Anda di halaman 1dari 344

HIMPUNAN PERATURAN PERBENDAHARAAN

TRIWULAN II APRIL 2008 - JUNl2008

DEPARTEMEN KEUANGAN R.11. DIREKTORAT JENDERAL PERBENDA;HARAAN

KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan administrasi dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada hakekatnya merupakan praktek hukum administrasi Keuangan Negara. Oleh karena itu penyelenggaraan adrninistrasi dimaksud hams dilakuk,an berdasarkan d a d atau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan dari waktu ke waktu, pernerintah menjawab berbagai permasalahan administratif yang berdimensi hukum ini dengan menerbitkan berbagai ketentuanlperaturan perundang-undangan. Sebagai sarana pelaksanaan peraturan perundang-~mdangandimaksud, Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan surat-surat cclaran sebagai pedoman pelaksanaan bagi seluruh instansi di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, khususnya, dan instansi kementerian teknis terkait serta instansi mitra kerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan, pada umumnya. Sejalan dengan itu, dalam rangka memberikan kemudahan untuk melakukan rujukan terhadap surat-surat edaran yang telah diterbitkan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyajikan "Himpunan Peraturan Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Triwulan I 1 Tahun Anggaran 2008" yang merupakan kompilasi dari Bulan April 2008 s/d Juni 20'08 Semoga bermanfaat dalam melengkapi khai:anah kepustakaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Jakarta, Juni 2008 R Direktorat Jenderal Perbendaharaan

SISWO SUJ.ANT0

NIP. 060031000

DAFTAR PENGELOMPOKAN MASALAH

I. 11.

PENDAPATAN 1 PENERIMAAN Nl3GAR.A BELANJA PEMERINTAH PUS AT (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosial, Bel.anja Lain-lain) BELANJA DAERAH (Dana Perimbangan, Dana 0tono:mi Khusus, Dana Penyesuaian) PEMBIAYAAN DALAM NEGERI PEMBIAYAAN LUAR NEGERI PENGELOLAAN BARANG MILIWKEUiYAAN NEGARA PENGELOLAAN KAS NEGARA INFORMASI & AKUNTANSI

111. IV.

v.
VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. XIII.

UMUM (Tata Usaha, Kesekretariatan)


ORGANISASI & TATA LAKSANA KEPEGAWAIAN KEUANGAN PERLENGKAPAN

DAFTAR IS1 SE DITJEN PERBENDAHARAAN DAN PERATURAN DITJEN PERBENDAHARAAN TRIW. I1 TAHUN 2008

Keterampilan Tenaga Kerja Indonesia (KPKKTKI) DIPA (PNBP) Direktorat Jenderal Pembinaan

11. BELANJA

VII

4. 5.

6.

7.

8.

9.

lo.

1I .

12.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81aJPBJ2007 tentang Petunjuk Teknis Peluncuran ProgramJKegaiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi Pminsi Naggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang dibiayai dari sisa anggaran belanja tahun anggaran 2007 sebagai anggaran belanja tambahan tahun anggaran 2008. 23-05-2008 Tunjangan Tenaga Kependi-dikan. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 02-05-2008 dan Pencairan Dana Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai melaiui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengeloaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) melaiui KPPN. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 14-05-2008 dan Pencairan Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2008 melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 15-05-2008 dan Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesmn (PUAP) melalui KPPN. Petunjuk Pencairan Dana Program 16-05-2008 Bantuan Langusng Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran Tahun Anggaran 2008. Teknis Pemberian 19-05-2008 Petunjuk GajiJPensiunpunjangan Bulan Ketiga Beias dalam Tahun Anggaran 2008 kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunpunjangan. atas Peraturan 03-06-2008 Perubahan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81a/PB/2007 tentang Petunjuk Teknis Peluncuran ProgramJKegaiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi Provinsi Naggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang dibiayal dari sisa anggaran belanja tahun anggaran 2007 sebagai anggaran belanja tambahan tahun angqaran 2008. Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan 05-06-2008 Dinas Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Perubahan atas Peraturan 16-06-2008 Direktur Jenderal Perbendaharaan

SE-19/PB/2008 PER-ll/PB/2008

Dit. PA Dit. PA.

85 91

PER-14/PB/2008

Dit. PA.

!03

PER-15/PB/2008

Dit. PA.

1l j

PER-16/PB/2008

Dit. PA.

--

12j

PER-17/PB/2008

Dit.P.4.

133

PER-18/PB/2008

Dit.PA.

143

PER-21/PB/2008

Dit. PA.

147

PER-24/PB/2008

Dit PA.

161

VIII

Petunjuk Pencairan Peningkatan Teknologi


111. BELANJA DAERAH

Dan Industri

IV. PEMBIAYAAN DALAM

V. PEMBIAYAAN LUAR

Pelatihan Desa Siaga (kategori 3a) yang dibiayai dana pinjaman Loan ADB No. 1810-IN0 (Decentralized Health Services Project) dan perpanjangan waktu Closing date. 2. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 23-04-2008 dan Pencairan Dana Loan Nomor JBIC IP-541 (Proyek Pengembangan Fakultas Teknik Universitas HasanuddinIHasanuddin University Engineering Faculty Development Project). 3. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 12-05-2008 dan Pencairan Dana Pinjaman IDA Credit No. 4349-INDIIBRD Loan No. 7476-IND dan Hibah No. TF090794 (Better Education Through Reforrrned Management and Universal Teacher UpqradingIBermutu Project). 4. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 14-05-2008 dan Pencairan Dana Loan Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) Aiprd-LOO2. 5. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 10-06-2008 dan Pencairan Dana Hibah Nomor TF-056895-IND dan Nomor TF057749-IND (Indonesia Avian Influenza Surveillance and Control Project). 6. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 12-06-2008 dan Pencairan Dana Pinjaman ADB Nomor 2348-IN0 (SF) (Nutrition Improvement Through Community Empowerment Project) 7. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran 20-06-2008 dan Pencalran Dana Grant Tf090666-IND (Streengthening

PER-10/PB/2008

Dit. PKN

183

PER-12/PB/2008

Dit. PKN

195

PER-13/PB/2008

Dit. PKN

2 11

PER-22/PB/2008

Dit. PKN

221

PER-23/PB/2008

Dit. PKN

235

PER-25/PB/2008

Dit. PKN

249

Post-Conflid

Reintegration

Aspects of The Support For Poor

XII. KEUANGAN
1.

Standar Biaya Konsinyering di Direktorat Perbendaharaan.

Keglatan llngkungan Jenderal

23-05-2008

SE-20/PB/2008

Setditjen

325

XIII. PERLENGKAPAN

29.

16-06-2008

PER-24/PB/2008

30.

20-06-2008

PER-25/PB/2008

Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderai Perbendaharaan Nomor PER-26/PB/2007 tentang Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Grant Tf-090666-IND (Streengthening Post-Conflict Reintegration Aspects of The Support For Poor and Disadvantaged Areas Project/Spada For Aceh Trust Fund Monitoring Capacity Building Project.

I. PENDAPATAN 1 PENE-

NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Tirnur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1 139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200

3450959 Faksirnile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Daftar Terlarnpir) SURAT EDARAN Nornor SE- 23 lPBl2008 TENTANG

BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA DIPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI, KANTOR IMlGRASl DAN RUMAH DETENSI IMlGRASl SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2008 Sehubungan dengan DlPA (PNBP) Tahun Anggaran 2008 Direktorat Jenderal lrnigrasi Nornor SP 0005.01013-06.01-12008,serta DIPA (PNBP) Kantor-Kantor lrnigrasi dan Rurnah Detensi lmigrasr di seluruh Indonesia, dengan ini dirninta perhatian Saudara atas hal-ha1sebagai berikut:

1.

Penerirnaan jasa bidang Keirnigrasian yang telah disetor ke Rekening Kas Negara secara terpusat sarnpai dengan bulan April 2008 sebesar il( a ratus sernbilan puluh dua rniliar lirna ratus Rp392.598.885.463,-g sernbilan puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh lirna ribu empat ratus enarn puluh tiga rupiah). Dari jumlah tersebut, yang digunakan sebagai dasar alokasi penggunaan batas Maksirnal Pencairan dana DlPA (PNBP) berkenaan adalah sebesar Rp117.779.665.639,- (Seratus tujuh belas rniliar tujuh ratus tujuh puluh sembilan juta enarn ratus enarn puluh lirna ribu enarn ratus tiga puluh sernbilan rupiah). Dengan adanya alokasi tersebut, KPPN dalarn proses penerbitan SP2D untuk pencairan DlPA (PNBP) berkenaan, tidak perlu rnerninta bukti setor (SSBP lembar ke-4) kepada bendahara penggunaan bersangkutan dalarn setiap Surat Perintah Mernbayar (SPM) yang diajukan. Batas maksirnal pencairan dana DlPA (PNBP) sarnpai dengan bulan April 2008 adalah sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, sedangkan untuk alokasi tambahan penggunaan dana berikutnya akan disampaikan dalarn Surat Edaran selanjutnya.

2.

3.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk rnengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaanini. Dernikian untuk rnestinya. dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2008 Direktur Jenderal,

ttd.
Herry Purnorno NIP 060046544 Tembusan:
1. 2. 3. 4.

Sekretaris Jenderal Departemen Hukum dan HAM Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal lmigrasi Departernen Hukurn dan HAM Direktur Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5. Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6. Direktur Akuntasi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 23 lPB12008 TENTANG BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA DIPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI, KANTOR IMlGRASl DAN RUMAH DETENSI IMlGRASl SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2008

DAFTAR ALOKASI MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PNBP KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN D I P A (PNBP) TA 2 0 0 8 (SAMPAI DENGAN APRIL 2008)

No'

Satker

Satkerllnstansi Pengguna Direktorat Jenderal lrnigrasi JUMLAH

Pagu DIPA(PNBP)
Rp

KPPN Pembayar

Kode KpPN

Maksimum pencairan s.d. saat ini


Rp

409272

275,000,000,000 Jakarta 1

018

98,636,317,872
98,636,317,872

Rp 275,000,000,000

Rp

No.

Kode Satker

Satkerllnstansi Pengguna Kanirn Jakarta Pusat Kanirn Jakarta Barat Kanirn Jakarta Timur Kanirn Tanjung Priok Kanirn Cengkareng Kanirn Jakarta Selatan Kanirn Jakarta Utara

Pagu DIPA(PNBP)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

KPPN Pembayar

Kode KpPN

Maksimum pencairan s.d. saat ini


Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6 7

407932 407941 408541 408912 408921 108198 652275

1,554,850,000 Jakarta I 1,464,150,000 Jakarta I 1,376,550,000 Jakarta l 1,318,950,000 Jakarta l 2,065,900,000 Jakarta I 1,834,350,000 Jakarta I 1,170,600,000 Jakarta I

018 018 018 018 018 018 018

254,959,038 240,086,359 225,722,008 216,276,955 338,759,286 300,790,501 191,951,024

8 9 10
11

407957 407963 408462 498381 652296 652301 652318 407972 407988 408943 652322 652339 652343 407994 408008 408014 408020 408952

Kanim Bandung Kanim Cirebon Kanim Bogor Kanim Depok Kanim Sukabumi Kanim Karawang Kanim Tasikmalaya Kanim Semarang Kanim Cilacap Kanim Surakarta Kanim Pemalang Kanim Wonosobo Kanim Pati Kanim Yogyakarta Kanim Surabaya Kanim Malang Kanim Jember Kanim Tanjung Perak

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1,283,200,000 Bandung I 933,606,000 Cirebon 1,008,020,000 Bogor 561,450,000 Bogor 921,600,000 Sukabumi 1,070.400,000 Karawang 890,130,000 Tasikmalaya 1,231,050,000 Semarang I 919,290,000 Cilacap 931,050,000 Surakarta 697,850,000 Tegal 1 .I 37,490,000 Banjamegara 1.043,120,000 Pati 1,139,850,000 Yogyakarta 1,484,800.000 Sidoarjo 936,830,000 Malang 905,810,000 Jember 1,181,000,000 Surabaya II

022 024 023 023 128 086 025 026 130 028 118 164 097 030 165 032 131 135

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

210,414,791 153,089,550 165,291,706 92,064,670 151,120.847 175,520,567 145,960,503 201,863,410 750,742,061 152,670,426 114,431,080 186,521,758 171,047,285 186,908,743 243,472,476 153,618,211 148,531,656 193,656,381

12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 1 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

652364 652371 408039 408572 409025 409031 627322 408045 408051 408490 408968 408974 408980 408581 652392 408060 408076

Kanim Madiun Kanim Blitar Kanim Lhokseumawe Kanim Banda Aceh Kanim Langsa Kanim Meulaboh Kanim Sabang Kanim Medan Kanim Pematang Siantar Kanim Tanjung Balai Asahan Kanim Polonia Kanim Belawan Kanim Sibolga Kanim Padang Kanim Bukittinggi Kanim Pekanbaru Kanim Bengkalis

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

885,040,000 886,510.000 828,100,000 1,037,250,000 877,850,000 872,550,000 860,250,000 1,408,650,000 873,600,000 876,100,000 1,023,750,000 897,450,000 869,408,000 1,083,300,000 880,400,000 1,887,542,000 950,500,000

Madiun Blitar Lhokseumawe Banda Aceh Langsa Meulaboh Banda Aceh Medan I Pematang Siantar Tanjung Balai Asahan Medan I Medan I Sibolga Padang Bukittinggi Pekanbaru Dumai

033 150 089 001 002 003 001 004 005 076 004 004 106 010 011 008 120

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

145,125,862 145,366,908 135,789,034 170,084,743 143,946,870 143,077,794 141,060,882 230,985,657 143,249,970 143,659,911 167,871.058 147,160,812 142,562.580 177,635,866 144,365,011 309,512,745 155,859,771

43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

408082 408091 408484 408510 108245 408102 4081 11 408127 408623 409019 409040 409056 664543 108252 408133 408142 664564

Kanim Durnai Kanim Bagan Siapi-api Kanim Ternbilahan Kanim Selat Panjang Kanim Dabo Singkep Kanim Tanjung Pinang Kanim Tanjung Balai Karimun Kanim Belakang Padang Kanirn Batam Kanirn Tarernpa Kanim Tanjung Uban Kanim Ranai Kanirn Siak Sri lndrapura Kanim Kuala Tungkal Kanirn Jambi Kanirn Palembang Kanim Muara Enim

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1,772,750,000 867,850.000 828,450,000 815,800,000 793,800,000 1,253,850,000 943,350,000 857,300,000 2,177,550,000 822,200,000 1,092,650,000 778,050,000 861,150.000 910,350,000 1,031.950,000 1,050,150,000 1,001,850,000

Dumai Dumai Pekanbaru Dumai Tanjung Pinang Tanjung Pinang Batam Batam Batam Tanjung Pinang Tanjung Pinang Tanjung Pinang Pekan Baru Kuala Tungkai Jambi Palembang Lahat

120 120 008 120 009 009 137 137 137 009 009 009 008 143 012 014 144

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

290,689,542 142,307,104 135,846,426 133,772,121 130,164,636 205,602,077 154,687.338 140,577,151 357,067,275 134,821,572 179,169,047 127,582,004 141,208,461 149,276,110 169,215,666 172,200,041 164,279,970

60 61 62 63

108210 408164 408170 408189 409144 539100 662965 408447 409071 108224 408597 408195 408209 408478 409087 408617 409093

Kanim Panjang Kanim Tanjung Karang Kanim Pontianak Kanim Singkawang Kanim Sanggau Kanim Entikong Kanim Sambas Kanim Palangkaraya Kanim Sampit Kanim Kotabaru Kanim Banjarmasin Kanim Balikpapan Kanim Tarakan Kanim Samarinda Kanim Nunukan Kanim Manado Kanim Bitung

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

768,500,000 1,265,700,000 1,142,264,000 1,478,850,000 873,850,000 958,336,000 843,300,000 1,014.750,000 829,700,000 805,950,000 1,034,600,000 954,100,000 990,000,000 1.053,450.000 1,107.250,000 1,006,750,000 975,700,000

Bandar Lampung Bandar Lampung Pontianak Singkawang Sanggau Sanggau Singkawang Palangkaraya Sampit Kotabaru Banjarmasin Balikpapan Tarakan Samarinda Nunukan Manado Bitung

017 017 042 093 167 167 093 043 044 081 045 047 048 046 152 049 179

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

126,016,028 207,545,200 187,304,583 242,496,815 143,290,964 157,144,692 138,281,478 166,395.269 136,051,396 132,156.952 169,650,204 156,450,087 162,336.848 172,741,164 181,563,105 165,083,456 159,991.982

64
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76

77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93

664571 408422 408215 408999 409000 408601 662951 408221 409107 652407 408246 652411 408230 409113 409122 108231 408252

Kanim Tahuna Kanim Palu Kanim Makassar Kanim Pare-pare Kanim Kendari Kanim Ambon Kanim Tual Kanim Denpasar Kanim Ngurah Rai Kanim Singaraja Kanim Mataram Kanim Surnbawa Besar Kanirn Kupang Kanirn Atambua Kanim Maumere Kanim Tembaga Pura Kanirn Jayapura

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

883,600.000 938,052,000 1,085,150,000 848,300,000 921,140,000 872,750.000 879,500,000 1,156.050.000 2.014,150,000 845,850.000 1,088,070,000 862,240,000 1,078,500,000 908,780,000 845,300.000 1,094,700,000 1,164,300,000

Tahuna Palu Makassar I Pare-Pare Kendari Arnbon Tual Denpasar Denpasar Singaraja Matararn Sumbawa Besar Kupang Atambua Ende Timika Jayapura

083 051 054 057 060 061 084 037 037 132 038 101 039 172 040 141 063

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

144,889,736 153,818,590 177,939,222 139,101,361 151,045,418 143,110,590 144,217,432 189,565,164 330,273,496 138,699,619 178,418,034 141,387,195 176,848.778 149,018,667 138,609,432 179,505,199 190,917,971

94 95 96 97

408261 408277 408283 498397 409062 480504 408931 613523 652282 108203 408158 652428 498401 498417 664611 664628 664632

Kanim Biak Kanim Sorong Kanim Merauke Kanim Manokwari Kanim Bengkulu Kanim Temale Kanim Cilegon Kanim Tangerang Kanim Serang Kanim Tanjung Pandan Kanim PangkaJ Pinang Kanim Gorontalo Kanim Polewali Mandar Kanim Manwju Rudenim Jakarta Rudenim Semarang Rudenim ~~~baya__ __

Rp
Rp Rp

1,111,500,000 1,107,800,000 966,050,000 602,400,000 885,250,000 894,500,000 839,700,000 1,923,900,000 899,700,000 833,650,000 858,100,000 909,300,000 607,400,000 596,450,000 416,950,000 397,950,000 397,950,000

Biak Sarong Merauke Manokwari Bengkulu Temale Serang Tangerang Serang Tanjung Pandan Pangkal Pinang Gorontalo Majene Mamuju Jakarta I Semarang I Surabaya "
--- - - -

064

Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp

182,260,006 181,653,293 158,409,608 98,779,512 145,160,291


146,6n,081
-4

066

068
065

Rp Rp Rp Rp Rp
Rp

98 99
100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

016

062
020 121 020 107 015 050 059 178 018 026 135
----

137,691,162 315,474,601 147,529,759 136,699,104 140,708,332 149,103,935 99,599,395 97,803,851 68,370,049 65,254,493 65,254,493
--

Rp Rp Rp Rp
Rp
Rp

Rp
Rp

Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp
-- - - - - -

Direktur Jenderal Perbendaharaan, ttd

Heny Pumomo NIP 060046544

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Tirnur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200

3450959 Faksirnile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Daftar Terlarnpir) SURAT EDARAN Nomor SE- 24 IPBl2008 TENTANG

BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (DPPPTKI) DlPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008 Dalarn rangka pencairan Dana Pembinaan Penyelenggaraan Penernpatan Tenaga Kerja Indonesia (DPPPTKI) yang berasal dari setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun Anggaran 2008 lingkup Direktorat Jenderal Pembinaan Penernpatan Tenaga Kerja dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja lndonesia di seluruh Indonesia, dengan ini diminta perhatian Saudara atas hal-ha1sebagai berikut:
1.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Pembinaan Penernpatan Tenaga Kerja dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja lndonesia di seluruh lndonesia yang telah disetor ke rekening Kas Negara secara terpusat sarnpai bulan Maret 2008 adalah sebesar Rp20.761.238.198,- (dua puluh rniliar tujuh ratus enam puluh satu juta dua ratus tiga puluh delapan ribu seratus sembilan puluh delapan rupiah). Dari jurnlah setoran tersebut, yang digunakan sebagai dasar alokasi penggunaan batas rnaksirnal pencairan DPPPTKI DlPA (PNBP) berkenaan adalah sebesar Rp10.872.183.000,(sepuluh rniliar delapan ratus tujuh puluh dua juta seratus delapan puluh tiga ribu rupiah). Dengan adanya alokasi tersebut, KPPN dalam proses penerbitan SP2D untuk pencairan DPPPTKI DlPA (PNBP) berkenaan, tidak perlu rnerninta

2.

13

bukti setor (SSBP lernbar ke-4) kepada satker bersangkutan dalarn setiap Surat Perintah Mernbayar (SPM) yang diajukan.

3.

Batas rnaksirnal pencairan DPPPTKI DlPA (PNBP) tahap I dari rnasingrnasing satker adalah sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Sedangkan ketentuan rnengenai batas rnaksirnal pencairan DPPPTKI DlPA (PNBP) tahap selanjutnya akan diatur dalarn Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dirninta untuk rnengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Dernikian untuk rnestinya. dipedornani dan dilaksanakan sebagairnana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2008 Direktur Jenderal, ttd. Herry Purnorno NIP 060046544 Tembusan:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Sekretaris Jenderal Departernen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Direktur Jenderal Anggaran Badan Nasional Penernpatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Direktur Jenderal Pernbinaan Penernpatan Tenaga Kerja Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (daflar terlarnpir)

LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 24 IPB12008 TENTANG BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PEMBINMN PENYELENGGARAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (DPPPTKI) DlPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL PEMBINMN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008

DAFTAR RlNClAN MAKSIMAL PENCAIRAN DPPPTKI DlPA (PNBP) TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008
TARGET PENERIMAAN DPPPTKI = Rp67.500.000.000,-

(DALAM RUPIAH)
Penerimaan DP3TKl Realisasi Jan s.d. 24 Mar '08 Pagu Penggunaan Maksimal Pencairan (52.37%)

NO.

lnstansi PenggunalKPPNlSatker

Target

1.

KPPN JAKARTA 111 (088)

27,423,200,000 (449896) (449900) (449916) 5,575,000,000 2,000,000,000 5,000,000,000

8,434,678,000 1,714,745,000 615,147,000 1,537,869,000

- Sekretariat Utama BNP2TKl - Deputi KLN dan Promosi BNP2TKl - Deputi Penernpatan BNP2TKl

- Deputi Perlindungan BNP2TKl

(449922) (451139) (500638) (426349)

5,000,000,000 1,837,000,000 5,346,200,000 2,665,000,000 95,000,000

1,537,869,000 565,013,000 1,644.351,OOO 819,684,000 29,219,000 29,219,000 53,056,000 53.056.000 61,514,000 61,514,000

- Setditjen Bina Penta Depnakertrans


- Direktorat PTKLN Ditjen Bina Penta - BP3TKI Jakarta
2. KPPN Bandung (022) BP3TKI Bandung 3. KPPN Semarang (026) BP3TKl Semarang 4. KPPN Yogyakarta (030) BP3TKI Sleman 5. KPPN Surabaya (031) BP3TKI Surabaya
6

(426355)

95,000.000 172,500,000

(426361)

172,500,000 200,000,000

(426370)

200,000,000

(426386) 75,000,000 (426392) 75,000,000 23,068,000 23,068,000

KPPN Banda Aceh (001) BP3TKI Banda Aceh

7.

KPPN Medan (004)

1,600,000,000

492,118,000

BP3TKI Medan 8.
KPPN Pekanbaru (008)

(426406)

1,600,000,000
180,000,000

492,118.000
55,363,000

BP3TKI Pekanbaru 9.
KPPN Palembang (014)

(426412)

180,000,000
90,000,000

55,363,000
27,681,000

BP3TKI Palernbang 10.


KPPN Pontianak (042)

(426421)

90,000,000
210,000,000

27,681,000
64,590,000

BP3TKl Pontianak 11
KPPN Banjarmasin (045)

(426437)

210.000,OOO
55,000,000

64,590,000
16,916,000

BP3TKI Banjarbaru 12.


KPPN Nunukan (152)

(426443)

55,000,000
1,100,000,000

16,916,000
338,331,000

BP3TKI Nunukan 13.


KPPN Makassar (054)

(426452)

1, I 00.000.000
210,000,000

338,331,000
64.590,OOO

BP3TKl Makassar

(426468)

210,000,000

64,590,000

14.

KPPN Mataram (038) BP3TKl Matararn (426474)

180,000.000

55,363,000

180,000,000
592,500,000

55,363,000
182,237,000

15.

KPPN Kupang (039) BP3TK Kupang (426480)

592,500,000
100,000,000

182,237,000
30,757,000

16.

KPPN JAKARTA 111 (088) Disnakertrans Prov. DKI Jakarta (010028)

100,000,000
100,000,000

30,757,000
30,757,000

17.

KPPN Bandung (022) Disnakertrans Prov. Jawa Barat (020020)

100.000,000
100,000,000

30,757,000
30,757,000

18.

KPPN Semarang (026) Disnakerrtrans Prov. Jawa Tengah (030006)

100,000,000
100,000,000

30,757,000
30,757,000

19.

KPPN Yogyakarta (030) Disnakertrans Prov. Yogyakarta (040010)

100,000,000
100,000,000

30,757.000
30,757,000

20.

KPPN Surabaya (031) Disnaker Prov. Jawa Timur (050038)

100,000,000

30,757,000

21.

KPPN Banda Aceh (001) Disnaker Prov. NAD (060020)

100,000,000 100,000,000 100,000,000 (070012) 100,000,000 100,000,000 (080016) 100.000.000 100,000,000 (090006) 100,000,000 100,000,000 (100013) 100,000,000 100,000,000 (110007) 100,000,000 100,000,000 (120014) 100,000,000

30,757,000 30,757,000 30,757,000 30.757.000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757.000

22.

KPPN Medan (004) DisnakertransProv. Sumatera Utara

23.

KPPN Padang (010) Disnakertrans Prov. Sumatera Barat

24.

KPPN Pekanbaru (008) Disnaker Prov. Riau

25.

KPPN Jambi (012) Disnakertrans Prov. Jambi

26.

KPPN Palembang (014) Disnaker Prov. Sumatera Selatan

27.

KPPN Bandar Lampung (017) Disnaker Prov. Lampung

28.

KPPN Pontianak (042) Dissosnakerduk Prov. Kalirnantan Barat (130034)

100,000,000 100,000,000 100,000,000 (140033) 100,000,000 100,000,000 (150037) 100,000,000 100,000,000 (160014) 100,000,000 100,000,000 (170044) 100,000.000 100,000,000 (180013) 100,000,000 100,000,000 (190009) 100.000,000

30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000

29.

KPPN Palangkaraya (043) Disnaker Prov. Kalimantan Tengah

30.

KPPN Banjarmasin (045) Disnakertrans Prov. Kalimantan Selatan

31.

KPPN Samarinda (046) Disnakertrans Prov. Kalirnantan Timur

32.

KPPN Manado (049) Disnakertrans Prov. Sulawesi Utara

33.

KPPN Palu (051) DisnakertransProv. Sulawesi Tengah

34.

KPPN Makassar (054) Disnakertrans Prov. Sulawesi Selatan

35.

KPPN Kendari (060) Disnakertrans Prov. Sulawesi Tenggara (200016)

100,000,000 O O O O O 1O . O , O 100,000,000 (210009) 100.000,000 100,000,000 (220036) 100,000,000 100,000,000 (230016) 100,000,000 100,000,000 (240016) 100,000,000 100,000,000 (250016) 100,000,000 100,000,000 (260011) 100,000,000

30,757,000 30,757.000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757.000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757.000 30,757,000 30.757.000 30,757,000 30,757,000

36.

KPPN Ambon (061) Disnakertrans Prov. Maluku

37.

KPPN Denpasar (067) Disnaker Prov. Bali

38.

KPPN Mataram (038) Disnaker Prov. Nusa Tenggara Barat

39.

KPPN Kupang (039) Disnakertrans Prov. Nusa Tenggara Timur

40.

KPPN Jayapura (063) Disnaker Prov. Papua

41.

KPPN Bengkulu (016) Disnaker Prov. Bengkulu

42.

KPPN Ternate (062) DisnakertransProv. Maluku Utara


(280009)

100,000,000 100,000,000 100,000,000 (290032) 1OO.OOO,OOO 100,000,000 (300026) 100,000,000 100,000,000 (310022) 100.000,000 165,000,000 (021823) 165,000,000 35,348,200,000

30,757.000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 30,757,000 50,749,000 50,749,000 10,872,183,000
d

43.

KPPN Serang (020) Disosnaker Prov. Banten

44.

KPPN Pangkal Pinang (015) Disnakertrans Prov. Bangka Belitung

45.

KPPN Gorontalo (050) Disnakertranskop Prov. Gorontalo

46.

KPPN Kuningan (147) Disnakersostrans Kabupaten Kuningan

JUMLAH

Direktur Jenderal Perbendaharaan, ttd Herry Pumomo NIP 060046544

DAFTAR KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) YANG MELAYANI SATKER Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.wrbendaharaan.ao.id

Yth.

Kepala Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara (Dafiar Terlampir) SURAT EDARAN Nomor SE- 25 lPBl2008 TENTANG

BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA INDONESIA (DPKKTKI) DlPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS, DAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008 Dalam rangka pencairan Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan Tenaga Kerja Indonesia (DPKKTKI) yang berasal dari setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun Anggaran 2008 lingkup Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, dan Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja di seluruh Indonesia, dengan ini diminta perhatian Saudara atas hal-ha1sebagai berikut: 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, dan Direktorat Jenderal Pernbinaan Penempatan Tenaga Kerja yang telah disetor ke rekening Kas Negara secara terpusat sampai bulan Maret 2008 adalah sebesar Rp125.706.060.585,- (seratus dua puluh lima miliar tujuh ratus enam juta enam puluh ribu lima ratus delapan puluh lima rupiah). Dari jumlah setoran tersebut, yang digunakan sebagai dasar alokasi penggunaan batas maksimal pencairan DPKKTKI DlPA (PNBP) berkenaan adalah sebesar Rp70.118.840.000,- (tujuh puluh miliar seratus delapan belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah). Dengan adanya alokasi tersebut, KPPN dalam proses penerbitan SP2D untuk pencairan DPKKTKI DlPA (PNBP) berkenaan, tidak perlu merninta bukti setor (SSBP lembar ke-4) kepada satker bersangkutan dalam setiap Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan.

2.

3.

Batas maksimal pencairan DPKKTKI DlPA (PNBP) tahap I dari masingmasing satker adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Sedangkan ketentuan mengenai batas maksimal pencairan DPKKTKI DlPA (PNBP) tahap selanjutnya akan diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2008 Direktur Jenderal, ttd. Herry Pumomo NIP 060046544 Tembusan:

1. 2. 3. 4.

Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Direktur Jenderal Anggaran Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja 5. Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (daftar terlampir)

LAMPlWN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 25 IPBl2008 TENTANG BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA INDONESIA (DPKKTKI) DlPA (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTNITAS. DAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA, TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008

DAFTAR RlNClAN MAKSIMAL PENCAIRAN DPKKTKI DlPA (PNBP) TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008
h

No

Unit OrganlsasilSatkerlKPPN Target Kode DEPNAKERTRANS INSTANSI PENGGUNAIUPPNISATKER BINAPENTA KPPN Kode Satker

Penerimaan Reallsasl Jan s.d. Mar 2008


125,706,060,585

Pagu penggunaan

Maksimum Pencairan Tahap I

410,400,000,000

228,908,446,000

70,118,840,000

51,563,394,000 26,563.394.000

15,882,809,000 8,146.317.000

A.

PUSAT

Disnakertrans Provinsi KalimantanTimur

(046)

160014

468,750,000

144,578,000

Prov. Sulawesi Barat

17

Disnaker Kota Banda Aceh

(001)

065107

200,000,000

62,260.000

Disnaker Kota Denpasar

Dinsos dan Tenaga Kerja 2 DisnakertransLebak

(161)

290323

375,000.000

8
1

RlAU
Disnaker Prov. Riau
(008) 095129

4.125.000.000 3,000,000,000

1.263.488.000 918,900.000

DisnakertransKota Manado

(049)

175138

Direktur Jenderal Perbendaharaan,

Heny Pumomo NIP 060046544

DAFTARKANTORPELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA(KPPN) YANG MELAYANI SATKER Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DEPNAKERTRANS

No. 1.
2.

Nama Kanwil Ditjen PBN Kanwil I Ditjen PBN Banda Aceh Kanwil II Ditjen PBN Medan

Nama KPPN KPPN Banda Aceh KPPN Langsa KPPN Medan I KPPN Gunung Sitoli KPPN Balige KPPN Tebing Tinggi KPPN Sibolga KPPN Padang KPPN Sijunjung KPPN Bukittinggi KPPN Lubuk Sikaping KPPN Pekanbaru KPPN Dumai KPPN Tanjung Pinang KPPN Batam KPPN Jambi KPPN Kuala Tungkal KPPN Palembang KPPN Lahat KPPN Sekayu KPPN Baturaja KPPN Bandar Lampung KPPN Kotabumi KPPN Metro Lampung KPPN Bengkulu KPPN Pangkal Pinang KPPN Tanjung Pandan KPPN Serang KPPN Rangkas Bitung KPPN Jakarta Ill

3.

Kanwil Ill Ditjen PBN Padang

4.

Kanwil IV Ditjen PBN Pekanbaru

5.

Kanwil V Ditjen PBN Jambi Kanwil VI Ditjen PBN Palembang

6.

7.

Kanwil VII Ditjen PBN Bandar Lampung

8.

Kanwil Vlll Ditjen PBN Bengkulu Kanwil IX Ditjen PBN Pangkal Pinang Kanwil X Ditjen PBN Serang Kanwil XI Ditjen PBN Jakarta

9.
10.
11.

12.

Kanwil XI1 Ditjen PBN Bandung

KPPN Bandung I KPPN Cirebon KPPN Tasikmalaya KPPN Bogor KPPN Purwakarta KPPN Bekasi KPPN Sukabumi KPPN Sumedang KPPN Semarang I KPPN Surakarta KPPN Kudus KPPN Pekalongan KPPN Cilacap KPPN Purwokerto KPPN Yogyakarta KPPN Kediri KPPN Pontianak KPPN Singkawang KPPN Sintang KPPN Palangkaraya KPPN Sampit KPPN Pangkalan Bun KPPN Banjarmasin KPPN Kotabaru KPPN Samarinda KPPN Balikpapan KPPN Tarakan KPPN Denpasar KPPN Mataram KPPN Sumbawa Besar KPPN Kupang KPPN Ende KPPN Makassar I KPPN Pare-Pare KPPN Palu KPPN Luwuk KPPN Kendari KPPN Bau-Bau KPPN Raha

13.

Kanwil Xlll Ditjen PBN Semarang

14.

Kanwil XIV Ditjen PBN Yogyakarta Kanwil XV Ditjen PBN Surabaya Kanwil XVI Ditjen PBN Pontianak

15.
16,

17.

Kanwil XVll Ditjen PBN Palangkaraya

18.

Kanwil Will Ditjen PBN Banjanasin Kanwil XIX Ditjen PBN Samarinda

19.

20. 21. 22. 23. 24.


25.

Kanwil MDitjen PBN Denpasar Kanwil M Ditjen PBN Mataram I Kanwil XXll Ditjen PBN Kupang Kanwil XXlll Ditjen PBN Makassar Kanwil M l V Ditjen PBN Palu Kanwil XXV Ditjen PBN Kendari

26.
27.
28.

Kanwil XXVl Ditjen PBN Gorontalo Kanwil XXVll Ditjen PBN Manado Kanwil XXVlll Ditjen PBN Temate Kanwil XXlX Ditjen PBN Ambon Kanwil XXX Ditjen PBN Jayapura

KPPN Gorontalo KPPN Manado KPPN Bitung KPPN Temate KPPN Ambon KPPN Jayapura KPPN Sorong KPPN Manokwari KPPN Timika KPPN Merauke KPPN Nabire

29.

30.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswl. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Daftar Terlarnpir) SURAT EDARAN Nornor SE- 27 lPBl2008 TENTANG

BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA YANG BERASAL DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK BADAN PENGAWAS OBAT DAN 1 MAKANAN TAHAP I TAHUN ANGGARAN 2008 Dalarn rangka pencairan dana yang berasal dari setoran Penerirnaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lingkup Badan Pengawas Obat dan I Makanan (BPOM) Tahap 1 Tahun Anggaran 2008, dengan ini dirninta perhatian Saudara atas hat-hat sebagai berikut: PNBP lingkup BPOM Tahun Anggaran 2008 yang telah disetorkan ke rekening Kas Negara secara terpusat dari tanggal 4 Februari 2008 sarnpai dengan tanggal 29 April 2008 sebesar Rp7.630.666.000,- (tujuh rnilyar enarn ratus tiga puluh juta enarn ratus enarn puluh enarn ribu rupiah). Dari jurnlah setoran tersebut, yang digunakan sebagai dasar alokasi penggunaan batas rnaksimal pencairan dana DIPA (PNBP) berkenaan adalah sebesar Rp6.562.370.000,- (enam rnilyar lirna ratus enarn puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). 2. Dengan adanya alokasi tersebut, KPPN dalarn proses penerbitan SP2D untuk pencairan DIPA (PNBP) berkenaan, tidak perlu rnerninta bukti setor (SSBP lernbar ke-4) kepada satker bersangkutan dalam setiap Surat Perintah Mernbayar (SPM) yang diajukan. Batas rnaksirnal pencairan dana DlPA (PNBP) tahap I dari rnasing1 rnasing satker adalah sebagairnana ditetapkan dalam Larnpiran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Sedangkan ketentuan rnengenai batas rnaksirnal pencairan dana yang berasal dari setoran PNBP tahap selanjutnya akan diatur dalarn Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.

3.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk rnengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaanini. Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2008 Direktur Jenderal. ttd. Heny Purnomo NIP 060046544 Tembusan: 1. 2. Direktur Jenderal Anggaran Direktur Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sekretaris Utarna Badan Pengawas Obat dan Makanan Kuasa Pengguna Anggaran BPOM

3. 4.

LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 27 IPBl2008 TENTANG BATAS MAKSIMAL PENCAIRAN DANA YANG BERASAL DARI SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN T A M P I1TAHUN ANGGARAN 2008

DAFTAR ALOKASI MAKSIMAL PENCAIRAN DANA PNBP LINGKUP BPOM TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2008

1.

Jakarta V (139) a. BPOM Satker Pusat 1 Sekretanat Utama BPOM 2 Deputi I Bidang Pengawasan Produk Terapetlk dan Napza 3 Deputl II Bldang Pengawasan Obat Trad~stonal, Kosmet~k, dan Produk Komplemen 4 Deput~ Ill Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 5 Pusat Pengujian Obat dan Makanan Naslonal b. Bala~ Besar POM Jakarta BANDUNG (022) Balal Besar POM Jawa Barat

432731 445155 445161

2 360.040.000 3.600.000 000 3 600 000.000

2.360.040 000 2 367 600 000 2 367.600 000

1 098 272 000 823 593 000

445170

2 000 000 000

1.315 160 000

430 344 000

632420 432747

963 980 000 355.226 000

634 100 000

329 880 000 191 500 000

432753

340 564 000

183 650 000

Balai Besar POM Surabaya 6. BANDA ACEH (001) Balai Besar POM Banda Aceh MEDAN (004) Balai Besar POM Medan PADANG (010) Balai Besar POM Padang PEKANBARU (008) Balai Besar POM Pekanbaru JAMB1 (012) Balai POM Jambi

432784

371.597.000

200.400.000

432790

256.976.000

138.600.000

7.

432804

OO 354.111. O

190.960.000

8.

432810

313.690.000

169.150.000

9.

432829

247.370.000

133.400.000

10.

432835

198.803.000

107.210.000

11.

PALEMBANG (014) Balai Besar POM Palembang LAMPUNG (017) Balai Besar POM Bandar Lampung PONTIANAK (042) Balai Besar POM Pontianak PALANGKARAYA (043) Balai POM Palangkaraya BANJARMASIN (045) Balai Besar POM Banjamasin SAMARINDA (046) Balai Besar POM Samarinda MANADO (049) Balai Besar POM Manado PALU (051) Balai POM Palu MAKASSAR (136) Balai Besar POM Makassar KENDARI (060) Balai POM Kendari

432841

274.146.000

147.850.000

12.

432850

292.569.000

184.200.000

13.

432866

190.497.000

101.670.000

14.

432872

248.890.000

134.220.000

15.

432881

263.700.000

142.220.000

16.

432897

202.584.000

109.250.000

17.

432901

295.171.000

159.180.000

18.

432917

272.371.OOO

121.270.000

19.

432923

336.710.000

149.161.000

20.

432932

215.121.000

116.000.000

21. AMBON (061) Balai POM Ambon DENPASAR (037) Balai Besar POM Denpasar MATARAM (038) Balai Besar POM Mataram KUPANG (039) Balai POM Kupang JAYAPURA (063) Balai Besar POM Jayapura BENGKULU (016) Balai POM Bengkulu JUMLAH 432948 223.013.000 120.270.000 22.

432954

327.030.000

176.360.000

23.

432960

249.570.000

134.590.000

24.

432979

240.455.000

129.670.000

25.

432985

332.709.000

179.420.000

26.

432991

186.509.000 19.780.000.000 9.044.500.000

100.580.000 6.562.370.000

Direktur Jenderal,

ttd Herry Purnomo NIP 060046544

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 lPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BIAYA SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TlNGGl NEGERI TAHUN 2008 DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a.

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 13 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83lPMK.0512008 tentang Penggunaan Anggaran yang Dananya Bersumber dari Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Biaya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk mengatur ketentuan lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Anggaran yang Dananya Bersumber dari Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Biaya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2008; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3687); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

b.

Mengingat

1.

2.

3.

4.

lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nornor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nornor 133, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4778) sebagairnana telah diubah dengan Undang-Undang Nornor 16 Tahun 2008 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nornor 63, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4848); Peraturan Pernerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerirnaan Negara Bukan Pajak (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nornor 57, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4314); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0612005 tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 46lPMK.0212008 tentang Tata Cara Perubahan Rincian Anggaran Belanja Pernerintah Pusat dan Perubahan Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2008; PER-66lPBl2005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan DIREKTUR JENDERAL PERATURAN TENTANG PETUNJUK PERBENDAHARAAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERlMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BlAYA SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TlNGGl NEGERI TAHUN 2008.

6.

7.

8.

9.

10. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

BAB l KETENTUAN UMUM Pasall Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan:
1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yang selanjutnya disebut SNMPTN, adalah seleksi nasional bagi mahasiswa baru yang akan masuk Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia.

2.

Biaya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yang selanjutnya disebut Biaya SNMPTN, adalah biaya yang dipungut dari calon mahasiswa yang mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri melalui SNMPTN. Surat Setoran Bukan Pajak, yang selanjutnya disebut SSBP, adalah surat tanda setoran atas kewajiban pembayaran biaya SNMPTN yang dibuat dalam rangkap 4 (empat). Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenteriIPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA, adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negarallembaga yang bersangkutan; Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA, adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disebut SPP, adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang berisi perrnintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk menerbitkan Surat Perintah Membayar sejumlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen perikatan yang menjadi dasar penerbitan SPP berkenaan.

3.

4.

5.
-

6.

7.

8.

9.

Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut SPM, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama PA kepada Bendahara Urnurn Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk melakukan pernbayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalarn SPP berkenaan.

10. Surat Perintah Mernbayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS, adalah surat perintah rnernbayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh PAlKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah lainnya; 11. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnurn Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk rnernindahbukukan sejurnlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalarn SPM berkenaan. 12. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pemyataan tanggung jawab, belanja yang dibuat oleh PAIKuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. BAB I 1 ORGANlSASl PELAKSANA SNMPTN

(1) SNMPTN dilaksanakan oleh Panitia SNMPTN yang diatur berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. (2) Susunan Panitia SNMPTN terdiri dari: a. b. c. Panitia Pelaksana; Koordinator Wilayah; Panitia Lokal. BAB Ill PEJABAT PERBENDAHARAAN

(1) Menteri Pendidikan Nasional merupakan PA dalam

pelaksanaan SNMPTN;
(2) Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai Kuasa PA atas pelaksanaan SNMPTN.

BAB IV SUMBER DANA PELAKSANAAN SNMPTN

(1) Biaya SNMPTN rnerupakan penerirnaan PNBP; (2) Penerirnaan PNBP sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) rnerupakan penerirnaan PNBP Bersarna seluruh Perguruan Tinggi Negeri yang terkait dengan SNMPTN dan dialokasikan dalam DIPA UNY.
(3) PNBP yang telah disetorkan ke Kas Negara dapat digunakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(4) Kuasa PA bertanggung jawab atas penggunaan PNBP yang bersurnber dari setoran Biaya SNMPTN. BAB V PENGGUNAAN DANA SNMPTN Setoran Biaya SNMPTN sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 4, digunakan untuk mernbiayai kegiatan operasional penyelenggaraan SNMPTN.

(1) PNBP yang bersumber dari Biaya SNMPTN digunakan berdasarkan alokasi dana yang tercanturn dalarn DIPA UNY.

(2) Dana yang dapat dicairkan paling tinggi sebesar penerirnaan yang telah disetor ke Kas Negara.

(3) Apabila pencairan dana rnelarnpaui batas pagu DIPA, rnaka hams dilakukan revisi DIPA.
(4) Mendahului revisi DIPA, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dapat melakukan pernbayaran rnelarnpaui pagu dalarn DIPA sesuai dengan bukti setor yang telah diyakini kebenarannya pada Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang bersangkutan.

Pernbayaran biaya operasional penyelenggaraan SNMPTN dilaksanakan rnelalui penerbitan SPM oleh Kuasa PA atas beban Kegiatan Penyediaan Biaya Operasional (2312), Subkegiatan Pendaftaran dan Seleksi (0055), dan Mata Anggaran Belanja Barang Operasional Lainnya (521119).

(1) Pejabat Pernbuat Kornitrnen rnengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM dengan dilarnpiri bukti pendukung. (2) Pejabat Penanda Tangan SPM rnelakukan pengujian SPP sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) yang rneliputi: a. b. c. d. Ketersediaan dana pagu pada DIPA; Realisasi penerirnaan berdasarkan bukti setor PNBP; Dokurnen pendukung SPP; Kebenaran hak tagih yang menyangkut antara lain:
I) pihak yang ditunjuk untuk rnenerirna pernbayaran (narna oranglperusahaanlPTN, alarnat, nornor rekening, dan narna bank); 2) nilai tagihan yang harus dibayar; 3) jadwal waktu pernbayaran.

e. f.

Kesesuaian rencana kerja danlatau hasil kerja yang dicapai dengan indikator pengeluaran; Pencapaian tujuan danlatau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercanturn dalarn DIPA berkenaan.

(3) Berdasarkan hasil pengujian sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), Pejabat Penanda Tangan SPM rnenerbitkan SPM.

(4) Pejabat Penanda Tangan SPM rnenerbitkan SPM-LS secara penuhl tanpa potongan pajak untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Koordinator Wilayah dan Panitia Lokal.
BAB VI PENCAIRAN DANA

Pencairan dana SNMPTN untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana rnelalui mekanisme Uang Persediaanllarnbahan Uang Persediaan (UPTTUP) danlatau Langsung (LS) sebagairnana diatur dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER66lPB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 12 ( I ) Pencairan dana SNMPTN kepada Koordinator Wilayah dan Panitia Lokal dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan Penugasan dari Rektor UNY selaku Kuasa PA. (2) Pencairan dana sebagairnana dirnaksud pada ayat (?) dilaksanakan secara langsung rnelalui penerbitan SPMLS. Pasal 13 (1) Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS sebagairnana dirnaksud pada Pasal 10 kepada KPPN dengan dilarnpiri bukti pendukung. (2) Bukti pendukung sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Ringkasan Surat Keputusan Penugasan dari Kuasa PA sebagairnana tercanturn dalarn Lampiran I 1 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; b. SPTB yang ditandatangani oleh Kuasa PA sebagaimana tercanturn dalam larnpiran Ill Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini; c. Daftar Perhitungan Jurnlah Maksirnurn Pencairan (MP); d. Rekapitulasi PNBP Biaya SNMPTN dan Bukti Setoran (SSBP) yang telah diverifikasi seksi BankJGiro Pos KPPN sebagairnana tercantum dalarn larnpiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. e. Daftar Rincian Penggunaan Dana. Pasal I 4 Atas SPM yang diajukan, KPPN rnelakukan pengujian substantif dan pengujian formal sesuai ketentuan. Pasal 15 Keputusan hasil pengujian ditindaklanjuti oleh KPPN dengan: 1. Menerbitkan SP2D apabila SPM yang diajukan rnemenuhi syarat yang ditentukan; 2. Mengernbalikan SPM yang diajukan apabila tidak mernenuhi syarat yang ditentukan.

BAB VII REVlSl DAFTAR ISlAN PELAKSANAAN ANGGARAN Pasal 16 Pencairan dana PNBP Biaya SNMPTN yang rnelarnpaui batas pagu DlPA sebagaimana dirnaksud pada Pasal 8, wajib dilakukan revisi DIPA. Kuasa PA rnengajukan revisi penambahan pagu DlPA yang bersumber dari PNBP dengan dilarnpiri: a. Rekapitulasi setoran PNBP Biaya SNMPTN yang telah diverifikasi seksi BanWGiro Pos KPPN dengan format sebagaimana tercantum dalarn larnpiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; Rincian Perhitungan Pernbebanan Mata Anggaran dengan format sebagaimana tercanturn dalam larnpiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini;.

b.

Pengajuan revisi sebagairnana dirnaksud pada ayat (2) disarnpaikan kepada Kepala Kantor Wilayah XIV Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta paling larnbat akhir bulan Juli tahun anggaran berkenaan. Persetujuan revisi penarnbahan pagu oleh Kepala Kantor Wilayah XIV Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta hanya untuk pernbebanan kegiatan SNMPTN yang bersurnber dari PNBP. Dokurnen revisi DlPA yang telah disahkan Kepala Kantor Wilayah XIV Direktorat Jenderal Perbendaharaan Yogyakarta disampaikan kepada: a. b.
c.

Universitas Negeri Yogyakarta; KPPN Yogyakarta beserta ADK; Menteri Pendidikan Nasional; Ketua Badan Perneriksa Keuangan; Gubernur Propinsi DIY; Direktur Jenderal Anggaran:

d. e. f.

1) 2)

Direktur Anggaran Il; dan Direktur PNBP.

g.

Direktur Jendral Perbendaharaan:

1)
2)

Direktur Pelaksanaan Anggaran beserta ADK; dan Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Pasal 17

(1)

(2)

Atas dasar pengesahan revisi penambahan pagu DIPA, KPPN rnelakukan penyesuaian perhitungan antara pagu DlPA hasil revisi dengan realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Realisasi pencairan dana pada akhir tahun anggaran tidak boleh rnelarnpaui pagu DlPA hasil revisi. BAB Vlll PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 18

(1) Sisa dana yang tidak digunakan oleh seluruh Panitia SNMPTN wajib disetor ke Kas Negara.

(2) Setoran atas sisa dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh seluruh panitia kepada Rektor UNY selaku Kuasa PA.

Pasal 19

(I) Kuasa PA bertanggungjawab atas penggunaan setoran Biaya SNMPTN yang berada dalarn pengelolaannya.
(2)

Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (I), rneliputi tanggungjawab penggunaan anggaran dan tanggung jawab atas uang yang dikelolanya.

Dalam rangka pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kuasa PA menyusun laporan penerimaan dan penggunaan Biaya SNMPTN, dengan ketentuan sebagai berikut: Panitia Pelaksana, Koordinator Wilayah, dan Panitia Lokal rnenyampaikan laporan realisasi penerimaan dan penggunaan dana kepada Kuasa PA. Kuasa PA rnenyampaikan laporan realisasi penerimaan dan penggunaan biaya SNMPTN kepada Menteri Pendidikan Nasional c.q. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dengan tembusan ke Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

BAB IX KETENTUANPENUTUP Pasal21 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, rnernerintahkan pengumurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

62
--

--

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 1PB12008 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BlAYA SELEKSI . MASUK PERGURUAN TlNGGl NEGERI TAHUN 2008

LAMPIRAN I

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DITJEN PERBENDAHARAAN

SURAT SETORAN
PENERIMA

2. Nama Wajib SetorIBend

:.

B. 1. Kementerian NegaraILembaga :
2. Unit Organisasi Eselon I

Pendidikan Nasional ..................................

I Tinggi ................................. Ditjen Pendidikan ]


1 2

4. FungsilSubfungsilProgram 5. KegiatanlSubkegiatan

: :

0
5

0
4

C. MAP dan Uraian Penerimaan


D. Jumlah Setoran

1213151

1 Setoran Biaya SNPTN TA 2008


Tanggal .............................

: Rp ............................ . ........................................................................

......................................................

...............................................................
NIP .......................

.. .. .. ....................

Tanda Tangan ............................... Nama Terang .................................

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 IPB12008 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BlAYA SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TlNGGl NEGERI TAHUN 2008

KOP SURAT RINGKASAN SURAT KEPUTUSAN PENUGASAN Nomor : .................................................


1.

Nomor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanlAkun Nomor dan Keputusan tanggal Surat
: :

2.
3.
4.

Nama penerima dana Alamat penerima dana Nilai dana Uraian pekerjaan Ketentuan sanksi

5.
6.

7.
8.

a.n. Kuasa Pengguna ~nggaranPejabat Pembuat Komitmen,

Nama..................... NIP.. ...................... Catatan: Apabila terjadi adendum surat perjanjian data ringkasan surat perjanjian agar disesuaikan dengan perubahan.

PETUNJUK PENGlSlAN RINGKASAN SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA

LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 IPBI2008 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSAN~AN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BIAYA SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TlNGGl NEGERI TAHUN 2008

KOP SURAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA Nornor : ...............................................


1. Narna Satuan Kerja 2. Kode Satuan Kerja 3. NornorlTanggal DlPA 4. Kegiatan 5. Subkegiatan 6. Klasifikasi Belanja

: Universitas Negeri Yogyakarta


: : :

Yang bertanda tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja ................................... rnenyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang dibayar lunas kepada yang berhak rnenerirna sesuai Surat Keputusan ....................... tanggal ................. Nornor ................... tentang ............................................... dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disirnpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja ............................... untuk kelengkapan adrninistrasi dan keperluan perneriksaan aparat pengawas fungsional. Apabila di kernudian hari diternukan penyirnpangan dari penggunaan Dana ............................... ini, saya siap mernpertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan. Dernikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. (ternpat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

Narna.................... NIP.. .....................

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 IPBROO8 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN MASUK PERGURUAN PAJAK ATAS BlAYA SELEKSI TlNGGl NEGERI TAHUN 2008

REKAPITULASI SETORAN PNBP PERGURUAN TlNGGl NON-BHMN (PT NON-BHMN) Bulan ...................................... 1. 2.
3.
4.

DeparternenILernbaga : Unit Organisasi Eselon 1 : Satuan Kerja Lokasi


Mata Anggaran dan Uraian Penerimaan
2

No.
1

Tanggal Setor

Penerimaan s,d, yang LaIu 4

Penerirnaan Saat ini


5

Jurnlah Penerimaan s.d. saat ini


6=4+5

1 2 3 dst.

Jurnlah

Mengetahui: Kasi Bank,

(ternpat), (tanggal, bulan, tahun) Bendahara Penerimaan,

(Narna lengkap) NIP.. ...............

(Narna lengkap) NIP.................

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 20 lPBl2008 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARl SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BlAYA SELEKSl NASIONAL MASUK PERGURUAN TlNGGi NEGERI TAHUN 2008

RlNClAN PERHITUNGAN PEMBEBANAN MATA ANGGARAN TAHUN ANGGARAN ......... Satuan Kerja Lokasi Program
: ~Kode dan nama satker> : ekode dan nama lokasi> : Ckode dan nama program>

(tempat), (tanggal, bulan, tahun) Pimpinan Satker.................

(Nama Jelas) NIP..........................

1 . BELANJA PEMERINTm PUSAT 1


(Belanja fegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosial ,Belanja Lain-lain).

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


I

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1 139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200

3450959 Faksirnile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara SURAT EDARAN Nornor SE- 15 lPBl2008 TENTANG HONORARIUM BAG1 KETUA, WAKlL KETUA, SEKRETARIS, DAN ANGGOTA KOMlSl KEPOLlSlAN NASIONAL

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang Honorarium bagi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota Kornisi Kepolisian Nasional, dengan ini diminta perhatian Saudara atas hal-ha1 sebagai berikut: 1. 2. Kepada Ketua, Wakil Ketua. Sekretaris, dan Anggota Komisi Kepolisian Nasional diberikan honorarium setiap bulan. Besarnya honorarium yang dirnaksud dalam angka 1, adalah sebagairnana tercantum dalarn Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Honorarium sebagaimana dimaksud dalarn angka 2, diberikan sejak yang bersangkutan diangkat sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota Kornisi Kepolisian Nasional. Prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dilaksanakan sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Deputi Perencanaan Umurn dan Pengembangan Kapolri Nomor SE-12.alPB12005 dan Nornor Pol. SE123/11/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Lain-Lain di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepala KPPN agar mernberitahukan maksud surat edaran ini kepada satker-satker terkait di wilayah kerjanya masing-masing.

3.

4.

5.

6.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi pelaksanaan surat edaran ini.

Dernikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana rnestinya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 April 2008 Direktur Jenderal, ttd. Herry Purnomo NIP 060046544 Tembusan:
1. Menteri Keuangan 2. Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara 3. Kepala Kepolisian Republik Indonesia u.p. Deputi Perencanaan Umurn dan Pengembangan Kapolri 4. Kepala Pusat Keuangan Polri 5. Kepala Sekretariat Kornisi Kepolisian Nasional 6. Sekretaris dan Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

LAMPIRAN
SURAT EDARAN DlREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 15 IPB12008 TENTANG HONORARIUM BAG1 KETUA. WAKIL KETUA, SEKRETARIS, DAN ANGGOTA KOMlSl KEPOLISIAN NASIONAL

HONORARIUM BAG1 KETUA, WAKlL KETUA, SEKRETARIS, DAN ANGGOTA KOMlSl KEPOLISIAN NASIONAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

m.

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1 139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200

3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2 . Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SURAT EDARAN Nomor SE- 17 IPBl2008 TENTANG TUNJANGAN RlSlKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN BAG1 PEGAWAI NEGERI Dl LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DALAM PENYELENGGARAAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tunjangan Risiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan bagi Pegawai Negeri di Lingkungan Badan SAR Nasional, diminta perhatian Saudara atas hal-ha1 sebagai berikut:
1.

Tunjangan Risiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan bagi Pegawai Negeri di Lingkungan Badan SAR Nasional dalam Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan, yang selanjutnya disebut dengan Tunjangan Penyelenggaraan SAR adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di lingkungan Badan SAR Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk kompensasi atas dampak risiko bahaya keselamatan dan kesehatan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pencarian dan pertolongan. Kepada Pegawai Negeri yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di lingkungan Badan SAR Nasional, diberikan Tunjangan Penyelenggaraan SAR setiap bulan. Calon Pegawai Negeri yang ditugaskan secara penuh di lingkungan Badan SAR Nasional, diberikan Tunjangan Penyelenggaraan SAR sebesar 80% (delapan puluh persen) sesuai dengan tingkat Tunjangan Penyelenggaraan SAR.

2.

3.

75

4.

Besarnya Tunjangan Penyelenggaraan SAR yang dirnaksud dalarn angka 2 sebagairnana dinyatakan dalarn Larnpiran I Surat Edaran ini, diberikan terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2007. Kekurangan pernbayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2007 sarnpai dengan diberikannya Tunjangan Penyelenggaraan SAR berdasarkan Peraturan Presiden Nornor 23 Tahun 2007, dapat diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kepada KPPN seternpat. Pengeluaran untuk Tunjangan Penyelenggaraan SAR ini dibebankan pada MAK 511139 (Belanja Tunjangan SAR PNS). Pembayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR dikenakan Penghasilan (PPh) Pasal21 sesuai dengan ketentuan. Pajak

5.

6.

7. 8. 9.

Tunjangan Penyelenggaraan SAR dibayarkan sebulan sekali paling cepat pada awal bulan berikutnya. Permintaan pernbayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR diajukan untuk beberapa bulan sekaligus. dapat

10. Khusus untuk Tunjangan Penyelenggaraan SAR bulan Desernber dapat dibayarkan pada bulan berkenaan. 11. Pernbayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR dilakukan dengan rnekanisme Pernbayaran Langsung (SPM-LS). 12. SPM-LS diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, dilarnpiri dengan: a. b. Daftar Perhitungan Pernbayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR sesuai Larnpiran II Surat Edaran ini; Surat Keputusan Kepala Badan SAR Nasional tentang penetapan pegawai yang ditugaskan secara penuh di lingkungan Badan SAR Nasional pada saat pengajuan pembayaran tunjangan untuk pertama kali atau apabila terjadi perubahan; Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) sesuai Larnpiran Ill Surat Edaran ini; SSP PPh Pasal21.

c. d.

13. Tunjangan Penyelenggaraan SAR dapat diberikan dalarn batas pagu anggaran yang tersedia pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satker berkenaan. 14. Apabila pagu anggaran untuk pernbayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR tersebut tidak disediakanltidak cukup tersedia pada DIPA, satker dapat rnerevisi alokasi dana yang tersedia di luar belanja pegawai untuk alokasi dana Tunjangan Penyelenggaraan SAR pada DIPA berkenaan sesuai dengan ketentuan.

15. Pemberian Tunjangan Penyelenggaraan SAR dihentikan karena sesuatu ha1 sesuai butir Ill lampiran I Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 25 Pebruari 2008 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Risiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan Bagi Pegawai Negeri di Lingkungan Badan Search And Rescue Nasional. 16. Prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dilaksanakan sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 17. Kepala KPPN agar rnemberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada satker-satker terkait di wilayah kerjanya masing-masing. 18. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini. Demikian untuk mestinya. dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2008 Direktur Jenderal,

ttd.
Herry Purnomo NIP 060046544 Tembusan: 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 3. Kepala Badan Kepegawaian Negara 4. lnspektur Jenderal Departemen Keuangan 5. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan 6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE17 lPBl2008 TENTANG TUNJANGAN RlSlKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN BAG1 PEGAWAI NEGERI Dl LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DALAM PENYELENGGARAAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

BESARNYA TUNJANGAN PENYELENGGARAAN SAR MENURUT TINGKAT RlSlKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2007

LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN 17 IPBl2008 TENTANG TUNJANGAN RlSlKO NOMOR SEBAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN BAG1 PEGAWAI NEGERI Dl LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DALAM PENYELENGGARAAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

DAFTAR PERHITUNGAN PEMBAYARAN TUNJANGAN PENYELENGGARAANSAR


Satuan Kerja : Bulan

Mengetahui Anggaranl Kuasa ~engguna Pejabat Pembuat Komitmen,

........., Tgl, Bln, Tahun


Bendahara Pengeluaran, Pembuat Daftar Gaji,

Nama ............................. NIP ................................

Nama ................. NIP ....................

Nama ....................... NIP ..........................

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN 17 /PB/2008 TENTANG TUNJANGAN RlSlKO NOMOR SEBAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN BAG1 PEGAWAI NEGERI D! LINGKUNGAN BADAN SAR NAS~ONAL DALAM PENYELENGGAWN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Jabatan :

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1.

Perhitungan yang terdapat pada Daftar Perhitungan Pembayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR bulan ............. bagi Satuan Kerja ............. telah dihitung dengan benar dan berdasarkan Daftar Pegawai pada Satuan Kerja ............................ Apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran Tunjangan Penyelenggaraan SAR tersebut, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

2.

................tanggal, bulan, tahun


Kuasa Pengguna Anggaranl Pejabat Pembuat Komitmen,

Nama ............................ NIP ...............................

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

: 3449230 pswl. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Webs~te : www.oerbendaharaan.po.id


Telepon

Yth.

1. 2.

3.
I

4.

Direksi PT Taspen (Persero) Jakarta Direksi PT Asabri (Persero) Jakarta Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara SURAT EDARAN Nomor SE- 18 IPBl2008 TENTANG

PENYESUAIAN BESARAN PENSIUN POKOK TAHUN 2008 Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah terkait dengan kenaikan besaran pensiun pokok tahun 2008, dan sambil menunggu Surat Keputusan penyesuaian pensiun pokok dari masing-masing pejabat yang berwenang, guna kelancaran pelaksanaan pembayaran besaran pensiun pokok tersebut, dengan ini diminta kepada Saudara untuk memperhatikan hal-ha1 sebagai berikut:

1.

Pembayaran pensiun agar dilaksanakan sebagai berikut: a. Pembayaran pensiun kepada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan JandaIDudanya, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan JandalDudanya; b. Pembayaran pensiun kepada Pensiunan Hakirn Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Agarna beserta JandaIDudanya, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Hakim Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Agama serta JandaIDudanya;

I
I

c.

Pernbayaran pensiunltunjangan kepada PurnawirawanNVarakawuri atau Duda, Anak YatirnlPiatu, Anak Yatirn Piatu dan Orang Tua Prajurit Tentara Nasional Indonesia, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pernerintah Nornor 16 Tahun 2008 tentang Penetapan Pensiun Pokok Purnawirawan, Warakawuri atau Duda, Tunjangan Anak YatirnlPiatu, Anak Yatirn Piatu, dan Tunjangan Orang Tua Anggota Tentara Nasional Indonesia; Pernbayaran pensiunltunjangan kepada PurnawirawanNVarakawuri atau Duda, Anak YatirnlPiatu, Anak Yatirn Piatu dan Orang Tua Anggota Kepolisian Negara RI, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pernerintah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penetapan Pensiun Pokok Purnawirawan, Warakawuri atau Duda, Tunjangan Anak YatirnlPiatu, Anak Yatirn Piatu, dan Tunjangan Orang Tua Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; Pernbayaran Tunjangan Kehorrnatan kepada bekas anggota Kornite Nasional lndonesia Pusat (KNIP) dan JandalDudanya, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pernerintah Nornor 32 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Pernerintah Nornor 10 Tahun 1980 tentang Pernberian Tunjangan Kehorrnatan kepada Bekas Anggota Kornite Nasional lndonesia Pusat dan JandalDudanya; Pernbayaran Tunjangan Perintis Pergerakan Kebangsaanl Kernerdekaan (PKRI) kepada Perintis Pergerakan Kebangsaanl Kemerdekaan dan JandaIDudanya, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pernerintah Nornor 33 Tahun 2008 tentang Perubahan Keenarn atas Peraturan Pernerintah Nornor 14 Tahun 1985 tentang Pernberian Tunjangan Perintis Pergerakan KebangsaanlKernerdekaan. Pernbayaran Tunjangan Veteran kepada Veteran RI dan Jandal Dudanya, terhitung rnulai tanggal 1 Januari 2008, agar disesuaikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pernerintah Nornor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Keernpat atas Peraturan Pernerintah Nornor 34 Tahun 1985 tentang Pernberian Tunjangan Veteran kepada Veteran Republik lndonesia

d.

e.

f.

g.

2.

Pernbayaran pensiun bulan Juni 2008 sudah rnenggunakan besaran pensiun pokok baru sebagairnana diatur dalarn Peraturan Pernerintah dirnaksud. Kekurangan pernbayaran pensiun (rapel) bulan Januari s.d. Mei 2008 dibayarkan pada bulan Mei 2008, dengan ketentuan: a. dituangkan dalarn Daftar Pembayaran tersendiri (Dapern rapel);

3.

b. dibuatkan rekapitulasi Dapem rapel dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaanguna penyediaan dana dimaksud;

c. dipertanggungjawabkan tersendiri dengan menggunakan mekanisme SPJ yang umum.


4. Direksi PT Taspen (Persero) dan Direksi PT Asabri (Persero) agar memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada seluruh unitlkantor penyelenggara pembayar pensiun yang berada dibawah koordinasinya. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini.

5.

Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2008 Direktur Jenderal.

Herry Purnomo NIP 060046544

Tembusan: 1. Menteri Keuangan 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur N o . 2 4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200

3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SURAT EDARAN Nomor SE- 19 IPB12008 TENTANG TUNJANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2007 tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan, dengan ini diminta perhatian Saudara atas hal-ha1 sebagai berikut:
1.

Yang dirnaksud dengan: a. Tunjangan Tenaga Kependidikan adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan sebagai Tenaga Kependidikan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Tenaga Kependidikan adalah: a. b. Guru; Pamong Belajar; Penilik; Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Taman Kanak-Kanak, Raudlatul AthfalIBustanul Athfal, dan yang sederajat; Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah, dan yang sederajat;

b.

c.
d.

e.

85

f.

Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, dan yang sederajat; Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah Menengah, Sekolah Luar Biasa, Madrasah Aliyah, dan yang sederajat; Pengawas Sekolah dan Pengawas Mata Pelajaran Pendidikan Agama pada Taman Kanak-Kanak, Raudlatul AthfalIBustanul Athfal, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, dan yang sederajat; Pengawas Mata PelajaranlRumpun Mata Pelajaran dan Pengawas Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah, Madrasah Aliyah, dan yang sederajat; Pengawas Pendidikan Luar Biasa pada Sekolah Luar Biasa.

g.

h.

i.

j. 2.

Kepala Sekolah sebagai Tenaga Kependidikan bukan jabatan struktural. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan sebagai Tenaga Kependidikan, diberikan Tunjangan Tenaga Kependidikan setiap bulan. Tunjangan Tenaga Kependidikan yang dimaksud. dalam angka 3 diberikan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 dan besarnya sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran Surat Edaran ini. Kekurangan pembayaran Tunjangan Tenaga Kependidikan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan diberikannya Tunjangan Tenaga Kependidikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2007, dapat diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kepada KPPN setempat. Pemberian Tunjangan Tenaga Kependidikan dihentikan apabila Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam angka 3+, diangkat dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional lain atau karena ha1 lain yang mengakibatkan pemberian tunjangan dihentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dilaksanakan sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dengan diberlakukannya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-92lPBl2006 tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kepala KPPN agar rnernberitahukan rnaksud Surat Edaran ini kepada satker-satker terkait di wilayah kerjanya masing-masing.

10. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dirninta untuk rnengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini. Dernikian untuk dipedornani rnestinya. dan dilaksanakan sebagairnana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2008 Direktur Jenderal, ttd. Herry Purnorno NIP 060046544 Ternbusan:
1. Menteri Keuangan

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Menteri Pendidikan Nasional Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Kepala Badan Kepegawaian Negara lnspektur Jenderal Departernen Keuangan Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 19 IPB12008 TENTANG TUNJANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

TUNJANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 108 TAHUN 2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 11 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a. bahwa dalarn rangka rnendukung program pernerintah untuk rneningkatkan produktivitas, produksi, dan pendapatan, serta kesejahteraan petani padi, jagung, dan kedelai, Departernen Pertanian telah mengalokasikan dana untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai rnelalui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanarnan dan Surnberdaya Terpadu (SL-PlT) dalarn DlPA Tahun Anggaran 2008; b. bahwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan dirnaksud, perlu disusun petunjuk pelaksanaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagairnana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai rnelalui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanarnan dan Sumberdaya Terpadu (SLPTT) rnelalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nornor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5 , Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400);

4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4418); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-66lPB12005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8.

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 01lKptsIHJK.3101 Cl112008 tentang Pedoman Umum Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLP l T ) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2008; MEMUTUSKAN:

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN TENTANG PETUNJUK PERBENDAHARAAN PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) MELALUI KANTOR PELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan:
1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh MenterilPirnpinan Lernbaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara.

2. Pengguna Anggaran adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kernenterian NegaraILernbaga yang bersangkutan.
3. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang mernperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari Pengguna Anggaran untuk rnenggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.

4. Surat Permintaan Pernbayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah dokurnen yang diterbitkan oleh Pejabat Pernbuat Kornitrnen yang berisi permintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk menerbitkan Surat Perintah Mernbayar sejurnlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk . untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalarn dokurnen perikatan yang rnenjadi dasar penerbitan SPP berkenaan.

5. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas narna Pengguna Anggaran kepada Bendahara Urnurn Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk rnelakukan pembayaran sejurnlah uang kepada pihak dan atas beban anggaran yang ditunjuk dalarn SPP berkenaan.
6. Surat Perintah Mernbayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah mernbayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya.
7. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnum Negara kepada Bank OperasionalIKantor Pos dan Giro berdasarkan SPM

untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SP2D berkenaan.

8. Pejabat Pembuat Komitrnen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan danlatau tindakan yang dapat rnengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.
9. Pejabat Penanda Tangan SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran untuk melakukan pengujian atas SPP dan menerbitkan SPM.

10. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab yang dibuat oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. 11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. Dana Peningkatan Produksi dan - Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT), yang selanjutnya disebut Dana Bantuan SL-PlT adalah dana yang dialokasikan oleh Departemen Pertanian untuk mendukung penyelenggaraan SL-PTT yang disalurkan dengan pola Bantuan Langsung Masyarakat. BAB II PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN DANA

(1) Dana Bantuan SL-PTT dialokasikan dalam DlPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Tahun Anggaran 2008.

(2) Dana Bantuan SL-PTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disalurkan kepada kelompok tani penerima dana bantuan. (3) Penetapan kelornpok tani penerima dana bantuan dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian KabupatenlKota.

(4) Jumlah dana yang tercantum dalam DlPA merupakan

jumlah pagu tertinggi yang tidak boleh dilampaui. BAB Ill TATA CARA PENGAJUAN SPP DAN PENERBITAN SPM

(1) Berdasarkan alokasi Dana Bantuan SL-PTT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan


persyaratan pengajuan SPP diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian.

(1) Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal3, meliputi:
a. b. Dokumen pendukung SPP perundang-undangan; sesuai peraturan

Ketersediaan pagu anggaran dalam DlPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melarnpaui batas pagu anggaran; Kesesuaian rencana kerja danlatau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran; Kebenaran hak tagih yang terkait:

c. d.

1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran Dana Bantuan SL-PTT (nama penerima, alamat, nomor rekening, dan nama bank);

2)
3)

Nilai Dana Bantuan SL-PTT yang hams dibayar; Jadwal waktu pembayaran.

e.

Pencapaian tujuan danlatau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DlPA berkenaan danlatau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.

(2) Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (I), Pejabat Penanda Tangan SPM rnenerbitkan SPM-LS.

(3) Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS secara penuhltanpa potongan pajak. BAB IV PENCAIRAN DANA Pasal5 (1) Pejabat Penandatangan SPM rnengajukan SPM-LS kepada KPPN dengan rnelampirkan: a. Resume Surat Keputusan Penetapan Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan (format sebagaimana tercanturn dalarn Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini); b. SPTB (format sebagaimana tercanturn dalarn Lampiran I 1 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini); (2) Dalam ha1 pencairan dana dilaksanakan kepada beberapa Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan yang mempunyai rekening pada bank yang sejenis, Pejabat Penanda Tangan SPM dapat menerbitkan 1 (satu) SPM-LS dengan melampirkan Rekapitulasi Pernbayaran kepada Kelornpok Tani Penerima Dana Bantuan (format sebagaimana tercantum dalarn Ill Peraturan Direktur Jenderal Larnpiran Perbendaharaan ini) disarnping dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

KPPN rnelaksanakan pengujian atas SPM-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan rnenerbitkan SP2D untuk mentransfer dana ke rekening kelompok tani penerima dana bantuan pada bank yang ditunjuk.

Penerbitan SP2D dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB V PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

(1) Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Dana yang tidak dicairkan pada KPPN setelah batas akhir tahun anggaran dinyatakan hangus. BAB VII KETENTUANPENUTUP PasallO ~eraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL P E R B E N D A H A M NOMOR PER11 IPBROO8 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAiRAN DANA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI. JAGUNG. DAN KEDELAI MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PlT) MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA

KOP SURAT RINGKASAN SURAT PENETAPAN KELOMPOK TAN1 PENERIMA DANA BANTUAN

Nomor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanMata Anggaran Nomor dan tanggal Surat Keputusan Nama Kelompok Tani Alamat Kelompok Tani Nilai Bantuan Cara Pembayaran

.........................................................(1)

.......................................................... (2)
:

.........................................................(3)

.........................................................(4)

.......................................................... (7)

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitrnen,

(Nama lengkap) NIP

PETUNJUK PENGlSlAN RINGKASAN SURAT KEPUTUSAN

NOMOR (1) (2)

URAIAN ISlAN Diisi nomor dan tanggal DlPA Diisi kode kegiatan (4 digit), kode subkegiatan (4 digit), dan kode mata anggaran (6 digit) sesuai DlPA sebagaimana pada uraian isian (1) Diisi nomor serta tanggal, bulan, dan tahun Surat Keputusan berkenaan Diisi nama Kelompok Tani, nama bank yang ditunjuk, dan nomor rekening (sesuai Surat Keputusan) Diisi alamat Kelompok Tani berkenaan Diisi nilai bantuan yang diberikan sesuai Surat Keputusan berkenaan Diisi cara pembayaran Dana Bantuan SL-PlT Diisi tempat serta tanggal, bulan, dan tahun pembuatan Ringkasan Surat Keputusan Diisi tanda tangan, nama lengkap, dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen, serta dibubuhi caplstempel dinas

(3)

(4)

(5) (6)
(7)

(8)

(9)

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER11 IPBR008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI. JAGUNG. DAN KEDELAI MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA

KOP SURAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor: ..........................................

1. Nama Satuan Kej a 2. Kode Satuan Kerja 3. Nomorrranggal DIPA 4. Kegiatan 5. Subkegiatan 6. Klasifikasi Belanja

:
: : : Belanja Bantuan Sosial (xxxx)

Yang bertanda tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja ................................. menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang dibayar tunas kepada yang berhak menerima sesuai Surat Pertanian KabupatenlKota.................. [nama Keputusan Kepala Dinas kabupaten/kota] nomor.............. tanggal................. tentang Penetapan Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan SL-PlT Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun Anggaran 2008 dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja.......................... untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Apabila dikemudian hari ditemukan penyimpangan dari penggunaan Dana Bantuan SL-PlT ini, saya siap mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat Pemyataan ini dibuat dengan sebenamya. (Tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap)
NIP

LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARMN NOMOR PER11 IPBR008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI. JAGUNG. DAN KEDELAI MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH W A N G PENGELOWN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-P77) MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA

KOP SURAT REKAPITULASI PEMBAYARAN KEPADA KELOMPOK TAN1 PENERIMA DANA BANTUAN Sehubungan dengan pengajuan Surat Permintaan Pembayaran nomor........................ tanggal.................., dengan ini disampaikan nama Kelompok Tani penerima Dana Bantuan SL-PlT beserta nomor rekeningnya pada Bank................. [nama bank] Cabang..................,sebagai berikut:

Karni bertanggung jawab sepenuhnya atas isi Rekapitulasi Pembayaran ini. Demikian Rekapitulasi Pembayaran ini dibuat sebagaimana mestinya. Mengetahui, Pejabat Penanda Tangan SPM, untuk dapat dipergunakan

(Tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap) NIP Rekapitulasi Pembayaran ini sebagai lampiran SP2D Nomor : Tanggal : KPPN ........................................... Kepala Seksi Perbendaharaan ....,

(Nama lengkap) NIP

(Nama lengkap) NIP

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHAWN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER- 14 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008 MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, : a. bahwa dalam rangka rneningkatkan kapabilitas dan kemandirian pelaku usaha pertanian serta mernberdayakan masyarakat pertanian, Departemen Pertanian telah mengalokasikan dana untuk kegiatan pemberdayaan rnasyarakat pertanian dalam DlPA Tahun Anggaran 2008; b. bahwa untuk rnendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan dimaksud, perlu disusun petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dananya; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu menetapkan - Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2008 melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara; 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4400); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lembaran Negara c.

Menimbang

Mengingat

3.

4.

103

5.

6.

Republik lndonesia Nornor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1311PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departernen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54lPMK.0112007; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1341PMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12lPerrnentanlOT.1401212008 tentang Pedornan Penyaluran Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2008; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN:

7.

8.

9.

Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008 MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA.

BAB l KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan: 1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh MenteriIPirnpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara.

2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara.
3. Pengguna Anggaran adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian NegardLembaga yang bersangkutan.
4.

Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. 5. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang berisi permintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk menerbitkan Surat Perintah Membayar sejumlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen perikatan yang menjadi dasar penerbitan SPP berkenaan. 6. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas - beban anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan. 7. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah mernbayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna AnggaranJKuasa Pengguna Anggaran atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya. 8. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionalIKantor Pos dan Giro berdasarkan SPM untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan. 9. Pejabat Pembuat Kornitrnen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan danlatau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara. 10. Pejabat Penanda Tangan SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranlKuasa

Pengguna Anggaran untuk melakukan pengujian atas SPP dan menerbitkan SPM.
11. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pemyataan tanggung jawab yang dibuat oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.

12. Penerima Dana Bantuan Sosial adalah kelompok sasaran atau petani sasaran yang ditetapkan oleh BupatiMlalikotalKepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian.

BAB II PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN DANA

(1)

Alokasi dana bantuan sosial kepada petani terdapat dalam DlPA lingkup Departemen Pertanian Tahun Anggaran 2008. Dana bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disalurkan kepada PenerimaDana Bantuan Sosial. Ketentuan mengenai penetapan Penerima Dana Bantuan Sosial dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian. Jumlah dana yang tercantum dalam DlPA merupakan jumlah pagu tertinggi yang tidak boleh dilampaui.

(2)

(3)

(4)

BAB Ill TATA CARA PENGAJUAN SPP DAN PENEREITAN SPM

(1)

Guna pembayaran dana bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pengajuan SPP diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian.

(2)

(1)

Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, meliputi:

a. b.

(2)

Dokumen pendukung SPP sesuai ketentuan; Ketersediaan pagu anggaran dalam DlPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; c. Kesesuaian rencana kerja danlatau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran; d. Kebenaran hak tagih yang terkait: 1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran Dana Bantuan Sosial (nama penerima, alamat, nomor rekening, dan nama bank yang ditunjuk); 2) Nilai Dana Bantuan Sosial yang harus dibayar; 3) Jadwal waktu pembayaran. e. Pencapaian tujuan danlatau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenaan danlatau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (l), Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS. Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS secara penuhltanpa potongan pajak. BAB IV PENCAIRAN DANA Pasal5

(3)

Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS ke KPPN dengan melampirkan: 1. Ringkasan Surat Perjanjian Kerja Sama (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini); SPTB (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini). Pasal6 KPPN melaksanakan pengujian atas SPM-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan menerbitkan SP2D serta memindahbukukan dana dari rekening Kas Negara ke rekening Penerima Dana Bantuan Sosial pada bank yang ditunjuk.

2.

Penerbitan SP2D dilaksanakan sesuai ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB V PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal8
(1) Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(2) Penyusunan laporan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-66lPB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal9 . Dana yang tidak dicairkan pada KPPN setelah batas akhir tahun anggaran dinyatakan hangus. BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasall0 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL,

HERRY PURNOMO

NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER14 IPBROOE TENTANG PETUNJUK PEIAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008 MELALUIKANTORPELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA

KOP SURAT RINGKASAN SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA Nornor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanlAkun Nornor dan tanggal Surat Perjanjian Nama penerima dana bantuan sosial Alamat penerima dana bantuan sosial Nilai dana bantuan sosial Uraian dan volume pekerjaan Ketentuan sanksi

........., ..........................(9) a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen,

Nama.. ................... NIP.. ...................... Catatan: Apabila terjadi adendurn surat perjanjian data ringkasan surat perjanjian agar disesuaikan dengan perubahan.

PETUNJUK PENGlSlAN RINGKASAN SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER14 lPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2008 MELALUI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA

KOP SURAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor .......................................


1. Nama Satuan Kerja 2. Kode Satuan Kerja 3. NomorITanggal DlPA 4. Kegiatan 5. Subkegiatan 6. Klasifikasi Belanja

: : : : Belanja Bantuan Sosial ( x m )

Yang bertanda tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja ................................. menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang dibayar lunas kepada yang berhak menerima sesuai Surat Keputusan BupatiMlalikotalKepala Dinas Pertanian KabupatenIKota atau Pejabat yang ditunjuk .................. [nama kabupatenAota] nomor.............. tanggal......... tentang Penetapan Kelompok Sasaran dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja.......................... untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Apabila dikemudian hari ditemukan penyimpangan dari penggunaan Dana Bantuan ........................................ ini, saya siap mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat Pemyataan ini dibuat dengan sebenamya.

............,

a......................

Kuasa Pengguna Anggaran,

Nama....................

NIP.. .....................

111

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15 lPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PENGEMBANGAN USAHA AGRlBlSNlS PERDESAAN (PUAP) MELALUI KANTORPELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menirnbang
:

a. bahwa dalarn rangka rnendukung Program Nasional Pernberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) untuk rnengurangi kerniskinan dan pengangguran rnelalui percepatan perturnbuhan dan perkernbangan usaha agribisnis di perdesaan, Departernen Pertanian telah rnengalokasikan dana Pengernbangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam DlPA Tahun Anggaran 2008; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan sebagairnana dirnaksud, perlu disusun - pelaksanaannya; kegiatan petunjuk

c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengernbangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) rnelalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara; Mengingat
: 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355);
3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tambahan Lernbaran

Negara Republik lndonesia Nornor 4400); 4. Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nornof 134lPMK.0612005 tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 6. Peraturan Menteri Pertanian Nornor 161Permentan10T.1401212008 tentang Pedornan Urnum Pengernbangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP); 7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-661PB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK PERBENDAHARAAN PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PENGEMBANGAN USAHA AGRlBlSNlS PERDESAAN (PUAP) MELALUI KANTORPELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA. BAB l KETENTUAN UMUM Pasall Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan:
1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh MenteriIPirnpinan Lernbaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara.

2. Pengguna Anggaran adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran NegaraILernbaga yang pada Kernenterian bersangkutan.

3. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.

4. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang berisi permintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk menerbitkan surat perintah membayar sejumlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen perikatan yang menjadi dasar penerbitan SPP berkenaan. 5. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan.

6. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja - lainnya.
7. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro berdasarkan SPM untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SP2D berkenaan.

8. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan danlatau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.
9 Pejabat Penanda Tangan SPM adalah pejabat yang . diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran untuk melakukan pengujian atas SPP dan menerbitkan SPM.
10. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab yang dibuat oleh Pengguna AnggaranlKuasa

Pengguna Anggaran atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. 11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 12. Bantuan Langsung Masyarakat, yang selanjutnya disebut BLM adalah bantuan dana kepada petanilkelompok tani untuk pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani dalam bentuk modal usaha. 13. Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, yang selanjutnya disebut Dana PUAP adalah bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. 14. Gabungan Kelompok Tani, yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
1 BAB I PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN DANA

(1) Dana BLM-PUAP dialokasikan oleh Departemen Pertanian dalam DlPA Satuan Keja Pusat Pembiayaan Pertanian Tahun Anggaran 2008. (2) Dana BLM-PUAP disalurkan kepada Gapoktan sebagai penerima dana.
(3) Penetapan Gapoktan sebagai penerima dana BLMPUAP dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri Pertanian.
(4)

Jumlah dana yang tercantum dalam DIPA merupakan jumlah pagu tertinggi yang tidak boleh dilampaui.

BAB Ill TATA CARA PENGAJUAN SPP DAN PENERBITAN SPM

(1) Guna pencairan dana BLM-PUAP berdasarkan alokasi dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pejabat

Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pengajuan SPP diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER66lPBl2005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(1) Pejabat Penanda Tangan SPM rnelakukan pengujian SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal3, meliputi: a. b. Dokumen pendukung SPP sesuai perundang-undangan; peraturan

Ketersediaan pagu anggaran dalam DlPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melarnpaui batas pagu anggaran; Kesesuaian rencana kerja danlatau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran; Kebenaran hak tagih yang terkait: 1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran Dana BLM- PUAP (nama Gapoktan penerima, alamat, nomor rekening, dan nama bank); Nilai Dana BLM-PUAP yang harus dibayar;

c. d.

2) e.

3) Jadwal waktu pembayaran;


Pencapaian tujuan danlatau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DlPA berkenaan danlatau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

(2) Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (I), Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS.
(3) Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS

secara penuhl tanpa potongan pajak.

BAB IV PENCAIRAN DANA

( I ) Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS kepada KPPN dengan melampirkan: a. Resume Surat Pejanjian Kerja Sama (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini); SPTB (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);

b.

(2) Dalam ha1 pencairan dana dilaksanakan kepada beberapa Gapoktan yang mempunyai rekening pada bank yang sejenis, Pejabat Penanda Tangan SPM dapat menerbitkan 1 (satu) SPM-LS sekaligus dengan melampirkan rekapitulasi pembayaran kepada Gapoktan (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini) disamping dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

KPPN melaksanakan pengujian atas SPM-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan menerbitkan SP2D untuk mentransfer dana ke rekening Gapoktan pada bank yang ditunjuk.

Penerbitan SP2D dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB V PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal8 (1) Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005

tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal9 Dana yang tidak dicairkan pada KPPN setelah batas akhir tahun anggaran dinyatakan hangus. BAB VII KETENTUANPENUTUP PasallO Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARGN NOMOR PER15 lPB12C08 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PENGEMBANGAN USAHA AGRlBlSNlS PERDESAAN (PUAP) MELALUI KANTOR PELAYANANPERBENDAHAWANNEGARA

KOP SURAT

RINGKASAN SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA

Nornor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanlMata Anggaran Nornor dan tanggal Surat Perjanjian Narna Gapoktan Alarnat Gapoktan Nilai Surat Perjanjian Uraian dan volume pekerjaan Cara Pernbayaran

........................................................ (1

........................................................(2)

........................................................ (3)
.........................................................(4)

.........................................................(5) ......................................................... (6)


.........................................................(7)

.......................................................... (8)

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Kornitmen,

(Narna lengkap) NIP

Catatan: Apabila terjadi adendurn Surat Perjanjian, data Ringkasan Surat Perjanjian agar disesuaikan dengan perubahan.

PETUNJUK PENGlSlAN RINGKASAN SURAT PERJANJIAN

NOMOR
(1)

URAIAN ISlAN Diisi nomor dan tanggal DlPA Diisi kode kegiatan (4 digit), kode subkegiatan (4 digit), dan kode mata anggaran (6 digit) sesuai DlPA sebagaimana pada uraian isian (1) Diisi nomor serta tanggal, bulan, dan tahun Surat Pejanjian berkenaan Diisi nama Gapoktan, nama Bank yang ditunjuk, dan nomor rekening (sesuai Surat Pejanjian) Diisi alamat Gapoktan berkenaan Diisi nilai yang disepakati sesuai Surat Perjanjian berkenaan Diisi uraian persentase dan volume pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Diisi cara pembayaran BLM-PUAP Diisi tempat serta tanggal, bulan, dan tahun pembuatan Ringkasan Surat Pejanjian Diisi tanda tangan, nama lengkap, dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen, serta dibubuhi caplstempel dinas

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8) (9)

(10)

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER15 IPWCOE TENTANG PETUNJUK PEIAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PENGEMBANGAN USAHA AGRlBlSNlS PERDESAAN (PUAP) MELALUI KANTOR PELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA

KOP SURAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor: ..........................


1. Nama Satuan Kerja 2. Kode Satuan Kerja 3. Nomorrranggal DlPA 4. Kegiatan 5. Subkegiatan 6. Klasifikasi Belania

: :
: Belania Bantuan Sosial (xxxx)

Yang bertanda tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja .................................menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada yang berhak menerima sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor.............. tanggal......... tentang Penetapan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Penerima Dana BLM PUAP dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja.......................... untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Apabila dikemudian hari ditemukan penyimpangan dari penggunaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan ini, saya siap mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. (Tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggarant Pejabat Pembuat Komitmen,

(Nama lengkap)

NIP

LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN 15 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK NOMOR PERPELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PENGEMBANGAN USAHA AGRlBlSNlS PERDESAAN (PUAP) MELALUl KANTOR PELAYANANPERBENDAHAWNNEGARA

KOP SURAT REKAPITULASI PEMEAYARAN KEPADA GAPOKTAN PENERIMA DANA ELM-PUAP Sehubungan dengan pengajuan Surat Perrnintaan Pembayaran nomor................ tanggal .................... dengan ini disampaikan nama Gapoktan penerima Dana ELM-PUAP beserta nomor rekeningnya pada Bank............ [nama bank] Cabang..............,sebagai berikut:

Kami bertanggungjawab sepenuhnya atas isi Rekapitulasi Pembayaran ini. Demikian Rekapitulasi Pembayaran ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui, Pejabat Penanda Tangan SPM, (Nama lengkap) NIP Rekapitulasi Pembayaran ini sebagai larnpiran SP2D Nomor : Tanggal : KPPN ........................................... Kepala Seksi Perbendaharaan ...., (Nama lengkap) NIP (lempat),(tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran, (Nama lengkap) NIP

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 16 IPB12008 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNA1 UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN TAHUN ANGGARAN 2008 DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, a. bahwa dalarn rangka kornpensasi pengurangan subsidi bahan bakar rninyak, pernerintah rnengeluarkan program pernberian Bantuan Langsung Tunai kepada Rurnah Tangga Sasaran; b. bahwa dalarn rangka pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai untuk Rurnah Tangga Sasaran yang dananya bersurnber dari dana rupiah rnurni yang dialokasikan dalarn DIPA, perlu diatur petunjuk pelaksanaan; c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dirnaksud dalarn huruf a dan b, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pencairan Dana Program Bantuan Langsung Tunai kepada Rurnah Tangga Sasaran; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355); Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tambahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun

Menirnbang

Mengingat

: 1.

2.

3.

4.

6.

dikuasakan kepadanya. Pejabat Pernbuat Kornitrnen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran untuk rnengarnbil keputusan danlatau tindakan yang dapat rnengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.

7. Pejabat Penanda Tangan SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran untuk rnelakukan pengujian atas SPP dan rnenerbitkan SPM. 8. Surat Perrnintaan Pernbayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah dokurnen yang diterbitkan oleh Pejabat Pernbuat Kornitrnen yang berisi perrnintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk rnenerbitkan Surat Perintah Mernbayar sejurnlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalam dokurnen perikatan yang rnenjadi dasar penerbitan SPP berkenaan. 9. Surat Perintah Mernbayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah rnernbayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran atas dasar pejanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya. 10. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnurn Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro berdasarkan SPM untuk rnernindahbukukan sejurnlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalarn SPM berkenaan.

11. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pemyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAlKPA atas transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu. 12. Banklpos rnitra kerja adalah banktpos yang berkedudukan di Jakarta yang bertindak sebagai tempat dibukanya rekening utarna (main account) atas narna banklpos untuk menarnpung dana program BLT-RTS yang akan ditransfer ke rekening banWpos pernbayar.
13. Banklpos pernbayar adalh unit pelaksana teknis banWpos rnitra kerja yang ditunjuk untuk pernbayaran dan Program BLT-RTS.

(1)

Dana Program BLT-RTS merupakan dana kompensasi terhadap subsidi bahan bakar minyak yang ditujukan untuk: a. Membantu masyrakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. taraf kesejahteraan b. Mencegah penurunan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.

(2)

c. Meningkatkantanggung jawab sosial bersama. Dana Program BLT-RTS diberikan kepada rumah tangga yang masuk katagori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin, berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).
1 BAB I PENYEDIAAN DANA

(1)

Dana Program BLT-RTS Tahun 2008 dialokasikan dalam DlPA Tahun Anggaran 2008 Bagian Anggaran 069 (Belanja Lain-Lain). Jumlah dana yang tercantum dalam DlPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah pagu tertinggi yang tidak dapat dilampaui. BAB Ill PENETAPAN PENERIMA DANA

(2)

(1

Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pendataan untuk menentukan RTS sebagai penerima dana program BLT. Hasil pendataan RTS sebagaiman dimaksud pada ayat ( I ) disampaikan oleh BPS kepada Departemen Sosial sebagai dasar penetapan Surat Keputusan Menteri Sosial tentang RTS Penerima Dana Program BLT. Surat Keputusan Menteri Sosial tentang RTS penerima dana Program BLT disampaikan kepada banklpos mitra kerja. Berdasarkan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), banklpos mitra kerja menyampaikan data RTS penerima dana Program BLT kepada masingmasing banklpos pembayar sesuai lokasi RTS penerima dana berkenaan.

(2)

(3)

(4)

BAB IV PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA

(1)

Penyaluran dana Program BLT-RTS dilakukan rnelalui banklpos rnitra keja berdasarkan suatu pejanjian kerjasarna antara Kuasa PA dengan banklpos rnitra kerja. Banklpos rnitra kerja yang ditunjuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Sosial, sesuai pejanjian kerjasarna dirnaksud pada ayat (I), dan bertanggungjawab atas penyarnpaian dan penyaluran dana program BLT-RTS.

(2)

(1)

Pencairan dana Program BLT-RTS dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan sebagairnana dirnaksud pasal4 ayat (3). Pencairan dana dirnaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara pengajuan SPM-LS oleh Kuasa PA kepada KPPN Jakarta I, dengan dilarnpiri: a. Resume Surat Perjanjian Kerjasarna antara Departernen Sosial, banklpos rnitra kerja rnengenai penyaluran Program BLT-RTS; b. SPTB sebagairnana tercanturn dalarn larnpiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(2)

(3)

KPPN Jakarta I rnelakukan pengujian atas SPM-LS sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), dan kernudian rnenerbitkan SP2D. Banklpos rnitra kerja selarnbt-larnbatnya dalarn waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung setelah penerbitan SP2D dari KPPN Jakarta I, sebagairnana dirnaksud pada ayat (3) harus mentransfer seluruh dana ke sernua rekening banklpos bayar. Banklpos pernbayar sejak rnenerirna transfer dana dari banklpos rnitra kerja, selanjutnya rnelakukan penyaluran dana BLT kepada RTS sesuai rnekanisrne penyaluran dana yang diatur dalarn perjanjian sebagaimana dirnaksud dalarn Pasal5 ayat (1).

(4)

(5)

BAB V PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

(1)

Banklpos pembayar wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan penyaluran dana Program BLT-RTS kepada Banklpos mitra kerja. Banklpos mitra kerja wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan penyaluran dana Program BLT-RTS kepada Kuasa PA. Jenis, bentuk, waktu, tata cara pelaporan dan pertanggungjawaban penyaluran dana Program BLTRTS diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan olen Menteri Sosial.

(2)

(3)

(1)

laboran Kuasa PA wajib menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan penyaluran dana Program BLT-RTS. Penyusunan laporan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(2)

Dana Program BLT-RTS yang tidak disalurkan oleh banklpos bayar, setelah target sasaran penerima dana tercapai harus disetor ke Kas Negara. BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 16 IPBI2MU) TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNA1 UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN TAHUN ANGGARAN 2008

KOP SURAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor: .......................................


1. Nama Satuan Kerja 2. Kode Satuan Kerja

3. Nomorrranggal DlPA 4. Kegiatan 5. Subkegiatan 6. Klasifikasi Belanja

: :
:
---

Yang bertanda tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja ................................. menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada banklpos mitra kerja untuk disalurkan kepada yang berhak menerima sesuai Surat Keputusan ............ Nomor ............. tanggal ........... tentang Rumah Tangga Sasaran Penerima Dana Program Bantuan Langsung Tunai dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja.......................... untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Apabila dikemudian hari ditemukan penyimpangan dari Pemberian Dana Program Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran ini, saya siap mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenamya. (Tempat), (tanggal,bulan,tahun) Kuasa Pengguna Anggaranl Pejabat Pembuat Komitmen

Nama.................... NIP.. .....................

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 17 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN GAJIIPENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUNITUNJANGAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menlmbang a. bahwa dalam rangka usaha Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri, Pejabat Negara, den Penerima Pensiunnunjangan, perlu memberikan gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas dalam Tahun Anggaran 2008 kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunnunjangan; b. bahwa untuk kelancaran pemberian gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas dalam Tahun Anggaran 2008 diperlukan petunjuk teknis pemberian gaji/pensiun/tunjanganbulan ketiga belas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Teknis Pemberian GajiIPensiunl Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2008 kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunnunjangan; Mengingat
'

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1974 Nomor 55. Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia 3041) sebagaimaka telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3890);

om or

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); 5. Peraturan Pernerintah Nomor 35 Tahun 2008 tentang Pemberian GajiIPensiunKunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2008 Kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima PensiunKunjangan; 6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4418); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN GAJIIPENSIUNITUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUNITUNJANGAN. BAB l KETENTUAN UMUM Pasall Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan:
1.

Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota

Kepolisian Negara Republik lndonesia (POLRI). 2. Pejabat Negara adalah: a. b. Presiden dan Wakil Presiden; Ketua, Wakil Ketua, dan Permusyawaratan Rakyat; Ketua, Wakil Ketua, Perwakilan Rakyat; dan Anggota Anggota Majelis Dewan

c.
d. e. f.

Ketua dan Wakil Ketua Mahkarnah Konstitusi, serta Hakim Konstitusi; Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung; Hakirn pada Badan Peradilan Urnurn, Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Hakim yang dipekerjakan untuk tugas peradilan (yustisial); Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Pengadilan Pajak; Ketua, Wakil Ketua, Pemeriksa Keuangan; dan Anggota Badan

g. h. i. j. k. I.

Ketua dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Kornisi Yudisial; Menteri, dan Jabatan yang setingkat Menteri; Kepala Perwakilan Republik lndonesia yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;

rn. Gubernur dan Wakil Gubernur; dan n. BupatiNValikotadan Wakil BupatiNVakil Walikota.

3.

Penerima pensiun adalah: a. b. Pensiunan Pegawai Negeri; Pensiunan Pejabat Negara; Penerima Pensiun JandalDudalAnak dari penerima pensiun sebagairnana dirnaksud pada huruf a dan b; Penerima Pensiun Orang Tua dari Pegawai Negeri Sipil yang tewas.

c.

d.

4.

Penerima tunjangan adaiah: a. b. c. d. Penerima Tunjangan Veteran; Penerima Tunjangan Kehormatan Komite Nasional Indonesia Pusat; Penerima Tunjangan Penghargaan Pergerakan KebangsaanlKemerdekaan; Anggota Perintis

Penerima Tunjangan JandalDuda dari Penerima Tunjangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c; Penerima Tunjangan bekas Tentara Koninklijk Nederland lndonesisch Leger/Koninklijk Marine (KNIUKM); Penerima Tunjangan Anak YatimlPiatu Anggota TNIIPOLRI; Penerima Tunjangan Anggota TNIIPOLRI bagi yang diberhentikan dengan hormat yang masa dinas keprajuritannya antara 5 (lima) tahun sampai dengan kurang dari 15 (lima belas) tahun; Penerima Tunjangan bersifat pensiun TNllPOLRl bagi yang diberhentikan dengan hormat yang masa dinas keprajuritannya antara 15 (lima belas) tahun sampai dengan kurang dari 20 (dua puluh) tahun; Penerirna Tunjangan Orang Tua dari Anggota TNIIPOLRI yang gugur; dan Penerirna Tunjangan Cacat;

e.

f.

g.

h.

i.

j.

5.

Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan; Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan.

6.

BAB II
PEMBERIAN GAJIIPENSIUNKUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS

(1) Gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas dalam Tahun Anggaran 2008 diberikan kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima PensiunlTunjangan.

(2)

Pegawai Negeri sebagairnana dimaksud pada ayat (1) terrnasuk: a. b. Pegawai Negeri yang ditugaskan di luar negeri; ditempatkan atau

Pegawai Negeri yang dipekerjakan di luar instansi pernerintah yang gajinya dibayar oleh instansi induknya; Pegawai Negeri yang diberhentikan sementara; Pegawai Negeri penerima uang tunggu; dan Calon Pegawai Negeri.

c.

d. e.

(3)

Pegawai Negeri sebagairnana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk Pegawai Negeri yang sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara atau yang diperbantukan di luar lnstansi Pemerintah.

(1)

Besarnya gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas sebagaimana dirnaksud dalarn Pasal2 adalah sebesar penghasilan sebulan yang diterima pada bulan Juni 2008. Dalam ha1 terjadi keterlambatan administrasi yang mengakibatkan pembayaran penghasilan bulan Juni 2008 belum dibayarkan sebesar yang semestinya diterima, maka kepada yang bersangkutan tetap diberikan selisih kekurangan penghasilan. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi: a. Pegawai Negeri dan Pejabat Negara meliputi gaji pokokl Itunjangan jabatanltunjangan umum, dan tunjangan keluarga;

(2)

(3)

b.

Penerima Pensiun meliputi pensiun pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan tambahan penghasilan; dan Penerima Tunjangan hanya menerima tunjangan sesuai peraturan-perundang-undangan.

c.
(4)

Tunjangan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a termasuk tambahan tunjangan umum. Tunjangan tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah tambahan penghasilan bagi penerima pensiun yang karena perubahan pensiun pokok baru mengalami penurunan penghasilan atau mengalami kenaikan tetapi kurang dari 15% (lima belas per seratus) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebelum dikenakan potongan iuran berdasarkan peraturan perundang-undangan. Penerima gajilpensiunltunjangan yang menerima penghasilan gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, pajak penghasilannya ditanggung pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan. sebagaimana mestinya.

(5)

(6)

(7)

(8) Pencantuman pembulatan atas penghasilan dilakukan

(1)

Dalam ha1 Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunl Tunjangan menerima lebih dari satu penghasilan yang berupa gaji dengan pensiunltunjangan atau beberapa jenis pensiunltunjangan, maka gajilpensiunltunjangan bulan ketiga belas hanya diberikan salah satu yang jumlahnya lebih menguntungkan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunrrunjangan yang menerima lebih dari satu jenis penghasilan, kelebihan pembayaran tersebut merupakan utang kepada Negara sesuai dengan peraturan perundangan Dalam ha1 Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiunl Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga sebagai penerima

(2)

(3)

pensiunltunjangan jandalduda, maka kepada yang

bersangkutan diberikan pula jandalduda bulan ketiga belas.

pensiunltunjangan

(1)

Penerima gaji terusan dari Pegawai NegeriIPejabat Negara yang meninggal dunia atau tewas, diberikan gaji bulan ketiga belas sebesar penghasilan gaji terusan yang diterima pada bulan Juni 2008. Penerima gaji dari Pegawai NegerilPejabat Negara yang dinyatakan hilang, diberikan gaji bulan ketiga belas sebesar penghasilan yang diterima pada bulan Juni 2008. Pembayaran gaji bulan ketiga belas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibebankan pada instansi atau lembaga tempat Pegawai NegerilPejabat Negara bekerja.

(2)

(3)

(1)

Penerima pensiun terusan dari pensiunan Pegawai NegerilPejabat Negara yang rneninggal dunia diberikan pensiun bulan ketiga belas sebesar penghasilan pensiun terusan yang diterima pada bulan Juni 2008. Penerima pensiun dari pensiunan Pegawai NegerilPejabat Negara yang dinyatakan hilang diberikan pensiun bulan ketiga belas sebesar penghasilan pensiun yang diterima pada bulan Juni 2008.

(2)

Ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku juga bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah. BAB Ill PEMBAYARAN GAJI BULAN KETIGA BELAS UNTUK PEGAWAI NEGERI SlPlL PUSAT, ANGGOTA TNIIPOLRI, DAN PEJABAT NEGARA SELAIN GUBERNUR DAN WAKlL GUBERNUR, BUPATINVALIKOTA DAN WAKIL BUPATINVAKIL WALIKOTA

(1)

Gaji bulan ketiga belas untuk Pegawai Negeri Sipil Pusat, Anggota TNIIPOLRI, dan Pejabat Negara selain Gubernur dan wakil Gubernur, BupatiNValikota dan Wakil BupatiNVakil Walikota, dibayarkan pada bulan Juni 2008. dapat dibayarkan pada bulan Juni 2008, maka pembayarannya dapat dilakukan setelah bulan Juni 2008.

(2) Dalam ha1 pembayaran gaji bulan ketiga belas belum

(3)

Dalarn ha1 gaji bulan ketiga belas belum dapat dibayarkan sebesar yang semestinya diterima, maka kepada yang bersangkutan diberikan selisih kekurangan gaji bulan ketiga belas.

Pembayaran gaji bulan ketiga belas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dibebankan Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja berkenaan Tahun Anggaran 2008. Pasal 10
(1)

Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran mengajukan SPM gajilkekurangan gajilsusulan gaji bulan ketiga belas kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). SPM gajilkekurangan gajilsusulan gaji bulan ketiga belas dibuat tersendiri dan terpisah dari SPM Gaji bulanan. Berdasarkan SPM gajilkekurangan gaji/susulan gaji bulan ketiga belas, KPPN menerbitkan SP2D pembayaran gajilkekurangan gajilsusulan gaji bulan ketiga belas. Pasal I I

(2)

(3)

Penerbitan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran bagi PNS danlatau Anggota TNllPOLRl yang mengalami mutasi pindah agar dicantumkan keterangan pembayaran gaji bulan ketiga belas. BAB IV PEMBAYARAN GAJl BULAN KETIGA BELAS UNTUK PEGAWAI NEGERI SlPlL DAERAH, GUBERNUR DAN WAKlL GUBERNUR, BUPATINVALIKOTA DAN WAKlL

Pasal 12 Gaji bulan ketiga belas untuk Pegawai Negeri Sipil Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, serta BupatiNValikota dan Wakil BupatiMlakil Walikota dibayarkan pada bulan Juni 2008. Pasal 13 Pernbayaran gaji bulan ketiga belas sebagaimana dirnaksud dalarn Pasal 12 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berkenaan. BAB V PEMBAYARAN PENSIUNITUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS Pasal 14

(1)

Pernbayaran pensiunltunjangan bulan ketiga belas Tahun Anggaran 2008 oleh PT Taspen (Persero) dan PT Asabri (Persero) dilaksanakan pada bulan Juni 2008. Kepada penerima pensiunltunjangan diberikan pensiunltunjangan bulan ketiga belas sebesar pensiun pokokltunjangan ditarnbah tunjangan keluarga dan tarnbahan penghasilan serta tidak dikenakan potongan asuransi kesehatan. Dalarn ha1 pembayaran pensiunltunjangan bulan ketiga belas belurn dapat dilaksanakan pada bulan Juni 2008, maka pembayarannya dapat dilakukan setelah bulan Juni 2008. Dalarn ha1 pensiunltunjanganbulan ketiga belas belurn dapat dibayarkan sebesar yang sernestinya diterirna, maka kepada yang bersangkutan diberikan selisih kekurangan pensiunltunjanganbulan ketiga belas.

(2)

(3)

(4)

Surat Pertanggungjawaban Pernbayaran (SPJP) Pensiun bulan ketiga belas dibuat terpisah dengan SPJP Pensiun bulanan.

BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal 16 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO NIP 060046544

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-18 lPBl2008 TENTANG

PERUBAHANATASPERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN NOMOR PER-81a/PB/2007TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN ROGRAMIKEGIATAN REHABlLlTASl DAN REKONSTRUKSI PROVlNSl NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NlAS PROVlNSl SUMATERA UTARA YANG DlBlAYAl DARl SlSA ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2007 SEBAGAI ANGGARAN BELANJA TAMBAHAN TAHUN ANGGARAN 2008
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal I Peraturan Menteri Keuangan Nornor lPMK.0512008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nornor 164.11PMK.0512007 tentang Peluncuran Prograrnl Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalarn dan Kepulauan Nias Provinsi Surnatera Utara yang Dibiayai dari Sisa Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 sebagai Anggaran Belanja Tarnbahan Tahun Anggaran 2008, PrograrnIKegiatan dalam DIPA-L Tahun Anggaran 2008 untuk pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Surnatera Utara dapat diluncurkan pelaksanaannya sarnpai dengan akhir Desernber 2008; Bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dirnaksud dalarn huruf a, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-81alPB12007 tentang Petunjuk Teknis Peluncuran Program1 Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Surnatera Utara yang Dibiayai dari Sisa Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 sebagai Anggaran Belanja Tarnbahan Tahun Anggaran 2008; Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tambahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286);

b.

Mengingat

1.

2.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4778) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4848); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4214); sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN; Peraturan Menteri Keuangan Nomor IPMK.0512008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164.11PMK.051 2007 tentang Peluncuran ProgramIKegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang Dibiayai dari Sisa Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 sebagai Anggaran Belanja Tambahan Tahun Anggaran 2008; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81a/PB12007 tentang Petunjuk Teknis Peluncuran ProgramIKegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang Dibiayai dari Sisa Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 sebagai Anggaran Belanja Tambahan Tahun Anggaran 2008;

3.

4.

5.

6.

7.

8.

MEMUTUSKAN: Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-81a/PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAMIKEGIATAN REHABlLlTASl DAN REKONSTRUKSI PROVlNSl NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NlAS PROVlNSl SUMATERA UTARA YANG DlBlAYAl DARl SlSA ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2007 SEBAGAI ANGGARAN BELANJA TAMBAHAN TAHUN ANGGARAN 2008. Pasal l Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81alPBl2007 tentang Petunjuk Teknis Peluncuran Program1 Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang dibiayai dari Sisa Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 sebagai Anggaran Belanja Tambahan Tahun Anggaran 2008 diubah sebagai berikut: 1. Pasal6 dihapus.

2. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: "Pasal7


KPPN Khusus Banda Aceh menyusun laporan realisasi DIPA-L Tahun Anggaran 2008 dan disampaikan paling lambat tanggal 15 Januari 2009 kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan, dengan tembusan Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Perbendaharaan Banda Aceh, dan BRR NAD-Nias."
3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: "Pasal8

(1) PNKuasa PA BRR NAD-Nias bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan DIPA-L Tahun Anggaran 2008. (2) PAlKuasa PA BRR NAD-Nias wajib membuat laporan keuangan satker atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan DIPA-L Tahun Anggaran 2008 sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku.

(3) Laporan keuangan atas pelaksanaan DIPA-L Tahun Anggaran 2008 dikonsolidasikanldisatukan dengan laporan keuangan pelaksanaan DlPA Tahun Anggaran 2008, untuk disarnpaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara sesuai dengan Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat." 4. Pasal 9 ayat (1) dihapus, sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:

(1) Dihapus (2) Untuk keperluan pencairan dana terhadap kontrakkontrak yang prograrnlkegiatannya diluncurkan ke Tahun Anggaran 2008, PAIKuasa PA agar rnelakukan arnandernen kontrak sebagai dasar pembebanan pernbayaran setelah DIPA-L Tahun Anggaran 2008 disahkan." Pasal II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang rnengetahuinya, rnernerintahkan pengurnurnan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penernpatannya dalarn Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 21 lPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DlNAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK TETAP DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a.

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 071PMK.0512008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45lPMK.0512007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, telah ditetapkan perubahan tariflbiaya penginapan dan uang representatif serta fasilitas angkutan dalam kotalsewa kendaraan bagi Pejabat Negara; bahwa sehubungan dengan perubahan tariflbiaya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, ketentuan mengenai Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER34lPB12007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37lPBl2007, perlu disesuaikan; bahwa dalam rangka penyempurnaan mengenai pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, dan mekanisme pembayaran langsung perjalanan dinas melalui rekening Bendahara Pengeluaran atau langsung ke rekening Pejabat Negaral Pegawai NegeriIPegawai Tidak Tetap, dipandang perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;

b.

c.

d.

bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dirnaksud pada huruf a, b, dan c, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap; Undang-Undang Nornor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 1974 Nornor 55, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 3041) sebagairnana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nornor 169, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 3890); Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286); Undang-Undang Nornor I Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355); Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4400); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 451PMK.0512007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalarn Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, sebagairnana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 071PMK.0512008

Mengingat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45lPMK.0512007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap; 8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DlNAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TlDAK TETAP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan:
1.

Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional lndonesia (TNI), dan Anggota Kepolisian Negara Republik lndonesia (Polri). Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam kerangka sistem kepegawaian, yang tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri. Pejabat yang Berwenang adalah Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang diberi wewenang oleh Pengguna AnggaranlKuasa Pengguna Anggaran di lingkungan Kernenterian NegaraILembaga. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut perjalanan dinas adalah perjalanan

2.

3.

4.

5.

ke luar ternpat kedudukan baik perseorangan rnaupun secara bersarna yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lirna) kilometer dari batas kota, yang dilakukan dalarn wilayah Republik lndonesia untuk kepentingan negara atas perintah Pejabat yang Berwenang, terrnasuk perjalanan dari ternpat kedudukan ke ternpat rneninggalkan lndonesia untuk bertolak ke luar negeri dan dari ternpat tiba di lndonesia dari luar negeri ke ternpat yang dituju di dalarn negeri.

6. 7.

Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. Perhitungan Rarnpung adalah perhitungan biaya perjalanan yang dihitung sesuai kebutuhan riil berdasarkan ketentuan yang berlaku. Surat Perintah Perjalanan Dinas, yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap untuk rnelaksanakan perjalanan dinas. Ternpat Kedudukan adalah ternpatlkota kantorlsatuan kerja berada.

8.

9.

10. Ternpat Bertolak adalah ternpatlkota rnelanjutkan perjalanan dinas ke ternpat tujuan. 11. Ternpat Tujuan adalah ternpatlkota yang rnenjadi tujuan perjalanan dinas. 12. Detasering adalah penugasan sernentara waktu. 13. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada kernenterian negarallernbagayang bersangkutan. 14. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang rnernperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaranyangdikuasakan kepadanya. 15. Surat Perrnintaan Pernbayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah dokurnen yang diterbitkan oleh Pejabat Pernbuat Kornitrnen yang berisi perrnintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk rnenerbitkan surat perintah rnernbayar sejurnlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalarn dokurnen perikatan yang rnenjadi dasar penerbitan SPP berkenaan. 16. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut

SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas narna PA kepada Bendahara Urnurn Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk rnelakukan pernbayaran sejurnlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalarn SPP berkenaan. 17. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnurn Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro berdasarkan SPM untuk rnernindahbukukan sejurnlah uang dari kas negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalarn SPM berkenaan. 18. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk rnernbiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan keja-satuan kerja, yang tidak rnungkin dilakukan rnelalui rnekanisrne pernbayaran langsung.
19. Tambahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalarn satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.

20. Surat Perintah Mernbayar Penggantian Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah surat perintah rnernbayar yang diterbitkan oleh PAlKuasa PA dengan rnernbebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk rnenggantikan UP yang telah dipakai.

21. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAIKuasa PA atas transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu. BAB II BlAYA PERJALANAN DlNAS JABATAN

Biaya perjalanan dinas jabatan rnerupakan perjalanan dinas dari ternpat kedudukan ke ternpat yang dituju dan kernbali ke ternpat kedudukan semula, terdiri dari: a. b. uang harian yang meliputi uang rnakan, uang saku, dan transpor lokal; biaya transpor pegawai;

c. d. e.

biaya penginapan; uang representatif; sewa kendaraan dalarn kota. Pasal 3

Khusus untuk keperluan rnenjernpuVrnengantarkan ke ternpat pernakarnan jenazah Pejabat NegaralPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang rneninggal dunia dalarn melakukan pejalanan dinas dan rnenjernputl rnengantarkan ke ternpat pernakarnan jenazah Pejabat NegaraIPegawai NegeriIPegawai Tidak Tetap yang rneninggal dunia dari ternpat kedudukan yang terakhir ke kota ternpat pernakarnan, selain biaya sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 2, juga diberikan biaya rnenjernput/rnengantar jenazah, yang terdiri dari: a. b. biaya pernetian; biaya angkutan jenazah. Pasal 4 Biaya transpor pegawai rnerupakan biaya yang diperlukan untuk: a. perjalanan dari tempat kedudukan ke terminal bus/stasiun/bandara/ pelabuhan keberangkatan sarnpai ternpat tujuan pergi pulang; retribusi yang dipungut di terminal buslstasiunlbandara/pelabuhan sesuai peraturan daerah seternpat.

b.

Biaya penginapan rnerupakan biaya yang diperlukan untuk menginap: a. b. di hotel; di ternpat rnenginap lainnya, dalarn ha1 tidak terdapat hotel.

(1) Sewa kendaraan dalarn kota diberikan kepada Pejabat Negara secara at cost rnaksirnurn Rp500.000,001hari.

(2) Sewa kendaraan dalarn kota sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) digunakan untuk keperluan pelaksanaan tugas di ternpat tujuan.

(3) Biaya sewa kendaraan dalarn kota yang diberikan sudah termasuk biaya untuk pengemudi, Bahan Bakar

Minyak, dan pajak.

BAB Ill PROSEDUR PEMBAYARAN BlAYA PERJALANAN DINAS JABATAN

Pernbayaran biaya perjalanan dinas dapat diberikan dalarn batas pagu anggaran yang tersedia dalarn DlPA satuan kerja berkenaan.

Pernbayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan dengan rnekanisrne UP danlatau rnekanisrne Pernbayaran Langsung (LS). Pernbayaran biaya perjalanan dinas rnelalui rnekanisrne UP dilakukan dengan rnernberikan uang rnuka kepada Pejabat NegaraIPegawai Negeril Pegawai Tidak Tetap yang oleh Bendahara melaksanakan ,perjalanan dinas Pengeluaran dari UPrrUP yang dikelolanya.

Pernberian uang rnuka sebagairnana dimaksud dalarn Pasal 9 didasarkan pada perrnintaan dari Kuasa PAIPejabat Pernbuat Kornitrnen kepada Bendahara Pengeluaran dengan dilarnpiri: a. Surat tugas untuk rnelakukan perjalanan dinas yang ditandatangani oleh Pejabat yang Berwenang; b. SPPD; c. Kuitansi perjalanan dinas; d. Rincian biaya perjalanan dinas. Pasal 11 Berdasarkan perrnintaan sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 10, Bendahara Pengeluaran rnembayar uang rnuka perjalanan dinas kepada Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang rnelakukan perjalanan dinas. Pasal 12 Pernbayaran biaya perjalanan dinas melalui rnekanisrne Pernbayaran Langsung (LS) kepada pihak ketiga ditetapkan sebagai berikut:

a.

Biaya perjalanan dinas untuk pembelianlpengadaan tiket danlatau biaya penginapan dapat dilakukan rnelalui pihak ketiga;

b. Pihak ketiga dapat berupa event organizer, biro jasa perjalanan, maskapai penerbangan, dan perusahaan jasa perhotelanlpenginapan; c. Penetapan pihak ketiga dilakukan melalui pelaksanaan pengadaan barangljasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 (1) KontraWperjanjian dengan pihak ketiga dapat dilakukan untuk 1 (satu) paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode tertentu.

(2) Nilai kontrauperjanjian tidak diperkenankan melebihi ketentuan tarif tiket dan penginapan yang telah ditetapkan.
Pasal 14
(1) Pembayaran biaya perjalanan dinas kepada pihak

ketiga didasarkan atas prestasi kerja yang telah dalam diselesaikan sebagaimana diatur kontraklperjanjian.
(2) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, pihak ketiga mengajukan tagihan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

(3) Berdasarkan tagihan dari pihak ketiga, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM dengan melampirkan:
Kontraklperjanjian yang mencantumkan nomor rekening; Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan; Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Berita Acara Pembayaran; Kuitansi; SPTB; Resume KontraWSPK; Faktur Pajak dantatau Surat Setoran Pajak (SSP), sesuai ketentuan; Daftar PelaksanaanlPrestasi Kerja yang memuat antara lain inforrnasi data Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap (nama,

pangkaffgolongan), tujuan, tanggal keberangkatan, ternpat rnenginap, lama rnenginap, dan jurnlah biaya masing-masing Pejabat NegardPegawai NegeriIPegawaiTidak Tetap.
(4) Dalarn ha1 pajak atas pengadaan tiket dan penginapan telah dibayar oleh pihak ketiga, pernbayaran tagihan kepada pihak ketiga tidak perlu dipotong pajak.

Atas dasar SPP sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 14 ayat (3), Pejabat Penanda Tangan SPM rnenerbitkan dan rnengajukan SPM kepada KPPN dengan rnelampirkan SPTB, Resume KontrakISPK, dan Faktur Pajak danlatau SSP, sesuai ketentuan. Pasal I 6 Pernbayaran biaya pedalanan dinas dapat dilakukan - . dengan rnekanisrne Pernbayaran ~ a n ~ s (LS) ~ u n rnelalui rekening Bendahara Pengeluaran atau rekening Pejabat NegardPegawai NegerilPegawaiTidak Tetap apabila: a. b. biaya perjalanan dinas telah dipastikan jurnlahnya sebelum perjalanan dinas dilaksanakan; perjalanan dinas telah dilakukan sebelurn biaya perjalanan dinas dibayarkan. Pasal I 7 Pengajuan SPM kepada KPPN atas pernbayaran biaya perjalanan dinas sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 16 dilampiri SPTB dan Daftar yang ditandatangani Kuasa PA (mernuat narna Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap, NIP, kota tujuan perjalanan dinas, lama perjalanan dinas, jurnlah uang, dan nornor rekening Bendahara Pengeluaran atau nornor rekening Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap) yang rnelakukan perjalanan dinas.

BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN BlAYA PERJALANAN DINAS JABATAN MELALUI UP Pasal 18 Biaya perjalanan dinas dipertanggungjawabkanoleh Pejabat Negaral Pegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang rnelakukan perjalanan dinas paling larnbat 5 (lirna) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan.

Pasal 19
(1) Pernbayaran uang harian dan uang representatif dilakukan sesuai banyaknya hari yang digunakan untuk rnelaksanakan perjalanan dinas. (2) Biaya transpor pegawai, biaya penginapan, dan sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai biaya riil yang dikeluarkan berdasarkan bukti pengeluaran yang sah.
(3) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transpor pegawai, terdiri dari:

a.

tiket transportasi dari ternpat kedudukan ke terminal buslstasiunl bandaralpelabuhan pergi pulang; tiket transportasi dari terminal bus/stasiunlbandara/pelabuhan ke ternpat tujuan pergi pulang; tiket pesawat dilarnpiri boarding pass dan airport tax, tiket kereta api, tiket kapal laut, dan tiket bus; bukti pernbayaran rnoda transportasi lainnya.

b.

c.
d.

(4) Dalam ha1 tiket transportasi dari ternpat kedudukan ke terminal bus1 stasiunlbandaralpelabuhan pergi pulang dan tiket transportasi dari terminal buslstasiunlbandara/pelabuhan ke tempat tujuan pergi pulang serta bukti pembayaran moda transportasi lainnya tidak diperoleh, Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang rnelakukan perjalanan dinas membuat Daftar Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya transportasi tersebut yang disetujui Pejabat Pembuat Kornitmen, dengan menyatakan tanggung jawab sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti pengeluaran dirnaksud sebagairnana tercanturn dalarn Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.

(5) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan


dapat berupa kuitansi atau bukti pernbayaran lainnya yang dikeluarkan oleh hotel atau tempat rnenginap lainnya.

(6) Dalarn hat di tempat menginap lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b tidak dapat rnengeluarkan kuitansi, Pejabat Negaral Pegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang rnelakukan perjalanan dinas membuat Daftar Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya penginapan tersebut yang disetujui Pejabat Pembuat Komitrnen, dengan

menyatakan tanggung jawab sepenuhnya atas pengeluaran sebagai pengganti bukti pengeluaran dimaksud sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(7) Bukti pengeluaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam kota adalah kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan. (8) Pejabat Pembuat Komitmen menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya-biaya yang tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil.

Pasal 20 (1) Biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti seminar, rapat, dan lain-lain yang biaya perjalanan dinasnya DlPA satuan kerjdkantor dibebankan pada penyelenggara kegiatan, dapat diberikan uang muka biaya perjalanan dinas oleh satuan kerjdkantor penyelenggaran kegiatan. (2) Biaya transportasi keberangkatan Pejabat NegardPegawai Negeril Pegawai Tidak Tetap dalam rangka mengikuti seminar, rapat, dan lain-lain dibayarkan sebesar biaya riil yang dikeluarkan sesuai bukti pengeluaran.
(3) Biaya transportasi kepulangan Pejabat NegardPegawai Negeril Pegawai Tidak Tetap dalam rangka mengikuti seminar, rapat, dan lain-lain dibayarkan sesuai tarif yang berlaku dengan mengacu pada bukti biaya transportasi yang disampaikan pada saat kedatangan.

Pasal 21

(1) Pejabat NegardPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang telah melakukan pejalanan dinas menyampaikan seluruh bukti pengeluaran asli sebagaimana dimaksud dalam Pasall9 kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
(2) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan perhitungan rampung seluruh bukti pengeluaran biaya perjalanan dinas Pejabat NegardPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang bersangkutan dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.

(3) Apabila terdapat kelebihan pembayaran, Pejabat NegaralPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang melakukan perjalanan dinas mengembalikan kelebihan tersebut kepada Bendahara Pengeluaran.

(4) Apabila

terdapat

kekurangan

pembayaran, atas

persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran membayar kekurangan tersebut kepada Pejabat NegaraIPegawai NegeriIPegawai Tidak Tetap yang telah melakukan perjalanan dinas.
(5) Dalam ha1 biaya perjalanan dinas dibayarkan melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS) kepada Bendahara Pengeluaran sebagaimana diatur dalam Pasal 16 huruf a, diatur sebagai berikut:

a.

apabila biaya perjalanan dinas yang dibayarkan kepada Pejabat NegaraIPegawai NegeriIPegawai Tidak Tetap melebihi biaya perjalanan dinas yang dikeluarkan, kelebihan tersebut harus disetor ke Kas Negara; apabila biaya perjalanan dinas yang dibayarkan kepada Pejabat NegaraIPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap kurang dari biaya perjalanan dinas yang dikeluarkan, kekurangan tersebut tidak memperoleh penggantian. Pasal 22

b.

(1) Berdasarkan pertanggungjawaban perjalanan dinas yang telah dilakukan perhitungan rampung, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP-GUP dilampiri SPTB dan bukti-bukti pengeluaran kepada Pejabat Penanda Tangan SPM.

(2) SPM-GUP diajukan ke KPPN dilampiri SPTB untuk diterbitkan SP2D atas pengeluaran tersebut.
BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

Pemberian uang muka perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat melebihi Rpl0.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Pejabat NegaralPegawai NegerilPegawai Tidak Tetap yang melaksanakan perjalanan dinas.

Perjalanan dinas yang telah dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini tetap berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER341PB2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai

Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37lPBl2007.

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34lPBl2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37lPBl2007 dinyatakan tidak berlaku. BAB IX KETENTUANPENUTUP

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 21 lPB12008 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAG1 PEJABAT NEGARA. PEGAWAI NEGERI. DAN PEGAWAI TlDAK TETAP

KOP SURAT DAFTAR PENGELUARAN RllL Yang bertanda tangan di bawah ini: Narna NIP Jabatan : berdasarkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) tanggal ............................. Nornor................................... dengan ini karni rnenyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Biaya transpor pegawai danlatau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, rneliputi: No. Uraian Jumlah

Jurnlah

2.

Jurnlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dirnaksud dan apabila di kernudian hari terdapat kelebihan atas pernbayaran, karni bersedia untuk rnenyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.

Dernikian pernyataan ini karni buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagairnana rnestinya. MengetahuiIMenyetujui: Pejabat Pernbuat Kornitrnen,

..................... tanggal, bulan, tahun Pejabat NegaraIPegawai Negeri yang rnelakukan perjalanan dinas,

.............................................
NIP ......................................

.............................................
NIP ......................................

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 24 lPBl2008 TENTANG
PERUBAHANATASPERATURANDIREKTURJENDERALPERBENDAHARAAN NOMOR PER-261PB12007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTlL

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang


:

a.

bahwa terdapat perubahan nama kegiatan dan pembebanan dalam DlPA Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-26lPBl2007, sehingga perlu dilakukan penyesuaian dalam peraturan dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-261PB12007 tentang Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan Produk Tekstil; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15lMINDIPERf312008 tentang Program Restrukturisasi MesinIPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil;

b.

Mengingat

1.

2.

3.

4.

5.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-26lPB12007 tentang Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan Produk Tekstil Peraturan Direktur Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan Aneka Nornor 07/ILMTA/PER/3/2008 tentang Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi MesinlPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil: MEMUTUSKAN:

6.

Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-26JPBl2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL. Pasal l

Beberapa ketentuan dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-26lPBl2007 tentang Petunjuk Pencairan Dana Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan Produk Tekstil, diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

(1) Dana ITPT dialokasikan pada DlPA Direktorat Jenderal lndustri Logarn, Mesin, Tekstil dan Aneka Nornor 0273.01019-03.01-12008 untuk Kegiatan Restrukturisasi Permesinan di Indonesia dan Sub Kegiatan Peningkatan Teknologi lndustri TPT (04.07.04.2029.4743). (2) Jurnlah dana yang tercanturn dalarn DlPA sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) rnerupakan jurnlah pagu tertinggi yang tidak dapat dilarnpaui."
2. Ketentuan Larnpiran I, Ila, Ilb, dan Ill diubah, sehingga menjadi sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Pasal II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan rnernpunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL,
ttd

HERRY PURNOMO NIP 060046544

163

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 24 /PB/2WB TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-2WPBl2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

SURAT PERNYATAANTANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor ................................................................... 1. 2. 3.


4. 5.

Nama Satuan Kerja Kode Satuan Kerja NomorTTanggal DIPA Sub Kegiatan Klasifikasi Belanja *)

: :
: :

Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian 247982 0273.01019-03.01-12008 tanggal 31 Desember 2007 Peningkatan Teknologi lndustri TPT (4743) 5731

Yang bertandatangan dibawah ini, Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima dengan perincian sebagai berikut:

Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian untuk keperluan aparat pengawasan fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. (tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran, (Nama lengkap) NIP.. ..............
*) SPTB dibuat berdasarkan klasifikasi belanja (4 digit)

164

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 24 PBQOO8 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL P E R B E N D A H A W NOMOR PER-26IPBf2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRITEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

LAMPIRAN Ila

RINGKASAN KONTRAWSURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) 1. 2. 3. 4. 5. Nomor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanNA Nomor dan tanggal SPPB Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Nilai SPPB Uraian dan Volume SPPB Cara Pembayaran Jangka Waktu Pelaksanaan

: :

0273.01019-03.01-12008 tanggal 31 Desember 2007 2029147431573111

6.
7.
8.

9.

10. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan


I Jangka Waktu Pemeliharaan I.

12. Ketentuan Sanksi

Catatan: Apabila teqadi addendum SPPB, data SPPB agar disesuaikan dengan perubahannya (tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap) NIP......... .......

165

LAMPIRAN Ilb
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 24 IPBRM)8 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER-26IPBR007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

RINGKASAN KONTRAWSURAT PERJANJIAN KERJA SAMA (SPKS)

Nomor dan tanggal DlPA Kode KegiatanlSubkegiatanrrmA Nomor dan tanggal SPKS Nama LPP Alamat LPP Nilai SPKS Uraian dan Volume SPKS Cara Pembayaran Jangka Waktu Pelaksanaan Tanggal Penyelesaian Pekejaan Jangka Waktu Pemeliharaan Ketentuan Sanksi

:
:

0273.0101 9-03.01-12008 tanggal 31 Desember 2007 2029147431573111

Catatan: Apabila tejadi addendum SPKS, data SPKS agar disesuaikan dengan perubahannya (tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap) NIP.. ....... .......

LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 24 IPB12M38 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-261PBn007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIP Jabatan

.................................... ....................................
:
Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka

dengan ini menyatakan bahwa:


1.

Kami bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Peningkatan Teknologi lndustri Tekstil dan Produk Tekstil (Program Penataan S t ~ k t u lndustri dengan r rencana kegiatan Restrukturisasi Permesinan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil). Seluruh prosedur pemilihan dan penetapan penerima dana telah dilakukan sesuai ketentuan dan menjadi tanggung jawab dari Kuasa Pengguna Anggaran. Semua dokumen pendukung permintaan pembayaran dan pencairan dana sebagaimana dipersyaratkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15lM-INDIPEW312008 dan Peraturan Direktur Jenderal lndustri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Nomor 07/ILMTAIPEW3/2008 tentang Petunjuk Teknis Program Restrukturisasi MesinIPeralatan lndustri Tekstil dan Produk Tekstil telah diteliti kebenarannya, siap untuk diaudit dan berada pada Kuasa Pengguna Anggaran.

2.
3.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(tempat), (tanggal, bulan, tahun) Kuasa Pengguna Anggaran,

E l
Meterai

(Nama lengkap) NIP.. ..............

167

11 BELANJA DAERAH 1.
(Dana Perimbangan,Dana Otonomi Khusus, Dana Penyesuaian) .

Catatan : Triwulan'I I Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai BELANJA DAERAH

I . PEMBIAYMN DALAM NEGERI V

Catatan : Triwulan I I Tahun 2008 tidak ada Swat Edaran Ditjen PBN Mengenai PEMBIAYAAN D A L A M NEGERI

V PEMBIAYAAN LUAR NEGERI .

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Gedung Pcrkndaharun I h t a 1 I1 I h Lapangan bnleng Timur No 2-4 JJ;ou 10710 Kouk Por 1139

Tclcpon 021 - 3449230 prw 5200 021 - 3842234 Telckr : 45799,44319 Fakrcmtl~ 021 - 3846402

,13 Juni 2008

Yth.
1. Para Kepala Kanwil DJPBN Banda Aceh, Pekanbaru, Bengkulu, Denpasar, Makasar, Manado, Kendari dan DKI Jakarta; 2. Para Kepala KPPN di Wilayah K e j a Kanwil DJPBN Banda Aceh, Pekanbaru, Bengkulu, Denpasar, Makasar, Manado, Kendari dan DKI Jakarta.
SURAT EDARAN Nomor : S E i g /PB/2008 TENTANG : PERUBAHAN PORSI UNTUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN PELATIHAN DESA SIAGA (KATEGORI 3a) YANG DIBIAYAI DANA PINJAMAN LOAN ADB NO. 1810-IN0 (DECENTRALIZED HEALTH SERVICES PROJECT) DAN P W A N J A N G A N WAKTU CLOSMG DATE Menunjuk Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE- 125lAl200 1 tanggal 17 September 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Proyek-Proyek Peningkatan Upaya Kesehatan yang dibiayai Dana Pinjaman Loan ADB No. 1810-IN0 (Decentralized Health Services Project) serta surat Direktur Social Sectors Division ADB tanggal 20 Mei 2008 tentang perpanjangan closing date dan porsi pembiayaan 100% ADB untuk kegiatan pelatihan Desa Siaga (Kategori 3a), perlu dilakukan perubahanlpenyesuaian SE DJA No. SE-125/A/2001 tanggal 17 September 2001 sebagai berikut :
1. Halaman 1 butir A. UMUM

Tertulis :

A. UMUM 1. Spesifikasi Loan Spesifikasi Loan ADB 1810-IN0 berikut : a. Nomor Register b. Penandatanganan Loan c. Berlaku efektif d. Closing Date e. Plafon yang ditetapkan

(Decentralized Health Services) sebagai


: 10634001

: 27 Maret 2001
: 25 Juni 2001 : 30 September 2006 : SDR 50,53 1,000.00

f. Nomor Rekening Khusus BLN


g. Jumlah Initial Deposit

: 601.2094 11 : USD 2,000,000.00

179

h. Executing Agency

: Sekretariat Jenderal Departernen

Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial i. SOE Ceiling


: USD 50,000.00

Seharusnva :

A. UMUM 1. Spesifikasi Loan Spesifikasi Loan ADB 1810-IN0 berikut : a. Nornor Register b. Penandatanganan Loan c. Berlaku efektif d. Closing Date e. Plafon yang ditetapkan f. Nornor Rekening Khusus BLN g. Jurnlah Initial Deposit h. Executing Agency
i. SOE Ceiling

(Decentralized Health Services) sebagai


: 10634001

: 27 Maret 2001 : 25 Juni 2001


: : : :

31 Desernber 2008 SDR 42,992,152.00 601.20941 1 USD 2,000,000.00 : Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departernen Kesehatan RI : USD 100,000.00

2. Larnpiran I
Tertulis :

4a

4b 5 6

International Domestic Operations Study Project Management

100 50 100
60

50 40 50

50

100 25 100 60 35

75 40 65 Untuk foreign exp. Untuk local exp.

*) Keterangan : - Semua kategori memerlukan NOLIApproval ADB atas Signed Contract yang

rnencanturnkan nomor PCSS untuk kontrak dengan nilai USD 100,000.00 atau lebih. Tidak terrnasuk pajak untuk porsi BLN.

Desa Siaga Training

U/pelat. Bidan Desa &


Fasilitator Desa Siaga

*) Keterangan : - Semua kategori memerlukan NOL/Approval ADB atas Signed Contract yang mencanturnkan nomor PCSS untuk kontrak dengan nilai USD 100,000.00atau lebih. - Tidak termasuk pajak untuk porsi BLN.

Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan /JDirekty Pengelolaan Kas Negara

ttd.
TATA SUNTARA NIP 060044880 Ternbusan : 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan, sebagai laporan; 2. Gubernur NAD, Riau, Bengkulu, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, DKI Jakarta; 3. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan; 4. Deputi Bidang Pembiayaan Pembangunan, Bappenas; 5. Kepala BKKBN; 6. Sekretaris Ditjen Perbendaharaan; 7. Kepala Perwakilan ADB-IRM; 8. Manajer Proyek DHS-1, Departemen Kesehatan; 9. Manajer Proyek DHS-1, BKKBN.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 10 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN NOMOR JBlC IP-541 (PROYEK PENGEMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNlVERSlTAS HASANUDDINIHASANUDDINUNIVERSITY ENGINEERING FACULTYDEVELOPMENTPROJECT) DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang

: a.

bahwa dalarn rangka mempromosikan industri lndonesia khususnya di lndonesia Timur, Pemerintah lndonesia memperoleh dana pinjaman dari Pernerintah Jepang melalui Japan Bank International Cooperation (JBIC) untuk Proyek Pengembangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin) (Hasanuddin University Engineering Faculty Development Project); bahwa dalarn rangka pengelolaan dana Loan JBlC IP541 diperlukan petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana pinjaman dimaksud; bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dimaksud dalarn huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Loan Nomor JBlC IP-541 (Proyek Pengernbangan Fakultas Teknik Universitas HasanuddinlHasanuddin University Engineering Faculty Development Project); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355); Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4400);

b.

c.

Mengingat

1.

2.

3.

4.

Peraturan Pernerintah Nornor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pernerintah Nornor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nornor 48, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4092); Peraturan Pemerintah Nornor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjarnan danlatau Penerirnaan Hibah serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nornor 3, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4597); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 131lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagairnana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nornor 54lPMK.0112007; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

5.

6.

7.

8.

9.

10. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 143lPMK.0512006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjarnan danlatau Hibah Luar Negeri; 11. Surat Keputusan Bersarna (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKetua Bappenas Nornor 185/KMK.03/1995 dan KEP.031IKETl511995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan

Pemantauan PinjamanlHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan SKB Nomor 459/KMK.03/1999 dan KEP264/KET/09/1999; 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2391KMK.0111996 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.04/2000; 13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN NOMOR JBIC IP-541 (PROYEK PENGEMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNlVERSlTAS HASANUDDINIHASANUDDIN UNlVERSlTY ENGINEERING FACULTY DEVELOPMENT PROJECT). BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasall Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan: 1. Hasanuddin University Engineering Faculty Development Project adalah kegiatan yang dibiayai dan pinjaman pemerintah Jepang melalui Japan Bank International Cooperation (JBIC) untuk pembiayaan Proyek Pengembangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. 2. Executing Agency adalah Kementerian NegaralLembaga yang bertanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. adalah persetujuan dari pemberi pinjamanlhibah atau

3. No Objection Letter, yang selanjutnya disebut NOL


185

donor atas suatu kontrak dengan jurnlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis peketjaan yang sudah ditandatangani. 4. lnitial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari PHLN dan ditransfer ke Rekening Khusus (Special Account), setelah Naskah Perjanjian PinjarnanIHibah Luar Negeri (NPPHLN) dinyatakan efektif. Withdrawal Application adalah dokurnen yang digunakan untuk rnelakukan penarikan lnitial Deposit dana pinjarnanlhibah, pengisian kernbali Rekening Khusus, danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh Pernerintah. Closing Date adalah batas akhir pernbayaran dana pinjarnanlhibah luar negeri oleh pihak PPHLN dalarn rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteril Pimpinan Lernbaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnum Negara. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kernenterian NegaralLernbaga yang bersangkutan. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang rnernperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk rnenggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.

5.

6.

7.

8.

9.

10. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang rnernperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara.

11. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umurn Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan rnernbayar seluruh pengeluaran negara. 12. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pernerintah yang berada di Bank Indonesia atau Bank Pernerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan

yang dibuka untuk menampung dana PPHLN yang

digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan. 13. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk rnelakukan pernbayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan. 14. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan. 15. Uang Petsediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 16. Tambahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalarn satu bulan melebihi pagu uang persediaan yang ditetapkan. Spesifikasi pinjaman sebagai berikut: a. Nornor Loan Nomor Register Tanggal Penandatanganan Effective Date Closing Date Jurnlah Pinjaman Initial Deposit Nomor Rekening Khusus ExecutingAgency

: JBIC IP-541
: 21584001 : 29 Maret 2007 : 26 Juli 2007 : 26 Juli 2016 : JPY 7,801,000,000.: JPY 50,000,000.: 601.053111 : Ditjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

b.
c.
d.

e.
f.
g. h.

BAB II PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN Pasal3


(1) Tata cara pembayaran dana pinjaman untuk Kategori B menggunakan mekanisme Rekening Khusus dan untuk Kategori A, C, D, dan E dengan mekanisme Pembayaran Langsung (Direct Payment) danlatau Letter of Credit.

(2) Pembayaran dengan mekanisme Rekening Khusus dibebankan ke Rekening Khusus Nomor 601.053111 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. (3) Pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai dengan kategori dan persentase pembiayaan dana Loan Nomor JBlC IP-541 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. BAB Ill PENCAIRAN DANA Pasal4 (1) Pencairan dana dilakukan melalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA berdasarkan DIPA. (2) Pada SPM tercantum nilai, nomor, dan tanggal kontrak terrnasuk adendum, nomor dan tanggal BAP, nomor pinjaman, kode dan besamya persentase (porsi) kategori, dan tanggal NOL (apabila dipersyaratkan). (3) KPPN hanya diperkenankan menerbitkan SP2D atas beban pinjaman ini sampai dengan tanggal 26 April 2016. (4) Pencairan dana Rupiah Mumi Pendamping untuk kategori A dilaksanakan secara terpisah dan mendahului penarikan dana pinjaman bersangkutan.

(5) Dalam pelaksanaan pencairan dana dengan UPTTUP, SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), tetapi dibebankan pada rekening Kas Negara.
(6) Sisa UP yang masih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke rekening Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan.

(7) Pertanggungjawabanatas UPITUP dilaksanakan sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara. (8) Untuk keperluan pernbayaran kontrak-kontrak dalarn valuta asing, tidak diperkenankan rnerupiahkan tagihan valuta asing (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-431Al6110392 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-32lAl6310295 tentang Pembayaran Mata Uang AsingNaluta Asing (Valas) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE130lN1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn Rangka Bantuan Luar Negeri rnelalui Rekening Khusus).

(9) Pengajuan dokurnen untuk pernbayaran sebagairnana dirnaksud pada ayat (8) disarnpaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.
BAB IV PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
(1)

Executing Agency bersarna PAlKuasa PA rnenyusun dan menyiapkan konsep Withdrawal Application dalam rangka Replenishment/ Reimbursement sebagai berikut: a. PAlKuasa PA mengirimkan copy SP2D Reksus beserta dokumen pendukungnya kepada ExecutingAgency.

b. Berdasarkan laporan Rekening Koran yang


diterirna dari Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Kas Negara menyampaikan rekening koran Rekening Khusus loan berkenaan kepada Executing Agency.

c. Berdasarkan copy rekening koran Rekening


Khusus dan copy SP2D Rekening Khusus yang diterima, Executing Agency rnenyiapkan dan rnenyarnpaikan draf Withdrawal Application dalarn rangka Replenishment/Reimbursement ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

(2)

Direktorat Pengelolaan Kas Negara memeriksa dan meneliti Withdrawal Application yang diterima dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara membuat covering letter Withdrawal Application dan menyampaikan secara lengkap Withdrawal Application tersebut kepada lender. Apabila Executing AgencylKuasa PA tidak melaksanakan kewajiban untuk menyampaikan aplikasi replenishment/reimbursement secara berkala dan mengakibatkan ketidaktersediaan saldo dana Rekening Khusus di Bank Indonesia, maka Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan surat perintah penghentian pembayaran sementara kepada KPPN. Pembayaran kembali atas penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3). dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilaksanakan secara berkala dengan penyampaian aplikasi replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan menjadi tanggung jawab penuh Executing Agency bersangkutan. Executing Agency bertanggung jawab menyusun laporan keuangan dalam rangka audit dan menyampaikannya kepada JBlC sebagaimana tercantum dalam loan agreement berkenaan. BAB V PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN

(3)

(4)

(5)

(6)

(1) (2)

Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirimkan copy SP2D dan copy SPM. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (I), dikirimkan setiap hari Senin yang diterbitkan pada minggu sebelumnya dan dialamatkan kepada:

Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710 TeleponlFaksimile (021) 3864779 e-mail dph~kn@perbendaharaan.ao.id BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi PinjamanlHibah Luar Negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilaksanakan sesuai peraturan penmdang-undangan.

(1) Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani Rekening Khusus tetapi belum dimintakan penggantiannya dari pemberi pinjamanlhibah dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan replenishmenUreimbursement dan telah mendapat penggantian. (2) Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPPHLN atau pengeluaran setelah pinjamanlhibah luar negeri dinyatakan closing date dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible. (3) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab penuh Kementerian Negaral Lembaga yang bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DlPA tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalam DlPA tahun anggaran berikutnya.
(4) Sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Pengelolaan Kas Negara menyampaikan surat kepada Pimpinan Kementerian NegaralLembaga dengan tembusan Direktur Jenderal Anggaran untuk mengajukan revisi DlPA dimaksud dengan uraian untuk keuntungan Rekening Kas Umum Negara.

BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 April 2008 DIREKTUR JENDERAL,

ttd
HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN IPBIXX)B TENTANG PETUNJUK NOMOR PER10 PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN NOMOR JBlC IP-541 (PROYEK PENGEMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNMRSITAS HASANUDDlNl HASANUDDIN UNlVERSlN ENGINEERING FACULN DEVELOPMENT PROJECTJ

KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN DANA LOAN NOMOR JBlC IP-541 (HASANUDDIN UNIVERSITY ENGINEERING F A C U L N DEVELOPMENT PROJECT)

Contingencies
Total

305
7,801

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA


DIREKTORATJENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 12 PB12008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN IDA CREDIT NO. 4349-INDllBRD LOAN NO. 7476-IND DAN HlBAH NO. TF-090794 (BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENTAND UNIVERSAL TEACHER UPGRADINGBERMUTUPROJECT) DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, : a. bahwa dalarn rangka rneningkatkan rnutu pendidikan di lndonesia dengan peningkatan kornpetensi dan kinerja guru, Pernerintah lndonesia rnernperoleh dana pinjarnan dan hibah dari IBRD yang diadministrasikan oleh Bank Dunia rnelalui Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading/BERMUTU Project); b. bahwa untuk pengelolaan dana pinjarnan IDA Credit No. 4349-INDl IBRD Loan No. 7476-IND dan Hibah No. TF090794, periu petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana pinjarnan dan hibah dirnaksud; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dirnaksud dalam huruf a dan b, periu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjarnan IDA Credit No. 4349-INDllBRD Loan No. 7476-IND dan Hibah No. TF-090794 (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading/BERMUTU Project); : 1. Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 47, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4355); 3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Perneriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 66, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4400);

Menimbang

Mengingat

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4092); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nornor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4597); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatandan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13llPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 541PMK.0112007; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

5.

6.

7.

8.

9.

10. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKetua Bappenas Nomor 185lKMK.0311995 dan Kep.O31IKet/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pemantauan PinjamanIHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan SKB Nomor 459lKMK.0311999 dan KEP264/KETl09/1999;

11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239lKMK.04 I1996 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486lKMK.0412000;

12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara MEMUTUSKAN: Menetapkan DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN IDA CREDIT NO. 4349-INDIIBRD LOAN NO. 7476-IND DAN HlBAH NO. TF-090794 (BETTER EDUCATION TRHOUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADINGBERMUTU PROJECT). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan: I. IDA Credit No. 4349-INDllBRD Loan No. 7476-IND dan Hibah No. TF-090794 adalah pinjaman dan hibah dari IBRD yang diadministrasikan oleh Bank Dunia untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru secara menyeluruh di Indonesia melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar. 2. Pemberi Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disebut PPLN adalah pemerintah suatu negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga non-keuangan asing, serta lembaga keuangan nonasing, yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang memberi pinjaman kepada Pemerintah Indonesia. Pemberi Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut PHLN adalah pemerintah suatu negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga non-

3.

keuangan asing, serta lembaga keuangan non-asing, yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang memberi hibah kepada Pemerintah Indonesia. 4. Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPPLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai pinjaman luar negeri antara Pemerintah Indonesia dan PPLN. Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPHLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai hibah iuar negeri antara Pemerintah Indonesia dan PHLN.

5.

Executing Agency adalah Kementerian NegardLembaga yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. 7. No Objection Letter, yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan dari pemberi pinjamanlhibah atau donor atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang ditetapkan. 8. Initial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari pinjamanlhibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening Khusus (Special Account) setelah NPPLNINPHLN dinyatakan efektif.
6.

9.

Withdrawal Application adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan lnitial Deposit dana pinjamanlhibah, pengisian kembali Rekening Khusus, danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemerintah.

10. Closing Date adalah batas akhir pembayaran dana pinjamanlhibah luar negeri oleh pihak PPLNIPHLN dalam rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan.

11. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

12. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adaiah pejabat yang -berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian NegardLembaga yang bersangkutan.

13. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang rnernperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk rnenggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.
14. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang rnernperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara. 15. Kas Negara adalah ternpat penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara untuk rnenarnpung seluruh penerirnaan negara dan rnernbayar seluruh pengeluaran negara.
16. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pernerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank pernerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk rnenarnpung dana pinjarnanl hibah luar negeri yang digunakan untuk pernbiayaan kegiatan pernbangunan.

17. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas narna PA kepada Bendahara Urnurn Negara atau kuasanya berdasarkan Surat Permintaan Pernbayaran (SPP) untuk rnelakukan pernbayaran sejurnlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalarn SPP berkenaan.
18. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnurn Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk rnemindahbukukan sejurnlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalarn SPM berkenaan.

19. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang rnuka kerja dengan jurnlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk rnernbiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari Satuan Kerja yang tidak dapat dilakukan dengan pernbayaran langsung.
20. Tarnbahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat rnendesak dalarn satu bulan rnelebihi pagu UP yang ditetapkan.

21. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAJKuasa PA atas transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu. 22. Direktorat Pernbinaan Pendidikan dan Pelatihan, yang selanjutnya disebut Direktorat Bindiklat adalah Satuan Kerjalunit pelaksana yang berfungsi sebagai Project Coordinating Unit (PCU) yang rnengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi bagi unit pelaksana lainnya.

23. Lernbaga Penjarninan Mutu Pendidikan, yang selanjutnya disebut LPMP adalah unit pelaksana teknis Departernen Pendidikan Nasional yang berada di provinsi yang rnelakukan pernbinaan terhadap berbagai kelornpok kerja dalarn rangka rnencapai Standar Pendidikan Nasional.

24. Kelornpok Kerja Guru, yang selanjutnya disebut KKG adalah kelornpok guru sekolah dasar yang berada di wilayah kecarnatan yang terdiri atas beberapa sekolah. 25. Musyawarah Guru Mata Pelajaran, yang selanjutnya disebut MGMP adalah kelornpok guru rnata pelajaran pada Sekolah Menengah Pertarna yang berada di wilayah kabupaten. 26. Kelornpok Kerja Kepala Sekolah, yang selanjutnya disebut KKKS adalah kelornpok kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar yang berada di wilayah kecarnatan. 27. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah, yang selanjutnya disebut MKKS adalah kelornpok kerja kepala sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertarna yang berada di wilayah kabupaten. 28. Kelornpok Kerja Pengawas Sekolah, yang selanjutnya disebut KKPS adalah kelornpok pengawas sekolah tingkat Sekolah Dasar yang berada di wilayah kecarnatan.

29. Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah, yang selanjutnya disebut MKPS adalah kelornpok pengawas sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah kabupaten.

Pasal2 Spesifikasi pinjaman sebagai berikut:


Uraian PinjamanlHibah a. Nomor Perjanjian b. Nomor Register c. Tanggal Penandatanganan d. Effective Date e. Closing Date
f. Jumlah PinjamanlHibah

IDA Credit 4349-IND 10759501

IBRD Loan 7476-IND 10760201

Grant TF-090794 70738801

7 November 2007 5 Februari 2008 31 Desember 2013 SDR 40,330.00 0 USD 24,500,Oo 0 USD 52,000,000 USD 5,000,000

Jumlah Initial
g. Deposit

USD 8,000,000

h. Nomor Rekening Khusus i. ExecutingAgency Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (Direktorat Bindiklat) Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional

BAB II PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN Pasal3 (1) Tata cara pembayaran dana pinjaman dan hibah menggunakan mekanisme Rekening Khusus (2) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nomor 601.278411 untuk pinjaman dan Nomor 602.121411 untuk hibah, pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. (3) Pembebanan dan pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai kategori dan persentase sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini. BAB Ill PENCAIRAN DANA (1) Pencairan dana dilakukan melalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAIKuasa PA berdasarkan DIPA.

(2) Pada SPM tercanturn nilai, nornor, dan tanggal kontrak terrnasuk adendum, nornor dan tanggal BAP, nornor pinjarnanlhibah, nornor register, kode kategori, dan besarnya porsi pernbiayaan serta tanggal NOL (apabila disyaratkan). (3) Pernbayaran rnelalui rnekanisrne UPKUP, SP2D tidak rnernbebani Rekening Khusus sebagaimana tercanturn pada Pasal 3 ayat (2), tetapi rnernbebani rekening Kas Negara. (4) Sisa UP yang rnasih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran hams disetor ke rekening Kas Negara selarnbat-larnbatnya tanggal 31 Desernber tahun anggaran berkenaan.

(5) Pertanggungjawabanatas UPKUP dilaksanakan sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada KPPN.
(6) Untuk keperluan pernbayaran kontrak-kontrak dalarn valuta asing (valas), tidak diperkenankan rnerupiahkan tagihan valas tersebut (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-431N6110392 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Nornor SE-32lN6310295 tentang Anggaran Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing (Valas) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE130/A/1989 tentang Tata Cara Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn Rangka Bantuan Luar Negeri rnelalui Rekening Khusus). (7) Pengajuan dokurnen untuk pernbayaran sebagairnana dirnaksud pada ayat (6) disarnpaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

(8) Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilarnpiri copy 'NOL" sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE104lN2000 tentang Penggantian Format NOL for Disbursement (Form 38) Bantuan IBRD menjadi Form 384P (untuk pekerjaan kategori goods and works) dan Form 384C (untuk pekerjaan kategori consultant) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia rnerupakan NOL terhadap kontrak yang telah ditetapkanlditandatangani(final/signed contract).

(1) Pencairan dana Kategori 1 Accreditation Incentive Grants (Dana lnsentif Akreditasi) adalah sebagai berikut: a. Dana lnsentif Akreditasi dengan periode kontrak 3 tahun. 1) Tahap I sebesar 20% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun pertama dengan melarnpirkan: a) Resume Kontrak atau Surat Pemberian Bantuanl Hibah; b) SPTB. 2) Perjanjian

1 Tahap I sebesar 30% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun kedua dengan melampirkan:
a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pemberian Bantuanl Hibah; b) SPTB.

3)

Tahap Ill sebesar 50% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun ketiga dengan melampirkan: a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pemberian Bantuanl Hibah; b) SPTB.

b. Dana lnsentif Akreditasi dengan periode kontrak 4 tahun.


1) Tahap I sebesar 20% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun pertama dengan melampirkan:
a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pemberian Bantuanl Hibah; b) SPTB.
2)

Tahap II sebesar 30% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun kedua dengan melampirkan: a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pemberian Bantuanl Hibah;

b) SPTB. 3) Tahap Ill sebesar 20% dari nilai kontrak dibayarkan pada tahun ketiga dengan melampirkan: a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pernberian Bantuanl Hibah; b) SPTB.
4)

Tahap 1 sebesar 30% dari nilai kontrak V dibayarkan pada tahun keempat dengan melampirkan: a) Resume Kontrak atau Surat Perjanjian Pemberian Bantuanl Hibah;
b) SPTB.

(2) Pencairan dana Kategori 2 Distance Learning Development Grants (Dana lnsentif Pengembangan Bahan Pembelajaran Jarak Jauh).

a. Tahap I sebesar 50% dari nilai kontrak dengan melampirkan:


1) Resume Kontrak atau Surat Pernberian Bantuanl Hibah;
2)

Perjanjian

SPTB.

b. Tahap II sebesar 50% dari nilai kontrak dengan melampirkan:


1) Resume Kontrak atau Surat Pemberian Bantuanl Hibah;

Perjanjian

2) SPTB.
(3) Pencairan dana Kategori 4 (Working Group Grants) per tahun anggaran. a. Tahap I sebesar 50% dari nilai kontrak dengan melampirkan: 1)
2)

Resume Kontrak atau Surat Pemberian Bantuanl Hibah;

Perjanjian

Daftar Norninatif Penerima Bantuan (KKGIMGMP, KKSIMKKS, KKPSIMKPS), format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal 1 Perbendaharaan ini; SPTB.

3)

b. Tahap II sebesar 50% dari nilai kontrak dapat dicairkan apabila penggunaan dana tahap I sekurang-kurangnya telah mencapai 75%, dengan melampirkan:
1)

Daftar Nominatif Penerima Bantuan (KKGIMGMP, KKSIMKKS, KKPSIMKPS), format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal 1 Perbendaharaanini; SPTB.

2)

(4) Pencairan dana untuk kategori 3, kategori 5, dan kategori 6 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

BAB IV PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS Pasal6 Executing Agency bersama PNKuasa PA menyusun dan menyiapkan konsep Withdrawal Application dalam rangka Replenishment/ Reimbursement sebagai berikut: a. PNKuasa PA mengirimkan copy SP2D Reksus beserta dokumen pendukungnya kepada ExecutingAgency. b. Berdasarkan laporan Rekening Koran yang diterima dari Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Kas Negara menyampaikan copy rekening koran Rekening Khusus LoadGrant berkenaan kepada ExecutingAgency. c. Berdasarkan copy Rekening Koran Bank Indonesia yang diterima dari Direktorat Pengelolan Kas Negara dan copy SP2D Rekening Khusus beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari PNKuasa PA, Executing Agency menyiapkan dan menyampaikan draf Withdrawal Application dalam rangka Replenishment/ Reimbursement ke c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

(1)

(2)

Direktorat Pengelolaan Kas Negara memeriksa dan meneliti Withdrawal Application yang diterima dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan benar, Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnernbuat covering letter Withdrawal Application dan rnenyarnpaikan secara lengkap WithdrawalApplication tersebut kepada lender. (3) Apabila Executing Agency tidak rnelaksanakan kewajibannya sebagairnana dirnaksud pada ayat (I), yang mengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus berkenaan di Bank Indonesia tidak rnencukupi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dapat rnenerbitkan surat perintah penghentian pembayaran sementara kepada KPPN bersangkutan. Pernbayaran kernbali atas penghentian sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (3), dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengisian kernbali dana Rekening Khusus dilaksanakan secara berkala dengan rnenyampaikan aplikasi Replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan rnenjadi tanggung jawab penuh Executing Agency bersangkutan.

(4)

(5)

(1)

Executing Agency dalarn ha1 dipersyaratkan, rnenyusun Financial Statement of Special Account (FISSA) untuk kepentingan audit penggunaan rekening khusus oleh auditor. dirnaksud pada ayat ( I ) ,disarnpaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk selanjutnya diteruskan kepada PPLNIPHLN berkenaan.

(2) FISSA yang telah diperiksa oleh auditor sebagaimana

BAB V PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN


Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy SP2D dan copy SPM. Dokumen sebagairnana dirnaksud pada ayat (I), dikirirnkan setiap hari Senin yang diterbitkan pada rninggu sebelurnnya dan dialarnatkan kepada:

(1) (2)

Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4 Jakarta 10710 TeleponIFaksirnile (021) 3864779 e-mail dphpkn@perbendaharaan.go.id Penyampaian dokumen sebagairnana dirnaksud pada ayat (2) dikelornpokkan per masing-masing pinjarnanlhibah luar negeri dalarn satu surat pengantar. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi pinjarnanlhibah luar negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

(1) Pengeluaran atas SP2D yang telah rnernbebani tetapi belum dirnintakan Rekening Khusus penggantiannya kepada PPLNIPHLN dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan replenishmentlreimbursement dan telah rnendapat penggantian.

(2) Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagairnana diatur dalarn NPPLNINPHLN dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible.
(3) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab penuh Kernenterian NegaralLernbaga yang bersangkutan dan harus diperhitungkan dalarn revisi DlPA tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalarn DlPA tahun anggaran berikutnya.
(4) Sesuai ketentuan sebagaimana dirnaksud pada ayat (3), Direktur Pengelolaan Kas Negara rnenyampaikan

surat kepada Pimpinan Kementerian NegaralLembaga dengan ternbusan Direktur Jenderal Anggaran untuk mengajukan revisi DlPA dimaksud dengan uraian "untuk keuntungan rekening Kas Umum Negara". BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

208

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENOERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 12 lPBl2008 TENTANG Petunluk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Plnjarnan IDA credit No 4349lNDllBR0 Loan No 7476IND dan Hibah No. TF-090794 (Better Education Thmugh Reformed Management and Universal Teacher Upgrading/BERMUTU Pmject)

KATEGORl DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN DANA LOAN NOMOR JBlC IP-541 (HASANUDDIN UNlVERSlN ENGINEERING FACULN DEVELOPMENT PROJECT)
Kode Kategori
1 Uraian Kategori

Credit (SDR)
3,890,000

Jumlah Alokasi Loan (USD)


880,000

Grant (USD)
890,000

Persentase Pernbiayaan
100%

Accreditation Incentive Grants Distance Learning Development Grants Training, Workshop, and lncremental Operating Cost under part 2.2.(b) of the Project Working Group Grants Consultants' Services Training, Workshop, Fellowships, and lncremental Operating Cost other than under part 2.2.(b) of the Project Unallocated Front Fee and

1,555,000

1,240,000

590,000

100%

8,360,000

4,880,000

9,870,000

100%

16,760,000

11,100,000

20,240,000

100%

5 6

330,000

200,000

10,000,000

100%

9,055,000

5,480,000

10,410,000

100%

7 8

380,000

658,750 61,250

JUMLAH

40,330,000

24,500,000

52,000,000

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 12 lPBl2008 TENTANG Petun~uk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencalran Dana Pinlaman IDA C d i t No. 4349INDIIBRD Loan No 7476-IND dan Hlbah No. TF-090794 (Beffer Education mrough Reformed Management and Universal Teacher UpgradingBERMUTUProject)

Lampiran SPM Nomor : Tanggal : DAFTAR NOMINATIF PENERIMAAN BANTUAN NAMA


NO

NAMA

DOKUMEN SPPB *) NOMOR


4

PERlNClAN BlAYA KEPERLUAN


7

PENERIMA
1

A,"AT REKENING yG /: rt
2
3

TANGGAL 5

N~UI
6

JuMmH DIBAYARKAN
8

*) Diisi Nama dan Alamat Penerirna Bantuan (KKGIMGMP, KKSIMKKS, KKPSIMKPS) ") SPPB adalah Surat Pejanjian Pemberian Bantuan

........................... .2008
Mengetahui : Kepala Seksi Perbendaharaan KPPN .................... Menyetujui : Kepala SatkerIKPA Bendahara Satker

....................................

..................................
NIP ............................

NIP ............................

..................................

NIP ............................

..................................

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 13 IPB12008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN EASTERN INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENT PROJECT (EINRIP) AIPRD-LO02 DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
: a.

bahwa dalam rangka peningkatan mutu jalan dan jembatan di Indonesia, Pemerintah lndonesia memperoleh pinjaman dari Pemerintah Australia melalui program Eastern lndonesia National Road lmprovement Project (EINRIP) AIPRD-L002; bahwa dalam rangka pengelolaan dana pinjarnan AIPRD-LO02 diperlukan petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana pinjaman dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Loan Eastern lndonesia National Road lmprovement Project (EINRIP) AIPRD-L002; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 2. Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas

b.

c.

Mengingat

: 1.

2.

3.

4.

Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai Dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri;
5.

Peraturan Pernerintah Nornor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjarnan danlatau Penerirnaan Hibah serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar Negeri (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nornor 3, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4547); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedornan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Keputusan Presiden Nornor 80 Tahun 2003 tentang Pedornan Pelaksanaan Pengadaan BaranglJasa Pernerintah (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nornor 120, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4330) sebagairnana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nornor 85 Tahun 2006; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0612005 tentang Pedornan Pernbayaran dalarn Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

6.

7.

8.

9.

Peraturan Menteri Keuangan Nornor 131lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departernen Keuangan; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 143lPMK.0512006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri; Keputusan Menteri Keuangan Nornor 239lKMK.0111996 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai Dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri sebagairnana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 4861KMK.0412000;

13. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalIKetua Bappenas Nornor 1851 KMK.0311995 dan KEP.O31lKET15/1995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pemantauan PinjamanIHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagairnana telah diubah dengan SKB Nomor 459lKMK.0311999 dan KEP-264/KET10911999; 14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPB12005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
I

MEMUTUSKAN: Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK PERBENDAHARAAN PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN EASTERN INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENTPROJECT (EINRIP) AIPRD-L002. BAB l KETENTUAN UMUM Pasall

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan: 1. Loan Eastern lndonesia National Road Improvement Project AIPRD-L002, yang selanjutnya disebut Loan ElNRlP AIPRD-LO02 adalah dana pinjarnan dari Pemerintah Australia kepada Pemerintah lndonesia untuk rnernbiayai peningkatan rnutu jalan dan jembatan di wilayah lndonesia Tirnur dan sebagian wilayah lndonesia Barat. Executing Agency adalah Kementerian NegaraILembaga yang bertanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. No Objection Letter, yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan dari pernberi pinjamanlhibah atau donor atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang sudah ditandatangani. Initial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari pinjarnanlhibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening Khusus (Special Account) setelah Naskah Perjanjian

2.

3.

4.

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dinyatakan efektif.

5 Withdrawal Application adalah dokumen yang digunakan .


untuk melakukan penarikan Initial Deposit dana pinjamanlhibah, pengisian kembali Rekening Khusus, danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaranpengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemerintah.

6.

Closing Date adalah batas akhir pembayaran dana pinjamanlhibah luar negeri oleh pihak pemberi pinjamanlhibah luar negeri dalam rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenterilPimpinan Lembaga atau Satuan Keja (satker) serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

8.

Pengguna AnggaranIKuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PAlKuasa PA adalah MenterilPimpinan Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negarallembaga yang bersangkutan. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.

9.

10. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara

11. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pemerintah yang berada di Bank lndonesia atau bank pemerintah lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan yang dibuka untuk menampung dana PPHLN yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan.
12. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PAlKuasa PA atau

pejabat lain yang ditunjuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA. 13. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 14. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satker yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 15. Tambahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu uang persediaan yang ditetapkan. Spesifikasi hibah, sebagai berikut: a. b. c. d. e. Nomor Loan Nomor Register Penandatanganan Loan Effective Date Closing Date Jumlah Pinjaman Initial Deposit Nomor Rekening Khusus Executing Agency

f. g.
h.

i.

: AIPRD-LO02 : 21594001 : 7 September 2007 : 4 Maret 2008 : IJuni 201I : AUD 300,000,000 : Sesuai Rencana Kebutuhan 6 Bulan : 601.002311 : Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum

BAB II PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN Pasal3 (1) Tata cara pembayaran dana pinjaman untuk seluruh kategori menggunakan mekanisme Rekening Khusus. (2) Pembayaran dana dibebankan pada Rekening Khusus No.601.002311 pada Bank Indonesia di Jakarta. (3) Pembebanan proporsional dan pembayaran sesuai kategori dilakukan secara dan persentase

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. BAB Ill PENCAIRAN DANA Pasal4 (1) Pencairan dana dilakukan melalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PNKuasa PA berdasarkan DIPA. (2) Pada SPM tercantum nilai, nomor, dan tanggal kontrak termasuk adendum, nomor dan tanggal BAP, nomor pinjaman, kode dan besarnya persentase (porsi) kategori, dan tanggal NOL (apabila disyaratkan). (3) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan UPTTUP, SP2D tidak dibebankan pada Rekening Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) tetapi dibebankan pada rekening Kas Negara. (4) Sisa UP yang masih ada pada Bendahara pada akhir tahun anggaran hams disetor ke rekening Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan. (5) Pertanggungjawaban atas UP/TUP dilaksanakan sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-77/PB/2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. (6) Dalam ha1 penerbitan SP2D untuk keperluan pembayaran kontrak-kontrak valuta asing, tidak diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-43/N61/0392 tentang Pembayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE32/A/63/0295 tentang Pembayaran Mata Uang AsingNaluta Asing dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-130/N1989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pembiayaan Training dalam Rangka Bantuan Luar Negeri melalui Rekening Khusus). (7) SPM untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing sebagaimana dimaksud pada ayat (8) disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

(8) KPPN hanya diperkenankan menerbitkan SP2D atas beban pinjaman ini sampai dengan tanggal 1 Maret 2011.

BAB IV PENGlSlAN DANA REKENING KHUSUS (1) Pengisian kernbali Rekening Khusus dilaksanakan secara berkala dengan penyarnpaian aplikasi replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan rnenjadi tanggung jawab penuh ExecutingAgency bersangkutan. Apabila Executing Agency tidak rnelaksanakan kewajibannya sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) yang rnengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus berkenaan di Bank Indonesia tidak rnencukupi, rnaka Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat rnenerbitkan surat penghentian pernbayaran sernentara kepada KPPN bersangkutan. (3) Atas penghentian sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), pernbayaran kernbali dapat dilaksanakan setelah KPPN menerirna surat pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. BAB V PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN

(1) Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy SP2D dan copy SPM berkenaan (kecuali SPM-UP dan TUP).

(2) Dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat (I), dikirirnkan setiap hari Senin yang diterbitkan pada minggu sebelurnnya dan dialarnatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai 4 Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4 Jakarta 10710 TeleponlFaksirnile: 021-3864779 e-mail: d~h~kn@oerbendaharaan.qo.id BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi pinjarnanlhibah luar negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(1) Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani tetapi belum dimintakan Rekening Khusus penggantiannya dari pemberi pinjamanlhibah dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan replenishrnent/reirnbursement dan telah mendapat penggantian.

(2) Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPPHLN, dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible. (3) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana ayat (2) di atas, menjadi tanggung jawab penuh Kementerian NegaraILembaga yang bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DIPA tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalam DIPA tahun anggaran berikutnya.
(4) Sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Pengelolaan Kas Negara menyampaikan surat kepada Pimpinan Kementerian Negaral Lembaga dengan tembusan Direktur Jenderal Anggaran untuk mengajukan revisi DIPA dimaksud dengan uraian untuk keuntungan Rekening Kas Umum Negara.

BAB VII KETENTUANPENUTUP

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO

NIP 060046544

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER- 13 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA LOAN EASTERN INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENT PROJECT (EINRIP) AIPRD-LO02

DAFTAR KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN LOAN EASTERN INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENT PROJECT (EINRIP) AIPRD-LO02

Kode Kategori 1 2

Uraian Kategori

Porsi Pembiayaan Pinjaman (In AUD) 229,700,000

Keterangan 89% Loan

Civil Works under Part 1 of the Project Goods a. Under Part 1 (iv) of the Pmject b. Under Part 2 (iv) of the Pmject Incremental Operating Cost under Part 2 (v) of the Project Consultants' services a. Under Part 2 (i) of the Project b. Under Part 2 (ii) of the Project c. Under Part 2 (iii) of the PrQect Unallocated
TOTAL

9,900,000 300,000 700,000

89% Loan 89% Loan 89% Loan

6,300,000 17,000,000 1,200,000 34,900,000 300,000,000

100% Loan 100% Loan 100% Loan 100% Loan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22 lPBl2008 TENTANG
PETUNJUKPELAKSANAANPENYALURANDANPENCAIRANDANA HlBAH NOMOR TF-056895-IND DAN NOMOR TF-057749-IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILLANCEAND CONTROL PROJECT)

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang


: a.

bahwa dalam rangka mengendalikan Avian Influenza dan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza, Pemerintah lndonesia memperoleh dana hibah dari Avian Human lnfluenza Facility (AHIF) yang berasal dari Komisi Eropa dan Japan Policy and Human Resource Development (PHRD) yang diadministrasikan oleh Bank Dunia; bahwa untuk pengelolaan dana hibah Nomor TF056895-IND dan Nomor TF-057749-IND, perlu petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana hibah dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderai Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Hibah Nomor TF-056895-IND dan Nomor TF-057749IND (Indonesia Avian lnfluenza Surveillance and Control Project);

b.

c.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400);

3.

4.

Peraturan Pernerintah Nornor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nornor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan. Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nornor 48, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nornor 4092); Peraturan Pernerintah Nornor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerirnaan Hibah serta Penerusan Pinjarnan danlatau Hibah Luar Negeri (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nornor 3, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4597); Keputusan Presiden Nornor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nornor 73. Tarnbahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagairnana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nornor 72 Tahun 2004 (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nornor 92, Tarnbahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nornor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedornan Pernbayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departernen Keuangan sebagairnana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nornor 54lPMK.0112007; Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

5.

6.

7.

8.

9.

10. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKetua Bappenas Nornor 185/KMK.03/1995 dan Kep.O31IKet/511995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pemantauan PinjarnanIHibah Luar Negeri dalarn Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagairnana telah diubah dengan Nornor 459lKMK.0311999 dan KEPSKB 264/KET/09/1999;

I Keputusan Menteri Keuangan Nornor 239lKMK.0111996 I. tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak Pertarnbahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nornor 486lKMK.0412000; 12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA HlBAH NOMOR TF-056895-IND DAN NOMOR TF-057749IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILLANCE AND CONTROL PROJECT). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dirnaksud dengan: Hibah Nomor TF-056895-IND dari Avian Human lnfluenza Facility (AHIF) yang berasal dari Kornisi Eropa dan Nomor TF-057749-IND dari Japan Policy and Human Resource Development (PHRD) adalah hibah untuk rnengendalikan Avian lnfluenza dan kesiapsiagaan rnenghadapi Pandemi Influenza. Avian lnfluenza adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1. 3. 4. Pandemi lnfluenza adalah wabah influenza yang menyerang lebih dari 1 (satu) negara. Epiderni atau wabah adalah peningkatan jumlah kasus secara signifikan yang berpotensi rnenimbulkan bencana.

5. Tenaga Participatory Disease Sutveillance and Response (PDSR) adalah tenaga dokter hewan yang bertugas rnelakukan pelacakan dan tindakan terhadap penyakit Avian Influenza pada hewan.

6. Restrukturasi Peternakan adalah upaya pembenahan sektor peternakan dari hulu ke hilir.

7.

Kompensasi adalah pemberian ganti rugi terhadap ternak-ternak sehat yang terpaksa dimusnahkan akibat kejadian penyakit (sesuai Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 3llkptsl ditjennakl2007). Pemberi Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut PHLN adalah pemerintah suatu negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga nonkeuangan asing, serta lembaga keuangan non-asing, yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang memberi hibah kepada Pemerintah Indonesia. Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPHLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai hibah luar negeri antara Pemerintah Indonesia dan PHLN.

8.

9.

10. Executing Agency adalah Kementerian NegaraILembaga yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. 11. No Objection Letter, yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan dari pemberi pinjamanlhibah atau donor atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekejaan yang ditetapkan. 12. lnitial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari pinjamanlhibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening Khusus (Special Account) setelah NPPLNINPHLN dinyatakan efektif. 13. Withdrawal Application adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan Initial Deposit dana hibah, pengisian kembali Rekening Khusus, danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemerintah. 14. Closing Date adalah batas akhir pembayaran dana pinjamanlhibah luar negeri oleh pihak Pemberi PinjamanIHibah Luar Negeri dalam rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan. 15. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenteriIPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

16. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kernenterian NegaraILembaga yang bersangkutan.

17. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang rnernperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk rnenggunakananggaranyangdikuasakankepadanya.
18. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang rnernperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Urnum Negara.
19. Kas Negara adalah ternpat penyimpanan uang negara

yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umurn Negara untuk rnenarnpung seluruh penerirnaan negara dan rnernbayar seluruh pengeluaran negara. 20. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pernerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank pernerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk rnenarnpung dana pinjarnanlhibah luar negeri yang digunakan untuk pernbiayaan kegiatan pernbangunan. 21. Surat Perintah Mernbayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas narna PA kepada Bendahara Urnurn Negara atau kuasanya berdasarkan Surat Pemintaan Pernbayaran (SPP) untuk melakukan pembayaran sejurnlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalarn SPP berkenaan.
22. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya

disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Urnurn Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk rnernindahbukukan sejurnlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalarn SPM berkenaan.
23. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang rnuka kerja dengan jurnlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk rnernbiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari Satuan Kerja yang tidak dapat dilakukan dengan pernbayaran langsung.

24. Tarnbahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan rnelebihi pagu UP yang ditetapkan.

25. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pemyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAIKuasa PA atas transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu.
Pasal2 Spesifikasi hibah. sebaaai berikut:

a. b. c.

d'

e. f. g. h.

Nornor Perjanjian Nomor Register Tanggal Penanda tanganan Effective Date .Closing Date Jurnlah Hibah Jurnlah Initial Deposit Nomor Rekening Khusus
-

TF-056895-IND 70714001
I I

TF-057749-IND 70713301

13 Juni 2007
I

6 September 2007 31 Juli 2009 USD 5,000,000


I

1
USD 10,000,000 1) 602.117411 untuk Directorate General of Livestock Services (DGLS) 2) 602.1 18411 untuk Kornite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Pandemi Influenza (KOMNAS FBPI)

Proyeksi Kebutuhan 6 (enam) bulan 1) 602.119411 untuk Directorate General of Livestock Services (DGLS) 2) 602.120411 untuk Kornite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Panderni Influenza (KOMNAS FBPI)

Agency Agency

Bidang Kesejahteraan Rakyat Departemen Pertanian

BAB II PEMBEBANANDANPEMBAYARAN Pasal3 (1) Tata cara pembayaran dana hibah menggunakan rnekanisme Rekening Khusus. (2) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus: a. Nomor 602.119411 (DGLS) dan Nomor 602.120411 (KOMNAS FBPI) pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta untuk hibah Nomor TF056895-IND. b. Nomor 602.117411 (DGLS) dan Nomor 602.118411 (KOMNAS FBPI) pada Kantor Pusat Bank lndonesia di Jakarta untuk hibah Nornor TF057749-IND. (3) Pembebanan dan pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai kategori dan persentase sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran I 1 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Penyediaan dana hibah Nornor TF-056895-IND dan Nomor TF-057749-IND, dialokasikan dalarn DlPA KOMNAS FBPI Kernenterian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Direktorat Jenderal Petemakan Departemen Pertanian.

(1) Kategori pembiayaan hibah Nomor TF-056895-IND dan Nomor TF-057749-IND untuk Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, yaitu: a. kategori l a (Consultants' Services and Training) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ini; b. kategori l a (Consultants' Services), Kategori 2 (Goods), dan Kategori 4a (Operating Costs) sebagaimana tercantum dalarn Lampiran II Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ini; (2) Kategori pembiayaan hibah Nornor TF-056895-IND dan Nomor TF-057749-IND untuk KOMNAS FBPI Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, yaitu:

a. kategori I (Consultants' Services and Training) b sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ini; b. kategori I b (Consultants' Services), kategori 3 (Compensation Payments) dan Kategori 4b (Operating Costs) sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran II Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaanini; BAB Ill PENCAIRAN DANA Pasal6 (1) Pencairan dana dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA berdasarkan DIPA. (2) Pada SPM tercanturn nilai, nornor dan tanggal kontrak terrnasuk adendurn, nornor dan tanggal BAP, nornor hibah, nornor register, kode kategori, dan besarnya porsi pernbiayaan serta tanggal NOL (apabila disyaratkan). (3) Pernbayaran rnelalui rnekanisrne UPITUP, SP2D tidak rnernbebani Rekening Khusus sebagairnana tercanturn dalarn Pasal 3 ayat (2), tetapi rnernbebani rekening Kas Negara. (4) Sisa UP yang rnasih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara selarnbat-larnbatnya tanggal 31 Desernber tahun anggaran berkenaan. (5) Pertanggungjawaban atas UP/TUP dilaksanakan sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada KPPN. (6) Untuk keperluan pernbayaran kontrak-kontrak dalarn valuta asing (valas), tidak diperkenankan rnerupiahkan tagihan valas tersebut (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-431Al61/0392 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-32lAl6310295 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing (Valas) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE130lAl1989 tentang Tata Cara Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn Rangka Bantuan Luar Negeri rnelalui Rekening Khusus).

(7) Pengajuan dokurnen untuk pernbayaran sebagairnana dirnaksud pada ayat (6) disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

(8) Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilarnpiri copy 'NOL" sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE104lAl2000 tentang Penggantian Format NOL for Disbursement (Form 3B) Bantuan IBRD rnenjadi Form 384P (untuk pekerjaan kategori goods and works) dan Form 384C (untuk pekerjaan kategori consultant) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia rnerupakan NOL terhadap kontrak yang telah ditetapkanlditandatangani(finallsignedcontract). BAB IV PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS Pasal7
(1)

Executing Agency bersarna PAIKuasa PA rnenyusun dan rnenyiapkan konsep Withdrawal Application dalarn rangka ReplenishmenV Reimbursement sebagai berikut: a. PAlKuasa PA rnengirirnkan copy SP2D Reksus beserta dokurnen pendukungnya kepada ExecutingAgency. b. Berdasarkan laporan Rekening Koran yang diterima dari Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnenyarnpaikan copy rekening koran Rekening Khusus hibah berkenaan kepada ExecutingAgency.

c. Berdasarkan copy Rekening Koran Bank Indonesia yang diterirna dari Direktorat Pengelolan Kas Negara dan copy SP2D Rekening Khusus beserta dokurnen pendukungnya yang diterirna dari PAlKuasa PA, Executing Agency rnenyiapkan dan menyarnpaikan draf Withdrawal Application dalam rangka ReplenishmenV Reimbursement ke c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
(2) Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnerneriksa dan rneneliti Withdrawal Application yang diterirna dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas

Negara

membuat

covering

letter

Withdrawal

Application dan rnenyarnpaikan secara lengkap Withdrawal Application tersebut kepada pernberi hibah. (3) Apabila Executing Agency tidak rnelaksanakan kewajibannya sebagairnana dirnaksud pada ayat (I), yang rnengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus berkenaan di Bank Indonesia tidak mencukupi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dapat rnenerbitkan surat perintah penghentian pernbayaran sernentara kepada KPPN bersangkutan. Pembayaran kembali atas penghentian sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (3), dapat dilaksanakan setelah KPPN rnenerirna surat dari Direktorat Jenderal pernberitahuan Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengisian kernbali dana Rekening Khusus dilaksanakan secara berkala dengan rnenyarnpaikan aplikasi Replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan rnenjadi tanggung jawab penuh Executing Agency bersangkutan.

(4)

(1)

Executing Agency dalarn ha1 dipersyaratkan, menyusun Financial Statement of Special Account (FISSA) untuk kepentingan audit penggunaan rekening khusus oleh auditor. disarnpaikan kepada Direktur dirnaksud pada ayat (I), Jenderal Pengelolaan Utang untuk selanjutnya diteruskan kepada Pernberi Hibah Luar Negeri berkenaan. BAB V PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN

(2) FISSA yang telah diperiksa oleh auditor sebagairnana

(1)

Untuk keperluan pelaporan, KPPN rnengirirnkan copy SP2D dan copy SPM. Dokurnen sebagairnana dimaksud pada ayat (I), dikirirnkan setiap hari Senin yang diterbitkan pada minggu sebelurnnya dan dialarnatkan kepada:

(2)

Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710 TeleponlFaksimile: (021) 3864779 e-mail: d~h~kn@.~erbendaharaan.ao.id (3) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan per masing-masing hibah luar negeri dalam satu surat pengantar. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi hibah luar negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan.
(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

(1) Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani Rekening Khususl Rekening Antara tetapi belum dimintakan penggantiannya kepada PHLN dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan replenishmentlreimbursement dan telah mendapat penggantian. (2) Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA yahg tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPHLN dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible. (3) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab penuh Kementerian NegaraILembaga yang bersangkutan dan hams diperhitungkan dalam revisi DlPA tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalam DlPA tahun anggaran berikutnya.
(4) Sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), Direktur Pengelolaan Kas Negara menyampaikan surat kepada Pimpinan Kementerian NegaraILembaga dengan tembusan Direktur Jenderal Anggaran untuk mengajukan revisi DlPA dimaksud dengan uraian "untuk keuntungan rekening Kas Umum Negara".

BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22 lPBROO8 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA HlBAH NOMOR TF-0568951ND DAN NOMOR TF057749 IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILLANCE AND CONTROL PROJECT)

DAFTAR KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN HlBAH NOMOR TF-056895-IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILLANCE AND CONTROL PROJECT) REKENING KHUSUS NOMOR 602.119411 DAN REKENING KHUSUS NOMOR 602.120411

Kode

Uraian Kategori

Amount of the A'1ocated (Exp. In USD)

Persentas= Pembiayaan

Batas Maksimal Nilai Kontrak SOE (lidak Perlu NOL World Bank)

Consultants' services and Training a. Under Parts A, 6, and D of the Project. b. Under Parts C, E, and F of the Project. JUMIAH

3,000,000 2,000,000

100% 100%

All SOE All SOE

5,000,000

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER- 22 IPB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA HlBAH NOMOR TF-056895-IND DAN NOMOR TF-057749IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILUNCE AND CONTROL PROJECT)

LAMPIRAN II

DAFTAR KATEGORI DAN PERSENTASE PEMBIAYAAN HlBAH NOMOR TF-057749-IND (INDONESIA AVIAN INFLUENZA SURVEILLANCE AND CONTROL PROJECT) REKENING KHUSUS NOMOR 602.117411 DAN REKENING KHUSUS NOMOR 602.118411
Batas Maksirnal Nilai Kontrak SOE (Tidak Perlu NOL World Bank)

Kode

Ura~an Kategori

Amount of the Allocated (Exp, In USD)

Persentase Pernbiayaan

Consultants' services a. Under Parts A, B. and D of the Project. b. Under Parts C,E, and F of the Project. Goods (Excluding antivim1drugs) Under Part B of the Project.

1,500,000 720,000

100% 100%

All SO All SOE

3'(Y151000

100%'

100% of foreign expenditures, 100% of local expenditures (ex factoty costs), and 80% for other items procured locally 100% of compensation payment amount disbursed

Compensation Payments Under Part C of the Project Operating Cost. Operating Costs

2,500.000

100%

a. Under Parts A, B,
and D of the Project. b. Under Parts C, E, and F of the Project.
JUMLAH

1,035,000 220,000

100% 100%

All SOE All SOE

10,000,000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 23 IPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN ADB NOMOR 2348-IN0 (SF) (NUTRITION IMPROVEMENT THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT PROJECT) DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, a. bahwa dalam rangka mengurangi prevalensi gizi kurang, gizi buruk pada ibu dan balita, memperkuat kapasitas pemerintah dalam meningkatkan pengelolaan pelayanan gizi kepada masyarakat, serta menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan status gizi, hygiene, dan sanitasi, Pemerintah lndonesia memperoleh pinjaman dari ADB melalui kegiatan Nutrition lmprovement Through Community Empowerment Project; b. bahwa dalam rangka pengelolaan dana pinjaman ADB sebagaimana dimaksud pada huruf a diperlukan petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana tersebut; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjaman ADB Nomor 2348-IN0 (SF) (Nutrition lmprovement Through Community Empowennent Project);

Menimbang

c.

Mengingat

I. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355); Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

3.

--

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4092); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4597); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalarn Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131lPMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Keja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54lPMK.0112007; tentang Organisasi dan Tata Keja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nornor 143/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri; 11. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalIKetua Bappenas Nomor 185/KMK.0311995 dan Kep.031IKetl511995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pernantauan PinjarnanlHibah Luar Negeri dalarn

5.

6.

7.

8.

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.0112006

Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagairnana telah diubah dengan Nornor 459lKMK.0311999 dan KEPSKB 264/KET109/1999; 12. Keputusan Menteri Keuangan Nornor 239lKMK.0111996 tentang Pelaksanaan Peraturan Pernerintah Nornor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan dalarn rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri sebagairnana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nornor 486lKMK.0412000; 13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor 66lPB12005 tentang Mekanisrne Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan
:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK PERBENDAHARAAN PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN ADB NOMOR 2348-11\10 (SF) (NUTRITION IMPROVEMENT THROUGH COMMUNIN EMPOWERMENTPROJECT). BAB l KETENTUAN UMUM Pasal I Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan: 1. Nutrition Improvement Through Community Empowenent Project yang selanjutnya disebut NICE adalah pinjarnan yang diadrninistrasikan oleh Asian Development Bank (ADB) untuk rnernbiayai kegiatan rnengurangi prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu rnenyusui, dan keluarga rniskin di provinsi Surnatera Utara, Surnatera Selatan, Kalirnantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Tirnur, dan Sulawesi Selatan. 2. Community Nutrition Committee (CNC) yang selanjutnya disebut Kelornpok Gizi Masyarakat (KGM) adalah kelompok penerirna paket gizi yang dibentuk oleh rnasyarakat desa yang anggotanya terdiri dari 10

(sepuluh) orang.

3.

Pernberi PinjarnanIHibah Luar Negeri yang selanjutnya disebut PPHLN adalah pernerintah suatu negara asing, lernbaga multilateral, lernbaga keuangan dan lernbaga non-keuangan asing, serta lernbaga keuangan nonasing yang berdornisili dan rnelakukan usaha di luar wilayah negara Republik lndonesia yang rnernberi pinjarnanlhibah kepada pernerintah Indonesia. Naskah Perjanjian PinjarnanIHibah Luar Negeri yang selanjutnya disebut NPPHLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disarnakan yang rnernuat kesepakatan rnengenai pinjarnanlhibah luar negeri antara pernerintah lndonesia dan PPHLN. Executing Agency adalah Kernenterian NegaralLernbaga yang rnenjadi penanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. Approval adalah persetujuan dari pernberi pinjarnanlhibah luar negeri atau donor atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau batasan nilai berdasarkan jenis pekejaan yang ditetapkan. Effective Date adalah tanggal yang ditetapkan oleh pernberi pinjarnanlhibah luar negeri yang rnenyatakan suatu NPPHLN rnulai rnengikat sernua pihak dan secara efektif berlaku. lnitial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari pinjarnanlhibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening Khusus (SpecialAccount), setelah NPPHLN dinyatakan efektif. Withdrawal Application adalah dokurnen yang digunakan untuk rnelakukan penarikan lnitial Deposit dana pinjamanlhibah, pengisian kernbali Rekening Khusus danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh Pemerintah.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10. Closing Date adalah tanggal batas akhir pernbayaran dana pinjarnanl hibah luar negeri oleh PPHLN dalarn rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan.
11. Replenisment adalah pengisian kernbali dana Rekening Khusus oleh PPHLN untuk rnengganti pengeluaran yang terjadi sesuai perrnintaan penarikan dana. 12. Reimbursement adalah penggantian kernbali dana rekening pernerintah yang telah digunakan sebagai dana talangan oleh PPHLN karena Rekening Khusus tidak rnencukupi atau kosong.

13. Statement of Expenditure atau yang selanjutnya disebut SOE adalah tabel khusus ringkasan rnengenai pengeluaran-pengeluaran yang telah dilaksanakan Executing Agency dan disarnpaikan kepada PPHLN rnelalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
14. Summary Sheet adalah daftar atau rincian pernbayaran sebagai kelengkapan aplikasi replenishmenffreimbursement dari Executing Agency yang disarnpaikan kepada PPHLN rnelalui Direktorat Pengelolaan Kas Negera. 15. Backlog adalah kondisi dirnana pengeluaran yang sudah rnernbebani Rekening Khusus danlatau dana belum diajukan talangan pernerintah narnun pertanggungjawabannya (replenishmenffreimbursement) kepada PPHLN untuk rnernperoleh penggantian.
16. Eligible Expenditures adalah pengeluaran-pengeluaran yang diperkenankan dibiayai dari dana pinjarnan berdasarkan kesepakatan dalarn NPPHLN

17. Ineligible Expenditures adalah pengeluaranpengeluaran yang tidak sesuai dengan NPPHLN.

18. Financial Statement of Special Account yang selanjutnya disebut FlSSA adalah laporan keuangan tentang penggunaan rekening khusus untuk masa satu tahun anggaran yang disusun Executing Agency

19. Daf&arlsian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenterilPirnpinan Lernbaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara.

20. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian NegaraILernbagayang bersangkutan.

21. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk rnenggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.

22. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang


selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang rnemperoleh kewenangan selaku kuasa Bendahara Urnurn Negara.

23. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kantor Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut KPPN KBI adalah KPPN yang bermitra dan berlokasi satu kota dengan Kantor Bank Indonesia.

24. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
25. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disebut Rekening KUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan atau membayar seluruh pengeluaran Negara pada Bank Sentral.

26. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau Bank Pemerintah lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan yang dibuka untuk menampung dana pinjamanlhibah luar negeri yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan.

27. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan.

28. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionalIKantor Pos dan Giro untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan.

29. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah


uang muka keja dengan jumlah tertentu yang bersifat berdaur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari satuan kerja yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 30. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.

31. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAlKuasa PA atas transaksi belanja sarnpai dengan jurnlah tertentu.

. Pasal2 Spesifikasi hibah, sebagai berikut:


a. b. c. d. e. Nomor Pinjaman Nornor Register Tanggal Penandatanganan Effective Date Closing Date Jurnlah Pinjarnan Initial Deposit Nornor Rekening Khusus Executing Agency
: 2348-IN0 (SF)

: 10755881

f.
g. h.

i.

: 5 Oktober 2007 : 10 Desember 2007 : 30 September 2012 : SDR 32,588,000.00 : USD 5,000,000.00 : 601.27941 1 : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan

1 BAB I PEMBEBANANDANPEMBAYARAN Pasal3 (I) (2) Tata cara pernbayaran dana pinjarnan rnenggunakan mekanisrne Rekening Khusus. Pernbayaran dana dibebankan pada Rekening Khusus Nomor 601.27941 1 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. Pernbebanan dan pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai dengan kategori dan persentase dana pinjarnan AD6 Nornor 2348-IN0 (SF) sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini.

(3)

BAB Ill PENCAIRAN DANA


(1) Pencairan dana dilaksanakan rnelalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAIKuasa PA berdasarkan DIPA.

(2)

Pada SPM tercantum nomor pinjarnan, nomor register, kode kategori, porsi pernbiayaan, nilai, nomor dan tanggal kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal BAP, beserta approvalffCSS (Procurement Contract Summary Sheet) ADB sepanjang dipersyaratkan. Pembayaran melalui mekanisme UPTTUP, SP2D tidak rnembebani Rekening Khusus sebagairnana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), tetapi rnernbebani rekening Kas Negara. Sisa UP yang rnasih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara selambat-larnbatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan.

(3)

(4)

( 5 ) Pertanggungjawaban atas UP/TUP dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-77lPBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada KPPN.

(6)

Untuk keperluan pernbayaran kontrak-kontrak dalam valuta asing, tidak diperkenankan rnerupiahkan tagihan valuta asing (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-431Al6110392 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-32lAl6310295 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing (Valas) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-1301All989 tentang Petunjuk Tata Cara Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn rangka Bantuan Luar Negeri rnelalui Rekening Khusus). dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang mensyaratkan Approval, dapat dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilampiri copy Approval atas kontrak yang bersangkutan.

(7) Pengajuan dokumen untuk pernbayaran sebagaimana

(8)

(1)

Pencairan Dana Kategori 3 (Paket Pemberdayaan Gizi Masyarakat) dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: a. Tahap I sebesar 40 % (ernpat puluh persen) dari nilai Surat Perjanjian Pernberian Bantuan (SPPB)

dengan melampirkan:

1)

2) b.

Resume SPPB; SPTB.

Tahap II sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari nilai SPPB dapat dicairkan apabila penggunaan dana tahap I sekurang-kurangnya telah mencapai sebesar 75% dengan melampirkan: 1) Resume SPPB; 2) SPTB.

c.

Pencairan Dana Tahap Ill sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari nilai SPPB dapat dicairkan apabila penggunaan dana tahap II sekurangkurangnya telah mencapai sebesar 75% dengan melampirkan: 1) Resume SPPB; 2) SPTB.

(2)

Pembayaran pekejaan secara swakelola dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. BAB IV PENGlSlAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS

( I ) Executing Agency bersama PAlKuasa PA menyusun dan menyiapkan konsep Withdrawal Application dalam rangka Replenishment/ Reimbursement dengan tata cara sebagai berikut: a. PAlKuasa PA mengirimkan copy SP2D Reksus beserta dokumen pendukungnya kepada Executing Agency. Berdasarkan Rekening Koran Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Kas Negara menyampaikan copy rekening koran berkenaan kepada Executing Agency. Berdasarkan copy Rekening Koran Bank Indonesia dan copy SP2D Reksus yang diterima, Executing Agency menyiapkan dan menyampaikan draf Withdrawal Application untuk pengajuan replenishment/reimbursement kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Jika pengeluaran per SPMlSP2D Reksus lebih kecil dari USDI00,000, perrnintaan pengisian kembali (replenishment) dilakukan dengan

b.

c.

d.

rnenggunakan format dokurnen pendukung. e.

SOE

tanpa

larnpiran

Jika pengeluaran per SPMlSP2D Reksus lebih besar dari USD100,000, perrnintaan pengisian kembali (replenishment) dilakukan dengan menggunakan format Summary Sheet dengan lampiran dokurnen pendukung ke ADB antara lain invoicelkuitansi, SPM dan BAP.

(2) Direktorat Pengelolaan Kas Negara memeriksa dan rneneliti draf Withdrawal Application yang diterirna dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan lengkap dan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnernbuat covering letter dan rnenyarnpaikan secara lengkap Withdrawal Application tersebut kepada ADB. (3) Apabila Executing Agency tidak melaksanakan kewajibannya sebagairnana dimaksud pada ayat (1) yang rnengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus berkenaan di Bank Indonesia tidak rnencukupi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat PKN dapat rnenerbitkan surat perintah penghentian pernbayaran sernentara kepada KPPN.
(4) Pernbayaran kernbali atas penghentian pernbayaran sernentara sebagairnana dirnaksud pada ayat (3) rnenerirna surat dilaksanakan setelah KPPN pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

(5) Pengisian kernbali dana rekening khusus dilaksanakan secara berkala dengan penyarnpaian aplikasi Replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan rnenjadi tanggung jawab penuh Executing Agency bersangkutan.

(1) Executing Agency bertanggung jawab rnenyusun FlSSA untuk kepentingan audit keseluruhan pelaksanaan kegiatan oleh auditor.

(2) FlSSA yang telah diperiksa oleh auditor sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) disarnpaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk selanjutnya diteruskan kepada PPLN berkenaan.

BAB V PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN

( I ) Setiap hari Senin KPPN-KBI rnengirirnkan asli Daftar SP2D Reksus dan Daftar SPB beserta copy SP2D Reksus yang diterbitkan rninggu sebelurnnya. (2) Pengirirnan dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat ( I ) di alarnatkan kepada: Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjarnan dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai IV Jalan Lapangan Banteng Tirnur No. 2-4 Jakarta 10710 TeleponIFaksirnile: (021) 3864779, (021) 3524548, (021) 3840515 dan (021) 3840516. e-mail: d~h~kn@.~erbendaharaan.clo.id (3) Penyarnpaian dokurnen sebagairnana dirnaksud pada ayat (2) dikelornpokan per masing-masing pinjarnanlhibah luar negeri dalarn satu surat pengantar BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PPN, PPn BM, dan PPh yang terutang untuk potsi PinjarnanlHibah Luar Negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 10
( I ) Pengeluaran atas SP2D yang telah rnernbebani rekening khusus tetapi belurn dirnintakan penggantiannya dari pernberi pinjarnanlhibah dinyatakan backlog sarnpai dengan SP2D Reksus berkenaan diajukan replenishrnent/reirnbursernent dan telah rnendapat penggantian.

(2) Pengeluaran atas SP2D Reksus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PNKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalarn NPPHLN dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible.
(3) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), rnenjadi tanggung jawab penuh Kementerian NegaralLernbaga yang

bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DlPA Kementerian NegaraILembaga tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalam DlPA tahun anggaran berikutnya.
(4) Sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), Direktur Pengelolaan Kas Negara menyampaikan surat kepada Pimpinan Kementerian NegaralLembaga dengan tembusan Direktur Jenderal Anggaran untuk mengajukan revisi DlPA dimaksud dengan uraian "untuk keuntungan Rekening KUN".
BAB VII KETENTUANPENUTUP

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL P E R B E N D A H A M NOMOR PER- 23 IPBIZMX1 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN AD0 NOMOR 2348-IN0 (SF) INUTRITTON . , IMPROVEMENT THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT PROJECT)

DAFTAR PERSENTASE PEMBIAYAAN ADB Loan ADB No.2348-INO(SF) (Nutrition Improvementthrough Community Empowerment Project) Rekening Khusus Nomor 601.279411

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER- 23 IPBRW8 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PINJAMAN ADB NOMOR 2348-IN0 (SF) (NUTRITION . . IMPROVEMENT THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENTPROJECT)

DAFTAR PROVINSI, KOTA, DAN KABUPATEN YANG BERPARTlSlPASl DALAM NUTRITION IMPROVEMENT THROUGH COMMUNIN EMPOWERMENT PROJECT LOAN ADB NO. 2348-INO(SF) No.
1.

Provinsi Sumatera Utara

Kota Kota Medan

Kabupaten 1. Mandailing Natal 2. Tapanuli Tengah 3. Dairi 1. Ogan Komering llir 2. Lahat 3. Musi Rawas I. Landak 2. Ketapang 3. Sintang 1. Lombok Barat 2. Lombok Tengah 3. Lombok Timur 1. Sumba Barat

2.

Sumatera Selatan

Kota Palembang

3.

Kalimantan Barat

Kota Pontianak

4.

Nusa Tenggara Barat

Kota Mataram

5.

Nusa Tenggara Timur

Kota Kupang

6.

Sulawesi Selatan

Kota Makassar

2. Kupang 3. Timor Tengah Utara 1. Jeneponto 2. Maros 3. Pangkep

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 25 lPBl2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA GRANT TF-090666-IND (STRENGTHENING POST-CONFLICT REINTEGRATION ASPECTS OF THE SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGEDAREAS PROJECT/SPADA FOR ACEH TRUST FUND MONITORING CAPACITY BUILDING PROJECV DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a.

bahwa dalam rangka menyusun desain dan kerangka serta rencana aksi studi pada kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), Pemerintah lndonesia memperoleh dana hibah (Grant) dari International Development Association (IDA) yang diadministrasikan oleh Bank Dunia; bahwa untuk pengelolaan dana Grant TF-090666-IND, perlu petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana hibah (Grant) dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Grant TF-090666-IND (Strengthening Post-conflict Reintegration Aspects of the Support for Poor and Disadvantaged Areas ProjectISPADA for Aceh Trust Fund Monitoring Capacity Building Project); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286);

b.

c.

Mengingat

1.

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lernbaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4092); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danlatau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman danlatau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nornor 3, Tambahan Lernbaran Negara Republik lndonesia Nomor 4597); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134lPMK.0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007;

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Peraturan Menteri Keuangan Nornor 134/PMK.0112006 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

10. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan NasionallKetua Bappenas Nornor 185/KMK.03/1995 dan Kep.O31IKet/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pernantauan PinjarnanIHibah Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagairnana telah diubah dengan SKB Nomor 459lKMK.0311999 dan KEP264/KETl09/1999; 11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239lKMK.0111996 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tarnbahan, Pajak Pertarnbahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalarn Rangka Pelaksanaan Proyek Pernerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjarnan Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4861KMK.0412000; 12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66lPBl2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pernbayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan

: PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA GRANT TF-090666-IND (STRENGTHENING POSTCONFLICT REINTEGRATION ASPECTS OF THE SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS PROJECT/SPADA FOR ACEH TRUST FUND MONITORING CAPACITY BUILDING PROJECT).

BAB l KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalarn Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dirnaksud dengan:
1.

Grant TF 090666-IND adalah hibah dari IDA yang diadrninistrasikan oleh Bank Dunia untuk rnernberikan bantuan teknis pengernbangan monitoring dan evaluasi kebijakan program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), yang terintegrasi di dalarn sistem monitoring kineja pernbangunan nasional untuk pernbangunan daerah tertinggal dan khusus, pelaksanaan kajian ternatik yang terkait dengan isue strategis pernbangunan daerah tertinggal serta rnernberikan dukungan pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) program P2DTK. Pemberi Hibah Luar Negeri yang selanjutnya disebut PHLN adalah pernerintah suatu negara asing, lernbaga multilateral, lembaga keuangan dan lernbaga non-keuangan asing, serta lernbaga keuangan nonasing, yang berdomisili dan rnelakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang rnernberi hibah kepada Pernerintah Indonesia. Naskah Pejanjian Hibah Luar Negeri yang selanjutnya disebut NPHLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang rnernuat kesepakatan rnengenai hibah luar negeri antara Pernerintah Indonesia dan PHLN. Executing Agency adalah Kernenterian Negarallernbaga yang rnenjadi penanggungjawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. No Objection Letter yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan dari pernberi pinjarnanlhibah atau donor atas suatu kontrak dengan jurnlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang ditetapkan. Initial Deposit adalah dana awal yang dapat ditarik dari pinjamanlhibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening

2.

3.

4.

5.

6.

252

Khusus (Special Account), setelah NPPLNINPHLN dinyatakan efektif. Withdrawal Application, yang selanjutnya disebut WA adalah dokurnen yang digunakan untuk melakukan penarikan Initial Deposit dana pinjarnanlhibah, pengisian kembali Rekening Khusus, danlatau penarikan untuk penggantian atas pengeluaranpengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pernerintah. Closing Date adalah tanggal batas akhir pernbayaran dana pinjarnanlhibah luar negeri oleh pihak PPLNIPHLN dalarn rangka pengisian Rekening Khusus atau penggantian dana talangan. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DlPA adalah dokurnen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenteriIPirnpinan Lernbaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnum Negara. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas penggunaan anggaran pada Kernenterian NegaraILernbaga yang bersangkutan. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang rnemperoleh kewenangan dan tanggungjawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang rnernperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara. Kas Negara adalah tempat penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Urnurn Negara untuk rnenarnpung seluruh penerirnaan negara dan rnernbayar seluruh pengeluaran negara. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening

pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank

pemerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk menampung dana pinjamanlhibah luar negeri yang digunakan untuk pernbiayaan kegiatan pembangunan.
15.

Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penandatangan SPM untuk dan atas nama PA kepada Bendahara Umurn Negara atau kuasanya berdasarkan Surat Perrnintaan Pembayaran (SPP) untuk rnelakukan pernbayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank OperasionallKantor Pos dan Giro untuk rnemindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan. Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut UP adalah uang rnuka kerja dalam jurnlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari Satuan Kej a yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Tarnbahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pemyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PAIKuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.

16.

17.

18.

19.

Spesifikasi Grant adalah sebagai berikut: a. Nomor Perjanjian b. Nomor Register c. Tanggal Penandatanganan d. Effective Date e. Closing Date f. Jumlah Hibah g. Jumlah Initial Deposit h. Nomor Rekening Khusus i. Executing Agency

: TF-090666-IND : 70719501 : 04 September 2006 : 04 September 2007 : 31 Desember 2009 : USD 500,000 : Proyeksi Kebutuhan 6 Bulan : 602.1 16411 : Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal (KKDT) Bappenas

BAB II PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN DANA (1) Tata cara pembayaran dana hibah (Grant) menggunakan mekanisme Rekening Khusus. Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nornor 602.116411 pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. Pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai dengan kategori dan persentase dana Grant TF090666 (Strengthening Post-Conflict Reintegration Aspects of the Support for Poor and Disadvantaged Areas ProjecVSPADA for Aceh Trust Fund-Monitoring Capacity Building Project) sebagairnana tercanturn dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2)

(3)

Penyediaan dana Kategori 1 (Consultants' Services), Kategori 2 (Trainning and Workshop) dan Kategori 3 (Incremental and Operating Cost) untuk Grant TF-090666IND, dialokasikan dalam DlPA Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal (KKDT) Bappenas.

BAB Ill PENCAIRAN DANA Pasal5


(1)

Pencairan dana dilakukan rnelalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA berdasarkan DIPA. Pada SPM tercanturn nilai, nornor, dan tanggal kontrak terrnasuk addendum, nornor dan tanggal BAP, nornor hibah (Grant), nornor register, kode kategori, dan besarnya porsi pernbiayaan serta tanggal NOL (apabila disyaratkan). Pernbayaran rnelalui rnekanisrne UPITUP, SP2D tidak rnernbebani Rekening Khusus sebagairnana tercanturn pada Pasal 3 ayat (2), tetapi rnernbebani rekening Kas Negara. Sisa UP yang rnasih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran hams disetor ke rekening Kas Negara selarnbat-larnbatnya tanggal 31 Desernber tahun anggaran berkenaan. Pertanggungjawaban atas UPITUP dilaksanakan sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nornor SE-771PBl2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening Khusus pada KPPN. Untuk keperluan pernbayaran kontrak-kontrak dalarn valuta asing (valas), tidak diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut (sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-43/N61/0392 tentang pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing atas Beban Rekening Khusus jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-32/Al63/0295 tentang Pernbayaran Mata Uang AsingNaluta Asing (valas) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE-1301AlI989 tentang Tata Cara Penyaluran Pernbiayaan Training dalarn rangka Bantuan Luar Negeri melalui Rekening Khusus). dirnaksud pada ayat (6) disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7) Pengajuan dokurnen untuk pernbayaran sebagairnana

(8)

Pernbayaran terhadap kontrak-kontrak yang rnensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilampiri copy "NOL" sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nornor SE1041A.2000 tentang Penggantian Fonnat NOL for Disbursement (form 38) Bantuan IBRD rnenjadi Form 384P (untuk pekerjaan Kategori goods and works) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia rnerupakan NOL terhadap kontrak yang telah ditetapkanlditandatangani (final/signed contract). BAB IV PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS Pasal6

(1)

Executing Agency bersarna PAlKuasa PA rnenyusun dan rnenyiapkan konsep WithdrawalApplication dalarn rangka Replenishment/ Reimbursement sebagai berikut: a. PAlKuasa PA rnengirirnkan copy SP2D Rekening Khusus beserta dokurnen pendukungnya kepada ExecutingAgency. Berdasarkan Laporan Rekening Koran yang diterirna dari Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnenyarnpaikan copy Rekening Koran dan Rekening Khusus LoadGrant berkenaan kepada ExecutingAgency. Berdasarkan copy Rekening Koran Bank Indonesia yang diterirna dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan copy SP2D Rekening Khusus beserta dokurnen pendukungnya yang diterirna dari PAlKuasa PA, Executing Agency rnenyiapkan dan rnenyarnpaikan draff Withdrawal Application dalarn rangka ReplenishmenVReimbursement ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.

b.

c.

(2)

Direktorat Pengelolaan Kas Negara rnerneriksa dan rneneliti Withdrawal Application yang diterirna dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan benar, Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara membuat covering letter Withdrawal Application dan menyampaikan secara lengkap Withdrawal Application tersebut kepada pemberi hibah. (3) Apabila Executing Agency tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus di Bank Indonesia tidak mencukupi, Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan surat perintah penghentian pembayaran sementara kepada KPPN bersangkutan. Pembayaran kembali atas Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pernberitahuan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengisian kembali dana Rekening Khusus dilaksanakan secara berkala dengan menyampaikan aplikasi Replenishment kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara sesuai prosedur yang berlaku dan menjadi tanggung jawab penuh Executing Agency bersangkutan.

(4)

(5)

(1)

Executing Agency dalam ha1 dipersyaratkan, menyusun Financial Statement of Special Account (FISSA) untuk kepentingan audit penggunaan rekening khusus oleh auditor. FISSA yang telah diperiksa oleh auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (I), disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk selanjutnya diteruskan kepada PHLN berkenaan.

(2)

BAB V PELAPORAN DAN PENGlRlMAN DOKUMEN

(1) (2)

Untuk keperluan pelaporan, KPPN mengirimkan copy SP2D dan copy SPM. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (I), dikirimkan setiap hari Senin yang diterbitkan pada minggu sebelumnya dan dialamatkan kepada: Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah Gedung Perbendaharaan I Lantai IV JI. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telepone/Faksimili : 021-3864779 e-mail : d~h~knd~erbendaharaan.ao.id

(3)

Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan per masing-masing hibah luar negeri dalam satu surat pengantar. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

(1)

PPN, PPnBM dan PPh yang terutang untuk porsi Hibah Luar Negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Pengesahan Faktur Pajak dan SSP dilakukan sesuai peraturan perundang- undangan.

(2)

(1)

Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani Rekening KhususIRekening Antara tetapi belum dimintakan penggantiannya kepada PHLN dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan replenishment/reimbursement dan telah mendapat penggantian. Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PAlKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPHLN dikategorikan sebagai

(2)

pengeluaran ineligible.

(3)

Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab penuh Kementerian NegaraILernbaga yang bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DlPA Kementerian NegaralLernbaga tahun anggaran bejalan atau dibebankan dalam DIPA Kernenterian NegaraILernbaga tahun anggaran berikutnya. Sesuai ketentuan sebagaimana dirnaksud pada ayat (3), Direktur Pengelolaan Kas Negara rnenyarnpaikan surat kepada pirnpinan Kementerian NegaralLernbaga dengan ternbusan Direktur Jenderal Anggaran untuk rnengajukan revisi DlPA dirnaksud dengan uraian "untuk keuntungan Rekening Kas Urnum Negara". BAB VII KETENTUANPENUTUP

(4)

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini rnulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, mernerintahkan pengumuman peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penernpatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 25 IPB12008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA GRANT TF-090666-IND (STRENGTHENING POSTCONFLICT REINTEGRATION ASPECTS OF THE SUPPORT FOR POOR AND DISADVANTAGED AREAS PROJECTBPADA FOR ACEH TRUST FUND MONITORING CAPACITY BUILDING PROJECT)

KATEGORI DANA PERSENTASE PEMBIAYAAN DANA HlBAH (GRANT) TF-090666-IND REKENING KHUSUS NOMOR 602.116411

Kode

Uraian Kategori

Pembiayaan Grant

Batas Maksimal Nilai Kontrak SOE CTidak World Bank) Kontrak r 10.000 (Individual Consultant) Kontrak r 50.000 (Firms Consultant)

Consultants' services USD430,OOO

00 %

Training and workshops USD 40,000

100 %

All SOE

Incremental Operating Cost USD 30,000

100 %

All SOE

VI. PENGELOLAAN BARANG MIX,= / KEKAYAAN NEGARA

Catatan :
Tri~wlanI I Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

VII. PENGELOLAAN KAS NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos I 139

Telepon

: 3449230 pswl. 5200

3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.oerbendaharaan.ao.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara SURAT EDARAN Nomor SE- 16 lPBl2008 TENTANG KOREKSI PEMBUKUAN LAPORAN KAS POSlSl (LKP) DAN DATA VERlFlKASl AKUNTANSI (VERA) TAHUN 2008

Sehubungan dengan adanya kesalahan pencatatan dalam penerimaan tahun anggaran 2008, perlu diatur hal-ha1 sebagai berikut: 1. Akun pada kelompok Pendapatan PPh Migas (akun 41 111) yang telah dibukukan, agar dilakukan koreksi, karena akun pada kelompok tersebut seharusnya tidak digunakan dalam transaksi di KPPN, tetapi hanya digunakan pada BUN Pusat. Untuk data vera, validasi atas akun tersebut dapat dilakukan melalui Aplikasi Vera. Penerimaan Kembali Belanja Tahun Yang Lalu seperti Penerimaan dari Pengembalian DAK Bidang Lingkungan Hidup Tahun Yang Lalu seharusnya dibukukan pada akun Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu (akun 423919), bukan pengurang pada akun Transfer DAK Bidang Lingkungan Hidup (akun 613171). Untuk itu, agar dilakukan penelitian kembali terhadap transaksi tersebut atau yang sejenis, kemudian dilakukan koreksi sebagaimana mestinya. Berkaitan dengan ha1 tersebut, KPPN agar meneliti terlebih dahulu LKP dan data vera, serta mengirimkan LKP dan data Vera dimaksud tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan. Pengiriman dilakukan melalui alamat e-mail: datakppn@perbendaharaan.go.id dan harus dikonfirrnasi terlebih dahulu kepada Subdirektorat Perencanaan dan Pengendalian Kas Direktorat Pengelolaan Kas Negara melalui nomor 021-3860487, 021-3456547, dan 021-3449230 ext. 540215404 dan Subdirektorat Akuntansi Pusat Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melalui nomor 021-3800275 dan 021-3520028.

2.

3.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dirninta untuk rnengawasi pelaksanaan surat edaran ini. Demikian untuk mestinya. dipedornani dan dilaksanakan sebagairnana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 April 2008 Direktur Jenderal, ttd. Heny Purnomo NIP 060046544

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.24 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SURAT EDARAN Nomor SE- 21 lPBl2008 TENTANG

PERUBAHANKEDUAATASSURATEDARANDIREKTURJENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE-29lPBl2007 TENTANG TATA CARA PERBAIKAN DATA PENERIMAAN NEGARA DAN LAPORAN KAS POSlSl PADAKANTORPELAYANANPERBENDAHARAANNEGARA
Sesuai dengan laporan dari beberapa KPPN, masih terdapat Penerimaan Negara yang belum mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) antara lain Penerimaan PBB Pertambangan Migas, sehingga Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-29lPBl2007 tentang Tata Cara Perbaikan Data Penerimaan Negara dan Laporan Kas Posisi, ketentuan dalam huruf A angka 5 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-35lPBl2007, perlu diubah sebagai berikut: Semula: "Perekaman sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan 4, berlaku hanya untuk penyelesaian transaksi penerimaan yang tidak mendapatkan NTPN periode Januari sampai dengan Desember 2007." Meniadi: "Perekaman sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan 4, berlaku hanya untuk penyelesaian transaksi penerimaan yang tidak mendapatkan NTPN periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008." Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan agar mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini.

Demikian untuk dipedomani dan mestinya.

dilaksanakan sebagaimana

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 03 Juni 2008 Direktur Jenderal, ttd. Heny Pumomo NIP 060046544 Tembusan:

1. 2.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Perbendaharaan

Direktorat Jenderal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung DireMorat lenderal PerbendaharaanLt. I V 31. lapangan Banteng mrnur No. 2 4 IAKARTA 10710

Telepon Telex Fakslrnil

: 021-3842234 : 45799 : 021-3846402

Yth

1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
di seluruh Indonesia SURAT EDARAN No. SE-26 lPB12008 Tentang PENYAMPAIAN LAPORAN KAS POSlSl (LKP) HARIAN

Sehubungan dengan dibentuknya Task Force "Dapur APBN" Departernen Keuangan tahun 2008, yang diperlukan untuk mempercepat penyajian data kepada Menteri Keuangan terutama dalam penyajian data-data yang akurat dan tepat waktu, untuk itu diinstruksikan kepada KPPN agar menyampaikan data Laporan Kas Posisi (LKP) Harian pada keesokan harinya paling lambat jam 10.00 pagi dengan menggunakan Aplikasi. Berkaitan dengan ha1 tersebut, kepada Kepala KPPN diinstruksikan agar rneneliti terlebih dahulu LKP Harian tersebut sebelum dikirimkan dan menyarnpaikan LKP Harian tepat waktu sesuai ketentuan. Apabila terdapat penyesuaianl perubahan pada LKP Harian maka perubahan terhadap LKP Harian bersangkutan dan LKP Harian lainnya yang rnenyangkut perubahan tersebut agar segera dikirimkan kembali pada esok harinya. Selain itu KPPN tetap menyampaikan LKP mingguan dan bulanan secara lengkap setiap tanggal 7, 15, 23 dan akhir bulan. Pengirirnan Laporan Kas Posisi (LKP) Harian dilakukan melalui nornor (021) - 3860487 e-mail

datakppn@perbendaharaan.qo.id dan harus dikonfirmasikan terlebih dahulu melalui

- (021) 3456547, dan (021) 3449230 ext.5404 dan 5402.

Kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan agar rnembina dan mengawasi penyampaian LKP Harian pada KPPN diwilayah kejanya dalarn rangka pelaksanaan Surat Edaran ini. Demikian agar dilaksanakan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2008 Direktur Jenderal. ttd. Ternbusan : Herry Purnomo NIP 060046544

1. Direktur Pengelolaan Kas Negara; 2. Direktur Sistem Perbendaharaan.

273

V I . INFORMAS1 & AKUNTANSI II

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

Telepon

: 3449230 pswt. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.~o.id

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara SURAT EDARAN Nomor SE- 22 IPBl2008 TENTANG

PENERAPANPERATURANMENTERIKEUANGAN NOMOR 171lPMK.0512007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171lPMK.0512007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, dengan ini diminta perhatian Saudara atas halha1 sebagai berikut: 1. SlSTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT (SAPP) a. SAPP terdiri dari: 1) Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN); 2) Sistem Akuntansi instansi (SAI). b. SAPP dilaksanakan oleh Menteri Keuangan yang diberikan kuasa oleh Presiden selaku pengelola fiskal dan wakil pernerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. c. SA-BUN memproses data transaksi Utang Pemerintah, lnvestasi Pemerintah, Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan, Kas Umum Negara, dan Akuntansi Umum. d. SAI mernproses data transaksi keuangan, barang, dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian NegaraILembaga. SISTEM AKUNTANSI BENDAHARA UMUM NEGARA (SA-BUN) a) SA-BUN merupakan sistem yang digunakan untuk menghasilkan Laporan Keuangan BUN.

2.

b)

SA-BUN terdiri dari: Sistem Akuntansi Pusat (SiAP); Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP&H); Sistem Akuntansi lnvestasi Pemerintah (SA-IP); Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP); Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD); Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Perhitungan dan Pembiayaan (SA-BAPP); Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK); Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL).

c)

SA-BUN dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). SA-BUN menghasilkan Laporan Keuangan BUN. Laporan Keuangan BUN terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi Utang, Laporan Posisi Penerusan Pinjaman, dan Laporan lnvestasi Pemerintah. Untuk melaksanakan SA-BUN, BUNlKuasa BUN membentuk Unit Akuntansi yang terdiri dari: 1) 2) Unit Akuntansi Bendahara Umum Negara (UABUN); Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum (UAPBUN); Negara

d) e)

f)

3)
4)
5) g) h)

Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Daerah tingkat KPPN (UAKBUN Daerah-KPPN); Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat (UAKBUN-Pusat); Unit Akuntansi Koordinator Kuasa Bendahara Umum Negara (UAKKBUN-Kanwil).

UABUN dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. UAPBUN dilaksanakan oleh unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan yang terdiri dari: 1) 2)
3) 4)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN); Direktorat Jenderal Anggaran (DJA); Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU); Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK).

i)
j)

UAKBUN Daerah-KPPN dilaksanakan oleh KPPN. UAKBUN-Pusat dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara. UAKKBUN-Kanwil dilaksanakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen PBN. SiAP terdiri dari: 1) Sistern Akuntansi Kas Urnurn Negara (SAKUN); dan 2) Sistern Akuntansi Urnurn (SAU).

k) 3.

SISTEM AKUNTANSI PUSAT (SiAP) a.

b. c. d.

SAKUN rnenghasilkan Laporan ANS Kas dan Neraca KUN. SAU rnenghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU. SiAP diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang pelaksanaannya dilakukan oleh: 1) 2) 3) 4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN); Kanwil Ditjen PBN; Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Direktorat PKN); Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Direktorat APK).

e.

Pengelolaanoleh KPPN 1) KPPN selaku UAKBUN Daerah-KPPN rnernproses data transaksi penerimaan dan pengeluaran anggaran yang berasal dari Rekening KUN. Khusus data transaksi pengeluaran yang berasal dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) yang langsung rnernbebani Rekening Khusus diproses oleh KPPN Khusus. Pernrosesan data transaksi dirnaksud tenasuk penerimaan dan pengeluaran non-anggaran yang rnelalui rekening KPPN. KPPN menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tingkat Kuasa BUN KPPN. Laporan Keuangan KPPN terdiri dari Laporan Arus Kas (LAK), Neraca Kas Umurn Negara (Neraca KUN), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Neraca Sistern Akuntansi Urnurn (Neraca SAU) di wilayah kerjanya.
LRA dan Neraca SAU beserta data transaksi rnerupakan bahan rekonsiliasi dengan satuan kerja di wilayah kerjanya.

2)

3) 4) 5)

6)

7)
8)

Laporan keuangan beserta data transaksi disampaikan ke Kanwil Ditjen PBN dan Direktorat APK setiap bulan. Dalam rangka penyusunan Laporan Arus Kas harian, KPPN mengirimkan data posting transaksi ke Kanwil Ditjen PBN dan Kantor Pusat Ditjen PBN setiap hari. Kanwil Ditjen PBN selaku UAKKBUN-Kanwil memproses data gabungan seluruh KPPN. Kanwil Ditjen PBN bertugas menyusun LKPP tingkat wilayah. Laporan keuangan terdiri dari LAK, Neraca KUN, dan LRA di tingkat wilayah yang merupakan hasil penggabungan laporan keuangan seluruh KPPN di wilayah kerjanya. LRA rnerupakan bahan rekonsiliasi dengan UAPPA-W di wilayah kerjanya. Laporan keuangan beserta data transaksi disampaikan ke Ditjen PBN u.p. Direktorat APK setiap hari.

f.

Pengelolaan oleh Kanwil Ditjen PBN


1) 2) 3)

4)

5) g.

Pengelolaan oleh Direktorat PKN


1)

Direktorat PKN selaku UAKBUN-Pusat memproses data transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN melalui Kantor Pusat Ditjen PBN. Pemrosesan data transaksi dimaksud terrnasuk penerimaan dan pengeluaran non-anggaran yang melalui Rekening KUN. Data transaksi merupakan bahan penyusunan LAK dan LRA melalui BUN. Direktorat PKN selaku UAKBUN-Pusat menyusun LKPP tingkat BUN-Pusat dan mengirimkan ke Kantor Pusat Ditjen PBN u.p. Direktorat APK.

2) 3)

4)

h.

Pengelolaan oleh Direktorat APK 1) Direktorat APK selaku UABUNlpelaksana SiAP rnenyusun Laporan Keuangan BUN berupa LAK sebagai bahan penyusunan LKPP. Laporan Keuangan BUN disusun berdasarkan gabungan Laporan KPPN dan BUN-Pusat Laporan SiAP, SA-UP&H, SAIP, SA-PP, SA-BL, dan SA-BAPP.

2)

i.

Pengelolaan oleh Ditjen PBN I) Ditjen PBN selaku UAPBUN yang melaksanakan SiAP rnenyusun laporan keuangan berupa LAK, Neraca KUN, dan LRA yang merupakan hasil penggabungan laporan keuangan seluruh Kanwil Ditjen PBN. LRA merupakan bahan rekonsiliasi dengan UAPPA-El dan UAPA. Berdasarkan hasil rekonsilisasi dengan UAPA yang tertuang dalarn Berita Acara Rekonsiliasi, Ditjen PBN berwenang rnelakukan perbaikan data LRA sebelum revisi atas LRA diterirna dari UAPA. Perbaikan data LRA tidak rnenghilangkan kewajiban UAPA untuk menyarnpaikan revisi atas LRA.

2)
3)

4) 4.

SISTEM AKUNTANSI UTANG PEMERINTAH DAN HlBAH (SA-UP&H) a. b. SA-UP&H merupakan subsistem dari SA-BUN. SA-UP&H menghasilkan Laporan Realisasi Penerirnaan Hibah, Pernbayaran Bunga Utang, Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pernbiayaan, serta Neraca. SA-UP&H dilaksanakan oleh DJPU selaku UAPBUN. Laporan SA-UP&H dikirimkan ke UABUN. SA-UP&H rnerupakan gabungan transaksi dari pernbayaran bunga utang, cicilan pokok utang luar negeri dan dalam negeri yang t?Ie~pakan satu bagian yang tergabung dalam Bagian Anggaran BUN (BA BUN 999). Transaksi pengelolaan utang terdiri dari: 1) 2) 3) 4) Pembayaran bunga utang dalam dan luar negeri; Pernbayaran cicilan utang luar negeri; Pembayaran cicilan utang dalam negeri; Penerirnaan utang luar negeri; Penerimaan utang dalam negeri; Penerimaan hibah.

c. d. e.

f.

5)
6) g.

Dokumen Sumber pengelolaan utang terdiri dari dokumen anggaran, dokumen pengeluaran, dokurnen penerimaan, dan dokurnen lain yang dipersarnakan untuk pengelolaan utang. Pemrosesan Dokumen Sumber akan rnenimbulkan pengakuan pengeluaran pembiayaan, penerimaan pernbiayaan, dan penurunan nilai utang.

h.

5.

SISTEM AKUNTANSI INVESTAS1 PEMERINTAH (SA-IP) a. b. c. SA-IP rnerupakan subsistern dari SA-BUN. SA-IP rnenghasilkan LRA dan Neraca. SA-IP dilaksanakan oleh unit yang rnenjalankan fungsi penatausahaan dan pelaporan investasi pemerintah (Direktorat Jenderal Kekayaan NegardDJKN). Unit yang rnenjalankan fungsi penatausahaan dan pelaporan investasi pernerintah (DJKN) selaku UAPBUN rnernproses data transaksi investasi perrnanen. Data transaksi rnerupakan bahan penyusunan laporan investasi. Laporan lnvestasi dikirirnkan ke UABUN.

d.

e. f.

6.

SISTEM AKUNTANSI PENERUSAN PINJAMAN (SA-PP) a. b. c. d. SA-PP rnerupakan subsistern dari SA-BUN. SA-PP rnenghasilkan LRA dan Neraca. SA-PP dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjarnan (Direktorat PPP). Direktorat PPP selaku UAPBUN rnernproses data transaksi penerusan pinjarnan. Mekanisrne penerusan pinjaman dapat dilakukan rnelalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana bergulir. Data transaksi rnerupakan bahan penyusunan Laporan Keuangan Penerusan Pinjarnan. Laporan Keuangan Penerusan Pinjaman dikirirnkan ke UABUN. Penerusan pinjarnan yang dilakukan oleh Satuan Kerja dengan DlPA tersendiri, laporan keuangan disusun oleh Satuan Kerja dirnaksud dan disarnpaikan secara berkala kepada Direktorat PPP untuk dilakukan penggabungan. Direktorat PPP selaku UAPA yang diberi kewenangan oleh Menteri Keuangan rnelakukan penggabungan Laporan Keuangan Penerusan Pinjarnan. SA-TD merupakan subsistern dari SA-BUN. SA-TD rnenghasilkan LRA dan Neraca. Transaksi transfer kepada Pernerintah Daerah terdiri dari:

e.
f. g. h.

i.

7.

SlSTEM AKUNTANSI TRANSFER KE DAERAH (SA-TD) a. b. c.

2)

1) Belanja Dana Perirnbangan; Belanja Dana Otonorni Khusus dan Penyesuaian.

d. e.

SA-TD dilaksanakan oleh DJPK. DJPK selaku bagian dari UAPBUN mernproses data transaksi dokurnen anggaran, dokurnen pengeluaran, dokurnen penerimaan, dan dokurnen lain yang dipersarnakan untuk transfer kepada Pemerintah Daerah yang berupa Belanja Dana Perirnbangan dan Belanja Otonorni Khusus dan Penyesuaian. Data transaksi merupakan bahan penyusunan Laporan Transfer ke Daerah. Laporan Transfer ke Daerah dikirirnkan ke UABUN. SA-BL rnerupakan subsistern dari SA-BUN. SA-BL rnenghasilkan LRA dan Neraca atas transaksi badan lainnya. SA-BL dilaksanakan oleh unit-unit eselon I di lingkup Departernen Keuangan. Unit-unit eselon I yang diberi kewenangan oleh Menteri Keuangan selaku UAPBUN rnemproses data transaksi dari badan lainnya. Laporan dikirirnkan ke UABUN. Data transaksi rnerupakan bahan penyusunan laporan keuangan.

f.
g.
8.

SISTEM AKUNTANSI BADAN LAINNYA (SA-BL) a. b. c. d. e. f.

9.

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) a. b. Setiap Kernenterian NegaraJLernbaga wajib rnenyelenggarakan SAI untuk rnenghasilkan laporan keuangan. SAl terdiri dari: 1) 2) Sistem Akuntansi Keuangan (SAK); Sistern lnformasi Manajernen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN); Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Perhitungan dan Pembiayaan (SA-BAPP).

3)

c.

Untuk rnelaksanakan SAI, Kementerian NegaraILembaga wajib rnernbentuk Unit Akuntansi yang terdiri dari: 1) Unit Akuntansi Pengguna AnggaranlBarang (UAPAIB); (UAPPAIB-El );

2) Unit Akuntansi Pernbantu Pengguna AnggaranlBarang Eselon I

3)
4) A.

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna AnggaranlBarang Wilayah (UAPPAIB-W); Unit Akuntansi Kuasa Pengguna AnggaranlBarang (UAKPAIB).

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) SAK rnerupakan subsistem dari SAI. Untuk melaksanakan SAK, Kementerian NegaraILembaga membentuk Unit Akuntansi sebagai berikut: 1) 2)
3)

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA); Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W); Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-El); Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).

4)

1) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) a) Setiap UAKPA wajib memproses Dokumen Sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Satuan Keja. Dokumen Sumber yang berhubungan dengan pengadaan aset disarnpaikan ke UAKPB. UAKPA yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan, wajib memproses Dokurnen Sumber untuk menghasilkan LRA dan Catatan atas Laporan Keuangan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Setiap UAKPA wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta Arsip Data Komputer (ADK) setiap bulan ke KPPN. UAKPA rnelakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan. UAKPA rnenyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan kepada UAPPA-WIUAPPA-El. Penyarnpaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan. Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah

b) c)

d) e)
f)

g)

2) Unit Akuntansi (UAPPA-W)

a)

UAPPA-W melakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari UAKPA di wilayah kerjanya termasuk LRA Pembiayaan dan Perhitungan yang digunakan oleh Kementerian NegaraILembaga. UAPPA-W menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAKPA. UAPPA-W wajib menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada Kanwil Ditjen PBN di wilayah masing-masing setiap bulan. UAPPA-W melakukan rekonsiliasi laporan dengan Kanwil Ditjen PBN setiap triwulan. keuangan

b)

c)

d) e)

UAPPA-W wajib menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada UAPPA-El setiap bulan. Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

f)

3) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-El )


a) UAPPA-El melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-W yang berada di wilayah kejanya terrnasuk laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, laporan keuangan UAKPA yang langsung berada di bawah UAPPA-El, dan LRA Pembiayaan dan Perhitungan yang digunakan oleh Kementerian NegaraILembaga. UAPPA-El menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-El berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAPPA-W. UAPPA-El menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPPA-El beserta ADK kepada Ditjen PBN setiap triwulan. UAPPA-El melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen PBN u.p. Direktorat APK setiap semester. Hasil rekonsiliasi Rekonsiliasi. dituangkan dalam Berita Acara

b)

c)

d)
e)

9
g)

UAPPA-El menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPPA-El beserta ADK kepada UAPA setiap bulan. Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

4) Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) a) UAPA melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-El terrnasuk Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta LRA dan oleh Kementerian Perhitungan yang digunakan NegaraILembaga. UAPA menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan laporan keuangan UAPPA-El . UAPA melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen PBN u.p. Direktorat APK setiap semester. Hasil rekonsiliasi Rekonsiliasi. dituangkan dalam Berita Acara

b)

c) d) e)
f)

UAPA menyarnpaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Ditjen PBN setiap triwulan. Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan, Pemyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility), dan Pemyataan Telah Direviu.

Untuk pelaporan keuangan atas Dana Dekonsentrasi, hal-ha1 yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1) Satuan Keja Perangkat Daerah (SKPD) yang mendapatkan alokasi Dana Dekonsentrasi merupakan UAKPNUAKPB Dekonsentrasi. Penanggung Jawab UAKPNUAKPB Dekonsentrasi adalah Kepala SKPD. Untuk memudahkan pelaksanaan penyusunan laporan keuangan Dana Dekonsentrasi di tingkat wilayah, Gubernur dapat membentuk UAPPA-W Dekonsentrasi pada setiap Dinas Pemerintah Provinsi. Penanggung Jawab UAPPA-WIUAPPB-W adalah Kepala Dinas Pemerintah Provinsi. Pemerintah Provinsi merupakan WIUAPPB-W Dekonsentrasi. Penanggung Jawab Koordinator Dekonsentrasi adalah Gubernur. Dekonsentrasi UAPPA-

2)

3)

4) 5)
6)

Koordinator

UAPPA-WIUAPPB-W

7)

Pengaturan penunjukan dan tugas Koordinator UAPPAWIUAPPB-W Dekonsentrasi ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur bekerja sama dengan Kanwil Ditjen PBN. keuangan atas Dana

Mekanisrne pelaksanaan pelaporan Dekonsentrasi sebagai berikut: 1) UAKPA Dekonsentrasi a)

UAKPA Dekonsentrasi wajib memproses Dokumen Sumber untuk rnenghasilkan laporan keuangan berupa LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

b) UAKPA Dekonsentrasi wajib rnenyarnpaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN. c) d) UAKPA Dekonsentrasi rnelakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan. UAKPA Dekonsentrasi wajib rnenyarnpaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke UAPPA-W Dekonsentrasi dan UAPPA-El yang mengalokasikan Dana Dekonsentrasi. UAKPA Dekonsentrasi rnenyarnpaikan laporan keuangan semester dan tahunan berupa LRA, Neraca, dan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

e)

2)

UAPPA-W Dekonsentrasi a) UAPPA-W Dekonsentrasi rnelakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari UAKPA Dana Dekonsentrasi di wilayah kerjanya. b) UAPPA-W Dekonsentrasi rnenyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAKPA. c) UAPPA-W Dekonsentrasi wajib rnenyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi beserta ADK kepada Kanwil Ditjen PBN di wilayah masing-masing setiap bulan. d) UAPPA-W Dekonsentrasi rnelakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan Kanwil Ditjen PBN setiap bulan. e) UAPPA-W Dekonsentrasi wajib rnenyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi beserta ADK UAPPA-El dan Koordinator UAPPA-W kepada Dekonsentrasi setiap bulan.

9 UAPPA-W
3)

Dekonsentrasi rnenyarnpaikan laporan keuangan semester dan tahunan berupa LRA, Neraca, dan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

Koordinator UAPPA-W Dana Dekonsentrasi a) Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi rnelakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari UAPPA-W Dana Dekonsentrasi di wilayah kerjanya.
b) Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi rnenyusun Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAPPA-W.
c) Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi wajib rnenyampaikan

Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi kepada Kanwil Ditjen PBN setiap semester. Untuk pelaporan keuangan atas Dana Tugas Pembantuan, hal-ha1 yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1)

SKPD yang rnendapatkan alokasi Dana Tugas Pernbantuan rnerupakan UAKPN UAKPB Tugas Pembantuan. Penanggung Jawab UAKPNUAKPB Tugas Pernbantuan adalah Kepala SKPD. Untuk memudahkan pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Dana Tugas Pernbantuan di tingkat wilayah, Kepala Daerah dapat rnernbentuk UAPPA-WIUAPPB-W Tugas Pembantuan pada setiap Dinas Pemerintah Daerah. Penanggung Jawab UAPPA-WIUAPPB-W Tugas Pernbantuan adalah Kepala Dinas Pernerintah Daerah. W Tugas Pembantuan.

2)
3)

4)

5) Pernerintah Daerah rnerupakan Koordinator UAPPA-WIUAPPB6 ) Penanggung Jawab Koordinator UAPPA-WIUAPPB-W Tugas Pernbantuan adalah Kepala Daerah. 7)

Pengaturan penunjukan dan tugas Koordinator UAPPAWIUAPPB-W Tugas Pernbantuan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah bekerja sarna dengan Kanwil Ditjen PBN.

Mekanisrne pelaksanaan pelaporan keuangan atas Dana Tugas Pernbantuan sebagai berikut:
1)

UAKPA Tugas Pembantuan

a)

UAKPA Tugas Pembantuan wajib memproses Dokumen Sumber untuk menghasilkan laporan keuangan b e ~ p a LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. UAKPA Tugas Pembantuan wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN. UAKPA Tugas Pembantuan melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan. UAKPA Tugas Pembantuan wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke UAPPA-W Tugas Pembantuan dan UAPPA-El yang mengalokasikan Dana Tugas Pembantuan. UAKPA Tugas Pembantuan menyampaikan laporan keuangan semester dan tahunan berupa LRA, Neraca, dan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan. UAPPA-W Tugas Pembantuan melakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari UAKPA Tugas Pembantuan di wilayah kerjanya.

b) c) d)

e)

2) UAPPA-W Tugas Pembantuan

a)

b) UAPPA-W Tugas Pembantuan menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Tugas Pembantuan berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAKPA. c) UAPPA-W Tugas Pembantuan wajib menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W Tugas Pembantuan beserta ADK kepada Kanwil Ditjen PBN di wilayah masingmasing setiap bulan. UAPPA-W Tugas Pembantuan melakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan Kanwil Ditjen PBN setiap bulan. UAPPA-W Tugas Pembantuan wajib menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPPA-W Tugas Pembantuan beserta ADK kepada UAPPA-El dan Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan setiap bulan. UAPPA-W Tugas Pembantuan menyampaikan laporan keuangan semester dan tahunan berupa LRA, Neraca, dan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan. Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan melakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari UAPPA-W Tugas Pembantuan di wilayah kerjanya.

d) e)

f)

3)

Koordinator UAPPA-W a)

b)

Koordinator UAPPA-W Tugas Pernbantuan menyusun Laporan Keuangan Dana Tugas Pembantuan berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan UAPPA-W. Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan wajib rnenyarnpaikan Laporan Keuangan Dana Tugas Pembantuan kepada Kanwil Ditjen PBN setiap semester.

c)

B.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MlLlK NEGARA (SIMAK-BMN) SIMAK-BMN merupakan subsistern dari SAI. Untuk melaksanakan SIMAK-BMN, Kementerian NegaralLembaga membentuk Unit Akuntansi Barang sebagai berikut: I) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB); W);

2) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB3)


4)

Unit Akuntansi Pernbantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPBE l 1; Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB).

1)

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) a) UAKPB melakukan proses akuntansi atas Dokumen Surnber BMN untuk rnenghasilkan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS), Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT), Jurnal Transaksi BMN, dan daftarllaporan manajerial lainnya terrnasuk yang dananya bersumber dari Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. b) Jurnal Transaksi BMN disarnpaikan kepada petugas akuntansi SAK setiap bulan dalarn bentuk ADK untuk penyusunan Neraca. c) Dalarn rangka rneyakini keandalan nilai BMN dalam Neraca dengan Laporan BMN, UAKPB melakukan rekonsiliasi internal dengan UAKPA. d) LBKPS, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK transaksi BMN disampaikan kepada UAPPB-WIUAPPB-El dan KPKNL setiap semester. e) LBKPT, Laporan Kondisi Barang, dan Catatan atas Laporan BMN disampaikan kepada UAPPB-WIUAPPB-El dan KPKNL setiap tahun.

UAKPB melakukan rekonsiliasi Laporan BMN dengan KPKNL setiap semester.

g) KPKNL rnelakukan rekonsiliasi dengan KPPN di wilayah kerjanya untuk menguji kesesuaian Laporan BMN dengan Neraca setiap semester. h) Laporan BMN dan Catatan atas Laporan BMN rnerupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta lampiran Laporan Keuangan tingkat UAKPA.

2) Unit Akuntansi Pernbantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW) a) UAPPB-W menyusun Daftar Barang Pernbantu PenggunaWilayah (DBPP-W), Laporan Barang Pernbantu PenggunaWilayah Sernesteran (LBPP-WS), Laporan Barang Pernbantu Pengguna-Wilayah Tahunan (LBPP-WT), dan daftarllaporan rnanajerial lainnya tingkat wilayah berdasarkan hasil penggabungan Laporan BMN seluruh UAKPB di wilayah kerjanya. b) Kanwil DJKN rnenerima dan rnernproses Laporan BMN dari seluruh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di wilayah kerjanya. c) UAPPB-W melakukan rekonsiliasi laporan BMN dengan Kanwil DJKN setiap semester. d) Dalam rangka meyakini keandalan Laporan BMN dan laporan keuangan tingkat wilayah Kanwil DJKN rnelakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN. e) Dalarn rangka meyakini keandalan Laporan BMN dan laporan keuangan tingkat wilayah, UAPPB-W rnelakukan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-W.
f)

Laporan BMN tingkat wilayah LBPP-WS, Catatan atas Laporan BMN dan ADK disampaikan kepada UAPPB-El dan Kanwil DJKN di wilayahnya masing-masing setiap semester.

g) LBPP-WT, Laporan Kondisi Barang, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disampaikan kepada UAPPB-El dan Kanwil DJKN di wilayahnya masing-masing setiap tahun. h) Kanwil DJKN menyampaikan LBPPB-WSTT beserta ADK kepada Kantor Pusat DJKN setiap sernesterltahun.

i)

Laporan BMN dan Catatan atas Laporan BMN merupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta lampiran laporan keuangan tingkat UAPPA-W.

3)

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPBEl) a) UAPPB-El menyusun Daftar Barang Pembantu PenggunaEselon I (DBPP-El), Laporan Barang Pembantu PenggunaEselon I Semesteran (LBPP-El S), Laporan Barang Pembantu Pengguna-Eselon I Tahunan (LBPP-EIT), dan daftartlaporan manajerial lainnya tingkat eselon I berdasarkan hasil penggabungan Laporan BMN seluruh UAPPB-W di wilayah kerjanya, terrnasuk UAPPB-W Dekonsentrasi dan Tugas Pernbantuan serta UAKPB yang langsung berada di bawahnya. b) UAPPB-El dapat melakukan rekonsiliasi Laporan BMN dengan DJKN setiap semester. c) Dalam rangka meyakini keandalan Laporan BMN dan laporan keuangan tingkat eselon I, UAPPB-El melakukan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-El . d) LBPP-EIS, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disampaikan kepada UAPB setiap semester. e) LBPP-EIT, Laporan Kondisi Barang, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disampaikan kepada UAPB setiap semester setiap tahun.

Laporan BMN beserta Catatan atas Laporan BMN merupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta lampiran Laporan Keuangan tingkat UAPPA-El. UAPB menyusun Daftar Pengguna Barang (DPB), Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS), Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT), dan daftart laporan manajerial lainnya tingkat Kementerian NegaraILembaga berdasarkan hasil penggabungan Laporan BMN dari seluruh UAPPB-El di wilayah kerjanya. UAPB melakukan Rekonsiliasi Laporan BMN dengan DJKN setiap semester.

4)

Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) a)

b)

c)

Untuk tujuan Rekonsiliasi Laporan BMN, DJKN menerima dan memproses Laporan BMN yang diterima dari seluruh Kanwil DJKN setiap semesterltahun. Dalam rangka meyakini keandalan laporan BMN dan laporan keuangan, UAPB rnelakukan rekonsiliasi internal dengan UAPA. LBPS, Catatan atas Laporan BMN dan ADK disampaikan kepada Menteri Keuangan u.p. Direktur Jenderal Kekayaan Negara setiap semester. LBPT, Laporan Kondisi Barang, dan Catatan atas Laporan BMN beserta ADK disarnpaikan kepada Menteri Keuangan u.p. Direktur Jenderal Kekayaan Negara setiap tahun. Laporan BMN dan Catatan atas Laporan BMN merupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta lampiran Laporan Keuangan Kementerian NegaraILembaga.

d)

e)

9
g)

Untuk pelaporan Barang Milik Negara atas Dana Dekonsentrasi, halha1 yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1)

UAKPB Dekonsentrasi melaksanakan proses akuntansi atas Dokumen Sumber dalam rangka menyusun DBKP, LBKPS, LBKPT, Jurnal Transaksi BMN, dan laporan rnanajerial lainnya atas perolehan BMN yang dananya bersumber dari Dana Dekonsentrasi.

2) Jurnal transaksi BMN disampaikan kepada petugas UAKPA Dekonsentrasi setiap bulan dalam bentuk ADK untuk penyusunan Neraca.
3)

Dalam rangka rneyakini keandalan laporan keuangan dan Laporan BMN, UAKPB Dekonsentrasi melakukan rekonsiliasi internal dengan UAKPA Dekonsentrasi.

4) LBKPS, Catatan atas Laporan BMN dan ADK disampaikan kepada UAPPB-W Dekonsentrasi, UAPPB-El yang mengalokasikan Dana Dekonsentrasi, dan KPKNL setiap semester.
5) LBKPT, Laporan Kondisi Barang (LKB), Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disampaikan kepada UAPPB-W Dekonsentrasi, UAPPB-El yang mengalokasikan Dana Dekonsentrasi, dan KPKNL setiap tahun.
6) UAKPB Dekonsentrasi melakukan rekonsiliasi Laporan BMN dengan KPKNL setiap semester.

7) Laporan Barang dan Catatan atas Laporan BMN rnerupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta larnpiran Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi.

8) MenterilPirnpinan Lernbaga dapat rnenyerahkan BMN yang surnber dananya berasal dari Dana Dekonsentrasi sebagai hibah kepada Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
9) Penyerahan BMN harus dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terirna Hibah BMN.
10) Berdasarkan Berita Acara Serah Terirna Hibah BMN, BMN tersebut dikeluarkan dari Daftar BMN Kernenterian NegaraJLernbaga.
Mekanisme pelaksanaan pelaporan Barang Milik Negara atas Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh UAPPB-W Dana Dekonsentrasi sebagai berikut:
1)

UAPPB-W Dekonsentrasi rnenyusun DBPP-W, LBPPW-STT, dan daftarllaporan rnanajerial lainnya berdasarkan penggabungan Laporan BMN seluruh UAKPB Dekonsentrasi di wilayah kerjanya.

2) UAPPB-W Dekonsentrasi rnelakukan rekonsiliasi Laporan BMN dengan Kanwil DJKN setiap semester.

3) UAPPB-W Dekonsentrasi rnenyarnpaikan Laporan BMN tingkat wilayah beserta ADK kepada Kanwil Ditjen PBN di wilayah masing-masing setiap semester.
4)
Dalarn rangka rneyakini keandalan Laporan BMN dan laporan keuangan tingkat wilayah, UAPPB-W Dekonsentrasi melakukan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-W Dekonsentrasi. kepada UAPPB-El pada Kernenterian NegaraILernbaga yang rnengalokasikan Dana Dekonsentrasi dan Kanwil DJKN setiap semester.
6)

5) LBPPW-S, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disarnpaikan

LBPPW-T, LKB, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK UAPPB-El pada Kernenterian disarnpaikan kepada NegaraILernbaga yang rnengalokasikan Dana Dekonsentrasi dan Kanwil DJKN setiap tahun.

7) Laporan BMN rnerupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan dan larnpiran Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi.

Untuk pelaporan Barang Milik Negara atas Dana Tugas Pernbantuan, hal-ha1 yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1) UAKPB Tugas Pernbantuan rnelaksanakan proses akuntansi atas Dokurnen Surnber dalarn rangka rnenyusun DBKP, LBKPS, LBKPT, Jurnal Transaksi BMN, dan laporan rnanajerial lainnya atas perolehan BMN yang dananya bersurnber dari Dana Tugas Pernbantuan.

2) Jurnal transaksi BMN disarnpaikan kepada petugas UAKPA Dekonsentrasi setiap bulan dalarn bentuk ADK untuk penyusunan Neraca.
3)

Dalarn rangka rneyakini keandalan laporan keuangan dan Laporan BMN, UAKPB Tugas Pembantuan rnelakukan rekonsiliasi internal dengan UAKPA Tugas Pembantuan. LBKPS, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disarnpaikan kepada UAPPB-W Tugas Pernbantuan, UAPPB-El yang rnengalokasikan Dana Dekonsentrasi, dan KPKNL setiap semester. LBKPT, Laporan Kondisi Barang (LKB), Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disarnpaikan kepada UAPPB-W Tugas Pernbantuan, UAPPB-El yang rnengalokasikan Dana Dekonsentrasi, dan KPKNL setiap tahun.

4)

5)

6) UAKPB Tugas Pernbantuan rnelakukan rekonsiliasi Laporan BMN dengan KPKNL setiap semester.
7) Laporan Barang dan Catatan atas Laporan BMN rnerupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan serta larnpiran Laporan Keuangan UAKPA Tugas Pernbantuan.

8) MenterilPimpinan Lernbaga dapat rnenyerahkan BMN yang surnber dananya berasal dari Dana Tugas Pernbantuan sebagai hibah kepada Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.

9) Penyerahan BMN harus dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terirna Hibah BMN.
10) Berdasarkan Berita Acara Serah Terirna Hibah BMN, BMN tersebut dikeluarkan dari Daftar BMN Kernenterian NegaralLernbaga. Mekanisrne pelaksanaan pelaporan Barang Milik Negara atas Dana Tugas Pernbantuan dilakukan oleh UAPPB-W Dana Tugas Pernbantuan sebagai berikut:

1) UAPPB-W Tugas Pembantuan rnenyusun DBPP-W, LBPPWSIT, dan daftarllaporan rnanajerial lainnya berdasarkan penggabungan Laporan BMN seluruh UAKPB Tugas Pernbantuan di wilayah kerjanya.

2) UAPPB-W Tugas Pernbantuan rnelakukan rekonsiliasi Laporan


BMN dengan Kanwil DJKN setiap semester. 3) UAPPB-W Tugas Pembantuan menyarnpaikan Laporan BMN tingkat wilayah beserta ADK kepada Kanwil Ditjen PBN di wilayah masing-masing setiap semester. Dalarn rangka rneyakini keandalan Laporan BMN dan laporan keuangan tingkat wilayah, UAPPB-W Tugas Pernbantuan melakukan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-W Tugas Pernbantuan.

4)

5 ) LBPPW-S, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disarnpaikan kepada UAPPB-El pada Kernenterian NegaraILernbaga yang rnengalokasikan Dana Tugas Pernbantuan dan Kanwil DJKN setiap semester.

6 ) LBPPW-T, LKB, Catatan atas Laporan BMN, dan ADK disarnpaikan kepada UAPPB-El pada Kernenterian rnengalokasikan Dana Tugas NegaraILernbaga yang Pernbantuan dan Kanwil DJKN setiap tahun.

7) Laporan BMN merupakan bahan penyusunan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan dan larnpiran Laporan Keuangan UAPPA-W Tugas Pernbantuan. 10. PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM a. Unit yang rnenyelenggarakan pengelolaan keuangan rnenggunakan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Urnurn (PK BLU) wajib rnenyusun iaporan keuangan. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU diselenggarakan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU untuk tujuan konsolidasi dalarn Laporan Keuangan Kernenterian NegaraILernbaga diselenggarakan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah. Untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan dibentuk Unit Akuntansi pada Badan Layanan Urnum. Laporan Keuangan BLU rnerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Kementerian NegaraILernbaga.

b.

c.

d. e.

f.

Laporan Keuangan BLU yang dihasilkan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan menjadi larnpiran Laporan Keuangan Kernenterian NegaraILernbaga yang terdiri dari LRAlOperasional, Neraca, LAK, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan BLU yang dihasilkan berdasarkan Standar Akuntansi Pernerintahan dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian NegaraILernbaga. Laporan Keuangan BLU terdiri dari LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pengkonsolidasian laporan keuangan, BLU rnenggunakan sistern akuntansi yang dapat rnenghasilkan laporan keuangan dan ADK. Dalarn ha1 Unit Akuntansi BLU belurn merniliki sistern akuntansi, BLU dapat menggunakan SAI. Satuan Kerja BLU rnenyampaikan laporan beserta data transaksi ke UAPPA-El setiap bulan. Satuan Kerja BLU rnelakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan.

g.

h.
i.

j. k. I.

rn. Penggabungan Neraca BLU dengan Neraca Kernenterian NegaralLernbaga dilakukan setelah dilakukan konversi ke dalarn perkiraan yang terdapat pada Standar Akuntansi Pemerintah.

Ketentuan lebih lanjut rnengenai pengenaan sanksi diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
12. PEMBERIAN HONORARIUM

a.

Dalam rangka pelaksanaan SA-BUN, SAK, dan SIMAK-BMN dibentuk Unit Akuntansi. honorarium yang besarannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

b. Dalarn rnelaksanakan kegiatannya, Unit Akuntansi dapat diberikan


13. LAIN-LAIN a. Pelaksanaan Sistern dan Prosedur Akuntansi di KPPN agar berpedornan pada Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171lPMK.0512007. Kesalahan data yang diternukan oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi terhadap transaksi yang dilakukan oleh Seksi Perbendaharaanlseksi

b.

Bank dan Giro PosISeksi Bendahara Urnurn, agar dilakukan perbaikan oleh masing-masing seksi sesuai dengan ketentuan. c. Setiap bulan Seksi Verifikasi dan Akuntansi akan rnelakukan proses Rekonsiliasi Data Transaksi dan Laporan Keuangan dengan Satuan Kerja yang ada di wilayah kejanya. Hasil Rekonsiliasi yang dilakukan dituangkan ke dalarn Berita Acara Rekonsiliasi sebagairnana diatur dalarn Larnpiran Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1711PMK.0512007. KPPN setiap hari rnenyarnpaikan laporan ke Kanwil Ditjen PBN untuk dilakukan proses konsolidasi.

d.

e.

Dernikian untuk dipedornani dan dilaksanakan sebagairnana rnestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 Direktur Jenderal, ttd. Herry Pumorno NIP 060046544 Ternbusan:
1. 2. 3.

Sekretaris Jenderal Departernen Keuangan lnspektur Jenderal Departernen Keuangan Para Direktur di lingkup Kantor Pusat Perbendaharaan

Direktorat

Jenderal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 IPB12008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGANSESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007TENTANGSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
:

a.

b.

c.

d.

e.

bahwa proses penyusunan Laporan Keuangan Pernerintah Pusat secara keseluruhan harus dilaksanakan sebagairnana rnestinya dan disajikan tepat waktu; bahwa Kuasa Pengguna Anggaran sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) rnelakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan tingkat Satuan Kerja serta wajib rnenyarnpaikan laporan keuangan setiap bulan ke KPPN dan unit vertikal yang rnernbawahinya sesuai jadwal waktu yang ditetapkan; bahwa Kantor Wilayah sebagai Unit Akuntansi Pernbantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) rnelakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan tingkat Satuan Kerja dan wajib rnenyarnpaikan laporan keuangan setiap triwulan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta unit eselon I yang membawahinya sesuai jadwal waktu yang ditetapkan; bahwa dalam ha1 UAKPA dan UAPPA-W terlarnbatllalai rnenyarnpaikan laporan sebagairnana dirnaksud pada huruf b dan c, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan KPPN diberi kewajiban untuk rnernberikan sanksi sebagairnana diatur dalarn Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.0512007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana dirnaksud dalarn huruf a, b, c, dan d, perlu rnenetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pengenaan Sanksi atas Keterlarnbatan Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1711PMK.0512007 tentang Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

(3) Penyarnpaian Laporan Keuangan UAKPA ke KPPN selarnbat-larnbatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (1) Unit Akuntansi Pernbantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) wajib menyarnpaikan laporan keuangan setiap triwulan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Arsip Data Kornputer (ADK). (2) Laporan keuangan yang disarnpaikan harus dilarnpiri bukti Register Pengirirnan Laporan Keuangan ke UAPPA-El triwulan sebelurnnya. (3) Penyarnpaian Laporan Keuangan UAPPA-W ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan selambatlarnbatnya 12 (dua belas) hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan KPPN selaku Kuasa Bendahara Urnurn Negara di daerah berkewajiban rnernberikan sanksi kepada KPA dan UAPPAW dalarn ha1 KPA dan UAPPA-W terlarnbatllalai rnenyarnpaikan laporan keuangan. BAB II

Tingkat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) (1) Dalarn ha1 Kuasa Pengguna Anggaran belurn menyarnpaikan laporan keuangan sebagaimana KPPN rnenerbitkan dirnaksud dalarn Pasal 1 ayat (I), Surat Peringatan Penyarnpaian Laporan Keuanganl SP2LK (format sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (2) Jika sarnpai dengan 5 (lirna) hari kerja sejak diterbitkannya SPPLK, Kuasa Pengguna Anggaran tidak

(2) Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya SP2LK, UAPPA-W tidak menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat mengenakan sanksi. (3) Dalam ha1 pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan SP2S kepada Kantor WilayahlUAPPA-W yang belum menyampaikan laporan keuangan (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (4) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan kepada: a. Seluruh Satuan Kerja di bawah UAPPA-W tersebut, di mana UAPPA-W dimaksud belum laporan keuangan tanpa menyampaikan pemberitahuan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan instansi vertikal UAPPA-W dimaksud; Satuan Keja yang belum menyampaikan laporan keuangan ke UAPPA-W, di mana UAPPA-W belum menyampaikan laporan keuangan dengan pemberitahuan ketidaklengkapan Satuan Kerja yang menyampaikan laporan keuangan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan instansi vertikal UAPPA-W dimaksud.

b.

(5) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat


(4) berupa: a. b. Penundaan penerbitan dispensasi UP dan TUP; Penundaan penerbitan SP2D kepada Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b di atas; Penundaan revisi DIPA; Sanksi lain yang ditentukan sendiri oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

c. d.

Apabila UAPPA-W telah menyampaikan laporan keuangan setelah batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan SP3S (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaanini).

BAB Ill KETENTUAN LAIN-LAIN

Pengenaan sanksi mulai dilaksanakan terhadap penyampaian laporan keuangan bulan Februari 2008 dan transaksi SPM mulai bulan Maret 2008 sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171lPMK.0512007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. BAB IV KETENTUANPENUTUP

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02lPBl2006 tentang Penetapan Sanksi oleh KPPN atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2008 DIREKTUR JENDERAL, ttd HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 lPB12008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAl DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nornor Sifat Hal


: SP2LK-......... MIPB....IKP....120XX : Segera

: Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan

Yth. Kepala KantorlSatuan Kerja

.....................................................
Berdasarkan catatan dalarn pernbukuan keuangan karni, dapat

dikernukakan bahwa Kantor..............................

yang Saudara pirnpin belurn

rnenyarnpaikan laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca) sebagai bahan rekonsiliasi sesuai dengan ketentuan dalarn Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.05/2007 tentang Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat. Untuk menghindari sanksi sebagairnana tercanturn dalam Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171lPMK.0512007, laporan keuangan bulan

.......................... dapat kami terima selarnbat-lambatnya 5 (lirna) hari kerja setelah


tanggal SP2LK ini. Jika sarnpai batas waktu penyarnpaian Laporan Keuangan dimaksud belum kami terirna, sanksi sebagairnana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171lPMK.0512007 akan kami terapkan. Demikian disampaikan atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. Kepala Kantor,

NIP.......................... Ternbusan: 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.......... 2. Kepala Seksi Perbendaharaan ...........

LAMPIRAN II
PERATURN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHAWN NOMOR PER- 19 IPBt2008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERl KEUANGAN NOMOR 1711PMK05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nornor Sifat Hal : SP2S......... MIPB.,... ...... 2 M IKP 1 0

: Segera
: Surat Pernberitahuan Pengenaan Sanksi

Yth. Kepala KantorlSatuan Kerja

.....................................................

Berdasarkan Surat Peringatan Penyarnpaian Laporan Keuangan (SP2LK) Nornor SP2LK-...... MIPB....IKP....I20XX tanggal..............., dan sarnpai dengan tanggal surat ini dibuat ternyata kewajiban penyarnpaian laporan keuangan belum rnendapat penyelesaian, dengan ini diberitahukan bahwa KantorISatuan Kerja Saudara diberikan sanksi penundaan penerbitan SP2D atas Surat Perintah Mernbayar (SPM) yang diajukan kecuali SPM-LS Belanja Pegawai, SPM-LS ke pihak ketiga, dan SPM Pengernbalian. Pengenaan sanksi berlaku sarnpai KantorlSatuan Kerja Saudara rnernenuhi kewajiban rnenyarnpaikan laporan keuangan sebagairnana diatur dalarn Peraturan Menteri Keuangan Nornor 1 7 l l ~ ~ ~ . 0 5 / 2 0 0 7 tentang Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat. Dernikian atas perhatian Saudara diucapkan terirna kasih.

Kepala Kantor,

NIP ................... Ternbusan: 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan..................

2. Kepala Seksi Perbendaharaan...........

3 06

LAMPIRAN Ill
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 IPBrZ008 TENTANG PENGENAAN SANKSl ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 1711PMK.0512007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nornor Sifat Hal : SP2LK......... MIPB........ .....120XX IBD : Segera : Surat Peringatan Penyarnpaian Laporan Keuangan

Yth. Kepala Kantor....................... Berdasarkan catatan dalarn pernbukuan keuangan karni, dapat

dikernukakan bahwa Kantor Wilayah ....................... selaku UAPPA-W yang Saudara pirnpin belurn rnenyarnpaikan laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca) sebagai bahan rekonsiliasi sesuai dengan ketentuan dalarn Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.05/2007 tentang Sistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat. Untuk rnenghindari sanksi sebagairnana tercanturn dalarn Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171lPMK.0512007, laporan keuangan triwulan ............... dapat karni terirna selarnbat-larnbatnya 5 (lirna) hari kerja setelah tanggal SP2LK ini. Jika sarnpai batas waktu penyarnpaian laporan keuangan dirnaksud belurn karni terirna, sanksi sebagairnana diatur dalarn Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.05/2007 akan karni terapkan. Demikian disarnpaikan atas perhatian Saudara diucapkan terirna kasih. Kepala Kantor,

NIP........................... Ternbusan: 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pernbinaan Perbendaharaan.....

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 lPB12008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nomor Sifat Hal : SPZS.. .......MIPB.......IBD... ,120XX : Segera : Surat Pernberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S)

Yth. Kepala Kantor.......................

......................................................
Berdasarkan Surat Peringatan Penyarnpaian Laporan Keuangan (SP2LK) Nomor SP2LK-....... WPB .....IBD....I20XX tanggal..........., dan sampai dengan tanggal surat ini dibuat ternyata kewajiban penyampaian laporan keuangan belurn rnendapat penyelesaian, dengan ini diberitahukan bahwa terhadap KantorlSatuan Kerja Saudara diberikan sanksi ....................... Pengenaan sanksi dirnaksud berlaku sampai KantorlSatuan Kerja Saudara mernenuhi kewajiban menyarnpaikan laporan keuangan sebagairnana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nornor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pernerintah Pusat. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor,

NIP........................... Ternbusan: 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pembinaan Perbendaharaan.....

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 IPBR008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nomor Sifat Hal

: SP3S......... MIPB...... ...... IKP 120XX : Segera


: Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi

Yth. Kepala KantorISatuan Kerja

.....................................................
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) Nomor SP2S-...... WPB ....IKP....... I 120XX tanggal.......... dan dengan telah dipenuhinya kewajiban penyampaian Laporan Keuangan KementerianRembaga oleh KantorISatuan Kerja Saudara, dengan ini diberitahukan bahwa sanksi penundaan penerbitan SP2D atas SPM yang diajukan oleh KantorlSatuan Kerja Saudara dicabut. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor,

NIP...........................

Tembusan: 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan...... 2. Kepala Seksi Perbendaharaan......

LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 IPBROOB TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI OENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171lPMK.0512007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

KOP SURAT tanggal, bulan, tahun Nomor Sifat Hal


: SP3S......... MIPB........ ..... IBD 120XX : Segera : Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi

Yth. Kepala Kantor.......................

......................................................
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) Nomor SP2S-...... WPB ....IBD.....I20XX tanggal.......... dan dengan telah dipenuhinya I kewajiban penyampaian laporan keuangan oleh KantorlSatuan Kerja Saudara, dengan ini diberitahukan bahwa sanksi yang dikenakan terhadap KantorISatuan Kerja Saudara dicabut. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor,

.................................
NIP........................... Ternbusan: 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pembinan Perbendaharaan ...........

M. U M U M
(Tata Usaha, Kesekretariatan)

Catatan : Triwulan . I I Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai UMUM

X. ORGANISASI & TATA LAKSANA

Catatan : Triwulan 111 Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai O R G A N l S A S I & TATA L A K S A N A

X. K E P E G A W A I A N I

Catatan : Triwulan 11' Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai KEPEGAWAIAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Gedung Perbendaharaan Lantai II JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139

: 3449230 pswt. 5200 3450959 Faksimile : 3457490 Website : www.~erbendaharaan.ao.id


Telepon

Yth.

1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SURAT EDARAN Nornor SE- 20 lPBl2008 TENTANG STANDAR BlAYA KEGIATAN KONSINYERING Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Sehubungan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nornor 81/PMK.0212007 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2008, perlu penetapan standar biaya kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada tahun 2008. Dalarn rangka rnernberikan acuan untuk kegiatan konsinyering di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dengan ini disarnpaikan sebagai berikut: 1. Kegiatan konsinyering rnerupakan kegiatan penyelesaian tugas yang dilakukan di luar kantor, di lokasilternpat tertentu, dibatasi pada kegiatan yang secara prinsip harus diselesaikan tepat pada waktunya dengan waktu pelaksanaan paling lama 3 (tiga) hari. Pelaksanaan kegiatan konsinyering yang rnelebihi 3 (tiga) hari, perlu rnendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Standar biaya kegiatan konsinyering di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditetapkan dengan rnengacu pada prinsip-prinsip efisien, bersaing, transparan, dan akuntabel. Standar biaya kegiatan konsinyering rnerupakan batas tertinggi atas biaya yang diperkenankan sebagairnana ditetapkan dalarn Larnpiran Surat Edaran ini. Besaran biaya yang lebih besar dari standar ini harus rnendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Perbendaharaan.

2.

3.

4.

5.

Biaya kegiatan konsinyering sebagaimana tercantum pada angka I 1 Lampiran Surat Edaran ini dibayarkan kepada pihak ketiga, kecuali uang transpor dan uang saku.

6 . Kegiatan konsinyering yang dilakukan di luar kota dengan memerlukan perjalanan dinas (SPPD), diatur sebagai berikut:
a. Biaya perjalanan dinas diberikan selama 2 (dua) hari dengan perhitungan 1 (satu) hari kedatangan dan 1 (satu) hari kepulangan dan tanpa biaya penginapan; Biaya konsinyering diberikan, berupa:
1)

b.

Biaya penginapan selama pelaksanaan konsinyering dan dibayarkan kepada pihak ketiga; pada saat uang harian perjalanan dinas telah dibayarkan.

2) Uang saku selama konsinyering tidak diberikan untuk hari-hari

7. Kegiatan konsinyering harus berdasarkan beban kerja, keluaran, tingkat


koordinasi, serta komposisi peserta. Setiap kegiatan konsinyering harus menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pejabat yang memberi perintah.
8.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan agar mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini. tanggal ditetapkan.

9. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada


Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2008 Direktur Jenderal. ttd. Herry Purnomo NIP 060046544

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR SE- 20 lPB12008 TENTANG STANDAR BlAYA KEGlATAN KONSINYERING Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

LAMPIRAN

STANDAR BlAYA KEGlATAN KONSINYERING LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


No. Kegiatan Honor Tim Pelaksana Lapanganrrim Sekretariat
1. 2. 3. 4.

Satuan

Harga

Penanggung JawablPembina KetuaMlakil Ketua Sekretaris Anggota

oranglkegiatan oranglkegiatan oranglkegiatan oranglkegiatan

II.

Biaya Kegiatan Konsinyering A. Ditetapkan atas Dasar Surat Keputusanl Surat Tugas Menteri Keuangan 1. Akomodasi (Hotel Bintang Empat) 2. Uang Harian a. Uang Makan b. Uang Transpor c. Uang Saku 3. Sewa Ruang a. Ruang Kecil b. Ruang Besar c. Gedung Pertemuan 4. ATK B. Ditetapkan atas Dasar Surat Keputusanl Surat Tugas Pimpinan Unit Eselon I 1. Akomodasi (Hotel Bintang Empat) 2. Uang Harian a. Uang Makan b. Uang Transpor c. Uang Saku

II

oranglhari

I I I I

oranglhari oranglkegiatan oranglhari hari hari hari oranglkegiatan

I I

I
I

oranglhari

oranglhari oranglkegiatan oranglhari

3.

4.

Sewa Ruang a. Ruang Kecil b. Ruang Besar c. Gedung Perternuan ATK

hari hari hari oranglkegiatan

RP RP RP Rp

750.000 1.500.000 15.000.000 50.000

C. Ditetapkan atas Dasar Surat Keputusanl Surat Tugas Pirnpinan Unit Eselon II 1. Akomodasi (Hotel Bintang Tiga) 2. Uang Harian a. Uang Makan b. Uang Transpor c. Uang Saku 3. Sewa Ruang a. Ruang Kecil b. Ruang Besar c. Gedung Perternuan 4. ATK
D. Ditetapkan atas Dasar Surat Keputusant Surat Tugas Kuasa Pengguna Anggaran 1. Akornodasi (Hotel Bintang
Dua)

oranglhari

RP

605.000

oranglhari oranglkegiatan oranglhari hari hari hari oranglkegiatan

RP Rp RP RP RP RP Rp

150.000 100.000 200.000 750.000 1.500.000 15.000.000 50.000

oranglhari

RP

440.000

2.

3.

4.

Uang Harian a. Uang Makan b. Uang Transpor c. Uang Saku Sewa Ruang a. Ruang Kecil b. Ruang Besar c. Gedung Perternuan ATK

oranglhari oranglkegiatan oranglhari hari hari hari oranglkegiatan

RP Rp RP RP RP RP Rp

150.000 100.000 200.000 750.000 1.500.000 15.000.000 50.000

XIIX. P E R L E N G K A P A N

Triwulan I1 Tahun 2008 tidak ada Surat Edaran Ditjen PBN Mengenai PERLENGKAPAN

Anda mungkin juga menyukai