Anda di halaman 1dari 4

I.

Tentang Forum For Corporate Governance In Indonesia (FCGI)

Forum for corporate governance in indonesia (FGCI) didirikan pada 8 februari


tahun 2000 oleh 5 (lima) aosiasi bisnis dan profesi, yaitu: Asosiasi Emiten Indonesia
(AEI), Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM), In
donesian Financial Executives Association Netherlands Association (INA). Sebagai f
orum yang terbuka, FCGI bersifat inklusif dimana asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi
yang tertarik dapat bergabung dalam keanggotaan FCGI. Hingga kini asosiasi bisnis d
an profesi yang tergabung dalam FCGI berjumlah 10 (sepuluh) asosiasi dengan berga
bungnya lima asosiasi lainnya. Kelima asosiasi yang bergabung kemudian ini yaitu: A
sosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Institute of Internal Auditors (IIA) - Indon
esian Chapter, Forum Komunikasi SatuanbPengawas Intern BUMN/BUMD, Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA), dan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI
).

II. Maksud dan Tujuan FCGI

Tujuan FCGI adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan pri


nsip dan aturan mengenai Corporate Governance kepada dunia bisnis di Indonesia den
gan mengacu kepada international best practices sehingga mereka dapat memperoleh
Bmanfaat dalam melaksanakan prinsip dan aturan yang sesuai dengan standar Tata Ke
lola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Hal ini dilaksanakan oleh F
CGI melalui beberapa kegiatan, antara lain memberi masukan kepada Komite Nasion
al mengenai Kebijakan Good Corporate Governance (KNKCG) dalam menyusun Ped
oman Good Corporate Governance (Code of Conduct of Good Corporate Governance
) dengan menyampaikan beberapa position papers tentang Corporate Governance.

III. Corporate Governance Information Center

Memasuki tahun 2002 kegiatan FCGI dituangkan dalam wadah Corporate Governanc
e Information Center yang mendapat dukungan pendanaan dari Partnership for Gover
nance Reform in Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Belanda. Kegiatan Corporate Go
vernance Information Center terdiri dari:

1. Help Desk
Help desk berfungsi untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia, institusi
pendidikan, mahasiswa, dan badan-badan pemerintahan serta media massa dalam
memperoleh informasi yang detil dan lengkap tentang corporate governance.

2. In-Company presentations and Discussion Meeting

In-company bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang corporate gvernance


beserta implementasinya kepada jajaran direksi, komisaris, manajemen, dan staff p
erusahaan-perusahaan yang mulai dan atau dalam proses menerapkan corporate go
vernance.

3. Presentation at Seminars and Workshops

Tujuan utama kegiatan presentasi dalam seminar dan workshop adalah untuk menj
elaskan dan mendiskusikan isu-isu corporate governace baik kepada dunia bisnis di
Indonesia maupun kepada masyarakat umum.

4. Publication

Publikasi tentang corporate governance dibuat oleh FGCI dalam bentuk elektronik,
seperti website, dan dalam bentuk tulisan seperti pembuatan booklet corporation g
overnance.

IV. Metode Penilaian Mandiri Corporate Governance (self assessment)

Salah satu alat yang dikembangkan oleh FGCI untuk melakukan penilaian mandiri ad
alah seperangkat kuisioner yang dapat diisi sendiri oleh perusahaan dan selanjutnya p
erusahaan akan memberikan penilaian atau skor secara obyektif terhadap jawaban ters
ebut. Melalui kuisioner tersebut perusahaan dapat melakukan penilaian atau assessme
nt pada beberapa bidang corporate governance, dimana pada masing-masing bidang te
rsebut dilakukan pembobotan. Dalam kuisioner FGCI tersebut, pembobotan dilakukan
pada 5 (lima) bidang yaitu:

1. Hak-hak pemegang saham (20%)

Dalam hak-hak pemegang saham, misalnya dapat memberikan penilaian apakah pe


rusahaan telah:

 Melaksanakan RUPS tahunan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah akhir
tahun buku sesuai dengan pasal 65 ayat 2 Undang-undang peseroan terbatas
 Menyampaikan kepada pemegang saham pemberitahuan mengenai RUPS
tahunan minimal 28 hari sebelum pelaksanaan RUPS tesebut
 Memberikan dorongan kepada para pemegang saham untuk menghadiri RUPS
dan menggunakan hak suaranya
 Memberikan kesempatan yang memadai bagi pemegang saham untuk
mengajukan pertayaan pada RUPS
2. Kebijakan corporate governance (15%)
 Memiliki kode atau pedoman corporate governance secara tertulis, yang secara
jelas menjabarkan hak-hak pemegang saham, tugas dan tanggung jawab direksi
komisaris
 Menyediakan akses bagi masyarakat untuk mengetahui kebijakan perusahaan
mengenai investor
 Menentukan organ yang bertanggung jawab (semisal komisaris) untuk
memastikan bahwa perusahaan mentaati kode corporate governance
 Memiliki Code Of Conduct/Ethics bagi karyawanya
 Aturan perilaku dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan baik
3. Praktek-praktek corporate governance (30%)
 Direksi mengadakan pertemuan berkala secara teratur dengan Komisaris
 Terdapat rencana strategis dan rencana usaha yang memberikan arahan bagi
Direksi dan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsinya
 Direksi dan Komisaris mendapatkan pelatihan atau mempunyai latar belakang
yang memadai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaaanya
 Para anggota Komisaris maupun Direksi telah bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interests)
 Ada sistem penilaian kinerja untuk Direksi maupun Komisaris
4. Pengungkapan (disclosure) (20%) dan
 Menyediakan akses yang sama bagi Pemegang Saham dan analis keuangan
 Memberikan penjelasan yang memadai mengenai risiko usaha
 Mengungkapkan remunerasi/kompensasi Direksi dan Komisaris secara
memadai
 Mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
 Menyajikan hasil kinerja keuangannya dan analisa manajemen melalui internet
5. Fungsi audit (15%)
 Mempunyai internal audit yang efektif
 Diaudit oleh akuntan publik yang independent
 Memiliki komite audit yang efektif
 Menciptakan komunikasi yang efektif antara internal audit, external audit dan
komite audit.

1. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Penilaian Mandiri(Self Assessment)

Metode penilaian mandiri (self assessment) mempunyai kelebihan dan kekuran


gan. Kelebihan dari metode ini adalah sederhana. Suatu perusahaan dapat dengan
mudah menilai diri sendiri bagaimana nilai pelaksanaan corporate governance-nya
dengan memberi angka kepada setiap bidang kuisioner dan menjumlahkanya. Seda
ngkan kekuranganya adalah self assessment yang dilakukan tidak independen karen
a dilakukan sendiri dan dapat menimbulkan pertanyaan apakah self assessment tela
h dilakukan secara obyektif. Sehingga mengakibatkan timbulnya keraguan bagi pih
ak luar perusahaan dan bahkan di dalam perusahaan itu sendiri, apakah penilaian m
andiri tersebut telah dilaksanakan secara obyektif dan apakah hasil penilaian mandi
ri tersebut talah benar-benar mencerminkan kondisi corporate governance yang ses
ungguhnya di perusahaan.

2. Manfaat Metode Penilaian Mandiri(Self Assessment)

Metode penilaian mandiri memiliki potensi manfaat yang besar sepanjang met
ode tersebut dikerjakan secara jujur dan obyektif. Manfaat dari penilaian mandiri in
i yaitu untuk membantu perusahaan memahami kondisi corporate governace-nya,
mengidentifikasi bidang-bidang corporate governance yang masih lemah dan mem
perbaiki bidang yang masih lemah.

Anda mungkin juga menyukai