Anda di halaman 1dari 6

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan 20 artikel yang kami temukan terdapat 10 artikel yang sangat sesuai dengan
judul kami tentang kesulitan belajar matematika khususnya pada materi himpunan untuk siswa
SMP, yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut :

Pada Artikel 1, terdapat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa
yang berkategori baik, mampu memahami masalah dengan baik, dapat merencanakan pemecahan
dengan menerapkan rumus yang telah diajarkan sebelumnya, mampu menyelesaikan masalah
sesuai rencana berdasarkan rumus yang digunakan dengan langkah-langkah penyelesaian yang
tepat, sehingga menghasilkan jawaban yang diharapkan, serta mampu melakukan proses
peninjauan ulang terhadap hasil yang telah dikerjakan dari awal sampai akhir dengan benar.

Pada Artikel 2, terdapat bahwa siswa sudah dapat dikatakan mampu dalam
menyelesaikan soal materi himpunan pada kemampuan pemahaman konsep. Kesulitan yang
dialami siswa disebabkan kurang paham dengan materi matematika dan juga sulit memahami
soal matematika. Adapun kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemahaman
konsep matematis disebabkan kurangnya pemahaman suatu konsep terkait materi, sehingga
siswa sulit untuk memahami soal dan penyelesaiannya ditambah kurang ketelitian siswa.

Pada Artikel 3, terdapat bahwa siswa masih mengalami kesulitan baik dalam memahami
konsep, menerapkan prinsip dan keterampilan. Tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan
matematika rendah yang mengalami kesulitan, namun siswa yang memiliki kemampuan
matematika tinggi dan kemampuan matematika sedang juga masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita matematika.

Pada Artikel 4, terdapat bahwa siswa sudah memahami konsep dasar tentang himpunan,
hanya saja siswa tidak menguasai materi prasyarat pada himpunan, yaitu konsep bilangan,
terutama konsep macam-macam bilangan, seperti bilangan ganjil, bilangan asli, bilangan prima,
bilangan genap, dan lain-lain. Siswa juga kesulitan untuk menyelesaikan soal yang
membutuhkan langkah-langkah penyelesaian yang panjang. Sehingga untuk mengatasinya, guru
diharapkan mengingatkan siswa tentang materi prasyarat himpunan, yaitu macam-macam
bilangan bulat sebelum menjelaskan konsep himpunan.
Pada Artikel 5, terdapat bahwa peserta didik memiliki pemahaman mendasar tentang
komplemen himpunan, akan tetapi masih ada beberapa kesulitan yang dialami, seperti kurangnya
memahami permasalahan dalam soal, kurangnya kehati-hatian dalam mengumpulkan data
tentang anggota himpunan, tidak dapat menyusun model matematika yang diperlukan dan
kesulitan dalam mengerjakan soal dalam bentuk cerita. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti
merekomendasikan agar guru lebih memperhatikan kesulitan-kesulitan dan masalah yang
dihadapi siswa selama di kelas, yang berakibat peserta didik merasa mengalami kesulitan dalam
belajar ketika mengerjakan atau menjawab masalah dalam soal. Selanjutnya, dengan mengulang
pokok bahasan yang belum dipahami siswa, memberikan motivasi dan semangat agar siswa
berkeinginan dan menyukai untuk belajar matematika.

Pada Artikel 6, terdapat bahwa ada beberapa kesulitan, diantaranya kesulitan dalam
menggunakan data (K1); kesulitan dalam menginterpretasikan bahasa (K2); kesulitan dalam
menggunakan teorema, definisi, atau rumus (K3); kesulitan dalam perhitungan (K4); dan
kesulitan dalam menarik kesimpulan (K5).

Pada Artikel 7, terdapat bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi
himpunan berada pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan
siswa dalam memahami konsep berada pada kategori rendah, dimana siswa tidak mengalami
kesulitan dalam memahami konsep pada materi himpunan. Sedangkan, jika dilihat dari hasil tes
tiap indikator, maka indikator pertama yaitu memberikan contoh dan yang tidak termasuk contoh
berada pada kategori tinggi, indikator kedua, yaitu menuliskan konsep dalam model matematika
berada pada kategori tinggi, dan indikator ketiga, yaitu menerapkan konsep pada pemecahan
masalah berada pada ketagori rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa masih mengalami
kesulitan dalam menerapkan konsep pada suatu pemecahan masalah.

Pada Artikel 8, terdapat beberapa masalah pada pokok bahasan himpunan terdiri dari
empat objek kesulitan, yaitu kesulitan memahami masalah, kesulitan menyusun rencana,
kesulitan melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali solusi yang diperoleh. Dan faktor-
faktor penyebab kesulitan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah pada pokok
bahasan himpunan, antara lain (a) Penyebab kesulitan memahami masalah, yaitu kesalahan
dalam mengartikan soal siswa tidak memahami apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dalam soal, (b) Penyebab kesulitan dalam menyusun rencana, yaitu kesalahan dalam menentukan
langka-langka yang akan digunakan, dalam hal ini siswa tidak terbiasa menggunakan pemisalan
dari masalah himpunan yang akan diselesaikan, (c) Penyebab kesulitan melaksanakan rencana,
siswa tidak mengetahui langka-langka dalam menyelesaikan masalah, melakukan kesalahan
dalam perhitungan atau kesalahan dalam menarik kesimpulan sehingga siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah dengan baik, (d) Penyebab kesulitan dalam melaksanakan rencana
penyelesaian pada siswa, dikarenakan kebanyakan siswa lupa bagaimana cara menyelesaikan,
tidak terlalu memahami permasalahan yang ada, sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun
rencana penyelesaian soal dan berdampak pada melaksanakan rencana. Seain itu, siswa juga
mengalami kesulitan dalam menggambar Diagram Venn.

Pada Artikel 9, terdapat bahwa kesulitan yang didapatkan dari subjek penelitian dalam
serangkaian penyelesaian yang dilakukannya adalah perlu sebuah pemahaman konsep
matematika pada materi yang kurang ia bisa andalakan, secara prosedur maupun langsung yang
tidak sesuai, ketidakmampuan penerapan dalam cara kerja dari rumus yang sesuai, kesalahan dan
kesulitan dari beberapa materi himpunan antaranya pada sub bagian Diagram Vemn, serta
ketidakpahaman dalam perolehan informasi dari cerita yang disajikan dan tidak dituangkan
dengan tuntunan model matematika terhadap bentuk soal yang berbasis kontekstual dan
berhubungan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari manusia kerjakan dalam materi
himpunan. Adapun, semua kesalahan telah dialami olehnya lebih cenderung memikat banyak
pada indikator soal, antara lain sebagai tahapan untuk menyatakan apa itu himpunan dan akar
langsung maksud didalamnya, serta beberapa pengoperasian subjek didalamnya pada muatan
Diagram Venn.

Pada Artikel 10, terdapat bahwa kesulitan belajar yang paling dominan adalah
memahami, menerapkan dan menganalisis dengan presentase yang sama, yaitu 100% dan
kategorinya sangat tinggi. Kemudian, faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
belajar yaitu kondisi fisik yang kurang baik, fungsi panca indra yang terganggu, kuranya minat
dan rendahnya motivasi.

Berdasarkan penjelasan dari 10 artikel di atas saja dapat disimpulkan bahwasannya masih
terdapat kesulitan belajar matematika khususnya pada materi himpunan. Di bawah ini juga akan
dijelaskan kesulitan belajar matematika diluar dari materi himpunan, antara lain sebagai berikut :
Pada Artikel 1, terdapat bahwa pemberian tindakan dalam pembelajaran matematika pada
materi himpunan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) dapat disimpulkan, antara lain dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsepmatematika. Adanya peningkatan jumlah siswa
yang mendapatkan nilai KKM atau lebih dari siklus I, II, dan III. Secara klasikal peningkatan
hasil belajar siswa sangat tergantung dari keterlibatan peneliti dalam mendampingi siswa ketika
mereka belajar. Berdasarkan implikasi yang telah diutarakan, peneliti mengemukakan beberapa
saran bagi guru matematika, hendaknya melaksanakan pembelajaran matematika secara optimal
dengan membuat perencanaan yang lebih efektif, serta memperhitungkan faktor internal yang
dimiliki siswa dan faktor eksternal yang diterima siswa selama pembelajaran. Gunakan model
pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga memudahkan siswa
menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan yang dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya. Hendaknya selalu kreatif dan inovatif dalam mencari metode-metode
pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada Artikel 2, terdapat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa tiap
siklus. Dan dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar materi
himpunan melalui penerapan model pembelajaran peer lessons.

Pada Artikel 3, terdapat bahwa kesulitan-kesulitan yang dilakukan siswa dalam


menyelesaikan soal relasi adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep pada
kategori Tidak Tahu Konsep (lucky guess) sebanyak 11 variasi, pada kategori Tidak Tahu Konsep
(a lack of knowlegde) sebanyak 10 variasi, dan pada kategori Miskonsepsi sebanyak 14 variasi.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami prinsip pada kategori Tidak Tahu Konsep
(lucky guess) sebanyak 9 variasi, pada kategori Tidak Tahu Konsep (a lack of knowlegde)
sebanyak 9 variasi, dan pada kategori Miskonsepsi sebanyak 18 variasi. Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa pada kategori Miskonsepsi siswa lebih banyak mengalami kesulitan dalam
memahami prinsip.

Pada Artikel 4, terdapat bahwa siswa sudah dapat membedakan simbol-simbol dan dapat
menempatkan nilai tempat dengan baik. Akan tetapi, siswa masih kesulitan dalam memahami
konsep matematika, kesulitan dalam berhitung, kesulitan dalam memahami bahasa matematika,
serta kesulitan dalam memecahkan masalah yang terdapat pada soal. Penyebab dari siswa
mengalami kesulitan belajar, dikarenakan siswa memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Siswa
yang memiliki hambatan dan kesulitan dalam berhitung harus mendapatkan penanganan yang
tepat, dengan usaha guru yang didukung juga oleh orangtuanya, serta harus selalu diberi
semangat dan motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berhitungnya.

Pada Artikel 5, terdapat bahwa kesulitan belajar matematika siswa berdasarkan motivasi
belajar dalam pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dengan kategori tinggi, sedang, dan
rendah, mempunyai ketercapaian indikator kesulitan belajar siswa yang berbeda.

Pada Artikel 6, meliputi kesulitan memahami konsep, kesulitan dalam keterampilan, dan
kesulitan memecahkan masalah. Kesulitan-kesulitan belajar matematika menyelesaikan soal
cerita didasari dengan bukti penelitian berupa jawaban wawancara dari guru dan siswa, lembar
hasil pekerjaan siswa, observasi, dan dokumentasi. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
matematika berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari
siswa, meliputi IQ atau intelegensi, sikap siswa dalam belajar matematika, motivasi belajar siswa
yang masih rendah, kesehatan tubuh yang tidak optimal, dan kemampuan pengindraan siswa
yang kurang. Sedangkan faktor eksternal yaang berasal dari luar siswa, antara lain kurangnya
variasi mengajar guru, penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal, sarana prasarana
di sekolah, serta lingkungan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesulitan
belajar matematika berdasarkan kesulitan yang dialami dan faktor yang menyebabkan kesulitan
belajar matematika, antara lain menggunakan media pembelajaran yang konkret, memperbanyak
latihan soal, dan menjalin kerja sama dengan orangtua siswa.

Pada Artikel 7, terdapat bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik
adalah berasal dari faktor internal dan faktor eksternal siswa. Sebagian peserta didik masih
kesulitan dalam menghitung pembagian dengan bilangan besar, peserta didik sebagian besar
tidak menyukai pelajaran matematika. Sudah dilakukan beberapa upaya oleh guru dan siswa
untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut. Saran yang dapat diberikan ialah guru
harus mampu mendeteksi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelasnya, sehingga guru
mampu mencarikan solusi terbaik agar sebuah permasalahan pembelajaran dapat teratasi.

Pada Artikel 8, terdapat bahwa masih banyak siswa yang media pembelajarannya
menggunakan aplikasi whatsApp selama pandemi ini. Kendala yang dihadapi siswa selama
pembelajaraan daring kebanyakan sinyal internet yang kurang memadai di sebagian tempat siswa
dan kuota internet, dimana siswa mengeluhkan jika mereka sering kehabisan kuota ketika
pembelajaran daring, meskipun saat ini pemerintah memberikan.

Pada Artikel 9, terdapat bahwa aplikasi yang paling disukai siswa ketika belajar daring
adalah Google Classroom dan WhatsApp. Metode ceramah masih menjadi metode yang digemari
siswa sejak pembelajaran berlangsung di kelas seperti biasa. Ada beberapa kesulitan yang
ditemukan saat pembelajaran jarak jauh berlangsung, seperti susah sinyal, kuota terbatas, fokus
sulit didapatkan, tidak memiliki gadget, dan tugas yang menumpuk. Matematika adalah salah
satu mata pelajaran yang tidak diminati oleh siswa saat daring. Hal ini dikarenakan terlalu
banyak rumus yang digunakan, keterbatasan ruang interaksi antara pengajar dan pelajar, tidak
memahami konsep materi, dan pemberian soal yang banyak. Solusi yang dapat diterapkan untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan belajar matematika ialah dengan menciptakan pembelajaran
matematika daring lebih menarik, efektif, dan menyenangkan, serta lakukan sesekali panggilan
video agar siswa tidak bosan.

Pada Artikel 10, terdapat bahwa wujud dari kesulitan siswa dalam menggunakan konsep,
antara lain ketidakmampuan untuk mengingat nama-nama secara lisan, ketidakmampuan
menyatakan arti dari istilah yang mewakili konsep tertentu, ketidakmampuan untuk mengingat
satu atau lebih kondisi yang diperlukan bagi suatu objek untuk dinyatakan dengan istilah yang
mewakilinya, ketidakmampuan untuk mengingat suatu kondisi yang cukup bagi suatu objek
untuk dinyatakan dengan istilah yang mewakili konsep tersebut, tidak dapat mengelompokkan
objek sebagai contoh suatu konsep dari objek yang bukan contohnya, ketidakmampuan untuk
menyimpulkan informasi dari suatu konsep yang diberikan. Dan wujud dari kesulitan siswa
dalam menggunakan prinsip, antara lain tidak mampu melakukan kegiatan penemuan tentang
sesuatu dan teliti dalam melakukan perhitungan atau operasi aljabar, ketidakmampuan siswa
untuk menentukan faktor yang relevan, dan akibatnya tidak mampu mengabstraksikan pola-pola,
siswa dapat menyatakan suatu prinsip, tetapi tidak dapat mengutarakan artinya dan tidak dapat
menerapkan prinsip tersebut.

Anda mungkin juga menyukai