Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak.Matematika timbul
karena pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.Matematika
terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmetika, aljabar, geometri dan analisis.Namun,
ada pula kelompok Matematikawan yang berpendapat bahwa statistika bukan bagian dari
Matematika.Ia berpendapat bahwa Matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat
deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan semacamnya (James and James,1976)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak diminati oleh beberapa
siswa, namun juga menjadi mata pelajaran yang dianggap menakutkan bagi beberapa siswa
lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi matematika menjadi pelajaran yang diminati
bahkan menjadi pelajaran yang dianggap sulit dimengerti. Faktor – faktor tersebut dapat
berupa faktor internal dan faktor external. Oleh karena itu sebagai calon pendidik bidang
matematika kiranya perlu untuk mengetahui dan mencari alternatif solusi agar meminimalisir
kesulitan siswa untuk memahami materi tertentu dalam pelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Materi dalam matematika apa saja yang dianggap sulit dipahami mayoritas siswa
kelas XII ?
2. Apa faktor- faktor yang menjadi penyebab materi tersebut sulit dipahami oleh siswa
XII?
3. Bagaimana alternatif solusi yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
menanggulangi kesulitan – kesulitan siswa pada materi matematika (Integral) kelas
XII?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dalam menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui materi dalam pembelajaran matematika kelas XII yang dianggap sulit bagi
siswa kelas XII.

1
2. Mengetahui faktor – faktor yang menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam
memhami materi tersebut.
3. Mencari alternatif solusi dalam membelajarkan agar meminimalisir kesulitan siswa
dalam memahami materi tersebut.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Faktor Penyebab Siswa Kesulitan dalam Belajar Matematika


Menurut Cooney, Davis & Henderson (1975) mengidentifikasikan beberapa faktor
penyebab kesulitan belajar matematika antara lain:
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang
berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus
menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan
sistem syaraf dalam menerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali
informasi yang sudah disimpan.
2. Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat
sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan
siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan
anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab
kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat
sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh
hati.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang
mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa unutuk belajar secara sungguh-sungguh.
Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal
mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami
kesulitan belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang
menyebabkan kesulitan belajar.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru
harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa
yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu,
ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit

3
membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab
kesulitan belajar pada diri siswa tersebut.
5. Faktor Kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan belum
mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru
yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan
siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan
siswa, sekolah yang membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh
dari faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan
ketidak berhasilan siswa tersebut.

B. Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Soal

Dalam menyelesaikan soal matematika siswa sering melakukan kesalahan. Kesalahan


yang dilakukan oleh siswa beraneka ragam dan sangat kompleks tergantung kepada
pengetahuan individu siswa tersebut. Kesalahan merupakan bentuk penyimpangan terhadap
hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan dari sesuatu yang
diharapkan.
(Sukirman, [2] dalam Nisa) mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan siswa
pada setiap aspek penguasaan bahan ajar matematika . Kesalahan yang diidentifikasi antara
lain:
1. Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang berkaitan dalam penggunaan konsep-
konsep yang digunakan dalam materi.
2. Kesalahan prinsip, yaitu kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau
lebih objek matematika.
3. Kesalahan operasi, yaitu kesalahan dalam melakukan perhitungan.
Sementara itu, (Kostolan, dalam Rode [12]) menggambarkan jenis-jenis kesalahan
siswa ketika melakukan pemecahan masalah matematika, yaitu:
1. Kesalahan konseptual, yaitu kesalahan yang dilakukan dalam menafsirkan istilah,
konsep dan prinsip atau salah dalam menggunakan istilah, konsep dan prinsip.
2. Kesalahan prosedural, yaitu kesalahan dalam menyusun langkah-langkah yang
hirarkis sistematis untuk menjawab suatu masalah.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil survey, materi yang paling dominan sulit adalah tentang logaritma,
yaitu “menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi eksponen atau fungsi logaritma”
dan “menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma”. Adapula materi lain yang dianggap
sulit adalah integral yaitu Menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan
menggunakan integral
Mereka menganggap materi matematika di sekolah menengah terlalu banyak dan
terlalu berat, apalagi pada kurikulum 2013. Siswa yang pasif dan tipe orang yang kurang
cepat menyerap pelajaran, merasa terbebani. Kurangnya waktu yang digunakan guru untuk
menjelaskan materi dan banyaknya tugas, tidak membantu siswa untuk lebih memahami
materi logaritma. Jika siswa ketinggalan pelajaran, dia sulit untuk mengejar materi
selanjutnya, maupun mengulang materi sebelumnya.
Materi logaritma, umumnya siswa kesulitan menggunkan sifat logaritma untuk
menyelesaikan soal. Kebanyakan guru hanya memberikan contoh soal yang sederhana, hanya
soal – soal tentang dasar logaritma saja, tetapi soal yang diberikan ke siswa adalah soal – soal
yang rumit. Siswa memang paham penjelasan dari guru, tetapi siswa sering menggunakan
sifat – sifat logaritma secara salah saat mengerjakan soal, karena siswa bingung soal ini
menggunakan rumus yang mana.
Materi integral, umumnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep awal
bahwa integral merupakan anti turunan sehingga untuk sub-bab selanjutnya mereka juga akan
mengalami kesulitan dalam menentukan integral tentu, integral tak tentu dan menentukan
luas luas daerah atau volume benda putar dengan menggunakan integral.
Dalam pembahasan bab ini, kami akan membahas materi integral meliputi kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal integral, solusi guru untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan siswa melalui proses pembelajaran di kelas.

B. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Integral


Mengingat kompleksnya materi integral, tentu saja akan banyak jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam memecahkan masalah integral. Oleh karena itu, jenis kesalahan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis kesalahan yang diidentifikasi oleh Kiat. Di
dalam penelitiannya, (Kiat) mengelompokkan berbagai macam kesalahan (error) yang
mungkin dilakukan siswa ketika menyelesaikan soal integral. Kesalahan yang mungkin

5
dibuat siswa dikelompokkan dalam 3 jenis. Jenis pertama adalah conceptual error yang
menunjuk pada kesalahan siswa karena kesalahan dalam memahami konsep yang berkaitan
dengan soal. Jenis kedua adalah procedural error yang menunjuk pada kesalahan dalam
memanipulasi atau mengalgoritma soal meski pemahaman konsep sudah dimiliki. Jenis
ketiga adalah technical error yaitu kesalahan siswa karena kurangnya pemahaman siswa pada
materi lain yang berhubungan dengan integral atau kesalahan karena kecerobohan.
(Kiat) menguraikan tentang indikator conceptual error, procedural error dan
technical error , yaitu sebagai berikut:
1. Indikator conceptual error
conceptual error adalah kesalahan siswa karena kesalahan dalam memahami konsep
yang berkaitan dengan soal atau kesalahan yang berkaitan dalam penggunaan konsep-
konsep yang digunakan dalam soal.
a. Conceptual Error 1: Integral sebagai luas daerah di bawah sebuah kurva
Contoh soal:
Tentukan luas daerah yang di batasi oleh kurva y = x(x – 4) dan sumbu-X dari x =
0sampai x = 5!
Kemungkingkan jawaban siswa adalah:
5 5

∫ x( x−4 ) dx= ∫ x( x−4 ) dx


0 0

5
x3
[
= −2 x 2
3 0
]
125
¿ −50
3
1
¿−8 satuan luas
3

Siswa tidak menyadari bahwa daerah yang dibatasi oleh kurva y = x(x – 4) dan
sumbu-X dari x = 0 sampai x = 5 akan terbentuk 2 daerah, yaitu
1) Daerah berada di bawah sumbu-X dari x = 0 sampai x = 4
2) Daerah berada di atas sumbu-X dari x = 4 sampai x = 5
Siswa juga tidak memahami konsep bahwa luas daerah tidak mungkin negatif.
Kemungkinan jawaban siswa yang lain:
4 4

∫ x( x−4 ) dx= ∫ x( x−4 ) dx


0 0

6
4
x3
[
= −2 x 2
3 0
]
64
¿ −32
3
1
¿−10 satuan luas
3
Siswa hanya menghitung luas daerah di atas sumbu-X dari x = 0 sampai x = 4
sementara luas daerah dari x = 4 sampai x = 5 diabaikan oleh siswa.
b. Conceptual Error 2 : Integral sebagai luas daerah antara 2 kurva
Contoh soal:
Perhatikan gambar di bawah ini!

Tentukan luas daerah B!


Kemungkinan jawaban dari siswa adalah:
4 4

∫ (8−2 x ) dx−∫ ( x 2−6 x+8 ) dx


Luas daerah B = 2 2

4
] 1 x 3−3 x 2+8 x
4
=[8 x−x 2 2 −
2[ ]2
¿ [ (32−16 )−(16−4 )]−[(32−48+32 )−(4−12+16 )]
¿4−8
¿−4 satuan luas
c. Conceptual Error 3 : Integral sebagai anti turunan
Contoh soal:
Gradien garis singgung sebuah kurva pada setiap titik (x, y) dinyatakan oleh

dy 6
= .
dx (2 x−3 )2 Jika kurva melalui titik (3, 5), maka koordinat titik potong kurva
terhadap sumbu-X adalah....

7
Kemungkinan jawaban siswa adalah:
dy 6
= .
Diberikan dx (2 x−3 )2

dy 6 2
= =
Jika x = 3, maka dx (2⋅3−3 )2 3

Karena kurva melalui titik (3, 5), maka persamaan kurva adalah:
2
y−5= ( x−3 )
3
2
y= x +3
3
Jika kurva memotong sumbu-X, maka y = 0
2
0= x+3
3
1
x=−4
2
1
−4
Jadi koordinat titik potong kurva terhadap sumbu-X adalah ( 2 , 0). Siswa
melakukan kesalahan karena siswa tidak mencari persamaan kurva, tetapi mencari
persamaan garis singgung kurva di titik (3, 5). Apabila seorang siswa memberikan
jawaban sebagaimana yang diuraikan diatas, maka siswa tersebut dikaterogikan telah
melakukan conceptual error.
2. Indikator procedural error
Procedural error adalah kesalahan dalam memanipulasi atau mengalgoritma soal meski
pemahaman konsep sudah dimiliki atau kesalahan dalam menyusun langkah-langkah
yang hirarkis sistematis untuk menjawab suatu masalah.
a. Procedural error 1 : tidak menuliskan konstan c dalam integral tak tentu
Contoh soal:

∫ cos(2x−1) dx
Tentukan

Kemungkinan jawaban siswa adalah:


1
∫ cos(2 x−1) dx= 2 sin(2 x−1)
Siswa mengintegralkan integral tak tentu tanpa menambahkan sebuah konstan c.
Siswa mengabaikan konstan c karena mungkin menganggap konstan c tidak
diperlukan.

8
b. Procedural error 2: Bingung antara turunan atau integral
Contoh soal:

∫ cos(2x−1) dx
Tentukan

Kemungkinan jawaban siswa adalah:

∫ cos(2x−1) dx=−2sin(2 x−1)+c


Siswa menggunakan procedur turunan untuk mengintegralkan soal tersebut. Jenis
error ini biasanya terjadi pada integral yang melibatkan fungsi trigonometri. Apabila
seorang siswa memberikan jawaban sebagaimana yang diuraikan diatas, maka siswa
tersebut dikaterogikan telah melakukan procedural error.
3. Indikator technical errors
Technical error yaitu kesalahan siswa karena kurangnya pemahaman siswa pada materi
lain yang berhubungan dengan integral atau kesalahan karena kecerobohan.
a. Technical errors 1:Kurangnya pengetahuan tentang koordinat geometri
Contoh soal:
Perhatikan gambar di bawah ini!

Tentukan luas daerah A!


Kemungkinan jawaban dari siswa adalah:

Luas daerah A =
( 12 ×4×8)−( 12 ×2×8)=8 satuan luas
Siswa berfikir bahwa bagian dari kurva y = x 2 – 6x + 8 yang melalui titik (2, 0) dan
(0, 8) merupakan garis lurus, sehingga siswa berfikir bahwa luas daerah A adalah luas
segitiga yang melalui titik (0, 8), (4, 0) dan (0, 0) dikurangi dengan luas segitiga
yang melalui titik (0, 8), (2, 0) dan (0, 0).
b. Technical errors 2: Kurangnya pengetahuan tentang operasi dalam aljabar

9
Contoh soal:

∫ 2(3+4 x)4 dx.


Tentukan

Kemungkinan jawaban siswa adalah:

∫ 2(3+4 x)4 dx=∫ (6+8 x)4 dx


(6+8 x )5
= +c
5×8
1
¿ (6+8 x )5 +c
40
Siswa mengalikan konstanta 2 secara langsung sebelum melakukan pengintegralan.
c. Technical Error 3: Kurangnya pengetahuan siswa pada materi trigonometri
Contoh soal:

Tentukan ∫ tan2 2x dx .
Agar dapat melakukan pengintegralan pada soal tersebut, siswa harus mengubah
indentitas trigonometri dari tan2x menjadi sec2x – 1. Kemungkinan kesalahan yang
dilakukan oleh siswa adalah kurangnya pengetahuan siswa terhadap identitas
trigonometri, sehingga siswa tidak melakukan pengubahan atau melakukan
pengubahan yang salah.
d. Technical error 4: Kecerobohan
Jenis kesalahan ini mengacu kepada kecerobohan siswa dalam menuliskan soal
sehingga jawabannya pasti tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
Contoh: Di dalam soal tertulis fungsi y = x(x + 1), tetapi siswa menulis y = x(x – 1).
Apabila seorang siswa memberikan jawaban sebagaimana yang diuraikan di atas,
maka siswa tersebut dikaterogikan telah melakukan technical error.

C.Solusi Dalam Proses Pembelajaran Integral

Untuk meminimalisir kesalahan- kesalahan pada siswa guru berupaya untuk


memperbaiki proses pembelajarannya, berikut ini adalah proses membelajarkan materi
integral kepada siswayang coba kami terapkan dengan menggunakan metode pendekatan
saintifik. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut :

1. Guru memberikan contoh penggunaan integral dalam kehidupan sehari- hari, misal
dalam proses pembangunan sebuah jembatan

10
2. Guru mengenalkan kepada siswa tokoh- tokoh yang mengemukakan ide integral yaitu
Archimedes seorang ilmuwan bangsa Yunani yang berasal dari Syracusa (287 – 212
SM). Archimedes menggunakan ide integral tersebut untuk mencari luas daerah suatu
lingkaran, daerah yang dibatasi oleh parabola dan tali busur dan sebagainya.selanjutnya
integral ini dikembangkan oleh adalah Georg Friederich Benhard Riemann (1826-1866)

ARCHIMEDES REIMANN

3. Guru dapat menggunakan program geogebra untuk membantu mengenalkan konsep


integral kepada siswa
GeoGebra dapat pula digunakan untuk membelajarkan kalkulus, yaitu pengenalan
integral. Siswa diminta untuk membuat grafik dari fungsi tertentu,misalnya

x3 x2
f ( x )= − −x+ 2 Selanjutnya siswa dapat diminta untuk menentukan Uppersum dan
4 2
Lowersum dari fungsi tersebut dengan partisi ataubanyaknya persegipanjang sebanyak n,

11
dengan n adalah parameter yang belumtertentu. Dengan GeoGebra, dapat ditentukan
nilai integral dari fungsi tersebutdengan batas tertentu. Dengan fasilitas slider  untuk
mengubah nilai n, akantampak bahwa nilai integral tersebut akan mendekati rata-rata
UpperSum dan Lower-Sum pada grafik tersebut. Dengan cara demikian, siswa akan
memperoleh pemahaman yang baik mengenai konsep integral

4. Guru membimbing siswa untuk memahami bahwa integral merupakan anti turunan
dengan membeikan contoh permasalahan
Masalah 1
Di pelabuhan selalu terjadi bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dengan
menggunakan mesin pengangkat/pemindah barang. Barang dalam jaring diangkat dan
diturunkan ke dermaga. Terkadang barang diturunkan ke sebuah bidang miring agar
mudah dipindahkan ke tempat yang diharapkan. Dari permasalahan ini, dapatkah kamu
sketsa perpindahan barang tersebut? Dapatkah kamu temukan hubungan masalah ini
dengan konsep turunan
Alternatif Penyelesaian :
Misalkan masalah di atas kita sketsa dengan sederhana pada gambar berikut:

12
Gambar 1.1

Sekarang, kita misalkan jaring (barang) yang diturunkan adalah sebuah fungsi, bidang
miring sebuah garis, ketinggian adalah sumbu y, dan permukaan dermaga adalah sumbu
x maka gambar tersebut dapat disketsa ulang dengan sederhana pada bidang koordinat
kartesius. Jika jaring tersebut sebuah kurva dan diturunkan pada Gambar 1.2 maka
berdasarkan konsep Transfromasi (translasi) pada Bab X, terjadi perubahan nilai
konstanta pada fungsi tersebut sampai akhirnya kurva tersebut akan menyingung bidang
miring atau garis. Perhatikan gambar kembali.

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Berdasarkan Gambar 1.3, kurva yang bergerak turun akan menyinggung garis tersebut.
Ingat kembali konsep gradien sebuah garis singgung pada Bab sebelumnyabahwa
gradient garis singgung adalah turunan pertama fungsi yang disinggung garis tersebut.
Berdasarkan konsep tersebut maka Gambar 1.3 memberikan informasi bahwa: m adalah

13
dy
turunan pertama y′ atau m= =f ' ( x)(ingat notasi turunan di Bab sebelumnya) sehingga
dx
y adalah anti turunan dari m. Dengan demikian anti turunan dari m adalah y=f ( x )+C k .
Hal ini berarti bahwa nilai konstanta ck dapat berubah-ubah. Jadi, kita telah memahami
bahwa integral adalah antiturunan dari sebuah fungsi. Dan anti turunan dari sebuah
fungsi akan mempunyai konstanta yang belum dapat ditentukan nilainya.
Masalah 2:
Berdasarkan konsep turunan, beberapa fungsi tersebut bila diturunkan menghasilkan
fungsi yang sama. Jika digunakan konsep antiturunan pada fungsi tersebut,
bagaimanakah fungsinya? Apakah dapat kembali ke fungsi asal? Berikut adalah fungsi-

1 4 1 4 1 4
fungsi yang akan diamati a) F ( x )= x ,b) F ( x )= x + 4, c) F ( x )= x −8,d)
4 4 4

1 1 1 13
F ( x )= x 4 − , e) F ( x )= x 4 − . Turunkan fungsi-fungsi tersebut kemudian
4 2 4 207
amatilah turunan nilai konstantanya! Hubungkan kembali fungsi awal dengan turunannya
serta anti turunannya! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan dari penyelesaian yang
kamu peroleh! (petunjuk: turunan fungsi F(x) adalah F′(x) = f(x) = y′)
Alternatif Penyelesaian:
1 4 ' ' d 1 3
a) F ( x )= x adalah F (x )=f ( x )= y = [ x ¿ ¿ 4 ]=x ¿
4 dx 4
1 4 ' ' d 1 3
b) F ( x )= x + 4 adalah F (x )=f ( x )= y = [ x ¿ ¿ 4 + 4]=x ¿
4 dx 4
1 4 ' ' d 1 3
c) F ( x )= x −8 adalah F (x )=f ( x )= y = [ x ¿ ¿ 4−8]=x ¿
4 dx 4
1 4 1 ' ' d 1 1 3
d) F ( x )= x − adalah F (x )=f ( x )= y = [ x ¿ ¿ 4− ]=x ¿
4 2 dx 4 2
1 4 13 ' ' d 1 13
e) F ( x )= x − adalah F (x )=f ( x )= y = [ x ¿ ¿ 4− ]=x3 ¿
4 207 dx 4 207
Jika dilakukan pengamatan kepada ketiga fungsi, maka seluruh fungsi F(x) tersebut di
atas adalah antiturunan dari fungsi f(x) = x3, sementara fungsi F(x) mempunyai konstanta
yang berbeda-beda. Jadi, dapat ditunjukkan bahwa sebuah fungsi dapat memiliki banyak
antiturunan. Jika F(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, yaitu f(x) maka antiturunan
dari f(x) adalah F(x) + c dengan c adalah sembarang konstanta.
5. Guru membimbing siswa untuk memahami konsep tentang rumus integral tak tentu
dengan memberikan contoh permasalahan

14
Masalah 3 :
Pada konsep turunan, kita dapat memperoleh aturan turunan dengan menggunakan
konsep limit fungsi sehingga proses penurunan sebuah fungsi dapat dilakukan dengan
lebih sederhana dan cepat. Bagaimana dengan konsep integral suatu fungsi? Adakah
aturan yang dapat dimiliki agar proses integrasi suatu fungsi atau mengembalikan fungsi
turunan ke fungsi semula dapat dilakukan dengan cepat?
Alternatif Penyelesaian :

15
Untuk menjawab permasalahan ini, kita akan melakukan beberapa pengamatan pada
beberapa contoh turunan dan antiturunan suatu fungsi yang sederhana. Kamu diminta
mengamati dan menemukan pola dari proses antiturunan fungsi diatas
Dari pengamatan pada tabel tersebut, kita melihat sebuah aturan integrasi atau pola anti

n a n +1
turunan dari turunannya yaitu ∫ ax dx= x
n+1
6. Guru membimbing siswa untuk memahami konsep tentang aplikasi integral tertentu
untuk mencari luas daerah dengan memberikan contoh permasalahan
Masalah 3:
Perhatikan dan diskusikan beberapa hal berikut ini:
Gambar dibawah ini menunjukan daerah yang diarsir Merupakan daerah yang dibatasi
oleh sebuah kurva Defferensiabel (ada anti turunannya) y = f(x), garis x = a, x = b dan
sumbu x, berapakah Luas Daerah yang diarsir (LR) ...... ?

Alternatif Penyelesaian:
LR akan didekati dengan Jumlah Luas segi-4 yangdibuat dalam selang tertutup a ≤ x ≤ b,
dengan lebar Δx (perhatikan gambar) sehingga didapat:
LR = fo Δx + f1 Δx + f2 Δx + ….. + fn Δx
= ( fo + f1 + f2 + … + fn ) . Δx
a
=∑ f x ∆ x
b

Guna mendekati Luas maksimum,


a
∆ x →0sehingga didapat:LR= lim ∑ f x∆x
∆x →0 b

Dikenal dengan Luas sebagai limit suatu jumlah.

16
a
Bentuk lim ∑ ❑disederhanakan menjadi∫ ❑, sehingga :
∆ x→ 0 b

a a
LR= lim ∑ f x ∆ x ↔ LR=∫ f ( x ) dx
∆x →0 b b

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa:
 Hasil wawancara yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa materi-materi
matematika kelas XII yang sulit dipahami siswa antara lain : logaritma, integral
 Kesalahan- kesalahan yang sering terjadi pada siswa saat mempelajari materi integral
meliputi :
1. Siswa sulit memahami konsep integral sebagai luas daerah di bawah sebuah
kurva
2. Siswa sulit memahami konsep integral sebagai luas daerah antara 2 kurva
3. Siswa masih sering lupa bahwa integral adalah anti turunan
4. Siswa sering lupa tidak menuliskan konstan c dalam integral tak tentu
5. Siswa masih bingung antara menggunakan turunan atau integral dalam
mengerjakan soal
6. Siswa kurang menguasai materi prasyarat tentang koordinat geometri
7. Siswa kurang menguasai materi prasyarat tentang operasi dalam aljabar
8. Siswa kurang menguasai materi prasyarat tentang materi trigonometri
 Untuk meminimalisir kesalahan- kesalahan siswa, guru hendaknya :
 Memberikan contoh penggunaan integral dalam kehidupan sehari- hari
 Mengenalkan kepada siswa tokoh- tokoh yang mengemukakan ide integral
 Menggunakan program geogebra untuk membantu mengenalkan konsep
integral kepada siswa
 membimbing siswa untuk memahami bahwa integral merupakan anti turunan
dengan membeikan contoh permasalahan
 membimbing siswa untuk memahami konsep tentang rumus integral tak tentu
dengan memberikan contoh permasalahan
 membimbing siswa untuk memahami konsep tentang aplikasi integral tertentu
untuk mencari luas daerah dengan memberikan contoh permasalahan

B. Saran
Dalam mengatasi kesulitan dalam belajar matematika siswa hendaknya memperhatikan faktor
internal dan eksternal. Guru hendaknya berupaya untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika

18
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud.2014.Matematika SMA/SMK/MA Kelas XII Semester 2.Kemendikbud.Jakarta


Novan.2013. Modul Matematika Integral Materi 12 Ips. Diakses pada tanggal 3 Maret 2015.
https://www.academia.edu/8277118/MODUL_MATEMATIKA_INTEGRAL_MATERI_12_
IPS_Disusun_Oleh_PEMERINTAH_KOTA_MALANG_DINAS_PENDIDIKAN
Neng Lutpie .2014.Integral 1. Diakses pada tanggal 4 Maret 2015.
https://www.academia.edu/7884491/12._Integral_1
Citra Diana . 2014. LKS Integral tak Tentu. Diakses pada tanggal 4 Maret 2015.
https://www.academia.edu/7348480/LKS_Integral_tak_tentu
Hayatun Nupus.2012. Pemanfaatan Geogebra dalam Pembelajaran Matematika. Diakses
pada tanggal 3 Maret
2015.https://www.academia.edu/2137476/Pemanfaatan_GeoGebra_dalam_Pembelajaran_Ma
tematika

19
Lampiran

Hasil Wawancara dan Profil Siswa

1. Nama : Amna Juliana


Alamat : Jalan Simo Gunung barat to 1 no.62
Sekolah : SMA Hang Tuah 1 Surabaya
Materi Sulit : Menentukan penarikan kesimpulan dari
beberapa premis
Alasan : Rumusnya sulit dihafalkan karena rumit,
jadi ketika mengerjakan soal itu
membingungkan

2. Nama : Annisa Rahmadina


Alamat : Jalan Pancawarna 7/25 KBD Gresik
Sekolah : SMAN 2 Surabaya
Materi Sulit : Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan fungsi eksponen atau fungsi
logaritma
Alasan : Guru kurang jelas menerangkan materi
dan kurang latihan – latihan soal

3. Nama : Febriansyah Bimantara


Alamat : Jalan Dupak Baru no.9 Surabaya
Sekolah : SMAN 3 Surabaya
Materi Sulit : Menghitung luas daerah dan volume
benda putar dengan menggunakan integral
Alasan : Dari awal kurang menguasai materi
tentang bangun – bangun, ditambah
integral yang sulit, jadi tidak bisa
menerimanya

20
4. Nama : Gilang Prayoga
Alamat : Jalan Wonokusumo Jaya 1/75
Sekolah : SMKN 7 Surabaya
Materi Sulit : Menghitung nilai limit fungsi aljabar
dan fungsi trigonometri
Alasan : Tidak bisa menghafal rumus – rumus
sinus, cosines, dan tangent, apalagi
menerapkannya ke soal - soal

5. Nama : Nur Saidah


Alamat : Jalan Tengger Kandangan Baru 20 kav
18
Sekolah : SMAN 11 Surabaya
Materi Sulit : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan
logaritma
Alasan : Tidak hafal aturan – aturannya, terlalu
banyak materi

21

Anda mungkin juga menyukai