Anda di halaman 1dari 47

Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia

Karya Arifin C. Noer Para pelaku : Pemimpin Koor Koor Penjahit Thulaihah Musailamah Ali Usman Umar Abu Bakar

1|Lakon

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Noer

12 Rabiul Awal 11 H 6 Juni 632 Masehi Pada suatu sore di padang pasir yang luas, penduduk Madinah tengah mendapat kecaman yang luar biasa. Mereka panic oleh kekhawatiran, kacau oleh katkutan. Semua kahirnya menjadi satu bahwa pemimpin mereka, orang yang paling dicintai dan dimuliakan akan meninggal (wafat) di tengah-tengah kehidupannya. Siapa orang tersebut? Ternyata adalah Nabi Muhammad Saw. Lihatlah mereka menunduk bagai menghindari bayangan mereka sendiri. salah seorang dari mereka menengadah ke langit, dia seperti meminta jawaban dari Allah terhadap pertanyaan yang merunyak di dalam dada dan kepala setiap orang. Pengikut yang lain pun demikian halnya, mereka sama-sama mengharap jawaban tentang apa-apa yang tidak diketahuinya. Laki-laki tadi adalah seorang tokoh atau pemimpin koor dalam pertunjukan Dramatik Reading ini dan yang lainnya adalah para koor. Dengan demikian pimpinan dan anggota koor adalah penduduk Madinah (muslim) yang senantiasa bertanya tentang manusia yang sebenarnya, yakni manusia kapan saja dan di mana saja.

ADEGAN 1
Pimpinan Koor Ya Allah, Ya Rabbi! Ya, Allah, Ya Rabbi! Koor Ya Allah, Ya Rabbi! Ya, Allah, Ya Rabbi! Pimpinan Koor Ya, kekuasaan yang mengalirkan kehidupan Ya, kekuasaan yang menyebarkan kehidupan Koor Ya, kekuasaan yang mengalirkan kehidupan Ya, kekuasaan yang menyebarkan kehidupan Pimpinan Koor Taburkan ampun, tangan ini banyak dosanya Koor Turunkan ampun, tubuh ini bersimbah dosa Pimpinan Koor Wahai, demikian lunglaikan tulang-tulang? Koor Ya, sahabat. Ya, sahabat. Tangan dan kaki tak bergerak.
2|Lakon Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C. Noer

Cemas dan khawatir tak berdesak-desak. Alangkah lebat, o, alangkah lebat Ketakutan menyebat-nyebat. Ya, sahabat, ya sahabat Pimpinan Koor Gerangan apakah yang menyebabkan Gerangan apakah yang telah datang Koor Baginda sakit yang menyebabkan kebimbangan berputar-putar Rasulullah terbaring lemah badan, membuat dada bergetar-getar Pimpinan Koor Sakit apakah. Sakit apakah? Dapatkah tangan yang dina, dapatkah hati yang papa Menolong menyembuhkan, ya Allah? Koor Sakit apakah yang ia rasa, sakit apakah yang ia derita Kita tak tahu apa obatnya, hanya tahu bingung saja Pimpinan Koor Dan Madinah, makin hari makin merana Sebab merasa bencana atau sebangsanya akan segera tiba Yang getir dirasa akan segera tiba Koor Apakah tak ada obat, apakah tak ada obatnya? Atau memang sudah saatnya dia akan pergi dan kita harus sedih? Pimpinan Koor Demikianlah rupanya. Batang-batang korma yang telah juga memberitakan Onta-onta yang payah juga telah menceritakan Dan apabila kami semakin mengerti, maka hati pun terpekik Koor Oya Allah.

ADEGAN 2
Datanglah dari rumah Rasulullah si penjahit Penjahit Makin payah! Pimpinan Koor Siapa?
3|Lakon Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C. Noer

Penjahit Makin payah tangan yang telah menguraikan setiap belenggu itu, Muhammad Saw, orang yang telah membuatku merdeka, Al Amin. Manusia dan hamba Allah yang jitu. Pimpinan Koor Kau dari rumah itu? Penjahit Dari rumah Siti Aisyah, ya. Tapi simpanlah semua pertanyaan. Mulutku tak akan mau menceritakan, sebab akibatnya hanya kesedihan dan kecemasan dan akan membuat tangisku belaka. Pimpinan Koor Tapi menjawab pertanyaan adalah sebuah kebajikan bila kita kuasa memberikan jawaban. Penjahit Tentu saja.baiklah, dengarkanlah! Tidak! Aku akan menangis lagi jadinya. Kembali dihantui di hari-hari di muka yang menawarkan pedang dan rantai. Belenggu dan belenggu. Tapi baik, dengarkanlah. Lelaki yang bijaksana itu terbaring di rumah Aisyah di ruang yang kelabu dan teduh. Adapun ruang itu terbagi oleh suatu tabir yang membatasi tempat tidur itu dengan ruang dimana para wanita dan anak-anak tertunduk dan haru biru. Muhammad Saw, terbaring. Di sebelah sana Aisyah, disebelahnya lagi putrinya tercinta, siti Fatimah Tidak, aku tidak dapat meneruskannya, kalau aku terus menceritakan, pikiranku nisacaya kusut tak keruan. Aku akan semakin takut dan cemas terhadap apa yang bakal tiba. Oh, aku ini penjahit yang malang yang dari lembah perbudakan asalnya, kalau saat yang kutakutkan itu tibaoh, tidak! Lebih baik aku mencoba percaya pada bayangan yang penuh gambaran bahagia gembira dan pada warna-warnanya yang cerah, agar diriku tidak selalu berduka. Pimpinan Koor Bagaimanakah keadaan penyakitnya? Penjahit Cuma satu kalimat dan selebihnya air mata! Beliau makin payah! (Pergi)

ADEGAN 3
Pimpinan Koor O, makin nyatalah rupanya kini. Hubungan dari tanda-tanda yang diguratkan Illahi: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan apabila telah kau saksikan berduyun-duyun insan datang ke dalam agama Allah, maka bertasbihlah engkau, memuji, mintalah ampun padanya sebab ia penerima ampun

4|Lakon

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Noer

Koor Surat itu yang kau kirimkan, ya Tuhan Warkah itu yang kau kirimkan, ya Tuhan Firman itu yang kau kirimkan, ya Tuhan Bagai sebuah firasat, menjadikan kami terperanjat Pimpinan Koor pada hari ini Aku sempurnakan agamamu, Aku cukupkan nikmatku atasmu Koor Demikianlah pula telah Kau wartakan, Ya Allah Demikian pula telah Kau pastikan, ya Allah Malam yang hitam akan membayangi kota Madinah yang telah walang Pimpinan Koor Dan pada Hajjatul Wada dimana telah hadir umat yang beribu-ribu membanjiri keluasan padang Arafah dengan semangat dan iman yang ketat. Sekonyong-konyong dikejutkan ketakutan dan kecemasan sebab lelaki yang baik itu bersabda, seraya duduk di atas ontanya, Wahai manusia, dengarkanlah perkataan ini. Sebab tak dapat kupastikan apakah pertemuan semacam ini akan terjadi lagi di tempat ini sesudah tahun ini atau kapan jua. Tak dapat kupastikan demikianlah awal sabdanya, sehingga kita gemetar mendengarnya. Kemudian setelah usai menunaikan rukun kelima di kota kehairannya, pulanglah ia, ditinggalkannya tanah Mekah kembali ke Madinah. Lalu setelah beberapa bulan kemudian kesehatannya pun tergoyahkan oleh sakit dan mungkin oleh usia tua. Koor Dan sekarang ia terbaring, dan sekarang ia gering Pimpinan Koor O, ia terbaring sepi sementara bintang-bintang yang dipasangnya telah menyala. O, ia terbaring sunyi tatkala bulan yang dibentuknya telah menyala. Ia pun terbaring ketika berjuta lampu di tangan diacungkan kepada kegelapan malam. Koor Terbaring, terbaring. Hatiku hening, hatiku hening. Cemasku, khawatirku! Berkeping-keping memenuhi dada, memenuhi saat-saat yang genting. Cemasku ya Allah, khawatirku ya Allah. Pimpinan Koor Akan datangkah malam yang dulu lagi, akan gaibkah bulan di saat itu, akan berpadamkah bintang-bintang itu. akan kembali sunyikah bumi, tanpa isi tanpa arti. Kecuali naluri yang liar berlari dalam kekosongan dan kesombongan kami, ya Rabbi!? Koor Semuanya telah ditandai, semuanya telah mengisyarati. Dan kami pun mengerti Pimpinan Koor Akan datang yang dulu lagi; padang pasir kering, oase kering dengan sekeliling pohon-pohon kering. Serta sinar terang terbaring, sepi dan terasing,
5|Lakon Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C. Noer

Koor sepi dan terasing.

ADEGAN 4
Muncul Abu Bakar As-Sidiq Ra. Seorang lelaki kira-kira berusia enam puluh satu tahun, dia adalah salah seorang sahabat Muhammad Saw Abu Bakar Assalamualaikum Koor Waalaikum salam Pemimpin koor Ya, Sayyidina Abu bakar tercinta Abu Bakar Ya, sahabat-sahabatku Koor Ya, Sayyidina Abu bakar tercinta Abu Bakar Kalau lebih dulu kita meratap, kalau lebih dulu kita bertangisan, kalau lebih dulu kita menduga seakan kita lebih tahu, daripada yang maha tahu. Yang akan terjadi, yang aka nada, kita tak tahu kapan datangnya, kita tak tahu apakah ada Pimpinan Koor Benar, Abubakar Abu Bakar Sebab itu kenapa mesti bersusah, sementara kita masih bertanya? Koor Benar Abubakar Abu Bakar Yang terbaik, yang patut kita lakukan adalah memuji nama Tuhan, memohon keselamatan agar dililmpahkan selalu nikmat kebenaran. Yang sekarang sedang terbujur di atas tempat tidur itu tidak mengharap tangis. Kalau ia tahu kita tengah memuji Tuhan Yang Maha Esa, niscaya akan tersenyumlah ia dengan hati yang bahagia. Jadi tahankan semuanya dalam iman yang tak akan pernah lapuk oleh beragam cobaan. Allah menaungkan kasih sayangnya bagi setiap insan beriman dan penuh kesabaran. Sekali lagi jangan suka mendahului sebelum Allah sendiri berkenan mengkehendaki. Segalanya belum tentu, segalanya belum kita tahu. Barangkali akan sembuh kitapun tidak tahu (Pergi)
6|Lakon Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C. Noer

ADEGAN 5
Pemimpin Koor Benarlah, warkah duka belum tentu tiba Warkah suka mungkin yang tiba Barangkali sakit melepaskan renggutannya Barangkali penyakit mencabut kuku-kukunya Koor Barangkali Kita akan menggembira Mungkin saja Pemimpin Koor Barangkali waktu masih panjang Barangkali sembuh akan datang Koor Barangkali barangkali Pemimpin Koor Mungkin, mungkin sekali Pada suatu subuh yang sahdu putih. Pada pagi yang telah menyanyikan adzan suci Tatkala berjemaah kita menhadap Allah, lelaki yang manis itu menjenguk kita Di pintu masjid dengan bertopang pada Ali dan Fadloli Ia tersenyum pada kita, memancarkan pandangannya yang berhikmah Kebenaran dan kesucian Abu bakar tersenyum membalas senyumnya Sedang kita terharu menyaksikannya Dan kita bagai mendapat siraman air Setelah berjemur dalam kehidupan yang getir Dan kita bagai disuguh lukisan-lukisan indah Dari wajahnya kemilau cerah Koor Akan semuhkah ia? Pemimpin Koor Mungkin. Sebab itu benar tak patut kita yakin pada yang belum yakin Koor Semoga Pemimpin Koor Semoga terus benderanglah hari-hari. O, cahaya yang menerangi semesta, semoga terus cemerlanglah hari-hari. O, gemilang di atas kegemilangan. Koor Semoga, semoga.
7|Lakon Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C. Noer

Pemimpin Koor (menyanyi, berzanzi) Ya Nabi salam alaika Ya rasul salam alaika Ya rabbi sala alaika Salawatullah alaika Koor (menyanyi) Pemimpin Koor Allahu Akbar! Koor Allahu Akbar! Pemimpin Koor Allah yang maha besar! Koor Allah yang maha besar! Pemimpin Koor Sejahteralah semoga meneduhi orang yang sedang menderita sakit, aku yakin di sisinya Allah megah berdiri, menjanjikan kemenangan seraya mengusapkan telapaknya yang halus, di mana bersemi kasih saying yang diimpikan setiap orang. Aku yakin keselamatan akan menguatkan kakinya untuk berdiri dan kembali mengimami kita yang sudah rindu dan berhasrat benar mencium tariannya. Ya Allah! Koor Ya, Allah! Pemimpin Koor Sakiti tubuhku jangan sakiti Nabiku Koor Pukul kepalaku tapi jangan pukul Nabiku! Pemimpin Koor Kenikmatan dan kelezatan yang kau pancurkan lewat Muhammad, pada lakunya yang mengagumkan belum cukup membasahi tanah ini dan juga tanah ini wadas sama sekali (menyanyi, berzanzi) Koor (berzanzi) Pemimpin Koor Bergembira karena sebuah harapan adalh sebuah kesenangan dari keindahan angan-angan. Bergembira karena mengharapkan kebaikan adalah juga keimanan yang selalu merayakan nama Tuhan.

8|Lakon

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Noer

Koor Bergembira Bergembira Pemimpin Koor Gembira-gembiraku Madinah Gembiraku gembira ini tanah Gembira setiap orang ketika menjelang Nabi hijrah Dari mekah kemari menghindari Quraisy yang mengusirnya gembira kitamenjemput kehadiran cahaya yang diacungkannya Gembira kita menantikan kedatangan bahagia Yang dijanjikannya Gembira ini tanah yang terbuka Bagi siapa saja yang bernama kebenaran Dan segala kerabatnya Koor Gembira. Bahagia Makanan lebih dari makanan Yang lezat dirasakan Itulah bahagia. Itulah yang didamba Pemimpin Koor Ya. Betapa begembiraan yang ada Sebelas tahun yang sudah Tatkala Muhammad datang kemari Dan mengajak senyum kepada setiap Seraya melambai-lambaikan tangannya Seraya duduk dipunggung Al-Qiswa Onta kesayangannya Betapa kita bersuka Mudah-mudahan malam nanti Ia akan dapat mengimami kita kembali Atau bicara-bicara dengan kita Atau menjawab segala Tanya kita Atau apa saja yang bernama keramahan Yaitu bertegur sapa; saling menggambarkan keselamatan Semoga malam nanti, bintang-bintang akan membangunkannya Semoga malam nanti, bulan akan menguatkan tubuhnya Sebab Tuhan memerintahkan Sebab Tuhan menginginkannya Sebab kita mengharapkannya

9|Lakon

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Noer

ADEGAN 6
Thulaihah Semoga! Koor Thulaihah Thulaihah Semoga, semoga Punahlah ia Muhammad tercinta Semoga, semoga Dikuburkan ia, Muhammad tercinta Koor Wajah bencana, licik mulutnya Mulut bencana, busuk doanya Thulaihah Wajah Thulaihah anggun rupanya Mulut Thulaihah merdu suaranya Pemimpin Koor Wahai, gemetarku Lihatlah dan tataplah Mata Thulaihah yang marah! Thulaihah Wahai senangku, lihatlah dan tataplah Mata Thulaihah yang indah Lihat dan perhatikan apa yang Thulaihah kerjakan Datang angin datang api Datanglah angin datanglah api oo.. hembusO, hembus datanglah kegaiban datanglah keajaiban inilah Thulaihah tukang sihir perkasa datanglah, datanglah ilmu tenung mencekam bumi dan berputarlah nasib di sini dipangku tangan Nabi yang cendekia Koor Tuhan! Tuhan! Thulaihah Lihatlah, kusihir pohon, menjelmalah perempuan Kusihir tongkat, melingkarlah ular
10 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Kusihir telur burung, muncullah jamrud Yabuy! Yabuy! Jari-jariku banyak tuahnya Dan mantraku syair-syair yang merdu Lelap. Lelap. Inilah Thulaihah Penenung bijaksana sedang tertawa dan gembira Sebab Muhammad dekat ajalnya Koor Pergilah. Pergilah Thulaihah Ya Allah laknatlah Thulaihah! Thulaihah Ya, saudara-saudaraku dengarkan dan perhatikan jangan berdoa yang mencelakakan sebab agama pun tak menginginkan Ya shohib-shohibku kalau muhammad sakit itu bermakna masa wafatnya segera datang menjelma akhirnya tanah yang kering kerontang ini dengan hawanya yang panas bukan main atau dingin bukan main dimana angin berisi pasir dan debu menyesakkan. akhirnya tanah ini akan kehilangan pemimpinya akan kehilangan Nabinya akhirnya lampu-lampu sepanjang lorng-lorong yang telah disulutkan akan sama padam segera. Gelap dan gelap gelap dan kembali gelap, kita tak lagi bisa saling bertatap sebab itulah kita saling menguntap, dalam wujud peperangan begitukah? Begitukah? Hap, jangan bodoh sahabat . Lihat apa yang aku perbuat, lihat betapa ini tangan cekat akan sanggup mengubah batu menjadi permata atau kucing yang lucu hap, jangan ternganga atau terperanjat terhadap tiap azimat sebab tangan cekat ini memang tangan malaikat sebab orang ini adalah Nabi yang ternobat oleh kecerdikan sulapan dan ilmu tenungnya yang dahsyat lihat, lihat. Betapa hebat Thulaihah yang kaya mukjijat dan ingat muhammad sebentar lagi akan lenyap dan minggat merat ia keluar jagat dan sesudah itu? adakah yang akan menggantikan yang sudah berlalu? adakah Nabi yang baru?
11 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Barisan telah sampai pada ekornya (Koor; Ya) Telah berakhir. Muhammad adalah baris penghabisan (Koor; Ya) Rasul penghabisan (Koor; Ya) Tak ada lagi yang dibelakang (Koor; Ya) Tak ada lagi yang menggantikan (Koor; Ya) Thulaihah Tentu. Tentu. Bagi otak dan benakmu yang dungu dan beku tapi bagiku? yang busuk diganti yang baru yang mati diganti yang hidup itulah hokum yang berlaku dari logika yang jitu Dan inilah orangnya; pengganti yang akan ebrlalu inilah Nabi baru dengan ajaran yang baru untuk jaman yang baharu Koor setan mendoakan keruntuhan setan mengharapkan kekuasaan imanku! Ya Allah. Teguhkanlah Thulaihah Ha, jangan kenang atau sedihkan Muhammad yang akan pulang karena Thulaihah segera datang menjelang Yabuy! Yabuy! Inilah Nabi Thulaihah Yang arif dan luar biasa Dengan ilmu tenung yang tak ada bandingannya di sumairah tempatku berbenah pada berdatangan para kaumku dari bani Israil yang ramah tamah Kalau nanti Muhammad lenyap, tentulah berlipat ganda pengikutku dan bertambah jumlahnya. Yabuy! Yabuy! (Pergi)

ADEGAN 7
Pimpinan Koor Betapa hitam! Koor Hitam. Hitam. Hitam dan kelabu Kotor. Kotor. Kotor penuh debu Mulutnya berbusa Thulaihah tak tahu basa Pimpinan Koor Pemandangan sekonyong tak tak keruan pasir-pasir beterbangan mengisi udara
12 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

menjelmakan kekaburan Ya Allah. Tangan yang dina ini meraba-raba di sela-sela soal dan perkara yang mengancam tiba-tiba. Thulaihah telah mulai membuka mulutnya meneteskan lagi tenungnya, mengucapkan khotbah palsunya serta mensyahkan kesaksiannya menjadi Nabi yang gila Duh, pemandangan macam apakah kalau Nabi pulang ke rumahMu ya Allah? Duh, nasib apakah yang menimpa kami manusia? Koor Allah. Para setan menunjukan tangan! Menjanjikan kemurtadan Telah datang para setan dan kami ketakutan Malam. Malam. Datang. Malam. Malam. Bimbang. Malam. Malam. tegang Pimpinan Koor Setan mulai menyebarkan kuman-kuman maka apabila malam nanti telah menyelimuti setiap sukma insan akan mengigillah setiap badan dan naiklah panas di kepalanya sementara mulut melontarkan kata-kata dusta dan menghina nama Tuhan Subhanahu Wa Taala Sekarang lihatlah siapa lagi yang akan tiba? langkahnya tegap dan gembira tapi sungguh menucirgakan senyumnya di saat bibir, setiap orang terbungkam oleh kecemasan yang terpendam Koor Siapa? siapa?

ADEGAN 8
Muncul Musailamah Kadzdzab dari bani Hanifah Musailamah Aku Abu Thumamah haran anak Habib alias Musailamah dari bani Hanifah Koor Musailamatul Kadzdzab! Musailamah Musailamah Kadzdzab! Sang pendusta, nama yang indah. Demikian gelar yang kudapat dari anak Abdullah Muhammad si bedebah. Gelar yang megah dengan sindir cela laknat mulut yang gemar merubah nama! Betulkah aku pendusta!?
13 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Apa-apa yang Muhammad ucapkan selalu berdasar kenyataan Musailamah Betulkah aku sang pendusta? Pimpinan Koor Muhammad selalu memberi nama pada setiap benda berasal dari benda itu dan apa adanya Musailamah Betulkah aku pendusta? Koor Barangkali, lebih dari raja. Barangkali kaisar namanya. Kaisar sang pendusta, namun Nabi tak mau berkata lebih dari satu kata yang berasal dari jiwa Musailamah Musailamah Kadzdzab? Tidak! Aku pun tidak akan menyebut Muhammad sang pendsuta atau pemimpin pendusta. Tetapi aku pun bukan bapak si pendusta, bukan pula embah si pendusta. Aku adalah manusia juga Seperti Muhammad, aku pun hamba Allah Seperti juga dia, akupun Rasulullah. Nabi Allah Koor Lidah pembohong! Selalu kosong! Jiwanya bohong! Hanya pandai menggonggong! Musailamah Bohon dan bohong. Bohong dan bohong Kalianlah pembohong, anak buah pembohong Muhammad sang sombong! Pimpinan Koor Muhammad dilahirkan sebagai insan mengagumkan Kejujurannya dan kebaikannya sungguh suci mulia Karenanya AlAmin namanya Koor Ya. Musailamah Bah! Sebelum mendengarkan janganlah kalian memikirkan atau bahkan memberikan jawaban. Sebab hanyalah menghasilkan kesalah pahaman sebab sumbernya ketidakjujuran. Dengarkan dan baru lahirkan jawaban dan ujilah aku sebagai utusan Tuhan. Apakah layak apakah gadungan. Ujilah bahwa betapa agungnya aku; Musailamah!

14 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Koor Kata-katamu membahayakan Musailamah Otakmu membahayakan! Dengarkan! Apakah yang dinamakan keadilan? Bukakah semuanya pembagian? Koor Sama pembagianbagi yang berhak, menerima bagian Musailamah Apakah aku tak berhak? Tapi jawaban Muhammad juga serupa dengan jawabannya di dalam suratnya baru saja dan serupa dengan lidah kalian yang hampa! Muhammad bersembunyi di balik kata-kata yang bersumber firman katanya, di samping mencap aku sebagai sang pendusta. Betulkah aku pendusta? Tidak! Sekarang Muhammadlah sang pendusta, sebab berlindung di belakang kata tak nyata. Ya, aku berhak menyebutnya begitu seperti ia juga menyebut namaku. Tambahan sekarang Muhammad tak lagi punya tenaga sebab tengah terbaring payah di rumah istrinya. Dan sebentar lagi kesempatan akan terbuka untuk niatku menjadi raja sang penguasa dan menjadi Nabi Allah yang mulia. Hahahaha! Tidak, kalau demikian aku bukan seorang yang sopan, terlalu tak sopan orang yang semenanya memaki orang yang sedang sakit kepayahan. Aku adalah orang yang sopan. Karenanya tidak akan kucaci Muhammad yang kini sedang meringkuk dan terjerat oleh rasa sakitnya yang jahat. Sekarang aku hanya ingin mendamaikan dan menentramkan hati kalian yang takut akan kehilangan seorang junjungan. Memang aku kemari hanyalah berniat membuang senang sertamenguraikan kusut pikiranmu yang tak keruan sebab takut akan kehilangan pimpinan. Untuk bisa senang dan tentram, dengar kataku dengan cermat. Janganlah menggugat sebelum kata bicarakau tamat! Ketahuilah Nabi Muhammad wafat. Janganlah terperanjat ataupun menengangkan urat meski saatny memang telah dekat. Namun janganlah biarkan mukamu pucat darahmu menjadi beku dan sesat, sebab Musailamah masih sehat. Dan bolehlah kalian meminta selamat, bolehlah kalian meminta nasihat kepadaku; Musailamah sang penyelamat, Musailamah yang masih hebat, pengganti yang akan wafat. Jangan sedih dan jangan berat, kalau ia mangkat. Sebab orang yang arief ini masih kuat dan afiat. Selamatlah! Kurestui, hai umatku. Doaku doa yang selalu didengar para Malaikat. Selamat! (pergi)

ADEGAN 9
Pimpinan Koor Lihatlah! Para Iblis mulai mengasah pedang. Setan-setan menggosok-gosok punggung untuk berperang
15 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Sedang kuku-kukunya yang lancip berkilatan, menhina dan mengancam Koor Mana pegangan, mana pedoman Mana utara, mana selatan Pimpinan Koor Kemana arah perahu kami ditujukan, angin dari mana-mana berpusaran Membuat pusingan dan kami pun berputar tanpa haluan. Kemana arah kafilah ini berjalan Padang pasir telah kehilangan batasnya. Ya Tuhan. Apakah ini gejala akan datangnya malam yang betul malam Malam yang panjang sekali, dengan alam yang hitam legam Di mana di dalamnya kami etrendam tenggelam Dalam kepandiran yang memalukan Dalam kerendahan peradaban, seperti kami waktu telanjang!? Koor Ya, Tuhan. Setan-setan meruncingkan giginya Dan kami menggigil sejadi-jadinya. Aku tak tahu, apalagi yang mesti dikatakan Sebab pikiranku kacau bukan buatan. Pimpinan Koor Ya Tuhan, akankah kembali masa kebodohan dimana perempuan-perempuan dihinakan? Koor Akankah kembali? Akankah kembali? Ya Rabbi, ya Rabbi

ADEGAN 10
Muncul penjahit Penjahit Saudara-saudara. Apa yang kau resahkan aku resahkan. Apa yang kau gelisahkan aku gelisahkan Aku adalah kamu, kamu adalah aku Aku dan kamu adalah menusia Aku dan kamu adalah umat Islam Dari pemimpin yang sekarang sedang sakit, hingga kita pun turut merasa sakit Saudara-saudara Aku hanya penjahit, hanya tahu menjahit Untuk menjawab arti hidup dan tujuannya Pikiranku terlampau sempit, sebab itu kalau aku bertanya tentang apa saja adalah wajar, dan terus terang sifatnya. Dan itulah kepandaian saya, kepandaian siapa saja, mahluk Allah!
16 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Bertanya dan bertanya. Namun jangan keliru, sebab bertanyapun adalah pucuknya ilmu. Sekarang dan kapan saja terlebih semenjak beliau sakit parah, aku selalu bertanya. Pimpinan Koor Tentang apa kau bertanya? Penjahit Tentang apa yang kau dan kalian Tanya. Tentu aku pun tak pernah bertanya bagaimana cara menambal atau menajhit gamis dan jubah atau sorban atau pakaian apa saja. Sebab menjahitlah pekerjaan saya. Tetapi, ohlihatlah aku menangis. Aku menangis sebab tak tahu apa yang seharusnya kukerjakan. Aku menangis sebab bisanya hanya menangis. Aku menangis sebab ketakutan. Aku tidak mengerti lalu aku menangis. Aku bertanya lalu aku menangis. Aku menangis sebab dilimbur bingung oleh kedunguanku tentu. Karena pikiranku rumit setiap memandang mata-mata bayi, seraya aku sendiri bertanya pada diri, kenapa Nabi harus sakit? Kenapa sang pahlawan yang melepaskan belenggu di kakiku dulu harus diserang penyakit. Kenapa pembawa cahaya yang member sekedar pengetahuan kepadaku, meski sakit? Kenapa dan kenapa? Mengapa dan mengapa? Dapatkah ia juga meninggal seperti orangorang lain atau seperti manusia biasa? Aku takut dan. Oh, kata apakah yang tepat untuk menyebut kebodohanku. Aku juga heran; kenapa Muhammad bisa juga diserang penyakit? Atau karena sudah meningkat tua? atau?. Ah, baiklah, baiklah. Kukunci saja otakku yang kecil. Kalau kubiarkan diriku terus bertanya, takutlah aku menajdi ahli syair atau ahli pikir. Sebab kalau aku selalu bertanya dan berpikir tanpa putus-putus dan renung lamun terus mengalir, maka jubah atau gamis orang-orang akan lupa aku tambal dan setiap orang akan marah. Kepadaku akan sebal dan kalau sudah demikian halnya dengan apa mulutku harus kusumpal dan perutku harus kutambal? Baiklah, baiklah, penjahit sebaiknya diam saja. Kalau mau bertanya simpan saja. Baiklah, baiklah. Aku bodoh saja. O, aku ini mau pergi kemana, kesini-kesana-kesini-kesana tak tentu tuju hanya bingung saja. Akan ke rumah itu lagikah? Tapi kalau ia mati?, ia wafat? Ah, baiklah, baiklah. Yang pasti aku akan dapat susah. Bukankah aku budak asalnya, tentunya akan kembali. Tidak, ah, baiklah, baiklah. (Pergi ke rumah Rasulullah)

ADEGAN 11
Pimpinan Koor Ya. Haruskah aku diam meniudrkan soal dalam kediaman Dan berserah pada kepatuhan tanpa pengetahuan dan keinsyafan Sekedar untuk menenangkan kepala yang kewalahan Haruskah pertanyaan disimpan dan membiarkan kebodohan membelai kegelisahan
17 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Dengan khomar yang memabukan untuk mendapatkan ketentraman fana? Oh, pikiran tanpa keimanan. Kalau aku diam maka aku akan terbenam tanpa arti apa-apa Bahkan sebagai manusia. Matahari akan tenggelam Tanpa meninggalkan panas serta cahayanya yang berharga Koor Kalau aku bertanya, siapa yang akan menjawab? Pimpinan Koor Kalau aku bertanya, setan-setan memutar lidahnya, menyerahkan jawaban-jawaban yang membingungkan. Kalau aku bertanya jawaban bersimpangan sepanjang jalan dan aku akan makin tak tahu dan tak punya pendirian. Koor Para peri dan roh-roh jahat berloncatan Memekikkan nyanyian perang, menggoyahkan tarian perang Pimpinan Koor Pikiranku buntu dan tak tahu. Kalau bertanya jawaban palsu semata Dari mulut setan yang lata. Haruskan aku diam? Koor Haruskah kita sidakap dengan lutut dilipat tanpa ada yag diperbuat? Pimpinan Koor Audzubillah himinas syaiton nirrodzim Bismillahirrohamanirrohim Qul audzu birobbinnas Malikinnas, ilahinnas, min syarril waswasil khonnas Alladzi yuwaswisu fi sudurinnas, minnal jinnati wannas Topan telah merabakan telapaknya yang kasar, sehingga setiap orang terpukau dan berdebar sebab tak tahu tindakan apa dapat meredakan, menghalang bencana yang bakal datang dan tiba-tiba. Saksikanlah! Belum ia pergi matahari sudah keruh sinarnya. Langit tanpa warna. Kekotoran dan niat buruk belaka saling berlomba dan mengisi hati manusia. Saksikanlah! Siapa lagi mengaku Nabi, siapa lagi berhati dengki? Koor Lihatlah! Setan, iblis, nafsu jahat beragntungan pada telinga, lidah, jubah dan sukma yang hampa! Pimpinan Koor Wahai, setelah Thulaihah dan Musailamah merusak cuaca Madinah dengan tingkahnya,
18 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

seperti orang gila telanjang dan terbuka tanpa malu mengaku Nabi. Sekarang yang akan menyusul siapa lagi? Koor Wahai, akan bertambah panjangkah barisan nafsu dengan pimpinan setan pemalsu dengan janjinya yang palsu tentang bahagia semu? Pimpinan Koor Takut makin ke puncak. Bayangan bencana makin Nampak. Terdengar pilar-pilar pasjid berderak. Digoyah para setan yang tak Nampak. Koor Ya Allah Makin mendesak, makin mendesak. Malapetaka. Makin mendekat, makin mendekat. Bencana Makin dekat, makin dekat, makin dekat Seketika alam pun Nampak pucat, tanpa warna, pucat badai setiap wajah mereka. Mereka sama merasakan suatu perasaan asing, ganjil, aneh; perasaan mereka yang asing dan tak ada. Suatu perasaan yang mengguncang setiap manusia dan bahkan mengguncangkan seluruh alam, seantero jagat. Setiap telinga bagaikan mendengar gemuruh yang gaib yang tak terang sumbernya, hanya terasa terdengar dari dalam lubuk sukma masing-masing. gemuruh itu suara yang memujikan nama Allah la ilaha illaAllah berulang kali. Pimpinan Koor Gemuruh apakah? Koor Dimanakah? Pimpinan Koor Di kepalaku? Koor Ya? Pimpinan Koor Wahai, deru apakah? Koor Dimanakah? Pimpinan Koor Di hatiku Koor Ou. Pimpinan Koor Ouuu.
19 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Suara apakah? Pimpinan Koor Napasku berdesah Koor Gelisah. Wahai apakah yang ada? Pimpinan Koor Kilat tanpa cahaya di siang yang terang, mendung kabut di langit yang cemerlang Hujan tanpa air tanpa apa-apa, serasa menggenggam kita dan menyerahkan lagi sejuta tanya. Koor Suara apakah? Pimpinan Koor Langkah sejarah Koor Langkah sejarah? Pimpinan Koor Langkah masa Koor Saksikan ya sahabat, kisahkan apa yang kaulihat Saksikan ya sahabat, saksikan (pimpinan Koor pergi)

ADEGAN 12
Koor Kalau ia pergi, apa yang bakal terjadi, kalau ia pergi nasib apa yang menimpa kami Kalau ia pergi Thulaihah mengoceh apa lagi?, Musailamah membuat apa lagi? Kalau ia pergi, bulan mana akan bercahaya, mentari mana akan bercahaya, bintang mana yang akan bercahaya. Kalau ia pergi, kalau ia pergi, kalau ia pergi Ya Rabbi.ya Rabbiya Rabbi.

ADEGAN 13
Penjahit Sengara, derita, semuanya, derita, rasa duka. Tanganku gemetar, tak kuasa lagi menambal baju atau menjahit apa saja. Pikiranku tak lagi bisa berpikir. Sebab yang minta dipikir terlalu banyak, banyak, banyak.sedang aku terlalu pander. Semuanya lalu hanya menjadi sengsara yang tak kutahu apa tumbalnya. Aku tak lagi bisa bekerja, kesedihan luar biasa.

20 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Koor Apa? Lantaran apa? Penjahit Mulutku kaku dan semutan untuk mengatakan tak ada kekuatan. Aku hanya dapat mengucapkan kata-kata berisi air mata, selebihnya terendam dan mengendap dan akan terus mengendapmengendap.mengendap.sampai kapan saja. Koor Katakan, apa? Katakan! Katakan! Penjahit Aku hanya sanggup bicara, ini semua sengsara. Sedihku membara, membakar segenap jiwa. Aku hanya dapat mengabarkan, ini semua penderitaan, kesengsaraan, maha sengsara. Dan kakikuo.kakiku akan terbelenggu lagikah? Dan tanganku.o.tanganku akan terbelenggu lagikah? Ya Nabiobudak yang papa. Ya Nabi.! (Pergi)

ADEGAN 14
Koor Apa? Apa? Bingung, bingung Takut, takut. Gemetar, gemetar. Apa, apa?.... Allah, Allah, Allah..

ADEGAN 15
Pimpinan Koor Saudaraku. Koor (Tak bertenaga) Apa yang terjadi? Gelisahku tidak terperi sebelum tahu apa yang pasti. Apa yang terjadi, apa yang terjadi? Pimpinan Koor Ketakutanku menolak mataku, menyaksikan sendiri apa yang berlaku. Ketakutan menghalang kakiku memasuki rumah itu. rumah Aisyah yang tersedu. Tetapi setiap orang menangis tersedu-sedu sepanjang jalan; di jendela dan di pintu. Menjadikan hatiku tahu sebelum mataku sendiri tahu. Koor Apakah itu? Pimpinan Koor Saudaraku
21 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Ya, karibku Pimpinan Koor Sungkawa telah tiba Koor Sungkawa? Pimpinan Koor Langit biru rata Koor Sungkawa? Pimpinan Koor Mentari tanpa cahaya Koor Hari berduka? Pimpinan Koor Bulan tanpa cahaya Koor Saat meratap Pimpinan Koor Bintang-bintang emncucurkan airmata Koor Angin berhembus, pasir berhembus Kedalam mata, ke dalam dada Pimpinan Koor Telah pulang ia, telah pergi ia. Di sini kita bertanya-tanya, cerita apalagi yang akan dikarangkan orang. Nyanyian apalagi yang akan dilantunkan orang, tarian apa lagi yang akan di gayakan orang. Sebelah mata yang berbinar itu, menutup kelopaknya yang teduh. Setelah lengan yang mulus itu tersilang di dada. Setelah kaki yang ringan itu diam dan terbujur. Koor Telah pergi ia, telah kembali ia. Sedih ini sedih bumi. Pimpinan Koor Telah pergi ia, telah kembali ia ke hadirat Allah Koor Apa kata Thulaihah? Apak kata Musailamah?
22 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Kita tak tahu lagi berbahasa. Sedih maha sedih. Kesedihan tak terkira. Koor Ini semua sengsara. Ini semua sengsara. Pimpinan Koor Angin betapa kencang, mega terombang-ambing Langit pun terbelah melemparkan perkara betapa banyaknya. Koor Apa? Pimpinan Koor Ya, itulah soalnya yang selalu ada kapan saja; apa? Apa yang bakal tiba? Apa yang menanti kita? Setelah bulan itu tenggelam tanpa setahu kita. Koor Apa? Pimpinan Koor Apa terlampau beragam coraknya bagi kita. Persoalan terlampau beraneka warnanya bagi kita. Sehingga terasa sakit dan linu otak kita. Sebab itu sekarang dibutuhkan seorang yang pandai bertanya dan pandai pula menajwabnya. Kita bertanya padanya, kita harapkan pulajawabannya. Ya, Ali. Koor Ya, Ali Pimpinan Koor Ya, Ali Koor Ya, Ali Pimpinan Koor Kita bertanya padanya, sayidina yang paling belia Diantara yang paling bijaksana Koor Ya, Ali Pimpinan Koor Kita harapkan komentarnya, kita harapkan petuahnya. O, lepaskalah sengsara yang tegang mengekang dengan persoalan-persoalan dan ketidak tahuan. O, hentikanlah kekerasan yang akan membuahkan lagi kepanikan. Ya, Ali Koor Ali bin Abi Thalib
23 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Bin Abdul Muthalib

ADEGAN 16
Muncul Ali bin Abu Thalib Pimpinan Koor Seorang dari tiga utama, seorang dari yang paling bijaksana Putra paman Rasulullah Koor Ya, kemenakan tercinta Pimpinan Koor Ya, pahlawan keimanan Koor Ya, pahlawan yang penuh keberanian Pimpinan Koor Sudahkah kau dengar, hingar bingar dan rasa gemetar yang tengah mempengaruhi udara? Ali Setiap wajah tunduk ke tanah, bagai bercermin pada air mukanya yang basah. Tegakkan wajah, tegakkan iman! Kalian berlutut pada kejadian? Pimpinan Koor Ketakutan membawa sengsara Koor Ketakutan membawa mar Ali Jatuhnya tanah Mekah di mana membuka jalan kita ke Kabah adalah berita menyimpan luka. Sekarang terbangkitlah bukti-bukti yang gembira dengan sebuah yang tersiar sejak mentari hendak menutup wajah dan bergegerlah bukit-bukit padang pasir yang sepinya mendengar mulut-mulut mengucapkan kata-kata ratapan dan kata-kata sedih. Kekacauan menghasilkan kekosongan dan kehampaan yang berisi sia-sia. Sebab itulah ketenangan menerima suatu kejadian atau nasib dipinta. Dan nur Illahi yang kekal memancar kita tangkap dan kita endapkan dalam dada. Yang kuat bermuatan iman, keyakinan dan kesabaran dan keheningan berpikir dan berasa. Terhadap suatu kejadian yang seakan mampu mengubah nasib kita. Baiklah kita tunda dalam pertimbangan dan penyelidikan. Kita cari mana salah mana benar. Apakah bohong apakah benar. Di bumi, setan dan iblis tak akan pernah punah, ujudkan kelicikan adalah wajahnya yang selalu menyeringai dan mengancam keteledoran dan kelalaian serta kepanikan dan rasa duka.
24 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Sebab itu berita yang telah beredar barangkali berita bual yang sedang mengejar kelengahan kita dan sumbernya adalah mulut dajjal. Lihatlah ketenangan telah membawa aku kemari. Dengan ketenangan pula aku hendak mengetahui kejadian yang nyata dan berita yang nyata yang berasal dari kebenaran. Ya, umat Muhammad! Koor Ya Sayidina Ali Terhadap apa yang terjadi di rumahnya yang sederhana itu, aku hendak mengetahui. Nanti aku kembali kemari membatalkan atau mengiyakan kejadian yang sudah terpancar kabarnya. Ya, umat tercinta. Koor Ya, Sayidina Ali Pastilah ketenangan akan menyenangkan hidupmu dan berdoalah serta selalu percayalah pada Allah ya, umat kekasih Allah! Koor Ya, Sayidina Ali Berdirilah pada ketenangan hatimu. Sementara aku ke rumah yang bersahaja itu menemui beliau. Audzubillahi minas syaitonirrojim Koor Audzubillahi minas syaitonirrojim Pimpinan Koor Terlindunglah kita daripada mulut kotor berbusa. Loloslah kita daripada lilitan ular berbisa Setan pada iblis tua! Amin. Koor Amin (Ali pergi)

ADEGAN 17
Pimpinan Koor Semoga tak benar Koor Semoga tak benar, semoga tak benar Berita duka yang telah tersiar
25 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Semoga tak benar kesedihan yang telah terpancar Semoga tak benar, semoga tak benar Pimpinan Koor Ya Allah, kami pun bertanya bagaimana ujudnya rupa dunia. Kami bertanya siapa yang akan menunggang onta terdepan, mengisyaratkan petunjuk dan keterangan. Siapa yang akan menaiki kuda paling depan membawa kami ke tempat yang aman Koor Siapa orangnya? Pimpinan Koor Pertanyaan bertimbun jumlahnya, sangat kecil kepala yang kita punya Sebab itu datangah lagi sahabat yang dapat meringankan duka Ya, Usman! Koor Ya, Usman Pimpinan Koor Ya, Usman Koor Ya, Usman

ADEGAN 18
Masuk Usman bin Afan Usman Asslamualaikum! Koor Waalaikum salam Pimpinan Koor Ya, Usman bin Afan Koor Ya, menantu Rasulullah Pimpinan Koor Ya, menantu tercinta Koor Ya, pahlawan yang punya dua cahaya mata Pimpinan Koor
26 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Ya, pahlawan yang menyumbangkan onta-onta dan kuda-kudanya. Yang telah mendermakan kekayaan seribu dinar, sudahkah kau dengar? Usman Langkah-langkah yang payah, tubuh-tubuh yang payah Dibebani duka maha duka, dibebani kesedihan tak terkira Koor Ya, pemimpin. Ya, orang alim Usman Cemas pun telah sampai getarnya pada wajahku. Takut pun telah sampai pula getarnya pada jiwaku. Tapi kita tahu bahwa yang kita tahu hanyalah yang fana, kotak yang papa yang akan lapuk oleh waktu. Kita tak tahu apa yang bernyawa di dalamnya. Berita apa yang terkandung dari setiap kejadian zarrah hakikat betapa alitnya. Sedang mata kita betapa lamurnya sebab itulah akupun berdoa agar cahaya hari ini dipadatkan daya sinarnya daripada hari kemarin dan hari-hari yang sudah. Sebab itulah aku pun berdoa semoga hidayat diturunkan berlimpah-limpah untuk persiapan menghadapi kenyataan. Ya, saudaraku! Koor Ya, sayidina Usman Berita itu belum tentu ujudnya, sebab sekarang aku akan kesana, menengok apa yang sebenarnya ada. Sementara itu lahirlah sebab setiap kejadian, selalu berjalan di atas sifatnya yang ranchman. Selamatlah semoga kita. Allah menenguhkan iman kita. amin Koor Amin. (Usman pergi)

ADEGAN 19
Pimpinan Koor Langit semakin pucat Koor Surya pun bagai terperanjat Pimpinan Koor Bahasa kejadian alangkah sukar diterjemahkan. Lidah kita betapa miskin dengan penegertian. Sebab itu pertanyaan pun tinggal pertanyaan dan kita pun tetap tinggal dalam kekhawatiran. Koor Tidak tahu dan sedih
27 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Sengsaralah kami Koor Tapi jangan ia pergi Pimpinan Koor Kalau ia pergi, pasti malam yang seram itu akan datang lagi. Sengsaralah kami. Koor Tapi jangan ia pergi

ADEGAN 20
Masuk Umar bin Khatab Umar Tidak! Tidak! Koor Umar. Umar Tidak! Tidak! Koor Umar ibnul Khatab Umar Sedihku! Dukaku! Koor Ksatria bani Ady Pimpinan Koor Ya, umar Ibnul Khatab Koor Ya, keberanian Pimpinan Koor Ya, kesucian Koor Ya, pahlawanku Pimpinan Koor Ya, pemimpin. Bagaimana cuaca yang tengah melingkupi kota Madinah? Umar Apakah kalian akan berdusta?
28 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Ya? Umar Apakah kalian akan menyempitkan dada? Koor Ya? Umar Apakah kalian mencucurkan air mata deras-deras? Koor Ya? Umar Tidak! Siapa yang mendongengkan tentang kematian? Siapa yang mendongengkan tentang kepergian? Siapa yang mendongengkan tentang hilangnya mahkota? Dikerajaan padang pasir ini? Koor Setiap mulut Umar Tidak! Siapa yang dengar suling parau itu? siapa yang dengar tepak rebanan yang kacau itu? siapa yang dengar berita sengsara? Koor Setiap telinga! Umar Tidak! Tidak! Kecutmu menipu kalian hingga tak tahu makna kejadian!? Koor Peristiwa yang ada, telah kami saksikan apa adanya Pimpinan Koor Tidak! Tidak! Kallah! Siapa yang mengatakan? Siapa akan mendongengkan? Siapa yang akan membual, pedangku akan menyumpal mulut yang kotor penuh tuba! Dengar! Sebagaimana Musa menghadap Illahi, Muhammad telah pergi dan pasti akan kembali. Tentang ia mati hanyalah berita dari mulut dengki. Dengar! Sekarang siapa yang mengatakan tentang kematian? Siapa? Siapa? Pedangku panas dan meleleh di tangan! Kau dengar!? Ya Allah. Hindarkan warna kelabu di angkasa, malapetakan menanti bangsa, rebahkan seribu bulan di kota ini. Malam mulai menyurukkan kepalanya yang hit am dan sunyi. Tidak! Tidak! Ya Allah, tidak! (Umar pergi)

ADEGAN 21
29 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Duka maha duka, berita maha berita. Koor Duka maha duka, bencana maha bencana Pimpinan Koor Duka macam apakah yang telah menggoncangkan ketenangannya. Bencana apakah yang telah membakar amarahnya. Rumah-rumahpun tertunduk oleh gelegar teriakannya, pohonpohon tersingkup oleh dahsyat murkanya. O, kesedihan tak bertera. Kesediahn luar biasa. Koor Kesedihan luar biasa Pimpinan Koor Tapi barangkali benar kata Umar, bagai Nabi Musa menghadap Illahi, Nabi kita pergi dan barangkali bukan mati, dan barangkali ia akan kembali. Koor mungkin Pimpinan Koor Tapi sendiri masih sangsi, mana yang benar dan mana yang pasti. Kau yakin belaiu akan kembali? Koor Kita tak tahu. Pimpinan Koor Benarkah ia telah wafat Koor Kita pun tak tahu Pimpinan Koor Benarkah ia akan kembali pada kita? Dan anehkah atau mungkinkah Nabi mangkat atau dapat meninggal seperti kita atau seperti siapa saja? Koor Kita tak mengerti. Pimpinan Koor Ya Allah, pertanyaan meruyak datangnya. Jawaban sukar lahirnya. O, datanglah pikiran yang tua. O, datanglah akal yang dewasa. O, datanglah ia dan tegakkanlah kepala kami Koor Ya, datanglah, ya hadirlah
30 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Ya, Abu Bakar Koor Ya, Abu Bakar Pimpinan Koor Ya, muslim tertua Koor Ya, mukmin tertua Pimpinan Koor Datanglah dan halaukan badai di kepala Koor Halaukan guruh di dada! Pimpinan Koor Ya, yang dipercaya Koor Ya, sahabat tertua.

ADEGAN 22
Masuklah Abu Bakar Abu Bakar Assalamualaikum Koor Waalaikum Salam Abu Bakar Ya, anakku, ya,saudaraku Koor Ya, fajar menyingsing, ya, pagi yang bening Abu Bakar Ya, sahabatku. Ya karibku Koor Ya, Assidiq. Ya Abdullah Abu Bakar Warna kelam melabur di wajah kalian
31 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Ya kekasihku Abu Bakar Jangalah melibatkan diri dengan kesedihan, sementara iman kau tahan dengan kabung yang terlalu panjang Koor Wafatkah? Abu Bakar Ya anakku? Koor Wafatkah? Abu Bakar Ya cucuku? Koor Wafatkah? Abu Bakar Kalau beliau wafat, patutlah sebab beliau manusia Koor Wafatkah? Abu Bakar Kalau beliau meninggal patutlah sebab beliau insan Koor Wafatkah? Abu Bakar Tapi baiklah, aku akan kesana dan memujilah engkau kepada yang menjadikan segala kejadian. Tapi baiklah aku akan kesana dan tebalkanlah iman serta kepercayaan yang telah dipancangkan tangannya yang lembut dan kuatkanlah tawakal yang telah disemaikan kasih sayangnya pada sesama. Ya saudaraku Koor Ya Sayidina Abu bakar Jantung yang bergerak cepat hanyalah mengisyaratkan kiamat dan kalau kita patuh padanya, kitapun akan terjerat. Ya saudaraku Koor
32 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Ya, kekasihku Abu Bakar Sebab itulah nantikanlah dalam kesabaran dan iman sementara aku menengok lelaki yang luhur itu. Ya, Muslim! Aku akan kesana Koor Ya pemimpin Abu Bakar Semoga kokohlah keyakinan pada hatimu, setan betapa licik menyaru. Aku akan kesana, nantikanlah tanganmu menepuk dada. Tatap wajah dan berkata Allah maha kuasa. Koor Allah maha kuasa Abu Bakar Aku akan kesana (Pergi)

ADEGAN 23
Pimpinan Koor Seandainya ia betul pergi, betapa tanah ini menjadi sepi, bumipun hanya bumi sepi Koor Semakin sunyi, semakin ngeri, semakin sunyi Pimpinan Koor Betapakah keadaannya? Beratus juta manusia tanpa kendali, hilir mudik di atas jalan-jalan yang kacau. Lalu lintas nafsu yang balau. Beribu juta masih mata yang buta, termangu dan berputar-putar di tengah jalan tanpa bahaya. O, lampu telah kehilangan sumbunya, minyaknya kering oleh masa. Beratus masih yang terpenjara dalam sel kesempitan dengan teralis-teralis kepandiran atau keangkuhan. Beribu juta masih tangan terborgol oleh pikiran yang tolol. Koor Kalau apakah jadinya Pimpinan Koor Itulah yang kita Tanya; Siapa yang akan membuat sumbunya?, siapa yang akan mengisikan minyaknya?,siapa yang akan menyalakannya?. Angin kehidupan selalu topan dan lampu sering padam. Koor Siapa yang akan menegur tangan ini? Siapa yang akan menegur kaki ini? Siapa yang akan menegur mata ini? Siapa yang akan menegur telinga ini?
33 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor O Al amin telah tiadakah? Koor O telah pergikah?

ADEGAN 24
Masuk Ali dari rumah Nabi Pimpinan Koor Ya, Ali. Benarkah apa yang terjadi?, ya Ali, bukankah dia akan kembali? Koor Ya, Ali Pimpinan Koor Allah maha tahu, maha cendekia. Telah pergi ia, telah kembali ia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Pimpinan Koor Dukaku? Koor Siang seketika menjelma malam dengan impian yang menyeramkan. Serta kesepian yang meremukan semangat dan keinginan. Pimpinan Koor Makin besar, makin lebarlah mulut Thulaihah dan berpestalah Musailamah. Sementara Al Aswad mengelus janggutnya. Dan kesombongan dari kepalsuan makin nyaring suaranya Koor Tidak! Tidak! Pimpinan Koor Ya Allah Koor Tidak! Tidak!

ADEGAN 25
Muncul pula Usman Pimpinan Koor Ya Usman. Apalagi yang akan kau katakan sekarang, derita telah bertimbun dan tak tertahan? Ya Usman. Usman Telah pergi ia, telah kembali ia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
34 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Bencanaku! Koor Datar. Jalanan sepi, sunyi berkeliaran kesana kemari. Dengan bendera kabung, pucat dan putih. Tidak! Tidak! Pimpinan Koor Setan-setan meningkah rebana, iblis-iblis bersuka ria. Dan sepasang pelawak celaka Thulaihah dan Musailamah saling memenuhi gelas khomarnya seraya membusungkan dadanya yang kosong dan congkak. Koor Tidak! Tidak! Pimpinan Koor Kabut mendung alangkah tebal, merintang pandang terhadap yang halal. Kesedihan telah mengharamkan kita berharap dan percaya pada yang nyata. Koor Beku dan buntu Pimpinan Koor Ia pergi. manusia agung itu pergi meninggalkan kami. Meninggalkan kami yang makin jenuh dengan onar serakah nafsu. Koor Tidak! Tidak! Pimpinan Koor Pedagang-pedangang akan kembali berdentang menyorakkan kegarangan insan. Orang-orang akan kembali saling berperang saling berbantahan. Koor Bulu-bulu kudukku berdiri, hari-hari dimuka mencibiri. Pimpinan Koor Dan Thulaihah akan lebih gila daripada orang-orang gila. Akan disusunnya lagi firmanfirman palsu dari pengetahuan dan ilmu palsu. Koor Pastilah! Pastilah! Ya Allah, para peri menghina dan rasa kami tak berdaya. Tolonglah! Tolonglah! Akalku dimatikan oleh kesedihan tolonglah! Tolonglah! Ya Tuhan

ADEGAN 26
Abu Bakar muncul
35 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Pimpinan Koor Ya Abubakar Abu Bakar Ya saudaraku Koor Ya sayidina Abu Bakar sesungguhnyalah Koor Ya sayidina Abu Bakar Siapa bersimpuh menyembah Muhammad. Ketahuilah, Muhammad telah tiada. Koor Tidak! Abu Bakar Siapa bersimpuh menyembah Allah. Allah langgeng hayatnya. Akhir dan mati tak ada baginya, hidup baginya amat panjang, amat panjang-panjangnya. Koor Sengsaraku, deritaku. Ratapku. Tangisku. Semuanya, semuanya. Warna biru. Semuanya, semuanya. Kelu! Kelu! Abu Bakar Saudaraku. Koor Tenagaku menguap, semangatku menguap, gairahku menguap, kekuatanku menguap. Abu Bakar Dan imanmu juga menguap Koor Semuanya, semuanya! Menguap dan tinggal hampa. Ruang dada ruang kepala kembali kosong, tak berisi apa-apa Abu Bakar Saudaraku, umat Muhammad! Koor Tangisku. Dengarkan tangisku! Abu Bakar Saudaraku Umat Islam
36 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Koor Ya Sayyidina Abu Bakar Dengarkan! Dengarkan! Telinga untuk mendengarkan, sementara perasaan dan pikiran akan menghitung dan mempertimbangkan. Dengarkan! Dengarkan! Sedih kalian tidak kepalang! Koor Tidak kepalang! Tidak kepalang! Semuanya hilang! Semuanya terbang! Abu Bakar Dengarkan! Dengarkan! Ingat! Insyaf! Insyaf! Kalian punya kepala dan punya perasaan. Sekarang tafsirkan firman Allah Wahai Muhammad illa Rasul qodcholat min qoblihirrusul afa immatan aukutilan qolabtumala aqobikum waman yanqolibukala aqibaihi falan ya yadurrullahu syaidn dan Muhammad itu tidak lebih dari seorang utusan dari utusan-utusan sebelum dia sudah lewatlah adanya. Maka apabila mati ia atau dibunuh ia pakah kalian akan berbalik haluan? Barang siapa berubah haluan sedikitpun tak akan mendatangkan bahaya bagi Tuhan. Demikianlah Allah sendiri berfirman, sebab itu perasaan yang nyaman lebih menguntungkan daripada kegaduhan dan selalu yakin terhadap segala kejadian selalu diciptakan di atas kasih sayangnya yang dalam maha dalam bukan buatan. Saudara-saudaraku! Jangan biarkan tangis mengumpat pikiran dan kesedihan dipanjang-panjangkan tentang kematian bukankah suatu kemalangan atau nasib buruk. Aku juga mengerti perasaan apa yang mendorong air dari mata kalian membasahi wajah dan bahkan membasahi bumi Madinah. Perasaan cinta yang mesra yang selalu cemas pada saat perpisahan menyuruh setiap hari kalian meremas-remas tangan dalam panik kedukaan. Aku mengerti. Tapi kalau kalian terus melibatkan diri dalam seguk sedu tangis yang mengiris, makka tanpa sadar kalian telah alpa dan lupa bahwa di atas segala ini ada yang maha kuasa. Maka tanpa kalian ketahui seolah kalian tak lagi percaya bahwa Muhammad kini pergi adalah pergi ke rumah Illahi, pergi ke keadaan yang lebih murni pergi kea lam yang putih tanpa dosa tanpa sepi baka dan abadi. Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun. Sebenarnyalah kita dari Allah dan sebenarnyalah kepadanya kita balik pula. Jangan sangka kkesedihan tidak mengena hatiku. Jangan sangkka au tidak meratap dengan ngilu. Jangan sampai aku begitu. jangan sangka aku berhati batu. Beku tanpa haru. Jangan sangka begitu. aku pun merasa sedih. Semua orang merasa sedih tetapi aku dan juga semua orang harus mengerti bahwa apa-apa yang Tuhan kehendaki selamanya adalah yang terbaik bagi kita insani.

ADEGAN 27
Muncul Umar
37 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Umar Siapa akan menyanyikan lagu kesedihan itu? siapa akan menyanyikan lagu perpisahan itu? siapa yang akan melambaikan tangan? Siapa yang akan membasahi ujung serbannya dengan air mata? Siapa? Pedangku panas di tangan. Abu Bakar Umar saudaraku Umar Siapa? Pedangku akan mengunci setiap mulut yang mewarkahkan berita dukka Abu Bakar Umar! Umar Siapa? Tanganku gemas, hatiku gemas, pedangku gemas. Siapa? Abu Bakar Aku! Abu Bakar, saudaramu! Umar Tidak! Pedangku panas dan meleleh Abu Bakar Umar! Umar Tidak! Abu Bakar Sahabat tercinta, sahabat Rasulullah! Wama Muhammadun illa Rosul qodkholat min Qoblihirrosul waman yanqolibuala aqibanhi falam ya diurrallaha syaian Umar Abu Bakar!? Abu Bakar dan Muhammad itu tidak lebih dari seorang utusan utusan-utusan sebelum ia, sudah lewatlah adanya. Maka apabila ia mati ia atau dibunuh ia, apakah kalian akan berbalik haluan? Barang siapa berubah haluan, sedikitpun tak akan mendatangkan bahaya bagi Tuhan. Umar (menangis parah) Aku tahu ia telah wafat, aku tahu ia telah mangkat, aku tahu ia telah berangkat. Tapi hatiku mencegat mulut dan kepala untuk mengiyakan peristiwa yang ada, peristiwa dukka maha ta bertara. Tentu belum kering danau Muhammad. Ya Maliki tentu belum kering. Anak-anak di sini, di bumi masih merasa asing terhadapmu. Sebab itu air danau dibutuhkan bagi saat yang lama sekali.
38 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Tentu belum padam purnama Muhammad ya Illahi. Tentu belum padam. Anak-anak manusia masih merasa asing terhadap kebenaranMu. Karena cahaya itu masih dibutuhkan selalu bagi saat yang lama sekali. Tentu belum belum capek tangan Muhammad, ya Maliki tentu belum cape. Anak-anakk di sini masih suka mendurhaka orang tua dan sombong. Karenanya tangan yang lembut itu kuharap akan selalu menuntun kami anak-anak manusia yang dina. Muhammad tidak mati ya Illahi. Muhammad tidak mati ya Maliki. Muhammad dalam hati sanubari. Sepi dan sendiri bersama sinarmu yang putih memancar di matanya. Muhammad dalam hati. Abu Bakar Umarku Umar Abubakarku Koor Umar kami, Abubakar kami Abu Bakar Apa yang kau rasakan? Umar Aku tidak merasakan sekarang, aku sedang berpikir sekarang atau mungkin aku juga masih merasakan disamping berpikir. Abu Bakar Ya, dan selamanya kita tahu apa yang sebaiknya kita pikirkkan bagi umat yang tengah berbela sungkawa. Lihatlah, mereka gelisah dan onar niscaya akan tiba. Pimpinan Koor Ya, sayyidina. Kami bertanya dan akan selalu bertanya. Kami merasa kesedihan ini erat sukmanya dan sukar hilangnya. Kami takut terhadap apa yang akan tiba. Kami takut terhadap hari dimukka. Terbayang oleh kami kota ini terbakar dan masjid musnah. Rata dengan tanah. Sebab peperangan atau pertikaian sebab kehilangan pimpinan. Koor Kami adalah bocah yang kehilangan bapak dan ibu tercinta. Abu Bakar Saudara-saudaraku. Setelah Datsur dan pasukannya lari bercerai berai, tatkala Nabi dan pasukannya yang berani datang menandingi. Maka Nabipun tidurlah akan melepas lelas. Tidur beliau di bawah sebatang pohon. Beliau sendiri tanpa penjaga tidur dengan enaknya. Demi melihat Nabi nyenyak terlelap yang jauh dari tempat tentaranya bersiap. Segeralah datsur datang dengan pedang terhunus. Dihampirinya Nabi hingga Nabi pun terjaga oleh gemerisik usik kedatangannya. Nabi terjaga dari tidurnya. Datsur membusungkan dadanya dan seraya menyeringai dengan pedangnya mengancam, ia bertanya dengan kerasnya Hai Muhammad siapa bisa melindungi kamu sekarang Dengan tenang dan perasaan yang aman Nabi menjawab perlahan tapi penuh keyakinan
39 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Allah seketika bergetarlah tubuh datsur dan gugurlah pedangnya di tanah. Ya saudaraku, penolong ita dan penolong bagi yang takwa adalah Subhanahuwataala. Dengan pertolongannya kita bahagia sejahtera. Takutlah hanya pada Allah terhadap apa yang datang, kita harus berani menentang

ADEGAN 28
Muncul tergopoh-gopoh penjahit Penjahit Aku masih terseguk menangis, tapi dengarlah ya Ali, ya Usman, ya Umar, ya Abu Bakar, ya semuanya saudaraku. Kalau aku ingin berbicara sebab aku ingin didengarkan. Berita yang ingin kusampaikan adalah terlalu berat bagiku yang kumiliki. Sebab aku hanya penjahit palsu yang bersahaja. Berita ini barangkali penting atau takk berharga, aku tidak tahu, tapi mendengarkan segala bicara yang aku luncurkan adalah lebih berharga tentunya. Aku kemari hanya ingin mengatakan terutama kepada sahabat-sahabat terdekat dari yang wafat. Bahwa baru saja berlangsung sebuah musyawarah di rumah bani Saadah, pengikutnya kaum Anshar yang ramah. Aku telah menyaksikan bagaimana telah dinobatkan menjadi kholifah, saudara kita Saad bin Ubaidillah. Demiian harap saudara-saudara maklum, sebab tahu dan maklum selalu membahagiakan kecuali bagi pengecut dan penakut semacam diriku. Ali Ha! Benarkah itu? Usman Ya, benarkah? Umar Benarkah? Abu Bakar Benarkah? Penjahit Muhammad telah mengajar agar hati dan mulut berkata benar. Aku bukan Nabi tapi lidahku ini berhasrat meniru perbuatan Nabi. Abu Bakar Mulialah bagi yang berkata benar. Jadi kau menceritakan apa-apa yang benar apa-apa yang memang kau saksikan? Penjahit Aku telah mewartakan apa yang kusaksikan Abu Bakar Musyawarah kaum Anshor? Penjahit
40 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Di rumah bani Saadah Abu Bakar Dan telah diputuskan sebuah kata sepakat? Penjahit Tentang Saad yang telah diangkat menjadi Khalifah sebagai pengganti yang sudah wafat. Itulah semua apa yang sudah kulihat. Abu Bakar Subhanallah! Sebuah berita yang menjanjikan bencana. Saudara-saudaraku. Apa yang baru saja terjadi di rumah Bani Saadah sungguh-sungguh mengkhawatirkan ekornya. Dengan diangkkatnya Saad begitu saja menjadi pemimpin tanpa pertimbangan kaum Muhajjirin akan menyebabkan putusnya sebuah ikatan yang telah berpuluh tahun dipatrikan dengan segala perjuangan. Niscaya bumi akan terbelah sia-sia sementara penghuninya akan terceblos ke dalamnya sebab gegabah dengan tindakannya yang serakah. Kita yakin Allah selalu melindungi kita sebagaimana telah dilindungi utusanNya dan Abu Bakar di gua Tsur dahulu kala. Sekarang marilah ita kke rumah bani Saadah memperbaiki apa yang salah dan kita cegah sebelum parah perpecahan yang merugikan. Allahu Akbar! (Semua: Allahu Akbar!) Sahabat Pergi

ADEGAN 29
Penjahit Oh, betapa tololnya lidahku, kenapa Cuma itu saja yang sempat keluar dari mulutku. Oh, beginilah kalau gugup menyerang manusia, pikiran tak keruan dan bicara tak beraturan. Tadi sudah kusampaikan berita itu tentang Saad tetapi tentang ak sendiri, lidahku tak sempat menerangkan hingga maksud untukku pribadi masih tergantung jadi persoalan. Sebelum aku kesini aku belum memilih satu diantara dua berita yang satu tentang Saad dan satunya lagi tentang diriku sendiri manakah yang nomor pertama, manakah yang nomor dua. Sampai aku dihadapkan Abu Bakar belum juga aku putuskan, manakah yang lebih dulu harus kukatakan. Begitu dihadapan Abu Bakar begitu meluncur kata-kata tentang musyawarah di rumah bani saadah. Dan aku lupa mengatakan yang satu lagi yaitu diriku sendiri. o, beginilah kalau lidah tak berisi. Sekarang Abu Bakar sudah pergi, terpaksa aku mesti menyusul ke rumah bani Saadah lagi. (pergi)

ADEGAN 30
Pimpinan Koor Akankah putus tali ikatan yang telah bertahun dipatrikan dengan segala tenaga yang tak kenal kelelahan? Koor Pecah bulatan, luluh kekuatan.

41 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Pimpinan Koor Apa kata Muhammad Nabi kita melihat buah karyanya disia-siakan orang? Koor Bersatu teguh, bercerai runtuh Pimpinan Koor Belum sehari ditinggalkan, kota sudah rusak tak berketentuan. Perabot-perabot kotor dibiarkan dan debu dijadikan perhiasan. Pimpinan Koor Iman koyakk, semangatpun koyak. Menara mesjid retak, fundamen rusak.

ADEGAN 31
Muncul Thulaihah Thulaihah Tatkala itu muncullah thulaihah menolong dan menyelamatkan Madinah. Koor Tidak! Kaulah pembawa marabahaya Thulaihah Pembawa sejahtera, pembawa gembira Koor Kaulah prahara, penyapu kota Thulaihah Praharaku prahara bahagia, penyapu air mata. Dengan tenung dan sihirku, kuciptakan surga yang nyata Koor Bual dan dusta asal usulmu Thulaihah Tak percaya akan mukjizat yang menandakan bahwa aku Nabi yang hebat pengganti yang telah merat? Tunggulah saatnya di mana aku sendiri berbicara. Tunggulah tanggal mainnya! (pergi)

ADEGAN 32
Muncul Musailamah

42 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Musailamah Nah, apa kata Musailamah? Kesempatan terbuka betul sekarang dan sekarang aku ingin merancang pekerjaan yang akan datar sambil membelasi kesedihan kalian serta menyisir rambut kusut kalian sebab duka datang menggelut. Nah, lihatlah. Inilah akku, iblis rajamu. Inilah Nabimu, hahahaaa.! Enak rasanya jadi penguasa bisa memerintah apa saja, bisa tidur seenaknya, uncang kaki setiap saat. Dijamamah orang akan bertambah taat pada perintahku, sebab lidahku lidah Nabi yang harus diturut setiap saat. Dan pengikut-pengikutku akan makin berlipat-lipat jumlahnya. Tersebar seantero jagat, karena orang itu telah minggat tanpa kembali. Lenyap, lenyap. Semuanya tanpa jejak, punah. Kerajaanpun musnah tanpa bekas. Sekarang marilah kurestui lagi kalian. Selamat dan sentosa. Nabi Musailamah yang ramah. Selamat! Selamat! Muhammad telah binasa! (pergi)

ADEGAN 33
Pimpinan Koor Kalau begini gelagatnya, apa jadinya besok dan lusa, orang saling merebut tahta. Dan sebaliknya saling segera melupakan Allah dan utusanNya. Kalau begini gelagatnya, apa jadinya dunia? Koor Bagaimana besok, bagaimana lusa?

ADEGAN 34
Muncul penjahit Penjahit Aku memang tak mampu bertanya. Kalau aku bertanya pasti ada jawabannya dari Abu Bakar, tapi aku takut kalau jawabannya itu; ya. Aku takut jawaban dan tak berani bertanya apalagi muktamar itu terlampau ramai dengan bicara debat dan debat sehingga ta sempat aku bertanya. Namun memang aku takut bertanya pada dasarnya. Aku takut kalau jawabannya; Ya!. Kalau aku mau, aku bisa tatkala terputuskkan sudah bahwa Abu Bakar sendiri menjadi khalifah. Ya, sebenarnya aku setelah itu bisa bertanya, tapi toh aku tak bertanya karena takut terus mencegah. Pimpinan koor Apa yang kau katakan barusan? Penjahit Aku takut jawabannya Ya! Pimpinan Koor Bukan itu, sebelum itu. kau berkkata tentang Abu Bakar Penjahit Benar, mukatamar telah memutuskan, Abu bakar memegang puncak pimpinan. Mula-mula
43 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

kaum Anshar mengusulkan agar ada dua khalifah satu dari kaum Muhajirin, satunya dari kaum Anshar dikatakan Abu Bakar itu tidak mungkin, sebab khawatir kalau ada dua kepala, ada pula dua keinginan dan dua barisan yang kelak akan bertikaman. Abu Bakar mengusulkan serta menyarankan agar orang memilih satu diantara dua, Umar bin Khatab dan Amir bin Jarrah! Lalu tampil Umar dan berkata; :mustahil aku menjadi khalifah padahal engkau masih hidup dan masih ada. Ya, Abu Bakar tercinta. Tidak, aku tidak patut. Saudara-saudara sendiri melihat sahabat tertua, muslim tertua, sahabat terdekat dari yang wafat. Adalah Abu Bakar sebab itulah pasti saudara-saudara paham apa yang ingin kuusulkan.Ya, aku mengharapkan dan niscaya Nabi yang kita cintai pun mengharap pula agar Abu Bakarlah penggantinya, sebagai penunggang kkuda terdepan dalam kafilah kota, kafilah yang berjalan di jalan Allah! Demikian kata Umar dan apa sikap hadirin waktu itu? suara dari mulut banyak itu terdengar bagai dari mulut satu. Sebab terpadu; setuju!!!. Setelah peristiwa itu, aku sebenarnya bisa bertanya tapi aku takut, aku memang tak berani bertanya. Nah itulah dia. Aku akan mencoba lagi sekarang bertanya kepadanya supaya semuanya terang. Itulah dia, khalifah Abu Bakar Assidiq r.a. khalifahurrasyidin. Amirul mukminin, pemimpin kita!

ADEGAN 35
Muncul para sahabat Pimpinan Koor Ya Amirul mukminin Abu Bakar Kenapa kalian menunduk? Aku bukan Raja, bukan penguasa, bukan apa-apa. Aku hamba Allah. Seperti saudara-saudara. Sebab itu tak patut kalian menundu dihadapan orang yang papa dan hina sebagaimana juga halnya saudara.

ADEGAN 36
Penjahit Aku memang tak berani bertanya Pimpinan Koor Memang apa yang akan kau tanyakan sebenarnya? Penjahit Kau tahu aku budak asalnya? Pimpinan Koor Siapapun tahu. Penjahit Kau tahu Nabi telah wafat?

44 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Pimpinan Koor Itu derita kita sekarang Penjahit Nah, bayangkanlah apa nasibku sekarang? Pimpinan Koor Kau takut kembali menjadi budak? Penjahit Ya. Aku takut tuanku yang dulu akan mengejar dan kembali membuat belenggu untuk kaki dan tanganku. Pimpinan Koor Kau yakin benar hal itu akan terjadi? Menimpa dirimu dan tiap-tiap orang yang berasal dari lembah perbudakan? Penjahit Cobalah kau tanyai dirimu sendiri, mungkinkah hal itu akan terjadi? Pimpinan Koor Aku tidak tahu dan tidak mengerti Penjahit Itulah sebabnya aku tidak ingin bertanya padamu. Aku mesti bertanya pada Abu Bakar tapi aku ragu. Kepada Abu Bakar di rumah anaknya, siti Aisyah. Terpaksa aku harus pergi kesana. (pergi)

ADEGAN 37
Di dalam kegelapan pentas, orang-orang melagukan surat Al-iklhlas, Al-Walad, Al-Annas dan Al-Fatihah

ADEGAN 38
Pimpinan Koor Huru-hara sudah dimulai Koor Huru-hara, di sana-sini. Ya Allah, huru-hara. Ya Allah, huru-hara Penjahit Lihatlah! Kau saksikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Oh, nasib, apakah yang sedang menanti. Hari depanku yang malang ini? Pimpinan Koor Lihatlah. Amirul mukminin akan lewat kemari. Kalau nanti beliau lewat kita dapat bertanya sesuak kita dan kau pun dapat pula menanyakan dan ikhwal tangan kakimu

45 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Penjahit Tapi aku takut kalau Abu Bakar menjawabnya Ya Pimpinan Koor Seorang muslim tak pernah takut pada kenyataan, bukan!?

ADEGAN 39
Munculah para sahabat Pimpinan Koor Ya, Amirulmukminin. Bolehkah aku bertanya Abu Bakar Siapa yang melarang anak-anak bertanya pada bapaknya. Muslim dan muslim tak ada bedanya. Bertanyalah apa adanya, tentu aku akan menjawabnya selama aku kuasa. Pimpinan Koor Orang-orang yang hadir di sini ingin mengetahui tentang musyawarah yang baru berlangsung. Abu Bakar Saudara-saudaraku. Begitu wafat junjungan kita Rasulullah SAW, beragam percobaan telah tiba satu kaum yang keluar dari jalan agama; kaum murtad. Satu kaum yang tak lagi mengeluarkan zakat keduanya menentang ajaran Islam, agama kita. Agama yang diridhoi Allah. Terhadap keduanya tak ada jalan lain dan tindakan kecuali memeranginya. Sebab jika kita membiarkannya, berarti kita membiarkan bibit kejahatan yang kelak akan makin kuat akarnya dan makin lebat. Kalau kita tak bertindak cepat, harus segera kita tebas semak belukar yang akan ditumbuhkan secara liardi bumi oleh niat nafsu yang liar. Khalid bin Walid panglima kita akan menghadapi si tukang sihir gila thulaihah bin Khuailid, Ikrimah bin Abu Jahal akan memerangi si angkuh dan pendusta Musailamah di jamamah. Dan beberapa panglima kita lagi yang segera akan menghalangi keruntuhan ahlak dan budi kita harus bersiaga dan sigap. Pimpinan Koor Kami siap dan selalu siap ya khalifah. Koor Sekarang juga, akan kuambil senjata (pergi)

Adegan 40
Koor Allahu Akbar!
46 | L a k o n Noer Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia karya Arifin C.

Abu Bakar Kita perangi Thulaihah Kita perangi Musailamah Kita perangi setan dan sebangsanya. Allahu Akbar! Koor Allahu Akbar! Abu Bakar Kita perangi aniaya Kita perangi dusta Kita perangi tipu daya Kita perangi Zinah Kita perangi kejahatan Sebagaimana Muhammad telah memeranginya Allahu Akbar! Koor Allahu Akbar! Abu Bakar Allahu Akbar! Koor Allahu Akbar! Abu Bakar Allahu Akbar! Koor Allahu Akbar! Layar Gelap

47 | L a k o n Noer

Telah

Pergi

Ia

Telah

Kembali

Ia

karya

Arifin

C.

Anda mungkin juga menyukai