Hasil Lokakarya
Hasil Lokakarya
IR. H. SYAMSUDDIN, MBA, MM HJ. LILIS SOLEHATI, SE, M.Si HARTAWI, SH H. USEP SUMARNO, SH, SE 1. DODI KURNIADI, SE, MM 2. PRATJOJO 3. DRS. DADANG ROSADI 4. DRS. MAMAN TARMAN 5. DJDJANG PERMANA 6. DRS. HUGO SISWAYA 7. LANI PADILAH, SE 8. HERIYANSYAH, SE 9. H. UUNG RUSTIAWAN, SH, MM 10. DRS. DIDI TARIADI 11. SADIKIN GOERTIKA 12. BAMBANG HARDIJARTO 13. DRA. HJ. ALIYAH 14. WASDI SUWARNA,Bsc
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kondisi ekonomi dunia yang sudah masuk pada Era Globalisasi dan masa krisis ekonomi di Indonesia yang masih belum selesai yang berdampak negatif terhadap perkembangan ekonomi secara makro. Hal ini bukan berarti harus terhimpit, tertekan, frustasi, menyerah dan merasa kalah sehingga menyebabkan terbelakang dan tertinggal. Semua harus dihadapi, dan kesulitan harus diatasi dengan membangun KUKM. Salah satu pelaku ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan adalah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). KUKM selama ini telah memiliki, menggunakan dan mengandalkan sumber daya alam lokal kiranya perlu lebih diperkenalkan kepada pola pikir bagaimana cara pengelolaannya dengan tepat yang dapat dijadikan sumber penghasilan bagi kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini akan memberikan suatu kemampuan dalam mengelola sumber daya secara benar, efektif dan efisien yang pada akhirnya akan menempatkan KUKM sebagai motor penggerak perekonomian nasional dan regional.
Berdasarkan data jumlah koperasi di Jawa Barat sebanyak 18.876 dimana 13.588 yang aktif dan 5.215 telah melaksanakan rapat anggota tahunan, serta 3.333 yang memiliki manajer, Jumlah usaha kecil sebanyak 7.171.695 unit. Berdasarkan data tersebut, seharusnya perkembangan koperasi menjadi semakin kuat, tetapi pada kenyataannya tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kelembagaan dan perkembangan usaha koperasi secara signifikan. Bertitik tolak dari uraian di atas perlu adanya strategi untuk membangun KUKM secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi dan proporsional, baik konseptual maupun operasional.
1.2.2 Tujuan :
1. Meningkatkan kinerja dan akuntabilitas koperasi sebagai pelaku utama perekonomian yang tangguh sesuai dengan jati dirinya. Memperluas jejaring bisnis KUKM yang terorganisir secara profesional. Menciptakan kepastian pasar dan stabilitas harga bagi produk KUKM. Menciptakan Manajer Koperasi yang profesional, jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan jati diri koperasi.
2. 3. 4.
Selain itu hal-hal lain yang perlu diperhatikan yaitu: a) b) c) Pembentukan badan akreditasi koperasi bukan pendekatan proyek atau politis. Pembentukan badan tersebut merupakan model, bentuk dan tipe yang jelas diikuti dengan adanya pilot project. Pembentukan badan tersebut harus banyak belajar dari pengalaman/sejarah dimulai dari pembentukan badan hukum koperasi pemberian klasifikasi (penilaian koperasi serta keberadaan koperasi jasa audit). Perlu adanya political will dari pemerintah tentang perbaikan perkembangan KUKM secara sungguh-sungguh dengan memberikan sarana dan fasilitas sesuai ketentuan hukum. Tugas badan akreditasi koperasi tidak tumpang tindih dengan dinas koperasi. Adanya jaminan yang pasti dan perlindungan yang jelas dari hasil akreditasi sehingga layak jual dan dapat diterima oleh publik. Struktur organisasi terdiri dari dewan penasehat, organisasi pelaksana, dan satuan tugas yang merupakan gabungan dari unsur-unsur gerakan koperasi (DEKOPINWIL, DEKOPINDA) Perguruan Tinggi, Tokoh Gerakan Koperasi dan Pemerintah.
d)
e) f) g)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu alternatif pemecahan sebagai berikut : a) b) c) d) e) f) Keberpihakan pemerintah daerah terhadap kukm ditingkatkan dalam hal diregulasi dan penciptaan iklim usaha Penanganan produk KUKM dipasilitasi oleh pemerintah daerah Meningkatkan pemahaman KUKM terhadap dokumen ekspor dan impor Inovasi produk kukm ditingkatkan Penyediaan informasi pasar Penguatan jejaring (networking) kukm
Berdasarkan permasalahan diatas maka dalam memberdayakan KUKM khususnya anggota, sehingga produk terjual dengan harga yang pasti serta layak. Kondisi tersebut memerlukan adanya penyelenggara lelang komoditi KUKM yang dikelola oleh KUKM untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan adanya penyelenggaraan lelang komoditas KUKM yang dikelola oleh Badan Independen yang berbentuk badan hukum koperasi. Tempat penyelenggara lelang tersebut perlu diadakan di setiap Kab/Kota sesuai dengan kebutuhan.
PENUTUP DEMIKIAN HASIL RUMUSAN LOKAKARYA DISUSUN DENGAN HARAPAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT, DALAM HAL INI DINAS KOPERASI DAN UKM JAWA BARAT BERKENAN UNTUK MENINDAK LANJUTI DAN MENGIMPLENTASIKAN REKOMENDASI HASIL RUMUSAN LOKAKARYA. KARENA ADANYA KETERBATAN WAKTU SEHINGGA HASIL RUMUSAN LOKAKARYA INI MASIH PERLU DISEMPURNAKAN OLEH KARENA ITU KAMI MENGHARAPKAN SARAN PENYEMPURNAAN.