diri dari (perbuatan dan perkataan ) yang tiada berguna (QS al-Mukminun: 1-11).
menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui, (QS al-Anfal: 27). Karena begitu penting memelihara amanah sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan keberuntungan, maka amanah itu tidak bisa dipisahkan dari iman sehingga bisa dipastikan ketiadaan iman bagi orang yang tidak mampu memelihara amanah, Rasulullah saw bersabda, Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama seseorang yang tidak menunaikan janji, (HR Ahmad). 6. Memenuhi janji, baik janji kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Ketika manusia berjanji kepada Allah, seorang Mukmin akan memenuhinya, yakni selalu beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman, Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan, (QS al-Fatihah: 5). Begitu juga dengan janji kepada sesama manusia yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Allah SWT berfirman, Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) samapi ia dewasa dan penuhilah janji itu pasti diminta pertanggung jawabnya, (QS alIsra: 34). 7. Memelihara shalat sehingga ia selalu menunaikan shalat dengan sebaik-baiknya yang telah diwajibkan kepadanya. Dari shalat yang ditunaikan dengan baik inilah, akan lahir dari dirinya kepribadian yang shalih yang selalu menunjukkan prinsipprinsip shalat dalam kehidupan sesudah shalat, sehingga shalat tidak sekedar dikerjakan, tapi didirikan yang pengaruhnya bisa mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Allah SWT berfirman, Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan, (QS al-Ankabut: 45).