Penyakit dan kelainan pada pembuluh darah koroner dapat disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya yaitu Artherosklerosis. Artherosklerosis adalah keadaan
dimana terjadi penebalan dinding arteri yang disebabkan oleh menumpuknya material-
material lemak, seperti kolesterol. Hal ini disebabkan karenan adanya Low-Density
Lipoprotein (LDL : protein plasma yang mengangkut kolesterol) yang menumpuk di
dalam pembuluh darah. Sistem imun tubuh kemudian akan merespon terhadap
kejadian penumpukan LDL ini dan mengirimkan sel-sel darah putih (Makrofag dan T-
Limfosit) ke pembuluh darah yang bersangkutan. Namun, jenis sel darah putih ini
ternyata tidak mampu menghancurkan LDL yang telah teroksidasi dan akhirnya, sel-sel
darah putih ini pun ikut terdeposisi, menyebabkan penumpukan yang lebih parah
daripada sebelumnya. Penyempitan pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah
menjadi tidak lancar, terhambat, dan juga peningkatan tekanan darah pada diri
seseorang. Kasus paling umum Artherosklerosis terjadi pada pembuluh arteri koronari
pada jantung yang menyebabkan serangan jantung (myocardial infarction). Selain itu,
penyumbatan pada pembuluh darah arteri juga dapat disebabkan oleh Hipertensi,
Diabetes, Gaya Hidup yang kurang latihan fisik (Sedentary Lifestyle), dan Merokok.
Untuk menghilangkan penyumbatan ini dapat dilakukan dengan prosedur angioplasti.
Prosedur Angioplasti biasa dilakukan oleh dokter, asisten dokter, perawat, ahli
kardiovaskuler, atau orang-orang tertentu yang telah mendapat pelatihan ekstensif
dalam penanganan prosedur ini. Beriku teknik-teknik yang digunakan selama proses
angioplasti berlangsung:
1. Akses ke arteri femoralis di kaki (atau, yang kurang lazim, ke dalam arteri
radialis atau arteri brakialis di lengan) yang dibuat oleh perangkat yang disebut
sebagai "jarum Introducer" (Introducer Needles).
2. Setelah didapat akses ke arteri, sebuah "selubung introducer" (Introducer
Sheath) ditempatkan pada pembukaan yang dibuat sebelumnya untuk menjaga
arteri tetap terbuka dan mengontrol pendarahan.
3. Tabung plastik panjang, fleksibel, dan lunak yang disebut "Kateter Pemandu"
(Guiding Catheter) kemudian didorong melalui selubung introducer. Ujung dari
kateter pemandu ini ditempatkan pada mulut arteri koroner. Kateter pemandu
juga memungkinkan pewarnaan radiopaque yang diinjeksikan ke arteri koroner,
sehingga letak penyakit dapat langsung diprediksi dengan menggunakan
visualisasi x-ray.
4. Selama visualisasi x-ray, ahli jantung memperkirakan ukuran arteri koroner dan
memilih jenis kateter balon dan kawat pemandu koroner yang akan digunakan
selama kasus ini. Heparin (suatu obat yang digunakan untuk mencegah
terbentuknya bekuan darah) diberikan untuk mempertahankan aliran darah.
5. Kawat pemandu koroner, yang merupakan kawat sangat tipis dengan ujung yang
fleksibel, dimasukkan melalui kateter pemandu dan ke dalam arteri koroner.
Sementara dilakukan visualisasi dengan x-ray, dokter jantung memandu kabel
ini melalui arteri koroner ke lokasi stenosis atau penyumbatan. Ujung kawat ini
kemudian dilewatkan melalui blokade.
6. Balon Kateter atau Kateter Angioplasti kemudian dipasang di kawat pemandu
tersebut dan didorong hingga kateter balon tersebut terletak di antara blokade
atau letak penyumbatan.
Gambar : Kateter Balon
Selain itu dikenal pula metode lain yaitu dengan melapisi stent dengan obat
pencegah tumbuhnya jaringan baru. Obat itu adalah anti proliferasi seperti Sirolimus
dan Paclitaxel . Obat tersebut akan dilepas pada saat stent dicopot dan perlahan akan
bereaksi dengan plak sehingga pertumbuhan sel terhambat bahkan terhenti.
Angioplasti lebih aman daripada operasi bypass dan menurut statistik kurang
dari 1% dari orang meninggal dari komplikasi setelah menjalani prosedur ini.
Komplikasi yang mungkin terjadi setelah atau selama proses angioplasti adalah sebagai
berikut :
Biasanya, pasien akan menerima obat yang dapat membuat mereka bersantai dan
relaxed untuk melindungi arteri terhadap kemungkinan terjadinya kejang. Pasien
biasanya mampu berjalan dalam waktu dua sampai enam jam setelah prosedur
angioplasti dilaksanakan dan dapat kembali ke rutinitas normal mereka beberapa
minggu berikutnya.
Pasien dengan stent biasanya diresepkan clopidogrel yang dikonsumsi pada waktu yang
sama dengan asam asetilsalisilat. Obat-obatan ini dimaksudkan untuk mencegah
pembekuan darah dan biasanya dikonsumsi untuk setidaknya bulan pertama setelah
prosedur angioplasti dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, pasien diberikan jenis obat
yang sama untuk dikonsumsi selama jangka waktu 1 tahun.
Pasien yang mengalami pembengkakan, pendarahan atau nyeri pada lokasi penyisipan
balon kateter, demam, merasa lemas atau lemah, perubahan suhu atau warna di lengan
atau kaki yang digunakan atau sesak napas atau nyeri dada harus segera menghubungi
dokter mereka.
Kelebihan Kekurangan