Anda di halaman 1dari 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil atau wujud dari penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).8 Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:8 1. Faktor umur

Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang maka pengetahuan juga bertambah dan menjadi matang. 2. Faktor pendidikan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan. 3. Faktor pekerjaan Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek. 4. Faktor pengalaman

Universitas Sumatera Utara

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal maka semakin bertambah pengetahuan akan hal tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas. 8

2.2 Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan respon yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.8 Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, juga merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.8 Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Sikap seorang ibu hamil yang baik akan dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan. Misalnya ibu hamil yang selalu mencari pengetahuan kesehatan atau mendiskusikan mengenai kesehatan gigi dan pemeliharaannya, merupakan bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap kesehatan gigi dan mulut. 8

Universitas Sumatera Utara

Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang sering disertai dengan perubahan sikap, suasana, atau perilaku yang tidak biasa. Perubahan yang terjadi pada umumnya adalah mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan karies dan penyakit periodontal.4

Universitas Sumatera Utara

2.3 Perilaku Perilaku pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanya sebagian dari bentuk perilaku manusia.8 Menurut Lewrence Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu:8 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. 3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), mencakup sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas kesehatan, pemerintah dan daerah yang terkait dengan kesehatan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut dalam masa kehamilan dapat dilakukan di rumah, yaitu dengan melakukan pencegahan primer. Pencegahan primer dilakukan sebelum terjadinya keadaan patologis di dalam rongga mulut, yaitu dengan kontrol plak. Kontrol plak dapat dilakukan dengan membersihkan gigi dan mulut secara teratur.4

Universitas Sumatera Utara

2.4 Kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut 2.4.1 Definisi kehamilan Kehamilan berasal dari kata latin graviditas yang berarti suatu fetus atau embrio yang dikandung di dalam tubuh seorang wanita.9 Kehamilan biasanya berlangsung ratarata selama 40 minggu yang dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Menurut WHO, masa kehamilan normal berlangsung antara 37 42 minggu. Masa kehamilan ini dibagi dalam tiga bagian yang sama atau trimester, yakni:9,10 1. Trimester pertama: 2. Trimester kedua: 3. Trimester ketiga: 1 14 minggu 14 30 minggu 30 40 minggu

2.4.2 Perubahan pada Wanita Hamil Kehamilan pada umumnya merupakan suatu proses alamiah dalam kehidupan wanita, yang melibatkan perubahan hormonal yang kompleks. Efek perubahan hormonal ini akan menyebabkan perubahan fisik dan perubahan fisiologis.1,11,12 Perubahan-perubahan ini merupakan proses adaptif (penyesuaian diri) selama masa kehamilan untuk kebutuhan perkembangan janin dan persiapan untuk melahirkan. 5,12 Kehamilan melibatkan adaptasi maternal yang meliputi perubahan-perubahan fisik dan fisiologis. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi, seperti: perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi, gastrointestinal, saluran kemih dan endokrin12-14 Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari peningkatan sekresi hormonal dan pertumbuhan janin.9,12

Universitas Sumatera Utara

Perubahan sistem kardiovaskular Sistem kardiovaskular mengalami perubahan pada masa kehamilan. Perubahan sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume darah dan kardiac output, penurunan tekanan darah dan kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi.12-14 Uterus yang membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi, sehingga jantung bergeser ke atas dan sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, ukuran jantung meningkat sekitar 12% karena peningkatan volume atau hipertropi otot jantung. 13 Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 32% dan kardiac output sekitar 20-40%.10,12 Kardiak output sangat sensitif terhadap perubahan posisi tubuh. Sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia kehamilan, karena uterus menekan vena kava inferior, sehingga terjadi penurunan aliran darah balik ke jantung. Peningkatan kardiak output menyebabkan denyut nadi meningkat 10-20 denyutan per menit sebagai proses adaptasi maternal.12,13 Penurunan tekanan darah terjadi pada trimester pertama.12,13 Tekanan darah dapat menurun baik pada sistolik maupun diastolik. Tekanan darah sistolik mengalami sedikit perubahan, namun tekanan darah diastolik menurun 5-10 mmHg pada minggu ke 12-28 kehamilan. Setelah minggu ke 36 kehamilan, tekanan darah akan meningkat seperti keadaan normal.13 Sindrom supine hipotensi adalah keadaaan yang mempengaruhi hampir 8% wanita hamil dan biasanya terjadi pada trimesrter ketiga. Sindrom ini diakibatkan karena

Universitas Sumatera Utara

penekanan uterus pada vena kava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung pada saat posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran.10,12

Perubahan sistem respirasi Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.12 Kebutuhan oksigen berubah pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen wanita hamil akan meningkat sebesar 20 % dan persediaan oksigen cadangan akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan wanita hamil rentan mengalami hipoksia.12 Produksi hormon seks wanita yang meningkat akan mempengaruhi mukosa saluran respirasi. Hal ini ditandai dengan adanya pembesaran pada nasofaring, laring, trakhea dan bronkus. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan suara dan pernafasan melalui hidung mengalami gangguan. Oleh karena itu, keluhan dyspnea sering dijumpai pada wanita hamil.11,12,14 Peningkatan volume tidal disebabkan oleh uterus menekan diafragma ke atas. Pergeseran diafragma ini akan menyebabkan kapasitas paru total menurun 4-5%. Kapasitas residu fungsional, volume residu, dan volume cadangan respirasi mengalami penurunan sekitar 20%. Volume tidal yang lebih besar dan volume residu yang menurun menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% pada masa kehamilan. Selain itu, kapasitas inspirasi meningkat 5-10%.13

Universitas Sumatera Utara

Perubahan hormonal juga menyebabkan pembesaran mukosa saluran respirasi. Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan menyebabkan terjadinya xerostomia.11 Insidensi xerostomia pada wanita hamil adalah sekitar 44%.15 Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi.11

Perubahan sistem hematologi Perubahan sistem hematologi yang terjadi adalah peningkatan volume darah, anemia dan peningkatan faktor koagulan, kecuali faktor XI dan XIII.12,13 Peningkatan volume darah diperlukan untuk mengkompensasi aliran darah ke uterus, kebutuhan metabolisme fetus dan peningkatan perfusi pada organ lain terutama ginjal.13 Anemia yang terjadi pada wanita hamil disebabkan karena peningkatan jumlah volume darah yang lebih besar daripada jumlah volume sel darah merah. Faktor koagulan VIII-X akan meningkat, namun faktor XI dan XIII akan menurun pada wanita hamil. Dengan demikan, kehamilan merupakan suatu keadaan hiperkoagulasi. Keadaan hiperkoagulasi ini akan meningkatkan resiko terjadinya trombosis.12-14

Perubahan sistem gastrointestinal Perubahan sistem gastrointestinal terjadi karena perubahan hormonal dan akibat pembesaran uterus. Perubahan tersebut terlihat dengan adanya nausea (rasa mual) dan muntah.12 Nausea dan muntah terjadi pada awal kehamilan yang dimulai dari 5 minggu setelah menstruasi terakhir dan puncaknya terjadi sekitar 8-12 minggu. Setelah itu, gejalanya akan perlahan-lahan menurun. Hal ini disebabkan karena kadar estrogen dan

Universitas Sumatera Utara

progesteron yang meningkat. Nausea yang berlebihan akan menyebabkan hiperemesis. Insidensi hiperemesis hanya terjadi sekitar 1% pada wanita hamil.12 Selain itu, nausea dapat menyebabkan ptyalism (hipersalivasi). Hipersalivasi disebabkan karena

kemampuan wanita hamil yang nausea untuk menelan saliva menjadi berkurang.11 Peningkatan hormon gastin akan menyebabkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. 13 Selain itu, pembesaran uterus menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik (gastric reflux).12,13 Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya pyrosis (heartburn). Insidensi heartburn terjadi kira-kira 32-50% pada wanita hamil.12

Perubahan sistem saluran kemih Perubahan sistem saluran kemih meliputi peningkatan jumlah filtrasi glomerulus (GFR), perubahan biokimia pada urin dan darah, dan infeksi saluran kemih. Peningkatan aliran plasma ginjal sekitar 50-80% dan pada GFR sekitar 50%. Peningkatan ini sebagai akibat dari peningkatan volume darah. Peningkatan GFR dan lemahnya kapasitas resorbsi tubuler untuk menfiltrasi glukosa akan menyebabkan terjadinya glukosuria. Peningkatan glukosa dalam urin akan meningkatkan insiden infeksi saluran kemih.12,13

Perubahan sistem endokrin Hormon seks wanita yang utama diproduksi oleh plasenta, yaitu: estrogen, progesteron dan gonadotrophin. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap perubahanperubahan fisiologis pada masa kehamilan. Estrogen dan progesteron adalah hormon antagonis dari insulin. Meningkatnya kedua hormon ini akan menyebabkan hormon insulin menjadi resisten, sehingga hormon insulin akan meningkat sebagai proses

Universitas Sumatera Utara

homeostatik. Akan tetapi, sekitar 45% wanita hamil tidak mampu memproduksi hormon insulin sehingga keseimbangan tidak terjadi. Keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya diabetes gestational, terutama pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe II.12 Diabetes gestational biasanya terdeteksi pada masa trimester ketiga kehamilan.14

2.4.3 Hubungan Kehamilan dengan Rongga Mulut Kehamilan melibatkan perubahan-perubahan hormonal kompleks yang

menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada hampir seluruh tubuh, termasuk rongga mulut.1 Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit mulut. Peningkatan resiko terjadinya penyakit mulut pada wanita hamil disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: 1. Refleks muntah (gagging) Pada trimester pertama kehamilan, beberapa wanita hamil sulit menyikat gigi karena sikat gigi atau pasta gigi merangsang refleks muntah. Hal ini menyebabkan penyikatan gigi sulit dilaksanakan, sehingga meningkatkan frekuensi karies gigi.16 2. Nausea dan muntah Insiden nausea dan muntah sekitar 50-90% pada trimester pertama kehamilan. Muntah-muntah yang berkepanjangan dapat menyebabkan permukaan lingual dari gigi anterior terpapar asam lambung dan pH saliva berubah sehingga meningkatkan frekuensi karies gigi.4,16 3. Perubahan pola makan

Universitas Sumatera Utara

Kehamilan dapat mengubah selera makan dan pola makan (kebiasaan mengidam). Pada umumnya nafsu makan wanita hamil akan meningkat. Hal ini menjadi penyebab diet makanan menjadi tidak seimbang. Selain itu, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi dalam waktu yang lama akan meningkatkan frekuensi karies gigi.16,17 4. Rasa takut Keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap pendarahan dan rasa sakit dapat mempengaruhi wanita hamil untuk menjadi takut menggosok gigi. Keadaan ini menyebabkan poket periodontal semakin dalam.4 Sebagian wanita hamil merasa takut untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi. Hal ini akan memperpanjang waktu pengabaian diet yang tidak seimbang, akibatnya terjadi peningkatan konsumsi karbohidrat berfermentasi selama kehamilan.17 5. Perubahan perilaku / kebiasaan Frekuensi kebersihan mulut yang berkurang dapat disebabkan karena kelelahan atau rasa malas, nausea pada saat menyikat gigi, kekhawatiran tentang kecenderungan meningkatnya pendarahan gingiva saat menyikat gigi.16,17 Kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut ini dapat berakibat terjadinya peningkatan frekuensi karies dan penyakit periodontal.4

Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pada wanita hamil terjadi perubahan fisiologis yang disertai dengan perubahan sikap dan perilaku yang tidak biasa. Oleh karena itu, penyakit mulut yang terjadi pada masa kehamilan bukan semata-mata dipengaruhi oleh kehamilan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor sikap dan perilaku wanita hamil.

Universitas Sumatera Utara

Penyakit mulut ini tidak hanya mempengaruhi kondisi rongga mulut wanita hamil, melainkan juga mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin.

2.4.3.1 Efek Kehamilan terhadap Kesehatan Rongga Mulut Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di rongga mulut.1 Hal ini dapat terlihat terutama pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi.10 Efek kehamilan terhadap kesehatan rongga mulut meliputi gingivitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi dan mobiliti gigi.2,4,12,16-20

Universitas Sumatera Utara

A. Gingivitis kehamilan Gingivitis kehamilan adalah peradangan gingiva pada wanita hamil. Prevalensi gingivitis kehamilan terjadi sekitar 60-75%.18 Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon seks wanita dan biasanya tidak terjadi tanpa keberadaan iritan lokal.19-21 Oleh karena itu, kehamilan bukanlah penyebab langsung dari gingivitis kehamilan, tetapi perubahan metabolisme jaringan pada kehamilan yang memperburuk respons gingiva terhadap iritan lokal.10,21

Gambar 1. Gingivitis Kehamilan18

Gingivitis kehamilan terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan.10,21 Secara klinis, gingivitis kehamilan sangat bervariasi. Distribusi peradangan biasanya generalisata, dan cenderung lebih menyolok pada sisi interproksimal daripada sisi vestibular dan oral.21 Gingiva yang terlibat berwarna merah terang, lunak, mudah tercabik, dengan permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa terjadi secara spontan atau disebabkan oleh iritasi

Universitas Sumatera Utara

ringan, seperti gingiva cenderung berdarah pada saat menyikat gigi.19-21 Kadang-kadang, penderita akan mengalami sedikit rasa sakit.10

B. Tumor Kehamilan (granuloma pyogenik) Tumor kehamilan adalah lesi peradangan hiperplastik yang lunak. Prevalensi tumor kehamilan terjadi sekitar 1,8-5 %.18 Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon seks wanita, iritasi lokal dan bakteri.10,22 Tumor kehamilan sebenarnya bukanlah neoplasma, melainkan respon inflamatoris terhadap iritan lokal yang dimodifikasi oleh kondisi pasien.21

Gambar 2. Tumor Kehamilan18

Tumor kehamilan biasanya terlihat pada trimester ketiga kehamilan, tetapi bisa juga terjadi lebih cepat.21,22 Secara klinis, tumor kehamilan terlihat seperti massa bulat dan pipih berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan yang menjulur dari tepi gingiva atau dari ruang interproksimal.10,21 Lesi ini biasanya terjadi di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritan lokal.23 Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama di sisi vestibular pada daerah anterior dan dapat

Universitas Sumatera Utara

membesar menutupi mahkota gigi. Lesi ini biasanya tidak disertai nyeri sakit, namun jika lesi berbentuk besar dapat menyebabkan ulserasi yang disertai nyeri sakit. Selain itu, tumor kehamilan mudah berdarah jika terkena injuri.18,21 Meskipun tumor kehamilan berkurang besarnya secara spontan setelah persalinan, penyingkiran lesi ini secara tuntas memerlukan penyikiran semua bentuk iritan lokal.21,22

C. Erosi gigi Erosi enamel adalah kerusakan gigi pada bagian enamel. Selama masa kehamilan, rongga mulut lebih sering terpapar pada asam lambung akibat rasa mual dan muntah yang dapat merusak dental enamel.19 Keadaan ini biasanya terjadi pada bagian palatal dari anterior rahang atas. Erosi gigi lebih sering dialami oleh wanita hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum.18

Gambar 3. Erosi Gigi19 D. Karies gigi

Universitas Sumatera Utara

Karies gigi adalah proses demineralisasi enamel akibat asam yang berasal dari proses fermentasi karbohidrat.18 Proses karies lebih cepat terjadi pada masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan karena pH saliva wanita hamil lebih asam daripada wanita tidak hamil, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi, dan adanya rasa mual dan muntah yang membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulut.2,18

Gambar 4. Karies Gigi18

E. Mobiliti gigi Mobiliti gigi dapat terjadi pada masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan karena peningkatan hormon seks wanita yang mempengaruhi jaringan periodontal, yakni ligamen periodontal dan tulang alveolar yang mendukung gigi. Oleh karena itu,

mobiliti gigi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal, seperti: gingivitis dan periodontitis.2,18

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Periodontitis disertai dengan mobiliti gigi18

Universitas Sumatera Utara

2.4.3.2 Efek Kesehatan Rongga Mulut terhadap Kehamilan Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan, berupa persalinan dini, yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).11-13,18 Bukti pertama adanya hubungan ini adalah penelitian Galloway (1931) yang menunjukkan adanya efek infeksi bakteri dari penyakit periodontal terhadap wanita hamil dan perkembangan fetus.19 Offenbacher dkk melakukan penelitian pada 93 wanita hamil yang melahirkan BBLR. Dengan memperhitungkan faktor resiko lain seperti: merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat, frekuensi perawatan prenatal, paritas dan infeksi saluran kemih, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara BBLR dengan penyakit periodontal. Wanita hamil dengan periodontitis mempunyai resiko tujuh kali lebih besar daripada wanita hamil tanpa periodontitis untuk melahirkan BBLR.15,23 Penelitian Offenbacher dkk selanjutnya menemukan bahwa kadar PG2 lebih tinggi pada wanita yang melahirkan bayi dengan BBLR. Selain itu, mereka juga menemukan bakteri patogen periodontal, yaitu B. forsythus, P. Gingivalis, T. denticola dan A. Actinomyecetemcomitans pada wanita hamil. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kelahiran BBLR.15,23 Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri anaerob gram negatif. Toxin dari bakteri ini berupa endotoksin / lipopolisakarida (LPS), yang akan mencapai uterus melalui aliran darah dan merangsang respon inflamatori jaringan periodontal.18 Proses ini akan menimbulkan bakterimia. Oleh karena itu, LPS akan memicu mediator inflamatori pada organ sistemik dan jaringan periodontal, terutama sitokinin, tumor nekrosis faktor (TNF-), interleukin (IL-1), dan prostaglandin (PGE2) yang dapat

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi kehamilan.19,23 Mediator ini dapat membahayakan unit fetoplasenta dengan menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim. Keadaan ini meningkatkan resiko kelahiran BBLR.12,19 Berikut adalah gambar mengenai mekanisme efek penyakit periodontal terhadap kelahiran BBLR.
Penyakit periodontal

Jaringan periodontal Pelepasan mediator inflamatori secara local, IL-1 , TNF-, PGE2

Organ-organ sistemik Terpapar LPS dan memicu mediator untuk peningkatan sitokinin

Jaringan periodontal Flora patogenik Pelepasan LPS/endotoksin

Unit fetoplasenta Peningkatan IL-1 , PGE2 Kontraksi otot rahim Dilatasi leher rahim

Gambar 6. Mekanisme efek penyakit periodontal terhadap kelahiran BBLR

Pada kenyataannya, perawatan penyakit periodontal telah dibuktikan dapat mengurangi resiko kelahiran BBLR. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan efek penyakit periodontal terhadap kehamilan berupa resiko terjadinya pre-eklampsia.18

Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi, ada juga penelitian yang masih mempertanyakan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan.12,15,18

Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masa Kehamilan Masalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak ditangani pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan janinnya.24 Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut.10,17 Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan perlu diperhatikan.10 Adanya kerusakan gigi atau penyakit periodontal di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan. Untuk mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut pada masa kehamilan, perlu diciptakan kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut pada masa kehamilan.10 Hal yang perlu ditekankan kepada wanita hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, adalah pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan tidak hanya untuk kepentingan kesehatan wanita hamil, tetapi juga untuk kesehatan janin.10,16 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu: 1. Menyikat gigi, penggunaan benang gigi (dental floss) dan obat kumur Menyikat gigi dan penggunaan benang gigi (dental floss) dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan antiseptik.24,25 Menyikat gigi dilakukan setiap hari. Lama penyikatan gigi sekitar dua menit. Pemakaian sikat gigi diganti dengan yang baru setiap tiga bulan untuk menghindari

Universitas Sumatera Utara

iritasi jaringan lunak mulut seperti gusi, yang dapat mengakibatkan infeksi bakteri. Selain itu, pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung flourida untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi.10,16 Apabila refleks muntah (gagging) timbul pada saat menyikat gigi, maka penggunaan gel fluoride (seperti 1,23% NaF) dianjurkan. Gel fluoride mengandung sedikit pemanis dan tidak ada agen busa sehingga sesuai digunakan jika rasa manis atau busa pasta gigi sebagai faktor yang menimbulkan masalah gagging.16,26 Penggunaan benang gigi (dental floss) dianjurkan untuk membersihkan daerah interdental gigi dari sisa-sisa makanan, sedangkan obat kumur larutan antiseptik untuk mengurangi prevalensi karies gigi dan pembengkakan gusi.16,17 Obat kumur yang digunakan dapat berupa obat kumur yang mengandung kombinasi 0,05% sodium flourida dan 0,12% klorheksidin pada enam bulan pertama masa kehamilan hingga persalinan.25 Plak gigi hanya dapat disingkirkan jika penyikatan gigi terlaksana secara efektif. Lamanya waktu sikat gigi dan usia sikat gigi sangat mempengaruhi keefektifan penyikatan gigi. Namun, plak gigi juga dapat terbentuk lagi dalam waktu 1 sampai 3 menit sesudah menyikat gigi. Untuk menghambat pembentukan plak kembali, penggunaan obat kumur antiseptik setelah menyikat gigi bisa dipercaya untuk mengurangi plak secara kimiawi. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa penggunaan obat kumur sebagai penunjang dalam penyikatan gigi dan dental floss dapat mengurangi pembentukan plak sekitar 20% dibandingkan dengan hanya melakukan penyikatan gigi dan dental floss.27

Universitas Sumatera Utara

2. Berkumur- kumur setelah refluks lambung atau setelah emesis (muntahmuntah) Refluks lambung atau emesis membawa HCl dengan pH 1-1,5 sehingga pH dalam rongga mulut menurun dan berubah menjadi asam.16 Pada keadaan ini, dianjurkan untuk mencuci mulut (berkumur-kumur) dengan air sesegera mungkin. Penyikatan gigi tidak boleh dilakukan setelah muntah untuk menghindari terjadinya erosi gigi. Setelah berkumur dengan air, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan yang mengandung fluorida untuk memperkuat dentin dan mengurangi tingkat sensitivitas gigi terhadap asam lambung yang dikeluarkan, atau dengan larutan sodium bikarbonat yang dapat menetralisasi asam pada permukaan gigi. Penyikatan gigi dilakukan satu jam setelah muntah.16,25,26

3.

Mempertahankan diet seimbang (pola makanan 4 sehat 5 sempurna)

Diet makanan yang seimbang sangat penting untuk kesehatan ibu dan anak. Selama kehamilan, frekuensi makan dapat meningkat karena beberapa alasan, seperti: membantu mengontrol nausea, rasa lapar terus menerus, dan lain-lain.16 Oleh karena itu, strategi untuk mengurangi prevalensi karies gigi adalah melakukan diet rendah gula (makanan yang bersifat non-kariogenik). Apabila selera makan (ngidaman) hanya terpenuhi dengan makanan manis, maka makanan yang dipilih adalah buah-buahan.17 Pola makan wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Pola makan yang sehat penting untuk menyediakan kebutuhan nutrisi yang cukup untuk ibu dan anak. Nutrisi yang penting untuk kesehatan rongga mulut pada ibu dan anak meliputi vitamin A, C, dan D; kalsium; fosfor; protein; dan fluor.23 Pada masa kehamilan, kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

nutrisi akan meningkat. Akan tetapi, konsep makan untuk porsi dua orang sangat tidak dianjurkan.17 Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemi, abortus dan pendarahan pasca persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, janin besar dan sebagainya.17

4. Melakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah hal yang kontraindikasi.10 Kunjungan ini bertujuan untuk meminimalkan komplikasi dari penyakit yang terjadi pada masa kehamilan dan mengembalikan fungsi dari bagian yang hilang oleh dokter gigi. Kunjungan wanita hamil ke dokter gigi dilakukan minimal satu kali selama masa kehamilan. Masa paling baik melakukannya adalah setelah trimester pertama, agar faktor penyebab penyakit gigi dan mulut dapat dideteksi lebih awal dan dapat dihilangkan sedini mungkin.28 Dalam masa kehamilan, kunjungan ke dokter gigi dianjurkan untuk:28 a. Perawatan jaringan lunak dianjurkan untuk menghilangkan semua jenis iritasi lokal penyebab gingivitis dan memperbaiki restorasi atau gigi tiruan yang rusak. b. Perawatan fungsional rongga mulut berupa perbaikan fungsi gigi dan mulut, seperti penambalan karies gigi atau pembuatan gigi tiruan jika diperlukan.

Universitas Sumatera Utara

c. Perawatan kesehatan umum. Wanita hamil dianjurkan untuk memperhatikan kesehatan selama kehamilan secara menyeluruh. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan gigi lain yang akan dilakukan. d. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Wanita hamil dianjurkan untuk mencegah kambuhnya penyakit gigi dan mulut dengan pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan dengan melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi.

Universitas Sumatera Utara

5. Pemakaian obat-obatan Sekitar 20-40% wanita hamil menggunakan obat-obatan selama masa kehamilan. Pemakaian obat-obatan selama masa kehamilan sedapat mungkin dihindari, terutama pada trimester pertama. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada janin.10,29 Pengaruh teratogenik, yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan janin, merupakan kejadian yang sungguh penting karena dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran dan cacat bawaan yang sementara ataupun menetap. Faktor penentu terjadinya pengaruh teratogenik pada penggunaan obat bagi wanita hamil, yaitu status fisiologi ibu, status patologi ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui plasenta, dosis dan lama terapi obat, dan daya teratogenik obat.10,29 Hal yang terpenting untuk diperhatikan dalam menghindari terjadinya pengaruh teratogenik obat adalah a. Memperhatikan usia kehamilan saat pemberian obat. Selama masa kehamilan, wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan seiring dengan periode kehamilan. Sebagian obat dapat memberikan pengaruh teratogenik terhadap jaringan tertentu, terutama pada organ-organ janin yang belum maturasi, seperti: tetrasiklin yang dapat mempengaruhi tulang dan dental enamel janin. b. Memperhatikan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan. Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum menunjukkan pengaruh buruk pada janin, tetapi ada obat-obatan yang dengan cepat dapat melalui plasenta sehingga kemungkinan akan memberikan efek negatif terhadap

Universitas Sumatera Utara

janin. Oleh karena itu, perhatian dalam pemakaian obat-obatan pada wanita hamil sangat penting. 10

Universitas Sumatera Utara

c. Konsultasi dengan dokter. Untuk mengurangi efek negatif dari obat-obatan, wanita hamil sebaiknya harus memperhatikan penggunaan obat-obatan sesuai dengan nasehat atau resep dokter dan melaksanakan konsultasi dengan dokter mengenai resiko medikasi dan obat-obat yang bersifat teratogenik.10 Oleh karena itu, pemakaian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena pemakaian obat dapat memberikan efek terhadap dua subjek, yakni ibu dan janinnya.

2.5 Kerangka Teori WANITA HAMIL

PENGETAHUAN

SIKAP

PERILAKU

KESEHATAN GIGI DAN MULUT 1.Gingivitis kehamilan 2.Tumor kehamilan 3.Erosi gigi 4.Karies gigi 5.Mobiliti gigi KEHAMILAN

BBLR (Bayi dengan berat lahir rendah)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai