Anda di halaman 1dari 18

10/19/2010

II. Perbaikan Tanah Secara Perkuatan
a) Pendahuluan
b) Pondasi dangkal sebagai perkuatan
c) Cerucuk 
d) Stone column
e) Wet and dry deep mixing
f) Piled embankment
g)Geotextile 1

a) Pendahuluan

Perbaikan tanah secara perkuatan:


dengan menambahkan atau memasukkan kedalam tanah lunak
sesuatu benda atau bahan yang lebih kuat dan lebih kaku

Bahan yang ditambahkan biasanya antara lain:

1. Batu / pasir  ditambahkan secara acak ataupun tersusun


2. Batang kayu  sda

3 Bambu  sda
3.

4. Lempengan serat  dari serat alami maupun sintesis

5. Bahan Beton  pracetak atau cor ditempat


6. Lempengan bahan besi atau yang dibuat khusus

1
10/19/2010

a) Pendahuluan

Perkuatan tanah lunak dapat dilakukan secara vertical maupun


horizontal.

Faktor-faktor utama dalam penentuan pilihan perkuatan adalah:


Efektivitas dan Biaya.

Contoh sistem perkuatan yang sering dipakai :

Jenis perkuatan Arah Contoh  Metoda desain


penggunaan
Kayu cerucuk vertikal pondasi analisa blok pondasi

Bambu tikar horizontal badan jalan coba‐coba

Serat fabrikasi horizontal Jalan, lereng Analisa perkuatan serat

Beton horizontal / vertikal pondasi Analisa fondasi dalam

Angkur horizontal / vertikal pondasi Analisa fondasi dalam

b) Pondasi dangkal sebagai salah satu tipe perkuatan

Df

pasangan batu kali beton d


B

Persamaan umum daya dukung pondasi (Mayerhof, 1963):

1
qult  c  N c  f cs  f cd  f ci  q  N q  f qs  f qd  f qi    B  N   f s  f d  fi *
2

* Keterangan lebih lanjut lihat : Das, B. M. (1990) Principles of foundation engineering, 2nd edition, pp. 120-208, PWS-
KENT, Boston

Penting untuk diperhatikan: posisi muka air tanah dan pemilihan angka-angka faktor yang berkaitan
4

2
10/19/2010

c) Kayu cerucuk

c) Kayu cerucuk

Diameter yang dipakai : 5 – 10 cm


Jarak antar tiang cerucuk : 10 – 30 cm
Prinsip desain : kumpulan tiang dianggap sebagai suatu blok

Persamaan umum daya dukung pondasi (Mayerhof, 1963):

2 1
qult  c  N c  f cs  f cd  f ci  D    N q  f qs  f qd  f qi    B  N   fs  fd  f*i
3 2
6

3
10/19/2010

d) Stone column

Manfaat Stone Column ?
1. Mengurangi penurunan fondasi
1. Mengurangi
2. Meningkatkan daya dukung
3. Mengurangi potensi liquifaksi.
4. Stabilisasi lereng.
5. Mencegah efek keruntuhan akibat gempa (Prevents 
earthquake‐induced lateral spreading).

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats
8

4
10/19/2010

d) Stone column

Metoda konstruksi Stone Column :

1.Wet, Top Feed Method 
1 W T F dM h d
(Replacement and Displacement).

2. Dry, Bottom Feed Method 
(Displacement).
(Displacement)

d) Stone column

Wet, Top Feed Method


(Replacement and Displacement).

10

5
10/19/2010

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
11

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
12

6
10/19/2010

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
13

d) Stone column

Prinsip penggunaan stone column:

1. Kolom batu atau krikil yang dipadatkan dibentuk didalam


tanah lunak
2. Kolom batu / krikil tersebut sebagai perkuatan dan jalan
drainase bagi air pori
3. Kedalaman kolom : 3 – 30 m
4. Spasi grid : 1 – 3 m –
5. Diameter kolom umumnya : 0.6 – 1.5 m

Kontrol kualitas:

dilakukan dengan mengamati amplitudes – depth log, konsumsi


gravel per interval kedalaman atau dengan full scale load – test .

14

7
10/19/2010

d) Stone column

Asilah- Tangier site, Marocco

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
15

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
16

8
10/19/2010

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
17

d) Stone column

These slides are taken from the lecture of Jean Marc Debats (Vibrofloatation group)
18

9
10/19/2010

d) Stone column

19

d) Stone column

20

10
10/19/2010

d) Stone column

Prinsip desain stone column:

• Item utama yang diperhitungkan : Settlement Reduction

• Daya dukung dalam banyak kasus tidak menjadi masalah.


Hanya perlu pengecekan sederhana

• Waktu konsolidasi : dalam beberapa kasus penting

• Cara perhitungan umumnya empiris : contoh metoda Priebe

21

d) Stone column

22

11
10/19/2010

d) Wet deep mixing

Tahun Pengembangan

Pertengahan 1950 Mixed in Place digunakan pertama kali di USA

Tahun 1960an MIP digunakan dan dikembangkan lanjut di Jepang

Tahun 1970an CMC dan DMC digunakan di Jepang. Soil mixed wall pada 


tahun 1976

Tahun 1977 Off shore works di Jepang (10 tahun pengembangan)

Tahun 1980an  Digunakan lagi di US pada Jackson Dam

Sejak 1980an Digunakan di Eropa sebagai alternative murah dibanding 


jet grouting

23

d) Wet deep mixing

24

12
10/19/2010

d) Wet deep mixing

25

d) Wet deep mixing

26

13
10/19/2010

d) Wet deep mixing

27

d) Wet deep mixing

28

14
10/19/2010

d) Wet deep mixing

29

d) Wet deep mixing

30

15
10/19/2010

d) Wet deep mixing

31

d) Wet deep mixing

32

16
10/19/2010

d) Wet deep mixing

33

d) Wet deep mixing

34

17
10/19/2010

d) Wet deep mixing

35

18

Anda mungkin juga menyukai