Disusun Sebagai Syarat Pemenuhan 1ugas Keperawatan gerontik
Disusun Oleh :
Habibah (010801040)
PRAKTIK KEPERAWATAN GERONTIK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN UNGARAN 2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Ilmu Keperawatan Gerontik Topik : Diabetes Mellitus Sub topik : Pengobatan Diabetes Mellitus Dengan Jus Pare Sasaran : Ny.B Tempat : Rumah Ny.B RT 5 Dusun Siroto Hari/ Tanggal : Sabtu, 19 November 2011 Waktu : 30 Menit
A. Latar belakang Penyakit Diabetes Melitus ini tidak hanya diderita oleh orang yang berusia lanjut saja, namun juga diderita oleh anak-anak remaja karena pengaruh gaya hidup modern saat ini. Mahalnya harga obat Diabetes Melitus yang diproduksi oleh pabrik dan beredar di pasaran nampaknya cukup berdampak pada daya beli masyarakat yang kurang, terlebih lagi bagi masyarakat yang terkategori dalam masyarakat menengah kebawah. Sehingga hal ini menyebabkan penderita enggan untuk membeli obat dan pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit Diabetes Melitus yang dideritanya semakin parah bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu, saya mencoba untuk mencari alternatiI untuk mengatasi penyakit ini dengan menggunakan obat alami, yaitu dengan menggunakan buah pare. Alasan kami menggunakan buah pare adalah karena buah pare telah Iamiliar di kalangan masyarakat awam, dapat dimanIaatkan dalam berbagai pengolahan dan harganya yang relatiI murah.
B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan Ny.B mampu menurunkan gulan darahnya dengan jus pare
2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. B mampu: a. Mengetahui deIinisi, tanda dan gejala penyakit DM b. Mengetahui komplikasi DM c. Mengetahui manIaat pare terhadap DM d. Mengetahui cara pembuatan jus pare e. Mengetahui alat dan bahan untuk membuat jus pare
C. Media 1. LeaIlet 2. Flipchart
D. Tempat Rumah Ny. B RT 5 Dusun Siroto
E. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi
. Kegiatan No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan keluarga 1. Pembukaan 5 menit O Mengucapkan salam O Perkenalan O Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan (tujuan umum dan tujuan khusus)
O Apersepsi (mengkaji tingkat pengetahuan sasaran terhadap materi yang akan disampaikan dengan pertanyaan pembukaan) O Menjawab salam O Mendenarkan O Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan O Menjawab pertanyaan dan menyampaikan yang diketahui tentang penyakit DM 2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta komplikasi penyakit DM Menyebutkan dan menjelaskan manIaat pare Menyebutkan dan menjelaskan alat dan bahan pembuatan jus pare Menyebutkan dan mendemonstrasikan langkah- langkah pembuatan jus pare Memberikan kesempatan untuk bertanya hal yang belum jelas Memberikan penjelasan terhadap pertanyaan sasaran Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperahatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
O Bertanya apabila belum mengerti O Memperhatikan
3. Penutup 5 menit Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
Mengevalusi materi yang telah disampaikan Memberi reinIorcement positiI atas jawaban yang diberikan Salam penutup O Mendengarkan
O Menjawab pertanyaan
O Menjawab salam
G. Evaluasi Prosedur evaluasi 1. Evaluasi dilakukan selama proses dan pada akhir kegiatan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut : a. Jelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala DM ? b. Jelaskan tentang komplikasi DM ? c. Sebutkan manIaat pare untuk penyakit DM ? d. Sebutkan alat dan bahan untuk membuat jus pare ? e. Demonstrasikan cara pembuatan jus jahe ? 2. Kriteria evaluasi a. Evaluasi Struktur 1) Menyiapkan SAP 2) Menyiapkan materi dan media 3) Melakukan kontrak waktu dengan sasaran 4) Menyiapkan alat dan bahan 5) Menyiapkan tempat 6) Menyiapkan pertanyaan b. Evaluasi proses 1) Sasaran memperhatikan selama diberikan pendidikan kesehatan 2) Sasaran aktiI bertanya terhadap hal yang belum diketahui 3) Sasaran menjawab pertanyaan pemberi materi 4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan 5) tanya jawab c. Evaluasi hasil 1) Pendidikan kesehatan berhasil baik bila sasaran mampu menjawab 80 atau lebih pertanyaan dengan benar 2) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil atau cukup baik bila sasaran mampu menjawab antara 50 - 80 pertanyaan dengan benar 3) Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik apabila sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50 pertanyaan dengan benar.
Lampiran
I. DIABETES A. Definisi Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatiI (Noer, 2003). Diabetes mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun kelebihan gula sehingga mengganggu system kerja tubuh secara keseluruhan (FKUI, 2001). Diabetes mellitus adalah penyakit yang sering dijumpai sebagai akibat dari deIisiensi insulin atau penurunan eIektivitas insulin (Brooker, 2001). B. 1enis Diabetes 1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1) Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat 10 dari DM Tipe 2. Di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yang timbul pada masa dewasa. Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) 2. DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90). Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa. 3. Diabetes Melitus Tipe Lain Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti deIek genetik Iungsi sel beta, deIek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, inIeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes Melitus Gestasional Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar.
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring DM Bukan DM Belum pasti DM Kadar glukosa darah sewaktu: Plasma vena 110 ~200 Darah kapiler 90 ~200 Kadar glukosa darah puasa: Plasma vena 110 ~126 Darah kapiler 90 ~110
C. Etiologi Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( SjaiIoellah, 1996 : 692 ) yaitu : 1. Faktor keturunan Karena adanya kelainan Iungsi atau jumlah sel sel betha pancreas yang bersiIat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin. 2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan oleh jarinagan periIer tergantung keseimbangan Iisiologis beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pancreas. 3. Kegemukan atau obesitas Terjadi karena hipertroIi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes mellitus dan insulin insuIisiensi relative. 4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.
D. Patofisiologi Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas. 1. Pankreas Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alIa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mngeluarkan somastostatin. 2. Kerja Insulin Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga. a. PatoIisiologi DM Tipe 1 Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. b. PatoIisiologi DM Tipe 2 Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang. Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di dalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Faktor-Iaktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin: a. Obesitas terutama yang bersiIat sentral (bentuk apel) b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat c. Kurang gerak badan d. Faktor keturunan (herediter)
E. Gambaran Klinik Gejala diabetes Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
Type DM tipe I DM tipe II Nama lama DM Juvenil DM dewasa Umur (th) Biasa 40 ~40 (tapi tak selalu) Keadaan klinik saat diagnosis Berat Ringan Kadar insulin Tak ada insulin Insulin cukup/tinggi Berat badan Biasanya gemuk/normal Biasanya kurus Pengobatan Insulin, diet, olahraga Diet, olahraga, tablet, insulin . Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain: 1. Pemeriksaan gula darah Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur. 2. Pemeriksaan dengan Hb Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal. 3. Pemeriksaan Urine Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
G. Komplikasi Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 ) Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 ) 1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA ) Ketoasedosis diabatik merupakan deIisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 ) 2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN) Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262) 3. Hypoglikemia Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256) Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) : 1. Mikrovaskuler a. Penyakit Ginjal Salah satu akibat utama dari perubahan perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan Iungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme Iiltrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272) b. Penyakit Mata (Katarak) Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati (SjaiIoellah, 1996 : 588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996 : !6) c. Neuropati Diabetes dapat mempengaruhi saraI - saraI periIer, sistem saraI otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraI pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan perubahan metabolik lain dalam sintesa atau Iunsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraI ( Long, 1996 : 17) 2. Makrovaskuler a. Penyakit Jantung Koroner Akibat kelainan Iungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke b. Pembuluh darah kaki Timbul karena adanya anesthesia Iungsi saraI saraI sensorik, keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya inIeksi yang menyebabkan gangren. InIeksi dimulai dari celah celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah daerah yang tekena trauma (Long, 1996 : 17) c. Pembuluh darah otak Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17) H. Penatalaksanaan a. Obat Hipoglikemik Oral 1). Pemicu sekresi insulin: SulIonilurea Glinid 2). Penambah sensitivitas terhadap insulin: Biguanid Tiazolidindion Penghambat glukosidase alIa b. Insulin c. Pencegahan komplikasi Berhenti merokok Mengoptimalkan kadar kolesterol Menjaga berat tubuh yang stabil Mengontrol tekanan darah tinggi Olahraga teratur dapat bermanIaat : O Mengendalikan kadar glukosa darah O Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan) O Membantu mengurangi stres O Memperkuat otot dan jantung O Meningkatkan kadar kolesterol baik` (HDL) O Membantu menurunkan tekanan darah
II. PARE A.Tanaman pare Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia Tropis. Pare digunakan untuk obat herbal selama berabad-abad. Pare pada umumnya digunakan untuk mengobati diabetes di Cina dan negara-negara Asia lainnya. Tanaman pare merupakan tanaman merambat, tumbuhan semusim yang tumbuh merambat. Buahnya pahit dan berbau tidak enak, buahnya berbintil-bintil dalam beberapa lajur. Ada jenis yang tidak berbintil-bintil bentuknya panjang disebut pare ulo (pare ular). Buah Pare biasa dibuat sayur, walau terasa pahit tanaman buah pare dapat digunakan sebagai obat herbal untuk penyakit kencing manis (Diabetes). Penelitian yang diterbitkan di Asia PaciIic Journal oI Clinical Nutrition membuktikan bahwa pemberian secara oral ekstrak biji pare sebanyak 150mg per kg berat badan selama 30 hari ada penurunan secara signiIikan gula darah.
B.Kandungan pare Kandungan senyawa dalam buah pare adalah saponin, Ilavonoid, dan poliIenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin, karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu bijinya mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulIonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Insulin juga mengandung saponin (triterpen) yang bekerja dengan aktivitas yang mirip dengan insulin, sehingga dapat memasukkan glukosa dalam darah ke dalam sel. Pare juga mengandung suatu peptida yang menyerupai siIat insulin, salah satunya adalah polipeptida P dan alkaloid. Kandungan lain dalam pare pun turut serta dalam eIek perubahan gula darah. Pada penelitian percobaan yang dilakukan ke manusia, pare menunjukkan perubahan signiIikan dalam pengontrolan gula darah setelah mengkonsumsinya dan menghasilkan eIek penurunan gula darah. Berdasarkan penelitian, pare mengandung charatin, polipeptida p dan vicine, yang berIungsi sebagai anti diabetes, menurunkan kadar glukosa, dan juga dapat meningkatkan kadar lipid darah. karena tanaman ini mengandung saponin, Ilavonoid, dan poliIenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah. Zat karantin pada pare berkasiat hipoglesemik ( menurunkan kadar glukosa darah) ia terdiri atas campuran senyawa-senyawa sponin steroid yang khasiatnya lebih kuat daripada tolbutamida. Zat ini menstimulasi (mengarang) sel-sel B pulau langerhans sehingga meningkatkan produksi hormon insulin, peningkatan jumlah sel-sel B kelenjar pankreas memperkuat hipoglisemik buah pare. Pusat penelitian obat tradisional (PPOT) UniIersitas Gajah Mada melakukan uji serupa dengan ekstrak buah pare. Uji dilakukan terhadap 10 pasien DM noninsulin-dependent berusia 43-69 tahun pasien diberi 4 kapsul masing- masing 750 mg 3 kali sehari selama 4 minggu setelah 2 minggu, terdapat penurunan kadar glukosa darah dan 2 jam sesudah makan secara signiIikan,. Kandungan lain adalah senyawa polipeptida yang mirip insulin disebut polipeptida-p (p- insulin) . khasiatnya menurunkan kadar glukosa darah secara langsung. Selain itu terdapat pula senyawa-senyawa alkaloid yang memiliki peranan serupa. Selain untuk penyakit gula darah , pare pun secara in vitro potensial menghambat virus HIV dan tumor. itu A dan B momorkarin. penemuan lain buah pare matang berkasiat melawan kanker, khususnya leukimia. sebuah studi dari Jurnal thnopharmacology menyatakan bahwa baik pare segar maupun yang dikeringkan dalam jumlah 1.5 ons - 3 ons bisa membuat kadar gula darah turun sebanyak 48, membuat toleransi glukosa membaik tanpa terjadi peningkatan insulin, serta memperbaiki kadar gula darah puasa pada diabetesi.. Hal positiI lain yang didapat, bahwa pare ternyata memiliki kualitas antioksidan, dalam artian mampu membantu melindungi sel dari radikal bebas, terutama yang disebabkan oleh diabetes.
C.Komplikasi Pemakaian dosis pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika penggunaannya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Namun ternyata untuk ibu hamil dan anak-anak, konsumsi pare harus dihindari, sebab dalam pare bisa menimbulkan eIek anti kesuburan , meningkatkan resiko aborsi dan pendarahan menstruasi. Sedangkan pengaruhnya terhadap anak-anak, yang mana kondisi tubuh mereka masih belum kuat, terkadang pare bisa menimbulkan eIek samping seperti, sakit kepala, demam dan sakit perut. Perlu diketahui juga bahwa pare mengandung momorcharin, yang bereIek antiIertilitas atau susah punya anak.
D.Cara pembuatan jus pare 1. Cara pertama Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu. 2. Cara kedua Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji pare, kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari.