Phone
DS
L POTS
ATU-R PC
Splitter

DSLAM Home
High Speed
Data

POTS splitter
Transport
to Inter-CO network (if applicable)
System Telephone
Switch
to homes
MDF
or offices

Analog or
ISDN
modem data
RISTI

Model Jaringan (3)


• Model Referensi Layanan DSL
Service Provider Network Wire Centre Customer Premises

Service
Network

ATU-C

Service Access
ATU-C ATU-R
Network Network

ATU-C

Service
Network

Backbone DSLAM
edge device Premises
distribution
Network Service Provider (NSP)
Network Access Provider (NAP) Service Unit (SU)
(Internet Service Provider, etc)
RISTI

Model Jaringan (4)


• Model Referensi Layanan DSL untuk Frame Relay
Service Provider Network Wire Centre Customer Premises

Frame Relay
Service
Service
Network
Provider 1

ATU-C

Access
ATU-C ATU-R
Network
DSL Link

ATU-C

Frame Relay
Service
Service
Network
Provider 2
DSLAM Multi-
Backbone edge
with frame protocol
device (Frame
switching router Premises
Relay Switch)
distribution

Frame Relay Frame Relay or ATM Frame Relay


RISTI

Model Jaringan (5)


• Model Referensi Layanan DSL untuk Multiservice
SNA
Frame Relay Frame Relay
Service to service
Service DSLAM ATU-R Service User
Network users
Provider 1
Router

SL
D
F/
P-
LA
ATU-C
ATM Service Service
Provider Network
PPP/
DSL IP
Access Service
ATU-C ATU-R
Network User

Internet
Service
Service
Network
Provider ATU-C

AT SL
M
D

/
PBX

Multiservice ATM Service


Voice ATU-R
Service DSLAM User
Service
Network
Provider to service Router
DSLAM
users
Switch
ATM adaptation
RISTI

Dasar Perencanaan DSLAM


RISTI

DSLAM (Digital Subscriber Line Access


Multiplexer)
• DSLAM diciptakan sebagai salah satu bentuk
jaringan akses ATM yang menggabungkan
antara teknologi ATM dan ADSL. Dalam
konsepsi ADSL maka DSLAM merupakan
perangkat ADSL di sisi sentral. Komponen-
komponen dalam DSLAM secara umum terdiri
dari Backbone interface dan LIM atau Line
Interface Module.
• LIM merupakan penggabungan antara modul
ATU-C dan POTS Slitter.
RISTI

Backbone Interface
• Biasanya interface yang digunakan dalam backbone
interface ini adalah OC-1, OC-3, STS-1, STS-3 dan SDH
STM-1. Sehubungan dengan sistem standarisasi yang
berkembang di Indonesia maka interface ini sedapat
mungkin menggunakan standar interface ETSI untuk
155 Mbps yaitu STM 1. Hal ini juga berlaku untuk
kawasan Asia pada umumnya. Oleh karena itu produsen
perangkat DSLAM yang akan memasarkan produknya
ke kawasan Asia khususnya Indonesia tentu saja harus
melengkapi produknya dengan modul yang mempunyai
fungsi sebagai interface STM-1.
RISTI

ATU-C Module
• Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa
salah satu interface jaringan backbone yang
digunakan adalah STM-1 dengan kecepatan
155 Mbps. Link ini selanjutnya dipecah dalam
beberapa tributary disesuaikan dengan
kecepatan yang bisa dicapai oleh perangkat
ADSL. Sistem pembagian ini dilakukan melalui
Line Interface Module yang jumlahnya tertentu
dalam setiap rack DSLAM. LIM merupakan
module yang berisi ATU-C Module dan POTS
Splitter.
RISTI

POTS Splitter
• Seperti pada konsep ADSL yang ada
sebelumnya maka pada DSLAM juga
dilengkapi dengan POTS Splitter yang
berfungsi untuk mendukung layanan
telepon pada jaringan ADSL. Fungsi
POTS Splitter adalah memisahkan kanal
suara dan kanal data. Dengan demikian
maka dimungkinkan untuk menggunakan
jaringan fisik yang sama untuk dua kanal
sekaligus.
RISTI

DSLAM menjadi salah satu alternatif solusi tercepat dalam proses


pembangunan jaringan ATM hingga ke jaringan akses. Dengan
menggunakan teknologi ATM over ADSL maka akan diperoleh
beberapa keuntungan dari kedua teknologi tersebut diantaranya
adalah :

• Level Quality of Service (QoS) masing-masing


user terjamin.
• Dapat digunakan untuk mendukung aplikasi IP
over ATM.
• Menggunakan jaringan telepon yang sudah
ada selama ini.
• Secara simultan dapat digunakan bersama-
sama dengan layanan telepon.
RISTI

Setting parameter pada DSLAM


• Tujuan : setting konfigurasi perangkat pada
saat pertama kali DSLAM atau modem
dihidupkan, atau untuk mengubah setting
parameter perangkat.
• Peralatan yang dibutuhkan :
- Buku/CD manual, sesuai dengan produk dari
masing-masing vendor.
- NMS perangkat DSLAM yang bersesuaian.
- Craft /console terminal untuk xDSL model
stand alone/back-to-back.
RISTI

Setting parameter jaringan data.


• Modem xDSL berbasis Ethernet. Setting konfigurasi IP
untuk modem sentral dan modem pelanggan, yang
meliputi :
- IP address.
- Subnetwork.
- DHCP (jika ada).
• Modem xDSL berbasis ATM. Setting konfigurasi ATM
untuk modem sentral dan modem pelanggan, yang
meliputi :
– Setting LIM (Line Interface Module).
– Setting PCI (Permanent Channel Interface).
– Setting VCI (Virtual Channel Interface).
– Setting IP address.
RISTI

Setting parameter jaringan PSTN.


– Aplikasi PSTN tidak memerlukan setting secara
software, tetapi dilakukan secara fisik dengan
memasang POTS splitter atau micro filter pada kedua
modem.
– Untuk modem dengan internal POTS splitter yang
menyatu di dalam modem, tidak perlu dipasang
eksternal POTS splitter.
– Saluran ADSL yang tidak digunakan untuk aplikasi
layanan data digital, tetapi hanya untuk POTS, maka
perlu dipasang POTS filter sebelum terhubung ke
pesawat telepon, kecuali saluran G.Lite tidak
memerlukan POTS splitter.
RISTI

Setting kecepatan modem.


• Setting kecepatan downstream.
• Setting kecepatan upstream.
• Setting kecepatan data pada modem
simetrik seperti SDSL atau VDSL simetrik
kadang tidak menggunakan istilah
upstream/downstream karena kecepatan
upstream dan downstream sama.
RISTI

Setting fungsi tambahan


Fungsi tambahan modem xDSL diluar fungsi
dasarnya antara lain :

– Fungsi modem sebagai bridge.


– Fungsi modem sebagai router.
– Dan fungsi lainnya diluar fungsi standar
sebagai modem.
RISTI

Hal yang perlu diperhatikan pada saat


setting xDSL model DSLAM :

• Setting parameter xDSL DSLAM


menggunakan NMS produk yang
bersangkutan.
• Modem pelanggan perlu diberi nama
untuk memudahkan identifikasi setiap
modem.
RISTI

Metodologi Perancangan LAN:


• Tunjuk seorang manajer network
• Tinjau kemungkinan penggunaan kembali kabel yang
ada
• Gambar peta yang menunjukkan tempat komputer
yang diinginkan
• Gambar jaringan menggunakan topologi yang dibahas
di bab ini dan mengikuti jalur kabel yang ada
• Tentukan kebutuhan peralatan berdasarkan
rancangan
• Beli peralatan yang dibutuhkan
• Install
RISTI

Elemen-Elemen Internetworking
• hubungan data LAN, biasanya terbatas dalam satu
bangunan atau kampus dan beroperasi menggunakan
sistem pengkabelan private
• hubungan data WAN, umumnya menggunakan saluran
telekomunikasi data public, seperti X.25 PSDN, Frame
Relay, ISDN, ATM
• devais penghubung jaringan
• devais ini secara umum dibagi dalam beberapa
katagori:
- repeater
- bridge
- router
- switch / hub
- converter
RISTI

PERANCANGAN
• Consider the Objectives. Menentukan langkah awal
perencanaan dengan menetapkan dan mengerti tujuan dari
jaringan yang akan kita bangun, sehingga kita dapat memilih
langkah yang tepat pada pijakan selanjutnya.
• Respect the budget. Jenis jaringan yang dipilih harus sesuai
dengan budget atau biaya yang ada. Teknik terbagus
dalam mendesainpun tidak akan berguna bila terlalu mahal
untuk diimplementasikan
• Leverage Existing Infrastructure When Feasible,
mempertimbangkan kemungkinan pengaruh dari jaringan
yang telah ada (existing) terhadap penambahan komponen
baru yang akan kita masukan.dalam perancangan Jika
jaringan existing telah mendukung aplikasi yang telah ada,
jangan lupa untuk mengantisipasi kebutuhan baru ketika
rancangan kita akan ditempatkan.
RISTI

Elemen-elemen paling penting yang menjadi parameter


keberhasilan mendesain jaringan yang baik.

• Installable, Manageable, dan Supportable.


• Work in Real World
• Simple and Straightforward
• Reliability through Fault Tolerance and Redundancy
• Best of Breed Tecnologies Whenever Possible
RISTI

Planning & Design xDSL


sebagai Jaringan
RISTI

Survey
a. Persiapan Survey
b. Survey Pendahuluan
c. Survey Lapangan (Field-Survey)
RISTI

Persiapan Survey
• Peta kota/wilayah yang akan disurvey yang mencakup daerah
pelayanan sentral, daerah pelayanan rumah kabel, dan
daerah pelayanan titik pembagi.
• Semua informasi yang berupa data-data dan gambar-gambar
yang menyangkut rencana pembangunan/perluasan jaringan
kabel seperti:
- Rencana pengembangan/perluasan wilayah
- Kependudukan dan perekonomian
• Semua informasi mengenai jaringan telepon yang sudah ada
yang berupa data-data dan gambar dari :
- Rangka Pembagi Utama atau Main Distribution Frame.
- Jaringan Kabel Primer berikut RK.
- Jaringan Kabel Primer berikut Titik Pembagi atau
Distribution Point.
- Jaringan Kabel Distribusi atau Saluran Penanggal.
- Skema Kabel Duct dan Okupasinya
RISTI

Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan berupa pengenalan medan atau lapangan
dan keadaan setempat secara garis besar, sehingga diperoleh
suatu gambaran atau gagasan untuk menyusun strategi
pelaksanaan. Lingkup pekerjaan meliputi:

• Meneliti dan mencocokkan data yang diperoleh dalam bidang sosial


dan ekonomi dengan keadaan sebenarnya di lapangan serta
mengadakan analisa dari hasilnya.
• Mengadakan penelitian dan mencocokan data/gambar yang
diperoleh mengenai jaringan kabel yang telah ada di lapangan dan
membuat resume mengenai:
- Calon pelanggan yang terdaftar
- Sirkit lain yang ada pada jaringan tersebut.
- Kabel sekunder yang rusak berikut DP (kapasitas dan jumlahnya)
- Kabel primer yang rusak berikut RK (kapasitas dan jumlahnya)
- Jumlah kapasitas kabel udara berikut DP yang dicatu
- Jumlah kabel primer cadangan (No. P dan kapasitas)
- Jumlah kabel sekunder cadangan (No. S dan kapasitas).
RISTI

Survey Lapangan (Field-Survey)


Pelaksanaan survey lapangan dilakukan:
• Untuk seluruh daerah pelayanan yang direncanakan akan dibangun atau
diperluas jaringan kabelnya
• Secermat mungkin, dari rumah ke rumah, tiap jalan dan objek untuk
mendapatkan data sebanyak mungkin
• Survey demand. Untuk menentukan jumlah keseluruhan demand yang telah
ditentukan untuk periode 0.5 – 15 tahun dilakukan survey sebagai berikut:
- Dengan peta daerah pelayanan yang berskala 1:5000 dibuat penggolongan
daerah menurut klasifikasi yang telah ditentukan
- Dari hasil survey lapangan dan data masukan, dibuat analisa dan
dirumuskan pola demand
• Survey Teknik Survey teknik dikerjakan bersama dengan survey demand
dengan catatan bahwa informasi/data yang dicari atau dikumpulkan
dipergunakan untuk:
- Menentukan batas-batas daerah pelayanan sentral dan rumah kabel
- Menentukan lokasi sentral, rumah kabel, dan titik pembagi/DP
- Menentukan jalannya/penyaluran kabel (cable run) dalam daerah pelayanan
sentral/RK baik kabel primer maupun kabel sekunder
- Menentukan pengelompokan pencatuan kabel baik kabel primer maupun
sekunder
RISTI

Peramalan Kebutuhan Telepon (Telephone Demand Forecasting)


Langkah pelaksanaan kebutuhan demand adalah sebagai berikut:

a. Dasar Peramalan Demand Telepon


1. Faktor penentu (basic factor)
Kependudukan, Indeks ekonomi, Pos telepon
(telephone connection), Tarif telepon
2. Formulasi besarnya demand telepon
Q = F ( X, N, P, d )

Di mana:
Q = Total demand
X = Total income
N = Total penduduk
P = Tarif, ongkos pasang, tarif percakapan dan sebagainya
d = Faktor-faktor lain (trend development factor)
RISTI

b. Metoda Peramalan (Forecast Method)


• Pendekatan secara Makro (Macroscopic Approach)
- Metoda tingkat perkembangan (trend method)
1. Perhitungan menurut perbandingan linear (linear equation)
2. Perhitungan menurut perbandingan kuadratis (quadratic
equation)
- Metoda berdasarkan ekonomi makro (macro economic
method), diformulasikan :
Y = X x 100
P

Di mana:
Y = Kepadatan telepon per 100 orang penduduk
X = Jumlah sambungan induk terpasang
P = Jumlah penduduk
RISTI

• Pendekatan secara Mikro (Microscopic Approach)


- Pola demand (demand pattern)
• Daerah perkantoran
• Daerah perumahan
• Daerah industri
• Daerah fasilitas umum
• Daerah pertokoan
• Daerah kosong (non-demand)
- Faktor penetrasi (penetration factor)
- Blok (block)
RISTI

Pembuatan rancangan dasar (Basic design)


a. Maksud dan Tujuan
Rancangan dasar adalah rancangan secara garis besar yang
mengandung pokok-pokok rancangan dari jaringan kabel lokal.
Rancangan dasar yang dimaksud akan menjadi panutan dan akan
dijabarkan lebih lanjut dalam rancangan terperinci (detailed design),
maka penyusunan rancangan dasar harus dikerjakan secermat dan
seakurat mungkin.
b. Data yang diperlukan
- Peta dan gambar jaringan existing
- Daftar Klem Langganan dan daftar tunggu
c. Lingkup Pekerjaan
- Penyusunan Buku laporan survey dan analisanya
- Pembuatan / Penyusunan gambar rancangan dasar (Basic Design
Drawing)
RISTI

Kemampuan layanan pada ADSL


• Telepon Analog
• fast Interent
• Video on Demand
• Karoke on Demand
• Interactive Games
• Tele Education
• TeleNedcine
• Video Conference
• Remote LAN Access
RISTI

Persyaratan spesifikasi antarmuka ADSL

• Line signal : DMT dengan ketentuan:


• Selang frekuensi 26 kHz s/d 1,1 MHz
• Jumlah carrier 249
• Bandwidth per-carrier 4 kHz
• Channel spasing
• Modulasi QAM
• Impedansi saluran : 600 Ohm (balance) pada 1 kHZ
• Transmit power : = -20 dBm
• Sensitivitas receiver : = -33 dBm
RISTI

Layanan Multimedia Berbasis


Teknologi ADSL
Aplikasi layanan yang sering dipakai adalah
layanan untuk hiburan dan pendidikan, misalnya:
video on demand, music on demand, interactive
TV, work at home, home shopping, game
interactive, distant classroom, video conference,
distance training, telecommuting, komunikasi data,
mengakses internet dan lain sebagainya
RISTI

Integrasi dengan
komponen billing
RISTI

• Sistem billing mengumpulkan, mensortir dan


menghitung biaya kemudian menghasilkan
invoice/tagihan untuk beberapa pemakaian
produk, layanan
• Permasalahan yang muncul ketika mengatur
billing adalah : keandalan, akurasi, dan
kemampuan baca. Format data, khususnya pada
komponen billing yang berbeda- beda, merupakan
sumber kompleksitas dan pengeluaran pada
sistem. Data yang dibagi- bagi biasanya sangat
sensitif dengan masalah kompatibilitas.
Kemampuan untuk membebani berbagai layanan
(local dan longdistance phone, internet, cable TV)
pada single billing terbukti sangat sulit.
RISTI

Komponen Sebuah Sistem Billing


• CDR- Call detail Record digunakan untuk merekan
sdecara detail pada tiap- tiap terjadi koneksi. Informasi
yang biasa digunakan pada CDR adalah aktu mulai dan
berakhitnya koneksi, nomor asal dan tujuan pengguna
yang berkomunikasi , paket data yang ditransfer, jenis
layanan. CDR disimpan sampai waktu perhitungan
dilakukan biasanya akhir bulan.
• Guiding-Komponen ini menggunakan durasi waktu
(waktu mulai-berakhir hubungan) untuk membuat
keputusan pembebanan, yang berdasarkan calling plans
pada record pelanggan.
• Rating application – Program ini melakukan
penghitungan pada hubungan yang telah terjadi. Rating
memberi hubungan ke harga tertentu untuk di bebankan
nerdasarkan waktu dan layanan.
RISTI

Komponen Sebuah Sistem Billing (lanjutan)


• Billing – Biasanya dikeluarkan akhir bulan,
entitas ini mendelompokan entitas yang telah
disortir selama 30 hari. Kemudian
menambahkannya dengan pembebanan-
pembebanan lain ataupun diskon jika ada.
• Invoicing – ketika proses billing selesai, sebuah
file lengkap dengan informasi pelanggan
dihasilkan, kemudian diprint pada kertas invoice.
Baru kemudian diserahkan ke pelanggan.
RISTI

Plotting hasil desain /


konfigurasi jaringan
RISTI

• Dalam perencanaan jaringan diperlukan tools yang


tepat untuk mempermudah proses peramalan dan
penentuan yang berhubungan dengan posisi dan
unsur geografis. Salah satu tools yang tepat untuk
mengoptimalkannya adalah GIS (Geographic
Information System) atau biasa disebut SIG
• Apa itu GIS?
GIS (Geographic Information System) atau dikenal
pula dengan SIG (Sistem Informasi Geografis)
merupakan suatu sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan
menganalisa informasi geografis (Aronof, 1989)
• Komponen Pembangun GIS
• Komponen kunci dalam SIG adalah sistem komputer,
data geospatial (data atribut) dan pengguna
RISTI

Komponen Kunci SIG


RISTI

• Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras


(hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk
penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis, pemodelan
(modelling) dan penayangan data geospatial
• Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk
penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis, pemodelan
(modelling) dan penayangan data geospatial
• Fungsi pengguna adalah untuk
memilih informasi yang
diperlukan, membuat standar,
membuat jadwal pemutakhiran
(updating) yang efisien,
menganalisis hasil yang
dikeluarkan untuk kegunaan yang
diinginkan dan merencanakan
aplikasi.

Tipe Data
RISTI

Ruang Lingkup GIS


1. Input data
2. Manipulasi data
3. Manajemen data
4. Pertanyaan (query)
- Dimana lokasi rumah pelanggan, data pelanggan dan
komponen jaringan lainnya yang berhubungan dengan
pelanggan dengan hanya mengetahui nomor telepon dari
pelanggan
- Mendapat klem yang manakah bila ada pelanggan baru
yang akan memasang telepon, dan apakah jaringan yang
ada sudah mencukupi
5. Analisis
- Proximity analysis
- Overlay analysis
6. Visualisasi
RISTI

GIS untuk Perencanaan Jaringan


• Tetapkan studi kasus dan skenario
perancangan
• Siapkan Peta yang dibutuhkan (spasial)
• Siapkan data pendukung(non-spasial)
• Tetapkan fungsi yang akan dibangun
RISTI

Penyusunan RAB
RISTI

• Industri telekomuniksi sekarang ini telah


mengarahkan kebijakannya untuk berpindah ke
teknologi DSL data oriented service. Ledakan
pemakaian traffic internet di lingkungan rumah
dan bisnis telah nejadi pemicu utama
penyebaran teknologi DSL yang menggan ti
sistem dial-upmodems dan fractional T1 untuk
layanan data. Akan tetapi data CLEC masih
membutuhkan layanan suara pada portfolionya.
Meskipun data dan suara hampir seimbang
dalam bit-bit yang dikimkannya, tetapi suara
memberikan 90% kontribusi pendapatan.
RISTI

No. Kebutuha Perangkat Harga Pertimbangan

1. Biaya Abonemen perbilan $49 DSL untuk perumahan dengan kases tak
terbatas
2. Biaya instalasi $110 Hanya terjadi sekali pada saat awal instalasi

3. Customer Premisde Equipment $150 Teknisi yang telah berpengalaman akan


(optional) memasng dan mengkonfigurasi ethernet
modem di sisi pelanggan, tapi bisa juga
dilakukan sendiri sesuai instruksi dari
vendor perangkat.

4. Perangkat xDSL Modem $95 Ketika memilih perangkat modem untuk


digunakan pada high speed DSL service
kita harus menyesuaikan dengan
kompatibilitas dengan perangkat
DSLAM dari provider, dan mekanisme
technical supportnya.

5. Router $ 500 Untuk aplikasi bisnis yang lebih kompleks


dari sisi jaringannya perlu perangkat
yang meroutingkan informasi dari
external network ke internal atau
sebaliknya.
RISTI

Desain Skala Kecil


RISTI

Desain Skala Kecil dengan 1 DSLAM

Syarat-syarat:

• Service provider mempunyai ukuran DSL kecil sampai menengah.

• Service provider tidak menawarkan apapun ke customer.

• Sebagai penggantinya service provider perdagangan besar memberikan


infrastruktur ke macam – macam ISP
RISTI

Beberapa persyaratan DSL wholesale provider adalah :


• CPE
• Nomor Pelanggan
• Kecepatan Data Pelanggan
• Kecepatan datanya antara 384 kbps-1 Mbps.
• Kerapatan Maksimum CO
• Kerapatan Minimum CO
• Throughput efektif tiap pelanggan: 100 kbps.
• IP address
• Jumlah ISP
• Interface ISP
• Core
• Service yang diberikan
• Perbandingan Pelanggan
RISTI

Analisis Design Arsitektur


• Ciri khusus untuk DSL wholesale provider yang menjual
infrastruktur ke macam – macam ISP adalah arsitektur dasar
yang ditentukan oleh bagaimana keinginan ISP menerima
trafik subsriber dari wholesaler.Identifikasi dasarnya bahwa
wholesale provider membutuhkan implementasi model VC
architecture end-to-end.
• Salah satu persyaratan wholesaler yaitu melayani 20 ISP.
Persyaratan ini mempunyai peranan besar dalam design
untuk menentukan DSL wholesale provider karena
wholesaler harus tetap merancang PVC ke masing-masing
subscriber. Hal ini dapat meningkatkan provisioning delay
dan menyebabkan misconfigurasi atau mapping PVC.
RISTI

ISP A
Core Core

Keyboard

ATU-R
Aggregation
DSLAM
Enterprise

PVC PVC PVC PVC

One PVC per subscriber Aggregated PVC

end-to-end architecture VC yang dilewatkan ke ISP


RISTI

Pertimbangan ATM VC
• Masalah besar dalam design adalah delay
provisioning untuk mapping masing – masing
PVC subsriber ke macam – macam ISP.
Masalah besar kedua adalah perbedaan
architecture access dan core pada VC deplesi.
• Mengingat bagaimana besarnya efek deplesi VC
maka syarat design untuk architecture DSL
wholesale provider harus mendukung 50.000
sampai 100.000 subscriber. Jika seluruh
pelanggan berada pada satu ISP, DSL provider
membutuhkan jaminan bahwa ATM core yang
terskala mendukung 100.000 VC.
RISTI

SP dapat menggunakan metode berikut ini untuk transport


subsriber VC melewati core dan kemudian ke ISP :
• PVC end-to-end : sama dengan penjelasan terdahulu ketika
SP secara manual digunakan oleh masing-masing subscriber
PVCmelewati masing-masing hop dan ATM core.Hal in dapat
dilakuakn pada delay provisioning yang panjang dan deplesi
VC.
• SPVC dan PNNI : Dengan menggunakan SPVC dan PNNI
maka SP dapat bekerja dengan delay provisioning pada
implementasi PVC end-to-end. Bagaimanapun, syarat ATM
core harus mendukung PNNI dan tidak dialamatkan ke
deplesi VC karena SP tetap membuthkan penyambungan ke
banyak VC melewati ATM core.
• VP switching : Merupakan kumpulan banyak VC yang
disatukan dalam beberapa VP dan dilewatkan ke ATM core
kemudian diswitch ke VP. Karena ATM Core hanya di switch
ke VP berarti tidak mempunyai informasi apapun dari
subscriber VC dan mencegah mapping VC secara individual
sehingga dapat mengurangi deplesi VC.
RISTI

Over Subscription Ratio


• Salah satu persyaratan kecepatan pelanggan adalah antara 384 kbps sampai 1
Mbps. Tentunya rangkaian device CPE pada kecepatan tersebut dipengaruhi
oleh banyak factor seperti jarak CO dan kualitas loop. Dengan asumsi seluruh
kondisi physical Layer terpenuhi dan device CPE berada pada kecepatan
tersebut maka throughput efektif kira –kira 100 kbps.Ketika service internet akses
memenuhinpersyaratan maka hal yang sulit dilakukan adalah memelihara
keefektifan throughput karena bottlenecks ( saluran yang sempit ) bisa berada
dimana saja tetapi tidak berada pada jaringan DSL wholesaler.Untuk tujuan
perencanaan ini kitaasumsikan bahwa wholesaler memiliki throughput efektif 100
kbps tiap pelanggan.
• Dengan menggunakan perhitungan kasar ketika seluruh 2000 pelanggan
menggunakan layanan maka CO khusus membutuhkan 100 kbps x 2000 = 200
Mbps pada downstream (arah ke pelanggan). Dengan 200 Mbps dan
pertimbangan perhitungan kasar seperti di awal kita membutuhkan sesuatu yang
lebih besar dari OC-3 (155 Mbps) karena akan melayani seluruh pelanggan pada
CO. OC-12 masuk dalam kategori ini tetapi tidak realistis dan tidak efektif bila
diimplementasikan untuk wholesale provider. Hal ini tidak realistis karena tidak
mungkin sejumlah 2000 pelanggan akan online dan efektif menggunakan 100
kbps. Tambahan lagi, tidak efektif biaya jika menggunakan OC-12 hanya untuk
menyediakan service akses internet kecepatan tinggi. Satu dari semua yang
harus diingat adalah service yang kita berikan adalah best effort dan hanya unutk
pelanggan residential yang biasanya dikenakan biaya sebesar $39.95-$49.95
tiap bulan
RISTI

Pertimbangan DSLAM
• Persyaratan design memiliki konsentrasi maksimum pelanggan pada CO
khusus tidak melebihi 2000 dan konsentrasi minimumnya 200. Asumsi dengan
perbandingan 95 % konsentrasi maksimum dan 5 % konsentrasi minimum.
Dengan jumlah ini maka DSL wholesale provider membutuhkan kira – kira 73
CO. Jumlah tersebut ditentukan sebagai berikut :
95% x 100.000=95.000, kemudian dibagi dengan konsentrasi maksimum 2000
= 47.5
5% x 100.000= 5000, kemudian dibagi dengan konsentrasi minimum 200=25
Total = 47.5 + 25 =72.5 CO
• Untuk kasus ini kita harus mengingat bahwa Cisco 6000 DSLAM dengan 8 port
line card yang masing – masing chassis mampu mendukung 256 pelanggan.
Untuk 2000 pelanggan kita membutuhkan 8 DSLAM. Jika loop subscriber tidak
dishare kita membutuhkan POTS splitter dan jika kita mengingnkan daya
disipasi tidak terlalu besar maka kita perlu 3 buah Cisco 6000 IP DSL yang
tersambung ke 7 foot rack sehingga terdapat 750 ports tiap rack. Hal ini sangat
tidak memungkinkan sekali. Network Equipment Building System ( NEBS )
membatasi daya disipasi sampai dengan 1375 watt tiap 7 foot rack sehingga
kita membutuhkan 2 chasis dengan POTS Splitter yang diberikan 368 ports.
Jika kita menginginkan tidak terlalu besar dan memperhitungkan batas-batas
NEBS kita dapat membuatnya dengan chasis yang memiliki 8 port card dan
sebuah POTS Splitter sehingga terdapat 512 port tiap 7 foot rack.
RISTI

DSLAM Subtending
• Sebelumnya kita asumsikan bahwa DSL service provider
menggunakan trunk OC-3 unutk 2000 pelanggan tiap
CO adalah service terbaik yang diberikan ke pelanggan
dan dishare ke trunk yang sama sehingga DSLAM yang
kita design dapat digambarkan sebagai berikut :
Subtended
DS-3 DSLAM

Subtended
DSLAM
DS-3
Trunk
Subtended DS-3 Subtended ATM
DSLAMs DSLAM OC-3
DS-3

DS-3

End-to-End Architecture dengan subtended DSLAM pada sebuah CO


RISTI

PVC Soft-PVC between DSLAM and ATM termination device


Failure

ATM switch ATM switch


DSLAM 1

DSLAM 2
Aggregation
ATM switch ATM switch device

DSLAM 3

Actual route
Alternate route during failure

Architecture DSLAM Subtending


dan Ring Redundancy
RISTI

ATM Aggregation
• Ketika kita memiliki jumlah CO yang banyak dan jumlah ISP
yang sedikit maka penomoran pelanggan VC dan VPI
memainkan peran penting pada DSL wholesale provider.Untuk
mengidentifikasi tiap-tiap ISP secara terpisah maka dalam
pengembangannya DSL provider memisahkan antara
kumpulan VPI dengan masing-masing ISP. Jika jumlah ISP
sedikit atau hanya satu kita dapat memilih unutk
mengidentifikasi CO dengan memisah kan VPI.
• ATM core saat menghandle sejumlah VC membutuhkan
pelayanan sejumlah VP. ATM core harus berada pada posisi
mencoba menawarkan QoS yang layak ke VP karena
perebutan bandwidth pada ATM core. DSL wholesale provider
harus memprioritaskan trafik pada ISP tertentu atau beberapa
pelanggan pada VP yang lainnya untuk mengontrol bandwidth
pada VP based di CoS yang berbeda
RISTI

Pertimbangan Layer 3
• Keputusan menggunakan menggunakan metode akses
enkapsulapsi untuk digunakan pada akses architecture
tergantung pada masing-masing ISP karena DSL wholesale
provider tidak trlibat pada layer 3 dan terlepas dari pelanggan
PVC yang ke ISP.
• Masing-masing ISP memiliki criteria yang berbeda untuk
menentukan metode enkapsulasi yang digunakan.Dari macam-
macam architecture yang ada ISP lebih suka memilih
architecture bridging dengan menggunakan RBE meskipun ada
beberapa ISP yang mengimplementasikan model PPP.Alasan
memilih RBE adalah karena CPE lebih sederhana pada
managemennya serta mudah dalam penghitungan biaya.
PPPoX dipilih oleh ISP tertentu Karen akebutuhan autentikasi
user dan implementasi model pembebanan untuk pelanggan
yang berbeda menurut pelayanan yang digunakan. Gambar
berikut menunjukkan contoh penggunaan RBE dan PPPoX.
RISTI

Cisco 6400
Cisco with SSG Internet
61xx/62xx
ATM switches
Telecommuter ISP 1

Power branch

Enterprise
Cisco
SOHO ATM cloud 3810/3600

Small/medium Cisco 7200


enterprise Internet

ISP 2

ATM PVC
Residential
Bridged/Route/PPP-IP
Service destination:
CPE DSLAMs: Network Access Network Service
Provider (NAP) Provider (NSP)

Solusi dengan menggunakan RBE


dan PPPoX
RISTI

Kesimpulan :
• Architecture ini dapat dijalankan pada deplesi
VC dan delay provisioning.
• Metode akses enkapsulasi ditentukan oleh ISP.
• ISP harus mengetahui tujuan pada jumlah ATM
PVC yang banyak.
• DSL whole saler tidak ikut menentukan
pengaturan IP address.
• DSL wholesaler tidak melakukan pancatatan
dan model pembebanan biaya.
• Architecture ini sesuai untuk jumlah pelanggan
yang sedikit pada tiap ISP
RISTI

DESAIN SKALA MENENGAH


DAN INTERKONEKSI DSLAM
RISTI

Persyaratannya hampir sama dengan desain skala kecil


hanya saja ada beberapa parameter yang dirubah :

• Subsriber Base : DSL wholesale provider Aarhus mampu


meningkatkan substansi pada subscriber base dalam range
antara 300.000-500.000.
• Interface ISP : ISP diharapkan memiliki interface minimal dari
wholesale provider
• Perbandingan Subscriber : dasar dari persyaratan ISP bahwa
pelanggan residential berjumalh 70 persen dan subscriber
bisnis kecil dan menengah berjumlah 30 persen.
• Service yang diberikan : akses internet kecepatan tinggi, web
hosting dan akses e-mail serta service level agreements
(SLA) ke customer bisnis.
• Over- subscription ratio untuk residential : ditentukan dengan
perbandingan 15:1 dan untuk bisnis 14:1.
• Persyaratan umum : sama dengan persyaratan untuk skala
kecil.
RISTI

Analisis Design Architecture


• Terdapat tiga perbedaan utama dari
design skala kecil.Perbandingan
subscriber dimana pelanggan bisnis
tergolong sebagai residencial dan service
yang ditawarkan termasuk SLA pada
bandwidth yang dimiliki pelanggan. Pada
bab ini akan dibahas parameter-parameter
yang harus dirubahh dalam arsitektur
RISTI

Pertimbangan ATM VC
• Karena pelanggan berjumlah antara 300.000-500.000
maka kita tidak dapat menggunakan model VC end-to-
end karena ATM core berlangsung pada deplesi VC.
Biasanya provisioning menyebabkan konfusi. Karena
alasan itulah agregási VC dari pelanggan ke agregási
device sebelum terjadi harus melalui ISP lebih dulu.
Agregási device merupakan agregási VC ke VC yang
lebih sedikit sebelum melewati ISP yang berjalan sesuai
persyaratan yaitu ISP mempunyai interface sesedikit
mungkin dan VC yang minimal dibanding jumlah
pelanggan yang sebenarnya seperti yang terlihat pada
gambar berikut ini.
RISTI

ISP A
Core Core

Keyboard
ATU-R
Aggregation
DSLAM
Enterprise

PVC PVC PVC PVC

One PVC per subscriber Aggregated PVC

Aggregasi ATM VC
RISTI

Pertimbangan Soft PVC


• Untuk memudahkan pembagian yang sedikit
ataupun tidak membagi subscriber PVC melalui
tiap-tiap node DSL wholesaler dapat
menggunakan Soft PVC. Soft PVC
• memungkinkan SP untuk menspesifikasikan
alamat NSAP untuk aggregasi device menuju
PVC dan mengeliminasi melalui setiap node.
Gambar di berikut memperlihatkan cara
melakukan konfigurasi dengan menggunakan
Cisco 6260 DSLAM dan Cisco 6400 sebagai
device aggregasi.
RISTI

6260
CPE DSLAM ATM Network Aggregation

PVC Soft PVC


1/32

Penggunaan Soft PVC


RISTI

Menggunakan PPPoX-L2TP sebagai Metode Enkapsulasi


• Sebagai pengganti yang mendekati kesesuaian menggunakan IP
(tanpa MPLS) dengan mekanisme hand off untuk ISP menggunakan
L2TP dan hubungan trafik pelanggan secara langsung ke ISP yang
menentukan sesi tujuan. Pendekatan hal ini juga menggunakan akses
enkapsulasi PPPoX. Gambar 5-7 memperlihatkan penggunaan L2PT
dan PPPoX.

PVC Tunnel
Aggregator
rtr@cisco.com Other
LAC/
LNS/
Router
ATM Router

CPE DSLAM
Domain Frame Relay
Info for User
cisco.com Info for AAA
AAA rtr@cisco.com

PPPox L2TP
RISTI

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan


dan dianalisa untuk design arsitektur ini :
• Jumlah tunnel dapat diinisiasikan dengan device
aggregasi yang berpura-pura sebagai akses
concentrator ( LAC ) L2TP.
• Jumlah tunnel dapat ditentukan pada router ISP
yang berpura-pura sebagai server network
(LNS) L2TP.
• Jumlah PPP session yang dapat dibawa sesuai
dengan tunnel.
• Jumlah maximum PPP session mendukung
untuk device aggregasi.
• Throughput pada device aggregasi.
RISTI

DESAIN SKALA BESAR


RISTI

Semua syarat dasar seperti pada desain skala


menengah dengan modifikasi sebagai berikut :
• Jumlah Pelanggan : arsitektur harus mendukung
jutaan pelanggan dengan mengasumsikan dua
session tiap VC dengan jumlah dua juta session.
• Throughput Efektif : Throughput Efektif tiap
pelanggan minimum membutuhkan 384 kbps
dengan kapabilitas unutk meningkatkan sampai
dengan 1 Mbps.
• Existing Deployment : DSL wholesaler siap
dilengkapi dengan arsitektur PPPoX-L2TP
menggunakan aggregasi terpusat.
• Jumalh ISP : DSL wholesaler sebaiknya
melayani 100 ISP.
RISTI

Analisis Design Arsitektur


Infrastruktur tetap untuk DSL wholesaler :
• 150 CO dengan masing-masing CO mendukung
maksimum 2000 VC.
• 15 centralized PoP dengan sebuah device aggregasi
yang dapat mensupport sampai dengan 30.000 session.
• Masing-masing device aggregasi dapat memberikan
4000 session pada sebuah tunnel L2TP.
• LNS dapat mendukung 8000 session dan 1000 total
tunnel.
• Untuk pembagian throughput efektif 100 kbps dengan
spesifikasi rasio over-subscription ( 15 : 1 untuk
residensial ), device aggregasi butuh untuk mendukung
throughput aggregasi sampai 133 Mbps.
RISTI

Penempatan ATM Core Diantara CO dan PoP Untuk Swith ke Satu


Juta PVC :
Pilihan 1 :

• Salah satu cara sederhana untuk menyelesaikan


masalah perlunya ATM core diantara CO yang terdiri
dari DSLAM dan PoP disambung ke satu juta
PVC.adalah meletakkan ATM core dengan banyak
switch untuk mengakomodasi sejumlah besar VC.
Tentunya ketika menyambungkan lebih banyak ATM
kita membutuhkan implementasi PNNI dan SPVC
dengan auto route sehingga jika route di core gagal
maka subscriber VC dapat diroutekan kembali. Metode
ini tidak mempunyai keefektifan bagi DSL wholesaler
sebagai SP, dan meningkatkan ATM switch pada core
sehingga meningkatkan delay provisioning.
RISTI

Pilihan 2 :
• Untuk pengalamatan point 5 dan 6 gambaran aggregasi di edge
yang tertutup bagi pelanggan pada CO dapat digambarkan
sebagai berikut :
VC depletion

IP/ATM cloud

Aggregation
Router
Central Office
ATM Network

IP/ATM cloud

Aggregation
Central Office Router
ATM Cloud
RISTI

Pilihan 3 :
Pilihan ketiga untuk menyelesaikan point 5 dan 6 tidak banyak berbeda dari
pilihan kedua yang telah dijelaskan. Pilihan ini pada kenyataannya
membentuk network pada edge lebih terskala dan juga pengalamatan
beberapa masalah migrasi ditimbulkan dengan pilihan kedua :

• Salah satu masalah yang kita hadapi pada pilihan kedua adalah trafik
pelanggan yang membutuhkan aggregasi pada device aggregasi. Jika
service provider memutuskan untuk memberikan Voice melalui ATM yang
syaratnya adalah AAL-2 –based VC harus disambungkan maka device
aggregasi pelu untuk berpura-pura sebagai ATM switch maupun device
aggregasi.
• Kemungkinan permasalahan yang lain adalah penambahan pengaturan
jumlah elemen network yang berarti meningkatkan jumlah CO device
aggregasi PoP terpusat.
• Jika jumlah subscriber tiap CO meningkat, arsitekturenya mungkin
mempunyai masalah yang sama seperti yang telah disebutkan diawal
untuk aggregasi terpusat. Bahkan jika jumlah pelanggan tetap sama, tetapi
DSL wholesaler ingin membagi video service pada 4 Mbps untuk masing-
masing pelanggan, device aggregasi yang ditentukan 4000 session tidak
mungkin terskala untuk membagi throughput yang banyak.
RISTI

PVC Tunnel

abc@cisco.com
Aggregator
LNS/
Router
CPE
ATM Tunnel
LAC/ Core
AII VCs switched Router/AAA Groomer
xyz@cisco.com User
Info for AAA
abc@cisco.com
xyz@cisco.com
CPE
SmartDSLAM

AAA

PPPox L2TP

Arsitektur IP DSLAM dan Head-Node


RISTI

Kesimpulan :
• Dengan mendistribusikan fungsionalitas aggregasi pada edge
dengan menggunakan device aggregasi eksternal baik pada cO
maupun DSLAM , DSL wholesaler dapat mengeliminasi
masalah deplesi VC dan juga membagi throughput tiap
pelanggan lebih efektif.
• Pengembangan aggregasi pada edge memungkinkan
wholesaler menambah nalai lebih pada servicenya seperti
security, QoS, web chacing dan kemampuan membagi
throughput yang cukup unutk diaplikasikan pada bandwidth
tinggi.
• Penggunaan IP DSLAM memungkinkan DSL wholesaler
mengurangi beberpa elemen jaringan pada core dan
menghilangkan masalah delay provisioning VC.
• Management dan pembagian jaringan harus direncanakan
secara hati-hati untuk model aggregasi terdistribusi dan
memungkinkan kompleksitas pada system NMS dan
peningkatan pengaturan device.
RISTI

Multi Service Optical Acces Network


(MSOAN)
dan Metro Access
RISTI

Deskripsi :
Multi Service Optical Acces Network adalah
system yang akan dipakai untuk mengirimkan
multi layanan terintegrasi dalam platform jaringan
akses optic tunggal.

Multi Service Optical Acces Network (MSOAN)


diimplementasikan untuk menyediakan solusi
berbasis fiber dengan biaya yang efektif dalam
jaringan akses yang merupakan bagian dari
jaringan telekomunikasi.
RISTI

System MSOAN pada dasarnya


terdiri dari :
• central terminal (CT)
• sejumlah Optical Distribution Network
(ODN)
• sejumlah remote terminal (RT)
RISTI

Konfigurasi Umum MSOAN


RISTI

MSOAN mempunyai interface eksternal


dan internal
• Eksternal interface terdiri dari
– interface CT ke jaringan atau Tributary Unit
(TU)
– interface RT ke pelanggan atau Service Unit
(SU)
• Interface internal terdiri dari
– optical interface untuk CT-ODN
– optical interface untuk RT-ODN
– interface NMS dari CT
RISTI

Sistem MSOAN paling sedikit mampu untuk


mengirimkan layanan telekomunikasi berikut ini :

– analog telephone (POTS dan payphone koin, magnetik, dan


chip)
– layanan analog leased line dengan inband/outband signalling.
– 64 kbit/s digital leased line services
– N x 64 kbit/s layanan digital leased line
– ISDN (basic rate : 2B + D)
– ISDN (primary rate : 30 B+D)
– Layanan digital leased line 2 Mbit/s (ITU-T G.703)
– Layanan SHDSL (2 Mbit/s)
– ADSL adaptive full rate (8 mbps DS/ 768 kbps US)
– ADSL G.lite (1.5 MBps DS/384 kbps US)
– Layanan berbasis ATM (STM-1 UNI, 10/100 Base-T, nE1, nx64
kbps) atau layanan berbasis IP (10 Base-T, 100 Base-T)
RISTI

Metro Access Network


RISTI

• Penerapan teknologi Jaringan Akses Broadband


merupakan pilihan yang tepat untuk mendukung
aplikasi jasa multimedia/layanan broadband baik
untuk saat ini maupun di masa mendatang
• Kompleksitas teknologi Jaringan Akses
Broadband membutuhkan perencanaan yang
komprehensif serta penyiapan sumber daya
manusia yang memadai guna mencapai target
pembangunan serta mendapat manfaat yang
maksimal bagi perusahaan.
RISTI

Apa yang memotivasi Service


Provider?
• para pelanggan
membutuhkan layanan baru
• para service provider The RHK Business
Model Graph

membutuhkan suatu 1000 Traffic

kemampuan untuk Costs

mengurangi biaya 100

• para service provider Revenues

membutuhkannya untuk
menghasilkan nilai
10
1999 2000 2001 2003 2004 2005

tambah/pendapatan dan
keuntungan baru
RISTI

Mengapa Ethernet?
• kebanyakan data berasal (origin) dan berakhir
(terminate) pada peralatan Ethernet
• Ethernet telah matang/sempurna, dapat dimengerti
dengan baik
– mudah untuk digunakan
– merupakan interface yang universal
– protocol terbaik untuk mendukung layanan IP
• standar terdefinisi dengan baik dan dijamin
interoperability oleh berbagai vendor
– dukungan vendor yang luas, menyuplai penuh Layer 2/3
switches, routers dan peralatan lainnya
• mendukung arsitektur dengan jangkauan yang luas
– topologies supported (point-point, ring, mesh)
– pilihan Layer 2 (VLAN) atau Layer 3 switching
RISTI

Ethernet Evolutions
IEEE 802.3u IEEE 80
q 2.3x
80 2. 1 - fu ll-dupl
IEEE ag gin-gauto-negotiation ex
VLAN t

10 Gigabit Ethernet IEEE 802.3ae
p y
2.1 orit 2000 - First half, 2002
i
80 t Pr
EE e IEE
IE ck 10/100/1000 Mbps Ethernet Link Aggregation E8
Pa 0
– IEEE 802.3ad, 2000 - R 2.17
PR
1000 Mbps Ethernet L2 MPLS
IEEE 802.3z, 802.3ab, 1995-1999 - Martini Draft
b
2 . 1a\
E 80 less IEEE 802.1s
100 Mbps Ethernet IE E ir e
IEEE 802.3u, 1993-1995 –w - PVST
IEEE ITU X.86
- Et 802
her .3a 1x gin
10 Mbps Ethernet net h Ethernet over LAPS .
2 o
First 80 rk L
IEEE 802.3 - 1980s Mile
IEEE 802.1w EE o
I E tw
IEEE 802.3af Ne
- Inline Power for UTP - Rapid STP –
RISTI

Universal Ethernet Interface


Bandwidth
Bandwidth Access
Access Switching
Switching Capacity
Capacity
Management
Management Control
Control &
& Performance
Performance

Scalability
Scalability
Ethernet scales from
1Mb to 10Gb on the same plug

Vs.
Traffic
Traffic
2Mb (E1 RJ48c)
Engineering Resiliency
Resiliency
Engineering
34Mb (E3 BNC) Interworking
Interworking
Network
Network
Manageability
Manageability
155Mb (STM-1 SC)

622Mb (STM-4 SC)


RISTI

Transparent LAN Services


• Point to point and multipoint Transparent LAN service
– Configured in minutes using VLANs, vMANs
RISTI

Dasar Perencanaan xDSL pada


MSOAN dan Metro Access
RISTI

Network Interface pada Multi Service


Optical Acces Network (MSOAN)
• Interface CT jaringan PSTN dan ISDN melalui interface V5.2 dan
jaringan data melalui E1 atau interface STM-1/STM-4 dan/atau
interface IP.
• Jika fungsi konsentrasi dipertimbangkan, deskripsi dari kapasitas
system seharusnya/shall disebutkan sepanjang berhubungan
dengan faktor konesentrasi.
• Interface V5.2. seharusnya/shall mengacu pada interface standar
TELKOM V5.2 paling akhir yaitu STD R-020-2001/Ver.3
• Interface E1 seharusnya/shall mendukung 2 Mbit/s transparent,
pembagian E1 atau nx64 kbit/s untuk layanan data dan ISDN PRA.
• Interface ATM terbuka (VB5.x) atau paling tidak interface yang
dapat di-up grade ke interface ATM terbuka sebaiknya disediakan
sebagai kelengkapan.
• Interface basis IP seperti fast Ethernet atau gigabit Ethernet
sebaiknya dipersiapkan.
RISTI

Transmission Interface
• Spesifikasi yang diberikan pada bagian ini akan mengjinkan sistem
MSOAN untuk dioperasian melalui dua fiber berdasarkan sistem
transmisi.
• Fiber model tunggal seharusnya/shall dipakai sesuai dengan
standar TELKOM STEL K-015-2002, STEL K-016-2002, dan STEL-
K-017-2002
• Untuk upstream dan downstream langsung, alokasi panjang
gelombang sebaiknya dalam kawasan antara 1260 nm dan 1360
nm.
• Jaringan fiber seharusnya/shall mempunyai minimum return loss 30
dB dalam kawasan panjang gelombang 1270 nm dan 1350 nm
dibawah semua garis tengah dengan peralatan MSOAN diharapkan
dapat sesuai dengan spesifikasi performansi yang disyaratkan.
• System transmisi seharusnya/shall berdasarkan sistem transmisi
SDH dimana dapat dipakai dalam konfigurasi ring, point to point,
atau star.
• Interface SDH tributary mengacu pada standar interface SDH
TELKOM yaitu STEL T-029-1997/Ver.1
RISTI

Multi Topology required


NB + BB services
Any network ! POTS, ISDN, HDSL, SDSL
SD H open ring ! ADSL (DSLAM inside)
WW
WW Deep penetration in the network
InternetW ! Reaching any access corner
Regional ! With flexible housings
ADM
ring / network Optimising traffic bandwidth
! V5 hubbing
Residential Triple Bundle
Local
exchange ! VIP (Video – Internet – Phone)

PD H DLC
exchange unit ADM SDH ring E1 / 4xE1
(STM-1 / STM-4) 4xE1 / 16xE1

NxE1
Business
(FO/ SD H DLC PD H DLC
HDSL/SHDSL)
SD H DLC
NxE1
PD H DLC (FO/HDSL/SHDSL)
remote unit Business
Transport
network PD H DLC
Residential Residential
& Business
PD H DLC
RISTI

Metro Access Network Configuration Video


ITB
WLAN AP Conference
DIVRE III Bandung
Campus LAN

FE FE FE
RisTI L2/3 Switch Hub
GE PABX
PSTN C ISCOS YSTEMS

E1
Internet Metro
Access Edge
E1 GE/FE
Eksisting GE 5 km
8,7 km
STO
Metro
Access Lembong
Core 4,52 km STO Turangga
4,57 km Through
Metro 1,5 km connect
Access
Edge Metro 2,4 km
Access Metro
C ISCOS YSTEMS

GE FE PABX
L2/3 Switch Hub Edge E1
PABX
Access
WLAN AP E1
FE Edge
CISCOSYST EMS

FE FE
GE
CISCOSYSTEMS

L2/3 Switch Hub


WLAN AP L2/3 Switch Hub GE
Corporate LAN FE FE FE FE WLAN AP
Video FE
FE
Conference FE FE
Video Corporate LAN
Video
Conference Corporate LAN
Conference
STO Rajawali
Gedung BBU Wisma Lippo
RISTI

Model konfigurasi xDSL berbasis hybrid (1)


Kombinasi KAT dan KAF (MSOAN, Metro Access)

DSL
DSL

HRB / HEM DSL


Instalasi gedung
DSL
memakai jarlokat

DSLAM
DSLAM
DSLAM (indoor)
Exch.
ISDN Fiber optik
PSTN
ATM
IP

DSLAM (cabinet)
Fiber optik
DSL
DSL
DSLAM
DSLAM
Residential / warnet

DP
DSL
DSL
RISTI

Proses Pengembangan
Aplikasi dan Layanan
RISTI

Desain Pengembangan Web Server

• Fokus Pengembangan
Persyaratan perangkat keras dan lunak
Di mana untuk mendapatkan Apache
Bagaimana cara membangun Apache dari source program
Bagaimana cara mengatur Apache server
Bagaimana cara menguji dan troubleshoot Web server
RISTI

Apache sebagai Web Server (1)

• Apache adalah suatu performansi UNIX yang tinggi berdasarkan httpd


server. Apache dikembangkan oleh Apache Group dan tersedia gratis di
bawah terminologi perangkat lunak.

• Apache adalah suatu pengganti untuk NCSA httpd server. Jika anda
telah menjalankan NCSA, anda dapat menyusun Apachet dan
menggantikan httpd biner dari NCSA dengan Apache yang baru.
RISTI

Apache sebagai Web Server (2)

Anda dapat download Apache dari banyak site mencakup:

• http://www.apache.org
• http://sunsite.doc.ic.ac.uk/packages/
• http://www.ukweb.com/apache/
RISTI

Apache sebagai Web Server (3)


• Ekstraksi
Pertama anda mendapatkan file-nya, anda harus meng-ekstraknya
(unzip) untuk mendapatkan file itu. Filename harus apache_1.1.tar.gz.
Untuk unzip file, anda dapat menggunakan program gunzip. Sintaknya
adalah " gunzip apache_1.1.tar.gz", ini akan menciptakan suatu file
apache_1.1.tar. File tar ini dapat di-untar menggunakan " xvf
apache_1.1.tar ter". Dan ini akan mengekstrak file ke dalam direktori
yang disebut apache_1.1. CD.
• Proses Compiling Apache
Direkomendasikan bahwa Anda menggunakan gcc untuk meng-compile
meskipun Ansi C compiler apapun dapat bekerja. Jika Anda memerlukan
gcc, tersedia pada GNU arsip pada ftp://prep.ai.mit.edu/pub/gnu.
• Pendefinisian Modul
Setelah aturan Makefile datang definisi modul. Apache adalah sangat
customizable dan kamu dapat menambahkan atau memindahkan modul
yang tidak kamu inginkan. Dengan pemindahan manapun modul yang
tak terpakai kamu dapat mempunyai suatu server yang sangat kecil, fast
server.
RISTI

Apache sebagai Web Server (4)

• Pengujian Keluar
Pertama ciptakan "Home page". Ini adalah suatu file HTML sederhana
disebut index.html dalam direktori Serverroot/Htdocs.
• Konfigurasi Sistem
Sebagai tambahan terhadap menyusun definisi modul waktu dan lain
menyusun pilihan waktu, ada banyak runtime pilihan yang harus anda
putuskan. Ini meliputi lmenjalankan standalone server atau via inetd, di
mana server perlu ada, berapa banyak memproses untuk start, dan
banyak pilihan yang lain.
• Menjalankan Sistem
RISTI

Solusi Bisnis Video Cisco (1)

• Fitur utama dari solusi bisnis video Cisco (1)


Pelayanan akses dari banyak tampilan: Pekerja, pelajar, pelanggan dan
rekan kerja bisa mengakses banyak isi media dari tampilan komputer
pribadi berdasarkan intuisi perantara web.
Mudah dalam kreasi isi: Mengijinkan setiap orang to menciptakan banyak
isi pelatihan media dengan menggunakan web berbasis kemudahan
dalam perangkat yang digunakan.
Kualitas tinggi menangkap video: memungkinkan kreasi presentasi qualitas
studio dengan keahlian dalam pokok masalah.
Integrasi dan sinkronisasi video dan media kebanyakan: meggunakan
peng-index-an dan rencana encoding secara lebih lanjut, streaming
layanan audio dan video dapat diintegrasikan secara efektif dan
disinkronisasikan dengan pengajaran konvensional dan dokumentasi
komunikasi, membuat peralatan tradisional menjadi aktif.
RISTI

Solusi Bisnis Video Cisco (2)


• Fitur utama dari solusi bisnis video Cisco (2)
Encoding lebih lanjut: video dan audio dapat diterima dari berbagai
sumber yang termasuk didalamnya kamera, VCR (Video Cassete
Recorders), DVD (Digital Video Disk), siaran satelit, dan file video
digital, serta kemudian di-encode-kan pada multiple bit rate
menggunakan Windows Media Player.
Peng-index-an lebih lanjut: selama peng-encoding-an, layanan audio dan
video di-index dengan tag metadata yang mengandung informasi unik
untuk setiap paket layanan, pemastian bahwa layanan yang dimaksud
dapat ditemukan dengan mudah.
Mudah untuk distribusi layanan: program diatur oleh sentral sistem
manajemen aset.
Berdasarkan instuisi: Solusi bisnis video Cisco didasarkan pada portal
web yang menyediakan akses ke katalog layanan dan akses ke
proses dan aplikasi untuk penulisan dan pemproduksian kedua
layanan langsung dan VoD.
RISTI

Solusi Bisnis Video Cisco (3)

Anda mungkin juga menyukai