Anda di halaman 1dari 4

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PROSES MERUMUSKAN MASALAH


DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Andaikan salah satu diantara banyak masalah pembelajaran matematika SMP


yang dihadapi/teridentifikasi adalah: rendahnya kemampuan dan keterampilan
siswa SMP Kelas VII dalam melakukan operasi bentuk aljabar. Hal itu antara lain
ditunjukkan oleh kemampuan siswa SMP Kelas VII dalam memaknai unsur-unsur
pada bentuk aljabar salah, misalnya: siswa memaknai variabel yang salah, yaitu: a
= apel, b = buku, padahal a dan b adalah variabel yang mewakili bilangan. Siswa
juga kurang paham dan kurang terampil melakukan operasi bentuk aljabar, yang
ditandai dengan kekeliruan dalam mengoperasikan unsur-unsur bentuk aljabar,
misalnya: 2a + b = 2ab, 3a (a + 4b) = 12ab.
1. Mari kita analisis masalah itu dari segi karakteristiknya dan kemungkinan
penyebabnya.
a. Masalah itu adalah masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran
matematika sehari-hari di Kelas VII.
b. Cakupan masalah tidak luas sehingga penanganan tindakan untuk mengatasinya
diprediksi tidak akan merepotkan. Ruang lingkup masalah hanya berkenaan
dengan pembelajaran 2 kompetensi dasar (KD) yang saling terkait, yaitu: 2.1
Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya dan 2.2 Melakukan operasi bentuk
aljabar.
c. Untuk mengatasi masalah itu tidak diperlukan banyak sarana, media, dan buku
sumber karena media dan sumber belajar yang diperlukan banyak dijumpai di
sekitar kehidupan siswa di sekolah maupun di rumah.
d. Kemampuan mengenali dan melakukan operasi bentuk aljabar di Kelas VII
SMP adalah kemampuan yang sangat strategis. Kemampuan itu merupakan salah
satu kemampuan yang mendasari kemampuan lainnya dalam belajar matematika
berikutnya di SMP. Kemampuan itu belum pernah dipelajari di SD. Oleh karena
itu kemampuan itu termasuk kemampuan prasyarat yang penting karena menjadi
modal utama siswa dalam mempelajari semua kompetensi dasar terkait kajian
aljabar di SMP, antara lain: (1) menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, (2) menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah,
(3) memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis, (4) memahami
sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah. Kemampuan melakukan operasi bentuk aljabar di Kelas VII
berhubungan langsung dengan kemampuan melakukan operasi bentuk aljabar
yang diperluas dan kemampuan menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya di Kelas VIII.
e. Mengingat kemampuan melakukan operasi bentuk aljabar merupakan prasyarat
utama dalam mempelajari kompetensi lain, maka masalah itu harus segera diatasi
agar pencapaian kompetensi siswa berikutnya tidak semakin memburuk. Ingat
bahwa KD-KD yang dipelajari siswa pada matematika saling terkait dan tersusun
secara hirarkis. Bila kemampuan prasyarat bermasalah maka hampir pasti siswa
akan kurang menguasai kemampuan matematika berikutnya.
f. Masalah itu sangat nyata karena penyebabnya cukup mudah untuk dikenali.
Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain:
• Kurang dikuasainya latar belakang materi oleh guru, khususnya terkait
pengertian/ maksud dari suku, variabel, konstanta dan koefisien dalam bentuk
aljabar.
• Kurangnya penguasaan guru dalam memilih dan mengelola media pembelajaran
yang sesuai
• Kurang tepat dalam pemilihan metode pembelajaran yang berdampak pada
praktik pembelajaran yang sulit menimbulkan antusiame siswa dalam belajar
• Pelaksanaan pembelajaran mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya tidak
kontekstual sehingga pembelajarannya kurang bermakna bagi siswa sehingga
siswa kurang dapat memaknai hakekat simbol-simbol aljabar dan makna dari
operasinya.
• Walaupun proses pembelajaran sudah kontekstual, namun terjadi salah arah atau
salah konsep dalam proses pembelajaran. Kesalahan itu misalnya adalah makna
variabel dikonkretkan sebagai nama benda (mewakili benda) bukan mewakili
banyak suatu benda (objek) atau bilangan. Contoh: 3 apel disimbolkan dengan 3a,
dan a mewakili apel, bukan mewakili banyaknya apel atau mewakili harga
sebuah/sekelompok apel. Hal itu terjadi kemungkinan karena keterbatasan
penguasaan tentang pengertian dari unsur-unsur bentuk aljabar.
• Lemahnya siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dan pecahan yang telah
dipelajari siswa sejak di SD dan dilanjutkan pada saat awal belajar di SMP
(standar kompetensi pertama yang dipelajari di SMP).
g. Penanganan masalah itu memerlukan tindakan yang berkelanjutan dan waktu
yang cukup (diprediksi perlu lebih dari satu siklus untuk dicapainya hasil yang
optimal) karena penanganan tidak hanya berkait dengan kemampuan siswa dalam
melakukan operasi bentuk aljabar saja, namun juga berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam mengenali bentuk aljabar dan melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan yang pada umumnya juga rendah.
h. Penanganan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara merujuk pada hasil
analisis kemungkinan faktor-faktor penyebabnya. Salah satu tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan membelajarkan kemampuan melakukan operasi bentuk
aljabar secara kontekstual.
i. Usaha mengkonkretkan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya serta operasinya
secara konteks-tual sangat penting karena hal itu akan ber-dampak langsung pada
kemampuan bermakna siswa dalam melakukan operasi bentuk aljabar sekaligus
akan menguatkan guru dalam pengua-saan materinya tentang hakikat pengertian
unsur-unsur aljabar dan makna operasinya. Dengan demikian, masalah itu sangat
nyata dan berhubungan dengan pengembangan kurikulum, khususnya terkait
pengembangan silabus, RPP dan bahan presentasi, penguatan materi, dan praktik
mengajar sekaligus.
3. Dari uraian tersebut, selanjutnya dapat dirumuskan masalahnya. Misalnya
masalah yang akan dipecahkan difokuskan pada aspek praktik mengajar. Dengan
demikian rumusan masalahnya antara lain adalah:
a. Apakah pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan operasi bentuk
aljabar dapat ditingkatkan dengan pembelajaran secara kontekstual menggunakan
benda-benda konkret?
b. Apakah pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan operasi bentuk
aljabar dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode permainan menggunakan
kartu bilanagn bentuk aljabar?
c. Apakah pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan operasi bentuk
aljabar dapat ditingkatkan dengan menerapakan pembelajaran kooperatif ?
d. Apakah pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan operasi bentuk
aljabar dapat ditingkatkan dengan menerapakan metode pembelajaran latihan
terstruktur yang dihubungkan dengan kemampuan prasyarat ?

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah mencakup: (1) mendaftar semua masalah yang dihadapi, (2)
mengidentifikasi masalah mana yang layak dikaji, (3) menganalisis masalah, (4)
merumuskan masalah.
1. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dan kenyataan.
Masalah dapat berupa situasi tidak memuaskan atau ganjalan pikiran dan perasaan
yang mendorong diri kita (guru/peneliti) untuk mencari solusi.
2. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama PTK yang harus
dilakukan. Hal itu dapat dilakukan pada saat merefleksikan pembelajaran yang
telah dilakukan. Dalam refleksi diingat kembali kejadian, atau hal-hal yang
membuat diri kita (guru/peneliti) tidak puas. Hasil refleksi dapat dituangkan
dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk tulisan Case Study.
3. Mengidentifikasi masalah adalah kegiatan untuk menemukan masalah nyata
yang terjadi di sekitar kita yang dalam konteks ini adalah di sekitar pembelajaran
matematika yang kita kelola sehari-hari. Dari identifikasi masalah akan dihasilkan
daftar masalah yang terjadi di kelas.
4. Masalah-masalah yang telah teridentifikasi hendaknya dicarikan jalan keluar
atau solusinya. Bila akan dilakukan PTK, tidak semua masalah layak dikaji
melalui PTK. Masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah yang
memenuhi karakteristik: (a) berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari, (b)
cakupannya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit, (c) sesuai dengan
kemampuan guru, (d) strategis, (e) membutuhkan penanganan yang relatif segera,
(f) nyata, (g) memerlukan penanganan secara berkelanjutan
5. Masalah yang ditemukan ada kemungkinan masih belum jelas atau samar-
samar. Untuk itu perlu dilakukan analisis masalah yang tujuannya untuk: (a)
mendapat kejelasan masalah sesungguhnya, (b) kemungkinan faktor penyebabnya,
(c) menentukan kadar permasalahan.
6. Analisis masalah dapat dilakukan dengan bantuan sumber-sumber atau bahan
yang merupakan hasil kerja siswa atau umpan balik dari guru.
7. Setelah masalah dianalisis, selanjutnya perlu dirumuskan masalahnya secara
kongkret dan operasional sehingga menuntun alternatif solusinya.
8. Rumusan masalah:
a. Masalah yang dirumuskan memenuhi karakteristik masalah penelitian
b. Merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian
c. Masalah dirumuskan dalam kalimat pertanyaan
d. Masalah dirumuskan secara rinci yang menunjuk pada proses dan hasil.
e. Rumusan masalah menunjukkan hubungan antara dua variabel

Rujukan: Bahan ajar cetak dengan judul: Penelitian Tindakan SD - 4 SKS oleh
Aunurrahman terbitan Ditjen Dikti Depdikna

Anda mungkin juga menyukai