Anda di halaman 1dari 30

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 PENGUKURAN DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA ( ANTROPOMETRI DAN

DESAIN PRODUK )

A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu mengetahui interaksi antara manusia, mesin, peralatan, bahan, maupun lingkungan kerjanya. 2. Mampu memahami adanya sejumlah data antropometri dan menggunakannya untuk perancangan / pengaturan sistem kerja. 3. Membekali mahasiswa dengan konsep berpikir (prosedural) penganalisaan dan perancangan. 4. Mampu merancang desain produk dengan data antropometri menggunakan software CAD/CAM.

B. LANDASAN TEORI ERGONOMI Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana, dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan. Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979). Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979). Salah satu definisi ergonomi yang menitikberatkan pada penyesuaian desain terhadap manusia adalah dikemukakan oleh Annis & Mc Conville (1996) dan menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan efisien. Sedangkan Pulat (1992) menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisien dalam pemakaian. Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan untuk menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centered Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja menjadi lebih produktif dan efisien. Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang penelitian, yaitu : 1. Penelitian tentang Display. Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang. Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Display Statis dan Display Dinamis. Display Statis adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya peta. Sedangkan Display Dinamis adalah display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya spidometer yang memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi. 2. Penelitian tentang Kekuatan Fisik Manusia Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik. 3. Penelitian tentang Ukuran/Dimensi dari Tempat Kerja. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam Antropometri. 4. Penelitian tentang Lingkungan Fisik Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas kerja. Masalah ini akan dibahas lebih jelas pada praktikum Lingkungan Kerja Fisik.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 ANTROPOMETRI

Istilah anthropometri berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure) yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu: 1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. 2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah. 3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan lain-lain.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun per segmen-nya (Nurmianto, 1996). Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. 2. 3. 4. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll). Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll). Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll). Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: 1) Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. 2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c) Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya: a) Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b) Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c) Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d) Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a. Cacat tubuh Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat. b. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c. Kehamilan (pregnancy), Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

PENGUKURAN BENTUK TUBUH Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan nyaman dan menyenangkan. Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu: 5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak tertahankan Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 4 - sakit yang masih bisa ditahan 3 - sakit 2 - kematian rasa 1 - sensasi yang dirasakan 0 - tidak ada sensasi

Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi, maka untuk menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik penting pertemuan antara badan dengan kursi yang menentukan kenyamanan, yaitu: A- daun pundak (bagian yang paling menonjol dari tulang belikat) B- dasar pundak C- daerah punggung yang melengkung D- daerah lengkungan pinggang E- pantat F- pantat paling bawah G- pangkal paha H- pertengahan paha I- ujung paha Posisi Tubuh Dalam Bekerja Kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Clark (1996), menyatakan bahwa desain stasiun kerja dengan posisi duduk mempunyai derajat stabilitas tubuh yang tinggi; mengurangi kelelaan dan keluhan subjektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Di samping itu tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk melakukan gerakan. Mengingat posisi duduk mempunyai keutungan maupun kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan dengan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki; 2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan; Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar;

4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja; 5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi; 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama; dan 7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk. Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang dipakai harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakaiannya. Fleksi lutut membentuk sudut 900 dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau injakan kaki (Pheasant, 1988). Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman. Sanders & Mc Cormick (1987) memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk sebagai berikut: 1. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik; 2. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bahwa mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun (sloping down slightly); dan 3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan. Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk. Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat (1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah sebagai berikut: 1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut; 2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg); 3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping; 4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan diperlukan mobilitas tinggi. Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi dudukan. Manuaba (1986); Sanders & Mc Cormick (1987); Grandjean (1993) memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini. 1. Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebasan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri. 2. Selama kerja manual, di mana pekerjaan sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi suku berdiri. 3. Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri.

Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis Desain stasiun kerja sangat ditentukan oleh jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Baik desain stasiun kerja untuk posisi duduk maupun berdiri keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian. Clark (1996) mencoba mengambil keuntungan dari kedua posisi tersebut dan mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan sebagai berikut : Sedangkan Das (1991) dan Pulat (1992) menyatakan bahwa posisi dudukberdiri merupakan posisi terbaik dan lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

saja atau berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja berganti posisi kerja untuk mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu posisi kerja. Helender (1995) dan Tarwaka (1995), memberikan batasan ukuran ketinggian landasan kerja untuk pekerjaan yang memerlukan sedikit penekanan yaitu 15 cm di bawah tinggi siku untuk kedua posisi kerja. Selanjutnya dibuat kursi tinggi yang menyesuaikan ketinggian landasan kerja posisi berdiri dengan dilengkapi sandaran kaki agar posisi kaki tidak menggantung. Mengingat dimensi ukuran tubuh manusia berbeda-beda, maka desain stasiun kerja harus selalu mempertimbangkan antropometri pemakainya (user oriented). Sedangkan pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Pemilihan Sikap Kerja terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda beda Jenis Pekerjaan Mengangkat > 5 kg Bekerja dibawah tinggi siku Menjangkau horizontal di luar daerah jangkauan optimum Pekerjaan ringan dengan pergerakan berulang Pekerjaan perlu ketelitian Inspeksi dan monitoring Sering berpindah-pindah Duduk Duduk Duduk-berdiri Duduk-berdiri Duduk-berdiri Berdiri Duduk Duduk-berdiri Sikap Kerja yang Dipilih Pilihan pertama Berdiri Berdiri Berdiri Pilihan kedua Duduk-berdiri Duduk-berdiri Duduk-berdiri

Sumber : Helander (1995:60). A Guide to the Ergonomics of Manufacturing. Masih menurut Helender (1995), posisi duduk-berdiri yang telah banyak dicobakan di industri, ternyata mempunyai keuntungan secara biomekanis di mana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus. Hal tersebut tentunya dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam intervensi ergonomi, sexhingga penerapan posisi kerja duduk-berdiri dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi sebagian besar tenaga kerja.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

10

Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa suatu desain produk harus berpusat pada pemakainya (human centered). Untuk mendapatkan sikap kerja menyetrika yang lebih dinamis diperlukan desain stasiun kerja setrika yang memungkinkan pekerjaan dapat dilakukan dengan sikap duduk di suatu saat dan sikap berdiri atau duduk-berdiri di saat lainnya. Data antropometri jelas diperlukan agar suatu rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh yang dapat dipakai oleh sejumlah populasi yang besar. Sekurang-kurangnya 90-95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus dapat menggunakan dengan selayaknya. Untuk kepentingan itulah maka data anthropometri diharapkan mengikuti distribusi normal. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, X ) dan simpangan standarnya (standard deviatio, X ) dari data yang ada. Dari data tersebut kemudian dapat ditetapkan percentile. Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, 95-th percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil. Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal dimana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai yang ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal yang ada. Tabel ....Persentil dan Cara Perhitungan dalm Distribusi Normal Persentil Ke-1 Ke-2.5 Ke-5 Ke-10 Ke-50 Perhitungan Persentil Perhitungan

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 Metode Perancangan dengan Antropometri

11

Tahapan perancangan sistem kerja work space design dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah sebagai berikut (Roevuck, 1995): 1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish

requirement)
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai 3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya 4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil) 5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai 6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai 7. Pengambilan data 8. Pengolahan data Uji kenormalan data Uji keseragaman data Uji kecukupan data Perhitungan persentil data Posisi tubuh secara normal Kelonggaran (pakaian dan ruang) Variasi gerak

9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan

10. Analisis hasil rancangan Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data antropometri (Nurmianto1996 & Tayyari) adalah : 1. Kecukupan data
k 2 N ( X 2 ( X ) s N = X
2

Tingkat kepercayaan = 95%, sehingga k = 1,96 s = derajat ketelitian apabila N < N, maka data dinyatakan cukup. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 2. Keseragaman data BKA/BKB = X + k

12

= standar deviasi
3. Percentile
Pada umumnya, percentil yang digunakan adalah: P5 = X 1,645

P50 = X P95 = X + 1,645

Dapat pula diberikan toleransi terhadap perbedaan yang mungkin dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran suatu rancangan (allowance). Pengolahan Data Normalitas dan Percentile dengan SPSS: 1. Input data nilai dimensi pada data view. 2. Masuk ke tampilan variable view, kemudian kolom name di ganti dengan nama dimensi 3. Pengolahan data : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore. Masukkan semua variabel sebagai dependent variables. Checklist both pada toolbox display. Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue. Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem dan leaf pada descriptive. Checklist normality plots with test, kemudian continue. Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue. Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.

C. PERALATAN PRAKTIKUM

Dalam praktikum tentang Antropometri ini ada beberapa alat yang harus disediakan : 1. Kursi Anthropometri 2. Penggaris 3. Timbangan badan
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

13

4. Flexible curve 5. Papan 6. Sandaran dan alas kursi 7. Alat tulis 8. Mistar
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Untuk praktikum Antropometri, prosedur pelaksanaan praktikum yang harus dilaksanakan adalah : 1. Membagi kelompok yang terdiri dari 2 orang yaitu 1 orang sebagai obyek penelitian dan yang lain mengukur dimensi tubuh 2. Mencatat data yang diukur 3. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan.

I. Pengukuran Dimensi Tubuh

1. Posisi duduk samping

PEDOMAN PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

14

Data yang diukur Tinggi duduk tegak (tdt)

Cara pengukuran

Ukur jarak vertikal alas duduk sampai ujung atas kepala. Subyek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai utnug tulang bahu yang menonjol pada saat subyek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai mata pada saat subjek duduk tegak.

Tinggi bahu duduk (tbd)

Tinggi mata duduk (tnd)

Tinggi siku duduk (tsd)

Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan lengan ke atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.

Tebal paha (tp)

Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan ke atas paha. Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. Ukur jarajk horisontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Ukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut sikusiku.

Tinggi popliteal (tpo)

Pantat popliteal (ppo)

Pantat ke lutut (pkl)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

15

2. Posisi berdiri

Data yang diukur Tinggi siku berdiri (tsb)

Cara pengukuran

Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subyek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.

Pangjang lengan bawah Subyek berdiri tegak tangan di (plb)

samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.


Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 Tinggi (tmb) mata berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai

16

ujung mata bagian dalam ( dekat pangkal hidung ). Subyek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan. Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subyek berdiri tegak mata memandang lurus ke depan
berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai

Tinggi badan tegak (tbt)

Tinggi (tbb)

bahu

bahu yang menonjol pada saat subyek berdiri tegak Ukur jarak dari dada sampai

Tebal badan (tb)

punggung secara horisontal.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

17

3.Posisi berdiri dengan tangan lurus ke depan

Data yang diukur Jangkauan tangan (jt)

Cara pengukuran

Ukur jarak horisontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subyek berdiri tegak dengan betis, pantat, punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan ke depan.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

18

4. Posisi duduk menghadap ke depan

Data yang diukur Lebar pinggul (lp)

Cara pengukuran

Subyek duduk tegak, ukur jarak horisontal dari bagian terluar pinggul sisi kanan. Ukur jarak horisontal antara kedua lengan atas, subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

Lebar bahu (lb)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

19

5.

Posisi berdiri dengan kedua tangan direntangkan

Data yang diukur Rentangan tangan (rt)

Cara pengukuran

Ukur jarak horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri ujung jari terpanjang tangan kanan, subyek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

20

6.

Pengukuran jari tangan

Cara pengukuran Data yang diukur Panjang jari 1, 2, 3, 4, 5 (pj)

Diukur

dari

masing-masing

pangkal ruas jari sampai ujunng jari, jari-jari subyek merentang lurus dan sejajar.
Pangkal ke tangan (ppt)

Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari, lengan bawah sampai telapak tangan subyek lurus.

Lebar jari 2, 3, 4, 5 (lj)

Diukur dari sisi jari telunujk sampai sisi luar jari kelingking. Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari kelingking.

Lebar telapak tangan (ltt)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 7. Pengukuran Bentuk Tubuh

21

Praktikan duduk di kursi dengan kemiringan tertentu kemudian bentuk tubuh praktikan bagian belakang dicari bentuknya dengan menggunakan flexible curve, sehingga postur tubuh bagian belakang diperoleh. Kemudian digambar di atas papan, lalu tarik garis horisontal yang merupakan bagian bawah lutut dan beri nama garis tersebut garis A ( perhatikan gambar ). Lakukan pengukuran-pengukuran seperti di bawah ini :
tk : jarak vertikal dari garis A sampai bentuk kepala bagian belakang yang

paling menonjol.
tlh : jarak vertikal dari garis A sampai tekuk leher yang paling menonjol. tpu : jarak vertikal dari garis A sampai bentuk punggung yang paling

menonjol.
tpl : jarak vertikal dari garis A sampai titik cekung maksimum dari

pinggang.

Sedangkan dari postur tubuh yang didapat tarik garis miring sejajar dengan kemiringan tubuh ( lihat gambar ) dan lakukan perhitungan-perhitungan seperti di bawah ini :
pk : jarak antara garis B sampai bentuk kepala bagian belakang yang Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

22

paling menonjol.
plh : jarak antara garis B sampai titik cekung leher maksimum. ppl : jarak antara garis B sampai titik cekung pinggang maksimum. ppb : jarak antara garis B sampai pantat belakang.

Setelah itu tarik garis horisontal yang menyinggung garis pantat bawah, garis ini disebut garis C ( lihat gambar ), kemudian lakukan pengukuran seperti di bawah ini :
km : jarak antara garis A dan garis C sebagai kedalaman maksimum

tempat duduk.
ppt : jarak horisontal antara titik garis singgung garis C dengan pantat

bagian belakang terluar.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

23

8. Pengukuran jari tangan

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

24

1. Putaran pergelangan tangan : ukur sudut putaran pergelangan tangan dari posisi awal sampai ke putaran maksimum, posisi awal pergelangan tangan ditekuk ke kiri semaksimal mungkin, kemudian putar kekanan sejauh mungkin, total putaran adalah = 1 + 2.

2. Cengkeraman jari tangan : ukur sudut putaran cengkeraman jari tangan, posisi awal jari-jari mencengkeram batang tengah kemudian diputar kanan sejauh mungkin, ( pergelangan dan lengan tangan tetap diam ), lalu dengan cara yang sama diputar ke kiri sejauh mungkin.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

25

II.

Putaran telapak kaki : ukur sudut putaran vertikal telapak kaki, posisi awal telapak kaki siku-siku dengan betis, kemudian diputar ke bawah sejauh mungkin, kaki kembali ke posisi awal, lalu ujung kaki dinaikkan setinggi mungkin, total putaran vertikal telapak kaki adalah = 1 + 2. 1. Pengukuran Kepala (Antropometri Kepala)

Keterangan : 1. Panjang Kepala : dihitung dari kepala belakang yang paling menonjol sampai kepala yang paling depan 2. Lebar Kepala : dihitung dari kepala samping kanan menuju kepala samping kiri 3. Diameter maksimum dari dagu : dihitung dari diameter kepala, dari dagu menuju kepala atas bagian belakang. 4. Dagu ke puncak kepala: dihitung dari diameter kepala, dari dagu menuju kepala atas 5. Telinga ke puncak kepala: dihitung dari pusat telinga menuju kepala bagian atas.
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

26

6. Telinga ke Belakang Kepala: dihitung dari pusat telinga menuju bagian kepala belakang. 7. Antara Dua Telinga: dihitung dari telinga menuju telinga satunya. 8. Mata ke puncak kepala: di hitung dari mata menuju kepala bagian atas. 9. Mata ke belakang kepala: di hitung dari mata menuju kepala bagian belakang. 10. Antara dua pupil mata: dihitung antara pupil satu dengan pupil yang lainnya. 11. Hidung ke puncak kepala: dihitung dari hidung menuju ke kepala bagian atas. 12. Hidung ke belakang kepala: dihitung dari hidung menuju kepala bagian atas. 13. Mulut ke puncak kepala: dihitung dari mulut menuju kepala bagian atas. 14. Lebar mulut: dihitung dari lebar mulut (dari samping kanan menuju samping kiri)

Contoh penggunaan data antropometri untuk perancangan suatu produk :


Rekomendasi tinggi pintu

Pada perancangan tinggi pintu ini digunakan percentil 95 karena diharapkan orang yang mempunyai tinggi di atas rata-rata populasi dapat menggunakannya dengan nyaman, sedangkan dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi badan tegak (tbt). Diketahui rata-rata tinggi badan tegak (tbt) sejumlah operator yang telah diukur adalah 165 cm, dan standar deviasinya adalah 2,235 cm. Nilai percentil 95 = 165 + 1,645(10,33) = 181,99 cm Perlu adanya penambahan 30 mm untuk tebal sepatu, 50 mm untuk tinggi topi dan 50 mm untuk dinamic clearance (kelonggaran dinamis). Oleh karena tinggi badan manusia akan relatif bertambah pada berjalan atau berlari yang disebut sebagai pengaruh dinamis (dynamic effect), sehingga total tinggi pintu : = 181,99 + 0,03 + 0,05 + 0,05 = 182,12 cm.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 E. FORMAT LAPORAN SEMENTARA

27

Halaman Judul
ABSTRAKSI (1 paragraf berisi tidak lebih dari 350 kata, meliputi dasar teori, studi

kasus dari praktikum, metode yang digunakan, dan hasil atau kesimpulan dari praktikum, sebutkan pula minimal 4 kata kunci)
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah (berkaitan dengan permasalahan desain produk dan teori) 1.2 Tujuan Praktikum (lihat modul) 1.3 Obyek Pengamatan (jenis kelamin operator, umur, peralatan yang digunakan, dan deskripsi singkat dari pekerjaan yang dilakukan saat praktikum) 1.4 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah norrmalitas data antropometri yang dipakai? 2. Bagaimanakah penentuan percentile untuk masing-masing bagian yang digunakan dalam perancangan produk? 3. (Tambahkan minimal 2 poin rumusan masalah)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

28

1.5 Flow chart

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010 BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

29

2.1 Pengumpulan Data 2.1.1 Data Operator (Lembar Pengamatan ditulis ulang) 2.1.2 Data Antropometri Operator (Lembar Pengamatan ditulis ulang) 2.2 Pengolahan Data 2.2.1 Pengolahan Data Manual a. Uji Kecukupan Data b. Uji Keseragaman Data c. Percentil 2.2.2 Pengolahan Data SPSS a. Uji Normalitas Data (Terlampir) b. Percentil (Terlampir) 2.3 Analisis Data 2.3.1 Analisis Data Manual a. Analisis Kecukupan Data b. Analisis Keseragaman Data c. Analisis Percentil Data 2.3.2 Analisis Data SPSS Analisis Normalitas Data Ho: Data Normal H1: Data tidak Normal Jika < 0.05, maka Ho ditolak, jika > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal (Lanjutkan untuk semua data yang digunakan dalam perancangan desain produk) 2.4 Analisis Produk
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan (jawaban dari 1.4) 3.2 Saran (administrative atau engineering control)
LAMPIRAN

Desain Produk (Menggunakan AutoCAD/3D MAX, 4 View: Tampak Depan, Tampak Belakang, Tampak Samping, 3D)
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Antropometri dan Desain Produk Praktikum Genap 2009/2010

30

Output Normalitas Data SPSS Output Percentil SPSS


LEMBAR REVISI (lembar asli ikut dijilid pada saat pengumpulan Laporan

Sementara Praktikum)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai