Anda di halaman 1dari 12

Kripik Pisang Khas Lumajang

Oleh: Ainun Zahriyah 108821417265/Off.B

Mengapa Lumajang disebut Kota Pisang????


Lumajang sangat dikenal dengan sebutan KOTA PISANG. Karena di kota Lumajang banyak sekali dihasilkan buah pisang. Pisang yang paling terkenal dari Kota Lumajang adalah PISANG AGUNG. Jadi, Kota Lumajang juga biasa disebut KOTA PISANG AGUNG. Sesuai dengan namanya, Lumajang adalah produsen terbesar dalam pembuatan keripik yang terbuat dari bahan pisang Agung.

Pisang agung ini banyak tumbuh di dataran tinggi seperti di Kecamatan Pasrujambe dan Kecamatan senduro. Pisang agung ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan mengolahnya menjadi kripik pisang yang renyah dan gurih. Terdapat beberapa jenis kripik pisang yang di olah masyarakat Lumajang dengan beraneka rasa, antara lain 1. Kripik pisang Aung manis 2. Kripik pisang Agung asin 3. Kripik pisang rasa bawang dan lain - lain

Cara pembuatan kripik pisang


Bahan : 1. Pisang Agung setengah tua secukupnya 2. Minyak goreng 3. Gula pasir secukupnya Peralatan : 1. Kompor 2. Perlengkapan penggorengan 3. Pisau

Cara membuat :
1. 2.

3.
4.

5. 6. 7. 8.

Kupas pisang Agung, kemudian cuci sampai bersih Iris pisang tipis-tipis berbentuk bulat Goreng irisan pisang sampai berwarna kecoklatan, tiriskan Ambil penggorengan yang masih bersih, tuang gula pasir ke dalam wajan di tambah sedikit air sampai gula menjadi larut Kemudian masukan irisan pisang yang sudah matang tadi ke dalam larutan gula sambil diaduk - aduk sampai rata. Selanjutnya gorengan pisang yang sudah tercampur dengan gula, goreng kembali sampai kering. Angkat dan tiriskan. Kripik pisang manis siap dihidangkan.

Produksi dan pemasaran

Mata rantai pertama

melibatkan industri hulu (productivity enhancer) yang berperan sebagai pemasok bahan baku yaitu petani dan pedagang pisang. Pasokan bahan baku utama dilengkapi oleh suplai bahan penolong seperti garam, gula, pewarna, minyak goreng dan minyak tanah atau kayu bakar dari satu atau lebih penyedia.

Mata rantai kedua


melibatkan industri inti/utama yaitu industri pengolahan kripik pisang itu sendiri. Pelaku utamanya adalah pengusaha yang didukung oleh modal, manajemen dan seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. umumnya masuk kelompok industri berskala kecil atau rumahtangga dengan pengelolaan usaha oleh industri utama mulai dari mengolah bahan baku hingga pemasaran

Mata rantai ketiga


melibatkan industri hilir (value adding activity) yang berperan dalam proses lanjutan seperti sortasi dan pengemasan, penyimpanan, distribusi dan transportasi serta pemasaran. Pada beberapa perusahaan keripik pisang, pelaku pada mata rantai kedua dan ketiga adalah sama. Pengusaha pengolahan melakukan pengemasan sendiri dengan desain produk dan merk dagang yang dirancang sedemikian rupa sebagai penciri dari keripik yang diperdagangkan.

Pemasaran Keripik
Pada sisi pemasaran keripik, pengusaha membangun jaringan usaha dengan warung pengecer, agen di dalam maupun di luar daerah dan menjual langsung pada konsumen. Penjualan dilakukan dengan empat cara yakni sistem bayar langsung dan tunai, bayar tunda dan tunai, konsinyasi dan titip jual. Pada tiap pihak pembeli atau pelaku pemasaran, pengusaha tidak melakukan hubungan kemitraan tetapi lebih bersifat berlangganan. Pengusaha membangun jaringan dengan lembaga keuangan dan Dinas Perindagkop. Lembaga keuangan membantu menyediakan permodalan dalam bentuk pinjaman lunak, sedangkan Dinas Perindagkop mambantu promosi melalui pameran, menelusuri pasar dan memediasi pengusaha dengan pembeli. Dalam jangka panjang, hubungan ini diharapkan bisa membuka jalan untuk perluasan pasar hingga ke tingkat ekspor.

Alhamdulillah Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai