Anda di halaman 1dari 7

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Irfan Maulana Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL : 15 September 2003 : Pkl. 12.00 12.20 wib : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya : Sdr. MS : I (Fase Perkenalan) : Ruang istirahat pasien/ kamar pasien, berhadapan dengan klien, suasana tenang : Penampilan kurang rapi, pakaian kaos warna biru putih, pasien sambil minum air kacang hijau. : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

P : Selamat siang Mas, P: Memandang K dan tersenyum boleh saya duduk di K: Ekpresi datar sebelah Mas ?

PADA PERAWAT PADA KLIEN P : Ingin membuka percakapan K tidak ada ragu terhadap Salam merupakan kalimat dengan klien dan berharap orang baru yang masuk ke pembuka untuk memulai dengan sapaan sederhana P lingkungannya bisa diterima oleh K. suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya. ada K tidak ada ragu terhadap

Selamat

siang, K: Ekpresi datar

merasa

senang

silahkan.

P: Memandang K

tanggapan atas salam walaupun orang baru belum diekpresi kan secara

tulus P : Wah, suasana siang ini P : Memandang ke halaman sambil P ingin memulai percakapan K gerah sekali ya Mas melirik K meminum air kacang hijau dan K : (diam) menunduk lagi P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K K : Ikut melihat ke halaman lalu masuk ke kondisi K

memberikan dan

respon Topik

ringan

akan interaksi

dengan topik ringan sebelum sepintas

menunjukkan memudahkan lebih lanjut

perhatian cukup terhadap P

masih

memberikan Memperkenalkan dapat percaya perawat menciptakan klien

diri rasa terhadap

saya Irfan, saya mahasiswa menjulurkan tangan ke K merawat Mas. tangan kiri lalu tanpa memandang

diberikan penjelasan tentang tanggapan secara ragu-ragu

praktek disini yang akan K : Mengalihkan cangkir ke kedatangan P K : Siapa tadi Mas Irfan ya P menerima uluran tangan P P : Nama Mas Miftahul P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien Surul ya dan mendekatkan diri ke-K K : Menoleh sebentar K : Ya benar , Miftahul K : Menyebut nama dengan kontak P Surul. P : Mas mata sebentar dan tangannya senangnya P : Memandang K K : Menoleh ke halaman merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya formalitas belaka

K ragu-ragu

Mengenal akan interaksi

nama

pasien

memudahkan

menarik berkenalan

P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat nama Nama dengan pasien yang disukainya merupakan

panggilan nama akrab

dipanggil dengan nama apa

klien K : Surul. K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban K menjawab singkat lalu gelisah singkat sambil melihat keatas (matahari) P : Wah, kedengarannya P : Memandang K sambil P enak kalau saya manggil tersenyum Mas Surul K : memandang dengan P K : Iya dong K : Menoleh ke P P : Memperhatikan K P : Asalnya dari mana Mas P : Memandang K Surul? K : Menunduk dan berpikir merasa pertanyaan K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K pandangan datar mendapatkan respon mencoba mulai tertarik perkenalan dengan P mengakrabkan K langsung namanya

sehingga

dengan menciptakan rasa senang akan adanya pengakuan untuk perawat hubungan atas namanya menyebut Pujian berguna mendekatkan menjalin

suasana

therapeutik dengan klien

P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat- Topik keakraban sederhana dengan topik ingat K senang karena ingat daerah dan kembali daerah respon membayangkan asalnya tersebut membantu

sederhana menjalin

kedekatan dengan klien

K : Madura, tapi sudah K : Menoleh ke P dan tersenyum pindah ke Surabaya. lalu memandang kearah jendela P : Memperhatikan K

luar P senang karena K memberi asalnya

P : O, dari Madura. Mas P disurabaya ,.?

Memandang

sambil P mulai mengkaji data umum K pasien

berpikir

dan

berusaha Lama rawat menentukan apakah klien kronis atau akut

Surul sudah berapa lama tersenyum K : Meminum air kacang hijau dan meletakkan sudah habis K : Sejak saya lahir. K : Bicara tanpa menoleh P P : Memandang K P : Sekarang Mas Surul P : Mendekatkan diri ke K umurnya berapa? K : memegang tangan P dan terkadang tertawa. K : 18 tahun cangkirnya karena

mengingat

P khawatir kalau pertanyaan K membayangkan keadaan membuat K tersinggung P mengkaji daya ingat K yang telah lama dijalaninya K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat klien

K : Menoleh P sebentar lalu P pandangan datar K P

merasa

arah

pertanyaan K menjawab sesuai dengan

sudah dapat dijawab jelas oleh daya ingat yang dimilikinya berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa

P : Tersenyum P : Mas Surul ingat P : Menunjukkan keseriusan nggak, kenapa mas Surul K : Menunduk dirawat disini K : disuruh untuk istirahat nepuk dadanya aja.

pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien lega karena K tidak K menjawab ragu-ragu

K : Menoleh ke P dan menepuk- P

tersinggung

P : Mas Surul pernah P : Bertanya pelahan ngamuk? K : Menunduk

P mengkaji lebih jauh alasan K menjawab pasti. pasien dirawat P kaget, dan sadar kalau pasien K menjawab pasti. menghadapi marah. P mendiamkan karena belum K menemukan pertanyaan yang tepat untuk K K teringat keluarganya menjawab pasti.

Halusinasi

dapat

terjadi

kapan saja karena adanya stimulus tertentu

K : Ia, saya dibilang nggak K : Memperlihatkan tangannya. jujur P : Mas berapa saudara.? P : Memperhatikan respon pasien P : Masih kaget K : Memandang ke halaman

Dengan diam therapeutik, klien merasa didengarkan kondisi dan bercerita tentang keadaannya

K : Saya anak ke dua dari K : Menunjuk ke halaman dan P mendiamkan sambil berpikir lima bersaudara, kakak nyerocos saya yang pertama sudah P : Memperhatikan menikah. P : Mas Surul sudah P : Mendekatkan diri menikah? K : Belum. datar K : pandangan datar. P : Memperhatikan P : Mas Surul, kegiatan P : Menepuk bahu K mas sehari-hari ngapain K : Menoleh P

P berusaha mengkaji data yang K membayangkan keadaan Waham keluarganya

kemungkinan

K : Memandang dgn pandangan terkait kata-katanya tadi

terjadi karena menarik diri

P tidak menemukan adanya K hanya suka marah kalau kemungkinan waham lagi mangkel. kebesaran pada pasien P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan Pengalihan agar klien tidak pembicaraan terkait dgn emosi baru larut dalam rasa emosi.

saja Mas ? K : Menggaruk-garuk kepalanya K : Mandi, makan ehm P : Memperhatikan respon K ya itu. P : Mas Surul, kita tadi P : Memandang K sudah berkenalan, masih K : Menoleh inget nggak nama saya? K : Mas Irfan ya K : Memandang P dan tersenyum P : Memperhatikan P : Nah, saya senang sekali P : Menepuk bahu K bisa ngobrol dengan mas K : Menoleh dan tersenyum Surul. Bagaimana kalau besok siang kita ngobrol P K : Tersenyum K : Boleh P : Tersenyum P : Nah kalau Mas Surul P : Memandang K setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk tentang perasaan Mas senang karena K mau lagi? Sebentar saja kok, yah cukup 20 menit saja. menentukan berikutnya P menentukan aktivitas berikutnya pada kontrak K ikut menentukan kontrak topik dan K memikirkan tentang Kegiatan dilaksanakan yang akan harus P merasa senang karena pasien bisa beralih K bingung tentang yang Evaluasi fase I berhasil jika K dapat mengingat nama P sehingga nantinya terjalin trust P senang karena K ingat nama K mengingat-ingat nama P P P memberikan perhatian K senang diberikan perhatian Kontrak berikutnya harus khusus. ditentukan mendapatkan klien agar dan klien harus ingat persetujuan dilakukannya sehari-hari P ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P karena sudah cukup banyak data yang terkaji

khusus pada K

terhadap kontrak

kontrak kegiatan yang ditawarkan

mendapat persetujuan K

Surul terhadap keluarga Mas Surul. K : Ya, ya. K : Mengangguk P : Tersenyum

sehingga bila K keluar dari kegiatan dimaksud, bisa diingatkan tentang batasan P senang karena K setuju K setuju tentang kegiatan kegiatan sesuai kontrak dengan kegiatan yang akan yang akan dilaksanakan dilaksanakan

Terimakasih Mas dengan

atas P

Menepuk

bahu

dan P menutup fase I

K menunjukkan rasa percaya Salam penutup merupakan pada P akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya pada klien

kesediaan ngobrol

Surul mengulurkan jabat tangan saya, K : Menoleh, menjabat tangan P K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K

selamat siang mau K menyambut salam P K : Siang. KESAN PERAWAT : P : Tersenyum berinteraksi dengan P

Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah akut halusinasi tidak tampak, gaduh gelisah, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

Anda mungkin juga menyukai