5. Animalia (hewan).
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel .yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Vertebrata
Pisces (ikan)
Amphibia (amfibi)
Reptilia (hewan melata)
Mammalia (hewan menyusui
Invertebrata
Porifera (hewan berpori)
Coelenterata (hewan berongga)
Platyhelminthes (cacing pipih)
Nemathelminthes (cacing gilig)
Annelida (cacing gelang)
Mollusca (hewan bertubuh lunak)
Arthopoda (hewan bertubuh beruas2)
Echinodermata (hewan berkulit duri)
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiologis bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria.
Masing-masing kingdom/kerajaan makhluk hidup dibagi-bagi menjadi Divisio/Divisi
untuk tumbuhan dan Phylum/Filum untuk hewan. Setiap Divisi atau Filum terbagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Demikian dan seterusnya.
Setiap kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut Takson.
Lahirlah istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hokum), atau juga disebut
sistematika (susunan dalam suatu system).
Berdasarkan uraian diatas dapat ditafsirkan, bahwa para ilmuwan mengelompokan
makhluk hidup beerdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi,
fisiologi, dan anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat hubungan
kekerabatannya.
Makin sedikit persamaannya, makin jauh kekerabatannya. Makhluk hidup yang memiliki
banyak persamaan ciri, dapat saling kimpoi dan menghasilkan keturunan yang fertile
(subur), maka makhluk ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok (takson) yang disebut
spesies atau jenis.
Sesuai dengan perkembangan klasifikasi, maka pengelompokkan atau klasifikasi
makhluk hidup tidak lagi berdasarkan manfaatnya tetapi sudah berdasarkan ciri-ciri
morfologi,anatomi dan fisiologinya.