Anda di halaman 1dari 3

c 



  

Ketua : Wendi Rosandi

Anggota :

1.p {uhammad Yusuf


2.p Vindy Elvira
3.p Suhendra

Dadan :

1.p Bagaimana perkembangan otonomi daerah pada ORDE LA{A?


2.p Kronologis Otonomi Daerah?
3.p Bagaimana pengaplikasikan UU No.5 Tahun 1974?
Jawab :
1.p Pada waktu Orde Lama masih belum ada Realisasi dari Otonomi daerah atau
Desentralisasi, masih Sentralisasi. Segala kebijakan dan peraturan oleh Pemerintah pusat
dan Pemerintah daerah masih ada kontrol dari pusat. Jadi belum ada Perkembangan
Otonomi Daerah.
2.p Konologi Otonomi Daerah
-p Paradigma lama dalam manajemen negara & pemerintahan yang berporos pada
sentralistik kekuasaan diganti menjadi otonomi yang berpusat pada desentralistik
kebijakan otoda merupakan upaya pempus merespon tuntutan kemerdekaan wilayah yg
memiliki aset SDA melimpah, namun tidak mendapatkan haknya secara proporsional pd
masa ORBA.
-p Pada masa reformasi dicanangkan suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan :
otoda & pengaturan perimbangan keuangan antara pusat & daerah.
-p Amanat UUD 1945: pemda berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas perbantuan. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
-p

3.p UU No. 5 tahun 1974: mengatur pokok-pokok penyelenggara-an pemerintahan yg


menjadi tugas pempus di daerah. Prinsip yg dipakai: bukan otonomi yg riil dan seluas-
luasnya, tetapi otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Alasannya, pandanganotoda
yg seluas-luasnya dapat menimbulkan kecenderungan pemikiran yg dapat
membahayakan keutuhan NKRI, dan tdk serasi dg maksud &tujuan pemberian otonomi.
UU No. 5 Tahun 1974 adalah suatu komitmen politik, namun dalam prakteknya yang
terjadi adalah sentralisasi (baca: kontrol dari pusat) yang dominan dalam perencanaan
maupun implementasi pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena paling menonjol
dari pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1974 ini adalah ketergantungan Pemda yang relatif
tinggi terhadap pemerintah pusat.
Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum desentralisasi
yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, yaitu dengan
memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah. Beberapa hal yang mendasar mengenai otonomi daerah dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sangat
berbeda dengan prinsip undang-undang sebelumnya
Realisasi yang ada, pada masa UU No. 5 Tahun 1974, ada tiga tingkatan pemerintah
Kota yang berjalan: DKI, Kotamadya, dan Kota administratif; sedangkan UU No. 22 Tahun
1999 praktis hanya Provinsi DKI dan seluruh Kota. Sebutan pemerintahan perkotaan
pada UU No. 5 Tahun 1974 ditujukan untuk pembagian wilayah dalam rangka asas
dekonsentrasi semata, sedangkan UU No. 22 Tahun 1999 ditujukan untuk desentralisasi
semata dan selebihnya di rencanakan merupakan perangkat daerahkecuali
͚metropolitan͛.
Sedangkan UU Pemerintah Daerah yang berlaku sekarang adalah : Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004.

Nasri :
1.p Bagaimana Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia pada {asa ORBA dan Sekarang?
2.p Bagaimana Keuntungan dan kekurangan otonomi daerah?
3.p Perbedaan otonomi daerah antara yang secara terpusat?
4.p Apa yang menjadi perbedaan pada contoh kongkrit yang disebutkan?

Jawab :

1.p Pada waktu Orde Lama masih belum ada Otonomi daerah atau Desentralisasi, masih
Sentralisasi. Segala kebijakan dan peraturan oleh Pemerintah pusat. Jadi belum ada
Perkembangan Otonomi daerah.
Otoda pada {asa Reformasi ( Sekarang )
-p Paradigma lama dalam manajemen negara & pemerintahan yang berporos pada
sentralistik kekuasaan diganti menjadi otonomi yang berpusat pada desentralistik
kebijakan otoda merupakan upaya pempus merespon tuntutan kemerdekaan wilayah yg
memiliki aset SDA melimpah, namun tidak mendapatkan haknya secara proporsional pd
masa ORBA.
-p Pada masa reformasi dicanangkan suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan :
otoda & pengaturan perimbangan keuangan antara pusat & daerah.
-p Amanat UUD 1945: pemda berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas perbantuan. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat.

2.p Kelebihan Otonomi daerah ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada di daerah
dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat. Namun kekurangan
dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang berlebihan dimana wewenang itu
hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk
keuntungan para oknum atau pribadi. Hal ini terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah
pusat dan dengan adanya OTODA pada daerah Bupati seperti ͞Raja Kecil͟.
3.p Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut UU. {enurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah memusatkan
semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di suatu puncak pada
sebuah struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pemerintah sebelum otonomi
daerah. Kelemahan sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan
pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga
waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama. Desentralisasi adalah pendelegasian
wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang
pada level bawah pada suatu suatu organisasi. Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak
lagi menerapkan sistem pemerintahan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau
otda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan
yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat.
4.p Perbedaanya yaitu dilihat dari Kontrol Pusat, Keputusan dan Kebijakan.
Contoh Kongkrit nya :
Sentralisasi
-p Pengangkatan CPNS masih oleh Pemerintah Pusat
-p Hasil SDA Daerah 70% ke Pusat, dan 30 % ke daerah

Desentralisasi

-p Lembaga-lembaga Pemerintah di atur oleh Pemda berbentuk Dinas.


-p Hasil SDA Daerah, 70% ke Daerah, dan 30% ke Pusat.

Pertanyaan untuk Demokrasi :

1.p Bagaimana Sejarah Demokrasi di Indonesia?


2.p Jelaskan tentang pemerintahan DIY termasuk Demokrasi?
3.p Ciri negara Demokrasi ? dan jelaskan contoh yang terjadi di {esir pada masa sekarang?

Pertanyaan untuk HA{ :

1.p Contoh kongkrit dari HA{ dan pelanggaran HA{ secara umum?
2.p Sejarah lahirnya HA{ secara umum?
3.p Sejarah dan Perkembangan HA{ di Indonesia?
4.p Pada zaman reformasi di indonesia terjadi amademen tentang HA{. Indonesia mengadopsi
intrumen internasional. Bagaimana bentuk Instrumen internasional HA{ tersebut?

Anda mungkin juga menyukai