Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGOBATAN DIABETES MELLITUS DENGAN


1US PARE PADA Ny. B

Disusun Sebagai Syarat Pemenuhan 1ugas Keperawatan gerontik











Disusun Oleh :

Habibah
(010801040)





PRAKTIK KEPERAWATAN GERONTIK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
UNGARAN
2011


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Ilmu Keperawatan Gerontik
Topik : Diabetes Mellitus
Sub topik : Pengobatan Diabetes Mellitus Dengan Jus Pare
Sasaran : Ny.B
Tempat : Rumah Ny.B RT 5 Dusun Siroto
Hari/ Tanggal : Sabtu, 19 November 2011
Waktu : 30 Menit

A. Latar belakang
Penyakit Diabetes Melitus ini tidak hanya diderita oleh orang yang berusia
lanjut saja, namun juga diderita oleh anak-anak remaja karena pengaruh gaya
hidup modern saat ini. Mahalnya harga obat Diabetes Melitus yang
diproduksi oleh pabrik dan beredar di pasaran nampaknya cukup berdampak
pada daya beli masyarakat yang kurang, terlebih lagi bagi masyarakat yang
terkategori dalam masyarakat menengah kebawah. Sehingga hal ini
menyebabkan penderita enggan untuk membeli obat dan pada akhirnya dapat
menyebabkan penyakit Diabetes Melitus yang dideritanya semakin parah
bahkan bisa menimbulkan kematian.
Oleh karena itu, saya mencoba untuk mencari alternatiI untuk mengatasi
penyakit ini dengan menggunakan obat alami, yaitu dengan menggunakan
buah pare. Alasan kami menggunakan buah pare adalah karena buah pare
telah Iamiliar di kalangan masyarakat awam, dapat dimanIaatkan dalam
berbagai pengolahan dan harganya yang relatiI murah.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan Ny.B mampu menurunkan
gulan darahnya dengan jus pare


2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. B mampu:
a. Mengetahui deIinisi, tanda dan gejala penyakit DM
b. Mengetahui komplikasi DM
c. Mengetahui manIaat pare terhadap DM
d. Mengetahui cara pembuatan jus pare
e. Mengetahui alat dan bahan untuk membuat jus pare

C. Media
1. LeaIlet
2. Flipchart

D. Tempat
Rumah Ny. B RT 5 Dusun Siroto

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan keluarga
1. Pembukaan 5 menit O Mengucapkan salam
O Perkenalan
O Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan (tujuan umum dan
tujuan khusus)

O Apersepsi (mengkaji tingkat
pengetahuan sasaran terhadap
materi yang akan disampaikan
dengan pertanyaan pembukaan)
O Menjawab salam
O Mendenarkan
O Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan yang
diberikan
O Menjawab
pertanyaan dan
menyampaikan
yang diketahui
tentang penyakit
DM
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala serta komplikasi
penyakit DM
Menyebutkan dan menjelaskan
manIaat pare
Menyebutkan dan menjelaskan
alat dan bahan pembuatan jus
pare
Menyebutkan dan
mendemonstrasikan langkah-
langkah pembuatan jus pare
Memberikan kesempatan untuk
bertanya hal yang belum jelas
Memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan sasaran
Mendengarkan dan
memperhatikan

Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
memperahatikan

Mendengarkan dan
memperhatikan

O Bertanya apabila
belum mengerti
O Memperhatikan


3. Penutup 5 menit Menyimpulkan materi yang telah
diberikan.

Mengevalusi materi yang telah
disampaikan
Memberi reinIorcement positiI
atas jawaban yang diberikan
Salam penutup
O Mendengarkan


O Menjawab
pertanyaan


O Menjawab salam

G. Evaluasi
Prosedur evaluasi
1. Evaluasi dilakukan selama proses dan pada akhir kegiatan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
a. Jelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala DM ?
b. Jelaskan tentang komplikasi DM ?
c. Sebutkan manIaat pare untuk penyakit DM ?
d. Sebutkan alat dan bahan untuk membuat jus pare ?
e. Demonstrasikan cara pembuatan jus jahe ?
2. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Melakukan kontrak waktu dengan sasaran
4) Menyiapkan alat dan bahan
5) Menyiapkan tempat
6) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan selama diberikan pendidikan kesehatan
2) Sasaran aktiI bertanya terhadap hal yang belum diketahui
3) Sasaran menjawab pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
5) tanya jawab
c. Evaluasi hasil
1) Pendidikan kesehatan berhasil baik bila sasaran mampu menjawab
80 atau lebih pertanyaan dengan benar
2) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil atau cukup baik bila
sasaran mampu menjawab antara 50 - 80 pertanyaan dengan
benar
3) Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik
apabila sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50
pertanyaan dengan benar.





Lampiran

I. DIABETES
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatiI (Noer, 2003).
Diabetes mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol
kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun
kelebihan gula sehingga mengganggu system kerja tubuh secara
keseluruhan (FKUI, 2001).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang sering dijumpai sebagai akibat dari
deIisiensi insulin atau penurunan eIektivitas insulin (Brooker, 2001).
B. 1enis Diabetes
1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1)
Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat 10 dari DM Tipe 2. Di
negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya
biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil
balig. Tetapi ada juga yang timbul pada masa dewasa.
Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2)
2. DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari
90). Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada
dekade ketujuh kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih
tinggi daripada rata-rata orang dewasa.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti deIek genetik Iungsi sel
beta, deIek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, inIeksi, sebab imunologi
yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.



4. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama
kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada
janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar.

Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring
DM Bukan DM Belum pasti DM
Kadar glukosa darah sewaktu:
Plasma vena 110 ~200
Darah kapiler 90 ~200
Kadar glukosa darah puasa:
Plasma vena 110 ~126
Darah kapiler 90 ~110

C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( SjaiIoellah, 1996 : 692 )
yaitu :
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan Iungsi atau jumlah sel sel betha pancreas yang
bersiIat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
digunakan oleh jarinagan periIer tergantung keseimbangan Iisiologis
beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin
yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertroIi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insuIisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.

D. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah
suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
1. Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di
dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans
yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin untuk
mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alIa yang
memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu
meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang
mngeluarkan somastostatin.
2. Kerja Insulin
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu
dimetabolismekan menjadi tenaga.
a. PatoIisiologi DM Tipe 1
Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh
karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan
karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan
timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell
Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang
ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta.
b. PatoIisiologi DM Tipe 2
Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
kurang. Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya
yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak,
tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa
yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa
dan glukosa di dalam darah akan meningkat. Dengan demikian
keadaan ini sama dengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah
DM Tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi,juga kadar insulin
tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.
Faktor-Iaktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin:
a. Obesitas terutama yang bersiIat sentral (bentuk apel)
b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
c. Kurang gerak badan
d. Faktor keturunan (herediter)

E. Gambaran Klinik
Gejala diabetes
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing
terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun
dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah,
kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal,
penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan
pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-kadang ada
pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka
mengetahui adanya diabetes karena pada saat periksa kesehatan
diemukan kadar glukosa darahnya tinggi.

Type DM tipe I DM tipe II
Nama lama DM Juvenil DM dewasa
Umur (th) Biasa 40 ~40 (tapi tak selalu)
Keadaan klinik saat diagnosis Berat Ringan
Kadar insulin Tak ada insulin Insulin cukup/tinggi
Berat badan Biasanya gemuk/normal Biasanya kurus
Pengobatan Insulin, diet, olahraga Diet, olahraga, tablet, insulin
. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara
lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi
asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan
sesudah makan serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb
minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah
untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah.

G. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang
penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah
dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 :
1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan deIisiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat
kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak
terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)
3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi
aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat
oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer,
2002 : 1256)
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua
pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati
Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) :
1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan Iungsi ginjal. Bila kadar glukosa
darah meningkat, maka mekanisme Iiltrasi ginjal akan mengalami
stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin
(Smeltzer, 2002 : 1272)
b. Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai
kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati
(SjaiIoellah, 1996 : 588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia
yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan
kerusakan lensa (Long, 1996 : !6)
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraI - saraI periIer, sistem saraI
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraI pusat. Akumulasi sorbital
dan perubahan perubahan metabolik lain dalam sintesa atau Iunsi
myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan
perubahan kondisi saraI ( Long, 1996 : 17)
2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan Iungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka
terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit
jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia Iungsi saraI saraI sensorik, keadaan
ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya
inIeksi yang menyebabkan gangren. InIeksi dimulai dari celah celah
kulit yang mengalami hipertropi, pada sel sel kuku yang tertanam
pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian
juga pada daerah daerah yang tekena trauma (Long, 1996 : 17)
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai
darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)
H. Penatalaksanaan
a. Obat Hipoglikemik Oral
1). Pemicu sekresi insulin:
SulIonilurea
Glinid
2). Penambah sensitivitas terhadap insulin:
Biguanid
Tiazolidindion
Penghambat glukosidase alIa
b. Insulin
c. Pencegahan komplikasi
Berhenti merokok
Mengoptimalkan kadar kolesterol
Menjaga berat tubuh yang stabil
Mengontrol tekanan darah tinggi
Olahraga teratur dapat bermanIaat :
O Mengendalikan kadar glukosa darah
O Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan)
O Membantu mengurangi stres
O Memperkuat otot dan jantung
O Meningkatkan kadar kolesterol baik` (HDL)
O Membantu menurunkan tekanan darah


























II. PARE
A.Tanaman pare
Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia
Tropis. Pare digunakan untuk obat herbal selama berabad-abad. Pare pada
umumnya digunakan untuk mengobati diabetes di Cina dan negara-negara
Asia lainnya. Tanaman pare merupakan tanaman merambat, tumbuhan
semusim yang tumbuh merambat. Buahnya pahit dan berbau tidak enak,
buahnya berbintil-bintil dalam beberapa lajur. Ada jenis yang tidak
berbintil-bintil bentuknya panjang disebut pare ulo (pare ular). Buah Pare
biasa dibuat sayur, walau terasa pahit tanaman buah pare dapat digunakan
sebagai obat herbal untuk penyakit kencing manis (Diabetes). Penelitian
yang diterbitkan di Asia PaciIic Journal oI Clinical Nutrition membuktikan
bahwa pemberian secara oral ekstrak biji pare sebanyak 150mg per kg
berat badan selama 30 hari ada penurunan secara signiIikan gula darah.

B.Kandungan pare
Kandungan senyawa dalam buah pare adalah saponin, Ilavonoid, dan
poliIenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan
charantin, karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu
bijinya mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik
biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Selain itu diduga
pare memiliki komponen yang menyerupai sulIonylurea (obat antidiabetes
paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta
kelenjar pankreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain
meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Insulin juga
mengandung saponin (triterpen) yang bekerja dengan aktivitas yang mirip
dengan insulin, sehingga dapat memasukkan glukosa dalam darah ke
dalam sel. Pare juga mengandung suatu peptida yang menyerupai siIat
insulin, salah satunya adalah polipeptida P dan alkaloid. Kandungan lain
dalam pare pun turut serta dalam eIek perubahan gula darah. Pada
penelitian percobaan yang dilakukan ke manusia, pare menunjukkan
perubahan signiIikan dalam pengontrolan gula darah setelah
mengkonsumsinya dan menghasilkan eIek penurunan gula darah.
Berdasarkan penelitian, pare mengandung charatin, polipeptida p dan
vicine, yang berIungsi sebagai anti diabetes, menurunkan kadar glukosa,
dan juga dapat meningkatkan kadar lipid darah. karena tanaman ini
mengandung saponin, Ilavonoid, dan poliIenol (antioxidant kuat), serta
glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan
gula darah. Zat karantin pada pare berkasiat hipoglesemik ( menurunkan
kadar glukosa darah) ia terdiri atas campuran senyawa-senyawa sponin
steroid yang khasiatnya lebih kuat daripada tolbutamida. Zat ini
menstimulasi (mengarang) sel-sel B pulau langerhans sehingga
meningkatkan produksi hormon insulin, peningkatan jumlah sel-sel B
kelenjar pankreas memperkuat hipoglisemik buah pare. Pusat penelitian
obat tradisional (PPOT) UniIersitas Gajah Mada melakukan uji serupa
dengan ekstrak buah pare. Uji dilakukan terhadap 10 pasien DM
noninsulin-dependent berusia 43-69 tahun pasien diberi 4 kapsul masing-
masing 750 mg 3 kali sehari selama 4 minggu setelah 2 minggu, terdapat
penurunan kadar glukosa darah dan 2 jam sesudah makan secara
signiIikan,. Kandungan lain adalah senyawa polipeptida yang mirip insulin
disebut polipeptida-p (p- insulin) . khasiatnya menurunkan kadar glukosa
darah secara langsung. Selain itu terdapat pula senyawa-senyawa alkaloid
yang memiliki peranan serupa. Selain untuk penyakit gula darah , pare pun
secara in vitro potensial menghambat virus HIV dan tumor. itu A dan B
momorkarin. penemuan lain buah pare matang berkasiat melawan kanker,
khususnya leukimia. sebuah studi dari Jurnal thnopharmacology
menyatakan bahwa baik pare segar maupun yang dikeringkan dalam
jumlah 1.5 ons - 3 ons bisa membuat kadar gula darah turun sebanyak
48, membuat toleransi glukosa membaik tanpa terjadi peningkatan
insulin, serta memperbaiki kadar gula darah puasa pada diabetesi..
Hal positiI lain yang didapat, bahwa pare ternyata memiliki kualitas
antioksidan, dalam artian mampu membantu melindungi sel dari radikal
bebas, terutama yang disebabkan oleh diabetes.

C.Komplikasi
Pemakaian dosis pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika
penggunaannya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter.
Namun ternyata untuk ibu hamil dan anak-anak, konsumsi pare harus
dihindari, sebab dalam pare bisa menimbulkan eIek anti kesuburan ,
meningkatkan resiko aborsi dan pendarahan menstruasi. Sedangkan
pengaruhnya terhadap anak-anak, yang mana kondisi tubuh mereka masih
belum kuat, terkadang pare bisa menimbulkan eIek samping seperti, sakit
kepala, demam dan sakit perut.
Perlu diketahui juga bahwa pare mengandung momorcharin, yang bereIek
antiIertilitas atau susah punya anak.


D.Cara pembuatan jus pare
1. Cara pertama
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah gelas
air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang
selama 2 minggu.
2. Cara kedua
Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji
pare, kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus.
Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10
gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari.








DATAR PUSTAKA

Hudak,Carolyn M (1997). Keperawatan Kritis :Pendekatan Holistik. Alih
bahasa: Allenidekania dkk. Jakarta.EGC.

Lackman`s (1996). Care Principle and Practice of Medical Surgical Aursing.
Philadelpia:WB Saunders Company.

Pasiyan rahmatullah (1999).Ceriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
editor:R.boedhi Darmoso dan Hadi Martono,Jakarta, Balai Penerbit FKUI.

Price sylvia Anderson (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih bahasa: Peter anugerah. Jakarta. EGC.

Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Salemba medica.

Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume
1. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai