Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Salah satu poin penting dalam Declaration of Independence
yang dirancang oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D.
Roosevelt dan Eleanar Roosevelt, pada 6 Januari 1941 dan
diadopsi kedalam Universal Declaration of Human Rights adalah
Freedom From Want.1 Seluruh masyarakat internasional pun telah
memahami arti penting dari sebuah pengakuan atas hak asasi
manusia dan kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia
didunia ini terutama kebebasan untuk hidup, untuk memeluk
agama yang diyakininya, untuk bebas dari pengaruh orang lain
atau bangsa lain dalam arti penjajahan. Indonesia sendiri
mengakui dan menjunjung tinggi hak untuk menentukan sendiri
nasib suatu bangsa. Hal ini dibuktikan dengan dicantumkannya
pengakuan bahwa kemerdekaan adalah hak suatu bangsa maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, pengakuan yang
terdapat didalam Pembukaan Undang-Undangn 1945, juga merupakan
dasar konstitusi bangsa Indonesia.
Dewasa ini, penjajahan di dunia memang tidak lagi
sebanyak yang terjadi di pada tahun 1800-an, ketika sepanjang
tahun 1900-an berbagai bangsa di dunia ini telah memperoleh
kemerdekannya baik melalui perjuangan bersenjata maupun
pemberian dari negara penjajahnya. Meskipun begitu, hal ini
tidak langsung menghapuskan penjajahan di seluruh dunia. Dalam
prakteknya suatu wilayah dan bangsa yang berada di bawah
kendali suatu bangsa lain mungkin tidak lagi menerima praktek
penindasan sepeti penjajahan kuno, tetapi tetap, adalah suatu
hak mendasar bagi setiap manusia untuk menentukan nasibnya
sendiri. Adalah suatu hak bagi sebuah bangsa untuk menentukan
sendiri peta politiknya, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanannya sendiri, hak ini disebut sebagai The Right of
1
www.wikipedia.org/wiki/Universal_Declaration_of_Human_Rights
1
Self Determination. Penerapan hak bagi suatu bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri juga didukung dan dijunjung tinggi
oleh Persatuan Bangsa-Bangsa. PBB menunjukan kepedulian serta
keseriusannya dalam upaya menerapkan Right of Self
Determination dengan membentuk suatu komite dekolonisasi yang
disebut Komite 24. Tugas penting dari Komite 24 ini adalah
mempercepat proses pelaksanaan hak Self Determination di
wilayah-wilayah yang masih dalam perwalian suatu bangsa lain.
Salah satu contoh daerah jajahan yang sampai saat ini
belum dapat menerapkan prinsip Self Determination adalah St.
Helena dengan negara perwaliannya Inggris. Inggris dalam
sejarahnya dapat dikatakan sebagai suatu bangsa dengan
wialayah jajahan terluas dan terbesar di seleuruh dunia.
Beberapa wilayah perwalian Inggris sebelumnya memang telah
menerapkan Self Determination seperti Togoland dan Goldcoast
yang ditahun 1957 telah bergabung menjadi Ghana. Hal ini lah
yang membuat kami tertarik untuk mengangkat upaya proses
pelaksanaan Self Determination di salah satu wilayah perwalian
Inggris, St. Helena, yang hingga saat ini belum menerapkan
prinsip Self Determination.

I.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian singkat pada sub latar belakang, maka
permasalahan yang hendak diangkat melalui penulisan makalah
ini adalah:
1. Apakah negara perwalian memenuhi kewajibannya dalam upaya
memberikan kebebasan bagi wilayah perwaliannya untuk
melaksanakan prinsip Self Determination?
2. Apakah Komite 24 atau Committee Decolonization memenuhi
tugasnya dan negara-negara anggota melakukan prinsip-
prinsipnya?

2
I.3 Tujuan Penulisan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan
makalah ini diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang telah ditempuh
Komite 24 dalam upaya menghapuskan penjajahan diatas
dunia.
2. Untuk mengetahui respon dan reaksi yang diberikan oleh
negara-negara yang memiliki daerah jajahan dalam
menerapkan prinsip-prinsip yang ditegaskan oleh
masyarakat seluruh dunia umunya dan prinsip yang
dikeluarkan oleh Komite 24 khususnya.

II. Landasan Teori


3
II.1 Konsep Right of Self Determination
Diartikan sebagai hak untuk menentukan nasib sendiri.
Merupakan hak setiap bangsa di dalam dua kondisi yaitu di
wilayah perwalian dan di wilayah yang belum memiliki
pemerintahan.2 Didalam wilayah perwalian, Right of Self
Determination dalam kerangka wilayah jajahan yang sudah
diterima oleh negara wali, berkaitan dengan prinsip keutuhan
wilayah untuk melindunginya menuju proses dekolonisasi dan
mencegah pemisahan. Sementara Right of Self Determination di
wilayah yang belum ada pemerintahan, dalam kerangka wilayah
jajahan yang sudah diterima, belum punya pemerintahan,
statusnya dibedakan dari negara yang memerintah dan tetap
melekat sampai dengan masyarakat melaksanakan hak Self
Determination. Peranan penting dari penerapan prinsip hak Self
Determination bagi seluruh masyarakat di dunia adalah:
1. Membuat rakyat terjajah dapat menentukan status
politiknya sendiri. Apakah mereka ingin merdeka,
bergabung dengan negara tetangga atau bersekutu dan
lainnya.
2. Didalam rangka pembentukan suatu negara, hak ini akan
memberikan jaminan untuk menentukan bentuk ekonomi,
sosial, budaya, pandangan dan dasar politiknya,
memberikan kedaulatan permanen terhadap kekayaan yang
dimilikinya, rumusan kriteria dalam penyelesaian masalah,
dan lainnya.

II.2 Dasar Prinsip Right of Self Determination Sebagai


Prinsip Hukum Internasional
Semula prinsip Self Determination tidak dianggap sebagai
prinsip hukum internasional, tetapi hanya sebatas sebagai
suatu system politik untuk membentuk masyarakat, negara,
2
Materi perkuliahan Hukum Internasional oleh Ibu Dyah Arum, 20 November 2009, hal.1.
4
karena piagam PBB sendiri, awalnya memang tidak mencantumkan
prinsip ini sebagai aturan hukum internasional.3 Baru ketika
dilaksanakannya konferensi di San Fransisco, prinsip right of
self determination di masukkan ke dalam pasal 1 ayat 2 dan
pasal 55. Dengan dicantumkannya prinsip ini, maka negara yang
menjadi pihak piagam punya kewajiban internasional untuk
menyetujui prinsip tersebut. Berikut dasar perumusan prinsip
Self determination oleh PBB sebagai suatu prinsip hukum:
1. Piagam PBB Pasal 1 ayat 2
Mengembangkan hubungan persahabatan antara bangsa-bangsa
berdasarkan penghargaan atas prinsip-prinsip persamaan hak dan
hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan mengambil
tindakan-tindakan lain yang wajar untuk memperteguh perdamaian
internasional.4
2. Piagam PBB pasal 55
Dengan tujuan menciptakan keadaan yang stabil dan sejahtera,
yang diperlukan untuk hubungan perdamaian dan persahabatan
antara bangsa-bangsaberdasarkan penghargaan terhadap asas-asas
persamaan hak dsn hak menentukan nasib sendiri dari rakyat,
maka...5
3. Deklarasi tentang pemberian kemerdekaan bagi rakyat dan
bangsa terjajah tahun 1960
a. Perlunya segera diakiri pernjajahan tanpa syarat.
b. Semua bangsa berhak tentukan nasib sendiri (bebas
tentukan status politik, ekonomi, sosial dan budaya).
c. Penerapan Right of Self Determination perlu pernyataan
bebas dan murni tentang kehendak bangsa tersebut.6
4. Deklarasi tentang prinsip-prinsip hukum internasional
1970.
5. Convenants tentang Hak Asasi Manusia tahun 1966.

III. Pembahasan

3
Ibid., hal.3.
4
Piagam PBB dan Statuta Mahkamah Internasional, Jakarta: Kantor Penerangan PBB, hal.3.
5
Ibid., hal. 32
6
Op.cit., hal.3.
5
III.1 Profil St. Helena
St. Helena adalah sebuah pulau milik Britania Raya di
Samudra Atlantik Selatan, sekitar 1,200 mil (1.950 km)
dari pantai barat-selatan Afrika dan 1.800 mil (2.900 km)
dari pantai Amerika Selatan.7 Pulau terdekat dari St.
Helena adalah pulau Ascension, yang terletak 703 mil
(1.125 km) ke arah utara-barat. Luas pulau ini 47 mil
persegi (122 km persegi), sepuluh dan satu setengah mil
(1 7 km) panjang dan enam setengah mil (10 km) lebar,
terdiri dari jurang curam dan berbatu. Sepanjang wilayah
Atlantik Selatan, pulau ini dihiasi tebing tandus dan
diselingi dengan lembah yang dalam dengan tipe kemiringan
curam dari pusat pegunungan. Meskipun begitu, pulau ini
juga memiliki tanah datar dan merupakan jenis pulau yang
tidak memiliki pantai berpasir.
Jumlah penduduk St. Helena adalah sekitar 4.000,
sebagian besar penduduknya adalah keturunan pemukim
Inggris dan karyawan Perusahaan India Timur (East India
Company) dan budak dari Asia Selatan dan Madagaskar serta
buruh Cina. Ibu kota St. Helena sekaligus satu-satunya
kota di St. Helena adalah Jamestown, dengan populasi
sekitar 900. Kabupaten utama lainnya adalah penduduk
Longwood dan Half Tree Hollow.

III.2 Profil Komite 24

III.3 Peran Komite 24 Dalam Upaya Penerapan Self


Determination di wilayah St. Helena—Perwalian
Inggris

7
http://www.news.co.sh/about_st_helena.htm diakses pada 17 Desember 2009.
6
III.3.1 Upaya yang diajukan Komite 24
III.3.2 Respon Negara Pengampu terhadap

IV. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai