Anda di halaman 1dari 4

"Buyback" Melalui RUPO - Senin, 01 Oktober 2007

Bisnis & Keuangan


Rubrik Berita Utama Bisnis & Keuangan Humaniora International Iptek Jawa Barat Jawa Tengah Metropolitan Nusantara Olahraga Opini Politik & Hukum Sosok Sumatera Bagian Selatan Sumatera Bagian Utara Yogyakarta Berita Yang lalu Anak Asuransi Audio Visual Bahari Bentara Bingkai Dana Kemanusiaan Didaktika Ekonomi Internasional Ekonomi Rakyat Elektronik Fokus Furnitur Ilmu Pengetahuan Interior Jendela Kesehatan Klass Laporan Khusus Aceh Baru Senin, 01 Oktober 2007 Search :

"Buyback" Melalui RUPO


Budi Susanto Pembelian kembali obligasi atau buyback oleh emiten baru-baru ini menjadi perbincangan hangat pelaku pasar obligasi. Pengambilan keputusan dan penetapan harga buyback dipersoalkan sebagian investor, terutama investor minoritas. Melihat implikasinya, kejadian itu bisa mengubah perhitungan risiko oleh investor obligasi. Lazimnya, obligasi yang diterbitkan di pasar domestik dapat dibeli kembali oleh emiten pada tahun kedua umur obligasi. Ketentuan ini memberikan fleksibilitas kepada emiten apabila ingin melunasi utang obligasi sebelum jatuh tempo. Berbagai macam tujuan bisa melatarbelakangi pembelian kembali obligasi, misalnya, emiten punya dana lebih besar daripada kebutuhan internal, bisa juga untuk mengganti dengan utang yang lebih murah, lebih panjang jangka waktunya, atau beralih ke utang dengan syarat dan covenant yang lebih longgar. Mekanisme pembelian kembali obligasi dicantumkan di dalam setiap prospektus penerbitan obligasi. Untuk penerbitan obligasi sebelum tahun 2006, mekanisme pembelian kembali (buyback) obligasi tidak diatur secara jelas dan terperinci. Dalam praktiknya, pelaku pasar menafsirkan bahwa buyback dilakukan dengan membeli langsung dari pemegang obligasi, langsung dari pasar, berdasarkan harga yang berlaku, dan sebanyak yang emiten dapatkan pada harga tertentu. Sejak 2006 umumnya perjanjian perwaliamanatan mensyaratkan buyback obligasi dilakukan melalui mekanisme lelang. Jadi apabila emiten ingin melakukan buyback, perusahaan harus mengumumkan periode waktu dan harga yang ditawarkan kepada pemegang obligasi melalui surat kabar nasional. Di lain pihak, pemegang obligasi punya pilihan menjual atau tidak menjual obligasinya pada harga yang ditawarkan oleh investor. Asas transparansi dan kesetaraan melandasi transaksi tersebut, dengan posisi emiten dan pemegang obligasi mempunyai posisi tawar yang sama besarnya. Emiten obligasi menawarkan harga obligasi yang ingin dibeli kembali, sedangkan pemegang obligasi boleh menjual atau tidak menjual pada harga yang ditawarkan tersebut. Bisa disimpulkan bahwa selama ini transaksi buyback obligasi yang dilakukan oleh emiten dibuat dengan kesepakatan antara penerbit obligasi dan semua pemegang obligasi tanpa terkecuali. Memang dengan mekanisme ini mungkin emiten hanya mampu membeli kembali sebagian obligasi karena sebagian investor tidak ingin menjual atau tidak tertarik dengan harga yang ditawarkan emiten. Berita Lainnya :

"Buyback" Melalui RUPO Pembebasan BM Tidak Melalui Menkeu


Mau Pelaku yang TakKeluar Disiplin Silakan

Penilaian soal BTN Tidak Tepat Kebijakan Konsolidasi Bank BUMN


Sebaiknya Tidak Parsial

Produksi Gabah Meningkat Bisnis Philips Mendunia karena


Komitmen pada Lingkungan

Tidak Ada Alasandan Kalah dari India


Vietnam

Kilas Ekonomi

file:///D|/misc/core%20education/Buyback%20Melalui%20RUPO%20-%20Senin,%2001%20Oktober%202007.htm (1 of 4) [2/14/2008 12:30:29 AM]

"Buyback" Melalui RUPO - Senin, 01 Oktober 2007

Laporan Khusus Hidup Bersama Bencana LaporanKhusus Lingkungan Lintas Timur Barat Makanan dan Minuman Muda Musik Otomotif Otonomi Pendidikan Pendidikan Dalam Negeri Pendidikan Informal Pendidikan Luar Negeri Perbankan Pergelaran Perhubungan Pixel Properti Pustakaloka Rumah Sorotan Swara Tanah Air Teknologi Informasi Telekomunikasi Teropong Wisata Info Otonomi Tentang Kompas Kontak Redaksi

Berdasarkan mekanisme yang telah dijelaskan di atas, semestinya tidak akan memicu kontroversi karena transaksi dilandasi hubungan yang setara antara emiten dan semua investor. Namun, transaksi buyback yang baru-baru ini terjadi berbeda mekanismenya dengan yang telah diuraikan sebelumnya. Tidak mengherankan jika hal ini menjadi perhatian investor karena merupakan preseden baru di pasar obligasi domestik. Menggunakan RUPO Pada contoh pembelian kembali obligasi yang baru saja terjadi emiten memilih prosedur yang tidak lazim digunakan untuk mengakhiri perjanjian utang obligasi, yakni melalui mekanisme rapat umum pemegang obligasi (RUPO). Rapat umum pemegang obligasi didesain untuk pada akhirnya mengagendakan percepatan pelunasan obligasi. Walaupun dikemas sebagai percepatan pelunasan, esensi transaksi ini pada dasarnya sama saja dengan pembelian kembali oleh penerbit obligasi. Keputusan yang diambil oleh RUPO mengikat semua pemegang obligasi, sedangkan pengambilan keputusan RUPO berdasarkan suara terbanyak. Artinya, mekanisme ini berpeluang menciptakan tirani mayoritas yang merugikan investor yang tidak setuju dengan percepatan pelunasan obligasi. Keputusan lain yang dipersoalkan oleh investor yang tidak setuju percepatan pelunasan adalah dalam hal penentuan harga pembelian kembali. Penetapan harga pada mekanisme buyback adalah harga yang disepakati oleh penerbit dan pemegang obligasi, bisa harga pasar atau acuan harga lainnya. Adapun melalui mekanisme RUPO, akhirnya pelunasan obligasi dipercepat diputuskan. Hal itu berarti obligasi dibayar pada harga par walaupun berdasarkan perbandingan kupon obligasi dengan suku bunga pasar mestinya nilai obligasi lebih tinggi daripada nilai par. Tidak mengherankan jika sebagian investor menggugat keadilan (fairness) dari percepatan pelunasan tersebut karena merampas potensi keuntungan serta menciptakan ketidakpastian baru dalam kegiatan investasi. Fakta bahwa investor mayoritas menyetujui pelunasan di harga par (nominal) ketika valuasi obligasi semestinya menghasilkan harga premium juga merupakan hal yang menarik. Namun, memang perbedaan pertimbangan investasi, persepsi risiko, atau faktor-faktor lainnya mungkin saja menghasilkan keputusan investor yang berbeda-beda. Implikasi transaksi Pembelian kembali melalui mekanisme RUPO telah menjadi preseden baru di pasar obligasi Indonesia. Pro dan kontra dari pihak-pihak yang terlibat tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengkaji dampaknya kepada kepentingan bersama yang berkaitan dengan perkembangan pasar obligasi di masa datang. Meskipun suatu transaksi pembelian kembali telah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur tertentu sehingga tidak melanggar ketentuan, implikasi dari transaksi tersebut tidak dapat diremehkan. Ketidakpuasan investor yang merasa dirugikan tentu saja merupakan hal yang wajar terjadi.

file:///D|/misc/core%20education/Buyback%20Melalui%20RUPO%20-%20Senin,%2001%20Oktober%202007.htm (2 of 4) [2/14/2008 12:30:29 AM]

"Buyback" Melalui RUPO - Senin, 01 Oktober 2007

Namun, secara keseluruhan, implikasi yang jauh lebih mendasar adalah preseden buyback tersebut membuat investor obligasi terekspos risiko yang sebelumnya tidak ada dalam perhitungan di benak mereka, yakni prepayment risk. Risiko prepayment yang dihadapi investor adalah risiko apabila emiten melakukan pembelian kembali obligasi sebelum tanggal jatuh tempo dengan harga pembelian lebih rendah daripada harga perolehan obligasi. Adanya risiko prepayment berakibat kurang baik terhadap perkembangan pasar obligasi, terutama obligasi korporasi. Karena tambahan risiko, bisa jadi investor meminta premi yang lebih tinggi sehingga biaya bunga obligasi menjadi lebih mahal. Implikasi lainnya adalah risiko tersebut mengganggu likuiditas pasar sekunder obligasi, terutama pada saat harga obligasi di atas harga par. Risiko pembelian kembali oleh emiten pada harga yang tidak mencerminkan harga pasar membuat keengganan bertransaksi saat harga obligasi di atas par. Dengan demikian, risiko ini berdampak sangat serius kepada likuiditas pasar obligasi. Padahal likuiditas merupakan karakteristik sangat penting pasar yang baik, apa pun yang diperdagangkan di dalamnya. Mencegah dampak negatif Potensi kenaikan persepsi risiko yang tidak perlu akibat implikasi dari transaksi yang tidak menggunakan asas transparansi dan fairness antara penerbit dan semua pemegang obligasi seharusnya dapat dicegah oleh para pelaku pasar obligasi secara bersama-sama. Sebab, kenaikan risiko ini pada akhirnya akan menambah biaya keuangan emiten obligasi yang seharusnya tidak perlu terjadi. Untuk dapat menjaga transparansi dan fairness tersebut, pelaku pasar dan regulator harus menjalankan perannya dengan baik. Bagi investor obligasi, barangkali perlu mengkaji kembali salah satu perangkat elemen paling mendasar dalam analisis kredit, yakni penilaian mengenai karakter calon debitor. Rekam jejak (track record) emiten atas apa yang dilakukannya berkaitan dengan perjanjian utang piutang seharusnya akan menjadi catatan para kreditor dan investor lainnya. Logikanya, debitor juga menyadari benar pentingnya hal tersebut. Oleh karena itu, kita melihat perusahaan-perusahaan besar dan terkemuka sangat menjaga rekam jejak yang baik. Selain mendukung citra perusahaan, rekam jejak kredit yang baik memperkuat fleksibilitas keuangan perusahaan. Sementara itu, regulator dapat lebih berperan untuk memfasilitasi pasar modal dengan peraturan dan ketentuan yang adil (fair) untuk semua pihak. Peranan regulator sangat penting untuk menjaga penyelenggaraan aktivitas penerbitan dan perdagangan obligasi yang fair dan transparan sehingga menunjang pertumbuhan pasar yang sehat. Budi Susanto Head of Debt Research Danareksa Sekuritas

file:///D|/misc/core%20education/Buyback%20Melalui%20RUPO%20-%20Senin,%2001%20Oktober%202007.htm (3 of 4) [2/14/2008 12:30:29 AM]

"Buyback" Melalui RUPO - Senin, 01 Oktober 2007

LAYANAN BERITA SMS 9858 TELKOMSEL, XL, INDOSAT, THREE, FLEXI & FREN Layanan berita nasional berita politik breaking news 3 breaking news 5 breaking news 10 headline kompas Langganan reg nas reg pol reg bn 3 reg bn 5 reg bn 10 reg hlkompas Berhenti unreg nas unreg pol unreg bn 3 unreg bn 5 unreg bn 10 unreg hlkompas

Design By KCM Copyright 2002 Harian KOMPAS

file:///D|/misc/core%20education/Buyback%20Melalui%20RUPO%20-%20Senin,%2001%20Oktober%202007.htm (4 of 4) [2/14/2008 12:30:29 AM]

Anda mungkin juga menyukai